BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang Remaja merupakan masa peralihan antara masa anak dan masa dewasa yang berjalan antara umur 12 sampai 21 tahun (Siefan, 2008). Dalam proses mencapai dewasa, anak harus melalui berbagai tahap tumbuh kembang termasuk tahap remaja. Tahap remaja adalah masa transisi, dimana terjadi pacu tumbuh (growth sport), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan psikologis (Soetjiningsih, 2004). Masa remaja identik dengan kata pemberontakan yang sering disebut sebagai masa strom dan stress karena banyaknya gangguan dan perubahan yang terjadi pada masa sebelumnya (Retno, 2004). Menurut Soetjiningsih (2004), pada remaja putri pertumbuhan dan perkembangan fisik terjadi sangat pesat. Gejala yang ditunjukkan antara lain pinggul yang membesar dan membulat yang hampir menyerupai laki-laki tetapi karena pertumbuhan remaja perempuan lebih kecil pada berbagai dimensi tubuhnya maka lebar panggul tampak tidak proporsional, buah dada yang semakin menonjol, tumbuhnya rambut di daerah-daerah tertentu, ada perubahan suara serta peningkatan hormon dalam tubuh yang membuat produksi kelenjar minyak bertambah banyak yang menyebabkan penyumbatan pori-pori sehingga terjadi jerawat. Salah satu yang dikhawatirkan remaja putri pada penampilannya yaitu munculnya jerawat yang ada dibagian wajah. Jerawat merupakan penyakit yang
terjadi akibat peradangan menahun folikel pilosebasea yang ditandai dengan adanya komedo, papul, pustul dan nodul pada tempat predileksinya (Djuanda, 2002). Berdasarkan hal tersebut, wajah bagi remaja putri bernilai penting yang berkaitan dengan pengembangan citra dirinya
(Kartikawati, 2005).
Fenomena yang terjadi sekitar 90 % dari seluruh remaja mengalami jerawat dalam derajat yang berbeda-beda dan 20 % memerlukan pertolongan dokter, pada umumnya keluhan penderita lebih bersifat estetis, sehingga perlu diperhatikan dampak psikososial pada remaja yang dapat mempengaruhi interaksi sosial, prestasi sekolah dan juga pekerjaan (Soetjingsih, 2004). Fenomena dari sebuah riset yang dilakukan pada 50 remaja dari kelompok penderita yang mengalami jerawat, selain dikatakan bahwa mereka cenderung enggan berpartisipasi dalam kegiatan fisik, penderita merasa mempunyai citra diri yang buruk dan mengalami masalah kepercayaan diri serta kualitas hidup yang lebih buruk (Sengkey, 2008). Dari data statistik menunjukkan bahwa hampir 85% orang berusia 12-25 tahun pernah mempunyai masalah dengan jerawat (Soetjiningsih, 2002). Dewasa ini jerawat mendapat perhatian khusus berkat pengakuan adanya pengaruh timbal balik antara jiwa dan raga. Raga yang sakit dapat mengakibatkan gangguan jiwa. Kaidah ini berlaku bagi jerawat karena ternyata jerawat tidak kecil pengaruhnya pada jiwa. Jerawat dapat mengganggu mental penderitanya,
salah
satunya yaitu gangguan pada citra diri remaja putri. Menurut Stuart & Sundeen (1991) citra diri atau gambaran diri adalah sikap seseorang terhadap tubuhnya secara sadar dan tidak sadar. Sikap ini mencakup persepsi tentang ukuran dan bentuk, fungsi, penampilan, dan potensi tubuh saat ini
dan masa lalu. Cara individu memandang diri mempunyai dampak penting pada aspek psikologis sebab menerima dan menyukai bagian tubuh akan memberi rasa aman sehingga terhindar dari cemas serta meningkatkan harga diri. Munculnya jerawat dibagian wajah pada remaja putri dapat menyebabkan gangguan psikologis dan pengembangan kepribadiannya dalam tahap tumbuh kembang seperti kurangnya percaya diri, malu, sampai dengan harga diri rendah. Berdasarkan studi pendahuluan yang peneliti lakukan di SMA Negeri 4 Semarang terutama siswi putri, dari 415 siswi 80 % diantaranya mengalami jerawat. Salah satu faktor utama penyebab timbulnya jerawat pada siswi di SMA Negeri 4 Semarang antara lain faktor lingkungan dan iklim, dimana udara yang panas dan debu dari kendaraan membuat kelenjar minyak memproduksi minyak di wajah lebih banyak yang menjadikan resiko terjadinya jerawat. Selain faktor lingkungan dan iklim,jerawat dapat disebabkan oleh faktor diet yaitu seringnya mengkonsumsi makanan yang berlemak yang dapat menjadikan tmbulnya jerawat, faktor hormonal dapat menyebabkan jerawat karena pada masa remaja hormon androgen sedang aktif berproduksi dimana hormon tersebut dapat meningkatkan kadar minyak kulit muka selain itu pada wanita dapat tibul jerawat saat menjelang menstruasi, faktor stress, dan faktor genetik (Soetjiningsih,2004). Hasil observasi dari wawancara yang peneliti lakukan pada 10 siswi SMA Negeri 4 Semarang yang mengalami jerawat, terdapat 7 diantaranya mengalami gangguan citra diri. Hal tersebut dapat dilihat dari cara pergaulannya, mereka merasa kurang percaya diri, malu, kurangnya kontak mata saat diajak berbicara, berusaha selalu memalingkan muka serta kurang semangat dalam melakukan aktifitas.
Berdasarkan uraian diatas, masa remaja merupakan masa transisi dimana terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, salah satunya bertambah banyaknya produksi kelenjar minyak di wajah yang dapat menyebabkan timbulnya jerawat. Meskipun jerawat bukan suatu penyakit yang berbahaya namun bisa menyebabkan dampak yang besar pada aspek psikologis dan pengembangan citra diri remaja putri anatara lain menjadi kurang percaya diri, malu, kurang semangat dalam melakukan aktivitas dan cenderung rendah diri seperti yang dialami oleh siswi yang ada di SMA Negeri 4 Semarang. Berbeda dengan siswi yang tidak memiliki jerawat, mereka merasa percaya diri dan semangat dalam melakukan aktivitas. Salah satu faktor penyebab timbulnya jerawat pada siswi SMA Negeri 4 Semarang yaitu faktor lingkungan. Dilihat dari letaknya, SMA Negeri 4 Semarang berada dipinggir jalan raya yang mana debu dari kendaraan serta udara yang panas dapat menimbulkan munculnya jerawat. Untuk itu perlu dilakukan penelitian di SMA Negeri 4 Semarang terkait dengan hubungan jerawat terhadap citra diri remaja putri. B. Perumusan Masalah Dari uraian diatas bahwa permasalahan yang dapat dirumuskan adalah adakah hubungan antara jerawat dengan gangguan citra diri pada remaja putri.
C. Tujuan Penelitian 1. Umum Mengetahui hubungan jerawat dengan gangguan citra diri pada remaja putri. 2. Khusus
a.
Mendiskripsikan kejadian jerawat pada remaja putri di SMA Negeri 4 Semarang
b.
Mendiskripsikan gambaran citra diri remaja putri di SMA Negeri 4 Semarang
c.
Menganalisis hubungan jerawat dengan citra diri pada remaja putri di SMA Negeri 4 Semarang.
D. Manfaat Penelitian: 1. Bagi masyarakat Khususnya para remaja agar dapat menjadi sumber informasi mengenai jerawat dan dampak yang disebabkan oleh jerawat. 2. Bagi peneliti Dapat menambah pengetahuan mengenai kesehatan kulit wajah terutama tentang kejadian jerawat dan dampak dari jerawat tersebut. E. Bidang Ilmu Bidang keilmuan yang terkait dalam penelitian ini adalah ilmu keperawatan jiwa.