BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Penelitian Program Pinjaman Bergulir adalah merupakan salah satu pilihan masyarakat dari berbagai alternatif kegiatan untuk penanggulangan kemiskinan. Pinjaman bergulir adalah pinjaman berasal dari modal stimulan Dana Bantuan Langsung Masyarakat yang disalurkan Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) melalui Unit Pengelola Keuangan (UPK) kepada masyarakat miskin untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Dana BLM ini merupakan asset masyarakat yang harus dikelola secara transparan dan bertanggung jawab sehingga kedepan diharapkan dana BLM akan menjadi dana abadi bagi
masyarakat
Kelurahan/Desa
dalam
penanggulangan
kemiskinan
secara
berkelanjutan. Oleh sebab itu Usaha meningkatkan pendapatan dan atau kesejahteraan masyarakat merupakan salah satu faktor semakin besarnya keinginan masyarakat untuk melakukan Pinjaman modal dalam hal ini Pinjaman Dana Bergulir. Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) merupakan program dari pemerintah yang hadir untuk melaksanakan amanah program pembangunan nasional yaitu penanggulangan kemiskinan di perkotaan. Kota-kota yang menjadi sasaran Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan (P2KP) Kabupaten Labuhanbatu meliputi: kota Rantau Utara dengan 10 (sepuluh) Kelurahan dan kota Rantau Selatan
sebanyak 9 (sembilan) Kelurahan. Alasan dipilihnya Badan
Keswadayaan Masyarakat Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau
Universitas Sumatera Utara
Selatan sebab BKM Maju Bersama ini ditargetkan sebagai program proyek percontohan oleh pemerintah P2KP mempunyai visi mewujudkan masyarakat yang maju, mandiri dan sejahtera dalam lingkungan pemukiman sehat, produktif dan lestari. Sedangkan misinya membangun masyarakat madani yang mampu menjalin kebersamaan dan sinergi dengan pemerintah maupun kelompok peduli setempat (perorangan, anggota asosiasi profesi, asosiasi usaha sejenis, perguruan tinggi, dan lain-lain) dalam menanggulangi kemiskinan secara efektif. Sumber utama pembiayaan usaha-usaha kecil masyarakat di perkotaan melalui Program Penanggulangan Kemiskinan di Perkotaan
(P2KP) di Indonesia
didominasi oleh penyaluran kredit dana bergulir. Berbekal pertumbuhan penyaluran kredit dana bergulir pada Badan Keswadayaan Masyarakat
(BKM) Maju Bersama
Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu sejak tahun 2007 hingga 2010, mencapai Rp 516.100.000,- (lima ratus enam belas juta seratus ribu rupiah). Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) merupakan badan pengelola kredit dana bergulir yang difasilitasi pemerintah dan dibentuk oleh masyarakat. Salah satunya adalah Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Maju Bersama, merupakan
9
(sembilan) dari BKM yang ada di Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu mulai berdiri sejak tanggal 26 Nopember 2006, artinya sudah 4 (empat) tahun lebih beroperasi. BKM Maju Bersama dalam menjalankan kegiatannya membentuk unit-unit kegiatan meliputi: Unit Pengelola Lingkungan (UPL), Unit Pengelola Sosial dan Unit
Universitas Sumatera Utara
Pengelola Keuangan (UPK). Berkaitan dengan penyaluran kredit dana bergulir, unit yang diberi wewenang penuh adalah Unit Pengelola Keuangan (UPK). Menurut laporan kinerja yang disampaikan oleh BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu, menyatakan bahwa total penyaluran pinjaman dana bergulir sampai dengan Januari 2011 melalui Unit Pengelola Keuangan (UPK) sebesar Rp 516.100.000,- (lima ratus enam belas juta seratus ribu rupiah), dengan jumlah peserta penerima bergulir sebanyak 667 orang dan 131 KSM (Kelompok Swadaya Masyarakat). Jumlah dana pinjaman tersebut di atas berasal dari modal awal Rp100.000.000,- (seratus juta rupiah) yang diberikan pemerintah. Berdasarkan
studi
pendahuluan
yang
dilakukan
terhadap
beberapa
penerima/calon penerima dana bergulir BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas, Kecamatan Rantau Selatan, Kabupaten Labuhanbatu menyatakan bahwa tingkat pengembalian pinjaman mempengaruhi terhadap penyaluran kredit dana bergulir sebab semakin lancar pengembalian pinjaman maka semakin besar dana akan terkumpul dan dana tersebut akan segera disalurkan kepada peminjam berikutnya. Dalam melakukan penyaluran dana bergulir, BKM Maju Bersama berpedoman kepada Standar Operasional Prosedur (SOP) Perkreditan. Salah satu strategi kebijakan di bidang kredit dana bergulir adalah dengan membentuk kelompok swadaya masyarakat (KSM), artinya kredit diberikan jika masyarakat telah membentuk kelompoknya. Usaha untuk meningkatkan kinerjanya, BKM Maju Bersama menetapkan kepada kelompok penerima dana bergulir bersedia menanggung bersama-sama terhadap
Universitas Sumatera Utara
pembayaran anggota lain yang menunggak untuk menjaga tingkat pengembalian yang baik. Besarnya tanggungan (uang cadangan) bersama tersebut sebesar 10 % x besar pengembalian setiap bulannya. BKM merupakan Lembaga Keuangan Bukan Bank (LKBB) yang modalnya berasal dari Pemerintah Pusat atau Daerah. Hal ini dipertegas dari pengertian LKBB yaitu Lembaga Keuangan yang bergerak dalam bidang keuangan bukan bank yang seluruh modalnya secara langsung atau tidak langsung menjadi milik atau diterima dari Pemerintah Pusat atau Pemerintah Daerah. Pemberdayaan yang dilakukan BKM Maju Bersana Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu melaksanakan konsep Tridaya yaitu: Daya Sosial, Daya Lingkungan dan Daya Ekonomi. Dalam penelitian ini fokus pada daya ekonomi dengan alasan daya ekonomi membidangi pembiayaan usaha-usaha kecil masyarakat melalui pinjaman dana bergulir Berikut ini data Penerima Pinjaman Dana Bergulir pada BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas, Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu.
Universitas Sumatera Utara
Tabel.1.1 Data Penerima Pinjaman Dana Bergulir pada BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas, Kecamatan Rantau Selatan, Kabupaten Labuhanbatu Tahun 2007 s/d 2010 NO
TAHUN
JUMLAH KSM
JUMLAH PESERTA ( ORANG )
PERMINTAAN
1.
2007
43
275
Tahap –I dan Guliran 1 s/d 4
2.
2008
27
131
Guliran 5 s/d 12
3.
2009
51
219
Tahap –II dan Guliran 13 s/d 15
4.
2010
10
42
Tahap-III dan Guliran 16 s/d 17
JUMLAH 131 667 Sumber : Unit Pengelola Keuangan BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas., Kecamatan Rantau Selatan
Dari Tabel diatas jumlah KSM (Kelompok Swadaya Msyarakat) yang menerima pinjaman dana bergulir sebanyak 131 KSM dengan jumlah peserta sebanyak 667 orang sejak Tahun 2007 sampai dengan Tahun 2010. Tujuan dibentuknya Kelompok Swadaya Masyarakat diantaranya adalah : 1. Mendorong warga masyarakat untuk dapat lebih dinamis dalam mengembangkan kegiatan serta nilai-nilai kemanusiaan dan kemasyarakatan.
2. Memudahkan tumbuh dan kembangnya ikatan-ikatan dan solidaritas sosial serta semangat kebersamaan antar masyarakat. 3. Mendorong proses pemberdayaan masyarakat berjalan secara efektif dan efisien. Sedangkan Pinjaman Dana Bergulir yang disalurkan BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas kepada setiap penerima sebagaimana pada tabel I.2 berikut.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.2. Data Pinjaman Dana Bergulir Yang Disalurkan Badan Keswadayaan Masyarakat Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu Permintaan kredit s/d s/d s/d s/d s/d
Rp 500.000,Rp 700.000,Rp 1.000.000,Rp 1.500.000,Rp 2.000.000,Jumlah
Jumlah KSM 75 5 34 2 15 131
Jumlah (orang ) 427 18 149 10 63 667
Jumlah pinjaman yang disalurkan Rp 213,500.000,Rp 12.600.000,Rp 149.000.000,Rp 15.000.000,Rp 126.000.000,Rp 516.100.000,-
(%) 41,4 2,4 28,9 2,9 24,4 100,0
Sumber : Unit Pengelola Keuangan BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas., Kecamatan Rantau Selatan
Dari Tabel 1.2. diatas menunjukkan jumlah pinjaman Rp500.000,-/orang sebesar 41,4%, dan peringkat berikutnya sebesar
2,4% untuk nominal pinjaman
Rp1.000.000,-/orang, sedangkan nominal pinjaman Rp 2.000.000,-/orang hanya sebesar 24,4%. Berkaitan dengan upaya penaggulangan kemiskinan melalui kegiatan ekonomi bergulir sangat diperlukan jumlah pendanaan yang besar untuk pembiayaan usaha-usaha masyarakat. Dalam hal pengembalian pinjaman, berdasarkan studi pendahuluan bahwa sejak terbentuknya BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas tanggal 26 Nopember 2006 dan data aktivitas penulis tetapkan dari bulan Januari tahun 2007 sampai dengan bulan Desember 2010, maka jumlah Kelompok Swadaya Masyarakat yang bermasalah sebanyak 8 (delapan) KSM dengan jumlah peserta 32 (tiga puluh dua orang) dan pemerintah mentargetkan pada saat itu BKM Maju Bersama untuk dijadikan sebagai BKM percontohan dengan Tingkat Pengembalian (RR) sebesar 99%
Universitas Sumatera Utara
Tabel 1.3.Data Tingkat Pengembalian Pinjaman Dana Bergulir pada Badan Keswadayaan Mayarakat Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan Kabupaten Labuhanbatu
No 1 2. 3. 4.
Tingkat pengembalian pinjaman Lancar Kurang lancar Diragukan Macet Jumlah
Jumlah KSM 123 3 2 3 131
Jumlah peserta Tahun (orang) 635 (2007-2010) 12 (2007-2010) 9 (2007-2010) 11 (2007-2010) 667
Sumber : BKM Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas Kecamatan Rantau Selatan.
Dari Tabel diatas Tingkat Pengembalian Pinjaman yang Lancar sebesar 95,2%, Kurang Lancar sebesar 1,80%, Diragukan sebesar 1,4% dan Macet sebesar 1,6%. Ketentuan yang ditetapkan kepada Badan Keswadayaan Masyarakat harus mencapai 99% Lancar, jika tidak ini tetap dianggap sebagai permasalahan. Ukuran Pengembalian Pinjaman
untuk Lancar: apabila peminjam tidak
mempunyai tunggakan, Kurang Lancar apabila peminjam menunggak 3(tiga) bulan/kali angsuran s/d 6(enam) bulan/kali angsuran, Diragukan: apabila peminjam menunggak > 6 bulan/kali angsuran s/d 9 bulan/kali angsuran, dan Macet: apabila peminjam menunggak > 9 bulan/kali angsuran. Didalam pengelolaannya, kinerja UPK (Unit Pengelola Keuangan)
diukur
melalui : 1. Seluruh kebijakan keuangan telah dilaksanakan sesuai dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga Badan Keswadayaan Masyarakat.
Universitas Sumatera Utara
2. Seluruh transaksi keuangan telah dilakukan sesuai dengan prinsip dasar akuntansi dan manajemen keuangan. 3. Seluruh transaksi keuangan dicatat dan dilaporkan tepat waktu dan layak. 4. Adanya akuntabilitas pengelolaan keuangan sehingga dapat ditunjukkan kepada pemberi dana dan penerima manfaat bahwa aset organisasi digunakan sebagaimana mestinya.
1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas, maka dirumuskan masalah yaitu bagaimana pengaruh Manajemen kredit yang terdiri dari; Kebijakan Kredit, Standar Operasional Prosedur Perkreditan dan Pelayanan Kredit
terhadap Pengembalian Pinjaman pada
Badan Keswadayaan Masyarakat Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas.
1.3.Tujuan Penelitian Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh: Kebijakan Kredit, Standar Operasional Prosedur (SOP) Perkreditan, dan Pelayanan Kredit
terhadap Pengembalian Pinjaman
pada BKM Maju Bersama
Kelurahan Urung Kompas.
Universitas Sumatera Utara
1.4. Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diberikan dari penelitian ini yaitu : 1. Sebagai bahan masukan bagi Badan Keswadayaan Masyarakat (BKM) Maju Bersama Kelurahan Urung Kompas dalam upaya peningkatan penyaluran kredit dana bergulir. 2. Sebagai tambahan pengetahuan dan wawasan bagi peneliti dalam bidang Ilmu Manajemen Keuangan, khususnya penyaluran kredit dana bergulir di Badan Keswadayaan Masyarakat Maju Bersana Kelurahan Urung Kompas. 3. Sebagai bahan referensi bagi peneliti lainnya yang ingin meneliti dan mengkaji masalah yang sama dimasa yang akan datang.
Universitas Sumatera Utara