20
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat hidup sendiri.
Dalam kesehariannya, manusia selalu melakukan interaksi baik dengan sesama, maupun dengan lingkungan. Manusia hanya dapat berkembang sebagai manusia seutuhnya apabila berada dalam kelompok, baik dalam kelompok besar maupun dalam kelompok kecil. Dalam berkelompok anggota kelompok tentu akan membutuhkan seseorang yang bisa memimpin kelompok tersebut, jika tidak ada pemimpin maka kelompok akan mudah mengalami perpecahan dan menghambat pencapaian tujuan kelompok. Untuk mengelolanya, diperlukan pemimpin yang mempunyai jiwa kepemimpinan yang baik dan dapat menjadi panutan bagi anggota kelompok yang bersangkutan (Kartono, 2004). Kepemimpinan dalam kelompok dikatakan berhasil apabila anggota memiliki penilaian yang positif terhadap pemimpin. Kesinergian antara pemimpin dengan seluruh anggota sangatlah penting. Keberhasilan pemimpin dalam menggerakan atau mengarahkan bawahan dengan memberikan perintah dan menjalankan peraturan yang telah disepakati oleh suatu kelompok atau organisasi akan mempercepat pencapaian tujuan organisasi atau kelompok. Hal ini akan berkaitan dengan keseriusan anggota dalam mengimplementasikan arahan atau perintah dari pemimpin, sehingga persepsi anggota terhadap gaya
1
221
kepemimpinan dari pemimpin memiliki peranan yang penting dalam pencapaian tujuan dan eksistensi suatu organisasi atau kelompok. Pemimpin dan kepemimpinan merupakan dua hal yang berbeda. Pemimpin merupakan orang yang tugasnya memimpin, sedang kepemimpinan merupakan kemampuan pemimpin untuk mempengaruhi anak buah sehingga orang lain tersebut bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin (Soekanto 2004). Situasi organisasi dapat berubah-ubah dari waktu ke waktu, sehingga pemimpin dalam menjalankan tugas kepemimpinan akan timbul gaya kepemimpinan. Gaya kepemimpinan adalah suatu cara pemimpin untuk mempengaruhi bawahannya, gaya kepemimpinan yang dimiliki oleh pemimpin dapat ditentukan bagaimana orientasi kepemimpinan seseorang apakah kepemimpinan dari pemimpin tersebut memiliki orientasi terhadap tugas (task oriented) atau berorientasi pada menjaga hubungan baik (relationship oriented). Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas sangat mengutamakan tugas dan penyelasaian tugas dengan sebaik-baiknya, terlepas dari perasaan senang atau tidak senang di kalangan anggota, sedangkan gaya kepemimpinan menjaga hubungan baik sangat mengutamakan pada hubungan baik dengan anggota secara keseluruhan, baik pengurus maupun anggota (Sudarta, 2003). Berkaitan dengan hal tersebut kepemimpinan selalu terkait dengan eksistensi sebuah kelompok atau organisasi tidak terkecuali subak. Subak merupakan sebuah organisasi yang mengatur pengairannya sendiri (otonomi) dan bersifat sosio agraris, religius, ekonomis (Perda Provinsi Bali No. 9 tahun 2012). Salah satu diantaranya adalah Subak Kerambitan yang terletak di kawasan Desa
3 22
Kerambitan, Kecamatan Kerambitan, Kabupaten Tabanan. Dalam perjalanannya subak ini telah mengalami pasang surut kepemimpinan, dalam pergantian pemimpin pada 2006, Subak Kerambitan dipimpin oleh I Ketut Suka yang saat ini telah memimpin selama dua periode. Setelah pergantian kepemimpinan pada tahun 2006 dan di pimpin oleh I Ketut Suka, Subak Kerambitan mengalami perkembangan yang pesat pada tahun 2008 Subak Kerambitan mengikuti perlombaan antar subak di tingkat Kabupaten Tabanan dan meraih juara dua. Selain itu dibidang ekonomi Subak Kerambitan saat ini telah memiliki koperasi tani. Keberadaan koperasi tani ini sudah mulai dirintis sejak tahun 2013 saat kepemimpinan I Ketut Suka. Koperasi tani tersebut juga dipimpin oleh pekaseh Subak Kerambitan. Keanggotaan dari koperasi tani Subak Kerambitan ini meliputi seluruh anggota dari Subak Kerambitan dan jumlah kas dari koperasi tani saat ini sebesar Rp 7.000.000,00. Dalam menjalankan tugas kepemimpinan I Ketut Suka yang menjabat sebagai pekaseh bisa menerapkan satu atau lebih gaya kepemimpinan, baik gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas, maupun gaya kepemimpinan yang berorientasi pada menjaga hubungan baik yang disesuaikan dengan kondisi dan situasi dalam subak. Gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas ini umumnya diterapkan pekaseh dalam kegiatan gotongroyong menjelang musim tanam dan menjelang persiapan lahan, sedangkan gaya kepemimpinan berdasarkan berorientasi menjaga hubungan baik umumnya gaya kepemimpinan yang dilakukan pekaseh pada kegiatan yang bersifat pemeliharaan organisasi subak.
23 4
Dalam kondisi dan situasi Subak Kerambitan yang berubah-ubah mengharuskan pekaseh menerapkan gaya kepemimpinan yang tepat dalam menggerakan anggota subak, berdasarkan kedua orientasi gaya kepemimpinan tersebut pekaseh dalam menjalankan kepemimpinan Subak Kerambitan dalam kesehariannya cenderung menggunakan gaya kepemimpinan yang berorientasi pada tugas atau gaya kepemimpinan yang berorientasi menjaga hubungan baik, karena suatu kepemimpinan akan dapat dikatakan berhasil apabila mendapat penilaian yang positif dari anggota subak dan gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pekaseh akan berpengaruh terhadap persepsi petani terhadap gaya kepemimpinan pekaseh Subak Kerambitan. Berdasarkan uraian di atas maka persepsi petani terhadap gaya kepemimpinan pekaseh Subak Kerambitan sangat menarik untuk diteliti. 1.2
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, maka yang menjadi masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut. Bagaimanakah persepsi petani terhadap gaya kepemimpinan pekaseh Subak Kerambitan, apakah mengarah pada orientasi tugas (task oriented) atau orientasi menjaga hubugan baik (relationship oriented) ? 1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka yang menjadi tujuan dalam
penelitian ini adalah.
24 5
Untuk mengetahui persepsi petani terhadap gaya kepemimpinan pekaseh Subak Kerambitan, dan untuk mengetahui gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh pekaseh Subak Kerambitan apakah mengarah pada orientasi tugas (task oriented) atau orientasi menjaga hubugan baik (relationship oriented). 1.4
Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian ini sebagai berikut.
1) Secara teoritis hasil penelitian ini dapat menerapkan teori dan konsep ilmu gaya kepemimpinan dengan masalah penelitian yang dirumuskan, sehingga nantinya
dapat
memberi
sumbangan
terhadap
perkembangan
ilmu
pengetahuan pada umumnya, disiplin Ilmu Penyuluhan dan Komunikasi pada khususnya dan untuk penelitian lainnya yang berhubungan dengan gaya kepemimpinan. 2) Secara praktis penelitian ini dapat memberikan masukan yang berkaitan dengan gaya kepemimpinan pada pekaseh Subak Kerambitan dalam rangka menjalankan tugas dan wewenangnya. 1.5
Ruang Lingkup Penelitian Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskritif kualitatif dengan pendekatan survei. Dalam penelitian ini yang menjadi fokus penelitian yaitu persepsi petani terhadap gaya kepemimpinan pekaseh Subak Kerambitan, apakah mengarah pada
orientasi tugas (task oriented) atau menjaga
hubungan baik (relationship oriented).