BAB I PENDAHULUAN 1.
Latar Belakang Sistem pelayanan kesehatan yang berkualitas terus mengalami perubahan,
baik dalam hal kemajuan teknologi maupun prosedur layanan kesehatan yang digunakan (Siegler & Whitney, 2000). Sistem pelayanan kesehatan yang masih terpisah-pisah dan kurangnya komunikasi sering menimbulkan persepsi yang salah antar profesi (Ternov & Akelsson, 2005). Hal tersebut menimbulkan kerawanan terjadi kesalahan medik (medical error). Kasus kematian akibat medical error sangat tinggi jumlahnya jika dibandingkan dengan penyebab yang lain. The Institute of Medicine (IOM) melaporkan bahwa setiap tahun sekitar 40.000-100.000 klien meninggal akibat medical error di pelayanan kesehatan di AS. Di Australia, kesalahan medik mengakibatkan 18.000 kematian dan lebih dari 50.000 pasien menjadi cacat setiap tahun (IHI, 2004). Salah satu hal yang menjadi tantangan bagi institusi kesehatan adalah bagaimana agar bisa mendayagunakan tenaga kerja kesehatan yang ada secara optimal untuk memenuhi kebutuhan kesehatan pasien, keluarga, dan masyarakat dengan biaya yang efektif (IPEC, 2011). Menurut Keith (2008), kunci pelayanan yang komprehensif dengan biaya yang efisien adalah dengan meningkatkan kolaborasi yang efektif antar tenaga kesehatan. Hal ini sejalan dengan pernyataan WHO di dalam Framework of Action on Interprofessional Education and Collaborative Practice bahwa untuk memecahkan permasalahan kesehatan yang
1 Universitas Sumatera Utara
menyangkut banyak aspek kehidupan tidak bisa dilakukan hanya dengan sistem uniprofesional. Interprofesional education (IPE) merupakan salah satu sistem pendidikan yang dicetuskan WHO sebagai sistem pendidikan yang terintegrasi untuk menyiapkan praktek kolaborasi. IPE terjadi ketika dua atau lebih profesi belajar dan mampu berkolaborasi dalam meningkatkan kesehatan (CAIPE, 2011). Pelaksanaan IPE yang efektif dapat menghasilkan praktek kolaborasi yang efektif juga (WHO, 2010). IPE merupakan langkah penting dalam mempersiapkan kesiapan praktek kolaborasi tenaga kesehatan yang lebih baik. Banyak negara maju yang memasukkan IPE ke dalam kurikulum pendidikan (Wilhelmsson et al., 2011). CIHC (2007) menyatakan bahwa dengan penerapan IPE pada pendidikan akademik dapat meningkatkan kualitas praktek dalam proses menjalani profesi, sehingga dapat memberikan dampak positif terhadap pelayanan kesehatan. Pada saat menempuh pendidikan profesi, mahasiswa akan menjumpai masalah teknis yang berbeda antar profesi sehingga dalam memecahkan masalah tersebut dibutuhkan kolaborasi antar profesi. Penelitian IPE pada mahasiswa di institusi pendidikan kesehatan sudah mulai dilakukan. Salah satu hasil penelitian nasional terbaru mengenai persepsi dan kesiapan mahasiswa kesehatan terhadap IPE telah dilakukan oleh Sedyowinarso dkk., (2011) menunjukkan mahasiswa kesehatan Indonesia memiliki persepsi yang baik terhadap IPE sebanyak 73,62% dan sebanyak 79,90% mahasiswa memiliki kesiapan yang baik terhadap IPE. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan bagi institusi pendidikan untuk mengembangkan
2 Universitas Sumatera Utara
IPE dalam sistem pendidikan ilmu kesehatan di Indonesia (Sedyowinarso dkk., 2011). IPE sudah mulai diperkenalkan di Universitas Sumatera Utara pada tahun 2014. Saat ini wujud konkrit penerapan IPE di FK dan FKep USU masih belum terlihat. Banyaknya hambatan dalam proses pengembangan seperti penanggalan akademik, peraturan akademik, lahan praktek klinik, sumber keuangan, kekurangan pengajar interdisipliner, tingkat persiapan peserta didik, dan sebagainya menjadi faktor yang memungkinan IPE belum dapat dikembangkan sampai saat ini (ACCP, 2009). Penelitian tentang persepsi dan kesiapan IPE merupakan bentuk riset awal yang paling penting dan paling sering dilakukan di beberapa negara yang telah menerapkan dan mulai mengembangkan IPE. Namun sampai dengan saat ini belum ada riset yang meneliti tentang IPE di Universitas Sumatera Utara. Perkembangan IPE sangat membutuhkan sikap dan keinginan mahasiswa untuk bekerja sama (Barnsteiner, 2007). Antusiasme dan kemauan mahasiswa terhadap sesuatu yang baru dapat dijadikan sebagai patokan kesiapan. Kesiapan merupakan sikap psikologis yang harus dimiliki seseorang sebelum melakukan sesuatu (Slameto, 2003). Menurut Ker et al (2003), penerimaan mahasiswa terhadap pemahaman tentang profesi lain merupakan suatu pendekatan yang harus dipenuhi dalam pelaksanaan IPE. Agar kolaborasi secara interprofesional berjalan dengan baik pada tahap pendidikan profesi,maka diperlukan suatu pembelajaran IPE dalam masa akademik.
3 Universitas Sumatera Utara
Terdapat satu aspek yaitu aspek kepribadian yang diduga mempengaruhi peran seseorang dalam sebuah tim (Wilhelmsson et al., 2011). Ketika bekerja dalam tim, kepribadian seseorang akan terekspresikan dalam kecenderungan untuk mengambil atau menghindari peran tertentu (Cardona dan Wilkinson, 2006). Salah satu aspek kepribadian yang mempengaruhi peran tersebut adalah efikasi diri. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Sulistyawati (2010) yang meneliti tentang pengaruh efikasi diri terhadap peran dan cara pengambilan keputusan dalam teamwork, dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa individu yang memiliki efikasi diri yang baik akan menetapkan tujuan yang tinggi dan berpegang teguh pada tujuannya. Sebaliknya, seseorang yang memiliki efikasi diri yang lemah akan berkomitmen lemah pada tujuannya, sehingga terjadi ketidakpatuhan terhadap pemenuhan kulitas pekerjaan yang
dilakukan.
Efikasi
diri
mendorong
proses
kontrol
diri
untuk
mempertahankan prilaku yang dibutuhkan dalam meningkatkan kualitas pekerjaan (Bandura 1982 dalam Kott, 2008) Berdasarkan teori- teori tersebut, maka individu dengan efikasi diri yang baik memiliki ciri-ciri yang dapat mendukung untuk pelaksanaan teamwork yang efektif. Mahasiswa FK dan Fkep USU merupakan salah satu institusi pendidikan di Indonesia yang menghasilkan profesional di bidang kesehatan. Oleh sebab itu, FK dan Fkep USU memiliki potensi untuk bisa dikembangkan program IPE. Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan efikasi diri dengan kesiapan Interprofessional Education
4 Universitas Sumatera Utara
Collaborative (IPEC) pada mahasiswa semester akhir Fakultas Ilmu Keperawatan dan Pendidikan Dokter USU 2.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas dapat dirumuskan
masalah “Bagaimana hubungan efikasi dengan kesiapan Interprofessional Education mahasiswa Ilmu keperawatan dan pendidikan dokter USU?”. 3.
Pertanyaan Penelitian 3.1 Bagaimana efikasi diri mahasiswa semester akhir ilmu keperawatan dan pendidikan dokter USU? 3.2 Bagaimana kesiapan mahasiswa semester akhir ilmu keperawatan dan pendidikan dokter USU terhadap IPE? 3.3 Bagaimana hubungan efikasi diri dengan kesiapan IPE mahasiswa semester akhir ilmu keperawatan dan pendidikan dokter USU?
4.
Tujuan 4.1 Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan efikasi diri dengan kesiapan IPE mahasiswa semester akhir ilmu keperawatan dan pendidikan dokter USU. 4.2 Tujuan Khusus 4.2.1 Mengidentifikasi efikasi diri mahasiswa semester akhir ilmu keperawatan dan pendidikan dokter USU meliputi kognitif, motivasi, afektif, dan selektif
5 Universitas Sumatera Utara
4.2.2 Mengidentifikasi kesiapan mahasiswa
semester
akhir
ilmu
keperawatan dan pendidikan dokter USU terhadap IPE meliputi identitas profesi, kerjasama dalam kolaborasi, peran dan tanggung jawab 4.2.3 Mengetahui hubungan antara efikasi diri dan kesiapan IPE mahasiswa semester akhir ilmu keperawatan dan pendidikan dokter USU 5.
Manfaat penelitian 5.1 Bagi pendidikan keperawatan 5.1.1 Sebagai salah satu bahan pertimbangan institusi terhadap pengembangan
pembelajaran
Interprofessional
Education
khususnya pada mahasiswa kesehatan, sehingga mahasiswa lulusan mampu berkolaborasi dalam dunia profesi dan memberikan pelayanan kepada masyarakat. 5.1.2 Sebagai wacana ilmiah dan acuan untuk melaksanakan penelitianpenelitian lebih lanjut, khususnya yang menyangkut tentang IPE. 5.2 Bagi pelayanan keperawatan Menambah wawasan dan pengetahuan tentang pembelajaran IPE dan hubungan efikasi diri dengan kesiapan Interprofessional Education khususnya pada mahasiswa keperawatan. 5.3 Bagi penelitian keperawatan Sebagai dasar untuk meningkatkan pengetahuan dan pengalaman dalam penelitian dibidang keperawatan dan kedokteran khususnya IPE.
6 Universitas Sumatera Utara