BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di era informasi ini media massa semakin berkembang. Jumlah informasi yang bisa diakses pun turut bertambah, padahal tidak semua informasi sesuai dengan kebutuhan dan minat konsumen media massa. Konsumen memerlukan hal yang dapat mereka jadikan acuan untuk memilih informasi yang sesuai dengan kebutuhan masing-masing. Salah satunya adalah judul. Dalam bahasa Jepang, judul artikel koran, majalah, dan media lainnya disebut dengan midashi1. Menurut Kumada (1994, via Noguchi, 2002), midashi memiliki empat fungsi yaitu (1) membedakan artikel satu dengan lainnya, (2) merangkum dan memperkenalkan isi dari artikel, (3) menunjukkan tingkat kepentingan artikel (terutama melalui ukuran judul), dan (4) menarik pembaca agar membaca artikel. Judul harus melaksanakan fungsi-fungsi tersebut dengan batasan ruang dan batasan lainnya sehingga memunculkan ciri khas. Reah (2002:32) mengatakan bahwa penulis judul koran (headline) di Inggris menggunakan berbagai alat untuk menciptakan judul yang efektif, yaitu antara lain bunyi melalui aliterasi, homofon, dan rima; kata dan makna melalui permainan kata; sintaks melalui penggunaan struktur untuk fokus pada aspek tertentu dalam teks; serta pelesapan. Judul juga menggunakan berbagai alat kebahasaan lainnya demi menjalankan fungsinya. Fungsi-fungsi
judul
seperti
yang
disebutkan
oleh
Kumada
akan
mempengaruhi pemilihan alat kebahasaan oleh sang pembuat judul. Pembuat
1
Kamus Koujien Edisi Keenam. 2008. Jepang: Iwanami Shoten.
1
2
judul yang menentukan alat kebahasaan mana yang dapat menjalankan fungsi judul. Dari hal ini dapat diasumsikan bahwa penggunaan alat kebahasaan dalam judul dapat mencerminkan pola pikir dari pengguna. Melalui penelitian ini penulis ingin memahami penggunaan bahasa Jepang dalam judul artikel dan mengetahui apa yang dianggap menarik oleh orang Jepang. Penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan pola pikir orang Jepang dan penggunaan bahasa yang merefleksikan pola pikir tersebut. Data dalam penelitian ini diambil dari situs MATCHA (http://mcha.jp). MATCHA adalah majalah online yang ditujukan untuk wisatawan asing yang akan atau sedang berkunjung ke Jepang. Artikel-artikel pada situs MATCHA mengandung berbagai tema yaitu meliputi kuliner, tempat wisata, budaya pop, tips berwisata ke Jepang, dan lainnya. MATCHA diterbitkan dalam berbagai bahasa yaitu bahasa Jepang, bahasa Inggris, bahasa Korea, bahasa Cina, bahasa Cina aksara tradisional, bahasa Indonesia, bahasa Thailand, bahasa Vietnam, dan bahasa Jepang sederhana (catatan: tidak semua artikel dari situs utama berbahasa Jepang diterjemahkan ke dalam bahasa lain). Berdasarkan pengamatan penulis, judul artikel MATCHA menggunakan berbagai variasi bentuk ungkapan. Judul-judul di bawah ini menggunakan (1) bentuk ajakan, (2) bentuk pernyataan, dan (3) bentuk pertanyaan (garis bawah adalah tambahan dari penulis).
にほん
ちゃ
かん
しぜん
あま
日本のお 茶 はノンシュガー! 感 じてみよう「自然の 甘 み」 nihon no ocha wa nonshugaa! kanjite miyou “shizen no amami” (MATCHA, 13 Februari 2015 http://mcha.jp/36192 diakses pada 22 Maret 2015)
3
とうきょう
くうかん
にほん
つ
ひ
ごうか
東 京 でバリのようなリゾート 空 間 。日本に着いた日には豪華なカ あんしん
やど
やす
プセルホテル「 安 心 お 宿 」でひと 休 み toukyou de bari no you na rizooto kuukan. nihon ni tsuita hi ni wa gouka na kapuseru hoteru “anshin oyado” de hitoyasumi (MATCHA, 25 Februari 2015 http://mcha.jp/43223 diakses pada 22 Maret 2015) しょうがつ
にほん
しょうがつ りょうり
りょうり
【お 正 月 】日本 のお 正 月 料 理 「おせち 料 理 」ってどんなも の? [oshougatsu] nihon no oshougatsu ryouri “osechi ryouri” tte donna mono? (MATCHA, 1 Januari 2015 http://mcha.jp/38468 diakses pada 22 Maret 2015) Berdasarkan contoh-contoh tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat berbagai jenis ungkapan yang digunakan dalam judul artikel MATCHA untuk menarik perhatian pembaca. Variasi tersebut merupakan alasan pemilihan MATCHA sebagai sumber data. Selain itu, MATCHA memiliki keunikan sebagai majalah wisata berbahasa Jepang yang ditujukan untuk orang asing. Judul artikel MATCHA akan diteliti dengan kajian pragmatik, khususnya dari sudut pandang fungsi tutur. Dalam penelitian ini akan dibahas variasi fungsi tutur dalam judul artikel MATCHA. Selain itu, akan dideskripsikan alasan di balik kecenderungan penggunaan fungsi tutur tertentu.
1. 2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, masalah yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Apa saja fungsi tutur yang ada pada judul artikel MATCHA?
4
2. Mengapa judul artikel MATCHA lebih banyak menggunakan fungsi tutur tertentu?
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan variasi fungsi tutur yang pada judul artikel MATCHA dan menjelaskan alasan penggunaan fungsi tutur tertentu dalam judul artikel MATCHA.
1.4. Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dibatasi pada judul artikel dari situs MATCHA (http://mcha.jp). Yang dijadikan sumber data adalah situs MATCHA edisi bahasa Jepang. Situs ini dijadikan sumber data karena memiliki keunikan sebagai majalah online mengenai wisata yang berbahasa Jepang dan ditujukan untuk orang asing. Selain itu, penulis merupakan salah satu staf dalam majalah ini sehingga memiliki kedekatan emosional dan akses terhadap data. Penulis membatasi objek penelitian pada judul artikel bertema kuliner. Di antara 955 artikel yang diterbitkan dalam periode 1 Februari 2014 hingga 13 September 2015, jumlah artikel bertema kuliner mencapai 121 judul (pendataan tertanggal 18 September 2015). Berdasarkan pengamatan awal, judul dari artikelartikel bertema kuliner memiliki variasi kebahasaan yang cukup banyak sehingga dianggap cocok untuk menjadi data penelitian. Judul artikel bertema kuliner yang digunakan sebagai data dibatasi menjadi 80 judul artikel yang diterbitkan pada periode satu tahun yaitu Februari 2014
5
hingga Januari 2015. Jangka waktu tersebut dipilih dengan mempertimbangkan empat musim yang ada di Jepang. Dalam satu tahun, Jepang mengalami empat musim berbeda. Tiap musim memiliki kuliner khas masing-masing. Karakteristik artikel MATCHA pun berbeda-beda sesuai dengan khas tiap musim. Oleh karena itu, jangka waktu satu tahun dipilih untuk mendapatkan data yang mewakili berbagai variasi judul artikel.
1.5. Tinjauan Pustaka Sepanjang pengetahuan penulis, belum ada penelitian yang mengkaji judul artikel berbahasa Jepang di media internet dengan menggunakan kajian pragmatik. Penelitian yang membahas judul pada surat kabar berbahasa Jepang adalah penelitian oleh Takako Noguchi (2002). Noguchi menyatakan bahwa judul artikel pada koran berbahasa Jepang sulit dipahami bagi pembelajar bahasa Jepang karena banyak menggunakan pelesapan. Oleh karena itu, Noguchi menganalisis aturan-aturan pelesapan dan menyusun cara untuk merekonstruksi serta memahami judul artikel surat kabar berbahasa Jepang. Chieko Yuasa (2014) mengamati bahwa judul berbahasa Jepang pada Yahoo Topics berbeda dengan judul pada koran. Yahoo Topics adalah media internet yang menghubungkan pembaca dengan artikel pada situs-situs berita. Judul-judul pada Yahoo Topics relatif singkat, terdiri dari 13–15 karakter, berbeda dengan judul artikel pada situs yang dirujuk (25 karakter). Yuasa menganalisis bentukbentuk judul pada Yahoo Topics serta hubungan antara isi judul dengan tubuh artikel.
6
Berbeda dengan judul Yahoo Topics, judul artikel MATCHA relatif panjang. Seratus enam judul artikel MATCHA yang diterbitkan pada periode Oktober 2014 – Maret 2015 memiliki 16–54 karakter. Jumlah karakter merupakan salah satu faktor penentu dalam penulisan judul dan berpengaruh pada ciri-ciri judul. Selain itu, judul dalam Yahoo Topics terdiri dari satu kalimat, sedangkan judul artikel MATCHA ada yang terdiri dari dua kalimat. Contohnya adalah judul di bawah ini.
たの
ポケモンがいっぱいで 楽 しさもいっぱい! ポケモンセンターメガト いけぶくろ
とうじょう
ウキョーが 池 袋 に 登 場 ! pokemon ga ippai de tanoshisa mo ippai! pokemon sentaa megatoukyoo ga ikebukuro ni toujou! (MATCHA 14 Februari 2015 http://mcha.jp/41380 diakses pada 24 Maret 2015)
Data yang digunakan dalam penelitian ini memiliki ciri berbeda dengan data pada penelitian-penelitian yang sudah disebutkan. Selain itu, penelitian ini tidak hanya membahas struktur judul, tetapi juga dari sisi pragmatik. Penulis belum menemukan penelitian dengan data dan sudut pandang yang sama.
1.6. Landasan Teori Penelitian ini menggunakan kajian pragmatik. Ada empat hal menjadi fokus pragmatik. Yang pertama adalah makna yang diungkapkan oleh pembicara (atau penulis) dan diinterpretasikan oleh pendengar (atau pembaca). Yang kedua adalah interpretasi mengenai maksud seseorang dalam konteks tertentu dan bagaimana konteks tersebut mempengaruhi isi tuturan. Yang ketiga adalah bagaimana
7
maksud penutur disampaikan secara tersirat. Yang terakhir adalah ekspresi jarak relatif antara penutur dan penerima tuturan (Yule, 1996:3). Dalam kajiannya, studi pragmatik memiliki aspek-aspek yang harus dipertimbangkan, yaitu penutur dan lawan tutur, konteks tuturan, tujuan tuturan, tuturan sebagai bentuk tindakan atau aktivitas, dan tuturan sebagai produk tindak verbal (Wijana dan Rohmadi, 2009:15-17). Uchida (2013) mengatakan bahwa bahasa memiliki berbagai tujuan dan tiap tuturan umumnya memiliki makna. Bagaimana pendengar menangkap makna tersebut adalah hal yang menentukan sukses tidaknya komunikasi. Linguistik memiliki tujuan akhir untuk mendeskrispsikan bahasa (gengo kijutsu) secara komprehensif dari sisi pembicara maupun pendengar. Untuk itu, pertama-tama dibutuhkan penjelasan dari sisi masing-masing. Bila dilihat dari sisi ini, pragmatik adalah cabang ilmu yang berada pada sisi pendengar. Sebagai ekspresi bahasa, kata-kata memiliki ‘makna’ dan ‘maksud’. Keduanya adalah hal yang berbeda. Untuk mencari tahu tentang keduanya diperlukan deskripsi dari sisi pendengar. Pragmatik banyak digunakan dalam mengkaji tuturan lisan, tetapi tidak tertutup kemungkinannya untuk diterapkan dalam mengkaji data tertulis. Wijana dan Rohmadi (2009:129-130) mengatakan bahwa lebih sulit untuk menafsirkan implikatur dari data tertulis dibandingkan dengan data lisan. Hal ini tidak berarti bahwa data tertulis tidak memungkinkan dikaji secara pragmatik. Hasil kajian dapat dipertanggungjawabkan selama rekonstruksi bentuk lisannya dapat dipertanggungjawabkan pula.
8
Untuk mengkaji judul artikel secara pragmatik, penulis memandangnya sebagai wacana. Dalam pengertian linguistik, wacana adalah unit bahasa yang lebih besar dari kalimat (Eriyanto, 2008). Sobur (2012:11) mendefinisikan wacana sebagai rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan suatu hal (subjek) yang disajikan secara teratur, sistematis, dalam satu kesatuan yang koheren, dibentuk oleh unsur segmental maupun nonsegmental bahasa. Teori yang digunakan adalah teori fungsi tutur oleh Yamaoka (2008). Teori ini berfokus pada komunikasi interpersonal yang keberadaan lawan tuturnya sama pentingnya dengan penutur. Teori ini dipilih dengan mempertimbangkan salah satu fungsi judul yaitu untuk menarik pembaca. Dengan demikian, keberadaan pembaca sebagai lawan tutur patut dianggap sama dengan penulis judul atau penutur. Yamaoka (2008:2)
mengatakan bahwa
komunikasi interpersonal
dilaksanakan dengan bahasa lisan maupun tertulis, tetapi tuturan yang bersifat meminta sesuatu lebih banyak digunakan dalam bahasa lisan sehinggga lebih menguntungkan jika fokus pada bahasa lisan dalam penyusunan teori fungsi tutur. Dengan kata lain, fokus adalah kepada komunikasi dua arah. Meskipun begitu, tidak tertutup kemungkinan bagi teori fungsi tutur Yamaoka untuk digunakan dalam analisis bahasa dalam media massa yang bersifat satu arah. Contohnya adalah analisis ungkapan dalam iklan oleh Ro (2013). Teori fungsi tutur Yamaoka diaplikasikan dengan menyeleksi konsepkonsep yang sesuai untuk media tertulis.
9
Penulis memilih konsep-konsep dari teori fungsi tutur Yamaoka yang dapat diterapkan dalam penelitian ini. Hal ini akan dibahas secara jelas dalam bab kedua. Penelitian ini menggunakan data tertulis berupa judul artikel berbahasa Jepang dalam media internet. Mengingat bahwa judul berbahasa Jepang banyak menggunakan pelesapan, penulis menggunakan aturan pelesapan pada judul yang ditulis oleh Noguchi (2002) untuk membantu analisis.
1.7. Metode Penelitian Penelitian ini dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu tahap pengumpulan data, tahap analisis data, dan tahap pemaparan hasil analisis data (Sudaryanto, 1986:57).
1. Pengumpulan data Tahap pengumpulan data dilaksanakan dengan menggunakan metode simak. Metode simak adalah metode pengumpulan data dengan cara menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto, 1988:2). Metode simak diwujudkan dengan menggunakan teknik dasar dan teknik lanjutan. Teknik dasar yang digunakan adalah teknik sadap, yaitu teknik menyadap penggunaan bahasa seseorang atau beberapa orang (Sudaryanto, 1988:2-3). Teknik lanjutannya adalah teknik simak bebas libat cakap (SBLC). Peneliti yang menggunakan teknik simak bebas libat cakap bertindak sebagai pemerhati dan tidak berpartisipasi ketika menyimak (Sudaryanto, 1988: 3). Teknik ini digunakan karena objek penelitian berupa judul artikel dan tidak memungkinkan penulis untuk terlibat dalam penggunaan bahasa.
10
2. Analisis data Analisis data akan menggunakan aturan pelesapan judul artikel surat kabar oleh Noguchi, teori analisis wacana, dan teori fungsi tutur Yamaoka. 3. Pemaparan hasil analisis data Penyajian hasil analisis terkait dengan cara penyajian kaidah. Cara penyajian kaidah dikenal sebagai metode penyajian kaidah yang terdiri dari dua macam yaitu yang bersifat informal dan formal. Penelitian ini menggunakan metode penyajian informal yaitu perumusan dengan kata-kata biasa (Sudaryanto, 1993:144-145).
1.8. Sistematika Penulisan Hasil penelitian ini disajikan dalam lima bab. Bab pertama berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, ruang lingkup masalah, tinjauan pustaka, kerangka berpikir, metode penelitian, dan sistematika penyajian. Bab kedua menjelaskan tentang analisis wacana, fungsi tutur, dan aturan pelesapan dalam judul berbahasa Jepang. Bab ketiga mendeskripsikan variasi tindak tutur dalam judul MATCHA. Bab keempat mendeskripsikan alasan penggunaan fungsi tutur dalam judul artikel MATCHA. Bab terakhir berisi kesimpulan dari proses penelitian yang telah dilakukan.