BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Era globalisasi yang semakin mengutamakan kompetisi dari segi kuantitas dan kualitas memberikan suatu ancaman tersendiri bagi perusahaan, meskipun ancaman yang muncul kadang juga dapat menjadi peluang dalam persaingan usaha tingkat global. Hal ini dikarenakan setiap perusahaan tentu memiliki kekuatan
masing-masing
untuk
mempertahankan
eksistensinya
dan
keberlanjutan ekspansi usahanya. Salah satu kekuatan yang menonjol pada tiap perusahaan adalah loyalitas dan kepuasan konsumen. Faktor ini merupakan hal yang paling menentukan karena hasil – hasil produksi dari berbagai perusahaan baik jasa maupun produk dapat dilihat dari loyalitas pelanggannya yang mendapat kepuasan baik dari pelayanan maupun kualitas barang yang diberikan. Olehnya itu tiap perusahaan wajib melakukan pengamatan langsung terhadap masyarakat dalam rangka untuk mengetahui kepuasan pelanggan, terutama yang berhubungan dengan kualitas barang dan kepuasan pelayanan. Dalam buku Manajemen Kualitas Dalam Industri Jasa Gazperz menjelaskan tentang fokus terhadap pelanggan, dimana beliau menjelaskan definisi pelangggan sebagai berikut Gazperz (2002:73) : 1. Pelanggan adalah orang yang tidak tergantung pada perusahaan, tetapi perusahaan yang tergantung pada pelanggan. 2. Pelanggan
adalah
orang
yang
membawa
mewujudkan keinginan dari pelanggan.
1
perusahaan
untuk
2
3. Tidak ada seorangpun (dari pihak perusahaan) yang menang beradu argumentasi dengan pihak pelanggan. 4. Pelanggan adalah pihak terpenting yang harus dipuaskan oleh perusahaan. Namun sayangnya, terkadang perusahaan hanya melakukan penjualan tanpa memberikan pelayanan jasa terhadap barang yang dijualnya karena kurangnya kuantitas dan kualitas dari sumber daya manusia yang dimiliki. Hal ini membuat pihak perusahaan harus melakukan sebuah atau lebih inovasi dalam hal peningkatan SDM, teknologi yang digunakan, dan lain sebagainya sehingga pelanggan atau konsumen mendapatkan kepuasan dari perusahaan sehingga hadirlah loyalitas pelanggan. Untuk mewujudkan harapan perusahaan demi terciptanya kepuasan pelanggan, maka perusahaan harus memberikan pelayanan yang berkualitas. Masalah yang kemudian muncul setelah tercapainya syarat untuk mendapatkan kualitas yang baik sesuai dengan standar yang ditetapkan yaitu, bahwa pihak perusahaan yang dalam hal ini produsen harus meningkatkan jumlah atau kuantitas dari pencapaian kualitas oleh masing-masing perusahaan. PT. BANDARAYA MOTOR MAKASSAR terletak di Jalan Perintis Kemerdekaan memiliki lokasi yang strategis untuk pemasaran, penjualan, perawatan dan konsultasi tentang kendaraan khususnya kendaraan roda dua. Perusahaan penjualan motor ini didirikan sejak tahun 2008 hingga kini (2013) dan telah mengalami peningkatan penjualan motor . PT. BANDARAYA MOTOR MAKASSAR merupakan perusahaan yang menyediakan penjualan motor Yamaha, penjualan suku cadang motor Yamaha, dan perawatan atau pelayanan kendaraan motor Yamaha.
3
Setiap
perusahaan
penjualan
motor
sebaiknya
memiliki
atau
menyediakan sarana perawatan atau pelayanan dan penjualan suku cadang, agar konsumen atau pelanggan yang dimiliki oleh perusahaan ini dapat tetap loyal dan mendapatkan kepuasan sebagai pelanggan setia. Namun pada kenyataannya, jumlah mekanik atau teknisi yang dimiliki oleh bengkel pada perusahaan ini sangat kurang yaitu sebanyak 7 teknisi, sehingga pada proses pelayanan banyak pelanggan yang harus ditolak atau tidak dilayani perawatan motornya di bengkel ini. Hal ini juga disebabkan karena lahan yang dialokasikan untuk bengkel hanya ¼ (seper-empat) dari total keseluruhan luas perusahaan. Namun, masalah ini bukan merupakan alasan untuk menolak atau tidak menerima pendaftaran layanan bengkel atau pelanggan yang ingin merawat dan memperbaiki kendaraannya di bengkel PT. BANDARAYA MOTOR MAKASSAR. Adapun jam kerja bengkel pada PT. BANDARAYA MOTOR MAKASSAR mulai pada pukul 08.00 – 17.00 dengan waktu istirahat pada pukul 12.00 – 13.00. Jadi total jam kerja pada bengkel PT. BANDARAYA MOTOR MAKASSAR selama 8 jam kerja dalam sehari. Seorang teknisi atau mekanik selama ini hanya mampu menyelesikan pekerjaan motor sebanyak 8 motor dalam sehari. Berarti 7 teknisi atau mekanik hanya dapat menyelesaikan motor sebanyak 56 motor (7 X 8 = 56). Hal ini tentu sangat tidak sesuai dengan jumlah motor yang harus di terima oleh pihak bengkel, dengan melihat angka penjualan yang terus meningkat. Belum lagi pihak PT. BANDARAYA MOTOR memberikan fasilitas pelayanan bengkel dan ganti oli gratis terhadap pembelian motor baru Yamaha oleh PT. BANDARAYA MOTOR. Sehingga jumlah pelanggan tetap dari hari ke hari mengalami peningkatan. Sementara jumlah layanan bengkel hampir
4
mengalami stagnansi pada angka 56 unit motor Yamaha yang dilayani perharinya. Adapun proses pelayanan bengkel Yamaha yang didapatkan dari data dikatergorikan atas 3 bagian yaitu servis berat, servis ringan, dan servis lain – lain . Dengan keterangan waktu kerja servis berat dapat dikerjakan antara 90 – 4320 menit (3 hari), servis ringan antara 40 – 60 menit, dan servis lain – lain antara 5 – 180 menit (3 jam). Dari ketiga kategori di atas yaitu servis berat, ringan, dan pekerjaan lain – lain dapat menjadi penjelasan bahwa pada bengkel PT. BANDARAYA MOTOR MAKASSAR dalam proses kerjanya ada fleksibilitas. Perbedaan waktu dari jenis kerja di atas menyebabkan perlunya penjadwalan menggunakan suatu metode tertentu untuk menjadwal aktivitasaktivitas kerja agar lebih efektif dan efisien. Salah satu metode yang diketahui sangat berguna untuk penjadwalan adalah Gantt Chart . Gantt chart memberikan suatu gambaran yang jelas tentang durasi dari suatu kejadian, tetapi tidak secara langsung menunjukkan tingkat ketergantungan
antar satu aktifitas dengan
aktifitas lainnya. Gantt Chart sangat berguna untuk mengomunikasikan informasi tentang proyek dan untuk mengerti proyek yang kompleks. Hal ini kemudian memotivasi penulis untuk mengambil judul “Analisis Penerapan Metode Gantt Chart Terhadap Peningkatan Kuantitas Layanan Bengkel pada PT. BANDARAYA MOTOR MAKASSAR”.
5
1.2 Perumusan Masalah Adapun perumusan masalah yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah pelaksanaan penjadwalan kerja bengkel pada PT. BANDARAYA MOTOR telah sesuai perencanaan dan menggunakan metode Gantt Chart? 2. Faktor-faktor apa saja yang menyebabkan jumlah layanan bengkel pada PT. BANDARAYA MOTOR tidak meningkat secara signifikan? 3. Apakah Penggunaan metode Gantt Chart dapat meningkatkan kuantitas layanan bengkel pada PT. BANDARAYA MOTOR?
1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk
menganalisis
bagaimana
penerapan
penjadwalan
proses
pelayanan bengkel pada PT. BANDARAYA MOTOR dalam upaya meningkatkan jumlah layanan bengkel. 2. Mengidentifikasi maksimalnya
faktor-faktor
peningkatan
apa
saja
kuantitas
yang
layanan
menyebabkan bengkel
pada
tidak PT.
BANDARAYA MOTOR . 3. Menganalisis bagaimana metode Gantt Chart dapat meningkatkan kuantitas layanan pada bengkel PT. BANDARAYA MOTOR.
6
1.4 Kegunaan Penelitian 1.4.1 Kegunaan Teoritis Secara teoritis kegunaan penelitian ini adalah : a. Bagi pengembangan ilmu penelitian ini merupakan media belajar memecahkan masalah besar secara ilmiah dan memberikan sumbangan pemikiran berdasarkan disiplin ilmu yang diperoleh di bangku kuliah. b. Secara teoritik mencoba menerapkan analisis dengan metode Gantt Chart yang bertujuan untuk meningkatkan kuantitas layanan bengkel pada PT. BANDARAYA MOTOR. c. Memberikan rujukan/referensi bagi kalangan akademisi untuk keperluan studi dan penelitian selanjutnya mengenai topik permasalahan yang berkaitan.
1.4.2 Kegunaan Praktis Secara praktis, kegunaan penelitian ini adalah : a. Bagi perusahaan terkait, hasil penelitian ini memberikan masukan agar dapat mengambil langkah dan keputusan guna melakukan persiapan dan perbaikan demi kemajuan perusahaan tersebut serta memberikan gambaran dan harapan yang mantap terhadap perusahaan tersebut. b. Memberikan manfaat bagi pihak perusahaan PT. BANDARAYA MOTOR sebagai bahan masukan yang bermanfaat, terutama dalam menerapkan strategi penjadwalan pada proses pelayanan bengkel yang dilakukan perusahaan di masa yang akan datang sebagai upaya peningkatan kuantitas layanan.
7
1.5 Ruang Lingkup Penelitian Adapun ruang lingkup penelitian yang diambil oleh penulis adalah metode Gantt Chart pada bengkel PT. BANDARAYA MOTOR
1.6 Definisi dan Istilah Adapun beberapa istilah yang digunakan oleh penulis yang berkaitan erat dengan konsep penelitian antara lain : Metode Gantt Chart adalah cara yang membagi antara waktu dan jenis pekerjaan / kegiatan pada tiap kegiatan produksi yang bertujuan pada efisiensi dan efektifitas.
1.7 Sistematika Penulisan BAB I Pendahuluan Berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitan, serta sistematika penulisan skripsi. Dalam bab ini dibahas tentang masalah yang dihadapi dan tujuan diadakannya penelitian ini. BAB II Tinjauan Pustaka Berisi landasan teori yang berhubungan dengan penelitian ini. Dalam bab ini dimuat kerangka pemikiran yang menggambarkan pola pikir dan sistematika pelaksanaan penelitian. BAB III Metode Penelitian Berisi penjelasan mengenai bagaimana penelitian ini dilaksanakan secara operasional. Pada bagian ini, diuraikan mengenai penentuan jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta metode analisis data yang menjelaskan metode analisis tersebut.
8
BAB IV Hasil Penelitian Berisi gambaran atau deskripsi objek yang diteliti, analisis data yang diperoleh, dan pembahasan tentang hasil analisis. BAB V Penutup Berisi kesimpulan tentang analisis data dan pembahasan, serta saran yang dapat diberikan kepada pembaca dan perusahaan.