1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG Negara Indonesia merupakan Negara agraris, artinya petani memegang peran penting dari keseluruhan perekonomian nasioanal. Hal ini dapat ditunjukkan dari banyaknya penduduk atau tenaga kerja yang hidup atau bekerja pada sektor pertanian atau dari produk nasional yang berasal dari pertanian. Dalam Garis Garis Besar Haluan Negara (GBHN) telah dituliskan bahwa sektor pertanian di Indonesia masih dianggap penting bagi perekonomian Indonesia. Pentingnya sektor pertanian terhadap perekonomian Indonesia ini dapat dilihat dari aspek penyediaan pangan, kontribusinya terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), penyediaan lapangan kerja, dan sumbangannya terhadap perolehan devisa Negara melalui ekspor. Dalam Pembangunan Jangka Panjang Pertama (PJP-P), sektor pertanian merupakan sektor yang tangguh, dikarenakan sektor pertanian telah mampu untuk : a. Penghasil bahan pangan dan bahkan sejak tahun 1984 Indonesia mampu berswasembada beras. b.
Penyediaan lapangan kerja bahkan kini sektor pertanian masih menampung 49,3% dari jumlah angkatan kerja yang ada.
1
2
c. Pendorong munculnya kesempatan berusaha dan bahkan pesatnya industripun juga berasal dari industry yang berbahan baku pertanian. d. Penyediaan faktor produksi dan bahkan industry hulu seperti industry peralatan pertanian dan pupuk kini berkembang pesat karena bertambahnya sektor pertanian ini. e. Penghasil devisa yang cukup besar dan bahkan sejak tahun 1987 ekspor nonmigas telah melebihi ekspor migas. Kini perbandingan ekspor nonmigas dan migas sudah 67% dan 33% dan dari 67% tersebut ekspor dari bahan baku pertanian yang tersbesar. Di tahun sekrang ini perekonomian Indonesia diperkirakan akan stabil seiring dengan pemulihan ekonomi global. Selama inflasi dapat dijaga dan pemilu dapat terlaksana dengan baik. Di sektor pertanian sendiri peningkatan produktivitas dan perluasan areal tanam perlu ditingkatkan dan dikombinasikan dengan perbaikan system tata air dan perbaikan system pembibitan atau pembenihan. Bukan hanya itu saja, dalam hal penerapan pupuk dan penggunaan teknologi harus ada perbaikan dengan melalui penelitian ataupun penyuluhan-penyuluhan. Mengingat pentingnya pembangunan pertanian maka penataan ruang perlu dilaksanakan agar perkermbangan sektor-sektor industry, pemukiman dan perasarana jalan tidak mengurangi lahan yang produktif. Brown and Kane, (1994,13) melaporkan bahwa diseluruh dunia terdapat kecenderungan akan terjadi penurunan produksi padi-
3
padian disebabkan karena makin mengecilnya lahan yang tersedia untuk kegiatan pertanian. Sehubungan dengan perkembangan penduduk yang terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun, juga mengakibatkan semakin meningkatnya permintaan akan kebutuhan pangan, sandang, dan perumahan. Dilain pihak dengan banyaknya permintaan akan perumahan dan kebutuhan lain akan menyebabkan semakin menurunnya luas lahan pertanian sebagai produksi bahan pangan. Dengan melihat kondisi diatas, peningkatan hasil produksi pertanian dapat dilakukan dengan Panca Usaha Tani yang meliputi : 1. Penggunaan bibit unggul 2. Pemupukan 3. Pemberantasan hama penyakit 4. Pengairan 5. Perbaikan dalam bercocok tanam. (Mubyarto, 1979 : 13) Sumbangan sektor pertanian masih menempati urutan ketiga pada struktur Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) NTB. Kontibusi sektor pertanian masih relatif kecil dibandingkan dengan jumlah penduduk yang bekerja disektor ini yang mencapai 48 persen dari jumlah penduduk NTB 4,2 juta orang. Sementara itu, lahan pertanian yang ada di NTB pun dari tahun ke tahun mengalami penurunan atau beralih fungsi menjadi perumahan dan bangunan untuk pabrik. Selain itu kendala dalam
4
peningkatan sektor pertanian terbentuk pada situasi saat panen dan pasca panen dimana pola produksi sulit diarahkan sesuai dengan permintaan pasar. Situasi ini ternyata juga terjadi di daerah-daerah kabupaten. Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor pertanian ternyata juga masih relatif kecil dibandingkan dengan jumlah produksi pertanian khususnya pertanian padi peningkatan produksi yang dicapai petani pada panen raya, khususnya di Kota Mataram, Kelurahan Ampenan, Desa Pejeruk pada kenyataannya belum membawa petani pada peningkatan pendapatan/kesejahteraan tersebut. Sesuai dengan pola produksi tahunan, prosuksi padi pada saat panen raya di daerah sentra produksi selalu melimpah, sedangkan permintaan akan beras relative stabil, mengikuti hokum ekonomi, dimana penawaran meningkat permintaan akan turun, begitu pula yang dialami petani padi didesa Pejeruk, pada saat panen raya harga gabah turun sampai dibawah harga dasar, bahkan sampai tidak terjangkau oleh petani yang pada saat itu tidak memiliki produksi gabah. Apabila keadaan ini dibiarkan berlarut dikhawatirkan akan menjadi disintensif bagi para petani dalam berusaha tani yang dapat menurunkan produktivitas dan produksi padi yang ada di desa Pejeruk Kelurahan Ampenan. Hal ini akan menyebabkan produksi padi secara regional akan mengalami penurunan, apalagi dengan adanya peningkatan jumlah penduduk yang semakin besar akan menyebabkan kebutuhan akan impor beras semakin tinggi. Kondisi ini tentunya tidak menguntungkan bagi ketahanan pangan regional dan ekonomi regional, bahkan stabilitas Nasioanal.
5
1.2 RUMUSAN MASALAH 1)
Apakah faktor luas lahan dan jumlah tenaga kerja berpengaruh terhadap produksi padi yang ada di Kota Mataram?
2)
Bagaimana Trend atau proyeksi produksi padi di Kota Mataram sampai dengan tahun 2015?
1.3 BATASAN MASALAH Untuk pembatasan selanjutnya maka perlu adanya batasan masalah. Sesuai denganperumusan masalah yang ada maka penelitian ini hanya di batasi pada faktor Potensi Ketahanan Pangan, Biaya Produksi serta Hambatan dan Upaya yang dilakukan pemerintah dalam menjaga stabilitas produksi padi di kota Mataram.
1.4 TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN 1. Secara khusus terdapat beberapa tujuan yang ingin dicapai dari tujuan penelitian ini a. Untuk mengetahui apakah luas lahan dan jumlah tenaga kerja berpengaruh terhadap produksi padi yang ada di Kota Mataram. b. Untuk mengetahui trend atau proyeksi produksi padi di kota Mataram sampai dengan tahun 2015.
6
2. Manfaat Penelitian Adapun Manfaat penelitian Teoritis yang dapat diperoleh adalah : a. sebagai acuan dan kerangka pikir dalam menghadapi stabilitas produksi padi berkaitan dengan ketahanan pangan. b. memberikan sumbangan bagi dunia pendidikan terutama bagi pengembangan Ilmu Ekonomi Studi Pembangunan Adapun Manfaat penelitian Praktis yang dapat diperoleh adalah : a. Bagi instansi BULOG kota madya mataram Penelitian ini diharapkan mampu memberikan informasi tentang stabilitas produksi Padi di kota madya mataram. Dan sebagai pertimbangan bagi instansi BULOG dan instansi-instansi terkait khususnya di kota madya mataram dalam menjaga stabilitas ketahanan pangan di kota madya mataram. b. Bagi masyarakat kota madya mataram Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan pengetahuan kepada masyarakat, khususnya masyarakat kota madya mataram tentang produksi Padi dan ketahanan pangan yang ada di kota madya mataram.