BAB I PENDAHULUAN
1. 1 Latar Belakang Kebutuhan yang mendesak atau kekurangan dana dalam memenuhi kebutuhan sehari - hari merupakan masalah yang sering terjadi pada kehidupan masyarakat. Hal ini dikarenakan kebutuhan masyarakat yang beraneka ragam selalu meningkat, sementara kemampuan untuk mencapai sesuatu yang diinginkan terbatas. (Suyatno, 1990). Masalah ini dapat diatasi, salah satu cara untuk menyelesaikannya adalah dengan melakukan kegiatan pinjam meminjam dana atau kredit. Menurut Undang – Undang Perbankan No.10 Tahun 1998 Pasal 1, kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak peminjam, yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga. Berdasarkan pengertian tersebut, kredit diberikan oleh lembaga keuangan bank, namun selain lembaga keuangan bank, terdapat juga lembaga keuangan non bank yang memberikan peminjaman kredit. Lembaga keuangan non bank yang memberikan pinjaman kredit adalah pegadaian. Menurut Kitab Undang Undang Hukum Perdata pasal 1150, gadai adalah hak yang diperoleh seseorang yang mempunyai piutang atas suatu barang bergerak. Barang bergerak adalah barang barang yang
1
dianggap berharga dan memiliki nilai ekonomi tertentu serta dapat dipindah tangankan, misalnya perhiasan emas, peralatan elektronik, kendaraan, dll. Intinya pegadaian memberikan pinjaman dana atau kredit dengan syarat pemberian barang berharga sebagai jaminannya. Bank dan pegadaian adalah pilihan yang tepat dalam melakukan kegiatan peminjaman kredit, namun pada kenyataannya masyarakat lebih memilih meminjam uang melalui pegadaian. Pegadaian dipilih karena prosedur yang harus dipenuhi lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan bank. (Kasmir, 2013 : 235). Adapun persyaratan yang harus dipenuhi dalam melakukan kredit gadai di pegadaian yaitu menyerahkan fotocopy identitas diri, baik Kartu Tanda Penduduk (KTP) ataupun Surat Ijin Mengemudi (SIM), mengisi Formulir Permintaan Kredit (FPK) dan meyerahkan barang jaminan. Jumlah uang pinjaman yang dapat dipinjam adalah sebesar 95% dari barang pinjaman. Setelah peminjam telah menemui kesepakatan tentang jumlah pinjaman dengan pihak pegadaian, peminjam langsung akan diberikan dana pinjaman dan Surat Bukti Kredit (SBK), sedangkan barang akan disimpan oleh pihak pegadaian. Adapun prosedur pelunasan yang harus dipenuhi juga mudah dan cepat. Prosedurnya yaitu dengan membawa Surat Bukti Kredit (SBK) dan membayar kewajiban jumlah pinjaman ditambah dengan bunga dan biaya administrasi, kemudian barang akan dikembalikan. Ketika pada saat jatuh tempo yaitu 4 bulan, peminjam belum memiliki dana yang harus dibayarkan, peminjam dapat melakukan perpanjangan dengan membayarkan
2
jumlah sewa modal dengan biaya administrasi pada akhir jatuh tempo, sehingga barang yang menjadi jaminan tidak akan dilelang dan jatuh tempo akan ditambah 4 bulan. Ada 3 produk unggulan untuk kredit gadai, yaitu Kredit Cepat Aman (KCA), Kredit Angsuran Dengan Sistem Fidusia (KREASI) dan Kredit Angsuran Dengan Sistem Gadai (KRASIDA). Barang jaminan KCA bervariasi seperti emas, berlian, barang elektronik, sepeda, dengan jangka waktu pinjaman 4 bulan dan dapat diperpanjang. untuk KRASIDA barang jaminanya berupa emas dengan jangka waktu pinjaman 6, 12, 24, 36 bulan dan harus diangsur tiap bulan, sedangkan KREASI hanya diberikan untuk Usaha Mikro Kecil dan Menengah dengan jaminan Buku Pemilik Kendaraan Bermotor. Pegadaian memiliki moto “Mengatasi Masalah Tanpa Masalah” yang menjelaskan bahwa dengan meminjam di pegadaian masyarakat akan mendapatkan solusi yang mudah tanpa mendapat masalah baru. Salah satu pegadaian yang ada di Indonesia adalah Pegadaian Purrwotomo Surakarta. Prosedur pemberian kredit di pegadaian tersebut dapat dilakukan secara langsung dengan mengisi Formulir Permintaan Kredit (FPK) tanpa perlu mengambil nomor antrian, dan untuk gadaian non emas, pengisian FPK dilakukan di loket khusus, namun karena kurangnya sosialisasi, tidak adanya panduan prosedur dalam melakukan kredit, dan penjaga pos loket gadai menyebabkan masih banyaknya nasabah yang kebinggungan dalam melakukan kredit, seperti tidak membawa persyaratan yang dibutuhkan, salah memilih loket, dan sebagainya. Berdasarkan penjelasan tersebut maka
3
dibuat laporan tugas akhir yang diharapkan dapat menambah pengetahuan kepada masyarakat tentang kredit gadai di Pegadaian Purwotomo dengan judul “Prosedur Pemberian dan Pelunasan Kredit Gadai Pada PT Pegadaian Purwotomo Surakarta (PERSERO)”.
1. 2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan, maka rumusan masalahnya sebagai berikut : Bagaimana prosedur pemberian dan pelunasan kredit gadai pada PT Pegadaian Purwotomo Surakarta (PERSERO).
1. 3 Tujuan Penelitian 1. Mengetahui prosedur pemberian kredit gadai di Pegadaian Purwotomo Surakarta. 2. Mengetahui prosedur pelunasan kredit gadai di Pegadaian Purwotomo Surakarta
1. 4 Manfaat Penelitian 1. Penelitian dapat digunakan oleh pegadaian sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan pelayanan kepada konsumen. 2. Penelitian dapat memberikan informasi tambahan kepada konsumen tentang penerapan dalam menggunakan produk produk di pegadaian. 3. Penelitian digunakan sebagai tambahan wawasan dan pengetahuan kepada masyarakat luas tentang kredit di pegadaian.
4
1. 5 Metodologi Penelitian 1. Jenis dan Sumber Data Data yang dikumpulkan adalah data deskripsi, gambaran umum tentang sejarah pegadaian, latar belakang pegadaian dan produk produknya. a. Data Primer Data yang diperoleh secara langsung dari sumber yang diamati dan dicatat. Data diperolah dari hasil wawancara kepada beberapa karyawan pegadaian. Adapun data yang diperoleh mengenai produk pegadaian khusunya KCA tentang masa jatuh tempo, bunga yang harus dibayarkan dan barang jaminan apa saja yang dapat diajukan sebagai permohonan kredit gadai di Pegadaian Purwotomo Surakarta. b. Data Sekunder Data diperoleh secara tidak langsung, diperoleh dari beberapa pihak yang terkait (penaksir, kasir, pimpinan cabang). Adapun data yang diperoleh berupa brosur pegadaian, contoh simulasi emas, buku saku Pegadaian yang berisi tentang
penjelasan mengenai produk
produk pegadaian.. Data sekunder juga diperoleh dari berbagai bahan studi pustaka , buku, jurnal, data di internet dan dokumen lain yang berhubungan dengan bahan penelitian. 2. Metode Pengumpulan Data Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi dan wawancara dan menggunakan studi pustaka atau dokumen.
5
a. Observasi Dilakukan dengan cara melakukan praktek kerja secara langsung pada Pegadaian Purwotomo sehingga mengetahui secara langsung bagaimana prosedur yang harus dijalankan ketika melakukan pemberian dan pelunasan kredit gadai. b. Wawancara Dilakukan dengan wawancara atau tanya jawab dengan pihak terkait dari objek penelitian. Sebagai objeknya yaitu pimpinan cabang, penaksir dan fronliner atau kasir mengenai penerapan produk pegadaian. c. Studi Pustaka dan dokumen Dilakukan dengan pengumpulan data dari buku saku yang ada di pegadaian Purwotomo dan berbagai sumber buku yang berhubungan dengan materi penelitian. 3. Analisis Data Analisis data yang digunakan adalah analisis data kualitatif. Analisis data kualitatif adalah suatu analisis yang menghasilkan data deskripsi analisis. Analisis deskriptif yaitu analisis dari pernyataan tertulis atau lisan yang memberikan keterangan atau penjelasan mengenai prosedur pemberian dan pelunasan kredit gadai pada pegadaian.
6