ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Peningkatan kemakmuran, pendapatan per kapita yang meningkat dan
perubahan gaya hidup terutama di kota-kota besar menyebabkan peningkatan jumlah penderita penyakit degeneratif (penyakit jantung koroner, hipertensi, hiperlipidemia, diabetes melitus, dan sebagainya) di beberapa negara berkembang. Menurut penelitian daerah yang sampai saat ini dilaksanakan di Indonesia, persentase diabetes di Indonesia berkisar antara 1,4-1,6%, kecuali di dua tempat yaitu Pekajangan, Semarang sebesar 2,3% dan Manado sebesar 6% (Sudoyo, 2006). Menurut WHO, Indonesia akan menempati peringkat nomor 5 sedunia dengan jumlah penderita diabetes melitus sebanyak 12,4 juta orang pada tahun 2025 yang naik secara drastis dari tahun 1995, yaitu sebanyak 4,5 juta orang. Pasien diabetes melitus dapat mengalami komplikasi pada tingkat pembuluh darah kecil (mikrovaskular) berupa kelainan pada retina mata, glomerulus ginjal, syaraf dan pada otot jantung. Pada pembuluh darah besar, komplikasi diabetes melitus dapat terjadi pada pembuluh darah serebral, jantung (penyakit jantung koroner) dan pembuluh darah perifer. Komplikasi lain diabetes melitus dapat berupa kerentanan berlebih terhadap infeksi, sehingga dapat berkembang menjadi ulkus diabetik. Ulkus diabetik merupakan salah satu komplikasi diabetes melitus yang paling ditakuti. Menurut Suharjo (2007), sekitar 15% pasien diabetes melitus
1 Skripsi
Rancang Bangun NPWT (Negative Pressure Wound Therapy) untuk Mempercepat Penyembuhan Ulkus Diabetik Berbasis Mikrokontroler
Rizka Nindyasari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2
dalam perjalanan penyakitnya akan mengalami komplikasi ulkus diabetik terutama ulkus kaki. Menurut data RSUPN dr. Cipto Mangunkusumotahun 2003, sebagian besar perawatan pasien diabetes melitus menyangkut kaki diabetik. Angka kematian dan angka amputasi akibat kaki diabetik cukup tinggi, yaitu sebesar 16% dan 25% (Suharjo, 2007). Untuk mencegah dan menghindari amputasi, perlu dilakukan manajemen diabetik dengan cara melakukan identifikasi pasien yang memiliki risiko tinggi amputasi dan segera diberikan pengobatan ketika terjadi gangguan luka akut. Lebih dari 90% ulkus diabetik akan sembuh apabila diberikan terapi secara komprehensif dan multidisipliner (Caputo, 1994). Hal tersebut dapat diwujudkan melalui upaya manajemen ulkus diabetik, yaitu mengatasi penyakit yang mendasari luka, menghilangkan/mengurangi tekanan beban (off loading), perawatan luka melalui
pembersihan (debridement), luka dijaga agar selalu
lembab (moist), pencegahan infeksi, revaskularisasi dan tindakan bedah (Frykberg, 2006). Pada penelitian ini manajemen ulkus diabetik yang dibahas adalah perawatan luka untuk menjaga luka agar selalu dalam keadaan lembab (moist) yang merupakan salah satu cara untuk mempercepat penyembuhan ulkus diabetik. Terapi menggunakan alat Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) merupakan tindakan yang dapat dilakukan untuk menjaga agar luka selalu dalam kondisi lembab (moist). Alat Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) adalah alat yang dapat digunakan untuk menghisap cairan luka. Alat ini memanfaatkan prinsip tekanan
Skripsi
Rancang Bangun NPWT (Negative Pressure Wound Therapy) untuk Mempercepat Penyembuhan Ulkus Diabetik Berbasis Mikrokontroler
Rizka Nindyasari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
3
negatif untuk menghisap cairan luka. Alat Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) yang telah ada (V.A.C.) berdasar pada sistem yang dikembangkan oleh Morykwas dkk (1997) dengan menggunakan foam sponges yang dihubungkan dengan canister dan pompa vakum. Pada penelitian ini akan dikembangkan alat Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) berbasis mikrokontroler dengan sensor MPX5050DP dan vacuum pump ULVAC sebagai penghisap dengan input tekanan dan lamanya waktu terapi. Pada penelitian ini mikrokontroler digunakan untuk mengetahui nilai tekanan yang terbaca pada sensor dan setting lama waktu terapi. Pada penelitian Jain dkk (2011) dilakukan perawatan ulkus kaki diabetik menggunakan alat Negative Pressure Wound Therapy (NPWT). Hasil yang diperoleh adalah 30% dari pasien keseluruhan setelah hari ke-21 pada luka ulkus mulai terlihat jaringan granulasi. Untuk mengetahui kinerja alat Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) yang dibuat pada penelitian ini, sistem akan diujicobakan pada hewan kelinci (Oryctolagus cuniculus) yang telah dibuat menderita diabetes melitus dan dilukai. Luka tersebut dibiarkan hingga terbentuk ulkus. Ulkus kemudian dihisap menggunakan alat Negative Pressure Wound Therapy (NPWT). Menurut Usopov (1987), terapi untuk hewan coba kelinci yang menderita ulkus diabetik menggunakan alat Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) digunakan tekanan sebesar -75 sampai -80 mmHg dan waktu terapi selama 2 hari. Keunggulan perawatan ulkus diabetik menggunakan alat Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) adalah luka lebih cepat sembuh dan resiko untuk amputasi kembali lebih kecil jika dibandingkan dengan perawatan standar
Skripsi
Rancang Bangun NPWT (Negative Pressure Wound Therapy) untuk Mempercepat Penyembuhan Ulkus Diabetik Berbasis Mikrokontroler
Rizka Nindyasari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4
(Amstrong, 2005), namun alat Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) yang telah ada mahal. Pada penelitian ini akan didesain alat Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) dengan harga yang lebih ekonomis, sehingga masyarakat Indonesia dapat terlepas dari ketergantungan terhadap produk impor. Alat Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) yang dihasilkan pada penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alat terapi untuk mempercepat penyembuhan pasien yang menderita ulkus diabetik.
1.2
Rumusan Masalah
1.
Bagaimanakah membangun alat Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) berbasis mikrokontroller untuk mempercepat penyembuhan ulkus diabetik?
2.
Bagaimanakah kinerja alat Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) yang telah dibangun?
3.
Apakah alat Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) yang sudah dibangun dapat diaplikasikan untuk menghisap cairan ulkus diabetik?
1.3
Batasan Masalah
1.
Alat Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) yang dibangun pada penelitian ini berfungsi untuk menghisap cairan luka agar luka menjadi moist (lembab).
2.
Alat Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) yang dibangun pada penelitian ini akan diujicobakan pada hewan coba kelinci (Oryctolagus cuniculus).
Skripsi
Rancang Bangun NPWT (Negative Pressure Wound Therapy) untuk Mempercepat Penyembuhan Ulkus Diabetik Berbasis Mikrokontroler
Rizka Nindyasari
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
5
1.4
Tujuan Penelitian
1.
Membangun alat Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) berbasis mikrokontroller untuk mempercepat penyembuhan ulkus diabetik.
2.
Mengetahui kinerja alat Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) yang telah dibangun.
3.
Mengetahui bahwa alat Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) yang telah dibangun dapat diaplikasikan untuk menghisap cairan ulkus diabetik.
1.5
Manfaat Penelitian
1.
Alat Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) yang dibuat pada penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai alat terapi untuk menghisap cairan luka, sehingga dapat membuat luka dalam keadaan moist (lembab) yang merupakan salah satu faktor untuk mempercepat penyembuhan luka.
2.
Alat Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) yang dibuat pada penelitian ini diharapkan mampu menggantikan alat Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) yang telah ada dengan kelebihan harga yang lebih ekonomis, kompetitif, dan produktif.
Skripsi
Rancang Bangun NPWT (Negative Pressure Wound Therapy) untuk Mempercepat Penyembuhan Ulkus Diabetik Berbasis Mikrokontroler
Rizka Nindyasari