ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Studi ini akan menjelaskan tentang kontrusi realitas kesehatan keluarga miskin pengguna Jamkesmas di perkotaan khususnya kecamatan Wonokromo kota Surabaya. Dalam penelitian ini menggunakan analisis prespektif Peter L.Berger
yaitu
adanya
kesinambungan
dalam
ketiga
momen
yang
diungkapkannya yaitu eksternalisasi, obyektivikasi dan internalisasi. Kontruksi realitas kesehatan menjadi menarik untuk diteliti sebab yang mengalami dan mengungkapkan akan realitas tersebut, keluarga miskin yang secara materiil mereka tidak mampu dalam berobat. Namun dengan adanya bantuan yang diberikan oleh pemerintah secara gratis, maka keinginan dan semangat untuk berobat / menjaga kondisi tubuh keluarga miskin pengguna Jamkesmas akan berubah. Kondisi tersebut yang memberikan kontruksi akan realitas kesehatan dalam kehidupan sehari-hari. Kemiskinan merupakan salah satu permasalahan yang tidak asing untuk diketahui dalam keseharian, bahkan masalah ini sering dilontarkan oleh masyarakat guna mendapatkan perhatian dari para petinggi maupun pemerintah. Di mata sebagian ahli kemiskinan seringkali diartikan sebagai fenomena ekonomi, yang artinya rendahnya penghasilan atau tidak dimilikinya mata pencaharian yang cukup mapan untuk tempat bergantung hidup. Kemiskinan sesungguhnya bukan hanya kurangnya pendapatan untuk memenuhi kebutuhan hidup pokok atau standart hidup layak, namun lebih dari itu, esensi kemiskinan adalah menyangkut
Tesis
KONSTRUKSI TENTANG REALITAS .....
DEWIEN NABIELAH AGUSTIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
2
kemungkinan atau probabilitas orang atau keluarga miskin untuk melangsungkan dan mengembangkan usaha serta taraf kehidupannya. 1 Menurut John Friedman yang dikutip oleh Ala kemiskinan adalah ketidaksamaan untuk mengakumulasi basis kekuasaan sosial yaitu yang meliputi hal-hal berikut. Pertama, modal produksi aset, misalnya tanah perumahan, peralatan dan kesehatan. Kedua, sumber keuangan, seperti income dan kredit yang memadai. Ketiga, organisasi sosial dan politik yang dapat digunakan untuk mencapai kepentingan bersama seperti koperasi. Keempat, network atau jaringan sosial
untuk
memperoleh
pekerjaan,
barang-barang,
pengetahuan
dan
keterampilan yang memadai. Kelima, informasi-informasi yang berguna untuk kehidupan. 2 Kesadaran akan adanya kemiskinan bukan hanya dari hasil pengamatan dan pengalaman melalui berita-berita yang dibawa oleh teman atau orang yang dikenalnya, berita dan cerita-cerita dalam pesan yang diterima melalui media komunikasi dan ajaran dalam agama yang dianutnya. Kemiskinan dapat difenisikan sebagai sebagai suatu standart tingkat hidup yang rendah, yaitu adanya suatu tingkat kekurangan materi pada sejumlah atau segolongan orang dibandingkan dengan standar kehidupan yang berlaku dalam masyarakat. Pemahaman akan kemiskinan menjadi tolak ukur yang digunakan yaitu berdasarkan pada tingkat pendapatan per waktu kerja. Selain itu, tolak ukur kebutuhan relatif per keluarga, yang batasan-batasannya dibuat berdasarkan kebutuhan minimal yang harus dipenuhi sebuah keluarga agar melangsungkan
1
Firman. Tommy. 2005. “Seratus Juta Penduduk Perkotaan”.Diakses 5 April 2009 . www.Suarapembahuruan.com 2 Friedmann, John, 1979, Dikutip oleh Andre, Bayo Ala, 1981, Kemiskinan dan Strategi Memerangi Kemiskinan Kemiskinan, Yogyakarta; Liberty. Halaman 4
Tesis
KONSTRUKSI TENTANG REALITAS .....
DEWIEN NABIELAH AGUSTIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
3
kehidupannya secara sederhana tetapi memadai sebagai warga masyarakat yang layak. 3 Pentingnya masalah-masalah perkotaan dan khususnya kemiskinan di perkotaan, yaitu karena kedudukan kota-kota dalam masyarakat negara tersusun dalam jaringan yang bertingkat-tingkat dan merupakan pusat-pusat penguasaan atau pendominasian bagi pengaturan kesejahteraan, kehidupan warga masyarakat negara. Bagian yang terbawah dalam sistem pendominisian yang serupa jaringan yang bertingkat-tingkat itu adalah pedesaan. Sistem pendominisaan yang berpusat di kota-kota secara bertingkat-tingkat dengan melibatkan aspek ekonomi, sosial, komunikasi dan kebudayaan yang ada dalam masyarakat di dunia, manusia cenderung untuk berorentasi ke kota dan bukan orang kota yang beriorientasi ke desa. 4 Selain masalah kependudukan yang setiap tahunnya semakin bertambah, masalah lain yang harus diperhatikan yaitu masalah kesehatan khususnya bagi masyarakat miskin. Seringkali karena biaya yang tinggi dan tidak adanya hasrat atau rasa percaya akan tingkat kesembuhan, mereka (masyarakat miskin) tidak berobat atau membiarkan penyakit itu menjadi semakin parah. Namun dengan berjalannya waktu dengan adanya bantuan dari pemerintah akan biaya pengobatan bagi masyarakat miskin yaitu dengan diberikannya kartu Jamkesmas. 5 3
Suparlan. Parsudi. 1993. Kemiskinan di Perkotaan : bacaan untuk antropologi perkotaan ; Jakarta. Yayasan Obor Indonesia. Halaman xi 4 Suparlan. Parsudi. 1993, Ibid,..Halaman xvi 5 Jamkesmas adalah bentuk belanja bantuan sosial untuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Program ini dilakukan secara nasional agar terjadi subsidi silang dalam rangka mewujudkan pelayanan kesehatan yang menyeluruh bagi masyarakat miskin. Kesadaran masyarakat terhadap kesehatan meningkat secara signifikan seiring dengan perputaran waktu. Pendapatan yang rendah merupakan kendala bagi masyarakat miskin untuk dapat memenuhi kebutuhan hidup yang sehat yaitu tidak tercukupinya gizi dari sudut kualitas maupun kuantitas.
Tesis
KONSTRUKSI TENTANG REALITAS .....
DEWIEN NABIELAH AGUSTIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
4
Menurut Berg, yang dikutip oleh Robert Chambers mengemukakan bahwa penghasilan merupakan faktor penting dari kuantitas dan kualitas makanan. Penghasilan dan gizi merupakan dua hal yang saling berhubungan dan memiliki pengaruh yang besar. Pengaruh peningkatan penghasilan terhadap perbaikan kesehatan dan kondisi keluarga lain yang mengadakan interaksi dengan status gizi yang berlaku hampir universal. 6 Di
negara
sedang
berkembang,
masyarakatnya
yang
miskin
membelanjakan sebagian penghasilannya untuk membeli makanan. Semakin banyak memiliki uang berarti semakin baik makanan yang diperoleh. Tingkat penghasilan juga ikut menentukan jenis pangan apa yang akan dibeli. Semakin tinggi penghasilan, semakin besar pula prosentase dari penghasilan tersebut dipergunakan untuk membeli makanan. 7 Salah satu unsur kesejahteraan adalah kesehatan, sehingga Pemerintah Republik Indonesia sudah menganggap begitu pentingnya masalah kesehatan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Dengan Jaminan Kesehatan Masyarakat (Jamkesmas) yang diselenggarakan oleh Pemerintah Pusat dan Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) yang diselenggarakan Pemerintah Daerah yang tujuannya adalah meningkatkan akses masyarakat khususnya masyarakat miskin untuk mendapatkan pelayanan kesehatan, maka pemerintah
baik
Pemerintah Pusat maupun Pemerintah Daerah telah melaksanakan sebagian dari tujuan dibentuknya suatu Pemerintah Republik Indonesia yaitu dalam rangka untuk menciptakan “Law and Order” (ketentraman dan ketertiban) dan untuk
6
Chambers. Robert, 1987. Pembangunan Desa Mulai Dari Belakang. Jakarta: LP3ES. Halaman 50 7 Ibid,... Halaman 50
Tesis
KONSTRUKSI TENTANG REALITAS .....
DEWIEN NABIELAH AGUSTIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
5
menciptakan “welfare”(Kesejahteraan) dimana salah satu unsur kesejahteraan adalah kesehatan. Upaya pemberdayaan masyararakat di bidang kesehatan sudah lama tumbuh didalam kehidupan masyarakat Indonesia. Pada tahun 1975 Departemen Kesehatan telah menetapkan kebijakan Pembangunan Kesehatan Masyarakat Desa atau lebih dikenal dengan PKMD. Kebijakan tersebut dibuat guna mempercepat terwujudnya masyarakat Indonesia yang sehat. Pada waktu itu kegiatan PKMD diselenggarakan melalui Karang Balita, Pos Penanggulangan Diare, Pos Kesehatan, Pos Imunisasi dan Pos KB Desa yang pelayanannya masih terkotak-kotak. Melihat perkembangann tersebut pada tahun 1984 ditetapkan instruksi bersama antara Menteri Kesehatan, Kepala BKKBN dan Menteri Dalam Negeri, mencoba mmengintegrasikan kegiatan masyarakat tersebut dengan nama Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) 8 yang hingga saat ini tetap berkembang di Indonesia. 9 Melalui KEPMENKES No. 828/MENKES/SK/IX/2008 tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan Kabupaten/Kota, telah ditetapkan SPM Bidang Kesehatan Kabupaten/kota No. 18 adalah DESA SIAGA AKTIF. Desa Siaga Aktif adalah desa yang mempunyai Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) atau UKBM lainnya yang buka setiap hari dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan kesehatan dasar, penanggulangan bencana dan kegawatdaruratan, surveilance 8
Kegiatan Posyandu pada waktu itu ditekankan kepada 5 (lima) kegiatan yaitu Kesehatan Ibu Anak (KIA), Keluarga Berencana (KB), Imunisasi, Gizi dan Penanggulangan Diare. Posyandu merupakan salah satu UBKM (Upaya Kesehatan Bersumber Masyarakat) yang ada di desa. Sementara di tingkat desa tumbuh juga berbagai macam UKBM seperti Tabulin (Tabungan Ibu Bersalin), Dasolin (Dana Sosial Ibu Bersalin), kelompok jimpitan, koperasi jamban, warung obat desa, Kelompok Pemakai Air (POKMAIR), Ambulan Desa, Pos Kesehatan Desa (POSKESDES), kelompok peduli kesehatan, dll. 9 Setiaji. Bambang. PNPM,Desa Siaga, MDG’S. Diakses 15 Desember 2011. www.promosikesehatan.com
Tesis
KONSTRUKSI TENTANG REALITAS .....
DEWIEN NABIELAH AGUSTIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
6
berbasis masyarakat yang meliputi pemantauan pertumbuhan (gizi), penyakit, lingkungan dan perilaku sehingga masyarakatnya menerapkan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Kementerian Kesehatan RI melalui RPJM 2010-2014 telah menetapkan salah satu indikatornya adalah Desa Siaga Aktif. 10 Hal yang diketahui dari desa atau kampung yaitu sebuah kondisi desa yang masyarakatnya hidup dalam keadaan serba kurang. Tidak banyak mobil yang lalu lalang. Tidak ada bangunan-bangunan yang bagus. Yang terbayang adalah rumahrumah yang terbuat dari kayu, bahkan dari bambu maupun berdinding belahan bambu dan sebagainya.Pokoknya, desa tidak memiliki cukup sarana, baik sarana pendidikan maupun sarana kesehatan. Misalnya yang terjadi di desa Lancok kecamatan Samtalirabayu, Aceh Utara. Desa ini berada di pinggir pantai yang tidak begitu jauh dari kota Lhokseumawe. Pelayanan kesehatan di desa tersebut masih kurang. Karena jauh dari pusat kota. Kami sering kesulitan mencari bidan ketika ingin melahirkan. Apabila kami mau ke bidan, kami harus ke bidan praktek atau ke rumah sakit (Puskesmas). Ketika sebelum bencana tsunami kehidupan kami lebih susah lagi. Di desa tersebut sangat kurang bidang pengobatan yang gratis. Anak-anak yang demam saja sulit untuk mendapatkan pengobatan. Kalau ingin mendapatkan pengobatan, mereka harus pergi Puskesmas yang jauh dari desa kami, kira-kira 4 km. 11 10
Ibid,… Halaman 1
11
Hayati. Nurul. Pelayanan Kesehatan Di Desa Kami. Desa Lancok, Kec. SamtaliraBayu, Aceh. Diakses 20 Desember 2011. http://www.ccde.or.id/index.php
Tesis
KONSTRUKSI TENTANG REALITAS .....
DEWIEN NABIELAH AGUSTIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
7
Jarak yang cukup jauh ke puskesmas atau ke rumah sakit, yang lokasinya berjauhan dari desa ke desa, membuat mereka keluarga miskin mengeluarkan biaya tambahan untuk ke Puskemas atau Praktek. Dan jika keluarga miskin melahirkan di tempat praktek, pasti biayanya mahal. Jika tempat bidan praktek atau Puskemas berjauhan dari desa, biaya pengobatan yang harus ditanggung tentu sangat besar dan sangat berat bagi keluarga miskin. Ini merupakan salahsatu kesulitan bagi keluarga miskin, karena kondisi ekonomi yang miskin. Apa yang terjadi pada keluarga miskin selama ini, seringkali harus meminjam uang untuk berobat ke tempat bidan praktek atau ke Puskemas. Indonesia telah mengalami kemajuan penting dalam peningkatan kualitas kesehatan penduduk. Data dari BPS menunjukkan angka kematian bayi menurun dari 36 menjadi 32 per 1.000 kelahiran hidup dan angka kematian ibu melahirkan menurun dari 334 menjadi 307 per 100.000 kelahiran hidup. Umur harapan hidup meningkat dari 67,9 tahun menurut Badan Pusat Statistik tahun 2005 meningkat menjadi 68,69 tahun pada tahun 2007. Data tahun 2007 mengenai kesehatan juga dapat menunjukkan meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya kesehatan di Indonesia. Terbukti dari jumlah kunjungan masyarakat ke fasilitas kesehatan modern yang meningkat. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan diketahui bahwa penduduk yang pernah sakit melakukan pengobatan ke fasilitas modern seperti rumah sakit, puskesmas, dokter, poliklinik, dan petugas kesehatan pada tahun 2008, sebesar 43%, meningkat dari tahun sebelumnya yang hanya 33,4%. 12
12
Suparyanto, Program jaminan kesehatan masyarakat miskin (jamkesmas). Diakses 02 April 2011. http://dr-suparyanto.blogspot.com/2011/04/program-jaminan-kesehatanmasyarakat.html
Tesis
KONSTRUKSI TENTANG REALITAS .....
DEWIEN NABIELAH AGUSTIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
8
Menurut UU Kesehatan RI No. 36 Tahun 2009, menyatakan bahwa kesehatan adalah keadaansehat, baik secara fisik, mental, spiritual maupun social yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis. 13 Jadi, sehat bukan hanya digambarkan melalui diri kita yang tidak terkena penyakit atau tidak cacat. Tapi sehat itu ditinjau dari berbagai aspek yang dapat mendukung daripada kesehatan itu sendiri. Seperti Ekonomi, Sosial, dan Spiritual. 1) Ekonomi, seseorang yang sudah produktif (dewasa). Seseorang yang produktif adalah seseorang yang memiliki kegiatan yang dapat menghasilkan dan menyokong kehidupannya maupun kehidupan keluarganya secara finansial. Untuk mendapatkan pelayanan kesehatan yang baik membutuhkan biaya yang tidak sedikit. Maka dari itu perbaikan status ekonomi sangat berpengaruh dalam peningkatan kesehatan seseorang utamanya dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang cukup. 2) Sosial, berkaitan tentang hubungan seseorang terhadap orang sekitarnya secara baik tanpa perbedaan ras, suku, kepercayaan, status sosial dan sebagainya. Orang yang tidak berhubungan atau berkomunikasi dengan masyarakat sekitar dengan baik akan mendapatkan tingkat stress yang lebih tinggi dibandingkan orang-orang yang berkomunikasi dengan orang lain. 3) Spiritual, sehat tercermin dari cara seseorang dalam mengekspresikan rasa syukur, pujian, kepercayaan dan sebagainya terhadap sesuatu di luar alam fana ini, yakni Tuhan Yang Maha Kuasa. Misalnya sehat spiritual dapat dilihat dari praktik keagamaan seseorang. Dengan perkataan lain, sehat spiritual adalah 13
Tesis
UU Kesehatan RI No. 36 Tahun 2009. Jakarta; Redaksi Sinar Grafika. Halaman 3
KONSTRUKSI TENTANG REALITAS .....
DEWIEN NABIELAH AGUSTIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
9
keadaan dimana seseorang menjalankan ibadah dan semua aturan-aturan agama yang dianutnya. 14 Karena itu setiap individu, keluarga dan masyarakat bertanggung jawab mengatur agar terpenuhi hak hidup sehat bagi penduduknya termasuk bagi masyarakat miskin dan tidak mampu. Dalam pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Perubahan pemahaman konsep akan sehat dan sakit serta semakin maju IPTEK dengan informasi tentang determinan penyebab penyakit telah menggugurkan
paradigma
pembangunan
kesehatan
yang
lama
yang
mengutamakan pelayanan kesehatan yang bersifat kuratif dan rehabilitatif. Paradigma pembangunan kesehatan yang baru yaitu upaya untuk lebih meningkatkan kesehatan masyarakat yang bersifat proaktif. Paradigma sehat sebagai model pembangunan kesehatan yang dalam jangka panjang diharapkan mampu mendorong masyarakat untuk mandiri dalam menjaga kesehatan melalui kesadaran yang lebih tinggi pada pentingnya pelayanan kesehatan yang bersifat promotif dan preventif. Dalam Indonesia Sehat 2010, lingkungan yang diharapkan adalah yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu lingkungan yang bebas dari polusi, tersedianya air bersih, sanitasi lingkungan yang memadai, pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan serta terwujudnya kehidupan masyarakat yang saling tolong menolong. Perilaku masyarakat Indonesia Sehat 2010 yang diharapkan adalah yang bersifat proaktif untuk memelihara dan 14
Tesis
http://afand.abatasa.com/post/detail/2456/pengertian-sehat. Diakses 28 Januari 2012
KONSTRUKSI TENTANG REALITAS .....
DEWIEN NABIELAH AGUSTIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
10
meningkatkan kesehatan, mencegah risiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit serta berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat. 15 Tentu banyak problem yang dihadapi masyarakat miskin dalam kehidupan sehari-hari. Dengan pendapatan ekonomi yang pas-pasan masyarakat akan memproitaskan bagaimana dapat bertahan hidup daripada yang lainnya. Hanya keresahan masyarakat miskin untuk mengupayakan akses layanan kesehatan yang murah dan terjangkau mungkin belum cukup mampu menggambarkan mengenai problem dibidang kesehatan. Kendati biaya pengobatan melalui puskesmas dapat dikatakan sudah cukup murah, namun tidak dengan sendirinya terjangkau oleh semua lapisan masyarkat, terlebih setelah Indonesia mengalami krisis ekonomi yang dampaknya masih terasa sampai sekarang. Meningkatnya kesadaran masyarakat Indonesia secara umum, juga ditunjukkan oleh masyarakat Kota Surabaya. Peningkatan ini ditunjukkan dengan meningkatnya kunjungan masyarakat ke layanan kesehatan Puskesmas di Kota Surabaya dari tahun 2005 hingga 2008. Data kedatangan masyarakat ke Puskesmas dari tahun 2005 hingga 2008 menunjukkan adanya perubahan pola pikir masyarakat yang dulunya lebih memilih mengobati penyakit sendiri, menjadi lebih modern dengan datang ke layanan kesehatan seperti Puskesmas. Berikut grafik yang menunjukkan peningkatan kunjungan masyarakat Kota Surabaya ke layanan kesehatan Puskesmas. Dalam usaha pemenuhan kebutuhan masyarakat dalam bidang kesehatan, maka kebijakan kesehatan terutama diarahkan pada; (1) Peningkatan jumlah, 15
Http://likalikuluke.multiply.com/journal/item/4. Jurnal Tenaga kesehatan masyarakat dalam mengubah perilaku masyarakat menuju hidup bersih dan sehat. 23 Juli 2010
Tesis
KONSTRUKSI TENTANG REALITAS .....
DEWIEN NABIELAH AGUSTIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
11
jaringan, dan kualitas penyedia jasa kesehatan; (2) Peningkatan kualitas dan kuantitas tenaga kesehatan; (3) Pengembangan sistem jaminan kesehatan yang berkesinambungan; serta (4) Pemerataan dan peningkatan kualitas fasilitas kesehatan. 16 Sedangkan berdasarkan dasar hukum Jamkesmas kuota kota Surabaya tentang peraturan walikota Nomor 23 tahun 2010, tanggal 5 Mei 2010 tentang petunjuk teknik pemberian pelayanan kesehatan bagi masyarakat miskin kota Surabaya yang dibiayai oleh anggaran pendapatan dan belanja daerah kota Surabaya. Adapun hal-hal yang bersangkutan dengan Jamkesmas di Surabaya, sebagai berikut : a. Surat Keterangan Miskin (SKM) : Peraturan Walikota Surabaya No.12 tahun 2010, tanggal : 9 Maret 2010 tentang Cara mendapatkan Surat Keterangan Miskin bagi Masyarakat Miskin Non Kuota. Masa berlaku SKM : 6 bulan dan dapat diperpanjang setiap 6 bulan sekali. b. Jenis Pelayanan Jamkesmas Kuota : 1. Pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas dan jaringannya termasuk persalinan normal. 2. Pelayanan kesehatan lanjutan ( rujukan ) di Rumah Sakit yang bekerjasama dengan Kementrian Kesehatan
16
Bappenas.go.id. 2008. Kunjungan Ke Puskesmas di Surabaya. Diakses 20 Oktober
2011
Tesis
KONSTRUKSI TENTANG REALITAS .....
DEWIEN NABIELAH AGUSTIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
12
c. Jenis Pelayanan Jamkesmas Non Kuota: 1. Pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas dan jaringannya termasuk persalinan normal. 2. Pelayanan kesehatan lanjutan (rujukan) di Rumah Sakit yang bekerjasama dengan Pemerintah Kota Surabaya. d. Pelayanan kesehatan lanjutan (rujukan) di Rumah Sakit meliputi: 1. Pelayanan Rawat Jalan Tingkat Lanjutan 2. Pelayanan Rawat Inap Tingkat Lanjutan 3. Pelayanan gawat darurat atau penyakit yang mengancam jiwa 4. Pelayanan Kesehatan jiwa e. Tempat Pelayanan Kesehatan Jamkesmas Kuota : Rumah sakit pemerintah maupun swasta yang bekerjasama dengan kementrian kesehatan. Tempat pelayanan kesehatan Jamkesmas non kuota, rumah sakit pemerintah dan swasta yang sudah melakukan kerjasama dengan pemerintah kota Surabaya melalui dinas kesehatan kota Surabaya. Rumah Sakit Pemberi Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin Peserta Jamkesmas Kuota : 1. RSUD dr. Soetomo ( Tipe A ) 2. RSU Haji ( Tipe B ) 3. RSU dr. Moh. Soewandi ( Tipe B Kota ) 4. RS Al Irsyad ( Tipe C ) 5. RSI Jemursari ( Tipe C ) 6. RSI A. Yani ( Tipe C ) 7. RS Bhayangkara ( Tipe C )
Tesis
KONSTRUKSI TENTANG REALITAS .....
DEWIEN NABIELAH AGUSTIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
13
8. RS Brawijaya ( Tipe C ) 9. RSI Darus Syifa ( Tipe C ) 10. RS Bhakti Rahayu ( Tipe C ) 11. RS Karang Tembok ( Tipe C ) 12. Balai Kesehatan Mata Masy ( BKMM ) ( Tipe C ) 13. RS Jiwa Menur ( Tipe B ) 14. RS Bhakti Dharma Husada ( Tipe C ) 15. RSAL dr. Ramelan ( Tipe C ) Rumah Sakit Pemberi Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin Peserta Jamkesmas Non Kuota (SKM) : 1. RSUD dr. Soetomo 2. RSU Haji 3. RSI Jemursari 4. RSI Darus Syifa 5. RS Al Irsyad 6. RSI A. Yani 7. RS William Booth ( Tipe C ) 8. RS Gotong Royong ( Tipe C ) 9. RS Port Healt Centre ( PHC ) ( Tipe C ) 10. RS Mata Undaan ( Tipe C ) 11. RS Bhakti Rahayu 12. RS Jiwa Lawang ( Tipe C ) 13. RS Bhakti Dharma Husada 14. RSU dr. Moh. Soewandi
Tesis
KONSTRUKSI TENTANG REALITAS .....
DEWIEN NABIELAH AGUSTIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
14
15. Balai Kesehatan Mata Masyarakat ( BKMM ) 16. RS Jiwa Menur 17. RS Karang Tembok 18. RS Muhamadiyah Lamongan ( Tipe C ) 19. Rumah Sakit Anwar Medika Sidoarjo ( Tipe C ) 17 Salah satu aspek / tahapan yang paling penting dari implementasi program kesehatan masyarakat miskin ini adalah tahapan kepesertaan, karena salah satu tolak ukur keberhasilan program ini yaitu tercapainya sasaran program yaitu, masyarakat miskin secara tepat, baik dari pendapatan masyarakat miskin secara tepat, sampai dengan sosialisasi. Sehingga kebijakan yang diambil oleh pemerintah ini dengan tepat sasaran dan adanya peningkatan derajat kesehatan masyarakat miskin. Aspek kepesertaan menjadi penting dan yang paling banyak mengalami hambatan mulai dari pencatatan rumah tangga miskin, pengelolaan data rumah tangga miskin pada pendistribusian kartu pelayanan kesehatan tersebut. Berdasarkan data pemerintah kota Surabaya Tentang Jaminan Kesehatan Daerah (Jamkesda) bahwa perjanjian kerjasama antara Gubernur Jawa Timur dengan Walikota Surabaya, tertanggal 4 Januari 2010 tentang Pembiayaan Pelayanan Kesehatan Masyarakat Yang Dijamin oleh Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan Pemerintah Kota Surabaya. Adapun pelayanan yang di dapat oleh pengguna Jamkesda, meliputi :
17
www.surabaya.go.id. 2010. Program Jaminan Kesehatan Masyarakat di Kota Surabaya. Diakses 20 November 2011
Tesis
KONSTRUKSI TENTANG REALITAS .....
DEWIEN NABIELAH AGUSTIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
15
a. Jenis Pelayanan Jamkesmasda: 1. Pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas dan jaringannya termasuk persalinan normal. 2. Pelayanan kesehatan lanjutan (rujukan) di Rumah Sakit Pemerintah Provinsi dan Kota b. Masyarakat Miskin peserta Jamkesmasda : Gratis untuk semua pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas dan jaringannya termasuk persalinan normal. c. Masyarakat Non Miskin ( KTP atau KSK Surabaya ) Gratis hanya untuk pembayaran retribusi loket. Tindakan lain tetap membayar sesuai Perda Tarif di Puskesmas. d. Tempat Pelayanan Kesehatan Jamkesmasda : Rumah Sakit Provinsi dan RS Kota Surabaya. Pelayanan Kesehatan Lanjutan (Rujukan) di rumah sakit harus melalui rujukan berjenjang kecuali kasus Emergency dan Gangguan jiwa. Puskesmas ---- RS Tipe C --- RS Tipe B/A .
Rumah Sakit Pemberi Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin Peserta Jamkesmasda : 1. RS dr. Soetomo 2. RS Haji 3. RS Karang Tembok 4. Balai Kesehatan Mata Masyarakat ( BKMM ) 5. RS Jiwa Menur
Tesis
KONSTRUKSI TENTANG REALITAS .....
DEWIEN NABIELAH AGUSTIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
16
6. RS dr. Moch. Soewandie 7. RS Bhakti Dharma Husada 18 Berdasarkan data tersebut, maka Jamkesmas dan Jamkesda di kota Surabaya telah mendapat kualitas yang terbaik dan telah tercatat pada data pemerintah kota Surabaya. Sehingga warga miskin di kota Surabaya dapat mendapatkan akses layanan kesehatan gratis baik itu di puskesmas maupun di Rumah sakit sekitar Surabaya. Keluarga miskin saat ini meskipun telah mengetahui dengan jelas bagaimana mereka mendaftar dan mendapatkan kartu Jamkesmas atau Jamkesda, namun tak semua warga miskin kota Surabaya mendapatkannya. Dengan adanya pendataan yang dilakukan oleh BPS tentang penduduk miskin di Surabaya yang menjadi acuan dalam pemberian kartu Jamkesmas dan Jamkesda, namun jika warga miskin tersebut tidak ikut terdaftar oleh BPS maka kemungkinan untuk mendapatkan layanan kesehatan secara gratis tersebut sangatlah kecil. Sebagai bahan referensi digunakan beberapa penelitian yang pernah ada, diantaranya, yaitu : penelitian berupa skripsi yang berjudul ”Orientasi Kesehatan Masyarakat Miskin (Studi Deskriptif tentang Orientasi Kesehatan dan Persepsi Sehat dan Sakit Masyarakat Miskin Penerima Bantuan Kesehatan di RW 16 Kelurahan Gading Kecamatan Tambaksari Surabaya)” yang ditulis oleh Mia Nurfitriani, mahasiswa Unair Sosiologi tahun 2006. Dalam tulisannya ingin membahas tentang bagaimana presepsi keluarga miskin penerima bantuan kesehatan tentang kosep sehat dan sakit dan bagaimana orientasi kesehatan keluarga miskin penerima bantuan kesehatan di Surabaya. Dalam hal ini dia 18
www.surabaya.go.id. 2010. Program Jaminan Kesehatan Masyarakat Daerah di Kota Surabaya. Diakses 20 November 2011
Tesis
KONSTRUKSI TENTANG REALITAS .....
DEWIEN NABIELAH AGUSTIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
17
mencoba menganalisis dengan menggunakan konsep Suchman dengan asumsi tentang perilaku kesehatan yang dikaitkan dengan faktor sosial budaya. Dimana pola sosial terlihat pada cara orang mencari, menemukan dan melakukan perawatan medis. 19 Hal yang hampir sama dilakukan dalam penelitian yang berjudul ”Pola Tindakan dalam Merefleksi Kondisi Sakit pada Masyarakat Miskin (Studi Deskriptif tentang Persepsi sehat-sakit di Kelurahan Sidotopo Wetan Kecamatan Kenjeran Surabaya)” yang ditulis oleh Awali Rachmawati, mahasiswa Unair Sosiologi tahun 2009. Dalam tulisannya ingin membahas tentang presepsi sehat sakit dan upaya / tindakan apa saja yang dilakukan oleh masyarakat miskin ketika menghadapi rasa sakit dalam memenuhi kebutuhan kesehatan, dengan menggunakan teori Talcott Parsons dan teori Sosiologi Kesehatan. Dalam temuannya menyatakan bahwa dalam menanggapi rasa sakitnya sebagai keadaan lemah dimana dia tidak biasa menopang tubuhnya sendiri dan rasa sehat ditanggapi sebagai keadaan yang masih mampu untuk menopang dirinya sendiri. Dan hal-hal yang dilakukan masyarakat miskin dalam kondisi sakit yaitu istirahat yang cukup dan memilih pengobatan tradisional. 20 Lain halnya yang dilakukan oleh Muhammad Adil Perkasa, mahasiswa ilmu komunikasi tahun 2010, dalam skripsinya yang berjudul ”Sumber Informasi dan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Peserta Jamkesmas Tentang Program Jamkesmas di Surabaya”. Penelitian yang dilakukan secara deskriptif dan 19
Nurfitriani. Mia. 2006. Orientasi Kesehatan Masyarakat Miskin (Studi Deskriptif tentang Orientasi Kesehatan dan Persepsi Sehat dan Sakit Masyarakat Miskin Penerima Bantuan Kesehatan di RW 16 Kelurahan Gading Kecamatan Tambaksari Surabaya). Skripsi Tidak Diterbitkan 20 Rachmawati. Awali. 2009. Pola Tindakan dalam Mereaksi Kondisi Sakit pada Masyarakat Miskin (Studi Deskriptif tentang Persepsi Sehat-Sakit di Kelurahan Sidotopo Wetan Kecamatan Kenjeran Surabaya). Skripsi Tidak Diterbitkan
Tesis
KONSTRUKSI TENTANG REALITAS .....
DEWIEN NABIELAH AGUSTIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
18
menggunakan metode survey ini, bertujuan untuk mengidentifikasi sumber informasi menjadi acuan masyarakat peserta Jamkesmas dan tingkat pengetahuan masyarakat
peserta
Jamkesmas
mengenai
program
Jaminan
Kesehatan
Masyarakat Miskin. Dan temuannya yaitu sumber informasi yang banyak digunakan masyarakat peserta Jamkesmas untuk mendapatkan informasi mengenai Jamkesmas yaitu sumber informasi nirmassa dan aparatur pemerintah (RT/RW). Hal ini disebabkan karena sumber informasi tersebut leih memiliki kewenangan dalam program Jamkesmas. Dan tingkat pengetahuan masyarakat Jamkesmas terhadap program jaminan masyarakat miskin tergolong rendah, hal tersebut karna kurangnya masyarakat miskin mendapat informasi mengenai program Jamkesmas itu sendiri. 21 Selama ini penelitian-penelitian yang pernah dilakukan lebih banyak membahas tentang presepsi atau tindakan yang dilakukan masyakat miskin, untuk penelitian dengan fokus kontruksi sehat/sakit pengguna Jamkesmas prespektif Berger, belumlah ada. Untuk itu peneliti mencoba mengkaji bagaimana pengguna Jamkesmas mengeksternalisasi, mengobjektivikasi dan menginternalisasi dalam memaknai kondisi sehat/sakit dan faktor apa yang mempengaruhi kontruksi sosial tersebut.
21
Adil Perkasa.Muhammad.2010. Sumber Informasi dan Tingkat Pengetahuan Masyarakat Peserta Jamkesmas di Surabaya. Skripsi Tidak Diterbitkan
Tesis
KONSTRUKSI TENTANG REALITAS .....
DEWIEN NABIELAH AGUSTIN
ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga
19
1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut penelitian ini menjawab secara empiris permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimana
keluarga
miskin
pengguna
Jamkesmas
di
perkotaan
mengkontruksikan tentang realitas kesehatan? 2. Alasan sosial dan ekonomi apa yang melatarbelakangi keluarga miskin pengguna Jamkesmas di perkotaan tersebut dalam mengkontruksi kesehatan?
1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka yang menjadi tujuan penelitian, yaitu: 1. Untuk mengetahui kontruksi keluarga miskin pengguna Jamkesmas di perkotaan tentang realitas kesehatan. 2. Untuk mengetahui alasan sosial dan ekonomi yang melatarbelakangi keluarga miskin pengguna Jamkesmas di perkotaan dalam mengkontruksi kesehatan.
1.4 Manfaat Penelitian Dasar tujuan yang hendak dicapai dari suatu penelitian adalah untuk membuktikan permasalahan yang ada. Manfaat dari penelitian yang telah dilakukan ini adalah sebagai berikut : 1. Secara Teoritis untuk memperkaya kajian-kajian kontrusi tentang realitas kesehatan, khususnya yang menerima bantuan dari pemerintah berupa pelayanan pengobatan Jamkesmas di perkotaan. 2. Secara praktis hasil penelitian ini dapat dipergunakan sebagai referensi dalam pengambilan kebijakan terutama masalah hidup sehat masyarakat miskin di perkotaan.
Tesis
KONSTRUKSI TENTANG REALITAS .....
DEWIEN NABIELAH AGUSTIN