BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Pada era globalisasi ini, terjadi persaingan di antara industri-industri
manufaktur. Persaingan tersebut menuntut industri untuk dapat memproduksi produk yang bermutu dan bersaing di pasaran. PT. Bandar Bunder yang berlokasi di Jl. Batubara No. 19, Tebing Tinggi, Sumatera Utara merupakan perusahaan industri manufaktur yang bergerak dalam pembuatan alat-alat rumah tangga, yaitu sendok dan garpu. PT. Bandar Bunder sebagai perusahaan yang bersaing di pasar, dituntut untuk melakukan perbaikan terus menerus. Dari penelitian pendahuluan, diketahui bahwa terdapat persaingan harga antara sendok dan garpu yang diproduksi oleh PT. Bandar Bunder dengan sendok dan garpu hasil produksi dari negara China. Pada PT. Bandar Bunder, sendok dan garpu yang diproduksi dengan harga Rp. 1.200/pcs, dan dengan harga pasar sekitar Rp.1.500 – Rp. 2.000/pcs. Harga tersebut tergolong cukup mahal bagi konsumen jika dibandingkan dengan harga sendok dan garpu sejenis yaitu dengan harga pasar Rp. 10.000 – Rp. 12.000/ lusin yang berarti berharga sekitar Rp. 1.000/pcs nya. Harga sendok dan garpu yang cukup mahal tersebut disebabkan oleh tingginya biaya produksi yang harus dikeluarkan oleh PT. Bandar Bunder.
Universitas Sumatera Utara
Diperoleh data dari PT. Bandar Bunder, tingginya biaya produksi yang dikeluarkan oleh perusahaan selama empat tahun terakhir. Data biaya produksi tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.1. Tabel 1.1. Biaya Produksi ada PT. Bandar Bunder Sejak Empat Tahun Terakhir Periode
Total Biaya Produksi (Rp)
April 2009 - Maret 2010
37.074.205.350
April 2010 - Maret 2011
40.740.885.000
April 2011 - Maret 2012
44.770.203.297
April 2012 - Maret 2013
46.635.628.434
Adapun grafik dari data tingginya biaya produksi pada PT. Bandar Bunder di atas dapat dilihat pada Gambar 1.1.
Gambar 1.1. Grafik Tingginya Biaya Produksi pada PT. Bandar Bunder Selama Empat Tahun Terakhir Tingginya biaya produksi yang terjadi di PT. Bandar Bunder disebabkan oleh biaya tenaga kerja langsung yang dikeluarkan oleh perusahaan. Biaya tenaga
Universitas Sumatera Utara
kerja langsung tersebut berasal dari biaya untuk tenaga kerja dalam melakukan proses produksi pembuatan sendok/garpu yang dibebankan ke tiap aktivitas. Dari hal di atas, maka perusahaan harus melakukan efisiensi yaitu dengan cara melakukan evaluasi aktifitas yang tidak bernilai tambah. Morfi (2012) dalam penelitiannya menyebutkan, bahwa dengan menggunakan alat analisis Activity Based Management di perusahaan celana jeans diperoleh efisiensi pengurangan biaya produksi sebesar 0,39% dan efisiensi pengurangan waktu produksi sebesar 2,50%. Ada beberapa aktivitas yang tidak bernilai tambah, antara lain: pemindahan (transportation), pemeriksaan (inspection), penjadwalan, dan penantian (Hansen & Mowen, 2006). Berdasarkan fakta dari penelitian pendahuluan di lapangan dan pernyataan di atas dapat disimpulkan terdapat aktivitas yang diindikasikan sebagai aktivitas tidak bernilai tambah pada PT. Bandar Bunder yaitu pemindahan bahan. Pemindahan jarak pada PT. Bandar Bunder dikatakan sebagai aktivitas tidak bernilai tambah karena jarak antar mesin yang cukup jauh dan pola aliran bahan yang tidak beraturan. Jarak yang harus ditempuh pekerja dalam memproduksi sendok dan garpu adalah 251,91 meter. Aktivitas pemindahan bahan yang dilakukan oleh PT. Bandar Bunder tidak memberikan nilai tambah pada produk, akan tetapi biaya produksi dibutuhkan untuk pemindahan material. Hal itu mengakibatkan harga sendok/garpu menjadi lebih mahal dibandingkan dengan harga sendok/garpu sejenis. Activity Based Management menekankan pada pengendalian aktivitas melalui analisis aktivitas. Analisis aktivitas dimaksudkan untuk mengetahui
Universitas Sumatera Utara
aktivitas-aktivitas apa saja yang memberikan kontribusi bagi perusahaan dan aktivitas apa saja yang tidak memberikan kontribusi bagi perusahaan. Aktivitas yang memeberikan nilai tambah adalah aktivitas yang dibutuhkan atau diharuskan untuk melaksanakan bisnis dan menambah nilai produk, sedangkan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah adalah aktivitas yang tidak perlu atau aktivitasaktivitas yang perlu namun tidak efisien dan dapat disempurnakan dan tidak menambah nilai produk (Yudi, 2006). Dengan demikian diharapkan penggunaan Activity Based Management dapat memberikan solusi untuk perbaikan sistem produksi pada PT. Bandar Bunder .
1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dibahas, permasalahan yang
dihadapi oleh PT. Bandar Bunder adalah tingginya biaya produksi yang diakibatkan oleh adanya pemborosan aktivitas sehingga perlu dilakukan analisis terhadap
aktivitas
produksi
untuk
merancang
ulang
aktivitas
dengan
menghilangkan aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah sehingga menurunkan biaya produksi.
1.3.
Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian adalah merancang konsep efisiensi biaya
produksi berdasarkan Activity Based Management pada PT. Bandar Bunder dengan mengeleminasi aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah.
Universitas Sumatera Utara
Tujuan khusus dari penelitian ini adalah: 1.
Untuk mengidentifikasi dan menganalisis aktivitas yang tidak bernilai tambah bagi produk ataupun perusahaan.
2.
Untuk meningkatkan daya saing perusahaan dalam melakukan produksi sendok dan garpu yang efisien
1.4.
Asumsi dan Batasan Penelitian Adapun yang menjadi asumsi dalam penelitian yang dilakukan adalah :
1. Tidak ada perubahan cara dalam proses produksi sendok dan garpu pada PT. Banda Bunder selama penelitian. 2. Tidak terjadi kenaikan harga selama penelitian dilakukan. Adapun batasan dalam penelitian ini adalah : 1. Penelitian hanya dilakukan untuk proses produksi sendok dan garpu. 2. Biaya penyusutan mesin dan bangunan tidak diperhitungkan.
1.5.
Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:
a. Bagi Mahasiswa Meningkatkan kemampuan bagi mahasiswa dalam menerapkan teori dan metode ilmiah yang diperoleh selama mengikuti perkuliahan dengan mengaplikasikannya di lapangan.
Universitas Sumatera Utara
b. Bagi Perusahaan Sebagai masukan dan sumbangan pemikiran bagi pihak perusahaan untuk perbaikan
proses produksi sendok dan garpu dengan pendekatan Activity
Based Management. c. Bagi Departemen Teknik Industri Mempererat kerjasama antara perusahaan dengan Departemen Teknik Industri, Fakultas Teknik USU dan untuk menambah literatur perpustakaan.
Universitas Sumatera Utara