1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Keberhasilan
perusahaan
umumnya
ditentukan
oleh
kemampuan
manajemen untuk melihat kemungkinan dan kesempatan yang akan terjadi pada masa datang. Perencanaan masa depan perusahaan merupakan tugas dan tanggung jawab manajemen, agar segala kemungkinan dan kesempatan yang akan terjadi tersebut dapat diketahui dari saat ini. Salah satu tujuan mendirikan perusahaan adalah untuk memperoleh laba dengan menggunakan seluruh sumber ekonomi yang dimilikinya. Namun, sebuah hal yang wajar jika ada perusahaan yang mendirikan perusahaan bukan untuk mencari laba. Karena keterbatasan sumber ekonomi, maka manajemen dituntut untuk bekerja secara efektif dan efisien. Penjualan yang dilakukan untuk memperoleh laba didapat dari harga pokok produk yang dijual ditambah dengan laba yang diharapkan. Sedangkan laba diperoleh dari total pendapatan dan total biaya dalam suatu perioda yang sama. Untuk perusahaan yang menghasilkan lebih dari satu produk, laba yang diperoleh dari selisih total penjualan dengan total biaya dari masing-masing jenis produk. Setiap jenis produk memberikan laba yang berbeda, sehingga mengubah komposisi produk yang dijual akan sangat mempengaruhi laba yang diperoleh. Laba dipengaruhi oleh tiga (3) faktor, yaitu: (1) Harga jual produk, (2) biaya, dan
2
(3) Volume penjualan (Mulyadi, 1984). Harga jual mempengaruhi volume penjualan, penjualan berpengaruh pada volume poduksi, volume produksi mempengaruhi biaya serta biaya menentukan harga jual untuk mencapai tingkat laba yang dikehendaki. Oleh karena itu, perencanaan dalam hubungan antara biaya, volume dan laba memegang peranan sangat penting. Dalam pemilihan alternatif tindakan dan perumusan kebijaksanaan untuk masa mendatang, manajemen memerlukan berbagai kemungkinan yang berakibat pada laba yang akan datang. Dalam proses penentuan harga jual produk, manajemen menghadapi berbagai macam masalah yang kompleks karena banyak kemungkinan yang harus dipilih salah satunya. Keputusan pada umumnya bersifat meniadakan atau mutually exclusive, artinya apabila salah satu alternatif dipilih maka alternatif yang lain tidak dapat dipilih, tanpa harus memperhatikan kompleks atau tidaknya keputusan yang harus diambil. Jika manajemen salah dalam mengambil keputusan dalam menentukan harga jual, maka fatal akibatnya bagi perusahaan. Harga jual bagi perusahaan merupakan hal yang penting. Pada Perusahaan Roti Ananta penentuan harga jual produknya didasarkan pada metoda full costing. Peneliti ingin mengetahui apakah harga jual dengan menggunakan metoda variable costing akan menghasilkan keputusan yang berbeda dengan keputusan yang diambil perusahaan. Metoda variable costing adalah menghitung seluruh biaya variabel ditambah mark up dengan nilai tertentu. Perusahaan roti Ananta adalah perusahaan kecil yang bergerak di bidang pembuatan roti, kue dan cake, kegiatan produksinya masih tradisional maupun
3
telah dibantu dengan peralatan modern. Alasan pemilihan objek ini adalah karena peneliti ingin membantu perusahaan dalam menentukan harga jual produknya agar dapat bersaing dan bertahan dengan perusahaan lainnya. Dengan metoda variable costing ini, dapat diketahui apakah harga jual yang digunakan oleh perusahaan sebagai harga jual produknya telah menutup semua biaya pembentuk harga pokok dan juga memberikan keuntungan. Manajemen harus memperoleh informasi yang relevan dengan berbagai macam alternatif pilihan sebagai dasar pengambilan keputusan. Dalam memperhitungkan unsur-unsur biaya ke dalam harga pokok produksi, terdapat dua (2) macam pendekatan yang dapat digunakan, yaitu: (1) Metoda penentuan harga pokok atau full costing dan (2) Metoda penentuan harga pokok variabel atau variable costing. Penentuan harga pokok penuh, bermanfaat untuk pelaporan pada pihak eksternal dalam jangka waktu relatif panjang, minimal satu tahun. Dengan kata lain, penentuan harga pokok penuh tersebut, kurang relevan untuk tujuan menentukan harga jual produk pada perusahaan. Untuk menentukan harga jual produk yang lebih relevan, dapat digunakan metoda penentuan harga pokok variabel atau variable costing. Tujuan pokok penentuan harga pokok variabel sangat berhubungan dengan kebutuhan manajemen dalam menentukan harga jual produk, yaitu: 1. Membantu manajemen mengetahui batas kontribusi atau contribution margin yang sangat berguna dalam perencanaan laba melalui analisis hubungan biaya–volume–laba dan untuk pengambilan keputusan yang berhubungan dengan kebijaksanaan manajemen jangka pendek.
4
2. Memudahkan manajemen dalam mengendalikan kondisi operasional yang sedang berjalan serta menetapkan penilaian dan pertanggungjawaban kepada departemen atau divisi tertentu dalam perusahaan. (Supriyono,1982) Dengan pemisahan biaya dalam metoda biaya variabel atau variable costing, pengendalian manajemen banyak berhubungan dengan analisis perubahan hubungan biaya–volume–laba yang memusatkan perhatian pada masalah batas kontribusi atau contribution margin. Contribution margin merupakan kelebihan pendapatan penjualan diatas biaya variabel (Mulyadi, 1992). Metoda penentuan harga pokok variabel atau variable costing menyajikan informasi biaya yang dikelompokkan sesuai dengan tingkah lakunya dalam hubungannya dengan perubahaan kegiatan perusahaan. Konsep penentuan harga pokok variabel sangat membantu dalam perencanaan laba, penentuan harga jual produk, pengendalian biaya serta pengambilan keputusan jangka pendek. Dengan demikian, pengaruh penggunaan metoda variable costing terhadap efektivitas dalam menentukan harga jual pada suatu perusahaan dapat memberikan kontribusi terhadap keberhasilan kompetitif dan juga memberikan manfaat bagi perusahaan di masa datang. Atas dasar pemikiran diatas, penulis tertarik untuk meneliti penerapan metoda variable costing pada perusahaan roti Ananta dengan judul: “ANALISIS PENERAPAN METODA VARIABLE COSTING SEBAGAI ALAT BANTU MANAJEMEN DALAM MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK”
5
1.2. Perumusan Masalah 1. Apakah metoda variable costing untuk menghitung harga jual produk dapat diterapkan pada perusahaan roti Ananta? 2. Apakah penerapan metoda variable costing untuk menghitung harga jual produk akan menghasilkan keputusan yang berbeda dengan keputusan penentuan harga jual yang diambil perusahaan?
1.3. Batasan Masalah 1. Penerapan metoda variable costing pada Perusahaan Roti Ananta Jalan Rajawali 88 Klaten, telepon: (0272) 321534 dalam hal penentuan harga jual produk. 2. Metoda yang digunakan untuk menghitung penentuan harga jual adalah berdasarkan metoda variable costing.
1.4. Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui apakah metoda variable costing dapat diterapkan pada perusahaan roti Ananta. 2. Untuk mengetahui apakah dengan penerapan metoda variable costing akan menghasilkan keputusan yang berbeda dengan keputusan yang diambil perusahaan dalam menentukan harga jual.
6
1.5. Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis: dapat menambah wawasan dan pengetahuan di bidang akuntansi manajemen pada umumnya dan variable costing pada khususnya. 2. Bagi perusahaan yang diteliti: penelitian dapat memberikan gambaran kondisi perusahaan khususnya mengenai masalah yang diteliti, sehingga dapat dijadikan umpan balik dan informasi bagi kemajuan serta perkembangan perusahaan masa depan.
1.6. Kerangka Pemikiran Gambar1.1 Kerangka Pemikiran Kondisi Perusahaan
Tidak menggunak an Variable Costing
Menggun akan Variable Costing
Menganalisis perbedaan
Metoda Full Costing Membebankan seluruh biaya produksi, baik yang berperilaku tetap maupun variabel kepada produk
Manfaat / keunggulan Variable Costing
Membantu manajemen dalam • Perencanaan laba jangka pendek • Pengambilan keputusan • Pengendalian biaya • Menentukan harga jual
Metoda Variable Costing Hanya membebankan biayabiaya produksi variabel saja kepada produk
Hasil pengolahan data dan analisis deskriptif
Kesimpulan
7
Perkembangan dunia bisnis semakin pesat, berpengaruh besar terhadap iklim usaha sehingga cenderung mudah berubah dan sulit diprediksikan. Pola persaingan perusahaan, dimana keberhasilan perusahaan sangat tergantung pada kemampuan memanfaatkan skala ekonomi dan lingkup usahanya dengan penggunaan metoda variable costing, dimana perusahaan tidak lagi mengalami kesulitan dalam menentukan harga pokok penjualan. Bahkan telah terjadi pergeseran pada kata competition menjadi corpetition (corporation dan competition), yang berarti bahwa perusahaan dituntut untuk cermat dalam menempatkan dirinya. Agar dapat meraih sukses dalam lingkungan kompetitif, maka manajer sebagai pihak yang diberikan otoritas untuk mengelola perusahaan terus berupaya dalam merumuskan dan menyempurnakan strategi bisnis mereka. Strategi bisnis dalam hal ini berkenaan dengan penentuan sasaran atau misi dan tujuan jangka pendek perusahaan, dan perencanaan langkah dalam penentuan harga pokok penjualan yang akan dicapainya. Mulyadi (1995) menjelaskan bahwa untuk mendorong keberhasilan perusahaan dalam menerapkan strategi yang telah dirumuskan, manajemen membutuhkan informasi untuk pemilihan alternatif sebagai dasar pengambilan keputusan yang dihadapi manajemen, diantaranya adalah informasi keuangan yang dihasilkan oleh akuntansi. Informasi yang relevan dan handal diharapkan dapat menjadi instrumen yang memandu manajer dalam memahami kondisi perusahaannya, dalam hal ini
8
posisi perusahaannya kini dan bagaimana serta akan kemana perusahaan tersebut selanjutnya. Metoda variable costing dapat memenuhi kebutuhan manajemen tentang informasi keuangan untuk perencanaan laba jangka pendek, dapat mengendalikan biaya dan pembuatan keputusan jangka pendek khususnya untuk penentuan harga jual. Pada era globalisasi, informasi berperan aktif namun pada akhirnya keberhasilan hanya dapat diraih oleh perusahaan yang dapat melekatkan metoda produksi, sehingga mampu mengetahui biaya yang dikeluarkan dan keputusan yang akan diambil. (Mulyadi, 1995)
1.7. Hipotesis Berdasarkan latar belakang dan penelitian terdahulu yang pernah dilakukan, maka hipotesis dalam penelitian ini berkaitan dengan: 1.
Metode biaya variabel dapat diterapkan pada Perusahaan Roti Ananta.
2.
Keputusan yang diambil oleh Perusahaan Roti Ananta dalam menentukan harga jual berbeda dengan keputusan menentukan harga jual berdasarkan metoda variable costing.
1.8. Metoda Penelitian Menggunakan metoda deskriptif dengan studi kasus, serta data yang diperoleh selama penelitian diolah, dianalisis dan diproses lebih lanjut dengan dasar-dasar teori yang telah dipelajari untuk menarik kesimpulan.
9
1.8.1
Jenis Data Data yang digunakan oleh peneliti adalah data primer, yaitu data dari “Perusahaan Roti Ananta” Jalan Rajawali No. 88 Klaten, telp: (0272) 321534. Penelitian dilakukan pada tanggal 17 Desember 2004 sampai dengan 10 Maret 2005.
1.8.2
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data: wawancara (interview), pengamatan langsung (observasi) dan teknik penelitian kepustakaan (library research), yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh landasan teoritis serta data kualitatif yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
1.8.3
Alat / Metoda Analisis Metoda analisis yang digunakan adalah penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan apa yang ada di lapangan dan mengupayakan penggambaran data. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta dari suatu peristiwa serta sifat-sifat tertentu (Sudjarwo dan Sumadi Surjabrata, 1983). 1.8.3.1 Proses Analisis Langkah-langkah dalam melakukan penerapan metoda variable costing perusahaan:
10
a.
Melakukan klasifikasi atau penggolongan biaya, yaitu biaya produksi, biaya overhead pabrik, biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum.
b.
Memasukkan semua informasi biaya ke dalam klasifikasi biaya Perusahaan Roti Ananta dalam perioda satu tahun untuk tahun 2004.
c.
Memisahkan biaya produksi (meliputi: biaya bahan baku, biaya tenaga kerja langsung dan biaya overhead pabrik) dan biaya non-produksi (meliputi: biaya pemasaran dan biaya administrasi dan umum).
d.
Memasukkan informasi biaya produksi, yaitu: bahan baku berdasarkan biaya dan volume produksi untuk masingmasing jenis produk perusahaan tiap bulan dalam satu tahun. Begitu pula, dengan biaya tenaga kerja langsung berdasarkan biayanya per jam dan jam kerja serta biaya overhead pabrik. Sedangkan informasi biaya non-produksi yang dimasukkan, yaitu: biaya pemasaran (meliputi: biaya gaji karyawan pemasaran, biaya kemas, biaya penyusutan kendaraan dan biaya konsumsi karyawan), biaya administrasi dan umum (meliputi: biaya gaji karyawan toko, biaya perlengkapan toko, biaya penyusutan perlengkapan toko, biaya telepon dan listrik dan biaya konsumsi karyawan).
11
e.
Setelah dilakukan beberapa langkah pemisahan sebelumnya, maka dapat diketahui besarnya biaya variabel dan biaya tetap sesungguhnya.
f.
Langkah selanjutnya adalah melakukan perhitungan harga jual masing-masing produk (roti, kue dan cake) berdasarkan metoda biaya variabel.
g.
Membandingkan
harga
jual
masing-masing
produk
berdasarkan metoda biaya variabel dengan harga jual masing-masing produk perusahaan. h.
Melakukan analisis tambahan, yaitu dengan melakukan perhitungan selisih mark up antara harga jual pada perusahaan dengan mark up harga jual berdasarkan metoda variable costing.
1.8.3.2 Uji Regresi Linear Sederhana Uji Regresi dimaksudkan untuk memisahkan biaya semi variabel menjadi biaya tetap dan juga biaya variabel. Dalam penelitian ini menggunakan uji regresi linear sederhana, yaitu:
Y = a + bX Keterangan: Y
=
Jumlah biaya semi variabel
X
=
Jumlah jam kerja
a
=
Jumlah biaya tetap
12
b
=
Biaya variabel per unit
n
=
Jumlah data yang digunakan
Harga a dan b dapat dicari dengan rumus berikut: (ΣY)(ΣX2) - (ΣX) (ΣXY) a
=
nΣX2 - (ΣX) 2 nΣXY - (ΣX)(ΣY)
b =
nΣX2 - (ΣX)2
1.8.3.3. Menghitung Harga Jual Produk Dengan Metoda Variable Costing Perhitungan harga jual per unit menurut pendekatan harga pokok variabel, dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut: (Garrison, 1988) Harga jual = Biaya Variabel per unit + Mark Up
Perhitungan Mark Up dalam pendekatan harga pokok variabel: (Garrison, 1988:200) Hasil yg dikehendaki atas Aktiva yg digunakan
+ Biaya tetap
Prosentase Mark Up = Volume dlm unit X Biaya variabel per satuan