1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Penggunaan bahasa dalam kehidupan sehari-hari pada hakekatnya
merupakan proses interaksi verbal antara penutur dan pendengarnya. Setiap proses interaksi yang terjadi, baik penutur maupun pendengar selalu mempertimbangkan kepada siapa lawan bicaranya, dalam situasi yang seperti apa, kapan, mengenai masalah apa, dan sebagainya. Beberapa penggunaan kosakata dan pilihan kata yang dipergunakan pada saat berkomunikasi, khususnya komunikasi yang terjalin antara generasi muda, kadang-kala sangat sulit dipahami oleh masyarakat umum, khususnya golongan orang tua. Seperti kata kamseupay ‘kampungan’, cius? ‘serius’, cemungud ‘semangat’, muuci ‘terima kasih’ dan lain sebagainya. Ketika jejaring sosial melalui internet datang sebagai media baru yang mewabah, budaya menulis pesan singkat menjadi semakin berkembang. Hal ini menjadi semacam subbudaya dalam cara berkomunikasi anak muda yang kemudian disebut sebagai Anak Alay, dengan Bahasa Alay sebagai intangible artefact atau sebagai sebuah peradaban yang tidak dapat diraba (Hasanuddin, dkk, 2011:88). Penggunaan Bahasa Alay terjadi pada remaja yang sedang menempuh jenjang pendidikan antara Sekolah Menengah Pertama hingga Sekolah Menengah Atas. Masyarakat umum tidak mengetahui makna yang terkandung dalam setiap penggunaan kata yang tergolong ke dalam Bahasa Alay tersebut. Fenomena penggunaan Bahasa
1
2
alay pada generasi muda tidak hanya terjadi di Indonesia saja, tetapi juga terjadi di negara-negara lainnya, salah satunya adalah Jepang. Anak-anak muda di Jepang berkomunikasi dengan sesama anak remaja mempergunakan bahasa dengan ciri khas tersendiri. Bahasa yang dipergunakan oleh kaum remaja Jepang disebut Wakamono Kotoba. Wakamono Kotoba adalah bahasa yang digunakan oleh anak muda yang penggunaan kata-kata ini setiap waktu mengalami perubahan dan berbeda pada setiap kelompok anak-anak muda di usia yang sama (Masakazu, dkk, 2003:70). Wakamono kotoba atau bahasa anak muda ini dapat dipertimbangkan jenisnya sebagai variasi dari bahasa Jepang yang dikarakteristikkan oleh kalangan anak muda dalam hal pengungkapan ekspresi, substandar pelafalan dan penghilangan bentuk kesopanan dalam bahasa Jepang (Coulmas, 2013:70). Seperti contoh pada kata-kata berikut: Ohayou gozaimasu
Oha, Ohassu ‘selamat pagi’;
Mc Donald
‘Makudo’
Teriyaki Chiken Katsu Burger
‘Terichiki’
Totemo
Meccha/cho
‘menunjukan
sesuatu yang besar/sangat’. Kata-kata yang dipaparkan diatas seperti: oha, makudo, terikichi dan meccha, adalah salah satu bentuk pengembangan kreatif dari anak muda Jepang. Pengembangan kosakata baru tersebut disebabkan adanya daya kreatifitas remaja Jepang yang sangat dinamis. Selain itu, interaksi para remaja Jepang terhadap perkembangan zaman dan tren terbaru menjadi salah satu faktor penyebab
3
terjadinya perkembangan kosakata baru tersebut yang secara terus menerus mengalami perubahan. Bahasa anak muda di Jepang memiliki karakteristik yang khas, diantaranya: pemendekan kata, penggunaan sufiks –ru pada kata benda yang diambil dari Gairaigo (kata serapan yang berasal dari bahasa asing), contohnya pada kata serapan panikku yang kemudian mengalami perubahan menjadi kata panikku-ru ‘panik’. Kosakata baru tersebut dipergunakan dalam lingkungan yang bersifat interen atau dalam kelompok antarremaja saja. Selain merupakan bentuk tren masa kini remaja Jepang, wakamono kotoba juga merupakan bukti bahwa bahasa Jepang yang memiliki kosakata dan tata bahasa yang bersifat baku, dapat mengalami perubahan secara signifikan. Terbentuknya kosakata baru yang dipergunakan oleh anak muda di Jepang dalam pergaulan sehari-hari menjadi landasan atau latar belakang perlu dilakukannya sebuah penelitian yang mengkaji secara mendalam terhadap penggunaan wakamono kotoba pada kalangan remaja di Jepang. Objek yang digunakan untuk mengkaji wakamono kotoba tersebut adalah manga yang berjudul Air Gear karya Oh! Great. Pemilihan manga Air Gear dilandasi beberapa hal yang telah dipertimbangkan secara mendalam. Pertama, manga Air Gear mengisahkan kehidupan anak-anak muda yang gemar bermain air track. Manga ini berkisah tentang kehidupan sekolah, pertemanan dan persaingan antar remajaremaja di dalam manga. Kehidupan atau dunia para remaja di Jepang yang digambarkan dalam manga Air Gear, merepresentasikan kehidupan remaja Jepang. Kedua, manga ini bergenre Shonen (manga yang dikhususkan untuk remaja laki-
4
laki) dan telah memenangkan The Kodansha Manga Award For Shonen Category (salah satu penghargaan untuk manga yang disponsori oleh penerbit Kodansha (Wikipedia)) di tahun 2006 dan Weekly Shōnen Magazine (penghargaan majalah mingguan untuk manga kategori shonen) di tahun 2003. Manga Air Gear memiliki seri Anime yang diproduksi pada 4 April 2006 –27 September 2006. Anime ini terdiri dari 25 episode dan 1 episode final yang diproduksi oleh Hajime Kamegaki pada studio Toei Animation. Dari beberapa pertimbangan yang telah dipaparkan mengenai manga Air Gear, maka manga ini cukup memberikan pengaruh terhadap penggunaan kosakata baru dalam percakapan sehari-hari anak muda di Jepang sehingga manga ini dijadikan sebagai objek kajian dalam penelitian ini.
1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas, maka dapat disimpulkan
beberapa rumusan masalah sebagai berikut. 1. Bagaimanakah pembentukan Wakamono Kotoba dalam Manga Air Gear volume 1-5? 2. Bagaimanakah fungsi ujaran Wakamono Kotoba dalam Manga Air Gear volume 1-5? 3. Bagaimanakah makna ujaran Wakamono Kotoba dalam Manga Air Gear volume 1-5?
5
1.3
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian yang diharapkan dari penelitian ini dibagi
menjadi dua bagian, yaitu: 1.3.1
Tujuan Umum Tujuan yang ingin dicapai secara umum adalah bertujuan untuk menambah
wawasan bagi akademisi dalam bidang kebahasaan. Penelitian ini juga bertujuan agar akademisi dapat memperoleh pengetahuan baru sehingga terciptanya penelitian-penelitian selanjutnya. 1.3.2
Tujuan Khusus Tujuan khusus yang ingin dicapai yaitu:
1. Agar dapat mengetahui bentuk-bentuk Wakamono Kotoba yang terdapat dalam manga Air Gear volume 1-5. 2. Agar dapat mengetahui fungsi ujaran Wakamono Kotoba yang terdapat dalam manga Air Gear volume 1-5. 3. Agar dapat mengetahui makna ujaran Wakamono Kotoba yang terdapat di dalam manga Air Gear volume 1-5.
1.4
Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang didapat dari penelitian ini dapat digolongkan
menjadi dua bagian, yaitu: 1.4.1
Manfaat Teoretis Manfaat penelitian ini secara teoretis diharapkan mampu memberikan
sumbangsih terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dibidang kebahasaan,
6
khususnya bahasa Jepang. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi akademisi yang berkaitan dengan pembentukan wakamono kotoba, fungsi wakamono kotoba dan makna wakamono kotoba tersebut. 1.4.2
Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan mampu memberikan pengetahuan tambahan
mengenai wakamono kotoba yang terdapat pada bahasa Jepang. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan manfaat praktis bagi pembaca dan khususnya penggemar manga Air Gear berbahasa Jepang dalam memahami pembentukan wakamono kotoba yang terkandung di dalam manga tersebut.
1.5
Ruang Lingkup Penelitian ini memfokuskan dan membatasi pembahasan pada wakamono
kotoba yang terdapat dalam manga yang berjudul Air Gear volume 1-5 serta mengkaji secara mendalam tentang Wakamono Kotoba itu sendiri. Pada pembahasan lebih lanjut, penelitian ini memaparkan beberapa pembahasan, diantaranya; pembentukan wakamono kotoba yang terdapat pada manga Air Gear volume 1-5, fungsi ujaran wakamono kotoba yang terdapat pada manga Air Gear volume 1-5 dan makna ujaran wakamono kotoba yang terdapat pada manga Air Gear volume 1-5
1.6
Sumber data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data yang
bersifat primer. Sumber data primer tersebut adalah manga berbahasa Jepang yang
7
berjudul Air Gear karya Oh! Great yang memiliki jumlah volume 1 hingga 37 yang dipublikasikan oleh Kodansha dari tahun 2002 sampai 2012. Manga Air Gear adalah sebuah manga shonen (manga yang dikhususkan untuk remaja lakilaki) bergenre aksi, komedi, olahraga dan sains fantasi yang dikarang oleh penulis manga terkenal bernama Oh! Great yang memiliki nama asli Ito Ogure. Pada penelitian ini digunakan volume 1 sampai 5 dikarenakan data-data yang telah terkumpul pada volume tersebut, telah mencukupi untuk pendataan data yang akan dianalisis.
1.7
Metode dan Teknik Penelitian Penelitian ini mempergunakan tiga metode dalam melakukan pengolahan
data, sehingga penyajian hasil penelitian bersifat lebih akurat, rasional dan memiliki realibitas. Ketiga metode tersebut adalah sebagai berikut. 1.7.1
Metode dan Teknik Pengumpulan Data Metode dalam tahapan yang pertama adalah metode dan teknik untuk
pengumpulan data. Metode penyediaan data ini disebut dengan metode simak karena cara yang digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Istilah menyimak di sini tidak hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa secara lisan, tetapi juga penggunaan bahasa secara tertulis (Mahsun, 2012:92). Teknik simak ini digunakan untuk menyimak dan membaca dialog dalam bentuk kata-kata yang tertulis dalam manga. Pada rumusan masalah yang membahas mengenai pembentukan wakamono kotoba, fungsi ujaran wakamono kotoba dan makna ujaran wakamono kotoba dilakukan teknik simak
8
yaitu dengan membaca ujaran yang terdapat pada dialog yang disampaikan oleh tokoh-tokoh di dalam manga, kemudian dilakukan pemilihan ujaran-ujaran yang relevan dengan penelitian. Tahap selanjutnya, diikuti dengan dengan teknik catat untuk mencatat dan menuliskan data yang telah didapatkan dari teknik sebelumnya. Teknik catat diperlukan untuk mencatat data-data yang telah terkumpul dalam bentuk tulisan yang telah disalin dari ujaran-ujaran yang disampaikan oleh tokoh-tokoh di dalam manga. Pada rumusan masalah mengenai pembentukan wakamono kotoba, fungsi ujaran wakamono kotoba dan makna ujaran wakamono kotoba, setelah diterapkannya teknik simak, kemudian dilanjutkan dengan teknik catat yaitu dengan mencatat ujaran-ujaran yang ditemukan di dalam manga sehingga data-data yang telah terkumpul dapat dikelompokkan sesuai dengan kelompokknya.
1.7.2
Metode dan Teknik Analisis Data Metode dan teknik analisis data yang digunakan adalah metode deskriptif
analisis. Pada tahapan ini, analisis data merupakan upaya yang dilakukan untuk mengklasifikasi, mengelompokan, menyamakan data yang sama dan membedakan data yang memang berbeda, serta menyisihkan pada kelompok lain data yang serupa, tetapi tidak sama (Mahsun, 2012:253). Data-data yang telah disalin dalam bentuk
tulisan-tulisan,
kemudian
dilakukan
tahapan
selanjutnya
yakni
mengelompokkan data-data tersebut ke dalam kelompok yang sesuai. Pada rumusan masalah mengenai pembentukan wakamono kotoba, fungsi ujaran wakamono kotoba dan makna ujaran wakamono kotoba, data-data yang sudah
9
dikelompokkan kemudian dideskripsikan sesuai dengan pengelompokkan datadata tersebut. Penelitian ini juga mempergunakan verifikator Jepang yang mencocokkan data-data yang terkumpul pada manga dengan kata-kata pada bahasa anak muda yang digunakan sehari-hari yang mewakili anak muda Jepang.
1.7.3
Metode dan Teknik Penyajian Hasil Analisis Data Metode dan teknik yang terakhir adalah metode dan teknik penyajian hasil
analisis data. Setelah semua data telah dianalisis, tahap selanjutnya menyajikan hasil analisis yang berupa kaidah-kaidah dapat disajikan melalui dua cara, yaitu (a) perumusan dengan menggunakan kata-kata biasa, termasuk penggunaan terminologi yang bersifat teknis dan (b) perumusan dengan menggunakan tandatanda atau lambang-lambang. Penelitian ini mempergunakan metode dan teknik penyajian analisis data pada bagian (a) yaitu perumusan dengan menggunakan kata-kata biasa (Mahsun, 2012:123). Pada metode dan teknik yang terakhir, hasil penelitian yang telah dijabarkan pada penelitian ini, kemudian disajikan dalam bentuk presentasi yang menyajikan hasil penelitian dan menyampaikannya dalam bentuk kata-kata.