BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Berdasarkan data dari Direktorat Perkeretaapian Dinas Perhubungan RI
pada tahun 2004 hingga 2011, total kecelakaan Kereta Api mencapai 757 kasus kecelakaan dan 68 kasus pada tahun 2013, 230 kasus kecelakaan diantaranya merupakan tabrakan Kereta Api dengan kendaraan umum dan yang terbaru adalah kecelakaan Kereta Api (KA) dengan truk tangki Bahan Bakar Minyak (BBM) yang menewaskan 96 orang pada akhir tahun 2013[1]. Tingginya angka kecelakaan tersebut disebabkan Sumber Daya Manusia (SDM) operator KA, prasarana di pintu perlintasan KA, dan kurangnya ketertiban para pengguna jalan. Penyebab lain terjadinya kecelakaan pada perlintasan KA adalah tidak adanya palang pintu perlintasan di banyak titik, sementara tercatat di daerah Daops VI Yogyakarta dan Jateng terdapat 508 jumlah perlintasan Kereta Api, 380 kasus di Jawa Tengah, 122 kasus di DIY[2], dan masih banyak perlintasan KA yang tidak dijaga pada daerah lainnya, hal ini disebabkan tingginya biaya pemasangan palang pintu perlintasan serta pemeliharaannya, termasuk biaya SDM untuk operasional. Untuk mengatasi masalah ini maka dibutuhkan suatu alternatif pada perlintasan KA yang tidak berpalang dengan biaya rendah dan efisien dan juga dapat digunakan sebagai pengaman tambahan pada perlintasan kereta yang sudah memiliki palang pintu pengaman untuk meningkatkan keamanan.
1
2
Penerapan sistem rambu perlintasan Otomatis Kereta Api ini ditunjukkan untuk memprediksi waktu kedatangan KA pada perlintasan agar dapat diberikan peringatan lampu penunjuk arah serta waktu hitungan mundur kapan KA akan melintas. Sistem ini akan melakukan pengolahan data yang didapat dari aktifitas pendeteksian objek pada jalur KA yang terletak pada jarak yang cukup aman dari perlintasan. Data tersebut dikirimkan menuju penerima yang terletak berdekatan dengan rambu perlintasan otomatis menggunakan koneksi nirkabel, data yang diterima akan diolah kembali untuk ditampilkan pada rambu perlintasan. Teknologi dasar dalam pengendalian rambu perlintasan otomatis Kereta Api ini adalah mikrokontroler Arduino. Penggunaan Arduino ini sangat menguntungkan diantaranya adalah kemudahan dalam programming dan fasilitas yang terdapat pada Arduino. Dengan teknologi bahasa C dengan fungsi yang telah disederhanakan maka akan mempermudah dalam melakukan troubleshooting sehingga tidak menghambat perbaikan jika terdapat kegagalan sistem[3], selain itu Arduino memiliki bootloader sendiri yang mampu melakukan programming dan troubleshooting pada perangkat rambu perlintasan otomatis Kereta Api walaupun sudah dalam keadaan terpasang pada area perlintasan KA.
1.2
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, permasalahan yang ditemukan adalah
sistem pengamanan perlintasan kereta yang masih menggunakan tenaga manusia sebagai pengendali gerak palang pintu perlintasan yang akan menimbulkan human error sehingga kesalahan dapat terjadi tanpa diprediksi sebelumnya.
3
Selain kemungkinan terjadinya human error pada sistem pengendalian gerak palang pintu perlintasan terdapat pula kecelakaan yang disebabkan oleh pengguna jalan yang menerobos penjagaan palang pintu perlintasan karena terlalu lama menunggu kereta yang akan melintas, dan juga masih banyak perlintasan kereta yang masih belum memiliki palang pintu pengaman karena faktor tingginya biaya pemasangan palang pintu pengaman serta pemeliharaannya termasuk biaya SDM untuk operasional.
1.3
Tujuan Penulisan Untuk menyelesaikan permasalahan di atas maka penelitian ini akan
menciptakan suatu sistem pengaman perlintasan kereta yang dapat dioperasikan secara otomatis guna dikembangkan lebih lanjut untuk mengurangi tingkat kecelakaan yang terjadi pada perlintasan kereta dan jalan umum. Teknologi dasar dalam pengendalian ini adalah mikrokontroler Arduino, Arduino pada bagian pengirim memiliki tugas untuk memproses data yang diberikan oleh aktifitas pendeteksian sensor. Sensor yang digunakan adalah sensor pendeteksi adanya gerakan dan sensor pendeteksi getaran, yang bertujuan untuk membedakan objek kereta dengan objek benda lain. Ketika sensor mendeteksi keberadaan kereta maka Arduino akan melakukan komputasi berdasarkan data yang diperoleh dari aktifitas pendeteksian objek yang dilakukan sensor. Hasil komputasi Arduino dibagian pengirim berupa tipe data integer yang kemudian dikirimkan menuju ke bagian penerima menggunakan komunikasi wireless dengan bantuan Ethernet Shield dan Wireless Access Point (WAP/AP).
4
Arduino dibagian penerima akan memperoleh data hasil komputasi yang dikirimkan Arduino dibagian pengirim, dan kemudian dilanjutkan dengan melakukan proses penampilan data menggunakan panel count down timer dan lampu indikator penunjuk arah datang kereta. Dengan diciptakannya sistem yang mampu memprediksi waktu kedatangan kereta maka dapat dikembangkan lebih lanjut sehingga diharapkan mampu mengurangi tingkat kecelakaan yang disebabkan penerobosan perlintasan kereta. Di dalam penelitian ini, pengujian dilakukan dengan skala laboratorium dengan cara mengumpulkan data yang terjadi di lapangan dan kemudian ditampilkan dalam kondisi yang menyerupai keadaan sesungguhnya.
1.4
Manfaat Penelitian Dengan sistem operasional secara otomatis yang dilakukan Arduino maka
tingkat keamanan di pintu perlintasan kereta menjadi semakin baik, karena dapat mengurangi kecelakaan yang disebabkan oleh human error pada saat operasional sedang berjalan. Dengan memberikan peringatan berupa waktu hitung mundur kedatangan kereta maka para pengguna jalan dapat mengetahui kapan kereta akan melintas, sehingga diharapkan para pengguna jalan dapat lebih bersiaga sebelum kereta hendak melintas. Biaya pemasangan rambu perlintasan ini lebih rendah jika dibandingkan dengan biaya pemasangan dan operasional penjagaan palang pintu perlintasan kereta yang sudah ada dengan tingkat keakuratan yang lebih tinggi, sehingga diharapkan rambu perlintasan ini mampu menggantikan pos penjaga palang pintu
5
pengaman kereta yang belum terpasang pada perlintasan. Selain sebagai pengganti pos penjaga palang pintu perlintasan, rambu pengaman ini mampu di kombinasikan dengan pos penjaga palang pintu perlintasan untuk meningkatkan keamanan.
1.5
Sistematika Penulisan Dalam penulisan laporan tugas akhir menggunakan sistematika untuk
memperjelas pemahaman terhadap materi yang dijadikan objek penelitian tugas akhir. Adapun sistematika penulisan sebagai berikut. BAB I
PENDAHULUAN
BAB 1 berisi latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penulisan, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan laporan. BAB II PERIPHERAL PENDUKUNG BAB 2 berisi tentang teori-teori pendukung yang menjelaskan sifat dan karakteristik dari setiap bagian komponen yang digunakan untuk membentuk sistem rambu perlintasan secara keseluruhan. BAB III SISTEM PENYUSUN BAB 3 berisi tentang sistem penyusun yang dijelaskan secara bertahap berdasarkan karakteristik peripheral pendukung yang telah dijelaskan pada BAB 2 agar dapat digabungkan sedemikian rupa sehingga membentuk suatu kesatuan sistem
RAMBU
PERLINTASAN
KERETA
API
OTOMATIS
6
MENGGUNAKAN SENSOR PENDETEKSI GERAKAN DAN GETARAN DENGAN KOMUNIKASI WIRELESS BERBASIS ARDUINO. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB 4 berisi mengenai pengujian alat dari hasil penyusunan sistem yang telah dilakukan dengan menggunakan metode BAB 3 yang kemudian dilanjutkan dengan melakukan analisa dan pembahasan mengenai hasil akhir dari pengujian alat secara keseluruhan. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN BAB 5 berisi mengenai kesimpulan secara keseluruhan dari hasil dan pembahasan
pada
BAB
4
tugas
akhir
mengenai
penujian
RAMBU
PERLINTASAN KERETA API OTOMATIS MENGGUNAKAN SENSOR PENDETEKSI GERAKAN DAN GETARAN DENGAN KOMUNIKASI WIRELESS BERBASIS ARDUINO yang dilanjutkan dengan saran dan perbaikannya