BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Kualitas hidup merupakan sebuah konsep multidimensional yang mencerminkan persepsi diri seseorang akan kebahagiaan dan kepuasan dengan kehidupan. Menurut Renwick dan Brown (1995), seseorang dikatakan memiliki kualitas hidup yang baik apabila dapat menikmati potensi-potensi penting dalam hidupnya. Kualitas hidup bagi setiap individu menjadi penting seperti halnya pada kualitas hidup pada anak usia sekolah. Penilaian kualitas hidup anak meliputi penilaian atas fungsi fisik, fungsi emosi, fungsi sosial, dan fungsi sekolah anak (Varni et.al., 2006 cit. Khodaverdi et.al., 2011). Anak usia sekolah merupakan anak umur 6-12 tahun yang mempunyai karakteristik
pertumbuhan
dan
perkembangan
yang
kuat.
Karakteristik
perkembangan anak usia sekolah antara lain secara fisik anak mengalami kenaikan tinggi badan 2-3 inci (5,1-7,6 cm) dan kenaikan berat badan sebanyak 36 lb (1,4-2,7 kg) per tahun. Sedangkan untuk perkembangan psikososial, menurut Erikson anak berada pada tahap industry versus inferiority dimana anak berfokus dalam mempelajari keterampilan yang bermanfaat dan mengembangkan harga diri positif (Taylor et al., 2011). Pada periode ini anak mulai memasuki dunia yang lebih luas dan perkembangan anak mulai dipengaruhi lingkungan sekolah (Hockenberry et al., 2011).
1
Kualitas hidup anak secara umum dipengaruhi oleh beberapa faktor (Lindstrom, 1995 cit Bulan 2009). Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas hidup pada anak antara lain kondisi global (seperti lingkungan makro yang berupa kebijakan
pemerintah,
asas-asas
dalam
masyarakat
yang
memberikan
perlindungan pada anak), kondisi eksternal (seperti lingkungan tempat tinggal anak, cuaca, musim, polusi, kepadatan penduduk, status sosial ekonomi, pelayanan kesehatan, pendidikan orang tua), kondisi interpersonal (seperti hubungan sosial dalam keluarga, orang tua, saudara kandung, saudara lain yang serumah dan teman sebaya), dan kondisi personal (seperti genetik, umur, jenis kelamin, ras, hormonal, stress, gizi). Salah satu masalah kesehatan yang sering dialami anak usia sekolah adalah obesitas. Obesitas merupakan keadaan patologis sebagai akibat dari konsumsi makanan yang jauh melebihi kebutuhan sehingga terdapat penimbunan lemak yang berlebihan dari yang diperlukan untuk fungsi tubuh (Suandi, 2004). Menurut Kemenkes RI (2010), obesitas merupakan suatu keadaan berat badan yang lebih daripada standar kesehatan. Jika berat badan anak di atas normal maka dikatakan gemuk atau sangat gemuk (obesitas). Seorang anak mengalami obesitas jika nilai Z-Score indeks massa tubuh berdasarkan umur (IMT/U) terletak pada >+2SD. Prevalensi anak yang mengalami obesitas cukup tinggi. Prevalensi anak obesitas usia 2 sampai 19 tahun di Amerika Serikat dalam 3 dekade terakhir meningkat dari 27,5% menjadi 31,1 % (Ogden et al., 2006). Di Indonesia, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2010, prevalensi obesitas pada anak-anak usia 6-14 tahun adalah 10,7% untuk jenis kelamin laki-
2
laki dan 7,7% untuk jenis kelamin perempuan. Kasus obesitas pada anak usia 6-12 tahun lebih banyak ditemukan di daerah perkotaan daripada pedesaan (Danastri, 2008). Di Yogyakarta, berdasarkan data obesitas siswa baru kelas I SD di wilayah Kota Yogyakarta pada tahun 2012 didapatkan bahwa jumlah kasus obesitas pada anak usia sekolah yaitu sebanyak 204 anak. Kualitas hidup anak obesitas perlu mendapatkan perhatian dikarenakan dampak yang ditimbulkan dari obesitas itu sendiri bagi anak. Obesitas dapat menyebabkan gangguan pada fungsi fisik antara lain dapat menyebabkan risiko masalah sendi pada ekstremitas bawah, masalah ortopedik bermanifestasi sebagai nyeri panggul atau lutut dan terbatasnya gerakan panggul. Anak juga mengalami penyakit yang mengganggu kemampuan olahraga seperti vara tibia bilateral (tungkai yang melengkung, sehingga menyebabkan nyeri lutut dan gangguan mobilitas) (Syarif, 2003). Gangguan emosional dan sosial pada anak obesitas yaitu cenderung merasa rendah diri, depresi dan menarik diri dari lingkungan. Anak obesitas umumnya jarang bermain dengan teman sebayanya, cenderung menyendiri, tidak diikut sertakan dalam permainan, persepsi diri yang negatif maupun rendah diri karena selalu menjadi bahan ejekan teman-temannya (Syarif, 2003). Kualitas tidur yang buruk pada anak obesitas sering menyebabkan mengantuk pada siang hari, dengan defek neurokognitif termasuk berkurangnya konsentrasi, daya ingat dan fungsi belajar (Loke, 2002). SD Tarakanita Bumijo merupakan salah satu sekolah dasar swasta Katholik yang terletak di Kota Yogyakarta. SD Tarakanita Bumijo memiliki jumlah siswa
3
yang cukup banyak dibandingkan sekolah dasar lain. Siswa obesitas di SD Tarakanita Bumijo jumlahnya cukup banyak. Berdasarkan penelitian Danastri (2008) didapatkan prevalensi obesitas pada siswa kelas 4,5 dan 6 di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta adalah 17,98% atau 119 anak. Pada penelitian ini dipilih siswa kelas 4 dan kelas 5 sebagai sampel penelitian. Alasan pemilihan siswa kelas 4 dan 5 yaitu karena menurut penelitian Frisen (2007) dikatakan bahwa semakin meningkat umur seorang anak maka semakin negatif penilaian mereka terhadap kualitas hidup. Berdasarkan studi pendahuluan dengan menggunakan metode wawancara pada 2 anak dengan status gizi normal dan 2 anak obesitas siswa SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta mengenai kualitas hidup didapatkan bahwa terdapat perbedaan hasil jawaban untuk keduannya. Hasil wawancara pada 2 anak dengan status gizi normal didapatkan bahwa mereka tidak mengalami kesulitan untuk berlari, dapat melakukan olahraga di sekolah dan jarang merasakan nyeri di tubuh. Kedua anak dengan status gizi normal tersebut mengatakan bahwa mereka mempunyai banyak teman dan tidak mengalami kesulitan untuk bergaul dengan sesama anak. Kedua anak dengan status gizi normal mengatakan jarang sakit sehingga jarang tidak masuk sekolah. Sedangkan hasil wawancara pada 2 anak obesitas didapatkan bahwa mereka mengalami kesulitan untuk berlari terutama pada saat pelajaran olahraga, merasa kesulitan untuk mengangkat benda berat dan terkadang mereka merasa nyeri dan lemas. Selain itu kedua anak obesitas mengungkapkan sering diolokolok/diejek oleh temannya dengan sebutan “gendut”. Salah satu anak obesitas
4
mengungkapkan kesulitan berkonsentrasi saat pelajaran di kelas karena sering mengantuk. Sedangkan 1 anak obesitas lainnya mengatakan terkadang tidak masuk sekolah karena sakit. Anak tersebut mengatakan sering muntah-muntah ketika di rumah setelah selesai makan. Hasil penelitian Schwimmer et al. (2003) menyatakan bahwa rata-rata kualitas hidup anak yang mengalami obesitas lebih rendah daripada kualitas hidup anak yang tidak mengalami obesitas. Hasil penelitian William et al. (2005) mengemukakan bahwa rata-rata kualitas hidup anak yang obesitas lebih rendah dari anak yang overweight, dan anak yang overweight lebih rendah rata-rata kualitas hidupnya dari anak yang tidak mengalami obesitas. Hasil penelitian Khodaverdi et al. (2011) menyatakan bahwa kualitas hidup anak yang obesitas yaitu pada domain fungsi fisik, fungsi sosial, dan fungsi sekolah secara signifikan lebih rendah daripada anak dengan berat badan normal. Kualitas hidup merupakan sebuah indikator penting untuk menilai keberhasilan intervensi pelayanan kesehatan yang diberikan di samping morbiditas, mortalitas, fertilitas dan kecacatan (Murti, 1996). Sebagai perawat khususnya untuk perawat komunitas berperan dalam meningkatkan derajat kesehatan dan kualitas hidup masyarakat terlebih pada kualitas hidup anak usia sekolah dimana periode ini merupakan awal dari masa pertumbuhan dan perkembangan anak. Banyak dimensi dan pandangan kualitas hidup menimbulkan masalah yang kompleks dalam hal konseptual dan pengukuran kualitas hidup, tetapi penelitian tentang kualitas hidup setidaknya mencakup dimensi peran sosial, fungsi fisik, fungsi emosional dan fungsi intelektual (Murti, 1996).
5
Di Kota Yogyakarta, belum pernah ada penelitian tentang perbedaan kualitas hidup antara anak dengan status gizi normal dan obesitas terutama pada anak sekolah dasar. Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Mulidiah (2008) meneliti tentang hubungan antara obesitas dengan kualitas hidup remaja pada siswa SMP di Yogyakarta. Mengingat prevalensi obesitas siswa sekolah dasar di Kota Yogyakarta cukup tinggi dan ditemukannya perbedaan hasil wawancara pada anak dengan status gizi normal dan anak obesitas serta dampak yang ditimbulkan terhadap kualitas hidup, maka peneliti tertarik melakukan penelitian mengenai perbedaan kualitas hidup pada anak usia sekolah dengan status gizi normal dan obesitas di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka dapat dirumuskan masalah penelitian yaitu, adakah perbedaan kualitas hidup pada anak usia sekolah dengan status gizi normal dan obesitas di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum : Untuk mengetahui perbedaan kualitas hidup pada anak usia sekolah dengan status gizi normal dan obesitas di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta. 2. Tujuan khusus : a. Mengetahui prevalensi kejadian obesitas pada siswa kelas 4 dan 5 SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta. 6
b. Mengetahui gambaran kualitas hidup pada domain fungsi fisik pada anak dengan status gizi normal dan obesitas di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta. c. Mengetahui gambaran kualitas hidup pada domain fungsi emosi pada anak dengan status gizi normal dan obesitas di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta. d. Mengetahui gambaran kualitas hidup pada domain fungsi sosial pada anak dengan status gizi normal dan obesitas di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta. e. Mengetahui gambaran kualitas hidup pada domain fungsi sekolah pada anak dengan status gizi normal dan obesitas di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta. f. Mengetahui total rata-rata kualitas hidup pada anak dengan status gizi normal dan obesitas di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta.
D. Manfaat Penelitian Penelitian perbedaan kualitas hidup pada anak usia sekolah dengan status gizi normal dan obesitas di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain : 1. Manfaat teoritis a. Bagi ilmu pengetahuan Sebagai masukan dalam bidang ilmu kesehatan anak usia sekolah dasar.
7
b. Bagi peneliti Menambah pengetahuan mengenai perbedaan kualitas hidup pada anak usia sekolah dengan status gizi normal dan obesitas di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta. c. Bagi peneliti selanjutnya Dapat dijadikan sebagai dasar untuk pengembangan penelitian lanjutan tentang kualitas hidup pada individu yang mengalami obesitas dan tidak obesitas pada kelompok masyarakat lainnya. 2. Manfaat praktis a. Bagi tenaga kesehatan Memberikan gambaran mengenai kualitas hidup anak baik anak usia sekolah dengan status gizi normal maupun anak obesitas sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup mereka. b. Bagi siswa Memberikan gambaran mengenai status gizi pada masing-masing siswa dan memberikan pengetahuan mengenai pengaturan diet sehat bagi siswa yang mengalami obesitas pada tahap selanjutnya. c. Bagi sekolah dan instansi pemerintah Memberikan masukan terkait dengan gambaran prevalensi kejadian obesitas pada siswa SD khususnya di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta.
8
E. Keaslian Penelitian Beberapa penelitian yang telah dilakukan yang hampir serupa dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti adalah sebagai berikut : 1. Penelitian yang berjudul Health-related quality of life of overweight and obese children, oleh Williams et al. tahun 2005. Penelitian tersebut merupakan penelitian non-eksperimental menggunakan metode kuantitatif dengan rancangan cross sectional. Penelitian tersebut menggunakan sampel 1.456 anak umur 9-12 tahun. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti terletak pada variabel penelitian yaitu kualitas hidup anak. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti terletak pada metode dan lokasi penelitian. Metode yang digunakan pada penelitian tersebut adalah cross sectional dengan kohort longitudinal. Sedangkan pada penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan metode cross sectional. Pada penelitian tersebut dilakukan di sekolah di Victoria, Australia sedangkan untuk penelitian ini dilakukan di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta, Indonesia. 2. Penelitian yang berjudul Health-related quality of life of severely obese children and adolescents, oleh Schwimmer et al. (2003). Penelitian tersebut merupakan penelitian non-eksperimental menggunakan rancangan cross sectional dengan kelompok pembanding. Sampel penelitian melibatkan 106 anak-anak dan 56 remaja yang berumur antara 5 sampai dengan 18 tahun yang mengalami obesitas dan kelompok pembanding anak dan remaja sehat dan penderita kanker dengan jumlah dan kelompok umur yang sama. Persamaan
9
dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti terletak pada variabel penelitian yaitu kualitas hidup anak. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti terletak pada karakteristik sampel dan lokasi penelitian. Pada penelitian tersebut sampel penelitian adalah anak-anak dan remaja obesitas dengan kelompok pembanding anak dan remaja sehat serta penderita kanker. Sedangkan pada penelitian ini sampel penelitian adalah hanya berfokus pada anak-anak usia sekolah dasar. Untuk lokasi penelitian, penelitian tersebut dilakukan di Children’s Hospital and Health Center di California, sedangkan untuk penelitian ini dilakukan di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta, Indonesia. 3. Penelitian yang berjudul “Hubungan Obesitas dengan Kualitas Hidup Remaja pada Siswa SMP di Kota Yogyakarta” oleh Mulidiah tahun 2008. Penelitian tersebut merupakan penelitian non-eksperimental menggunakan rancangan cross sectional. Sampel penelitian tersebut melibatkan 300 remaja siswa SMP di Kota Yogyakarta. Persamaan dengan penelitian yang akan dilakukan peneliti terletak pada variabel penelitian yaitu kualitas hidup anak. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti terletak pada karakteristik sampel, metode, dan lokasi penelitian. Pada penelitian tersebut sampel penelitian adalah remaja atau siswa SMP yang mengalami obesitas. Sedangkan pada penelitian ini sampel penelitian adalah siswa SD. Untuk metode, penelitian tersebut merupakan penelitian korelasi menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, sedangkan penelitian yang akan dilakukan peneliti merupakan penelitian deskriptif analitik
10
menggunakan metode kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Untuk lokasi penelitian, penelitian tersebut dilakukan di SMP di Kota Yogyakarta, sedangkan untuk penelitian ini dilakukan di SD Tarakanita Bumijo Yogyakarta.
11