BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian Penerapan ilmu geofisika, geologi, maupun hidrografi dalam survey bawah laut menjadi suatu yang sangat krusial dalam menggambarkan keadaan, detail objek, serta sifat lapisan batuan bawah permukaan laut. Sebagaimana telah diketahui bahwa survei geofisika menyediakan data yang cukup penting berupa data bawah permukaan baik darat maupun perairan yang dapat ditunjang dengan data-data geologi yang tersedia. Dengan metode geofisika dapat diperkirakan jenis batuan, kedalaman maupun struktur lapisan batuan di bawah permukaan laut. Untuk mengetahui kondisi struktur lapisan batuan di bawah permukaan laut telah dilakukan proyek penelitian metode geomagnetik kelautan di daerah perairan Misool, Papua pada tanggal 24 Mei 2013 hingga 17 Juni 2013 oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral. Metode geomagnetik digunakan sebagai pendukung metode-metode geofisika lainnya seperti metode seismik refraksi untuk penentuan struktur bawah laut. Bila dibandingkan dengan metode eksplorasi geofisika lainnya, biaya operasional metode geomagnetik lebih murah daripada metode seismik maupun well logging. Di sisi lain, metode geomagnet tidak mengganggu ekosistem laut karena metode ini mengukur besaran fisis yang sudah ada dalam batuan (yaitu nilai intensitas kemagnetan) tanpa memberikan input atau pengaruh kepada objek penelitian seperti ledakan (dalam metode seismik) atau injeksi arus listrik (dalam metode geolistrik). Dalam pengolahan data geomagnetik diperlukan suatu koreksi variasi harian intensitas magnetik terhadap waktu. Koreksi ini dapat diperoleh dari stasiunstasiun observatorium magnetik yang merekam data variasi harian secara kontinyu 1
setiap harinya yang tersebar di belahan bumi serta dapat diakses dengan mudah untuk mengunduh data variasi harian tersebut. Dalam penelitian ini, data variasi harian intensitas medan magnet untuk koreksi variasi harian akan menggunakan data dari jaringan observatorium INTERMAGNET. Hal tersebut dikarenakan tidak tersedianya data base magnetik di dekat lokasi survei penelitian sehingga perlu dilakukan penentuan data yang tepat dari stasiun terpilih yang diharapkan memiliki selisih variasi harian yang tidak berbeda jauh dengan data variasi harian di sekitar wilayah survei apabila tersedia base magnetiknya. Data variasi harian magnetik dipengaruhi oleh aktivitas ionosfer serta posisi matahari setiap harinya. Adanya perbedaan posisi lintang maupun bujur dari stasiun-stasiun observatorium magnetik dapat dimungkinkan adanya perbedaan nilai variasi harian yang besarnya tergantung oleh posisi dari matahari yang memberikan pengaruh cukup besar dalam aktivitas ionosfer bumi. Diperlukan adanya suatu analisa terhadap stasiun observatorium magnetik terhadap stasiun lainnya ditinjau dari posisi garis lintang dan bujur stasiun tersebut. Hal tersebut dilakukan untuk menentukan selisih variasi harian yang dihasilkan oleh stasiun yang teranalisis, apakah cukup besar atau relatif kecil. Dari uraian latar belakang yang ada di atas, dalam tugas akhir ini penulis mencoba menganalisa data variasi harian magnetik dari beberapa stasiun di dekat wilayah penelitian yang merupakan jaringan INTERMAGNET, dimana akan ditentukan data variasi harian yang diperkirakan memiliki besar yang relatif sama dengan data variasi harian apabila terpasang di sekitar lokasi survei. Kemudian data variasi harian stasiun terpilih digunakan untuk mengolah data geomagnetik daerah penelitian perairan Misool untuk meneliti sifat magnetik zona bawah permukaan laut daerah tersebut dengan menghasilkan hasil olahan peta kontur anomali medan magnet wilayah perairan tersebut. Pembuatan suatu model dari parameter fisis kemagnetan yang telah diolah juga dilakukan penulis untuk memberi gambaran mengenai kondisi bawah permukaan laut.
2
1.2. Rumusan Masalah Penelitian Dari penjelasan bagian latar belakang penelitian dapat ditarik suatu rumusan masalah yaitu bagaimana pengaruh dari ionosfer akibat aktivitas matahari serta posisi bujur dan lintang terhadap data variasi harian pada stasiun base magnetik. Rumusan masalah yang kedua adalah bagaimana cara menentukan data variasi harian yang tepat untuk pengolahan data geomagnetik berdasarkan analisa terhadap posisi bujur dan lintang base magnetik serta aktivitas harian matahari. Rumusan masalah yang ketiga adalah bagaimana kondisi bawah permukaan di lokasi penelitian berdasarkan hasil survei geomagnetik kelautan yang dilakukan.
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang akan dicapai dalam tugas akhir ini sebagai berikut : 1. Menentukan pengaruh dari aktivitas harian matahari dan posisi bujur & lintang terhadap variasi harian data magnetik dari stasiun base magnetik di permukaan bumi. 2. Menentukan data variasi harian stasiun base magnetik terpilih untuk pengolahan data magnetik kelautan daerah survey ditinjau dari aspek variasi data yang terekam, posisi matahari saat waktu tertentu, posisi lintang dan bujur stasiun base magnetik. 3. Memetakan anomali medan magnet regional di daerah survey perairan Misool, Papua. 4. Memetakan anomali medan magnet hasil transformasi Pseudo-gravitasi dan Gradien Horiozontal untuk menentukkan posisi horizontal dan batas objek penyebab anomali di Perairan Misool dan Palung Seram. 5. Membuat suatu pemodelan struktur dasar laut Perairan Misool & Palung Seram berdasarkan anomali magnetisme serta kondisi geologi dan tektonik regional di wilayah tersebut.
3
1.4. Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan data sekunder geomagnetik perairan Misool & Palung Seram hasil survei Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan (PGL). Penelitian melingkupi analisis, pengolahan data, serta penulisan Tugas Akhir berlangsung selama 7 bulan (Agustus 2015 – Februari 2016).
1.5. Batasan Masalah Penelitian Adapun batasan-batasan permasalahan yang akan dicakup dalam tugas akhir ini sebagai berikut : 1. Pada tugas akhir ini tertuju pada analisis hasil perbandingan data variasi harian antar base stasiun magnetik yang nilainya dipengaruhi oleh aktivitas matahari dan posisi bujur serta lintang observatorium magnetik. 2. Data variasi harian observatorium magnetik yang digunakan diunduh dari website INTERMAGNET (www.intermagnet.org). 3. Data geomagnetik terukur lokasi survei merupakan data sekunder yang diperoleh dari Pusat Peneltian dan Pengembangan Geologi Kelautan (P3GL) pada kegiatan survei tahun 2013. 4. Struktur dasar laut dianalisis berdasarkan anomali medan magnet regionalnya dan digunakan informasi geologi berupa peta tektonik regional daerah Misool dan Palung Seram serta wilayah disekitarnya 5. Jenis batuan dasar laut diperkirakan berdasarkan nilai suseptibilitas yang dikorelasikan dengan data stratigrafi wilayah survei.
4
1.6. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah dapat menentukan data variasi harian yang tepat untuk pengolahan data geomagnetik serta memperoleh gambaran mengenai bawah permukaan laut perairan Misool sehingga dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian dengan metode geofisika lainnya. Selain itu hasil pengolahan data geomagnetik perairan Misool ini dapat digunakan untuk menambah data dibidang ilmu kebumian terutama survei geofisika di ranah kelautan (marine geophysics survey).
5