BAB I PENDAHULUAN
1.1
Gambaran Umum Objek Penelitian
1.1.1
Profil Armor Kopi Bandung Armor Kopi Bandung awalnya adalah komunitas kopi di Malang tempat
sharing, tempat berbagi ilmu, tempat edukasi kopi tetapi semakin berkembang sebagai kedai kopi. Armor Kopi Bandung di kawasan pegunungan ini berdiri sejak 2013 didirikan oleh Frans Willy seorang pensiunan PTPN 12, bertempat awal di Kota Malang namun berpindah tempat ke Kota Bandung pada pertengahan Mei 2015. Armor merupakan singkatan dari Arabika Multi ORigin, maksudnya dari singkatan tersebut adalah menyediakan single origin dari berbagai jenis kopi di Indonesia dan Arabika sendiri merupakan jenis kopi yang memiliki cita rasa yang nikmat dengan after taste asam dan rasa yang tidak begitu pahit, membuat kopi jenis ini memiliki banyak penggemar. (wawancara dengan Lufi sebagai Finance Armor Kopi Bandung)
Gambar 1.1 Logo Armor Kopi Bandung
Sumber : (www.jdlines.com diakses pada tanggal 24 September 2015)
1
Kedai kopi ini menyediakan aneka jenis kopi, seperti Arabika, Robusta serta yang unik ialah tersedianya kopi jenis Liberika yang memiliki rasa asam menyerupai buah nangka. Kopi-kopi tersebut pun dapat dipesan dengan metode/teknik pembuatan manual brew yang disesuaikan dengan keinginan, seperti menggunakan french press, vietnam drip ataupun mokapot. Tentu saja, setiap metode akan menghasilkan cita rasa kopi yang berbeda-beda. Selain kopi, tersedia pula teh seperti Green Tea, Black Tea, Honey Milk Tea dan Oolong. (www.kotakami.com diakses 28 Oktober 2015) Kedai ini juga menyediakan cemilan pelengkap, seperti pisang goreng dan Bitter Ballen. Armor berada di parkiran Taman Hutan Raya Djuanda Dago, cuaca yang dingin serta pemandangan alam yang indah, ditambah lagi suasana rumah ala kayu dan konsep outdoor di pegunungan serta berada dikawasan wisata Taman Hutan Raya Bandung yang membuat kedai ini menjadi tempat nongkrong yang cocok
bagi
para
sekelompok
sahabat
hingga
malam
menjelang.
(www.kotakami.com diakses 28 Oktober 2015) Alamat
: Parkiran Taman Hutan Raya Djuanda Dago, Bandung
Buka
: Setiap Hari
Waktu
: Weekdays Pukul 09.00-21.00 WIB Weekend Pukul 08.00-21.00 WIB
Instagram
: www.instagram.com/armorkopi.bdg/
Gambar 1.2 Kedai Armor Kopi Bandung
Sumber : data yang telah diolah
2
1.1.2
Visi dan Misi A.Visi Memperkenalkan kopi untuk khalayak ramai khususnya di Bandung B. Misi Merubah mind set orang tentang kopi tidak semuanya pahit Merubah mind set orang tentang minumlah kopi apa adanya
1.1.3
Struktrur Organisasi Pada susunan struktur organisasi Armor Kopi Bandung dipimpin
oleh seorang owner yang bernama Inge, seorang ibu yang memiliki tanggung jawab dalam berjalannya semua aspek-aspek yang dimiliki Armor Kopi Bandung. Kemudian dibawah owner terdapat penanggung jawab bar pembuatan kopi, yaitu Asep Sultani bertugas menyiapkan kebutuhankebutuhan bar dalam pembuatan kopi. Financial dijabat oleh Lufi yang dimana beliau adalah salah satu narasumber dari penilitian bertugas mengatur tata kelola keuangan Armor Kopi Bandung. Lalu ada Frans Willy beliau adalah seorang pendiri Armor Kopi Bandung yang merangkap menjadi roaster (pembuat proses pemanggangan kopi menjadi kopi matang). Armor Kopi Bandung mempunyai dua barista (pembuat kopi matang menjadi minuman kopi), yaitu Muhammad Firdaus dan Azi. Selanjutnya yang terakhir pada bagian kitchen dijabat oleh Yuki, yang mempunyai tugas me-manage bagian dapur Armor Kopi Bandung. (Wawancara dengan Lufi sebagai Finance Armor Kopi Bandung). Berikut adalah susunan struktur organisasi yang terdapat pada Armor Kopi Bandung :
3
Gambar 1.3 Struktur Organisasi Armor Kopi Bandung Owner Ine
Head of Barista
Finance
Roaster
Barista
Kitchen
Acek
Lufi
Frans Willy
M. Firdaus, Azi
Yuki
Sumber : data yang telah diolah
1.2
Latar Belakang Penelitian Indonesia tidak hanya memiliki keberagaman suku, agama, dan ras tetapi
juga memiliki keberagaman jenis kopi. Mulai dari Kopi Aceh Gayo, Kopi Toraja, Kopi Arang, Kopi Kintamani, Kopi Luwak, Kopi Mandailing, Kopi Lintong dan kopi-kopi di daerah lain yang memiliki ciri khasnya tersendiri. Teknik penyajiannya yang beragam mulai dari cara tradisional dan pada saat ini banyak juga teknik penyajian kopi yang diadopsi dari luar negeri, seperti Espresso, Capppuccino (Italia), Moka (Eropa), Latte (Amerika Utara), French Press, Vietnam Drip, dan lain-lain. (JPW Coffee dalam situs specialtycoffee.co.id diakses 25 Oktober 2015). Indonesia merupakan negara produsen kopi keempat terbesar dunia setelah Brazil, Vietnam dan Colombia. Dari total produksi, sekitar 67% kopinya diekspor sedangkan sisanya (33%) untuk memenuhi kebutuhan dalam
negeri
sehingga
membuat
masyarakat
Indonesia
sangat
gemar
mengonsumsi kopi. (Moelyono Soesilo dalam situs aeki-aice.org/page/industrikopi/id diakses 26 Oktober 2015) Hal ini dapat dilihat dari gambar 1.4 survei konsumsi kopi Indonesia yang dilakukan oleh Asosiasi Eksportir Kopi Indonesia (AEKI) pada tahun 2010-2014, pada 2010 konsumsi kopi Indonesia mencapai 800 gram per kapita dengan total kebutuhan kopi mencapai 190.000 ton. Sedangkan pada 2014, konsumsi kopi Indonesia telah mencapai 1,03 kilogram per kapita dengan kebutuhan kopi mencapai 260.000 ton. Pihak AEKI juga menyampaikan bahwa konsumsi kopi orang Indonesia ditargetkan meningkat dalam dua tahun ke depan seiring
4
pertumbuhan ekonomi yang mendorong kenaikan jumlah masyarakat kelas menengah yang mengubah. Masyarakat kelas menengah ini memiliki gaya hidup yang bermacam-macam, salah satunya mengkonsumsi kopi di kedai-kedai kopi modern. Pada 2016 ditargetkan konsumsi kopi mencapai 1,15 kilogram per kapita, di mana kebutuhan kopi saat itu diprediksi mencapai 300.000 ton. (Moelyono Soesilo dalam artikel di situs aeki-aice.org/page/konsumsi-kopi-domestik/id diakses 29 Oktober 2015) Gambar 1.4 Survei Konsumsi Kopi Indonesia 350,000,000 300,000,000 250,000,000 200,000,000
Jumlah Penduduk (jiwa)
150,000,000
Kebutuhan Kopi (Kilogram)
100,000,000 50,000,000
keterangan : * Angka Sementara * Estimasi
0
Konsumsi Kopi (Kg/kapita/tahun) 1.4 1.2
1 0.8
Konsumsi Kopi (Kg/kapita/tahun)
0.6 0.4 0.2 0 2010
2011
2012
2013
2014* 2015** 2016**
keterangan : * Angka Sementara * Estimasi
Sumber: (Moelyono Soesilo dalam artikel di situs aeki-aice.org/page/konsumsikopi-domestik/id diakses 29 Oktober 2015)
5
Melihat penyataan dari pihak AEKI (2014) tersebut tentang masyarakat Indonesia dalam gemar mengonsumsi kopi membuat para pelaku usaha UMKM bergerak dan berlomba-lomba membuka bisnis usaha kedai kopi karena memberikan prospek dan peluang sekaligus menunjukkan adanya kondisi yang kondusif dalam berinvestasi. Para pelaku usaha membuka kedai kopi dengan skala kecil (warung kopi) dan skala besar (kafe), begitu juga berbagai macam kopi yang dijual, serta konsep maupun harga yang ditawarkan kepada para konsumen agar menjadi daya tarik masing-masing penggiat bisnis usaha kedai kopi itu sendiri. Kedai kopi mulai marak di Indonesia dan membuat semakin banyak pencinta kopi. Berdasarkan laporan dari Euromonitor (2010) dalam Market Analysis Report: The Foodservice Industry in Indonesia pertumbuhan kedai kopi di Indonesia yang mencapai angka 16 % setiap tahunnya. Kemunculannya dinilai hanya mengikuti gaya hidup, karena tidak semua konsumen yang datang ke coffee shop adalah penggemar kopi. Seperti halnya fesyen, minum kopi di kedai kopi mempunyai tren tersendiri dari masa ke masa. Menurut pakar gastronomi molekuler kopi Indonesia, Ronald Prasanto di Indonesia, minum kopi cuma untuk bergaya, bukan untuk mencari tahu kopi yang enak itu seperti apa, masyarakat kita minum kopi hanya sebatas untuk gaya, atau sebatas mencari colokan listrik saja. (Johan Sompotan dalam artikel di situs lifestyle.okezone.com diakses tanggal 29 Oktober 2015) Menurut Yessica (2010:2) dalam penelitiannya tentang hubungan citra merek dengan loyalitas pelanggan pada kafe Ngopi Doeloe Bandung menuturkan, berkembangnya gaya hidup masyarakat Indonesia, terutama masyarakat perkotaan yang mempunyai kaitan dengan kedai kopi tidak terlepas dari masuknya kedai kopi asal Amerika Serikat ke Indonesia, yaitu, Starbucks Coffee. Sejak saat itu, persaingan antar kedai kopi di Indonesia semakin ketat. Persaingan antar kedai kopi tidak hanya dari kedai kopi asing seperti The coffe Bean and Tea Leaf (Amerika Serikat), tetapi juga dari kedai kopi lokal besar seperti Cafe Excelso (Grup Kapal Api). Fenomena maraknya kedai kopi juga terjadi di Bandung. Kebanyakan dari kedai kopi menyuguhkan kopi-kopi lokal Indonesia dari berbagai daerah serta kopi impor dengan harga selangit. Padahal sejarahnya, Bandung bisa dikatakan
6
sebagai salah satu kawasan penting asal muasal kopi di Indonesia. (Avitia Nurmatari dalam artikel di situs news.detik.com/bandung/read diakses tanggal 29 Oktober 2015). Menurut salah satu pemilik kedai kopi di Bandung yang juga menjual berbagai macam kopi, Sonny Soeng dalam waktu singkat bermunculan kafe yang menyuguhkan menu kopi yang lebih menjangkau semua kalangan, Bandung memiliki kelebihan dalam membangun budaya dan gaya hidup minum kopi. (Dinda Wulan dalam artikel di situs bisnis-jabar.com diakses tanggal 29 Oktober 2015). Menurut Inggi Silviatni (2014:2) dalam penelitiannya tentang perancangan model bisnis Cafe Zapateria menuturkan, Bandung sebagai salah satu simbol wisata kuliner, tidak ketinggalan dalam perkembangan bisnis kedai kopi. Sejak tahun 2006 di Bandung mulai banyak bermunculan kedai kopi lokal sejenis dengan kedai kopi asing. Kedai kopi ini dibangun untuk memenuhi kebutuhan masyarakat akan budaya minum kopi dengan sarana dan prasarana yang sangat memberikan kenyamanan bagi konsumennya, seperti kemudahan akses internet. Beberapa kedai kopi di Bandung memiliki minimal dua gerai di tempat-tempat strategis sejak tahun 2006 adalah, Kopi Progo, dan kedai kopi “Ngopi Doeloe”. Berikut adalah daftar kedai kopi di kota Bandung : Tabel 1.1 Daftar Kedai Kopi di Bandung
7
No. Nama Kedai Kopi Armor Kopi 1. Bandung 2.
Roemah Kopi
3.
Kopi Ireng
4.
Ngopdoel (Ngopi Doeloe)
5.
Wiki Koffie
6.
Kopi Progo
7. 8. 9. 10.
Noah's Barn Cofeenery Yellow Truck Coffee Selasar Sunaryo Coffe Cups Coffee & Kitchen
Lokasi Jenis kopi Harga Kopi Taman Hutan Raya, Jalan. Ir H. Djuanda Lokal Rp 10.000-18.000 Jalan Terusan Rancakendal No.7 Lokal Rp 12.000-90.000 Jalan Bukit Pakar Timur Lokal dan Ciburial No. 1 Internasional Rp 17.000-75.000 Jalan Teuku Umar No. 5 Jalan Hasanuddin No. 7 Jalan Burangrang No. 27 Jalan Ir. H. Djuanda No. Internasional Rp 12.000-25.000 57 Jalan Ranggamalela No. 68 Jalan Raya Cibereum No. 51 Jalan Braga No. 90 Lokal Rp 9.000-11.000 Jalan Progo No. 22 Lokal dan Rp 9.000-24.000 Internasional Jalan Sumatera No.20 Lokal dan Jalan Garuda No. 39 Internasional Rp 13.000-30.000 Jalan Linggawastu No. 11A Lokal Rp 15.000-35.000 Jl. Bukit Pakar Timur No. Lokal dan 100 Internasional Rp 22.000-30.000 Lokal dan Jalan Trunojoyo No. 25 Internasional Rp 20.000-36.000
(Sumber: www.foody.id/bandung diakses pada tanggal 29 Oktober 2015)
Perkembangan ini ditandai juga dengan banyak bermunculannya kedai kopi yang ada di kota Bandung seperti yang ada pada tabel di atas. Masing – masing kedai kopi menawarkan berbagai harga, menu minuman terutama kopi dan fasilitas yang dapat memuaskan konsumen. Dengan semakin banyaknya kedai yang yang semakin memunculkan kompleksibilitas, persaingan, perubahan, serta ketidakpastian. Hal ini menimbulkan persaingan yang kompleks dan tajam antar bisnis kedai kopi tersebut, baik dalam pesaing yang semakin bertambah. Untuk menanggapi persaingan bisnis usaha kedai kopi yang semakin kompetitif maka sebuah kedai tanpa didukung adanya strategi bersaing yang tepat, maka kecil kemungkinan tujuan perusahaan akan tercapai sehingga suatu bisnis usaha harus semakin berkembang mencari strategi terbaik yang perlu dilakukan. Permasalahan 8
ini membuat para pebisnis kedai kopi di Indonesia khususnya di Bandung untuk memperhatikan aspek lingkungan yang dapat mempengaruhi bisnis usaha kedai kopi itu sendiri, agar pebisnis kedai kopi tersebut dapat mengetahui strategi bersaing seperti apa dan bagaimana yang harus dilakukan untuk penerapan dalam bisnis kedai kopinya. Menurut Kotler dan Keller (2009:293), keberhasilan suatu produk dalam suatu persaingan tergantung pula dari bagaimana suatu produk tersebut diposisikan pada pasar sasaran yang dituju dan bagaimana konsumen mempersepsikan produk yang ditawarkan tersebut. Armor Kopi Bandung berdiri sejak 2013 didirikan oleh Frans Willy seorang pensiunan PTPN 12, bertempat awal di Kota Malang namun berpindah tempat ke Kota Bandung pada pertengahan Mei 2015. Kedai kopi ini awalnya adalah komunitas kopi di Malang tempat sharing, tempat berbagi ilmu, tempat edukasi kopi. Namun seiring waktu serta perkembangan kedai kopi, Armor Kopi Bandung memiliki rata-rata omzet per-hari biasa sebesar 7 juta rupiah sedangkan per-hari weekend sebesar 12 juta rupiah ini sedang marak oleh warga Bandung maupun pendatang, kedai kopi ini semakin dikenal oleh warga Bandung dan pendatang lokal maupun mancanegara, peminatnya pun mulai dari kalangan muda dan tua, serta dari berbagai profesi. Pengunjung kedai kopi ini rata-rata per-hari pada weekdays 200 orang sedangkan weekend 300-400 orang sehingga kedai kopi ini diperhitungkan sebagai salah satu kedai kopi lokal besar di Bandung. (Wawanacara oleh Lufi sebagai Finance Armor Kopi Bandung pada 17 November 2015). Membludaknya para pengunjung kedai kopi ini membuat satu persatu permasalahan muncul. Menurut Lufi permasalahan utama pada Armor Kopi Bandung ini adalah diibaratkan sebagai bootleneck yang sering menjadi masalah di bidang komputer, yaitu penyempitan jalur. Tetapi masalah bootleneck yang dimaksudkan pada kedai Armor kopi Bandung adalah bootleneck pada bar pembuatan kopi tersebut, karena keterbatasan barista sebagai pembuat kopi itu sendiri. Armor Kopi Bandung menggunakan teknik pembuatan kopi dengan cara manual brew dimana teknik pembuatan kopi ini dilakukan dengan cara tradisional tanpa menggunakan machine pembuat kopi, tentu teknik pembuatan kopi ini membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama dan tidak boleh sembarangan dalam
9
membuat kopi sehingga menimbulkan masalah pada iddle time yang lama antara proses pembuatan kopi sampai pada akhirnya pesanan kopi tersebut dapat dinikmati oleh konsumen karena hal ini menyangkut pelayanan pesanan kopi jadi semakin lama dan hal ini juga dapat menjadi ancaman untuk produk pengganti yang menggunakan teknik pembuatan kopi dengan machine yang lebih cepat proses pembuatan kopi. Permasalahan yang lain menurut Lufi menambahkan masih dalam bootleneck pada keterbatasan tempat, dimana pengunjung Armor Kopi Bandung yang terus berdatangan tetapi melebihi kapasitas ketersediaan tempat kedai kopi, sehingga hal ini menimbulkan waiting list yang banyak dan dapat menunggu berjam-jam. Lalu masalah lain yang diungkapkan adalah apabila hujan datang membuat tempat kopi menjadi basah dan kehujanan sehingga membuat para pengunjung terganggu akan hal tersebut, diketahui bahwa Armor Kopi Bandung memiliki 40 % konsep indoor 60 % outdoor. Permasalahan lain yang sepele tetapi berpengaruh besar pada jumlah pengunjung adalah mahalnya tiket masuk ke Taman Hutan Raya (Tahura), dapat diketahui Armor Kopi Bandung tersebut berada di lingkungan Tahura yang mana tiket masuk menyesuaikan pada jam operasional Tahura itu sendiri. Jam operasional Tahura dari jam 8 pagi hingga 4 sore, dimana pada jam-jam tersebut harus membayar tiket masuk sesuai berwisata ke Tahura. (Wawanacara oleh Lufi sebagai Finance Armor Kopi Bandung pada 17 November 2015). Permasalahan-permasalahan ini menandai bahwa Armor Kopi Bandung memiliki tantangan yang harus dihadapi dimana kedai kopi ini harus mampu mempertahankan usahanya agar tetap eksis dan berkembang. Selain itu harus mampu berinovasi terhadap produk yang ditawarkan ditengah berkembangnya bisnis usaha kedai kopi. Karena bisnis usaha Armor Kopi Bandung ini masih terbilang baru di tengah warga Bandung dan sekitarnya namun kedai kopi ini harus mampu bersaing dengan bisnis usaha sejenis yang sudah lama dikenal warga Bandung dan sekitarnya maupun pada bisnis usaha pendatang baru. Dengan adanya hal tersebut, maka yang utama dilakukan oleh Armor Kopi Bandung dalam mempertahankan kelangsungan hidup bisnis usahanya adalah menghadapi adanya suatu persaingan khususnya di daerah Bandung. Persaingan dari segi produk dan harga yang ditawarkan oleh para bisnis usaha kedai kopi di
10
Bandung tersebut semakin ketat dan tajam mengakibatkan bisnis usaha ini membutuhkan antisipasi yang tepat dan akurat sehingga bisnis usaha ini dapat mengidentifikasi strategi internal, serta merumuskan alternatif strategi daya saing yang tepat untuk Armor Kopi Bandung agar dapat meningkatkan daya saing bisnis yang didasari pada five Porter dengan menggunakan analisis strategi bersaing dan rantai nilai. Setelah mengetahui fenomena dan permasalahan pada latar belakang yang diuraikan diatas maka penulis tertarik untuk meneliti yang berjudul yaitu “ANALISIS STRATEGI INTERNAL PADA BISNIS USAHA KEDAI KOPI (Studi Kasus Pada Armor Kopi Bandung Periode Agustus 2015-Maret 2016)”.
1.3
PERUMUSAN MASALAH Armor Kopi Bandung dalam mempertahankan kelangsungan hidup bisnis
usahanya adalah menghadapi adanya suatu persaingan khususnya di daerah Bandung. Persaingan yang semakin ketat dan tajam khususnya pada bisnis usaha kedai kopi mengakibatkan bisnis usaha ini membutuhkan antisipasi yang tepat dan akurat sehingga bisnis usaha ini dapat mengidentifikasi strategi internal. Namun, selain mengidentifikasi strategi internal harus juga dibuat suatu perencanaan alternatif strategi daya saing yang tepat untuk Kopi Armor agar dapat meningkatkan daya saing bisnis yang didasari pada five Porter dengan menggunakan analisis strategi bersaing dan rantai nilai.
1.4
PERTANYAAN PENELITIAN Berdasarkan hasil tinjauan pustaka yang telah dilakukan, menurut Michael
Porter dalam menganalisis lingkungan bisnis menggunakan konsep five Porter yang ditujukan sebagai keadaan persaingan dalam suatu bisnis usaha tergantung pada lima kekuatan persaingan dasar, serta analisis internal dari David merupakan model analisis yang tepat dan pas untuk membantu perusahaan mengidentifikasi faktor internal untuk meminimalkan pengaruh kelemahan dalam bisnis sambil memaksimalkan kekuatan serta merencanakan alternatif strategi daya saing, serta pengaruh terhadap rantai nilai sehingga Armor Kopi Bandung dapat
11
meningkatkan daya saing pada bisnis usaha kedai kopi. Dengan demikian, maka pertanyaan penelitian ini sebagai berikut: 1. Apa saja faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) pada Armor Kopi Bandung ? 2. Bagaimana perencanaan alternatif strategi daya saing yang tepat pada Armor Kopi Bandung ? 3. Bagaimana faktor-faktor internal tersebut (kekuatan dan kelemahan) berpengaruh terhadap rantai nilai pada Armor Kopi Bandung ?
1.5
TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan pertanyaan penelitian tersebut, maka yang menjadi tujuan
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) pada Armor Kopi Bandung. 2. Untuk mengetahui perencanaan alternatif strategi daya saing yang tepat pada Armor Kopi Bandung. 3. Untuk mengetahui faktor-faktor internal tersebut (kekuatan dan kelemahan) berpengaruh terhadap rantai nilai pada Armor Kopi Bandung.
1.6
MANFAAT PENELITIAN Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kegunaan diantaranya: 1.6.1
Aspek Teoritis (keilmuan) Penelitian ini dapat digunakan sebagai pengetahuan tambahan bagi
penulis, wawasan untuk pengembangan kemampuan dalam penelitian dan penerapan teori yang telah diperoleh dari perkuliahan. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat digunakan sebagai referensi dan tambahan pengetahuan bagi peneliti-peneliti. Mengenai analisis strategi internal sebuah bisnis usaha dengan five Porter yang menggunakan analisis strategi bersaing dan rantai nilai. Hasil penelitian ini juga dapat memberikan masukan kepada para pembaca mengenai kunci kesuksesan sebuah bisnis usaha dapat bertahan dan berlanjut. 12
1.6.2
Aspek Praktis (guna laksana) Penelitian ini mengungkapkan hal positif dan negatif dari sebuah
bisnis usaha Armor Kopi Bandung. Sehingga perusahaan mengetahui kelebihan dan kekurangan, perencanaan alternatif strategi daya saing, serta rantai nilai bisnis bagi perusahaan bersangkutan. Selain itu hasil penelitian ini dapat berguna sebagai tambahan informasi bagi perusahaan yang bersangkutan. Untuk mengembangkan bisnis perusahaan ke arah yang lebih baik lagi. Sehingga perusahaan dapat terus bertahan dan melanjutkan bisnis dengan mempunyai kualitas yang tinggi.
1.7
RUANG LINGKUP PENELITIAN Pembatasan masalah dilakukan untuk merincikan masalah pada fokus
tertentu sehingga memungkinkan untuk dapat dikaji dan diteliti lebih mendalam tentang permasalahan tertentu. Penelitian ini adalah tentang five Porter menggunakan analisis strategi bersaing dan rantai nilai sebagai analisis strategi internal pada bisnis usaha kedai kopi (studi kasus pada Armor Kopi Bandung periode Agustus 2015-Maret 2016). Dalam penelitian ini lokasi dan objek penelitian yang diteliti adalah bisnis usaha kedai kopi Armor Kopi Bandung yang dapat dijadikan narasumber untuk keperluan penelitian. Waktu dan periode penelitian dimulai pada bulan Agustus 2015 sampai dengan Maret 2016. 1.7.1
Lokasi dan Objek Penelitian Lokasi penelitian dilakukan pada Armor Kopi Bandung yang
berada di Parkiran Taman Hutan Raya Djuanda Dago, Bandung, Jawa Barat. Sedangkan objek penelitiannya adalah faktor internal pada bisnis usaha kedai kopi Armor Kopi Bandung. 1.7.2
Waktu dan Periode Penelitian Waktu penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus 2015 hingga
bulan Maret 2016.
13
1.8
SISTEMATIKA PENULISAN TUGAS AKHIR Untuk memberikan gambaran secara garis besar umum tentang apa yang
menjadi isi dari penulisan ini maka dikemukakan susunan dan rngkaian masingmasing bab, sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, serta sistematika penulisan.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini berisi tentang landasan teori yang berkaitan dengan penelitian, hasil penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian dan kerangka pemikiran hipotesis. BAB III METODE PENELITIAN DAN LINGKUP PENELITIAN Bab ini berisi tentang metodologi yang digunakan meliputi variabel penelitian dan definisi operasional, penentuan sampel, jenis dan sumber dta, metode pengumpulan data dan metode analisis data.
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini mendeskripsikan objek penelitian, analisis data, dan pembahasan dari analisis data.
BAB V PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dari hasil penelitian dan saran-saran yang dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau rekomendasi tindakan yang perlu dilakukan oleh Armor Kopi Bandung.
14