BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Usaha Kecil Menengah (UKM) merupakan salah satu motor penggerak krusial bagi pembangunan dan pertumbuhan ekonomi lokal. UKM memiliki kontribusi yang besar terhadap penciptaan kesempatan kerja dan sumber pendapatan, khususnya di daerah pedesaan dan rumah tangga berpendapatan rendah (Tambunan, 2002). Meski memiliki peran yang strategis, mengembangkan UKM bukan hal yang mudah. Masalah mendasar yang membatasi ekspansi usaha kecil adalah realitas bahwa produktivitasnya rendah. Sudah menjadi pengertian umum bahwa produktivitas sektor industri, terutama industri pengolahan seharusnya mempunyai nilai tambah yang lebih besar (Kristiyanti, 2011). Secara umum produktivitas didefinisikan sebaga rasio dari output dan input yang terlibat dalam sistem produksi. Produktivitas berhubungan dengan efektivitas dan efisiensi perusahaan. Saat ini produktivitas dan pengukuran performa lainnya menjadi lebih penting dan dianggap menjadi prasyarat untuk keberlanjutan dalam peningkatan (Parida dan Umar, 2009). Industri roti (bakery) merupakan bagian dari industri pengolahan makanan jadi yang memanfaatkan tepung terigu sebagai bahan baku utama dalam proses produksinya. Yogyakarta memiliki jumlah UKM Roti yang banyak tersebar di wilayahnya (Tabel 1.1).
1
2
Tabel 1.1 Jumlah UKM Roti di Yogyakarta Wilayah
Jumlah UKM Roti Tahun 2013
Kota Yogyakarta
21
Sleman
201
Bantul
240
Kulon Progo
156
Gunung Kidul
274
Total
892
(Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan, dan Koperasi Yogyakarta, 2014) UKM Roti Bangkit merupakan salah satu industri roti di Kabupaten Bantul, Yogyakarta. UKM Roti Bangkit memproduksi roti manis dengan lima varian rasa yaitu mocca, stroberi, coklat, coklat-kacang, dan kopyor. UKM ini memiliki tujuan utama yaitu mendapatkan keuntungan maksimal dari kegiatan operasionalnya. Untuk mencapai tujuan tersebut, UKM Roti Bangkit memerlukan pengelolaan sumber daya yang tepat sehingga dapat menghasilkan produk secara efektif dan efisien terutama untuk proses produksi. Kegiatan produksi di UKM Roti Bangkit dilakukan setiap hari berdasarkan perkiraan jumlah permintaan roti dari tenaga penjualan pada hari sebelumnya. Pengelola (pengawas produksi) merekap jumlah permintaan roti sehingga diperoleh perkiraan total jumlah roti yang diminta penjualan untuk esok hari. Nilai perkiraan total jumlah roti ini adalah dasar produksi yang dilakukan pada hari tersebut. Menurut pengelola, selama ini UKM Roti Bangkit memiliki standar agar keuntungan yang diperoleh maksimal, yaitu:
3
a. jumlah roti yang dapat diproduksi dari 1 sak (25 kilogram) tepung terigu minimal 1200 roti. b. jumlah produk roti retur (dikembalikan lagi oleh sales ke pabrik) kurang dari 10 % dari jumlah produksi. Namun berdasarkan data produksi roti dari tahun 2011 hingga tahun 2013 UKM Roti Bangkit tidak dapat mencapai standar untuk memproduksi minimal
1220 1200 1180 1160 1140 1120 1100 1080 1060 1040 1020
rasio aktual
Okt-13
Jul-13
Apr-13
Jan-13
Okt-12
Jul-12
Apr-12
Jan-12
Okt-11
Jul-11
Apr-11
rasio standar
Jan-11
Jumlah roti (unit/sak)
1200 buah roti dari satu sak tepung terigu (Gambar 1.1).
periode pengukuran
Gambar 1.1 Jumlah produksi roti per sak tepung terigu Gambar di atas memperlihatkan bahwa rasio jumlah produksi roti yang dihasilkan dari satu sak tepung terigu tidak pernah mencapai standar untuk memaksimalkan keuntungan yaitu 1200 unit roti per sak terigu. Kegiatan produksi UKM Roti Bangkit tidak efisien sehingga mengakibatkan UKM Roti Bangkit memerlukan sumber daya lebih untuk memproduksi roti. Hal ini dibuktikan dengan membandingkan penggunaan tepung terigu standar dengan tepung terigu yang sebenarnya digunakan (aktual) selama periode pengukuran (Tabel 1.2).
4
Tabel 1.2 Perbandingan penggunaan terigu aktual dengan terigu standar Jumlah
Jumlah
Jumlah Terigu
Selisih
Produksi
Penggunan
Standar (sak)
Jumlah
Roti
Terigu Aktual
(b)
Terigu (sak)
(unit)
(sak) (a)
2011
3.419.898
3.200
2.845
355
2012
4.195.231
3.750
3.497
253
2013
4.346.880
3.900
3.623
277
Periode
(a-b)
(Sumber : Data Sekunder, 2014) Tabel 1.2 tersebut memperlihatkan bahwa selama periode pengukuran penggunaan terigu tidak sesuai dengan standar. Tepung terigu yang digunakan (aktual) melebihi tepung terigu standar atau produksi yang dilakukan tidak efisien. Tepung terigu (aktual) yang digunakan untuk memproduksi roti sejumlah di atas dalam keadaan efisien seharusnya jauh lebih sedikit atau dengan jumlah terigu yang sama, roti yang dihasilkan seharusnya jauh lebih banyak. UKM Roti Bangkit terbukti tidak efisien dalam menggunakan material tepung terigu. Inefisiensi ini mengakibatkan pengeluaran biaya produksi semakin meningkat. Peningkatan biaya produksi menyebabkan keuntungan berkurang. Permasalahan ini menunjukan bahwa terdapat hubungan antara produktivitas dengan profitabilitas; dimana ketika produktivitas turun maka profitabilitas akan turun. UKM Roti Bangkit membutuhkan sumber daya lain seperti tenaga kerja, dan energi untuk memproduksi roti selain bahan baku. UKM Roti Bangkit memerlukan pengelolaan yang efisien pada masing-masing sumber daya tersebut untuk mendapatkan keuntungan.
5
UKM Roti Bangkit belum melakukan pengukuran produktivitas. Tanpa pengukuran produktivitas kita tidak dapat mengetahui dimana posisi perusahaan atau bagaimana meningkatkan produktivitas tersebut. Produktivitas ataupun profitabilitas sangat membantu pembentukan rencana jangka panjang dan jangka pendek karena data tersebut mengindikasikan kemungkinan kemajuan perusahaan di kemudian hari (Hannula, 2000). Sementara itu dengan melakukan pengukuran produktivitas maka UKM dapat mengetahui performa dalam mengelola sumber daya-nya selama ini sehingga mampu mendapatkan keuntungan maksimal. UKM Roti Bangkit belum melakukan pengukuran produktivitas karena belum
menyadari
manfaat
dari
pengukuran
produktivitas.
Pengukuran
produktivitas perlu dilakukan di UKM Roti Bangkit, terlebih lagi setelah diketahui bahwa penggunaan sumber daya material (tepung terigu) tidak efisien. UKM tersebut perlu melakukan pengukuran produktivitas sehingga peningkatan produktivitas lebih terarah. Permasalahan yang dialami oleh UKM Roti Bangkit berkaitan dengan produktivitas dan profitabilitas. Oleh karena itu dalam penelitian ini dilakukan pengukuran produktivitas dengan metode Multifactor Productivity Measurement Model (MFPMM). Multifactor
Productivity
Measurement
Model
(MFPMM)
adalah
pendekatan yang dinamis dan komprehensif untuk menelusuri performa dalam area profitabilitas, produktivitas, dan perubahan harga. Selain dapat mengukur perubahan produktivitas tenaga kerja, bahan baku, dan energi, metode ini juga mengukur efek masing-masing input terhadap profitabilitas bagi perusahaan (Wazed dan Ahmed, 2008). MFPMM memberikan penilaian yang lebih tajam dan
6
mendetail dari apa yang menyebabkan pertumbuhan dan produktivitas, terutama jika dibandingkan dengan model pengukuran produktivitas yang lebih konvensional, dan model ini lebih sederhana (Turvey, 2009). Pengukuran produktivitas multifaktor ini lebih komprehensif dibandingkan pengukuran produktivitas parsial. Pengukuran produktivitas parsial tidak cukup untuk
memantau
menyebabkan
kinerja
kesalahan
keseluruhan yang
proses,
menghabiskan
dimana biaya
mungkin
besar.
dapat
Pengukuran
produktivitas parsial tidak efektif dalam mengevaluasi keseluruhan kinerja dan dapat menyebabkan kesalahan perencanaan peningkatan kinerja yang mungkin berakhir dengan membuang banyak uang dan waktu (Wazed dan Ahmed, 2008). Semua input bisa saja memberikan profit, namun hanya beberapa input atau bahkan tidak ada yang memberikan kontribusi profitabilitas jika hasil pengukuran menunjukkan terjadinya penurunan tingkat produktivitas dalam perusahaan sehingga evaluasi dan perbaikan produktivitas harus segera dilakukan agar perusahaan tidak mengalami kerugian dimasa mendatang (Culturyaningtyas, 2013).
1.2 Rumusan Masalah UKM Roti Bangkit belum pernah melakukan pengukuran produktivitas. Sementara itu, produktivitas merupakan faktor penting yang tidak dapat diabaikan didalam perusahaan yang berorientasi keuntungan (profit-oriented) seperti UKM Roti Bangkit. Produktivitas mempengaruhi perusahaan dalam mendapatkan keuntungan maksimal.
7
Penelitian
pendahuluan
yang
dilakukan
di
UKM
Roti
Bangkit
memperlihatkan bahwa dalam berproduksi perusahaan ini tidak produktif dalam penggunanaan tepung terigu. Inefisiensi penggunaan tepung terigu menyebabkan pengeluaran biaya produksi semakin meningkat sehingga keuntungan perusahaan tidak maksimal, atau terlihat bahwa produktivitas berpengaruh terhadap profitabilitas. Hasil penelitian pendahuluan menunjukkan bahwa terdapat masalah pada produktivitas penggunaan tepung terigu. Bahan baku yang dibutuhkan untuk memproduksi roti tidak hanya tepung terigu, namun terdapat bahan lain. Selain bahan baku dalam berproduksi masih banyak sumber daya lain yang digunakan seperti tenaga kerja, bahan baku lain serta energi. Pengukuran produktivitas belum pernah dilakukan terhadap seluruh sumber daya tersebut. Oleh karena itu dalam penelitian ini akan dilakukan pengukuran produktivitas. Hasil dari pengukuran produktivitas dapat dilihat perkembangan produktivitas yang diukur selama periode pengukuran dan usaha apa yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas di periode yang akan datang. Rumusan masalah dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut. 1. Bagaimana kondisi produktivitas dan profitabilitas UKM Roti Bangkit selama periode pengukuran? 2. Sumber daya apa yang terus mengalami penurunan produktivitas dan profitabilitas UKM Roti Bangkit selama periode pengukuran?
8
1.3 Batasan Penelitian Batasan penelitian ini antara lain sebagai berikut. 1. Variabel input yang digunakan meliputi, jumlah dan harga bahan baku, jumlah dan biaya tenaga kerja, jumlah dan biaya energi (solar, gas, dan listrik), jumlah dan biaya pengemasan. 2. Variabel output yang digunakan adalah jumlah produksi roti dan hasil penjualan dari produksi roti. 3. Periode pengukuran yaitu pada tahun 2011, tahun 2012, dan tahun 2013. 4. Pengukuran produktivitas yang digunakan meliputi produktivitas total dan parsial. 5. Analisis penyebab penurunan produktivitas difokuskan pada input yang terus mengalami penurunan produktivitas dan profitabilitas.
1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini antara lain sebagai berikut. 1. Mengukur produktivitas selama periode pengukuran dengan metode Multifactor
Productivity
Measurement
Model
(MFPMM)
untuk
mengetahui kondisi produktivitas dan profitabilitas UKM Roti Bangkit. 2. Mengetahui dan mengevaluasi hasil pengukuran produktivitas sehingga dapat mengetahui sumber daya produksi yang mengalami penurunan produktivitas dan profitabilitas di UKM Roti Bangkit.
9
1.5 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini antara lain sebagai berikut. 1. Membantu mengevaluasi produktivitas dan melakukan perencanaan strategi peningkatan produktivitas UKM Roti Bangkit. 2. Memperdalam
pemahaman
penulis
khususnya
dalam
bidang
produktivitas. 3. Penelitian ini dapat menjadi sumber referensi bagi penelitian selanjutnya.