BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Obat tradisional telah dikenal dan banyak digunakan secara turun temurun oleh masyarakat. Penggunaan obat tradisional dalam upaya mempertahankan kesehatan masyarakat telah lama kita ketahui, bahkan sampai saat ini menurut perkiraan badan kesehatan dunia (WHO), 80% penduduk dunia masih tergantung pada pengobatan tradisional (Iwuanyanwu, et al., 2012). Menurut Undang-Undang No. 23 Tahun 1992, obat tradisional adalah bahan atau ramuan bahan berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian atau galenik, atau campuran dari bahan-bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Salah satu tumbuhan yang berkhasiat obat yang sedang dikembangkan akhir–akhir ini adalah daun dandang gendis (Clinacanthus nutans (Burm.f.) Lindau), famili Acanthaceae, yang dikenal dengan nama ki tajam (Sunda), gendis/dandang gendis (Jawa). Diluar negeri daun ini dikenal dengan istilah pha ya yor (Thailand), bi phaya yow (Cina) (Nainggolan, 2004). Daun dandang gendis mengandung senyawa alkaloid, triterpenoid/steroid, glikosida, tanin, saponin dan flavonoid (Linda, 2007). Beberapa penelitian yang telah dilakukan terhadap khasiat dari daun dandang gendis, antara lain antiinflamasi (Linda, 2007), antikanker (Sofyan, 2008), antibakteri (Eska, 2010), antioksidan (Akbar, 2010), antidiabetes yang
Universitas Sumatera Utara
diinduksi aloksan (Perangin-angin, 2011) dan diuretik (Meliala, 2011). Karakterisasi dari simplisia dan ekstrak etanol daun dandang gendis berturutturut adalah untuk kadar air 7,16% dan 8,78%, kadar sari larut dalam air 10,49% dan 10,91%, kadar sari larut dalam etanol 10,70% dan 18,65%, kadar abu total 6,10% dan 4,60%, kadar abu tidak larut asam 0,64% dan 0,54% (Ginting, 2010). Uji toksisitas akut adalah salah satu uji praklinik penting untuk menentukan efek toksik suatu senyawa yang akan terjadi pada waktu yang singkat setelah pemberiannya dalam takaran tertentu (Utomo, 2008). Terdapat dua prinsip utama yang mendasari pengujian toksisitas pada hewan. Pertama yaitu efek yang dihasilkan oleh senyawa terhadap hewan uji, bila memenuhi syarat yang benar, dapat diaplikasikan pada manusia. Kedua yaitu paparan hewan uji terhadap bahan kimia dalam dosis tinggi merupakan metode yang dibutuhkan dan valid untuk menemukan kemungkinan bahaya pada manusia (Casarret, 2008). Prinsip uji toksisitas akut oral yaitu, sediaan uji dalam beberapa tingkat dosis diberikan pada beberapa kelompok hewan uji dengan satu dosis per kelompok, kemudian dilakukan pengamatan terhadap adanya efek toksik dan kematian (Lu, 1994). Uji toksisitas tidak dirancang untuk menunjukkan bahwa bahan kimia itu aman akan tetapi untuk mengkarakterisasi efek racun kimia yang dapat dihasilkan (Casarret, 2008). Tujuan uji toksisitas akut adalah untuk mendeteksi toksisitas intrinsik suatu zat, menentukan organ sasaran dan kepekaan spesies dan untuk
Universitas Sumatera Utara
memperoleh nilai LD50 suatu bahan/sediaan dan penentuan penggolongannya dalam pelabelan (Lu, 1994). Tujuan lain dilakukannya uji toksisitas akut yaitu untuk mengetahui hubungan antara dosis dengan timbulnya efek seperti perubahan perilaku, koma, dan kematian, mengetahui gejala-gejala toksisitas akut sehingga bermanfaat untuk membantu diagnosis adanya kasus keracunan dan untuk memenuhi persyaratan regulasi jika zat uji akan dikembangkan menjadi obat (Priyanto, 2009). Pengujian toksisitas akut ada beberapa cara antara lain dengan metode konvensional, toxic class method dan fixed dose method, yaitu menggunakan dosis 5, 50, 300 dan 2000 mg/kg bb (OECD, 2001). Berdasarkan uraian di atas, maka dilakukan uji toksisitas akut terhadap daun dandang gendis. Daun dandang gendis mempunyai potensi yang cukup tinggi untuk dijadikan sebagai obat fitofarmaka. Oleh karena itu, penggunaan daun ini harus melalui serangkaian uji, selain uji khasiat harus dilakukan pengujian toksisitas dan uji klinik.
1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: a.
apakah ekstrak etanol daun dandang gendis (Clinacanthus nutans (Burm.f.) Lindau) mempunyai potensi ketoksikan akut pada hewan uji (mencit)?
Universitas Sumatera Utara
b.
apakah ekstrak etanol daun dandang gendis berpengaruh terhadap perilaku fisik hewan uji?
c.
apakah ekstrak etanol daun dandang gendis berpengaruh terhadap konsumsi makanan dan minuman hewan uji?
d.
apakah ekstrak etanol daun dandang gendis berpengaruh terhadap berat badan dan organ hewan uji?
1.3 Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis pada penelitian ini adalah: a.
ekstrak etanol daun dandang gendis tidak mempunyai potensi ketoksikan akut.
b.
ekstrak etanol daun dandang gendis tidak berpengaruh terhadap perilaku fisik hewan uji.
c.
ekstrak etanol daun dandang gendis tidak berpengaruh terhadap konsumsi makanan dan minuman hewan uji.
d.
ekstrak etanol daun dandang gendis tidak berpengaruh terhadap berat badan dan organ hewan uji.
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: a.
untuk mengetahui potensi toksisitas akut ekstrak etanol daun dandang gendis (Clinacanthus nutans (Burm.f.) Lindau).
Universitas Sumatera Utara
b.
untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun dandang gendis terhadap perilaku fisik, konsumsi makanan dan minuman, berat badan dan organ.
c.
untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun dandang gendis terhadap konsumsi makanan dan minuman.
d.
untuk mengetahui pengaruh ekstrak etanol daun dandang gendis terhadap berat badan dan organ.
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dalam penelitian ini adalah dapat memberikan informasi tentang keamanan dari ekstrak etanol daun dandang gendis serta dapat memberi informasi tentang pengaruh pemberian ekstrak etanol daun dandang gendis terhadap perilaku, konsumsi makanan dan minuman, berat badan dan organ.
1.6 Kerangka Pikir Penelitian Penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu ekstrak etanol daun dandang gendis dan Na-CMC 0,5% sebagai variabel bebas. Potensi ketoksikan akut yang meliputi perilaku fisik, kematian, konsumsi makanan dan minuman, berat badan dan berat organ relatif sebagai variabel terikat seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1.1.
Universitas Sumatera Utara
Variabel bebas
Variabel terikat
Na-CMC 0,5%
perilaku fisik, Mencit jantan
Ekstrak etanol daun dandang gendis dosis (EEDDG) 5 mg/kg bb
Parameter
Potensi ketoksikan akut
kematian, konsumsi makanan dan minuman, berat badan, berat organ relatif
EEDDG 50 mg/kg bb
EEDDG 300 mg/kg bb
EEDDG 2000 mg/kg bb
Gambar 1.1 Skema kerangka pikir penelitian
Universitas Sumatera Utara