BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Didalam dunia persaingan global saat ini, perusahan tidak hanya dituntut untuk mendapatkan keuntungan financial saja, akan tetapi saat ini perusahaan harus bisa menilai kinerjanya secara financial dan non financial. Biasanya, perusahaan akan menggunakan pendekatan secara tradisional untuk mengukur kinerja financial. Mengelola kinerja dengan mempertimbangkan faktor strategi dan risiko saat ini merupakan keharusan bagi suatu perusahaan, karena dengan mengelola kinerja perusahaan dapat menggunakan seluruh potensi sumber daya yang tersedia secara optimal untuk memaksimalkan kekayaan pemilik badan usaha dan menciptakan nilai untuk stakeholder (Rangkuti, 2013:2). Pada pengukuran kinerja secara tradisional, pengukuran kinerja hanya didasarkan pada aspek keuangan semata, karena aspek ini bersifat kuantitatif dan karenanya menjadi mudah untuk diukur. Pengukuran kinerja tradisional dirasakan terlalu menekankan pada pengukuran laba murni tanpa melihat bagaimana pelanggan, karyawan, proses bisnis dan pengendalian didalam operasi organisasi yang lainnya, walaupun sebenarnya aspek-aspek tersebut juga menjadi pemicu dalam pelaporan
1
2
keuangan suatu perusahaan. Namun, hanya diletakkan sebagai pendukung dan bukan pengukur yang utama (Susanto, 2002). Menurut Kaplan & Norton (2000: 6-7) alat ukur kinerja tradisional memiliki beberapa kelemahan, seperti: ukuran financial tidak cukup untuk mengevaluasi perjalanan perusahaan didalam lingkungan yang kompetitif, dan juga ukuran financial menceritakan hanya sebagian, tidak semua tindakan masa lalu dan tidak mampu memberikan pedoman yang memadai bagi upaya penciptaan nilai financial masa depan yang dilaksanaan saat ini dan masa yang akan datang. Selain itu, alat ukur kinerja tradisional memiliki kelemahan lain dalam hal investasi. Sistem tradisional kurang mendukung investasi jangka panjang dan hanya menekankan pada usaha pengembalian investasi jangka pendek yang tujuannya mempengaruhi harga saham saat ini, sistem tradisional lebih menyukai bentuk investasi yang mudah diukur dibandingakan investasi pada aktiva tidak berwujud seperti inovasi , kemampuan pekerja, dan kepuasaan pelanggan yang lebih sulit diukur secara kuantitatif. Hermawan (1996) menyatakan bahwa dengan Balanced Scorecard suatu unit bisnis tidak hanya dinyatakan dalam suatu ukuran financial melainkan dijabarkan lebih lanjut kedalam pengukuran bagaimana suatu unit usaha menciptakan nilai bagi pelanggan yang ada sekarang dan yang akan datang, bagaimana unit usaha tersebut harus meningkatkan kemampuan internalnya serta berinvestasi pada manusia, sistem dan
3
prosedur yang dibutuhkan untuk memperoleh kinerja yang lebih baik di masa yang akan datang. Mulyadi (2001: 63-69) menjelaskan beberapa keunggulan Balanced Scorecard yaitu: (1) komprehensif, (2) koheren, (3) seimbang, dan (4) terukur. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh David P. Norton dan Robert S. Kaplan pada awal tahun 1990 di USA, mengenai ‘Pengukuran Kinerja dalam Organisasi Masa Depan’ terciptalah konsep Balanced Scorecard. Dari hasil riset tersebut juga disimpulkan bahwa untuk mengukur kinerja dimasa depan, diperlukan pengukuran yang komprehensif dan mencakup 4 persektif, yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, dan perspektif pembelajaran-pertumbuhan. Banyak organisasi swasta, pemerintah dan nirlaba yang telah menggunakan balanced scorecard 60% dari 1000 organisasi dalam Fortune menggunakan balanced scorecard. Balanced scorecard semakin banyak diadopsi di Eropa, Australia dan Asia oleh organisasi besar, menengah dan kecil. Industri pengguna balanced scorecard sendiri terdiri dari berbagai macam perusahaan, seperti bank, konstruksi, jasa konsultansi,
IT,
perminyakan,
farmasi,
penerbangan,
asuransi,
manufacturing, perusahaan dagang dan distribusi (Darwanto, 2009). PT. Takaful Indonesia merupakan pelopor perusahaan asuransi syari’ah di Indonesia. PT. Asuransi Takaful Indonesia terdiri dari 2 anak perusahaan yaitu PT. Asuransi Takaful Keluarga dan PT. Asuransi Takaful
4
Umum. PT. Asuransi Takaful Keluarga (Life Insurance) didirikan pada tanggal 4 Agustus 1994, lalu diikuti oleh pendirian PT. Asuransi Takaful Umum (General Insurance) pada tanggal 2 Juni 1995. Kepemilikan mayoritas saham Takaful Indonesia saat ini dikuasai oleh Syarikat Takaful Malaysia Berhad sebesar 56,00%, dan Islamic Development Bank (IDB) sebesar 26,39%, selebihnya dimiliki oleh Permodalan Nasional Madani, Bank Muamalat Indonesia, Karya Abdi Bangsa, dan lain-lain Selama ini PT. Asuransi Takaful Keluarga (Life Insurance) mengukur kinerja perusahaannya hanya didasarkan pada faktor financial saja. Dengan penggunaan konsep Balanced Scorecard pada PT. Asuransi Takaful Keluarga (Life Insurance), dimana perusahaan ini memiliki banyak pemegang saham, pelanggan, dan kebutuhan dalam penilaian kinerja jangka panjang, diharapkan konsep Balanced Scorecard ini dapat memenuhi harapan perusahaan dimasa yang akan datang melalui keempat perspektifnya, yaitu: perspektif keuangan, perspektif pelanggan, perspektif bisnis internal, serta perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: 1. Bagaimana kinerja PT. Asuransi Takaful Keluarga (Life Insurance) apabila dilihat dari perspektif pelanggan?
5
2. Bagaimana kinerja PT. Asuransi Takaful Keluarga (Life Insurance) apabila dilihat dari perspektif bisnis internal? 3. Bagaimana kinerja PT. Asuransi Takaful Keluarga (Life Insurance) apabila dilihat dari perspektif pembelajaran dan pertumbuhan? 4. Bagaimana kinerja PT. Asuransi Takaful Keluarga (Life Insurance) apabila dilihat dari perspektif keuangan? 5. Bagaimana perkembangan kinerja PT. Asuransi Takaful Keluarga (Life Insurance) dengan menggunakan metode Balanced Scorecard?
C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1.
Untuk menganalisis kinerja PT. Asuransi Takaful Keluarga (Life Insurance) menggunakan Balanced Scorecard dalam perspektif pelanggan perusahaan.
2.
Untuk menganalisis kinerja PT. Asuransi Takaful Keluarga (Life Insurance) menggunakan Balanced Scorecard dalam perspektif bisnis internal perusahaan.
3.
Untuk menganalisis kinerja PT. Asuransi Takaful Keluarga (Life Insurance) menggunakan Balanced Scorecard dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan perusahaaan.
4.
Untuk menganalisis kinerja PT. Asuransi Takaful Keluarga (Life Insurance) menggunakan Balanced Scorecard dalam perspektif keuangan perusahaan.
6
5.
Untuk menganalisis perkembangan kinerja PT. Asuransi Takaful Keluarga (Life Insurance) dengan menggunakan metode Balanced Scorecard.
D. Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini, antara lain: 1. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat digunakan sebagai pertimbangan dalam penilaian kinerja perusahaan dari faktor financial dan non financial menggunakan Balanced Scorecard. 2. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam menambah wawasan dan pengetahuan dalam penilaian kinerja menggunakan Balanced Scorecard.