BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Pernikahan adalah ikatan lahir batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa (UU Perkawinan Nomor 1 Tahun 1974). Berdasarkan Pasal 7 (1) UU Nomor 1 tahun 1974, batasan umur untuk dilakukannya perkawinan adalah bila pihak pria mencapai umur 19 (sembilan belas) tahun dan pihak wanita sudah mencapai umur 16 (enam belas) tahun. UU RI Nomor 1 tahun 1974 yang Perkawinan
pada
pasal
6
menyatakan
menyebut tentang bahwa
“Untuk
melangsungkan perkawinan seorang yang belum mencapai umur 21 (dua puluh satu) tahun harus mendapat izin kedua orang tua”. Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN, 1998) juga membentuk
program keluarga kecil sejahtera dengan
memberikan peringatan bahwa wanita sebaiknya menikah di atas usia 20 tahun dan pria pada 25 tahun. Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa fenomena menikah di usia remaja yaitu sekitar usia 15-19 tahun banyak terjadi pada masyarakat Indonesia. Data BKKBN pada tahun 2014
1
2
menunjukkan bahwa pernikahan dini yang dilakukan oleh wanita yang berusia antara 15-19 tahun di Indonesia mencapai 46%, dan Indonesia termasuk dalam lima besar negara-negara dengan persentase pernikahan dini tertinggi di dunia. Menurut UNICEF (2005), pernikahan di bawah usia 18 tahun terjadi di berbagai belahan dunia, dimana orangtua juga mendorong perkawinan anak-anaknya dengan harapan dapat membebaskan beban
keluarga
dan
bermanfaat
secara
finansial.
Pada
kenyataannya, perkawinan anak-anak adalah suatu pelanggaran hak asasi manusia, mempengaruhi pengembangan anak-anak perempuan dan sering juga mengakibatkan kehamilan yang berisiko dan pengasingan sosial, tingkat pendidikan rendah dan sebagai awal dari kemiskinan. Menurut temuan Plan (2011), sebanyak 44% anak perempuan yang menikah dini mengalami kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) dengan tingkat frekuensi tinggi. Sisanya, 56 persen anak perempuan mengalami KDRT dalam frekuensi rendah. Selain tingginya
angka
KDRT,
perkawinan
dini
berdampak
pada
kesehatan reproduksi anak perempuan. Anak perempuan berusia 10-14 tahun memiliki kemungkinan meninggal lima kali lebih besar selama
kehamilan
atau
melahirkan,
perempuan berusia 20-25 tahun.
dibandingkan
dengan
3
Sesuai dengan pengalaman peneliti dalam kegiatan Praktik Klinik bulan November tahun 2015 di Kecamatan Ngadirejo Temanggung, peneliti menemukan fenomena bahwa terdapat beberapa remaja yang datang ke Puskesmas untuk melakukan Imunisasi TT (Tetanus Toksoid) yang ke IV sebagai syarat bagi caten
(calon
penganten)
untuk
melakukan
pernikahan
di
Kecamatan Ngadirejo. Sesuai hasil wawancara dengan 4 (empat) pasang caten, peneliti menemukan jawaban bahwa mereka ingin menikah karena dipaksa oleh orangtuanya dan atas keinginan sendiri. Hasil wawancara singkat mengatakan bahwa caten pria berusia jauh lebih tua daripada caten wanita. Caten wanita berusia 16, 17, 19 dan 20 tahun. Sedangkan caten pria berusia 7-11 tahun lebih tua daripada caten wanita. Data ini didukung oleh pengalaman peneliti saat melakukan kegiatan praktik mata kuliah Keperawatan Komunitas di Dusun Plalar Kulon pada bulan Juli tahun 2015 lalu. Berdasarkan hasil wawancara, Kepala Dusun menyatakan bahwa sekitar 50% dari jumlah pasangan yang menikah setiap tahunnya menikah di usia remaja yaitu 15-21 tahun dengan motif keinginan sendiri, dorongan orangtua atau kejadian hamil di luar nikah. Maraknya fenomena pernikahan dini merupakan gambaran rendahnya kualitas kependudukan yang berdampak langsung pada kesejahteraan keluarga dan kesejahteraan perempuan muda yang
4
mengalaminya (BKKBN, 2012).
Hal ini menjadi semakin krusial
karena pernikahan dini merupakan salah satu topik pembahasan pada kerangka kerjasama pemerintahan dunia dalam upaya untuk menghapus pernikahan dini pada tahun 2030 mendatang (Cable News Network, 2016). Maka dari itu, peneliti menganggap hal ini penting untuk diteliti.
1.2 Fokus Penelitian Penelitian ini berfokus pada analisa faktor penyebab dan dampak pernikahan dini yang melibatkan pasangan (suami dan istri) yang menikah di usia antara 16-21 tahun di Dusun Plalar Kulon sebagai partisipan. Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkabn terjadinya pernikahan dini pada remaja di Dusun Plalar Kulon? 2. Dampak apa saja yang terjadi akibat pernikahan dini pada remaja di Dusun Plalar Kulon?
1.3 Signifikansi Penelitian Penelitian
ini
dilakukan
berdasarkan
data
mengenai
tingginya angka kejadian pernikahan dini di Indonesia. Maka dari itu, peneliti menganggap hal ini penting untuk diteliti mengingat pernikahan dini merupakan salah satu topik
5
pembahasan pemerintahan dunia untuk menghapus pernikahan dini pada tahun 2030. Penelitian ini dilakukan untuk melengkapi hasil penelitian sebelumnya dan menjadi acuan dalam upaya mengurangi angka kejadian pernikahan dini di Indonesia. Penelitian terdahulu tentang topik terkait merujuk pada kaitan pernikahan dini terhadap pola asuh keluarga yang dilakukan oleh Puspitasari tahun 2006, berjudul Perkawinan usia muda: Faktor Penyebab dan Dampaknya Terhadap Pola Asuh Keluarga di Kabupaten Tasikmalaya. Pada penelitian ini, peneliti tidak hanya melibatkan wanita (istri) sebagai partisipan, tetapi juga pasangannya (suami) agar mendapatkan hasil penelitian
yang dalam
dan meluas.
Penelitian dilakukan di lokasi yang belum pernah terjamah oleh peneliti lain, sehingga meminimalisir kemungkinan kepalsuan data yang diberikan oleh partisipan.
1.4 Tujuan Penelitian 1.
Mengidentifikasi faktor penyebab terjadinya pernikahan dini
pada remaja yang menikah dini di Dusun Plalar Kulon. 2. Mengidentifikasi dampak pernikahan dini pada remaja yang menikah dini di Dusun Plalar Kulon.
6
1.5 Manfaat Penelitian 1.5.1
Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat melengkapi hasil penelitian
terdahulu mengenai faktor penyebab terjadinya pernikahan usia dini pada remaja dan dampaknya.
1.5.2
Manfaat Praktis Peneliti berharap hasil akhir dari penelitian ini dapat
bermanfaat bagi remaja, masyarakat Dusun Plalar Kulon, Institusi Pendidikan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Kristen Satya Wacana, Profesi Keperawatan, bagi peneliti sendiri maupun peneliti selanjutnya. 1. Bagi Remaja Penelitian ini diharapkan dapat memberi gambaran kepada remaja tentang faktor penyebab dan dampak pernikahan dini agar remaja dapat menyelesaikan tahap perkembangannya guna meningkatkan kualitas hidup sebelum memasuki usia ideal untuk menikah. 2. Bagi masyarakat Dusun Plalar Kulon Kiranya hasil penelitian ini dapat memberi informasi yang jelas terkait faktor penyebab dan dampak terjadinya pernikahan
7
usia dini, sehingga kelak dapat digunakan sebagai bahan evaluasi untuk mengurangi jumlah persentase terjadinya pernikahan usia dini di dusun tersebut.
3. Bagi Institusi Pendidikan (FIK-UKSW) Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bukti dasar yang dipergunakan dalam wahana pembelajaran khususnya tentang tahap tumbuh kembang serta kesehatan reproduksi remaja.
4. Bagi Profesi Keperawatan Hasil penelitian ini dapat memberi gambaran kepada profesi keperawatan tentang faktor penyebab dan dampak terjadinya pernikahan menjalankan
dini
pada
perannya
remaja sebagai
sehingga konselor,
perawat edukator
dapat dan
advokator terutama bagi profesi keperawatan komunitas, keperawatan keluarga maupun profesi keperawatan anak dan maternitas untuk menekan angka kejadian pernikahan usia dini.
5. Bagi peneliti Kiranya
hasil
penelitian
ini
dapat
berguna
dalam
memperluas wawasan dan menjadi sumber informasi bagi peneliti selanjutnya.