BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Pervasive computing dianggap sebagai generasi lebih lanjut dari teknologi
IT, yang memiliki potensi besar untuk banyak applikasi seperti pervasive healthcare, smart automotive, smart home, intellegent education, intellegent work environment, layanan pariwisata yang mudah dan mobile commerce yang memiliki fitur kapan saja, dimana saja dan berinteraksi dengan manusia, hal ini yang membuatnya menjadi fitur yang sempurna untuk di aplikasikan dalam bidang kesehatan (Zhenjiang Miao, Baozong Yuan, Mengsun Yu, 2006). Penerapan pervasive computing dalam e-commerce antara lain seperti RFID,
GPS,
dan
jaringan
sensor
yang
memiliki
kemampuan
untuk
mengidentifikasi, dan melacak objek secara otomatis. Penggunaan teknologi tersebut bagi penyedia layanan akan memberikan produk yang dipersonalisasi untuk pelanggan mereka berdasarkan identitas nasabah, preferensi, dan lokasi geografis yang dapat membawa manfaat tambahan dan nilai-nilai kepada pelanggan (Hong Sheng, Fiona Fui-Hoon Nah, Keng Siau, 2008). Sistem management diabetes saat ini diterapkan dalam lingkungan ubiquitous / pervasive computing. Sistem ini disebut sebagai ubiquitous diabetes management systems, pasien dan tim medis dapat berkomunikasi secara langsung melalui Internet atau telekomunikasi (Jae-Hyoung Cho, Hun-Sung Kim, Jae-Hoon Han, Jin-Hee Lee, Jeong-Ah Oh, Yoon-Hee Choi, Kun-Ho Yoon, 2010).
1
2
Pengembangan ubiquitous health care system secara aktif dapat mengatasi situasi emergency pada pasien kronis. Dimana hal ini mempunyai peranan penting dalam kehidupan sehari-hari meskipun dalam kondisi pasien menderita penyakit kronis (Dong-Wook Jang, 2007). Penderita diabetes saat ini mengalami peningkatan dari 153Juta pada tahun 1980 menjadi 347Juta pada tahun 2008 (G Danaei MD, 2011). Dalam beberapa kelompok usia, orang dengan diabetes memiliki peningkatan dua kali lipat dalam risiko stroke. Diabetes juga penyebab utama gagal ginjal pada banyak populasi di kedua negara maju dan berkembang (WHO, 2011). Healthcare saat ini mengalami kemajuan yang sangat pesat dimana banyak fungsi pengecekan laboratorium yang dahulu harus dilakukan di rumah sakit sekarang sudah dapat di applikasikan sendiri di rumah (home care), antara lain pengecekan kadar gula darah untuk pasien diabetes yang harus dilakukan secara rutin setiap saat. Alat test pengukur kadar gula darah ini terdiri dari alat Glucometer, Strip(alat untuk mengambil sampling darah)dan Lancet(alat untuk menusuk jari) dan dapat digunakan secara bebas tanpa resep dari dokter. Cara pemakaian alat ini pertama-tama pasang lancet ke handle lancet, kemudian di setting di sesuaikan dengan ketebalan kulit, pasang 1 buah strip dari tabung ke slot di kaki Glucometerhingga auto-on menyala, kemudian ambil sampling darah di jari menggunakan strip dan baca hasil tes glucosa di layar setelah 5 detik. Pengecekan kadar gula darah bagi penderita diabetes dilakukan sebanyak 1-10 kali sehari dan dapat dilakukan kapan saja, dimana saja.Karakteristik pemakai alat test kadar gula darah ini adalah pasien penderita diabetes berbagai
3
type dan atlet yang aktif berolahraga dimana membutuhkan alat untuk memonitoring kadar gula darah mereka, sehingga tidak
menyebabkan
hipoglikemia (kadar gula darah terlalu rendah,sehingga berbahaya bagi tubuh) atauhiperglikemia (kadar gula darah terlalu tinggi). Pada saat tubuh mengalami hipoglikemia yang berat menyebabkan berkurangnya glukosa ke otak dan mengakibatkanbingung, lelah, lemah, sakit kepala, perilaku yang tidak biasa, tidak mampu berkonsentrasi, gangguan penglihatan, kejang atau dapat pula menyebabkan koma (Ramona Browder Lazenby, 2011). Pada saat emergency inilah dibutuhkan suatu sistem pemesanan yang mudah diakses dimanapun dan sekaligus dapat memberikan posisi pasien / pembeli secara tepat sehingga memudahkan dalam pengiriman alat-alat medis tersebut. Pembahasan penelitian ini akan dibagi menjadi beberapa bagian. Pertama, akan dilakukan reviewpada penelitian-penelitian sebelumnya untuk membentuk suatu kerangka teori yang memberikan gambaran sistem. Kedua metodologi penelitian, penelitian ini menggunakan metode SDLC (Sistem Development Live Cycle). Ketiga melakukan pengembangan aplikasi dan melakukan pengujian dengan metode Requirement test, Performance test, dan Penetration test, dan Keempat menarik kesimpulan.
1.2
Rumusan Masalah Pada penelitian ini diharapkan dapat menjawab isu permasalahan sebagai
berikut :
4
1. Bagaimana
mendapatkan
supplyalat
test
kadar
gula
darah
(Glucometer, lancet dan strip) pada situasi emergency, cepat dan tepat merupakan masalah yang akan dipecahkan dalam penelitian ini. 2. Bagaimana menguji sistem yang telah diusulkan agar tidak terdapat bug (kesalahan atau cacat pada software). 3. Apakah sistem yang diusulkan dapat menampung beban pemesanan dalam jumlah tertentu secara bersamaan.
1.3
Tujuan dan Manfaat
1.3.1
Tujuan Penulisan tesis Penerapan Pervasive Computing dalam M-Commerce dan
Global Positioning System untuk Sistem Pengiriman Cepat dan Tepat Pada Alat Test Kadar Gula Darah ini bertujuan untuk mengetahui apakah
sistem M-
Commerce dengan GPS dalam lingkungan pervasive computingdapat digunakan secara baikpada pemesanan alat test kadar gula darah.
1.3.2
Manfaat Penulisan tesis Penerapan Pervasive Computing dalam M-Commerce dan
Global Positioning System untuk Sistem Pengiriman Cepat dan Tepat Pada Alat Test Kadar Gula Darah ini diharapkan dapat memberikan manfaat diantaranya : 1. Memberikan pelayanan yang bernilai lebih dari sisi teknologi bagi produk test kadar gula darah, karena pembeli / pasien diabetes dapat memperoleh alat test kadar gula dalam darah tersebut secara mudah pada saat dibutuhkan.
5
2. Bagi pasien pembeli / pasien diabetes tidak perlu menyimpan persediaan strip testkadar gula darah terlalu banyak (hal ini berkaitan dengan masa kadaluarsa). 1. Bagi apotik / outlet akan lebih mempermudah proses pengiriman barang ke pembeli / pasien diabetes, sehingga mencegah terjadinya kesalahan dalam pengiriman. 2. Mengusulkan sistem M-Commerce yang handal melalui beberapa tahap pengujian.
1.4
Ruang Lingkup •
Melakukan studi literatur tentang penerapan pervasive computing dalam m-commerce dan GPS serta aplikasinya dalam alat test kadar gula darah.
•
Mengembangkan aplikasi dengan metode SDLC (System Development Life Cycle) yang terdiri dari : o Analisis Requirement o Desain sistem umum o Desain sistem terperinci o Implementasi o Pengujian aplikasi
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Pervasive Computing Pervasive computing atau ubiquitous computing adalah suatu lingkungan dimana sejumlah teknologi (terutama teknologi komputer) digunakan dan menyatu dalam objek dan aktivitas manusia sehari-hari, sehingga kehadirannya tidak dirasakan sebagai sesuatu yang khusus. Contoh ubiquitous computing dalam kehidupan sehari-hari seperti service atau layanan digital library, bisnis transaksi online, mobile office, mobile tv, pengguna dapat mengakses layanan ini kapan saja dan dimana saja (Robert H. Deng · Jari Veijalainen · Shiguo Lian · Dimitris Kanellopoulos, 2010) Pervasive computing dianggap sebagai generasi ketiga dari teknologi computing. Gelombang pertama terjadi sebelum tahun 1970 dimana disebut sebagai era mainframe, sebuah komputer digunakan banyak orang melalui workstation. Gelombang kedua adalah personal computer (PC) dimana satu orang menggunakan satu komputer. Gelombang ketiga adalah dimana satu orang menggunakan lebih dari satu komputer, contohnya seperti Smartphone, Tablet PC, Notebook.Pervasive computing adalah terintegrasinya teknologi informasi dan komunikasi di dalam kehidupan manusia sehari-hari dan lingkungannya. Mark Weiser mengemukakan pemikiran tentang pervasivecomputing, dimana keberadaan komputer sudah tidak dirasakan lagi, sehingga komputer dapat menjadi “asisten” yang tidak terlihat oleh penggunanya.
6
7
Pervasive computing / Ubiquitous Computing juga telah banyak diaplikasikan
di
dalam
dunia
medis,
diantaranya
Ubiquitous
Diabetes
Management System, Sistem ini memungkinkan pasien dan tim medis dapat berkomunikasi secara langsung melalui Internet atau telekomunikasi dengan cara pasien melakukan upload data kadar glucosa dalam darah dan aktivitas sehari-hari di rumah, dan sistem akan memberikan feedback ke pasien.
2.2 M-Commerce Masuknya perangkat smartphone ke Indonesia membawa perubahan yang signifikan terhadap perkembangan m-Commerce di Indonesia. Pada tahun 2009, BlackBerry mulai menjadi populer di Indonesia. Popularitas BlackBerry merangsang munculnya berbagai aplikasi m-Commerce di Indonesia seperti aplikasilayanan
informasimobile
dan
aplikasi
mobile
shopping
(Lukas
Priyambodo, Fandy Tjiptono, Suyoto, 2012).. M-commerce memiliki karakteristik tertentu yang membedakan nya dari e-commerce.
M-commerce
memiliki
karakteristik
ubiquity,
immediacy,
localization, pro-active functionality, instant connectivity, and a simple authentication procedure. (Lukas Priyambodo, Fandy Tjiptono, Suyoto, 2012). Beberapa orang di negara berkembang lebih menyukai mobilephones daripada computer, hal ini mungkin terjadi karena tingginya biaya komputer terkait biaya internet dan koneksi (Saidi, 2010). M-Commerce hampir sama dengan E-Commerce dalam type Business to Business (B2B), Business to Customer (B2C), Customer to Business (C2B), Customer to Customer (C2C) (Bhasin, 2005; Saidi, 2009).
8
B2B adalah antara vendor dengan pembeli, keduanya merupakan sebuah organisasi B2B memiliki karakteristik, memiliki volume penjualan yang besar, memprioritaskan perjanjian dan kontrak antara keduanya dan dibutuhkan dengan persetujuan dari tingkat pimpinan yang lebih tinggi, untuk perpajakan, dokumentasi, dan perubahan informasi (Khattab M. Ali Alheeti, 2011). B2C adalah vendor merupakan organisasi bisnis, pembeli adalah consumer, ini merupakan E-Commerce berorientasi consumer atau disebut electronic retailing. Dengan karakteristik sebagai berikut, hubungan kerjasama sementara, jumlah transaksi yang sedikit dan melibatkan pembayaran yang bernilai kecil (Khattab M. Ali Alheeti, 2011). C2B adalah bagian dari E-Commerce yang mempunyai peningkatan paling pesat di dalam E-Commerce. Dalam hal ini customer secara spesifik menyampaikan keinginannya mengenai jenis produk atau service kepada bisnis yang diwakili oleh E-Commerce portal yang melakukan pencarian secara menyeluruh di website untuk menemukan produk atau service yang tepat, sesuai dengan keinginan dan mengembalikan hasil pencarian kepada consumer (Khattab M. Ali Alheeti, 2011). C2C merupakan situasi dimana vendor dan pembeli merupakan consumer, lelang secara online memberikan cara yang sangat efektif untuk mendukung C2C E-Commerce (Khattab M. Ali Alheeti, 2011).
2.3 Global Potitioning System Dalam sebuah paper yang berjudul Location-based services deployment and demand: a roadmap modelmenyatakan, bahwa penggunaan satelit dalam GPS
9
( (Global Pottitioning Sysstem) di areaa outdoor memiliki m akurrasi posisi lebih tinggi d daripada meenggunakan network basse seperti Cell-ID, C Enhaanced Cell ID I (ECID), A Angle of Arrival A (AO OA) and T Time Differrence of A Arrival (TDOA) yang posisi geoggrafis dari m menggunaka an data moobile networrk untuk menentukan m p perangkat mobile m (Krasssie Petrova · Bin Wang, 2010).
Gambaar 1. Outdooor Positioniing Technollogies
Ahli teknologi mengusulkkan, bahwaa device yyang dilenggkapi GPS m memungkink kan untuk berkomunika b asi dengan server s applikkasi dengan n koordinat ( (longitude/la atitude) (Pouulcheria Bennou · Costas Vassilakis, 22010). Di bidang b healthcare bannyak mendaapatkan keuuntungan dari d sistem p pencarian lo okasi pasien, rumah sakkit/klinik/apootik dan pennyedia alat-aalat medik. S Sistem pencari lokasi mendukung peencarian manusia, alat ddan service pada p lokasil lokasi yang sulit secaraa akurat. Sisstem pencarrian lokasi ooutdoor untuuk aplikasi h healthcare d didapat darii cellular/PC CS system atau a satellitee-based systtem seperti G (Upkarr Varshney, 2007). GPS 2
10
Batasan jangkauan GPS Selama beberapa tahun terakhir teknologi GPS telah sangat banyak diteliti
dan dikembangkan, khususnya dalam hal realtime positioning system. Mengingat hal tersebut berdampak sangat tinggi terhadap aplikasi yang dikembangkan dengan ubiquitous information. Teknologi GPS paling umum hanya dapat bekerja pada posisi outdoor. Teknologi ini menjadi kurang bagus karena masalah sinyal yang tidak dapat masuk ke dalam ruangan (Rodrigo Vera, Sergio F. Ochoa, Roberto G. Aldunate, 2011). Perkembangan teknologi GPS saat ini sudah cukup signifikan di Singapore telah mengembangkan indoor GPS dengan nama YFIND dengan cara mendapatkan RSSI (Received Singnal Strength Information) dari WiFi access point di dalam bangunan. Lebih dari sepuluh perusahaan di Singapore telah mendiskusikan tentang implementasi dan kemitraan terkait aplikasi ini, aplikasi YFIND ini diprediksi akan menjadikan Singapore menjadi the world's first location- intelligent city (Thai News Service Group, 2011).
2.4
SDLC System development life cycle
(SDLC) adalah suatu metode yang
biasanya digunakan untuk menggambarkan proses pengembangan perangkat lunak. Salah satu jenis model SDLC yang sering digunakan adalah waterfall model, dalam waterfall model langkah baru akan dimulai setelah langkah sebelumnya diselesaikan. Kelebihan dari system waterfall model adalah proses-prosesnya yang mudah dipahami dan jelas, Mudah dalam pengelolaan project, tiap fase dijalankan
11
setelah fase sebelumnya selesai, struktur system jelas, kemungkinan terjadinya perubahan kebutuhan user sangat kecil. Menurut (Ian Sommerville, 2011) waterfall model terdiri dari requirement definition, system & software design, implementation and unit testing, integration and system testing, dan operation and maintenance.
Gambar 2.SDLC waterfall model
Requirement definitionbertujuan untuk menetapkan service / kendala / dan tujuan dari sistem yang akan di kembangkan kemudian didefinisikan secara rinci dan berfungsi sebagai spesifikasi sistem. System
&
software
designadalah
proses
desain
sistem
untuk
mengalokasikan persyaratan baik perangkat keras maupun perangkat lunak sistem dengan membentuk arsitektur sistem secara keseluruhan. Software design melibatkan identifikasi dan penggambaran secara abstraksoftware sistem.
12
Implementation & unit testing selama tahap ini, desain software direalisasikan sebagai serangkaian program atau unit program. Unit pengujian melibatkan verifikasi bahwa setiap unit memenuhi spesifikasinya. Integration & system testing, unit program baik individu ataupun keseluruhan program yang terintegrasi akan diuji sebagai sistem yang lengkap untuk memastikan bahwa persyaratan software telah dipenuhi. Setelah pengujian, sistem perangkat lunak dapat disampaikan kepada customer. Operation & maintenance, Biasanya (meskipun tidak selalu), ini adalah fase siklus hidup terpanjang. Sistem ini akan diinstal dan digunakan. Pemeliharaan melibatkan mengoreksi kesalahan yang tidak ditemukan pada tahaptahap awal dari siklus hidup, meningkatkan implementasi unit sistem dan meningkatkan layanan sistem sebagai persyaratan baru.
2.5
Performance Test Performance test dirancang untuk memastikan, bahwa sistem dapat
memproses dengan beban yang telah ditentukan (Ian Sommerville, 2011). Performance test bertujuan untuk menguji kinerja bukan untuk menemukan bug aplikasi, akan tetapi untuk mengeliminasi bottlenecks dan menetapkan baseline untuk pengujian lebih lanjut. Idealnya software yang akan diuji harus cukup stabil sehingga proses dapat berjalan dengan lancar (Gheorghiu, G, 2005). Load testing adalah meningkatkan beban pada sistem secara otomatis menggunakan tools. Untuk web application load di definisikan sebagai pengguna yang mengakses bersamaan (concurrent user) dan koneksi HTTP, dalam literatur
13
lain load testing di definisikan sebagai proses untuk menguji sistem dengan memberi beban terbesar yang dapat dioperasikan nya. Banyak tools performance test yang biasa dipakai, seperti WAPT, Tsung, Apache Jmeter, dan Loadimpact. Dalam penelitian ini kami menggunakan tools loadimpact karena : -
Loadimpact merupakan solusi cloud computing SAAS (software as a service) sehingga kita tidak perlu untuk melakukan installasi apapun.
-
Loadimpact berada dalam infrastruktur jaringan server secara real, sehingga lebih stabil dari sisi jaringan yang digunakan.
2.6
Penetration Test SQL Injection adalah teknik serangan dengan memodifikasi perintah SQL
dengan tujuan untuk mendapatkan akses terhadap data di database. Sementara Cross Site Scripting merupakan serangan yang memungkinkan hacker untuk mengeksekusi script berbahaya di browser pengunjung website Cross-Site Scripting (XSS) adalahpervasive vulnerability yang melibatkan sebagian besar web application modern saat ini. Vulnerability web application dapat diuji dengan cara manual, akan tetapi hal ini akan sangat memakan waktu dan mungkin memerlukan ketrampilan ahli, sebaliknya dengan menggunakan tools memungkinkan penetrasi test dilakukan secara otomatis untuk mendeteksi keamanan dalam waktu yang relatif cepat dan tingkat deteksi yang cukup baik(d’Amore F, Gentile M, 2012). Cross-Site Scripting (XSS) berdasarkan methode yang digunakan dibagi menjadi 3 type Reflected XSS, Stored XSS, dan DOM Based XSS :
14
-
Reflected XSS adalah jika injection tersebut secara langsung ke server dan direspon langsung terhadap permintaan HTTP. Hal ini biasanya diperlukan sebuah tombol klik pada korban untuk membuat serangan awal, di samping itu, request cross domain dapat digunakan untuk memicu serangan. Ini juga disebut sebagai orde pertama XSS.
-
Stored XSS adalah jika injection tersebut dimasukkan dalam data permanen dan dikeluarkan setiap kali user mengunjungi situs. Hal ini jelas akan memiliki range calon korban lebih tinggi daripada reflected XSS.
-
DOM Based XSS metode ini mengacu pada type serangan XSS dimana dieksekusi dengan mengganti hasil DOM di dalam browser korban. Dalam implementasinya attacker bisa menyalahgunakan script pada sisi client, bahkan attacker akan mengirimkan data yang salah ke server tujuan, disini script pada sisi client harus mendapat perhatian lebih. Penetration test tools yang digunakan dalam penelitian ini adalah Vega,
vega adalah pengembangan dari source skipfish, penetration tools open source yang dikembangan di google project. Vega memiliki kelebihan diantaranya -
Open source.
-
Multiple platform bisa di install di semua platform windows, linux, dan mac.
-
Memiliki fitur scanning SQL Injection dan Cross Site Scripting XSS,dan
-
Memiliki GUI (Graphical User Interface) sehingga mudah untuk mengoperasikannya.
15
2.7
Penelitian Terdahulu Di bawah ini adalah penelitian-penelitian terdahulu pemanfaatan GPS
dalam M-Commerce. Tabel. 1 Penelittian Terdahulu No Researcher Fitur 1 (Poulcheria B, ‐ Tiket film reservation Costas V, 2012 ) ‐ Payment via (credit card, bank account, reserved seat only) ‐ Review / critics film 2 (James E. Wyse, 2006)
‐ Functional test ‐ Network Performance Test ‐ Usability Test ‐ Scalability Test ‐ Security Test ‐ Interoperability Test
‐ Weather Forecast
‐ reveal the query resolution behavior of the location‐aware method ‐ confirm the method’s potential to improve the timeliness of transactional support provided to mobile consumers ‐ identify the method‐related adjustments required to maintain optimal levels of query resolution performance ‐ Location‐Based Service in M‐Commerce
‐ GPS
‐ View trailers music & images ‐ Available seat of each zone ‐ User distance ‐Temperature and Rain Probability
3 (Jiang Yu, Andrew Tappenden, James Miller, and Michael Smith, 2009) ‐ Testing a Mobile Service Tracking System
Technology ‐ M‐Commerce
‐M‐Commerce ‐GPS
‐GIS
‐ M‐Commerce
‐ GPS, EOTD, WAP, J2ME
16
4 ( Laerte K. ‐ Restaurant offering Franco, 2011) 5 (Christos K. Georgiadis, 2010)
‐ M‐Commerce
‐ Enters the Environment of the shopping mall(address, personal data) ‐ Opportunity Consultant ‐ push messaging ‐ M‐Commerce adoption Location Based Service
6 (Jun Li, Ismail Ari, Jhilmil Jain, Alan H. Karp, Mohamed Dekhil, 2009 7 (Courtney McTavish, 2010)
‐ Mobile shopping assistant
‐ GPS ‐ push messaging ‐M‐Commerce
‐ Cell‐ID (Cell Identification), A‐GPS (Assisted GPS), triangular methods ‐MapPoint Location Server ‐ M‐Commerce
‐ inform discount / offering from store
‐ GPS
‐ Intelligent Agent based Hotel Search & Booking System
‐ M‐Commerce
‐ User send requirement ‐ Searching hotel ‐ Make booking ‐ send feedback
‐ GPS
BAB III METODOLOGI 3.1 Kerangka Pikir Untuk mendapatkan supply alat test kadar gula darah (Glucometer, lancet dan strip) pada situasi emergency, cepat dan tepat dibutuhkan aplikasi yang dapat mengetahui posisi pembeli. Salah satu metode pengembangan aplikasi yang dapat digunakan yaitu SDLC yang meliputi beberapa tahapan Analisis, Desain, Implementasi, Pengujian Applikasi dan Hasil Pengujian. Analisis Requirement
‐ ‐ ‐ ‐
Design Sistem Umum Proses pemesanan barang Proses tracking GPS Proses penerimaan pesanan Proses pengantaran
‐ ‐ ‐
Design Sistem Terperinci Fitur sistem Pengembangan diagram dengan UML Perencanaan database dengan ERD Implementasi
‐ ‐ ‐
Pengujian Aplikasi Requirement test Performance test Penetration test Hasil
Gambar 3.Methodologi Penelitian
17
18
•
Analisis Requirement Dalam fase Analisis Requirement ini akan dikembangkan rumusan
permasalahan yang telah dibahas sebelumnya untuk dapat diputuskan sebuah sistem yang tepat untuk mencapai tujuan penelitian.
•
Design Sistem Umum Design sistem umum disebut juga sebagai Conceptual Systems Design.
Tujuan
dari
desain
sistem
secara
umum
adalah
untuk
memberikan
gambaransecara umum tentang sistem yang akan dikembangkan. Fase ini melibatkan sebuah prosesyang dilaksanakan untuk membuat desain sistem secara konseptual. Desain sistem umum dan Analisis requirement bergantung satu sama lain. Studimenunjukkan bahwa apa yang dikumpulkan, dianalisis dan dimodelkan selamafase analisis menyediakan dasar bagi desain sistem umum untuk dibuat. Design sistem umum ini terdiri dari proses pemesanan barang, proses tracking GPS, proses penerimaan pesanan, dan proses pengantaran
•
Design Sistem Terperinci Design sistem terperinci disebut juga sebagai Physical Systems Design.
Selama fase ini akan ditentukan bagaimana sebuah conceptual design dapat di implementasikan. Fase ini terdiri dari Fitur sistem, pengembangan diagram dengan menggunakan UML (Unified Modeling Language).
Dan perencanaan
database dengan menggunakan ERD (Entity Relationship Diagram).
19
•
Implementasi Pada fase implementasi ini akan dilakukan beberapa tahapan diantaranya
setup system yang berisi persiapan hardware dan software, Install dependency application, dan pemrograman.
•
Pengujian aplikasi Pada fasepengujian aplikasi ini bertujuan untukmenguji performa aplikasi,
dan mencari sebanyak-banyaknya kesalahan, error maupun defect dari aplikasi yang dikembangkan. Pada tahap pengujian ini akan dilakukan requirement test, performance test, dan penetration test.
•
Hasil Berdasarkan temuan yang diperoleh selama penelitian ini akan ditarik
suatu kesimpulan, dan akan disertakan limitasi dari penelitian untuk membatasi ruang lingkup dari penelitian yang dilakukan.
BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN
Dari metodologi yang telah dibahas sebelumnya, dalam pembahasan ini akan kami implementasikan sistem yang kami usulkan sesuai dengan metode SDLC dan akan kami lakukan pengujian dengan requirement test, performance test, penetration test, dan acceptance test .
4.1 Analisis Requirement Dari rumusan permasalahan yang telah dikemukakan diatas dapat kami tentukan sistem apa yang tepat untuk mencapai tujuan dari penelitian ini. diantaranya sebagai berikut : -
Aplikasi akan dikembangkan dengan harapan memberikan kemudahan untuk diakses secara pervasive dimanapun atau mobile, sehingga memudahkan bagi pasien diabetes untuk melakukan proses pembelian alat test gula darah.
-
Aplikasi tersebut dapat mengetahui posisi pembeli secara real time yang bertujuan untuk memudahkan proses pengiriman barang ke pembeli, sehingga mencegah terjadinya kesalahan dalam pengiriman.
-
Aplikasi diharapkan dapat mengatasi pemesanan dalam jumlah banyak secara bersamaan tanpa mengurangi kualitas pemesanan.
20
21
4.2 Design sistem umum Desain sistem secara umum yang diusulkan dalam penelitianini memanfaatkan GPS (Global Potitioning System) di dalam perangkat handphone sebagai sensor ke systemmobilecommerce untuk dapat mengetahui posisi yang tepat dari pembeli. Sistem ini dapat mencegah terjadinya kesalahan dalam pengiriman sehingga mempercepat proses pengiriman barang pada pembeli. Dalam Conceptual Systems Design/ design secara umum ini aplikasi yang akan dikembangkan akan dibagi menjadi 4 tahapan, antara lain : -
Proses pemesanan barang,
-
Proses tracking GPS,
-
Proses penerimaan pemesanan dan
-
Proses pengiriman.
4.2.1
Proses Pemesanan Barang Pada tahap ini dibutuhkan servermobilecommerce yang berfungsi untuk
menerima pesanan dari pembeli / pasien diabetes dan melanjutkan pesanan ke apotik / pengirim barang ilustrasi proses ini kami sajikan pada (Gambar 4). Pembeli / pasien diabetes membuka aplikasi mobilecommerce dan memilih menu order yang berisi jenis alat yang akan dipesan dan harganya, langkah berikutnya pembeli dapat memeriksa isi keranjang apakah sudah sesuai, kemudian mengkonfirmasi pemesanan dan dilanjutkan dengan mengirimkan koordinat GPS. Form pemesanan akan muncul dan pembeli / pasien diabetes wajib mengisi nama, alamat email, nomor telp dan mengirimkannya. Dengan demikian proses pemesanan telah selesai.
22
Gambar 4. Proses Pemesanan Barang
4.2.2
Proses Tracking GPS Setelah proses pemesanan selesai, dilanjutkan dengan proses tracking
GPS. Proses ini akan berjalan secara otomatis dengan mengirimkan update koordinat GPS pembeli / pasien diabetes untuk memudahkan pengiriman barang jika pembeli / pasien diabetes berpindah tempat. Ilustrasi proses ini kami sajikan pada (Gambar 5). Kami menggunakan script geolocation yang ada pada fitur google map untuk mengambil koordinat GPS pada handphone dan menterjemahkan koordinat GPS tersebut pada peta google. Untuk mendukung sistem tersebut diatas diperlukan handphone di sisi pembeli / pasien diabetes dengan spesifikasi sebagai berikut : -
GPS Receiver
-
Internet
-
Browser dengan fitur Javascript
23
-
OS Android / Blackberry OS6 keatas / IOS
Sistem tracking GPS dilakukan dengan cara pembeli / pasien diabetes menghidupkan fitur GPS (Global Potitioning System) pada handphone, kemudian handphone akan menangkap sinyal GPS dengan minimum 3 satellite untuk menentukan koordinat latitude dan longitude dari handphone. Koordinat tersebut nantinya akan di simpan ke mobilecommerce sebagai lokasi pengiriman barang.
Gambar 5. Tracking GPS
4.2.3
Proses Penerimaan Pesanan Pada tahap ini apotik dan outlet membutuhkan infrastruktur untuk
menerima pesanan dari mobilecommerce sebagai berikut : -
Personal Computer dengan fitur internet (admin)
-
Dibutuhkan orang sebagai pengantar barang (kurir).
-
Handphone dengan fitur internet dan maps untuk pengantar barang (kurir). Setiap apotik / Outlet yang termasuk dalam sistem ini akan disediakan
fitur back end di mobilecommerce. Dimana apotik / outlet dapat mengetahui order
24
yang masuk dari systemmobilecommerce. Langkah berikutnya barang disiapkan, kemudian admin memberikan informasi kepada sistem bahwa barang telah dipersiapkan dan siap untuk diantar dengan mengupdate status dari order menjadi prepare, sehingga barang siap diantar.
4.2.4
Proses Pengiriman Pada tahap ini kurir sudah mendapatkan status dari sistem bahwa barang
telah siap untuk diantar, sehingga kurir dapat mengambil barang di apotik dan mengantarkan ke pembeli. Pada proses pengiriman ini kurir harus memberikan informasi ke sistem dengan mengupdate status prepare ke delivery, sehingga baik admin apotik maupun pembeli dapat memantau prosesnya. Kurir mengantar barang ke pembeli berdasarkan informasi latitude dan longitude yang secara realtime dikirim oleh pembeli dan dihubungkan dengan google maps. Setelah barang diterima oleh pembeli kurir harus mengupdate status dari delivery ke complete sehingga baik pembeli maupun admin dapat mengetahui bahwa proses pengiriman telah selesai dilakukan oleh kurir. Ilustrasi secara keseluruhan proses pemesanan, tracking, penerimaan, dan pengiriman ini kami sajikan dalam (Gambar 6.)
25
Gambar 6. Proses Keseluruhan M-Commerce
4.3 Design System Terperinci Seperti yang telah dibahas di sub bab Conceptual Systems Design atau desain secara umum diatas, berikut kami akan membahasPhysical Systems Design/ desain sistem terperinci untuk menentukan bagaimana sebuah conceptual design dapat di implementasikan. Dalam desain terperinci ini kami akan bahas tentang fitur dari sistem, pengembangan fitur sistem diatas ke diagram UML, sehingga dapat memberikan gambaran secara visual dari aplikasi serta akan kami gambarkan
perencanaan
database
menggunakan
ERD
(Entity–
RelationshipDiagrams).
4.3.1. Fitur sistem Berikut adalah fitur sistem yang akan dikembangkan dalam penelitian ini. Kami membagi fitur secara garis besar menjadi tiga actor, yaitu pembeli, admin dan delivery. Fitur ini membagi halaman m-commerce menjadi front end untuk
26
pembeli dan back end untuk admin atau deliverysecara lengkap kami lampirkan pada tabel 2 dibawah ini:
Tabel 2. Fitur Sistem Pembeli Fitur
Manfaat
ShoppingCart
Berfungsi untuk mengetahui keranjang belanja yang akan dibeli, sehingga pembeli dapat mereview ulang sebelum order tersebut diproses.
GPS
Mengetahui lokasi pembeli saat ini secara realtime, sehingga memudahkan dalam pengantaran barang.
Status Order
Memberikan informasi status order secara realtimeberdasarkan nomor order setelah melakukan proses pembelian.
Administrator Fitur
Manfaat
Kategori
Dapat melihat, menambah, merubah dan menghapus kategori produk yang akan dijual
Produk
Dapat melihat, menambah, merubah dan menghapus produk yang akan dijual
Report
Dapat mengetahui semua order yang masuk, mengetahui alamat pengiriman berdasarkan GPS yang dikirim pembeli realtime, nama/qty barang mengubah status order menjadi prepare, melihat status yang diberikan oleh delivery, status deliver dan complete
27
Delivery Fitur
Manfaat
Report
Dapat mengetahui order mana saja yang telah diprepare oleh admin dan siap untuk dikirimke alamat pengiriman berdasarkan GPS realtime yang dikirim oleh pembeli. Dapat mengubah statusprepare menjadidelivery ataudelivery menjadicomplete.
4.3.2. Pengembangan diagram sistem Berdasarkan fitur sistem diatas akan kami notasikan kedalam diagram UML (classdiagram, actordiagram, usecasediagram, activitydiagram) untuk mendapatkan gambaran secara visual dari desain M-Commerce.
4.3.2.1.
Class diagram
Sebelum menotasikan ke class diagram, kami akan membuat kandidat class entity untuk memudahkan dalam membuat class diagram. Tabel 3. Tabel Class Diagram NO
Fitur
1.
Pembeli Commerce
Class Entity menggunakan untuk
melihat,
menambah, menghapus masukkan
ke
dalam
handphoneM- Pembeli, shoppingcart memilih,
barang dan di keranjang
belanja
sebelum dipesan dalam orderform. 2.
Pembeli
memberikan
lokasi
pemesanan Pembeli,formorder
sekaligus sebagai lokasi pengiriman kedalam
28
form pemesanan 3.
Untuk melakukan pemesanan, pembeli wajib Pembeli, formorder mengisi form pembelian dengan data nama, email, dan nomor telp.
4.
Setelah form pemesanan selesai, pembeli akan Pembeli, tracking mendapatkan halaman tracking barang yang berisi status pemesanan dan mengupdate lokasi pembeli melalui GPS
5.
Setelah pemesanan masuk ke system, bagian Pembeli, administrator
akan
mendapatkan
Administrator,
report Report Admin
pemesanan barang secara lengkap meliputi nomor pemesanan, produk yang diorder beserta koordinat,
jumlah,
nama
nomor
pembeli,
telepondan
GPS status.
Administrator hanya dapat mengubah status dari orderke prepare. 6.
Setelah status pemesanan diubah ke prepare, Reportdelivery bagian
delivery
akan
mendapatkan
reportdelivery meliputi nomor pemesanan, GPS koordinat, nomor telepon dan status. Delivery
dapat
mengubah
status
dari
prepareke delivery dan status delivery ke complete.
29
Berd dasarkan kanndidat class entity e diatas dapat kami notasikan dalam UML s sebagai Cla ass Diagram milustrasiclass diagram kami sajikkan pada (G Gambar 7) d dengan keterrangan sebaggai berikut : 1.
Ordeer harus berrasal dari saatu pembeli saja, namuun satu pem mbeli dapat melaakukan 1 atauu beberapa kkali order.
2.
Ordeer dapat terddiri dari 1 atau a lebih dii report adm min, akan tetapi report admiin harus terkkait dengan 1 formorder.
3.
Tracking hanya ada a dalam 1 report adm min, akan tetaapi dalam report admin terdirri dari 1 atauu lebih trackking.
4.
Repoortdelivery adalah agregaasi / bagian dari d report aadmin.
Gam mbar 7. Classs Diagram
30
4.3.2.2.
Actor diagram
Dibawah ini adalah pengembangan actor diagram sistem berdasarkan fitur dan class diagram yang telah dikemukakan di atas, actor diagram sistem ini terdiri dari actor diagram front end (tabel 3) dan actor diagram sistem back end (tabel 4) o Actordiagramfront end Berikut adalah tabel yang menghubungkan antara actor dengan usecase dalam front endsystem. Tabel 4. Tabel Actor diagram sistem front end No
Fitur
1.
Pembeli menggunakan handheld Pembeli
Menampilkan
m-commerce untuk melihat /
shopping cart
memilih menghapus masukkan
Actor
/
menambah
Use Case
/
barang dan di dalam
keranjang
belanja sebelum dipesan dalam order form 2.
Pembeli pemesanan
memberikan sekaligus
lokasi Pembeli sebagai
Mendapatkan lokasi GPS
lokasi pengiriman kedalam form pemesanan 3.
Untuk melakukan pemesanan, Pembeli pembeli harus mengisi form pembelian dengan data nama, email dan nomor telp.
Form pemesanan
4.
31
Setelah form pemesanan selesai, Pembeli
Status pemesanan,
pembeli
updatelokasi GPS
akan
mendapatkan
halaman tracking barang yang berisi status pemesanan dan mengupdate
lokasi
pembeli
melalui GPS
o Actor diagram back end Berikut adalah tabel yang menghubungkan antara actor dengan use case dalam back endsystem yang meliputi halaman administrator dan halaman delivery. Tabel 5. Tabel Actor diagram sistem back end No
Fitur
1.
Administrator dapat menambah Administrator
Tambah/Edit/Hapus
/ edit / hapus kategori dan
kategori,
produk yang akan tampil di
Tambah/Edit/Hapus
front end.
produk
Setelah pemesanan masuk ke Administrator
Menampilkan
system, bagian administrator
report
akan
secara lengkap
2.
Actor
mendapatkan
pemesanan lengkap
barang meliputi
report secara nomor
pemesanan, produk yang di order
beserta
qty,
nama
Use Case
pemesanan
32
pembeli,
GPS
nomor
koordinat,
telepon,
Administrator
status.
hanya
dapat
mengubah status ke prepare 3.
Setelah
status
pemesanan Delivery
Mendapatkan
diubah ke prepare, bagian
reportdelivery
delivery
meliputi
akan
mendapatkan
lokasi
reportdelivery meliputi nomor
GPS, no telp, dan
pemesanan,
status
GPS
koordinat,
nomor telepon, status. Delivery dapat
mengubah
status
ke
delivery dan complete.
4.3.2.3.
Use case diagram
Dari pemetaan actor diagram baik front end maupun back end diatas dapat kami notasikan ke dalam use case diagram sebagai berikut, di dalam MCommerce ini terdapat 3 buah actors (Pembeli, Administrator dan Delivery). Pembeli dapat memasukkan pemesanan kedalam shopping cart dan memberikan update realtime GPS lokasi ke system M-Commerce dan mendapatkan status terkini dari pemesanan berdasarkan nomor pemesanan. Administrator dapat menambah / edit / hapus kategori maupun produk yang akan di tampilkan di front end dan dapat mengetahui report pemesanan secara lengkap melalui report admin, administrator juga mengupdate status prepare jika barang telah siap untuk diantar. Delivery dapat mengetahui report yang berisi update realtime GPS dari
33
l lokasi pemb beli dan mengupdate m status pemeesanan jika barang suddah dalam p pengantaran n maupun sudah selesai ddari proses pembelian. p U Use case diaagram kami s sajikan padaa (Gambar 8))
Gambar 8. Use Casee M-Commeerce
4.3.2.4.
Activity diagram
M-co ommerce inii dibagi menjadi 2 bag gian front ennd yang dappat diakses o pembelli dan back end oleh e yang hannya admin attau bagian ddelivery saja yang dapat m mengaksesn nya. Berdasaarkan use case diatass dapat kam mi notasikaan activity d diagram fron nt end(Gamb bar 9)dan baack end(Gam mbar 10-12) o Activity diagram d fronnt end Prosees diawali oleh o pembelii dengan meemilih produuk dan masuuk kedalam s shopping caart, kemudiaan dilanjutkaan dengan mengambil m kkoordinat GP PS sebagai l lokasi, jika inisialisasi i G awal gaagal pembelii masih tetapp dapat melaanjutkan ke GPS f form orderr, kemudiann jika telahh menyelessaikan form m order prroses akan
34
d dilanjutkan ke pengirim man data kke report ad dministratorr dan reporrt delivery, k kemudian proses p diakhhiri dengan halaman trracking yangg berisi upddate status p pemesanan d update lokasi gps. Illustrasi kamii sajikan padda (Gambar 9) dan 9
Gambaar 9. Activitty diagram front end M-Commerc M ce
o Activity diagram d bacck end Activ vity pada baack end ini terdiri t dari 3 yaitu yangg pertama management m p product yang berfungsi untuk memb mbuat group atau a list prooduct yang akan a tampil p pada front end, e yang keedua report yang disajikkan untuk aadministratorr dan yang k ketiga reportt yang disajiikan untuk delivery. d Padaa proses di baack end ini ddiawali deng gan login sebbagai admin n, jika login g gagal makaa proses beerakhir. Jikaa berhasil admin akann mendapattkan menu d diantaranya managemennt kategori / product. Meenu ini berfuungsi untuk memanage p produk-prod duk yang akan tampil dii front end yang y melipuuti penambahhan / edit / h hapus kategori dan prod duk, ilustrasi activity diagram untukk managemeent product i kami sajiikan pada (G ini Gambar 10).
35
Gambar 100. Activity d diagram bacck end manaagement prooduct
Di dalam d halam man administtrator juga teerdapat mennu report, daalam menu r report adminn ini kita daapat melihatt semua ordder yang maasuk terdiri dari d nomor p pemesanan, produk yangg diorder beserta qty, naama pembelii, gps koordiinat, nomor t telepon, stattus. Adminiistrator hanyya dapat mengubah m staatus order ke k prepare s sedangkan s status preparre ke deliveryy dan deliveery ke compllete hanya diberikan d di b back end deelivery, jika status telahh diubah ke prepare makka order terrsebut akan m masuk ke reeport deliverry. ilustrasi aactivity diaggram untuk rreport adminnistrator ini k kami sajikann pada (Gam mbar 11).
Gambar 11. Activity d diagram back end report administrrator
Di daalam halamaan delivery hhanya terdappat menu repport deliveryy, di dalam r report ini haanya berisi tentang orderr-order manna saja yang telah diubahh statusnya
36
o oleh admin dan telah siap untukk dikirim, beserta b lokaasi dari gpss pembeli. K Kemudian dari d sini jikaa bagian penngiriman akan mengirim mkan barang g dia harus m merubah staatus dari preepare ke deliivery, sistem m akan meruubah semua status atas n nomor order tersebut menjadi m deliivery, sehing gga di pembbeli dan addministrator d dapat menggetahui bahhwa order tersebut teelah dikirim m. Dan sisstem akan m mengembali ikan lagi ke halaman report delivvery. Jika bbarang telah h diterima c customer deengan baik di d lokasi penngiriman nyya maka bagian pengiriiman harus m merubah staatus dari deliivery menjaadi completee, dan sistem m akan meru ubah semua s status atas order terseebut ke adm ministrator dan ke pem mbeli.ilustraasi activity d diagram untu uk report delivery ini kaami sajikan pada p (Gambaar 12).
Gam mbar 12. Acctivity diagrram back en nd report delivery M-C Commerce
4.3.3. Pereencanaan Daatabase Desaain databasee yang digunnakan dalam m penelitiann Penerapan n Pervasive C Computing dalam M-C Commerce dan d Global Positioning System (G GPS) untuk S Sistem Peng giriman Ceppat dan Teepat Pada Alat A Test K Kadar Gula Darah ini m menggunaka an ER diagrram, dibawaah ini akan n kami lamppirkan ERD dan tabel d database :
37
Gambar 13. Entity Relationship Diagram Berikut adalah keterangan dari (Gambar 13) ER diagram diatas : o Relationship1 : menghubungkan tabel category dan tabel product secara one_to_many. Jadi, setiap category akan dimiliki oleh beberapa product. o Relationship2 : menghubungkan tabel product dan tabel keranjang secara one_to_many. Jadi, setiap product dapat di input beberapa kali pada keranjang. o Relationship3 : menghubungkan tabel product dan tabel order_product secara one_to_many. Jadi, setiap product dapat di input beberapa kali pada order_product.
38
o Relationship4 : menghubungkan tabel keranjang dan tabel order_product secara one_to_many. Jadi, setiap keranjang dapat di input beberapa kali pada order_product.
Skema database Tabel 6. Struktur tabel category Kolom
Jenis
Kosong
Default
Keterangan
id
Int(11)
Tidak
Tidak ada
AUTO_INCREMENT, PRIMARY KEY
category
varchar(100)
Tidak
Tidak ada
Tabel 7. Struktur tabel product Kolom
Jenis
Kosong
Default
Keterangan
id
Int(11)
Tidak
Tidak ada
AUTO_INCREMENT, PRIMARY KEY
product_name
varchar(100)
Tidak
Tidak ada
price
bigint(20)
Tidak
Tidak ada
image
Varchar(1000)
Tidak
Tidak ada
id_category
Int(11)
Tidak
Tidak ada
deskripsi
text
Tidak
Tidak ada
Tabel 8. Struktur tabel keranjang Kolom
Jenis
Kosong
Default
Keterangan
id_keranjang
Int(11)
Tidak
Tidak ada
AUTO_INCREMENT, PRIMARY KEY
id_product
int(11)
Tidak
Tidak ada
id_session
varchar(100)
Tidak
Tidak ada
39
tgl_keranjang
date
Tidak
Tidak ada
qty
Int(4)
Tidak
Tidak ada
Tabel 9. Struktur tabel order_product Kolom
Jenis
Kosong
Default
Keterangan
id
int(11)
Tidak
Tidak ada
AUTO_INCREMENT, PRIMARY KEY
id_product
int(11)
Tidak
Tidak ada
id_pemesan
varchar(100)
Tidak
Tidak ada
name
varchar(100)
Tidak
Tidak ada
email
varchar(100)
Tidak
Tidak ada
gps
varchar(100)
Tidak
Tidak ada
address
varchar(100)
Tidak
Tidak ada
phone
text
Tidak
Tidak ada
status
varchar(30)
Tidak
Order
jumlah
Int(4)
Tidak
Tidak ada
tanggal
date
Tidak
Tidak ada
no_order
text
Tidak
Tidak ada
Tabel 10. Struktur tabel user Kolom
Jenis
Kosong
Default
Keterangan
40
id_user
varchar (50)
Tidak
Tidak ada
password
varchar (50)
Tidak
Tidak ada
email
varchar (50)
Tidak
Tidak ada
level
varchar (50)
Tidak
Tidak ada
PRIMARY KEY
4.4 Implementasi Pada fase implementasi ini akan dilakukan beberapa tahapan diantaranya setup system yang berisi persiapan hardware dan software, Install dependency application, dan pemrograman.
4.4.1
Hardware dan Software Persiapan hardware disini kami menggunakan VPS (Virtual Private
Server) yang digunakan sebagai server M-Commerce dan mendaftarkan domain supaya dapat lebih mudah untuk diakses dari internet, domain yang kami gunakan sebagai contoh simulasi di http://www.dicoba.in VirtualPrivateServer hostingscriptmobilecommerce.
(VPS)
kami
Alasan
pemakaian
gunakan VPS
karena
sebagai memiliki
operatingsystem yang independen, sehingga lebih mudah untuk memanage software aplikasi di dalamnya. Topologi jaringan terlampir di (gambar 14). VPS yang dipergunakan dalam penelitian ini memiliki spesifikasi hardware dan software sebagai berikut : -
Hardware : o CPU 4 Core 2GHz (Share)
41
o Memory 2 GB o Diskspace 100 GB
Gambar 14. Topologi Jaringan
Persiapan software, dalam penelitian ini kami mempersiapkan beberapa software opensource yang dapat secara mudah di dapat di internet, diantara nya : o Operating System Linux CentOs 5.8 o Apache 2.2 o PHP 5 o MySql 5.1 o Dan beberapa software pendukung (phpMyAdmin, CPanel)
4.4.2
Install Dependency Application Pada tahap ini akan dilakukan installasi software pendukung dengan
menggunakan SSH sebagai koneksi ke server. Secure Shell atau SSH adalah protokol jaringan yang memungkinkan pertukaran data melalui saluran aman antara dua perangkat jaringan.
42
4.4.3
Pemrograman Pada tahap ini akan dilakukanpemrogramandengan bahasa pemrograman
PHP dan Javascript. Kemudian akan dibuat database MySqldi server sesuai dengan ER Diagram dengan tools phpMyadmin agar aplikasi dalam penelitian yang telah dirancang dapat terwujud. Pemrograman dilakukan secara live pada server menggunakan edit tools yang tersedia pada software pendukung CPanel. Kemudian proses debugging(Pratinjau ulang) dengan menginstall add-on firebug pada browser mozilla dan mengakses aplikasi melalui browser pada domain www.dicoba.in
4.5 Pengujian Applikasi Pada tahap pengujian ini applikasi Pervasive Computing dalam MCommerce dan Global Positioning System (GPS) untuk Sistem Pengiriman Cepat dan Tepat Pada Alat Test Kadar Gula Darah akan dilakukan pengujian internal pada applikasi dengan menggunakan Requirement test, Performance test, dan Penetration test. 4.5.1 Requirement Test Reguirement-based testing adalah suatu pendekatan sistematis untuk menguji dari sebuah design dimana harus dipertimbangkan masing-masing requirement dan menurunkannya menjadi sebuah test (Ian Sommerville, 2011). Penelitian ini telah kami lakukan requirement test dengan mengacu pada analisis requirement yang telah dibahas sebelumnya.Hasil dari requirement tracebility table kami lampirkan pada lampiran 1. 4.5.2 Performance Test
43
Dalam penelitian ini kami akan melakukan pengujian performance testyang diadopsi dari (Poulcheria Benou, Costas Vassilakis., 2012) dimana sistem akan diberikan beban sejumlah user secara bertahap untuk melihat performance aplikasi dan tingkat keakurasian hasil pengiriman data koordinat GPS pada applikasi. Loadimpact memiliki fitur untukmemberikan simulasi sejumlah user online dalam waktu yang bersamaan untuk memesan melalui sistem, setiap user akan memiliki session_id berbeda-beda,jadi sistem akan mendeteksi user baru dalam proses pemesanan. Kemudian akan dilakukan 3 tahap (pemesanan barang, inputGPS dan confirm order).Performance test dilakukan secara bertahap : 1 virtual user online, 100 virtual user online dan 500virtual user online secara bersamaan dengan interval waktu setiap tahap 60 detik. Pada waktuyang sama juga akan dilakukan 1 pemesanan melalui handphone pada lokasi yang sama untuk melihat apakah sistem dapat berfungsi dengan baik walaupun diakses oleh 500 concurrent user. Dari masing-masingtahap proses pemesanan akan dianalisaberdasarkan performance loading page/detik, response timedan kami akan bandingkan nilai koordinat GPS yang masuk ke database untuk membuktikan apakah pemesanan melalui handphone dapat diproses pada saat diakses bersamaan dengan 500 concurrent user. Skenario performance test dengan loadimpact ini adalahsebagai berikut :
Tabel 11. Tabel skenario performance test
44
NO 1.
2.
Parameter
Value
Virtual user online 1,
Max VU’s = 1, 100, 500
100, dan 500 user
Duration = 1 minutes every steps
Proses 1 :
resp = http.request_batch({ 1.
Pemesanan barang
GET (‘http://dicoba.in/input.php?input=add&id=35’ )
})
3.
Proses 2 :
resp = http.request_batch({ 1.
Input GPS
GET (‘http://dicoba.in/order.php?gps=6.211544%2C106.845172’ )
})
4.
Proses 3 : Confirm order
resp = http.request_batch({ 1.
POST (‘http://dicoba.in/input.php?input=inputform’ ) Headers = { 1. [‘Content-Type’ ] = ‘application/xwww-form-urlencoded’
} POST data = ‘no_order=82&name=Performance_Test&email= mamat%40namaku.web.id&gps=loadimpact&add.. ’ })
Berdasarkan hasil penelitian ini kami mendapatkan report dari loadimpact yang berisi user active, dan loading time, dibawah ini akan kami lampirkan hasil dari performance test yang dihasilkan oleh tools loadimpact.
45
Gambar 15. User active dibanding loading time pada saat 1 User Active Berikut adalah hasil loadimpact pada saat diakses oleh 1 virtual user, data load time yang dihasilkan oleh loadimpact kurang dari 1 detik (Gambar 15).
Gambar 16. User active dibanding loading time pada saat 100 User Active Berikut adalah hasil loadimpact pada saat diakses oleh 100 virtual user load time yang dihasilkan loadimpact 3,98 detik. (Gambar 16)
46
Gambar 17. User active dibanding loading time pada saat 500 User Active Berikut adalah hasil loadimpact pada saat diakses oleh 500 virtual user, data load time yang dihasilkan 7.5 detik (Gambar 17). Tabel lengkap hasil performance test dengan loadimpact kami lampirkan pada tabel 12.
Tabel 12. Tabel hasil performance test dengan Loadimpact Client Active 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1
Client Active 60 65 70 75 80 85 90 95 100 120 140 160 180 220 240 260 280
User Load Time 656.43 ms 508.98 ms 493.55 ms 489.43 ms 490.71 ms 518.56 ms 493.59 ms 510.03 ms 498.23 ms 496.51 ms 504.83 ms 501.63 ms 487.42 ms 488.13 ms 482.62 ms 483.55 ms 479.05 ms
User Load Time 2.43 s 2.57 s 2.86 s 3.07 s 3.48 s 3.80 s 3.87 s 4.00 s 3.98 s 4.39 s 4.90 s 5.35 s 4.68 s 5.44 s 6.18 s 6.18 s 6.49 s
47
1 1 6 11 16 21 26 31 36 41 46 51 55
479.83 506.33 498.62 501.22 570.29 675.06 880.60 1.14 1.32 1.56 1.73 1.97 2.18
ms ms ms ms ms ms ms s s s s s s
300 320 340 360 380 400 420 440 460 480 500 500
6.46 7.25 6.65 6.60 6.64 8.09 8.40 8.26 6.72 5.96 6.90 7.50
s s s s s s s s s s s s
Selain melakukan pengujian dengan tools loadimpact pada saat yang bersamaan kami juga melakukan pengujian pemesanan melalui handpone untuk membuktikan bahwa sistem masih dapat bekerja dengan baik walaupun diakses sampai dengan 500 user online. Berikut kami lampirkan data yang diperoleh dari databaseMySql server pada saat dilakukan pengujian. Tabel 13. Tabel data mysql pengujian performance test Jumlah User
Koordinat GPS
1
-6.160370,106.848260
100
-6.160370,106.848260
500
-6.160370,106.848260
Dari data performance test yang dilakukan diatas dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut : 1. Grafikloading timeberbanding lurus dengan jumlah user active atau penambahan user mengakibatkan loadingtime aplikasi menjadi lebih lama.
48
2. Denganpenambahanuser sampai dengan 500 useronline secara bersamaan tidak terjadi penurunan kualitas pemesanan, hal ini dibuktikan dengan data koordinat GPS yang terkirim ke server masih tetap sama walaupun diakses oleh 500 user.
4.5.3 Penetration Test Dalam banyak kasus, sejumlah masalah keamanan ditemukan tidak hanya tergantung padasistem konfigurasi tetapi juga dari aplikasi (Shakeel Ali, 2012) oleh sebab itu dibutuhkan pengujian dari sisi aplikasi.Tahap pengujian selanjutnya dengan penetration test yang merupakan methodologi pengujian danmerupakan proses mutlak untuk mengevaluasi jaringan, sistem dan aplikasi. Dalam penelitian ini kami menggunakan toolsVega untuk melakukan penetration test. Vegamerupakan salah satu tools open source yangdikembangkan untuk mendeteksi kerentanan website dandirancang untuk menemukan lubang keamanan pada sebuah aplikasi web dari serangan orang-orang yang tidak memiliki otorisasidimana kemungkinan akan menyalahgunakan aplikasi web untuk mendapatkan akses ilegal ke data dan sistem. Parameter scanner yang dipakai dalam penelitian iniadalah dengan menggunakan SQL Injection and XSS (Cross Site Scripting).Tools Vegadapat memeriksa semua kerentanan web termasuk SQL Injection danCross Site Scripting (XSS). SQL Injection adalah teknik serangan dengan memodifikasi perintah SQL dengan tujuan untuk mendapatkan akses terhadap data di database. Sementara Cross Site Scripting merupakan serangan yang memungkinkan hacker untuk mengeksekusi script berbahaya di browser pengunjung website.
49
Metode penetration test yang kami gunakan dalam penelitian ini dengan melakukan scanning menggunakan tools Vega. Setelah proses scanning tools Vega selesai, pada menu alert akan terdapat report yang berisi tentang thread/ancaman yang mungkin terjadi, dan beberapa saran untuk menutupinya. Kemudian kami lakukan analisa dan penutupan lubang keamanan tersebut. Proses scanning akan dilakukan secara berulang-ulang untuk memastikan apakah sudah tidak terdapat bug dalam aplikasi. Hasil screenshot pengujian dengan tools Vega kami lampirkan pada lampiran 2. Berikut adalah parameter yang telah diperbaiki selama dilakukan proses pengujian dengan tools Vega :
Tabel 14. Tabel pengujian penetration test Bug
Deskripsi
(XSS) Cross
Vega mendeteksi
Site
adanya kemungkinan
Perbaikan Bug 1. Mengganti method form dari GET menjadi POST pada source order.php
Scriptinghttp://d serangan hacker dengan icoba.in/order.p
memasukkan variable
hp?gps=
gps pada input form,
dan gps.php 2. Menutup form gps untuk input manual dari luar dengan parameter readonly=’’
dan memasukkan
3. Menutup form order mendapat input gps
variable gps dari
dari browser dengan menambahkan code
browser pengguna.
htmlspecialchars()
Weak password
Halaman admin
Mengganti username dan password dari
http://dicoba.in/
memiliki Username dan
default ADMIN dengan kombinasi huruf
admin/login.php password yang
dan angka yang tidak mudah ditebak,
50
lemahVega menebak kombinasi password MD5 dengan brute force attack
4.6 Technology Acceptance Dalam sub bab ini akan kami lakukan evaluasi rancangan system yang kami ajukan melalui interview dengan user. Interview kami lakukan denganManager product alat test kadar gula darah. Kami juga telah mempresentasikan system yang diajukan terlebih dahulu sehingga beliau dapat memahami tentang rancangan yang diusulkan dalam penelitian ini, kemudian kami lakukan evaluasi dengan memberikan pertanyaan pada lampiran 3. Berdasarkan parameter yang diadopsi dari Technology Acceptance Model (TAM). (Davis F., 1986).
•
Perceived Usefulness Menurut pendapat user bahwa rancangan system diatas dapat membantu
proses penjualan alat test gula darah yang ada saat ini. Karena proses penjualan yang ada saat ini masih sebatas tradisional, dari distributor ke retailer, atau ke customer. Dengan adanya rancangan system yang diajukan ini dapat bermanfaat untuk mempermudah distributormaupunretailer yang memiliki fasilitas delivery service dapatmempermudah distribusi product alat test kadar gula darah secara langsung ke customer.
51
Melihat dari fitur trackingdalam konteks ini sangat dibutuhkan pada pasient
penderita
diabetes
homecare
yang
pada
situasi
tertentuatau
emergencymembutuhkan peralatan medis secara cepat.
•
Perceived Easy of Use Pendapat user menyebutkan rancangan system diatas dapat dengan mudah
untuk diakses dari smartphone yang beredar saat ini, sehingga customertidak harus memiliki peralatan khusus seperti GPS receiver untuk menggunakan layanan ini. Rancangan system ini memiliki fitur yang mudah difahami dan design yang simple sehingga mudah digunakan oleh calon pembeli.
•
Intention to Use Pendapat usermenyatakan adanya ketertarikan dengan rancangan system
yang diajukan ini, Terutama dengan fitur tracking yang diharapkan dapat membantu pengiriman dalam situasi emergency, dan ingin menggunakan rancangan system ini untuk pengembangan lebih lanjut.
BAB V KESIMPULAN
Pada bab ini akan ditarik suatu kesimpulan berdasarkan penemuan dari pembahasan pada bab sebelumnya. Pembahasan dalam bab ini meliputi kesimpulan, dan limitasi penelitian.
5.1 Kesimpulan Melalui hasil penelitian dapat ditarik suatu kesimpulan sebagai berikut : •
Pemanfaatan sistem M-Commerce dalam lingkungan pervasive computing pada pemesanan dan pengiriman alat test kadar gula darah dengan mengunakan kemajuan teknologi di bidang mobile phone dengan GPS untuk mengetahui lokasi pembeli / pasien diabetes secara cepat dan tepat, dapat mencegah terjadinya kesalahan dalam pengiriman dan mempercepat proses pengiriman barang.
•
Dari hasil Performace test (loading page dan response time) berbanding lurus dengan jumlah user hal ini menunjukkan bahwa penambahan userakan mengakibatkan loading dan response time aplikasi menjadi lebih lama. Dengan penambahan jumlah user sampai dengan 500 user online secara bersamaan tidak terjadi penurunan kualitas pemesanan, hal ini dibuktikan dengan data koordinat GPS yang terkirim ke server masih tetap sama walaupun diakses oleh 500 user.
52
53
•
Penetration test denganparameter SQL Injection and XSS (Cross Site Scripting) dapat diketahui, bahwa sistem ini sudah tidak terdapat bug / lubang keamanan yang membahayakandalam aplikasi.
5.2 Limitasi Penelitian Penelitian ini menitikberatkan hanya pada pemanfaatanteknologi MCommerce dan GPS dalam lingkungan pervasive computing pada pemesanan dan pengiriman alat test kadar gula darah untuk mengetahui lokasi pembeli / pasien diabetes secara cepat dan tepat, agar dapat mencegah terjadinya kesalahan dalam pengiriman dan mempercepat proses pengiriman barang, sedangkan untuk analisa dari sisi bisnis seperti return of investment dari infrastructureyang digunakan, man power yang dibutuhkan karena keterbatasan waktu tidak dapat dibahas dalam penelitian ini.
Daftar Acuan
Dong-Wook Jang, BokKeun Sun, Sang-Yeon Cho, Surgwon Sohn and KwangRok Han. (2007). Implementation of Ubiquitous Health Care Systemfor Active Measure of Emergencies, IEEEDOI 10.1109/ALPIT.2007.37 Davis, F (1986). A technology acceptance model for empirically testing new end user information systems: theory and result. Edwin Saidi, MBCS, MSc BIS, BSc CS, Cert Mgt. (2010). Towards a Faultless Mobile Commerce Implementation in Malawi. Journal of Internet Banking and Commerce, April 2010, vol. 15, no.1 Fabrizio d’Amore, Mauro Gentile (2012). AUTOMATIC AND CONTEXTAWARECROSS-SITE
SCRIPTING
FILTEREVASION.
Sapienza
University of Rome. Goodarz Danaei, Mariel M Finucane (2011). National, regional, and global trends in
fasting
plasmaglucose
systematicanalysis epidemiologicalstudies
of
and
diabetes
health with
370
prevalence
examination country-years
since
1980:
surveys
and
and
2·7
million
participants. Elsevier June 25, 2011 Hong Sheng, Fiona Fui-Hoon Nah, Keng Siau (2008), An Experimental Study on Ubiquitous commerce Adoption: Impact ofPersonalization and Privacy Concerns. Journal of the Association for Information Systems. Volume 9, Issue 6, pp. 344-376, Special Issue 2008 Ian Sommerville (2011), SOFTWARE ENGINEERING, Ninth Edition. Boston:Pearson Education, Inc
54
55
Jae-Hyoung Cho, Hun-Sung Kim, Jae-Hoon Han, Jin-Hee Lee, Jeong-Ah Oh, Yoon-Hee Choi, Kun-Ho Yoon(2010), Ubiquitous Diabetes Management System viaInteractive Communication Based on InformationTechnologies: Clinical Effects and Perspectives. Korean Diabetes Journal. 2010;34:267273 Khattab M. Ali Alheeti (2011). A Novel Approach of Large-Scale Exchange and Its Effect on E-Commerce Usability. Developments in E-systems Engineering, 2011IEEE International. pp. 345-350 Krassie Petrova · Bin Wang (2011). Location-based services deployment and demand:
a
roadmap
model.
Electron
Commer
Res.
Springer
Science+Business Media, LLC pp. 5-29 Lukas Priyambodo, Fandy Tjiptono, Suyoto(2012). M-Commerce in Indonesia: Problems and Prospects. International Journal of Computer Applications & Information Technology. Vol. I, Issue II, September 2012 Poulcheria Benou · Costas Vassilakis (2012). A context management architecture for m-commerce applications, Springer Journal of Computer ScienceJune 2012, Volume 2, Issue 2, pp 87-117 Poulcheria Benou · Costas Vassilakis (2010). The conceptual model of context for mobile
commerce
applications.
Electron
Commer
Res.
Springer
Science+Business Media, LLC. pp. 139–165 Ramona Browder Lazenby, EdD, MSN, FNP-BC, CNE (2011). Handbook ofPathophysiology Fourth Edition. Wolters Kluwer Health
56
Robert H. Deng · Jari Veijalainen · Shiguo Lian · Dimitris Kanellopoulos (2011). Editorial: special issue on ubiquitous electronic commerce systems. Electron Commer Res. Springer Science+Business Media, LLC . pp. 1-4 Rodrigo Vera, Sergio F. Ochoa, Roberto G. Aldunate, (2011). EDIPS: an Easy to Deploy Indoor Positioning System to supportloosely coupled mobile work. Pers Ubiquit Comput. Springer-Verlag London pp. 365–376 Shakeel Ali (2012). Practical Web Application Security Audit Following Industry Standards and Compliance. IGI Global. pp. 259-279 Thai News Service Group (OCT,12-2011). Singapore: Singapore firm working on "indoor GPS". Upkar Varshney (2007).Pervasive Healthcare and Wireless Health Monitoring. Mobile Netw Appl. Springer Science + Business Media, LLC. pp. 113– 127 World Health Organization (2011). Global status report on noncommunicable diseases2010. Zhenjiang Miao, Baozong Yuan, Mengsun Yu (2006). A Pervasive Multimodal Tele-Home Healthcare System. Journal of Universal Computer Science, vol. 12, no. 1. pp. 99-114
Daftar Pustaka
Aboul-Ella Hassanien, Jemal H. Abawajy, Ajith Abraham, Hani Hagras (2009). Pervasive Computing : Innovations in Intelligent Multimediaand Applications. London: Springer-Verlag Christos K. Georgiadis (2010). Developing Personalized Information Servicesfor Mobile Commerce Location-Aware Applications. International Journal on Advances in Internet Technology, vol 3 no 3 & 4, year 2010 Courtney McTavish, Suresh Sankaranarayanan (2010).Intelligent Agent based Hotel Search &Booking System. IEEE International Conference on Telecommunications and Informatics. Frederick Gail, Rajesh Lal (2009), Beginning Smartphone Web Development: Building Javascript, CSS, HTML and Ajax-Based Applications for iPhone, Android, Palm Pre, Blackberry, Windows Mobile and Nokia S60. New York: Springer-Verlag Gheorghiu,
G.:
Performance
vs.
load
vs.
stress
testing
(2005),http://agiletesting.blogspot.com/2005/02/performance-vs-load-vsstress-testing.html (accessed December 16, 2012 ) Gary P. Schneider, Ph.D., CPA (2011). Electronic Commerce, Ninth Edition. Canada: Cengage Learning James E. Wyse (2006). Location-Aware QueryResolution forLocation-Based Mobile Commerce:Performance Evaluation and Optimization. Journal of Database Management, vol. 17, issue 3
57
58
Jiang Yu, Andrew Tappenden, James Miller, and Michael Smith (2009). A Scalable Testing Framework for Location-Based Services. JournalOf Computer Science And Technology 24(2): 386-404 Mar. 2009 Jun Li, Ismail Ari, Jhilmil Jain, Alan H. Karp, Mohamed Dekhil (2009). Mobile In-Store Personalized Services. IEEE International Conference on Web Services. Laerte K. Franco, Joao H. Rosa, Jorge L.V. Barbosa, Cristiano A. Costa, Adenauer C. Yamin (2011). MUCS: A model for ubiquitous commerce support. Elsevier Electronic Commerce Research and Applications 10 (2011) 237–246 Martin Fowler (2004). UML Distilled Third EditionA Brief Guide to the Standard Object Modeling Language. Boston: Pearson Education, Inc Nixon Robin (2009), A step to step creating dinamic website : Learning PHP, MySql, and JavaScript. Sebastopol, CA 95472: O’Reilly Media, Inc., Stephen M. Swartz, Vijay Vaidyanathan (2010). A post-retail consumer application of RFIDin medical supply chains. Emerald Journal of Business & Industrial Marketing25/8 (2010) 607–611 Thomas Wilhelm (2010). Professional Penetration Testing Creating and Operating a Formal Hacking Lab. Burlington: Elsevier Xinyu Li, Zhongchun Mi, Zhenmei Zhang, Jiani Wu (2010). A location-aware recommender system for Tourismmobile commerce. IEEE
59 Requirement Traceability Table Development
Design Requirement
Description
Untuk mengetahui isi keranjang belanja yang akan dibeli, Shopping Cart sehingga pembeli dapat mereview ulang sebelum order tersebut diproses. Mengetahui lokasi pembeli saat ini secara realtime, sehingga GPS memudahkan dalam pengantaran barang. Form untuk memesan barang yang Form wajib diisi Pemesanan dengan nama, alamat email, no Handphone Memberikan informasi status order secara realtime berdasarkan nomor order setelah melakukan proses pembelian. Dan memberikan update koordinat GPS pembeli
Custom Delivered Accounted Development Function Interface Solution for Design Complete Tested
Testing
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Mengetahui jenis barang, qty dan harga
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Memberikan informasi koordinat dan peta
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
no.order dan koordinat GPS akan otomatis mengisi form pemesanan
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
no.order, status pemesanan, dan update koordinat GPS
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
View, Edit, Hapus kategori barang
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
View, Edit, Hapus product barang
Dapat mengetahui semua order yang masuk, mengetahui alamat pengiriman berdasarkan GPS yang dikirim pembeli Report Admin realtime, nama/qty barang mengubah status order menjadi prepare, melihat status yang diberikan oleh delivery, status deliver dan complete
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Mengetahui semua order yang masuk
Dapat mengetahui order mana saja yang telah di prepare oleh admin dan siap untuk dikirim ke alamat pengiriman berdasarkan GPS realtime yang dikirim oleh pembeli. Dapat mengubah status prepare menjadi delivery atau delivery menjadi complete.
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Yes
Mengetahui semua order yang sudah siap untuk dikirim
Status Order
Kategori
Produk
Report Delivery
Dapat melihat, menambah, merubah dan menghapus kategori produk yang akan dijual Dapat melihat, menambah, merubah dan menghapus produk yang akan dijual
Lampiran 1. Requirement Tracebility Table
Noted
Accounted Performance Penetration Accounted for Tested Tested for Testing Development
60
Lampiran 2. Hasil Penetration Test dengan tools Vega
Lampiran 3. User Evaluation
1. Perceived Usefulness a. Apakah system ini akan membantu dalam penjualan? b. Secara umum apakah system ini berguna jika diterapkan pada distributor atau retailer alat test kadar gula darah? c. Apakah fitur tracking dibutuhkan dalam system m-commerce? 2. Perceived Easy of Use a. Apakah dengan adanya m-commerce akan memudahkan customer dalam melakukan pembelian? b. Apakah system ini mudah dimengerti dan dipelajari? c. Apakah semua fitur dalam system ini mudah dipahami fungsinya? 3. Intention to Use a. Apakahperusahaan akan berminat menggunakan system ini? b. Mengapa perusahaan ingin menggunakan system ini? c. Apakah system ini menjadi ide yang baik untuk dikembangkan?
61
62
Riwayat Hidup Nama
: Rochmat Budi Sulistyo
Tempat / tgl lahir
: Sragen / August24, 1984
Alamat
: Jl. Bunga rampai II/50, Duren Sawit Jakarta Timur
Tel.
: +62 8888 333 107
E‐Mail
:
[email protected]
Riwayat Pendidikan 2002 – 2006
: Teknik Elektro
Universitas Negeri Semarang
1999 – 2002
: SMUNegeri 1 Sragen
1996 – 1999
: SLTP Negeri 1 Sragen
1990 – 1996
: SD Negeri 7 Sragen
Riwayat Pekerjaan PT. MEDIHOP, Jakarta 1. Assistant Manager Working period (October 2009 – at present) 2. IT Staff Working Period (Agustus 2006 – October 2009)