BAB I PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah Teknologi
informasi
telah
berkembang
dengan
cepat
dan
mempengaruhi berbagai aspek dalam organisasi baik pemerintah maupun lingkungan bisnis. Perubahan lingkungan bisnis memaksa organisasi untuk menyesuaikan strategi agar dapat menjawab perubahan global di bidang sains, teknologi, dan bisnis. Kondisi inilah yang dapat mempengaruhi kinerja bisnis organisasi. Sistem akuntansi yang ada dituntut untuk menjamin ketepatan waktu dalam menyediakan informasi-informasi penunjang efisiensi bisnis organisasi. Sistem tersebut memiliki peran penting untuk menyediakan informasi yang digunakan sebagai dasar atas pengambilan keputusan yang ada di perusahaan (Butkevičius, 2009). Kemajuan teknologi informasi yang relatif cepat haruslah diikuti oleh kemajuan sistem informasi akuntansi. Oleh karena itu, adopsi teknologi informasi terbaru sangat diperlukan untuk membuat perusahaan lebih kompetitif, salah satunya adalah teknologi komputasi awan (Aljabre, 2012). Banyak organisasi kesulitan dalam memperoleh dan memelihara infrastruktur Teknologi Informasi (TI) yang dibutuhkan untuk efektivitas operasi bisnisnya (Ekufu, 2012). Mereka terkendala oleh tingginya biaya investasi TI tersebut sehingga dibutuhkan solusi untuk pembiayaan yang lebih 1
rendah. Cloud computing hadir sebagai solusi dari masalah tersebut karena menyajikan berbagai sumber daya terutama aplikasi yang bisa diakses secara cepat, tanpa harus berinvestasi secara besar-besaran. Salah satu keuntungan yang didapat dari penerapan cloud computing pada perusahaan adalah penurunan jumlah cost yang harus dikeluarkan dalam pengembangan infrastruktur TI khususnya dalam pengadaan server dan storage (Aljabre, 2012). Aljabre (2012) juga menekankan bahwa kompatibilitas cloud computing dalam semua platform dan sistem operasi membuat teknologi ini dilirik oleh berbagai perusahaan. Cloud computing memiliki potensi untuk memainkan peran utama dalam mengatasi inefisiensi dan memberikan kontribusi mendasar untuk pertumbuhan dan daya saing suatu organisasi atau perusahaan (Sahandi et al., 2013). Dengan mengadopsi layanan komputasi awan perusahaan akan dapat memperoleh teknologi terbaru dengan biaya yang relatif lebih kecil. Cloud computing juga merubah sistem menyimpan data dan menjalankan aplikasi. Dengan teknologi ini aplikasi di-host dalam sebuah cloud server dan dapat diakses oleh banyak pengguna yang memiliki hak akses dari berbagai tempat yang terhubung dengan cloud, bahkan pengguna dapat mengakses dokumen-dokumen yang disimpan dalam berbagai server atau PC selama server atau PC tersebut terhubung aplikasi melalui cloud (Agustin, 2013). Dengan kemampuan yang dimiliki cloud computing, teknologi ini berpotensi untuk membantu organisasi menjawab tantangan perubahan lingkungan bisnis yang cepat. 2
Menurut National Institute of Standards and Technology (2012), definisi cloud computing adalah sebuah model komputasi yang memungkinkan akses jaringan mudah, tanpa batasan lokal, dan dapat dilakukan sewaktu-waktu terhadap sekelompok sumber daya komputasi yang dapat dikonfigurasi (semisal jaringan, server, penyimpanan data, aplikasi dan layanan) yang dapat dengan cepat ditetapkan dan siap digunakan dengan usaha yang minim dalam pengelolaan atau interaksi dari penyedia jasa. Dengan kata lain, cloud computing adalah sebuah layanan teknologi informasi baik berupa penyimpanan data dan penggunaan aplikasi yang bisa dimanfaatkan atau diakses oleh pelanggannya melalui jaringan internet dan layanan tersebut disediakan oleh penyedia layanan (pihak ketiga). Saat ini sudah umum bagi individu untuk punya lebih dari satu perangkat elektronik seperti laptop, smartphone, dan tablet yang dapat mempermudah mengakses informasi. Maraknya TI berbasis mobile juga mendukung meningkatnya konsumsi pengguna layanan cloud computing. Salah satu layanan tersebut adalah cloud storage. Dengan adanya cloud storage, pengguna seperti mempunyai virtual drive yang dapat diakses dari berbagai perangkat yang dimiliki oleh pengguna. Pengguna cloud storage dapat mengubah konten datanya dari suatu perangkat dan versi terakhir dari data tersebut langsung diperbarui dan dapat dibuka di perangkat lain yang dimiliki pengguna. Fitur ini tidak dibatasi oleh isu kompatibilitas, layanan cloud storage seperti google drive, dropbox, atau OneDrive dapat dijalankan di berbagai perangkat berbasis windows, android ataupun iOS. Layanan cloud 3
computing seperti ini sangat membantu produktivitas dari pengguna bahkan organisasi. Tidak diragukan lagi bahwa kemunculan cloud computing berdampak signifikan terhadap perkembangan TI. Munculnya cloud computing sebagai sumber daya TI merupakan faktor penting yang mempengaruhi keberhasilan bisnis dan organisasi. Cloud computing dapat membantu berbagai jenis bisnis untuk meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses bisnis, pengambilan keputusan manajerial, dan kerja sama kelompok, serta dapat memperkuat posisi kompetitif dalam pasar yang cepat berubah. Wang et al. (2011) menyatakan cloud computing tidak hanya sebuah konsep TI namun juga merupakan sebuah pendekatan baru atas implementasi e-commerce. Tanpa cloud computing, saat ini perusahaan atau pengguna harus berinvestasi lebih dalam biaya infrastruktur TI khususnya pada perangkat keras dan perangkat lunak untuk mengotomatisasi dan meningkatkan proses bisnis mereka. Keadaan seperti inilah yang perusahaan atau pengguna untuk memulai menggunakan
cloud
computing
(Murphy,
2011).
Cloud
computing
menawarkan manfaat dan keuntungan untuk semua tipe dan jenis perusahaan atau pengguna. Secara umum, pengguna tertarik pada janji yang diberikan oleh penyedia layanan atas cloud computing apalagi biaya penggunaan layanan cloud computing relatif lebih kecil. Hal ini mengindikasikan kepada seluruh perusahaan dan pengguna di seluruh dunia untuk secara perlahan mengubah infrastruktur teknologi informasi mereka, dan memulai penggunaan layanan cloud computing untuk memenuhi kebutuhan organisasi. 4
Dengan berbagai manfaat yang ditawarkan oleh Teknologi Komputasi Awan, peneliti tertarik untuk memahami faktor-faktor yang mendorong pengguna untuk mengadopsi cloud computing. Cloud computing yang memenuhi kebutuhan penggunanya mendorong kepuasan terhadap sistem tersebut dan akan menjadi pengukur yang subyektif dan berkelanjutan terhadap keberhasilan sistem. Hal yang sama, penggunaan suatu sistem dapat menjadi indikator keberhasilan dan penerimaan sistem baru tersebut. Apakah sistem baru tersebut dikatakan baik atau buruk tergantung pada bagaimana para pengguna merasakan sistem tersebut. Sehingga penting untuk mengidentifikasi alasan mengapa para pengguna memutuskan untuk menggunakan atau tidak menggunakan sistem baru tersebut. Dengan pemahaman determinan cloud computing tersebut, akan membantu pihak provider dalam mengendalikan sikap para pengguna untuk menggunakan cloud computing agar menjadi konsumen yang loyal. Penelitian ini menggunakan Technology Acceptance Model (TAM) sebagai pendekatan memahami adopsi cloud computing ini. Davis (1989) menyatakan secara umum ada dua persepsi yang menyebabkan seorang mau menerima atau menolak satu teknologi informasi. Pertama, adanya kepercayaan seseorang pengguna bahwa mengaplikasikan teknologi tersebut akan membantu mereka melakukan tugas dan pekerjaan dengan lebih baik, yang selanjutnya disebut dengan persepsi kegunaan (perceived of usefulness), dan kedua adalah kepercayaan pengguna bahwa aplikasi yang ada dapat dijalankan dengan mudah ,atau disebut dengan persepsi kemudahan (perceived 5
ease of use). Kedua persepsi ini mempengaruhi sikap seseorang ke arah penggunaan teknologi dan niat untuk menggunakan teknologi, yang pada akhirnya mempengaruhinya untuk menerima dan benar-benar menggunakan teknologi yang ada secara nyata. TAM memprediksi user acceptance terhadap teknologi apapun berdasarkan dua faktor di atas. User acceptance diartikan sebagai keinginan pengguna dalam memanfaatkan teknologi informasi yang digunakan untuk membantu pekerjaan mereka. User acceptance merupakan faktor utama yang menentukan kesuksesan sebuah sistem informasi, karena kurangnya penerimaan pengguna akan teknologi informasi akan sangat berpengaruh terhadap kesuksesan sistem tersebut. Perbedaan penelitian ini dengan penelitian-penelitian sebelumnya adalah adanya penambahan variabel eksternal TAM yang diajukan oleh penulis, yaitu personal innovativeness dan kualitas koneksi internet. Sehubungan dengan uraian di atas, maka penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi karakteristik atau atribut-atribut yang mempengaruhi pengguna dalam mengadopsi cloud computing. Berdasarkan latar belakang diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian berjudul: ” Analisis Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengguna untuk Mengadopsi Teknologi
Komputasi
Awan
(Cloud
Computing)
Menggunakan
Pendekatan Technology Acceptance Model (TAM) “ Penelitian ini termasuk dalam Behavior Accounting Research atau studi dalam akuntansi keperilakukan. Akuntansi keperilakuan adalah bagian dari 6
disiplin ilmu akuntansi yang mengkaji hubungan antara perilaku manusia dan sistem akuntansi, serta dimensi keperilakuan dari organisasi di mana manusia dan sistem akuntansi itu berada dan diakui keberadaannya (Lord, 1989).
Rumusan Masalah Dari latar belakang yang telah diuraikan, penggunaan cloud computing merupakan faktor yang sangat penting untuk meningkatkan kinerja organisasi baik pemerintah maupun lingkungan bisnis. Keuntungan yang ditawarkan oleh cloud computing ternyata tidak membawa membawa dampak yang signifikan terhadap intensi penggunaannya. Penelitian ini membahas tentang masalah tersebut dengan dikaitkan teori TAM sebagai landasan dalam menentukan intensi penggunaan suatu teknologi. Penelitian ini fokus pada variabel eksternal model TAM dengan menggabungkan dan menguji karakteristikkarakteristik teknologi yakni personal innovativeness dan kualitas koneksi internet sebagai variabel anteseden perceived usefulness dan perceived ease of use untuk membangun model pengadopsian cloud computing di Indonesia. Masalah yang diteliti kemudian dirumuskan dalam pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Apakah perceived usefulness memiliki pengaruh positif terhadap sikap atas penggunaan (attitude toward using) cloud computing? 2. Apakah perceived ease of use memiliki pengaruh positif terhadap sikap atas penggunaan (attitude toward using) cloud computing? 3. Apakah perceived ease of use memiliki pengaruh positif terhadap perceived usefulness? 7
4. Apakah personal innovativeness memiliki pengaruh positif terhadap perceived ease of use dan niat untuk menggunakan (intention to use) cloud computing? 5. Apakah kualitas koneksi internet memiliki pengaruh positif terhadap niat untuk menggunakan (intention to use) cloud computing?
Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi pengguna dalam mengadopsi teknologi cloud computing.
Manfaat Penelitian a. Bagi Pengguna Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi pengguna sebagai bahwa pertimbangan dalam memilih produk atau layanan jasa cloud computing dalam melakukan aktivitas maupun proses bisnis. b. Bagi Penyedia Layanan Penelitian ini diharapkan dapat memberikan wawasan bagi penyedia layanan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengguna untuk mengadopsi cloud computing sehingga diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dalam upaya meningkatkan kinerja, membangun competitive advantage dan meningkatkan pangsa pasarnya.
Sistematika Penulisan Bab I
Pendahuluan Dalam bab ini dibahas latar belakang penelitian, rumusan masalah, 8
pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penelitian Bab II
Landasan Teori dan Formulasi Hipotesis Bab ini menjelaskan tentang tinjauan pustaka dan referensi yang digunakan untuk mendukung penelitian serta mengembangkan hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini.
Bab III Metode Penelitian Bab ini menjelaskan tentang tipologi penelitian yang terdiri atas populasi dan sampel penelitian, sumber dan teknik pengumpulan data, pengukuran variabel penelitian, pengukuran instrumen dan metode pengujian hipotesis. Bab IV Analisis dan Pembahasan Bab ini membahas tentang pengujian hipotesis dan hasil penelitian. Bab V Penutup Bab ini terdiri atas kesimpulan, keterbatasan penelitian dan harapan untuk penelitian berikutnya.
9