ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
BAB I PENDAHULUAN
I.1. LATAR BELAKANG Plagiarisme merupakan realitas yang seringkali terjadi dikalangan mahasiswa. Jangankan mahasiswa, seorang guru besar pun terbukti melakukan plagiat. Dari hasil observasi yang dilakukan peneliti sebelumnya diketahui bahwa maraknya kasus plagiarisme diketahui setelah terkuaknya kasus jasa pembuatan skripsi, thesis maupun disertasi di beberapa wilayah di Indonesia pada tahun 2010, sehingga tidak mengherankan bila seseorang bisa meraih beberapa gelar sekaligus dalam waktu singkat. Bukan hanya skripsi, tesis maupun disertasi saja yang menjadi sasaran plagiarisme, namun tugas-tugas yang diberikan dosen kepada mahasiswa selama masa perkuliahan pun sering kali merupakan hasil plagiarisme. Realitasnya
seringkali
kaum
akademisi
lebih
memilih
melakukan
plagiarisme dalam mengerjakan karya tulisnya daripada mengutamakan kejujuran. Kebanyakan mahasiswa melakukan plagiarisme pada pembahasan mengenai metode penelitian karena mereka menganggap bahwa metode penelitian dapat digunakan dalam penelitian lain yang menggunakan metode sama, seringkali ada kasus skripsi di tempat A tetapi tiba-tiba dalam metode penelitian menyebutkan daerah B. Lebih jauh lagi hasil-hasil penelitian yang tidak sesuai harapan dimanipulasi sedemikian rupa dengan mengutip pernyataan argumentatif dari berbagai sumber dengan penelitian dengan tema yang tidak beda jauh. Ada banyak kasus skripsi mahasiswa yang meneliti dengan tema A, tetapi ada kalimat
Skripsi
OPINI MAHASISWA TERHADAP ...
RACHMATUL CANDRA ARIANI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
dalam hasil penelitiannya yang membahas tentang tema B. Hal ini tentu saja menjadi masalah serius karena hasil penelitian yang seperti itu kebenaran ilmiahnya patut dipertanyakan. Pada tahun 2010 kasus-kasus mengenai plagiarisme ramai dibicarakan oleh media massa, salah satunya yaitu Kompas yang mengupas tentang skripsi pesanan di Yogyakarta dalam artikel yang berjudul Pendidikan Tinggi, Meraih Gelar dengan Skripsi Pesanan yang ditulis oleh Irene Sarwindaningrum (2010). Irene menyebutkan bahwa praktek jasa pembuatan skripsi yang berkedok praktek jasa bimbingan dan konsultasi skripsi ini terungkap oleh penuturan salah seorang mahasiswi dari perguruan tinggi swasta di Bandung. Biaya pembuatan skripsi bernilai jutaan rupiah dengan kisaran harga antara Rp 4,5 juta hingga Rp 10 juta. Harga tersebut sesuai dengan kerja keras pembuat karena mulai dari awal pemilihan judul, pembuatan draf, penulisan, hingga pencetakan lima buah skripsi hard cover dilakukan oleh pembuat. Praktek jasa pembuatan skripsi ini telah berlangsung selama belasan tahun. Fenomena tersebut menandakan bahwa sebuah gelar bisa dibeli dengan mudah oleh orang-orang yang mempunyai cukup uang dan tidak memperdulikan proses pendidikan. Pada bulan Februari 2010 kasus plagiat terjadi di Universitas Tirtayasa Serang Banten seperti yang diberitakan oleh indonesiabuku.com, guru besar Universitas Tirtayasa membuat karya ilmiah yang diterbitkan di media massa lokal berjudul “Bermimpi Untirta Menjadi World Class University” dalam beberapa paragraf tulisannya hampir sama dengan karya ilmiah yang berjudul “Impian Mendorong Unhalu 2025 (sebagai World Class University)” karya Laode
Skripsi
OPINI MAHASISWA TERHADAP ...
RACHMATUL CANDRA ARIANI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
M. Aslan, Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Haluleo (Unhalu). Kasus-kasus plagiarisme lainnya yang dilaporkan oleh indonesiabuku.com adalah kasus plagiat yang dilakukan oleh salah seorang mahasiswa S-3 Intitut Teknologi Bandung (ITB) berinisial MZ di tahun 2009. Kasus penjiplakan oleh MZ berawal dari kiriman makalahnya untuk konferensi di Chengdu, Cina pada 2008. Makalah itu kemudian dinyatakan tak asli oleh panitia konferensi Institute of Electrical and Electronics Engineers yang berpusat di Singapura pada tahun 2009. MZ cukup berjiwa besar dengan mengakui penjiplakan itu dan meminta maaf kepada seluruh civitas akademika dan ikatan alumni ITB. Selain itu, indonesiabuku.com juga melaporkan kasus plagiarisme yang terjadi di Universitas Riau yang melibatkan seorang guru besar dan dekan dari Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan berinisal II yang terbukti secara sengaja menjiplak sebuah buku berjudul Budaya Bahari karya Joko Pramono, terbitan Gramedia (2005), menjadi buku berjudul Sejarah Maritim, terbitan ISBN (2008). Karena perbuatan plagiatnya tersebut, II diberi sanksi berupa penurunan jabatan akademis dari guru besar menjadi lektor kepala. Pada tahun 2012 kasus plagiarisme ramai terjadi di kalangan akademisi, salah satunya yaitu kasus plagiat yang dilakukan oleh tiga dosen Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Seperti yang telah dilansir oleh indonesiabuku.com pada tanggal 1 Maret 2012 lalu, tiga dosen UPI yang bergelar doktor diduga menjiplak karya tulis orang lain sebagai karya tulisnya demi mendapatkan gelar guru besar. Hal tersebut menjadi ramai karena sanksi yang diberikan oleh UPI tergolong rendah yaitu hanya berupa penurunan golongan. Vivanews.com juga
Skripsi
OPINI MAHASISWA TERHADAP ...
RACHMATUL CANDRA ARIANI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
melaporkan kasus Prof Anak Agung Banyu Perwita yang diketahui melakukan plagiat artikel yang dimuat di The Jakarta Post. Harian berbahasa Inggris ini kemudian menarik artikel tersebut. Di Lampung, seorang calon guru besar dari FKIP Universitas Lampung diduga kuat melakukan plagiarisme pada awal Januari 2012. Berdasarkan hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh tim pemeriksa yang diketuai oleh Guru Besar Unila, Prof Ali Kabul yang beranggotakan 12 orang dosen. Awalnya terdapat dua orang yang diduga plagiat, namun hanya satu orang yang terbukti kuat melakukan plagiarisme dan akan diberi sanksi oleh rektor (Detik News, 2012). Plagiarisme sejatinya telah melanggar hak cipta suatu karya seseorang, dalam hal ini adalah karya tulis baik itu berupa buku, essai, artikel, makalah maupun hasil penelitian yang berupa skripsi, disertasi atau tesis. Hak cipta atas karya intelektual sangat dilindungi oleh hukum. Endang Purwaningsih (2005: 2-3) mengatakan bahwa basis perlindungan hak cipta secara internasional adalah Konvensi Berne tahun 1886 tentang International Convention of Literary and Artistic Work yang mensyaratkan negara anggotanya untuk melindungi karyakarya, salah satunya yaitu karya tertulis seperti buku dan laporan. Indonesia sendiri telah meratifikasi Konversi Berne pada tahun 1997. Menurut Undang-Undang No 19 tahun 2002 mengenai Hak Cipta1 pasal 12 ayat 1, ciptaan yang dilindungi adalah ciptaan dalam bidang ilmu pengetahuan, seni, dan sastra, yang mencakup buku, Program Komputer, pamflet, perwajahan (lay out) karya tulis yang diterbitkan, dan semua hasil karya tulis lain; ceramah,
1
http://www.djpp.depkumham.go.id/inc/buka.php?czoyNDoiZD0yMDAwKzImZj11dTE5LTIwMDIuaHRtIjs = diakses pada hari selasa tanggal 18 september 2012, pukul 13.03 WIB.
Skripsi
OPINI MAHASISWA TERHADAP ...
RACHMATUL CANDRA ARIANI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
kuliah, pidato, dan ciptaan lain yang sejenis dengan itu; alat peraga yang dibuat untuk kepentingan pendidikan dan ilmu pengetahuan; lagu atau musik dengan atau tanpa teks; drama atau drama musikal, tari, koreografi, pewayangan, dan pantomim; seni rupa dalam segala bentuk seperti seni lukis, gambar, seni ukir, seni kaligrafi, seni pahat, seni patung, kolase, dan seni terapan; arsitektur; peta; seni batik; fotografi; sinematografi; terjemahan, tafsir, saduran, bunga rampai, database, dan karya lain dari hasil pengalihwujudan. Di ayat 3 disebutkan bahwa perlindungan hak cipta sebagaimana dimaksud, termasuk juga semua ciptaan yang tidak atau belum diumumkan, tetapi sudah merupakan suatu bentuk kesatuan yang nyata, yang memungkinkan perbanyakan hasil karya itu. Dilihat dari kaca mata hukum, jelas sekali bahwa plagiarisme yang merupakan pencurian sebagian atau seluruh karya tulis seseorang tanpa menyertakan sumber tulisan adalah suatu hal yang melanggar hak cipta. Bukan berarti karena sang penulis asli tidak mengetahui karyanya diambil oleh orang lain sehingga kita bebas mengutip tanpa mencantumkan sumber, tapi etika sebagai seorang akademisi adalah menghormati dan menghargai karya orang lain. Selain itu, hasil karya orang lain yang berupa tulisan baik yang dipublikasikan maupun tidak mempunyai hak cipta yang diatur oleh Undang-undang diatas. Secara normatif, plagiarisme bisa dikatakan sebagai bagian dari kecurangan akademis karena tindakan menjiplak karya seseorang tanpa mencantumkan sumber tulisan tersebut merupakan tindakan salah. Dasar hukum tentang plagiarisme di Indonesia baru dibuat pada tahun 2010 yaitu Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia No. 17 tahun 2010 tentang Pencegahan
Skripsi
OPINI MAHASISWA TERHADAP ...
RACHMATUL CANDRA ARIANI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
dan Penanggulangan Plagiat Di Perguruan Tinggi2. Definisi dari plagiat menurut permen diknas No.17 adalah perbuatan secara sengaja maupun tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai. Dalam permen tersebut pasal 12 juga telah ditentukan sanksi untuk siapa saja yang melakukan plagiarisme akademis, baik itu untuk mahasiswa, dosen maupun guru besar. Sehubungan dengan peraturan tersebut telah diedarkan pula surat edaran oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi pada tanggal 18 Oktober 2010 yang berkaitan dengan pasal 8 ayat 3 Permen Diknas No 17 tahun 20103, salah satu isinya yaitu penilaian prestasi kerja/ angka kredit dosen sebagai persyaratan bagi kenaikan jabatan ke Lektor kepala dan Guru Besar dilakukan oleh tim penilai pusat di Kementrian Pendidikan Nasional. Ketua Tim dijabat oleh
Direktur
Jenderal Pendidikan Tinggi. Penilaian prestasi kerja dosen ini diharapkan dapat mengurangi plagiarisme di kalangan dosen karena dengan adanya penilaian ini hasil karya tulis para dosen diuji dan dinilai, salah satu indikator penilaiannya adalah tingkat plagiarisme dari dosen itu sendiri. Apabila karya tulis dosen yang diuji terbukti plagiat, maka dosen tersebut akan dikenakan sanksi. Kebijakan lain untuk menanggulangi plagiat yaitu, pada tanggal 30 Desember 2011 Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi menerbitkan surat edaran yang berisi Kebijakan Unggah Karya ilmiah dan Jurnal dalam rangka membangun 2
http://luk.tsipil.ugm.ac.id/atur/Permen17-2010.pdf diakses pada tanggal 2 Maret 2012 pada pukul 20.19 WIB 3 http://www.kopertis2.or.id/v2/index.php?option=com_content&view=article&id=231%3Asurat-edaranpencegahan-dan-penanggulatan-plagiat-di-perguruan-tinggi&catid=41%3Aberita-terkini&Itemid=1 diakses tanggal 2 Maret 2012 pada pukul 20.23 WIB
Skripsi
OPINI MAHASISWA TERHADAP ...
RACHMATUL CANDRA ARIANI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
dan menegakkan komitmen untuk membangun karakter dan meningkatkan kualitas dosen4. Menteri Pendidikan Tinggi Indonesia juga membuat keputusan tentang kewajiban publikasi karya ilmiah bagi mahasiswa S-1, S-2 dan S-3 yang akan lulus terhitung mulai kelulusan Agustus 2012. Keputusan tersebut dipublikasikan melalui Surat Keputusan Dirjen Dikti untuk seluruh rektor/ ketua/ direktur PTN/ PTS di seluruh Indonesia5. Kedua kebijakan tersebut sama-sama bertujuan untuk mencegah dan menanggulangi adanya plagiarisme di kalangan akademisi karena dengan adanya penerbitan jurnal ilmiah secara online, karya ilmiah berupa skripsi, thesis dan disertasi dari seluruh mahasiswa di Indonesia tidak hanya tersimpan di perpustakaan dan apabila sudah berusia lama karya tersebut diperjual belikan dengan harga murah, sehingga bisa disalahgunakan oleh orang yang tidak bertanggung-jawab. Hal tersebut diindikasikan dapat memicu terjadinya plagiarisme karena karya ilmiah yang sudah lama tidak banyak diketahui oleh orang lain. Dengan adanya kebijakan mengunggah jurnal karya ilmiah secara online sebenarnya juga dapat memicu plagiarisme karena semua orang dapat membaca jurnal tersebut dan dapat melakukan copy paste isi dari jurnal tersebut secara bebas. Selain itu, dasar hukum kebijakan tersebut tidak cukup kuat sehingga praktek-praktek plagiarisme bisa tetap terjadi. Oleh karena itu, kebijakan mengunggah jurnal ilmiah bagi mahasiswa masih menjadi perdebatan. Beberapa penelitian tentang plagiarisme menyatakan bahwa plagiarisme di kalangan mahasiswa memang marak terjadi di Indonesia. Hasil penelitian dari 4
http://www.dikti.go.id/files/atur/SEDirjen2050-E-T-2011UnggahKaryaIlmiah.pdf diakses hari selasa tanggal 18 september 2012 pukul 13.06 WIB 5 http://www.dikti.go.id/files/atur/SKDirjen152-E-T-2012KaryaIlmiah.pdf diakses hari selasa tanggal 18 september 2012 pukul 13.07 WIB
Skripsi
OPINI MAHASISWA TERHADAP ...
RACHMATUL CANDRA ARIANI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Puspita Mahesti Ririh (2010) yang berjudul Perilaku Plagiarisme Internet (Studi Tentang Tipologi Perilaku Plagiarisme Internet di Kalangan Mahasiswa Sarjana FISIP Unair) terhadap 100 responden di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga menyebutkan bahwa sebanyak 94% responden pernah melakukan copy paste dari internet tanpa mencantumkan nama penulis maupun sumber tulisannya. Artinya hampir seluruh mahasiswa di FISIP mengaku pernah melakukan plagiat. Penelitian ini fokus terhadap plagiarisme internet yaitu plagiarisme yang bersumber dari internet saja dengan menggunakan metodologi kuantitatif. Berbeda dengan penelitian yang telah dilakukan oleh Yohana Inga Wfy (2010) yang berjudul Perilaku Plagiat di Kalangan Mahasiswa Eksak dan Non Eksak (Studi Deskriptif Persepsi Mahasiswa dan Sikap Staf Pengajar FST dan FISIP terhadap perilaku plagiat di Unair) menyebutkan bahwa mahasiswa eksak yaitu FST lebih tinggi melakukan plagiat daripada mahasiswa non eksak yaitu FISIP. Hal tersebut ditunjukkan dengan perbandingan respon melakukan tindakan plagiat dari kedua kelompok yang memiliki presentase tertinggi dalam kategori sama, yaitu sebesar 32,4 % pada non eksak dengan 33.3 % pada mahasiswa eksak. Pola tindakan plagiat yang dilakukan oleh kedua kelompok tersebut adalah samasama pada saat menyusun tugas individu. Yang menjadi stimulus atau perangsang mahasiswa dalam melakukan tindakan plagiat adalah teman sekelas karena beberapa mahasiswa tidak ketahuan disaat melakukan plagiat, maka tindakan plagiat itu pun ditiru oleh mahasiswa lainnya. Sikap para staf pengajar baik di kalangan mahasiswa eksak maupun non eksak beragam, ada yang bersikap kognitif atau cenderung melarang atau bersikap normal atau biasa saja karena
Skripsi
OPINI MAHASISWA TERHADAP ...
RACHMATUL CANDRA ARIANI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
mengganggap bahwa tindakan plagiarisme mahasiswa adalah suatu hal yang wajar. Penelitian ini menggambarkan bahwa tidak ada perbedaan perilaku plagiarisme antara mahasiswa di fakultas eksak dan non eksak. Sementara itu, Siti Annisa Rizki (2009) seorang mahasiswa dari Fakultas Psikologi Universitas Sumatra Utara dalam penelitiannya yang berjudul Hubungan Prokrastinasi Akademis dengan Kecurangan Akademis Pada Mahsiswa Psikologi Universitas Sumatra Utara. Prokrastinasi akademis6 adalah tindakan yang suka menunda-nunda pekerjaan, sedangkan kecurangan akademis yang dimaksud adalah plagiarisme. Dengan jumlah responden sebanyak 205 orang mahasiswa dan pengolahan data menggunakan uji Pearson Correlation. Hasil analisa data menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara prokrastinasi akademis dan kecurangan akademis dengan nilai p = .00 dan nilai korelasi sebesar 0.46. Hasil analisa tambahan didapatkan bahwa terdapat perbedaaan kecurangan akademis ditinjau dari jenis kelamin dan tidak ada perbedaan signifikan kecurangan akademis ditinjau dari usia dan IPK. Artinya, dilihat dari jenis kelamin laki-laki lebih cenderung melakukan kecurangan akademis dibandingkan dengan perempuan. Dari beberapa penelitian tersebut dapat diketahui bahwa masalah plagiarisme di kalangan akademis belum pernah diteliti dengan perspektif sosiologis. Hal ini dianggap penting dikarenakan plagiarisme sudah dinyatakan sebagai tindak kejahatan akademis yang memalukan negeri ini karena dengan banyaknya kasus plagiarisme yang terjadi menunjukkan kualitas dari para pelaku 6
Prokrastinasi akademis merupakan perilaku penundaan yang khusus terjadi dalam konteks tugas-tugas akademis, dimana pelakunya lebih memilih mengerjakan aktivitas-aktivitas yang kurang berguna dan menyenangkan untuk menghindari kecemasan dan perasaan tidak menyenangkan lainnya yang berkaitan dengan pengerjaan tugas akademis. http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/14540/1/09E01143.pdf diunduh pada tanggal 2 maret 2012 pada pukul 20.13 WIB.
Skripsi
OPINI MAHASISWA TERHADAP ...
RACHMATUL CANDRA ARIANI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
akademis di Indonesia masih sangat minimal. Sehingga plagiarisme yang merupakan tanda ketidakjujuran seseorang harus segera dicari penyebabnya karena belum tentu penyebab seseorang melakukan plagiat itu karena dorongan dari dirinya sendiri akan tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa maraknya plagiarisme itu disebabkan oleh sikap permisif dalam suatu komunitas. Selain itu, plagiarisme bisa terjadi karena setiap orang mengharapkan ganjaran dan tidak menginginkan hukuman ketika mengerjakan tugas. Hal tersebut dijelaskan oleh sosiolog bernama George C. Homans dengan teori pertukaran sosial (social exchange), khususnya konsep tentang hukuman (punishment) dan ganjaran (reward).7 Dalam hal ini, seorang mahasiswa yang melakukan plagiarisme pada saat skripsi ingin memperoleh reward berupa gelar sebagai sarjana tanpa bersusah payah dan kemungkinan diperolehnya hukuman jika ketahuan plagiat itu bisa sangat kecil karena sulit dibuktikan. Sedangkan mahasiswa yang melakukan plagiarisme pada tugas individu atau kelompok ingin mendapatkan reward berupa nilai mata kuliah yang bagus karena telah mengumpulkan tugas dan tidak ingin mendapatkan hukuman karena telatnya mereka mengumpulkan tugas. Asumsinya, realitas plagiarisme yang telah merebak di kalangan mahasiswa telah dilakukan secara berjamaah. Artinya tidak menutup kemungkinan bahwa sebagian besar mahasiswa pernah melakukan plagiarisme baik yang disengaja maupun tidak. Padahal pengetahuan mengenai teknik penulisan ilmiah telah diajarkan sejak semester awal. Namun, masih banyak kasus plagiarisme yang ditemui di kalangan mahasiswa.
7
Skripsi
Poloma, Margaret M. 2010. Sosiologi Kontemporer. Jakarta: Rajagrafindo Persada
OPINI MAHASISWA TERHADAP ...
RACHMATUL CANDRA ARIANI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Masalah-masalah tersebutlah yang menjadi latarbelakang untuk melakukan penelitian tentang opini mahasiswa terhadap plagiarisme yang akan dilaksanakan di FISIP Unair karena sebagai fakultas non eksak yang mengharuskan mahasiswa membuat karya-karya tertulis beruba jurnal, artikel ataupun essay tentunya plagiarisme di FISIP marak terjadi di kalangan mahasiswa. Selain itu, plagiarisme tentunya tidak relevan dengan visi dan misi Universitas Airlangga yang mempunyai motto excellent with morality yang artinya bahwa Universitas Airlangga ingin menghasilkan mahasiswa yang unggul dengan moralitas yang baik. Namun, bila banyak diantara mahasiswa Universitas airlangga yang melakukan plagiarisme, tentunya motto excellent with morality haruslah dikoreksi dan mencari solusi agar mahasiswa Airlangga benar-benar mempunyai great morality.
I.2. FOKUS PENELITIAN Dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, inti dari permasalahan yang diteliti adalah mengenai fenomena plagiarisme yang marak terjadi di kalangan mahasiswa. Plagiarisme dipandang sebagai sesuatu yang wajar di kalangan mahasiswa padahal secara moral jelas bahwa tindakan tersebut mencerminkan ketidakjujuran. Oleh karena itu, penelitian ini ingin menjawab permasalahan tentang “Bagaimana opini mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga terhadap plagiarisme?” Opini merupakan pendapat bebas yang bisa menunjukkan tindakan seseorang. Plagiarisme dapat dipandang sebagai tindakan yang salah, benar, negatif atau positif. Tindakan plagiarisme yang diteliti disini lebih difokuskan
Skripsi
OPINI MAHASISWA TERHADAP ...
RACHMATUL CANDRA ARIANI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
pada plagiarisme pada saat mengerjakan tugas perkuliahan. Masing-masing individu mempunyai opini tersendiri dan apabila seluruh mahasiswa menganggap bahwa plagiarisme merupakan hal yang salah dan negatif tetapi mereka tetap melakukannya, maka yang dicari kemudian adalah alasan mereka tetap melakukan plagiarisme dan hubugannya dengan hadiah dan hukuman dalam pertukaran sosial antara mahasiswa dan dosen.
I.3. TUJUAN PENELITIAN Secara umum, penelitian ini dilaksanakan untuk membuktikan asumsi bahwa plagiarisme dilakukan oleh mahasiswa karena mereka mengharapkan sebuah reward dan tidak menginginkan punishment. Artinya, dalam mengerjakan tugas-tugas yang diberikan oleh dosen, mahasiswa ingin mengerjakan tugas tersebut untuk mendapatkan nilai yang baik dengan biaya yang dikeluarkan minimal dan dalam waktu singkat. Cara yang paling sering dilakukan oleh mahasiswa untuk mendapatkan keuntungan tersebut adalah dengan melakukan plagiat. Oleh karena itu, tujuan khusus dari penelitian ini adalah untuk mengetahui opini mahasiswa FISIP Unair terhadap plagiarisme. Komentar-komentar dari mahasiswa mengenai plagiarisme baik itu komentar positif, negatif, kesadaran, keterpaksaan ataupun sebagai pilihan rasional akan dikategorisasikan dan dianalisis secara kualitatif.
I.4. MANFAAT PENELITIAN ·
Skripsi
Manfaat akademis
OPINI MAHASISWA TERHADAP ...
RACHMATUL CANDRA ARIANI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
1.
Memberikan pengetahuan kepada mahasiswa mengenai plagiarisme.
2.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan mahasiswa khususnya mahasiswa FISIP Unair bisa menyadari bahwa plagiarisme merupakan sebuah kejahatan yang tidak boleh dilakukan. Sehingga bisa meminimalisir jumlah mahasiswa yang melakukan plagiarisme.
3.
Dapat dijadikan sebagai referensi untuk menulis makalah ataupun penelitian tentang plagiarisme.
·
Manfaat praktis 1.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan pemerintah pendidikan tinggi segera memberikan fasilitas scanning data yang bisa mengetahui data tersebut merupakan data hasil plagiarisme atau tidak.
2.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan para petinggi universitas termasuk para dosen menerapkan Peraturan Menteri Pendidikan dengan efektif untuk menanggulangi adanya plagiarisme.
3.
Dengan adanya penelitian ini diharapkan bisa menjadi acuan untuk membuat kebijakan-kebijakan tentang plagiarisme di FISIP Unair dengan sanksi yang dapat membuat mahasiswa jera melakukan plagiarisme.
I.5. TINJAUAN PUSTAKA Persoalan plagiarisme sudah menjadi perhatian sejak beberapa tahun yang lalu. Sampai sekarang persoalan plagiarisme masih menjadi perdebatan di kalangan akademisi. Namun, apa sebenarnya makna plagiarisme itu sendiri? Menurut Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No.17 tahun 2010, plagiat adalah
Skripsi
OPINI MAHASISWA TERHADAP ...
RACHMATUL CANDRA ARIANI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
perbuatan secara sengaja maupun tidak sengaja dalam memperoleh atau mencoba memperoleh kredit atau nilai untuk suatu karya ilmiah, dengan mengutip sebagian atau seluruh karya dan/atau karya ilmiah pihak lain yang diakui sebagai karya ilmiahnya, tanpa menyatakan sumber secara tepat dan memadai. Ruang lingkup plagiat sendiri dalam Permen Diknas No.17 tahun 2010 pasal 2 disebutkan bahwa plagiat meliputi tetapi tidak terbatas pada: a. Mengacu dan/atau mengutip istilah, kata-kata dan/atau istilah, data dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan dalam kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai. b. Mengacu dan/atau mengutip secara acak istilah, kata-kata dan/atau kalimat, data dan/atau informasi dari suatu sumber tanpa menyebutkan sumber dalam catatan kutipan dan/atau tanpa menyatakan sumber secara memadai. c. Menggunakan sumber gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai. d. Merumuskan dengan kata-kata dan/atau kalimat sendiri dari sumber kata-kata dan/atau kalimat, gagasan, pendapat, pandangan, atau teori tanpa menyatakan sumber secara memadai. e. Menyerahkan suatu karya ilmiah yang dihasilkan dan/atau telah dipublikasikan oleh pihak lain sebagai karya ilmiahnya tanpa menyatakan sumber secara memadai. Namun, menurut Ismet Fanany dalam bukunya Plagiat-plagiat di MIT; Tragedi Akademis di Indonesia (1991: 13) persoalan plagiarisme tidak
Skripsi
OPINI MAHASISWA TERHADAP ...
RACHMATUL CANDRA ARIANI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
sesederhana menyebutkan sumbernya atau tidak menyebutkan sumbernya, akan tetapi lebih ke persoalan bagaimana seorang penilis menggunakan dan menyampaikan informasi yang ada dalam sumber yang di kutipnya. Fanany menyebutkan beberapa jenis plagiat dan bagaimana cara menghindarinya (1991: 13-17). Ada 3 jenis plagiat menurutnya yaitu: 1. Plagiat kata per kata Seseorang dapat dikatakan melakukan plagiat kata per kata apabila dia mengutip kalimat orang lain tanpa mengubah kata-kata tersebut menjadi kata-katanya sendiri. Meskipun hal tersebut dilakukan dengan menyebutkan sumbernya, tapi tuduhan plagiat bisa saja dibenarkan. Disamping menyebutkan sumbernya, bagian yang dipinjam dengan cara begini harus diletakkan di antara tanda kutip (“-----------“) atau dengan memisahkannya dari teks, misalnya dengan memasukkan beberapa spasi di samping kiri maupun kanan. Hal tersebut dilakukan apabila kutipan itu panjangnya melebihi dua atau tiga baris. Jika lebih pendek, kutipan tersebut cukup dibubuhi tanda kutip saja dan ditulis di dalam teks. 2. Menggunakan jalan pikiran orang lain dalam menerangkan pokok pembicaraan Ketika seseorang menerangkan pokok pembicaraan dalam sebuah paragraf, dilihat dari kata-kata yang digunakan memang tidak sama persis dengan sumber yang dikutipnya karena dia telah melakukan paraphrase, tetapi jalan pikiran yang digunakan sama persis. Misalnya, ketika seseorang menjelaskan mengenai tahap-tahap inovasi pertanian
Skripsi
OPINI MAHASISWA TERHADAP ...
RACHMATUL CANDRA ARIANI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
dalam satu paragraf, dia menjelaskannya dengan kata-katanya sendiri tetapi jalan pikiran mengenai tahap-tahap inovasi tersebut diambil dari pikiran orang lain. Hal tersebut bisa dilihat dari tahap-tahap inovasi pertanian yang diungkapkannya sama persis dengan tahap inovasi pertanian yang disampaikan orang lain. Jadi, apabila kita menggunakan jalan pikiran orang lain dalam menerangkan pokok pembicaraan seharusnya kita menyebutkan sumbernya, seperti menambahkan kata “menurut” atau kata lainnya yang menunjukkan bahwa jalan pikiran yang kita pakai adalah jalan pikiran orang lain. 3. Plagiat kata-kata atau frase kunci Kita bisa dituduh melakukan plagiat kata per kata atau frase kunci apabila ketika kita menulis dalam suatu paragraf dengan meminjam kata-kata kuci dari orang lain tanpa ditandai dengan tanda kutip atau tanpa ditulis dengan kata-kata sendiri. Jika kita merasa telah menyebutkan sumbernya, tetapi apabila cara penulisan sumber tersebut tidak tepat, misalnya ditulis di akhir paragraf, maka penbaca tidak akan mengetahui gagasan-gagasan dan informasi mana saja yang telah diambil dari sumber asli. Pembaca akan mengira bahwa kalimat terakhir saja yang dipinjam dari sumber yang disebutkan, padahal katakata dalam kalimat sebelumnya juga dipinjam dari sumber yang disebutkan. Dalam perkembangannya, jenis-jenis plagiarisme bukan hanya itu saja tetapi ada jenis lain yaitu self plagiarism yang diungkapkan oleh Irving Hexam
Skripsi
OPINI MAHASISWA TERHADAP ...
RACHMATUL CANDRA ARIANI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
sebagaimana dikutip oleh Henry Soelistyo bahwa self plagiarism yaitu melakukan publikasi terhadap karya sendiri lebih dari satu kali dan mendaur ulang teks untuk dipublikasikan lagi tanpa ada pernyataan bahwa karya tersebut telah didaur ulang, kedua tindakan tersebut pada intinya sama yaitu menipu pembaca karena pembaca hanya ingin mengetahui informasi baru ternyata informasi yang diterimanya adalah informasi lama (Soelistyo, 2011: 22). Dalam wikipedia.org yang membahas tentang plagiarisme dalam literatur juga mengutip tulisan Irving Hexam menyebutkan konsep swaplagiarisme yang berarti mengambil sebagian atau seluruh tulisan dari karya sendiri.
I.5.1. Plagiarisme pada Perspektif Sosiologi Secara Sosiologis, plagiarisme sangat penting untuk dikaji karena plagiarisme berhubungan dengan masyarakat yang berada dalam lingkungan akademis dimana tindakan-tindakan mereka merupakan hasil dari interaksiinteraksi sosial dan proses sosial. Opini plagiarisme menurut mahasiswa sendiri perlu dikaji karena pandangan-pandangan mahasiswa terhadap plagiarisme mengalami
diversitas
yang
beragam
karena
masing-masing
mahasiswa
mempunyai opini sendiri mengenai plagiarisme. Opini yang disampaikan oleh mahasiswa dapat mengindikasikan fikiran dan perbuatan mahasiswa tersebut. Dalam beberapa kasus yang terjadi, tindakan plagiarisme yang dilakukan oleh mahasiswa tidak sekedar plagiarisme untuk skripsi, thesis maupun disertasi. Akan tetapi, mahasiswa juga melakukan plagiarisme untuk mengerjakan tugastugas yang diberikan oleh dosen-dosen mereka. Hal tersebut dilakukan oleh
Skripsi
OPINI MAHASISWA TERHADAP ...
RACHMATUL CANDRA ARIANI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
mahasiswa karena mereka mungkin dipengaruhi oleh kepentingan-kepentingan, kondisi pribadi maupun lingkungan. Oleh karena itu, perspektif perilaku sosial digunakan untuk menganalisis tentang plagiarisme. Dimana sosiologi perilaku memusatkan perhatian pada hubungan antara pengaruh perilaku seorang aktor terhadap lingkungan dan dampak lingkungan terhadap perilaku aktor (Ritzer and Goodman, 2011: 356). Sehingga kunci utama dalam perspektif ini adalah aktor dan lingkungannya. Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya bahwasannya mahasiswa melakukan plagiarisme karena dipengaruhi oleh lingkungan sekitarnya. Sosiologi perilaku sangat tertarik pada hadiah (peguat) dan ongkos (hukuman). Hadiah ditentukan oleh kemampuannya memperkuat perilaku, sedangkan biaya mengurangi kemungkinan perilaku (Ritzer and Goodman, 2011: 357). Dalam konteks plagiarisme, hadiah berupa nilai-nilai yang diberikan oleh dosen sedangkan hukuman berupa pengurangan nilai atau ketidaklulusan. Seseorang yang melakukan plagiarisme paling tidak sudah memperkirakan kemungkinan diketahuinya tindakan plagiarisme tersebut atau tidak. Perkiraan tersebut bisa berdasarkan, yaitu: tindakan teman-teman sekelas, apakah mereka juga melakukan plagiarisme atau tidak; waktu, apakah waktu yang tersedia cukup untuk mengerjakan tugas tanpa melakukan plagiarisme; dosen, apakah dosen yang memberikan tugas tergolong perfeksionis atau tidak. Biasanya, mahasiswa yang telah melakukan plagiarisme dan merasa bahwa tindakannya tersebut tidak mendapatkan reaksi yang negatif dari dosen karena dosen tidak mengetahuinya maka tindakan tersebut bisa jadi akan diulanginya
Skripsi
OPINI MAHASISWA TERHADAP ...
RACHMATUL CANDRA ARIANI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
kembali. Reaksi-reaksi tersebutlah yang mendasari peneliti untuk memakai perspektif perilaku sosial untuk menganalisis plagiarisme.
I.5.2. Teori Pertukaran Sosial, George Homans Teori pertukaran Homans bertumpu pada asumsi bahwa orang terlibat dalam perilaku untuk memperoleh ganjaran atau menghindari hukuman. Menurut Homans, teori ini “membayangkan perilaku sosial sebagai pertukaran aktivitas, nyata atau tak nyata, dan kurang lebih sebagai pertukaran hadiah atau biaya, sekurang-kurangnya antara dua orang.” (Homans dalam Ritzer, 2011: 359) Ahli teori pertukaran sosial berasumsi bahwa pertukaran sosial itu tidak selalu didasarkan pada uang, dimana interaksi sosial antara dua orang bisa didasarkan oleh sesuatu yang bernilai, baik itu dalam bentuk nyata maupun tidak nyata (Poloma, 2010: 52). Artinya dalam sebuah interaksi sosial yang terjadi antara dua orang atau lebih bisa didasarkan atas hal-hal yang non material, seperti rasa aman, rasa persahabatan, pengetahuan dan lain sebagainya. Homans mengembangkan pemikiran seorang psikolog yaitu B.F Skinner dengan menyusun beberapa proposisi. Menurut Margaret M. Poloma (2010: 6165), terdapat 5 proposisi dari Homans yaitu: 1. Proposisi sukses: dalam setiap tindakan, semakin sering suatu tindakan tertentu memperoleh ganjaran maka kian kerap ia akan melakukan tindakan itu. Bila seseorang berhasil memperoleh ganjaran (atau menghindari hukuman) maka ia akan cenderung untuk mengulangi tindakan tersebut. 2. Proposisi stimulus: jika di masa lalu terjadinya stimulus yang khusus, atau seperangkat stimuli, merupakan peristiwa di mana tindakan seseorang
Skripsi
OPINI MAHASISWA TERHADAP ...
RACHMATUL CANDRA ARIANI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
memperoleh ganjaran, maka semakin mirip stimuli yang ada sekarang ini dengan yang lalu itu, akan semakin mungkin seseorang melakukan tindakan serupa atau yang agak sama. 3. Proposisi nilai: semakin tinggi nilai suatu tindakan, maka kian senang seseorang melakukan tindakan itu. 4. Proposisi deprivasi-satiasi: semakin sering di masa yang baru berlalu seseorang menerima suatu ganjaran tertentu, maka semakin kurang bernilai bagi orang tersebut peningkatan setiap unit ganjaran itu. 5. Proposisi restu-agresi (approval-agression): bila tindakan seseorang tidak memperoleh ganjaran yang diharapkannya, atau menerima hukuman yang tidak diinginkan, maka dia akan marah; dia menjadi sangat cenderung menunjukkan perilaku agresif, dan hasil perilaku demikian menjadi lebih bernilai baginya... bilamana tindakan seseorang memperoleh ganjaran yang diharapkannya, khusus ganjaran yang lebih besar dari yang dikirakan, atau tidak memeperoleh hukuman yang diharapkannya, maka dia akan merasa senang; dia akan lebih mungkin melaksanakan perilaku yang disenanginya, dan hasil dari perilaku yang demikian akan menjadi lebih bernilai baginya. Berbeda dari Margaret M. Poloma, menurut Ritzer dan Goodman terdapat 6 proposisi yaitu: 1. Proposisi sukses (the success proposition): untuk semua tindakan yang dilakukan seseorang, semakin sering tindakan khusus seseorang diberi hadiah, semakin besar kemungkinan orang melakukan tindakan itu. 2. Proposisi pendorong (the stimulus proposition): bila dalam kejadian di masa lalu dorongan tertentu atau sekumpulan dorongan telah menyebabkan
Skripsi
OPINI MAHASISWA TERHADAP ...
RACHMATUL CANDRA ARIANI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
tindakan orang diberi hadiah, maka makin serupa dorongan kini dengan dorongan di masa lalu, makin besar kemungkinan orang melakukan tindakan serupa. 3. Proposisi nilai (the value proposition): makin tinggi nilai hasil tindakan seseorang bagi dirinya, makin besar kemungkinan ia melakukan tindakan itu. 4. Proposisi deprivasi-kejemuan (the deprivation-satiation proposition): makin sering seseorang menerima hadiah khusus di masa lalu yang dekat, makin kurang bernilai baginya setiap unit hadiah berikutnya. 5. Proposisi
persetujuan-agresi
(the
aggression-approval
proposition):
proposisi A; bila tindakan orang tak mendapatkan hadiah yang ia harapkan atau menerima hukuman yang tidak ia harapkan, ia akan marah; besar kemungkinan ia akan melakukan tindakan agresif dan akibatnya tindakan demikian makin bernilai baginya. Proposisi B; bila tindakan seseorang menerima hadiah yang ia harapkan, terutama hadiah yang lebih besar daripada yang ia harapkan, atau tidak menerima hukuman yang ia bayangkan, maka ia akan puas, ia makin besar kemungkinannya melaksanakan tindakan yang disetujui dan akibat tindakan seperti itu akan makin bernilai baginya. 6. Proposisi rasionalitas (the rationality proposition): dalam memilih di antara berbagai tindakan alternatif, seseorang akan memilih satu diantaranya, yang dia anggap saat itu memiliki value (V), sebagai hasil, dikalikan dengan probablitas (p), untuk mendapatkan hasil, yang lebih besar.
Skripsi
OPINI MAHASISWA TERHADAP ...
RACHMATUL CANDRA ARIANI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Dalam penelitian ini digunakan dua referensi baik dari Poloma maupun dari Ritzer dan Goodman untuk menjelaskan proposisi teori pertukaran sosial dari Homans karena untuk memahaminya diperlukan dua sumber tersebut. Untuk menganalisis plagiarisme menurut proposisi Homans juga memadukan penjelasan dari kedua referensi tersebut.
I.5.3. Plagiarisme Menurut Teori Pertukaran Sosial George Homans Teori pertukaran sosial George Homans berdasarkan prinsip psikologi perilaku dan ilmu ekonomi dasar yang dipengaruhi oleh psikolog B.F Skinner dan beberapa teoritisi lainnya. Dalam teori pertukarannya, Homans mencoba menjelaskan perilaku sosial mendasar dilihat dari sudut hadiah dan biaya (Ritzer and Goodman, 2011: 359-360). Seperti yang telah dijelaskan pada latar belakang bahwa plagiarisme jika dianalisis melalui teori pertukaran sosial Homans maka asumsinya adalah seorang mahasiswa menginginkan sebuah hadiah (Reward) berupa nilai baik (A) dan menghindari hukuman (Punishment) berupa nilai jelek (D dan E) atau ketidaklulusan. Dari beberapa proposisi yang dikemukakan oleh Homans, ada 3 proposisi menurut peneliti cocok untuk menganalisis plagiarisme yaitu proposisi sukses, pendorong, dan rasionalitas. Dilihat dari proposisi sukses menurut Homans (dalam Ritzer and Goodman, 2011: 361), yaitu untuk semua tindakan yang dilakukan seseorang, semakin sering tindakan khusus seseorang diberi hadiah, semakin besar kemungkinan orang melakukan tindakan itu. Sedangkan Poloma mengatakan proposisi sukses menurut Homans adalah ketika tindakan seseorang diberi ganjaran Tentunya setiap
Skripsi
OPINI MAHASISWA TERHADAP ...
RACHMATUL CANDRA ARIANI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
mahasiswa menginginkan kesuksesan, namun dalam mencapai kesuksesan tersebut jalan yang mereka tempuh bermacam-macam. Dalam perkuliahan, tugas diberikan oleh dosen kepada mahasiswa untuk menambah nilai dengan proporsi yang telah ditentukan oleh masing-masing dosen. Jika mahasiswa mengumpulkan setiap tugas yang diberikan oleh dosen dengan tepat waktu maka nilai yang diperoleh dari tugas tersebut bisa memperbaiki nilai akhirnya. Sehingga apabila seorang mahasiswa ingin sukses maka dia harus mengerjakan tugasnya dengan tepat waktu. Namun, kecenderungan yang terjadi, cara yang digunakan mahasiswa untuk meraih sukses ada yang salah, karena bukan ilmu yang mereka inginkan akan tetapi nilai maka berbagai cara mereka gunakan untuk meraih nilai yang baik salah satunya yaitu dengan melakukan plagiarisme. Bagi dosen yang mengharapkan kejujuran pada setiap mahasiswanya, maka mahasiswa yang ingin sukses dengan jalan yang benar, mereka tidak akan menempuh jalan plagiarisme, karena mereka takut akan hukuman yang akan mereka terima dari dosen bila ketahuan melakukan plagiarisme. Mahasiswa yang tidak melakukan plagiarisme akan mendapatkan nilai hadiah yang lebih besar dibandingkan dengan nilai hadiah yang diterima oleh mahasiswa yang terbukti melakukan plagiat. Berikutnya yaitu proposisi pendorong, menurut Homans proposisi pendorong yaitu bila ada kejadian di masa lalu dorongan tertentu atau sekumpulan dorongan telah menyebabkan tindakan orang diberi hadiah, maka makin besar kemungkinan orang melakukan tindakan serupa (Homans, 1974:23 dalam Ritzer and Goodman, 2011:364). Artinya, seorang mahasiswa akan terdorong melakukan plagiarisme
Skripsi
apabila
teman-temannya
yang
melakukan
OPINI MAHASISWA TERHADAP ...
plagiarisme
bisa
RACHMATUL CANDRA ARIANI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
mendapatkan nilai yang sama atau bahkan lebih darinya yang tidak melakukan plagiarisme karena tindakan plagiarisme tersebut tidak diketahui oleh dosen. Atau, seorang mahasiswa awalnya tidak melakukan plagiarisme dalam mengerjakan tugas, akan tetapi ketika terdorong oleh waktu yang minim karena banyaknya tugas yang menumpuk maka perilaku plagiarisme akan dilakukan oleh mahasiswa tersebut meskipun tugas dari dosen yang ketat mengatur masalah plagiarisme. Nilai yang diperoleh mahasiswa ketika mengerjakan tugas dengan plagiarisme dan mengerjakan tugas tanpa plagiarisme tersebut ternyata sama, maka semakin sering mahasiswa melakukan plagiarisme karena nilai yang didapatkannya tanpa plagiarisme sama saja. Terakhir yaitu proposisi rasionalitas, dimana dalam memilih di antara berbagai tindakan alternatif, seseorang akan memilih satu diantaranya yang dia anggap saat itu memiliki value (v), sebagai hasil, dikalikan probabilitas (p), untuk mendapatkan hasil yang lebih besar (Homans, 1974:43 dalam Ritzer and Goodman, 2011:366). Proposisi ini dipengaruhi oleh teori pilihan rasional dimana aktor yang bertindak sesuai dengan proposisi rasionalitas adalah yang memaksimalkan kegunaannya. Artinya, ketika mahasiswa mengerjakan tugas, dia memperkirakan kemungkinan hasil yang ia dapatkan (v) dari beberapa cara pengerjaan yang ia pakai dikalikan dengan kemungkinan mendapatkan nilai yang lebih besar (p). Maka apabila mahasiswa mengerjakan tugas dengan melakukan plagiarisme maka mahasiswa tersebut merasa bahwa dengan plagiarisme, dia bisa mengerjakan tugas tepat waktu dan hasil yang maksimal. Jika mahasiswa tidak melakukan plagiarisme, maka dia telah menghitung kemungkinan nilai yang dia
Skripsi
OPINI MAHASISWA TERHADAP ...
RACHMATUL CANDRA ARIANI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
dapatkan akan lebih besar tanpa melakukan plagiat daripada mengerjakan tugas dengan plagiarisme dengan melihat beberapa faktor seperti batas waktu pengumpulan tugas yang diberikan oleh dosen dan keketatan dosen dalam menjalankan kebijakan anti plagiarisme.
I.6. METODE DAN PROSEDUR PENELITIAN I.6.1. Paradigma Berdasarkan fokus permasalahan dan teori yang digunakan, maka paradigma yang digunakan dalam penelitian ini adalah paradigma perilaku sosial. Menurut penganut paradigma ini, masalah pokok sosiologi adalah perilaku individu yang tak dipikirkan. Perhatian utama penganut paradigma ini tertuju pada hadiah (rewards) yang menimbulkan perilaku yang diinginkan dan hukuman (punishments) yang mencegah perilaku yang tak diinginkan (Ritzer and Goodman, 2011:A-15). Paradigma ini digunakan untuk membantu menjawab pertanyaan penelitian yaitu bagaimana opini mahasiswa terhadap plagiarisme. Dimana sesuai dengan inti paradigma ini bahwa plagiarisme merupakan perilaku individu yang didasarkan prinsip hadiah dan hukuman. Pertanyaan tentang opini yang merupakan pendapat bebas dari seseorang yang menunjukkan fikiran dan sikap orang tersebut terhadap sesuatu. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran mengenai opini-opini mahasiswa mengenai plagiarisme.
I.6.2. Pendekatan Penelitian
Skripsi
OPINI MAHASISWA TERHADAP ...
RACHMATUL CANDRA ARIANI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dikarenakan ingin menjawab pertanyaan tentang opini mahasiswa terhadap plagiarisme. Jawaban dari rumusan masalah tersebut membutuhkan kedalaman, kekayaan dan ketajaman data. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus dimana metode tersebut menurut Agus Salim lebih dipahami sebagai pendekatan untuk mempelajari, menerangkan atau menginterpretasi suatu kasus dalam konteksnya yang alamiah tanpa adanya intervensi dari pihak luar. Secara umum, studi kasus dapat diartikan sebagai metode atau strategi penelitian dan sekaligus hasil suatu penelitian pada kasus tertentu (Salim, 2006). Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran mengenai opini mahasiswa terhadap plagiarisme dimana opini tersebut bisa negatif, positif, menyalahkan atau membenarkan, dilakukan tanpa kesadaran atau bahkan dengan kesadaran. Oleh karena jawaban dari opini tersebut akan mengalami diversitas yang sangat beragam sehingga data yang diperoleh juga akan bervariasi maka peneliti
menggunakan
metodologi
kualitatif
agar
opini
tersebut
tidak
tergeneralisasi. Hal tersebut dikarenakan peneliti ingin sepenuhnya mengetahui apa yang ada di fikiran para mahasiswa mengenai plagiarisme yang menjadi akar permasalahan plagiarisme itu sendiri.
I.6.3. Konsep Penelitian Untuk memudahkan proses analisis, maka peneliti merumuskan konsepkonsep penting dalam penelitian ini agar diperoleh data yang akurat. Konsep yang dimaksud peneliti adalah:
Skripsi
OPINI MAHASISWA TERHADAP ...
RACHMATUL CANDRA ARIANI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
1. Opini tentang plagiarisme merupakan hal yang negatif/ positif, hal yang salah/ benar. 2. Tindakan plagiarisme yang dilakukan oleh mahasiswa. 3. Kesadaran melakukan plagiarisme 4. Pengaruh plagiarisme yang dilakukan mahasiswa terhadap nilai yang di dapatnya. 5. Opini mahasiswa mengenai peran dosen dalam mencegah plagiarisme. 6. Opini mahasiswa mengenai temannya yang melakukan plagiarisme.
I.6.4. Penentuan Subyek Penelitian Sesuai dengan topik penelitian, subyek dari penelitian ini adalah para mahasiswa khususnya mahasiswa FISIP Universitas Airlangga dikarenakan dari hasil studi terdahulu yang dilakukan oleh Puspita Mahesti Ririh pada tahun 2010 jumlah mahasiswa FISIP Unair yang melakukan plagiarisme sangat banyak yaitu sekitar 94% mahasiswa mengaku pernah melakukannya, artinya hanya sekitar 6% mahasiswa yang tidak melakukan plagiat.
Maka di tahun ini akan diteliti
mengenai opini mahasiswa terhadap plagiarisme berdasarkan sudut pandang sosiologis. Dengan asumsi bahwa sebagian besar mahasiswa FISIP Unair adalah plagiat.
Dikarenakan
mengingat
bahwa
semua
manusia
itu
memiliki
kecenderungan untuk melakukan penyimpangan terutama ketidakjujuran. Mahasiswa yang diteliti yaitu beberapa mahasiswa dari enam departemen di FISIP yaitu Komunikasi, Hubungan Internasional, Sosiologi, Administrasi Negara, Ilmu Politik serta Ilmu Informasi dan Perpustakaan angkatan 2009 – 2012 yang dikhususkan pada angkatan 2009 karena pada saat ini angkatan 2009
Skripsi
OPINI MAHASISWA TERHADAP ...
RACHMATUL CANDRA ARIANI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
sebagian besar mengerjakan skripsi dan menulis proposal skripsi. Penentuan informan akan dilakukan secara purposive karena topik penelitian ini cukup sensitif, artinya mahasiswa yang akan dijadikan informan sengaja ditentukan peneliti selaras dengan tujuan penelitian dan pengetahuan peneliti mengenai informan. Dari semua informan tersebut dapat diketahui kecenderungan mereka dalam melakukan plagiarisme melalui opini yang mereka kemukakan.
I.6.5. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian tentang opini mahasiswa terhadap plagiarisme ini, data dari subyek penelitian dikumpulkan melalui : 1. Observasi Observasi yang dilakukan peneliti adalah pada saat penentuan informan dimana peneliti mengamati secara visual menggunakan indera mata dan telinga sendiri untuk mengetahui karakteristik mahasiswa FISIP UNAIR yang akan dijadikan sebagai informan penelitian. Karakteristik yang dimaksud adalah keterbukaan, kecerdasan dan juga sikapnya dalam perkuliahan selama ini. Hal itu diperlukan karena topik penelitian ini cukup sensitif sehingga keterbukaan informan perlu diketahui agar mereka mau mengungkapkan opini mereka tentang plagiarisme. Selain itu, peneliti juga melakukan observasi mengenai keseharian informan dalam perkuliahan yang berhubungan dengan tindakan plagiarisme, seperti minat membacanya, kemampuan menulisanya dan keaktifannya dalam kelas.
Skripsi
OPINI MAHASISWA TERHADAP ...
RACHMATUL CANDRA ARIANI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
2. Wawancara Proses menggali data terhadap informan dengan menggunakan pedoman wawancara terbuka dan disertai dengan wawancara lebih mendalam terhadap informan (indepth interview). Wawancara yang dilakukan lebih menyerupai suatu dialog antara peneliti dan subyek penelitian yang dilakukan dengan suasana keakraban dan santai dengan menggunakan pedoman wawancara atau guide interview. Dimana, dalam proses wawancara peneliti menyesuaikan lokasi wawancara sesuai keinginan informan. Dengan cara ini dapat menggali sebanyak mungkin informasi sehingga memperoleh
gambaran
yang sejelas-jelasnya dan
lebih
memungkinkan mendapatkan info yang unik dan jujur. Dalam proses wawancara peneliti tidak terpaku pada pedoman wawancara yang baku tetapi
juga
mengikuti
alur
pembicaraan
subyek
penelitian
dan
memungkinkan peneliti untuk mengembangkan pertanyaan. Pada saat melakukan percakapan, peneliti berusaha untuk memberi kebebasan kepada informan apapun pendapatnya dan tidak untuk memotong atau menyela perkataan informan. Untuk memudahkan proses wawancara peneliti menggunakan media handphone dan kamera digital sebagai media untuk merekam hasil wawancara serta mengabadikan suatu realitas yang terjadi di lapangan sehingga hasil wawancara dapat terekam dengan baik, dan peneliti memiliki bukti telah melakukan wawancara kepada informan. 3. Studi pustaka atau literatur, menggunakan buku-buku atau artikel dalam kaitannya dengan kajian teoritik yang dapat menjelaskan tentang opini mahasiswa terhadap plagiarisme.
Skripsi
OPINI MAHASISWA TERHADAP ...
RACHMATUL CANDRA ARIANI
ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga
I.6.6. Teknik Analisis Data Pada tahap analisis data terdapat tiga langkah untuk menganalisis data yang telah dikumpulkan (Salim, 2006: 22-23), yaitu: 1.
Reduksi data (data reduction) yaitu proses pemilihan, pemusatan perhatian pada penyederhanaan, abstraksi dan transformasi data kasar yang diperoleh di lapangan studi.
2.
Penyajian data (data display) yaitu deskripsi dalam bentuk teks naratif berdasarkan kumpulan informasi tersusun yang memungkinkan untuk melakukan penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.
3.
Penarikan kesimpulan dan verifikasi (conclusion drawing and verification), mencari makna dari setiap gejala yang diperolehnya di lapangan, mencatat keteraturan atau pola penjelasan dan konfigurasi yang mungkin ada, alur kausalitas dan proposisi. Selama penelitian masih berlangsung, setiap kesimpulan yang ditetapkan akan terusmenerus di verifikasi hingga benar-benar diperoleh konklusi yang valid dan kokoh.
Dengan tiga langkah analisis data tersebut memudahkan peneliti untuk menganalisis data dari informan. Peneliti juga menggunakan kategorisasi untuk mengklasifikasikan data-data kunci sehingga bisa lebih mudah untuk menarik kesimpulan hasil penelitian. Kategorisasi data yang tersebut dalam bentuk tabel dimana jawaban informan di kategorikan menurut konsep-konsep penelitian yang terpenting. Data juga dianalisis dengan menggunakan teori yang dipakai dalam penelitian ini yaitu teori pertukaran sosial dari Homans.
Skripsi
OPINI MAHASISWA TERHADAP ...
RACHMATUL CANDRA ARIANI