1
BAB. I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah Dalam Fenomena Umum di masyarakat didapatkan kabel yang tidak bisa mengalirkan aliran listrik karena terputusnya isi kabel di dalamnya sehingga masyarakat harus membeli alat pendeteksi aliran listrik guna mengetahui letak dan arah putusnya isi lilitan didalam kabel tersebut. Hal ini dikarenakan mesin pembuat kabel tidak bekerja secara optimal. Dari mesin ini yang memproduksi kabel tersebut didukung oleh sparepar , dalam hal itu maka sparepart sangatlah penting dalam mesin yang memproduksi kabel. Dalam fenomena khusus di PT.TMS Tbk kondisi sparepart saat ini harganya sangat tinggi, sehingga perlu pengaturan sparepart dengan penjadwalan metode MRP (Material Requirement Planning). Dalam dunia permesinan yang selalu menjadikan manusia menjadi sejahtera dalam menjalankan kehidupannya. Untuk mencapai mesin yang berproduksi secara optimal maka diperlukan maintenance yang baik. Maintenance yang baik haruslah didukung oleh sparepart, man power dan logistics yang juga berjalan dengan baik. Berdasarkan pengamatan penulis pada PT.Tembaga Mulia Semanan Tbk (PT.TMS Tbk) terdapat cacat produk (wire road reject) yang cukup tinggi.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
2
Metode pengadaan sparepart di PT.TMS Tbk menggunakan metode
EOQ
(Economic Order Quantity) yang cenderung sedikit terhambat dikarenakan ada sparepart yang life time (waktu masa aktif) sampai 7 bulan bahkan lebih ada yang sampai 1 tahun 6 bulan
dan harga sparepart mahal yang
akan terjadi
pembebanan dan penempatan di gudang. Data life time (waktu masa aktif) sparepart belum didata secara baik di PT.TMS Tbk. Untuk mengatasi hal ini dapat digunakan metode MRP (Material Requirement Planning) sehingga dapat dijadwalkan sparepart yang life time (waktu masa aktif) ada yang cepat dan ada yang lama. Dalam penelitian ini akan dilakukan penggantian sparepart yang memang harus diganti berdasarkan life time (waktu masa aktif) yang datanya didapatkan dari data sparepart yang sudah terpakai dan tidak layak digunakan di data perusahaan PT.TMS Tbk. Data sparepart ini digunakan dengan alasan bila terjadi penundaan penggantian sparepart akan berdampak pada cacat wire road sebagai hasil produksi mesin SCR. Penulis juga meneliti pengetahuan dan sikap karyawan PT.Tembaga Mulia Semanan Tbk (PT.TMS Tbk) dengan menjawab Kuesioner dengan alasan dalam menjalankan mesin SCR diperlukan man power dan pengaturan sparepart yang dapat mengoptimalkan mesin dan disini penulis menggunakan pengaturan sparepart dengan metode MRP serta logistics yang baik.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
3
1.2
Rumusan Masalah/Identifikasi Masalah Masalah yang akan diteliti atau kegiatan yang dilakukan adalah
mengidentifikasi sparepart komponen yang mana perlu diketahui life time (waktu masa aktif nya) sesuai kekuatan komponen material sparepart tersebut yang tentu masing-masing komponen mempunyai waktu tertentu dalam life time (waktu masa aktif) dan harus diganti dengan yang baru.
Dalam hal ini komponen sparepart sebagai pengganti perlu relevansinya dengan life time (waktu masa aktif) komponen material yang sedang bekerja atau dalam proses machining.
Adapun rumusan masalah/identifikasi masalah adalah: 1. Apa yang menyebabkan banyak terjadinya cacat produk (wire road reject) ? 2. Bagaimana penerapan metode MRP dalam pengaturan spare part mesin SCR ?
Dari hasil proses berjalannya kerja mesin SCR barulah diketahui life time (waktu masa aktif) sparepart tersebut dan tentu memberi petunjuk tentang kemungkinan pengumpulan data, pencatatan data dari survei dan pengamatan komponen-komponen sparepart guna memenuhi rumusan masalah tersebut.
1.2.1 Batasan masalah
Kabel yang bahan dasarnya dari property material dengan keharusan dapat menghantarkan aliran listrik. Hal ini didapatkan pada tembaga yang o untuk dapat diproses dan dibentuk menjadi kabel memerlukan suhu 1400 C.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
4
Dalam penelitian ini ditujukan ke mesin SCR (Sold Continuous Road) di
PT.TMS Tbk sedangkan Kuesioner untuk Man Power hanyalah untuk
mengetahui presentase tentang pengetahuan dan sikap tetapi bukan mengetahui SDM yang nantinya sebagai rujukan ke bagian SDM.
1.3.
Maksud dan Tujuan Penyusunan Karya Akhir
Maksud: Penerapan Metode MRP pada pengaturan sparepart di sistem mesin SCR dapat menurunkan wire road reject (cacat produk) Tujuan: Merujuk pada hasil yang akan dicapai atau diperoleh dari maksud penyusunan Karya Akhir yang diterapkan dengan metode MRP (Material Requirement Planning).
Dengan demikian tujuan penyusunan Karya Akhir dinyatakan secara eksplisit selaras dengan permasalahan dan identifikasi masalahnya yaitu:
1. Mengetahui dan menganalisis sparepart dari user (pemakai) pada komponen tersebut sampai terjadinya kerusakan ( malfungsi) karena sebelumnya belum diketahui atau didata. Setelah itu diambil rata-rata waktu masa aktif sparepart sebagai life time sparepart. Dari life time sparepart dapat dilaksanakan penjadwalan metode MRP. Mengetahui pengaruh MRP pada penurunan cacat produk. 2. Mengetahui penerapan metode MRP di PT.TMS Tbk dengan hasil produk wire road yang baik 100.000 ton per tahun dan penurunan cacat produk (wire
http://digilib.mercubuana.ac.id/
5
road reject), sedangkan mesin SCR harus berjalan 24 jam kecuali hari minggu dan hari libur.
1.4.
Manfaat dan Kegunaan Karya Akhir.
Manfaat kegunaan Teori MRP (Material Requirement Planning) yang dapat mengatur pengadaan sparepart sehingga kegunaan Teori ini dapat memecahkan masalah atau problem solving dari cacat produk (wire road reject) yang harus diturunkan dan menjadikan efisien waktu sehingga dapat mencapai produk yang berkualitas tinggi.
Aspek praktis (guna laksana) dengan menggunakan kuesioner pengetahuan dan sikap karyawan yang berdampak pada operator mesin SCR sehingga perlu merujuk ke Departemen Sumber Daya Manusia (SDM) untuk diadakan pelatihan serta keadaan logistik sparepart mesin SCR.
http://digilib.mercubuana.ac.id/
6
http://digilib.mercubuana.ac.id/