BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Kredibilitas merupakan suatu gambaran audiens mengenai kepribadian komunikator. Seorang pendengar akan mendengarkan komunikator yang dinilai mempunyai tingkat kredibilitas yang tinggi, yakni seorang komunikator yang mempunyai daya tarik fisik dan mempunyai ikatan psikologis dengan audiens. Daya tarik memikat perhatian audiens untuk fokus pada komunikator dan pesan yang ia sampaikan. Faktor motif atau alasan juga sangat berpengaruh terhadap penerimaan pesan oleh audiens. Audiens lebih suka menerima pesan dari komunikator yang secara terang-terangan, terbuka dan jujur dalam menyatakan maksud berkomunikasi. Selain itu faktor kesamaan antara komunikator dan audiens juga sangat berpengaruh terhadap proses persuasi. Audiens akan tertarik pada komunikator yang punya kesamaan hobi, dan asal daerah dengan audiens. Seorang komunikator juga mesti tampil sebagai seorang yang dapat dipercaya, yang tetap menjaga keaslian sumber pesan dengan berkata jujur pada audiens. Kredibilitas komunikator sangatlah penting dalam proses persuasi. Audiens harus yakin dan tertarik dengan pribadi komunikator sebelum mendengar pesan yang disampaikan. Jika pada kesan pertama audiens sudah tidak tertarik dengan pribadi komunikator, maka akan sangat sulit bagi audiens mendengar dan menyimak isi pesan yang disampaikan.
1
Pendeta sebagai komunikator, sebaiknya menunjukkan kredibilitasnya di depan jemaat. Pendeta tampil sebagai seseorang yang berkompeten dalam bidang teologi. Di mana ia menunjukkan, ia pantas untuk memberitakan firman Tuhan, karena ia adalah seorang pendeta. Pendeta hadir sebagai seorang sahabat bagi jemaat dan tidak menjaga jarak dengan jemaat. Hal tersebut dapat dilakukan dengan penggunaan kata-kata yang bersahabat dan ramah. Agar kotbah yang disampaikan dapat dipercaya oleh jemaat pendeta mesti mempraktekkan firman tersebut dalam hidupnya. Pendeta sewajarnya mempunyai karakter yang baik. Jemaat harus merasa mereka dapat mempercayai dan menghormati pendeta sebelum mereka dipersuasi oleh pendeta tersebut. Seyogyanya pendeta mampu menampilkan daya tarik emosional sehingga membangkitkan
perasaan
jemaat.
Seperti
menggunakan
kata-kata
yang
menyejukkan, atau kata-kata peringatan untuk mengingatkan jemaat takut akan bahaya dosa. Pendeta juga mampu mengemukakan kotbahnya secara rasional dan argumentatif, misalnya menyampaikan kesaksian-kesaksian dan contoh-contoh yang menggugah jemaat untuk percaya pada hal yang disampaikan. Kredibilitas pendeta sebagai komunikator tersebut, yang dilihat pada pendetapendeta di Gereja Petra Kefamenanu- TTU. Hal-hal tersebut yang menjadi tolak ukur sejauh mana kredibilitas pendeta-pendeta di Gereja Petra Kefamenanu-TTU, sebagai komunikator. Dalam menjalankan perannya sebagai komunikator, mereka sudah mampu mengatasi kendala-kendala komunikasi dalam kotbah atau tidak.
2
Melihat pentingnya kredibilitas pendeta sebagai komunikator, maka penulis tertarik membuat suatu penelitian dengan judul “Kredibilitas Pendeta GMIT Sebagai Komunikator Dalam Perspektif Retorika Klasik Aristoteles (Studi Deskriptif Pada Pendeta Protestan GMIT Gereja Petra kefamenanu-TTU )”
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan dalam Penelitian ini adalah: “ Bagaimana kredibilitas pendeta GMIT pada Gereja Petra Kefamenanu-TTU, sebagai komunikator dalam perspektif retorika klasik Aristoteles?”
1.3 Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui kredibilitas pendeta GMIT pada Gereja Petra Kefamenanu-TTU, sebagai komunikator dalam perspektif retorika klasik Aristoteles.
1.4 Kegunaan Penelitian Kegunaan hasil penelitian ini dibedakan atas aspek teoritis dan aspek praktis. Kegunaan teoritis berkaitan dengan pengembangan ilmu pengetahuan, sedangkan kegunaan praktis berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan dari berbagai pihak yang membutuhkan.
3
1.4.1 Kegunaan Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah informasi akademis bagi pengembangan ilmu komunikasi pada umumnya, dan komunikasi persuasif pada khususnya. Dapat berguna menjadi bahan referensi bagi peneliti lainnya di Jurusan Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik pada Universitas Katolik Widya Mandira Kupang.
1.4.2 Kegunaan Praktis Penelitian
ini
diharapkan
dapat
menambah
informasi
bagi
masyarakat yang ingin memperdalam tentang komunikasi persuasif
1.5 Kerangka Pikiran, Asumsi, dan Hipotesis 1.5.1 Kerangka Pikiran Kerangka pikiran ini adalah penalaran
yang dikembangkan dalam
memecahkan masalah penelitian ini. Kerangka pikiran ini pada dasarnya menggambarkan jalan pikiran rasional dan pelaksanaan penelitian tentang Kredibilitas Pendeta GMIT Sebagai Komunikator Dalam Perspektif Retorika Klasik Aristoteles (Studi Deskriptif Pada Pendeta Protestan GMIT Gereja Petra Kefamenanu-TTU ) Komunikasi memegang peranan penting dalam dunia gerejawi, baik itu komunikasi antar pribadi (percakapan pastoral dan penggembalaan) maupun
4
komunikasi publik (kotbah). Pendeta yang mempunyai kedudukan penting dalam gereja mempunyai peran juga sebagai komunikator. Sebagai komunikator, para pendeta sebaiknya mempunyai pengetahuan yang cukup tentang ilmu komunikasi. Pengetahuan yang baik tentang ilmu komunikasi tersebut yang nantinya akan diterapkan dalam interaksi sehari-hari dengan jemaat maupun dalam kotbah. Selain itu sebagai komunikator, yang perlu diperhatikan adalah kredibilitas pendeta, sebagaimana yang diuraikan oleh Aristoteles dalam teori retorika tentang etos, pathos dan logos, yaitu sebagai berikut pendeta harus pandai, memiliki karakter yang baik, dan mempunyai niat yang baik pada jemaat. Selain itu pendeta mampu menampilkan daya tarik emosional sehingga membangkitkan perasaan jemaat, seperti menggunakan kata-kata yang menyejukkan, atau katakata peringatan untuk mengingatkan jemaat takut akan bahaya dosa. Pendeta juga mampu mengemukakan kotbahnya secara rasional dan argumentatif. Misalnya menyampaikan kesaksian-kesaksian dan contoh-contoh yang menggugah jemaat untuk percaya pada hal yang disampaikan. Unsur-unsur di atas diharapkan dapat menunjang sebuah komunikasi yang baik, sehingga mampu mempersuasi jemaat. Sesuai dengan jalan pikiran yang diuraikan tersebut, maka alur kerangka pikiran penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:
5
Tabel 1 Kerangka Pikiran Penelitian
Teori Retorika Klasik Aristoteles Tentang Kredibilitas komunikator: 1. Etos : Inteligence Character Goodwill 2. Pathos: Making and calming- anger Love-hate Fear-confidence Shame-shamelessness Indignation-envy Admiration-envy 3. Logos: Invetion Arrangement Style Memory Delivery
Pendeta Sebagai Komunikator
Mempersuasi jemaat
6
1.5.2 Asumsi Penelitian Asumsi yang dipegang oleh penulis sebelum melakukan penelitian ini yaitu: Pendeta pada Gereja Petra Kefamenanu-TTU mempunyai peran sebagai komunikator. Dimana ia mempunyai tugas untuk menyampaikan kotbah kepada jemaat pada setiap hari minggu dan pada kesempatan khusus.
1.5.3 Hipotesis Penelitian Hipotesis dalam penelitian kualitatif, dengan varian studi deskriptif, bukanlah hipotesis yang diuji melalui statistik inferensial, melainkan hanya hipotesis kerja yang dijadikan sebagai pegangan dalam penelitian ini. Hipotesis yang menjadi pegangan penulis dalam penelitian ini sebagai berikut: kredibilitas pendeta GMIT pada Gereja Petra Kefamenanu-TTU, sebagai komunikator dalam perspektif retorika klasik Aristoteles adalah pendeta mempunyai etos yang tinggi, pendeta mampu menampilkan daya tarik emosional sehingga mampu membangkitkan perasaan jemaat, serta pendeta pandai mengemukakan kotbahnya secara rasional dan argumentatif.
7