BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Industri pasar modal mengalami perkembangan dari waktu ke waktu. Hal ini
dapat terlihat dari peningkatan jumlah perusahaan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI),
peningkatan
dinamika
dan
kompleksitas
tindakan
korporasi,
serta
bertambahnya jenis pelaporan dan keterbukaan informasi yang diterima (BEI, 2010). Perkembangan tersebut menyebabkan peningkatan kompleksitas para pengguna informasi keuangan dalam melakukan analisis mengenai perusahaan. Para pengguna informasi, baik individual maupun institusional, membutuhkan informasi yang dapat diproses secara cepat dan efisien. Perusahaan tercatat di BEI memberikan informasi keuangan kepada para pemangku kepentingan dalam berbagai format laporan keuangan yang dapat diakses melalui web perusahaan terkait maupun web IDX. Informasi laporan keuangan yang diakses melalui web tidak berbeda dengan informasi laporan keuangan yang disajikan secara fisik. Akan tetapi, penyajian informasi laporan keuangan baik melalui web maupun fisik tidak dapat diolah secara langsung oleh pengguna informasi untuk dianalisis. Berdasarkan data riset forester tahun 2002, perusahaan membayar karyawan sebesar $ 404 miliar untuk mencari dan
1
mengetik ulang informasi, yang merupakan 11% dari seluruh gaji yang dibayarkan di Amerika Serikat (Farewell dan Pinsker, 2005). Hal tersebut menunjukkan adanya ketidakefisiensian dalam hal waktu dan biaya pada penyajian laporan keuangan dengan cara lama. Permasalahan pada proses analisis dari penyajian informasi laporan keuangan memungkinkan adanya kesalahan saat input data sehingga mengurangi kualitas informasi laporan keuangan. Berkurangnya kualitas informasi laporan keuangan dikhawatirkan dapat mengurangi kualitas para pengguna informasi laporan keuangan dalam mengambil berbagai keputusan yang terkait dengan perusahaan. Pengguna informasi keuangan dapat memproses informasi laporan keuangan secara cepat dan efisien apabila informasi disajikan dalam format bahasa yang sama dan adanya sarana inteligensi bisnis. 1 Solusi terintegrasi untuk standardisasi pelaporan keuangan sangat diperlukan untuk mempermudah regulator maupun investor dalam mengakses maupun mengolah data. Kemudahan untuk akses dan olah data nantinya akan memberikan efek pada pengambilan keputusan seperti investasi. Pada tahun 2009, Securities and Exchange Commision (SEC) mengeluarkan aturan penggunaan interaktif data untuk meningkatkan kualitas pelaporan keuangan. Perusahaan-perusahaan di Amerika Serikat, baik yang menyusun laporan keuangan 1
Inteligensi Bisnis adalah proses pengambilan data dalam jumlah banyak, menganalisis data tersebut, dan menyajikan satu set laporan yang merupakan inti dari data ke dasar tindakan bisnis, sehingga memungkinkan manajemen untuk membuat keputusan fundamental bisnis sehari-hari (Stackowiak et al., 2007).
2
menggunakan US GAAP maupun emiten yang menyusun laporan keuangan dengan IFRS, harus memberikan laporan keuangan dalam bentuk eXtensible Business Reporting Language (XBRL) terhadap SEC. Indonesia mulai mengembangkan persiapan implementasi XBRL sejak 2012. Sebagai langkah awal penerapan XBRL, Indonesia telah membuat taksonomi XBRL 2 yang diterbitkan pada 30 April 2014. Taksonomi tersebut disusun dengan mengacu pada Standar Akuntansi Keuangan (SAK), Standar Akuntansi Keuangan IFRS (International Financial Reporting Standard), dan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Implementasi XBRL di Indonesia akan diterapkan pada tahun ini, 2015. Beberapa negara di dunia telah menerapkan XBRL baik secara wajib maupun suka rela. Salah satu negara yang telah menerapkan XBRL secara wajib adalah Korea. Pada Oktober 2007, Korea mewajibkan seluruh perusahaan publik untuk melaporkan laporan keuangannya dalam bentuk XBRL. Sistem pelaporan dengan XBRL
di
Korea
memberikan
penyajian
dalam
bahasa
inggris
sehingga
memungkinkan para pengguna informasi laporan keuangan menjadi lebih mudah dalam proses analisis laporan keuangan perusahaan. XBRL merupakan sebuah tekhologi baru yang memfasilitasi pencarian langsung serta penyajian secara simultan dari laporan keuangan terkait dan informasi catatan kaki (Hodge dan Maines, 2004). XBRL memberikan tag identifikasi untuk 2
Taksonomi XBRL adalah skema kategorisasi yang mendefinisikan tag-tag khusus untuk setiap elemen data keuangan yang digunakan sebagai entry point XBRL.
3
informasi bisnis guna memperjelas pengidentifikasian dan pembandingan informasi dengan perusahaan lain. American Institute of CPAs (AICPA) menempatkan XBRL sebagai salah satu dari sepuluh teknologi teratas bagi para profesional akuntan dan audit (Peng dan Chang, 2010). XBRL dipercaya mampu meningkatkan akurasi, reliabilitas, dan efisiensi komunikasi elektronik data bisnis keuangan. Beberapa penelitian telah membuktikan manfaat dari penerapan XBRL. Hao et al (2014) membuktikan bahwa penerapan voluntary XBRL di Amerika Serikat mempengaruhi biaya modal ekuitas secara negatif.
Yoon et al (2011) telah
membuktikan dampak adopsi XBRL secara wajib terhadap asimetri informasi di Korea. Hasil dari penelitian tersebut menunjukkan hubungan negatif antara adopsi XBRL dan asimetri informasi.
Alles dan Piechocki (2012) menemukan bahwa
XBRL memiliki potensi memperbaiki tata kelola. Penerapan XBRL memberikan solusi dari permasalahan-permasalahan dalam sistem pelaporan keuangan lama seperti validasi data secara manual, serta konversi dan mengekstrak data berjumlah besar. XBRL memungkinkan pengguna informasi keuangan melakukan analisa data dengan lebih mudah. Melalui kemampuan interoperabilitas data, XBRL memudahkan penggunanya dalam melakukan pembandingan dan analisis pelaporan informasi beberapa perusahaan bisnis. Penyelesaian permasalahan-permasalahan tersebut sangatlah penting agar informasi akuntansi yang sampai ke para pengguna laporan keuangan dapat lebih
4
relevan. Informasi akuntansi merupakan kandungan informasi yang dapat diperoleh dari laporan keuangan perusahaan agar tersedia data yang dapat digunakan untuk analisis pengambilan keputusan investasi oleh investor. Hubungan antara informasi akuntansi dengan partisipan pasar dikenal dengan konsep relevansi nilai informasi akuntansi. Konsep ini menitikberatkan pada seberapa relevan informasi akuntansi yang terkandung dalam laporan keuangan dalam memberikan nilai manfaat kepada para penggunanya untuk pengambilan keputusan. Dalam penelitian Cao (2005) dikatakan bahwa informasi akuntansi secara statistik memiliki hubungan dengan nilai pasar saham sehingga diprediksi memiliki nilai relevansi. Berdasarkan isu-isu terkait penerapan XBRL dan rencana penerapan XBRL di Indonesia, peneliti ingin meneliti relevansi dari informasi keuangan yang dihasilkan XBRL terhadap harga pasar sesudah penerapan XBRL. Relevansi tersebut nantinya dibandingkan dengan periode sebelum penerapan XBRL. Peneliti mengambil relevansi nilai sebagai objek penelitian agar memberikan kontribusi yang berbeda dari penelitian-penelitian terdahulu. Dengan demikian, penelitian ini diharapkan dapat memberikan bukti empiris terkait pengaruh penerapan XBRL terhadap relevansi nilai di Korea 3 dan sebagai bahan masukan dan pertimbangan terkait
3
Korea merupakan satu-satunya negara di ASIA yang sudah menerapkan XBRL secara wajib sejak Oktober 2007.
5
pengambilan keputusan dan kebijakan dalam proses implementasi XBRL di Indonesia. 1.2.
Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, penulis dapat
merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Pelaporan laporan keuangan yang lama masih memberikan permasalahan kepada para pengguna informasi keuangan dalam melakukan akses, integrasi, dan analisis informasi secara tepat waktu, lengkap, dan akurat karena tersedia dalam berbagai format data yang berbeda dan tidak dapat langsung diolah. Data tersebut harus diproses terlebih dahulu agar bisa di analisis serta dibandingkan dengan entitas bisnis lainnya. 2. Investor membutuhkan informasi akuntansi yang dapat dianalisis dengan cepat, tepat dan akurat agar keputusan investasi bisa segera dilakukan dan tidak memakan terlalu banyak waktu dan biaya. 3. Penerapan XBRL dinilai dapat mengatasi kekurangan pelaporan laporan keuangan yang lama dengan adanya kemampuan meningkatkan kualitas data. Peningkatan informasi akuntansi dinilai penting agar keputusan investasi yang dilakukan investor semakin relevan.
6
1.3.
Pertanyaan Penelitian Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka pertanyaan yang diajukan
dalam penelitian ini yaitu apakah penerapan XBRL mempengaruhi relevansi nilai informasi akuntansi di Korea? 1.4.
Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu menganalisis pengaruh
penerapan XBRL terhadap relevansi nilai informasi akuntansi di Korea. 1.5.
Motivasi Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian yang telah disampaikan di atas, maka motivasi
penulis untuk melakukan penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian mengenai relevansi nilai dari data akuntansi dinilai penting karena perusahaan publik menggunakan data tersebut untuk berkomunikasi dengan investor dan publik. Sharma et al., (2012) menemukan bahwa laporan keuangan perusahaan telah kehilangan relevansi nilai baik di negara maju maupun di negara berkembang. 2. Terdapat beberapa perbedaan dalam sistem pelaporan lama dan terintegrasi (XBRL). XBRL memberikan solusi dari permasalahan sistem pelaporan keuangan yang lama seperti meningkatkan efisiensi biaya, validasi otomatis, menyederhanakan pertukaran data, memastikan data sudah akurat, dan memudahkan interpretasi data.
7
3. Indonesia berencana menerapkan XBRL pada tahun ini (2015) 4. Relevansi nilai dari penerapan XBRL belum pernah diteliti secara empiris, sehingga perlu diteliti relevansi nilai dari penerapan XBRL 1.6.
Kontribusi Penelitian 1. Kontribusi Literatur Penelitian ini merupakan penelitian pertama terkait pengujian empiris relevansi nilai dan XBRL, sehingga diharapkan dapat menambah literatur mengenai XBRL dan relevansi nilai serta sebagai sarana menambah wawasan dan pengembangan ilmu pengetahuan terkait XBRL dan relevansi nilai. 2. Kontribusi Kebijakan Penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi regulator dalam pengambilan kebijakan dan keputusan terkait proses penerapan XBRL di Indonesia pada tahun 2015.
4
Berdasarkan informasi yang tersedia di web IDX, Indonesia akan menerapkan XBRL pada tahun 2015. Akan tetapi tidak ada penjelasan lebih detail terkait bulan efektif penerapan dan sifat penerapan (voluntary atau mandatory).
8
1.7.
Sistematika Penulisan
BAB I
Pendahuluan Bab ini berisi beberapa hal pokok yang berhubungan dengan penulisan ini yang terdiri dari latar belakang masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, dan sistematika penulisan.
Bab II
Tinjauan Pustaka Bab ini berisi landasan teoritik terhadap masalah yang terkait dengan penelitian, beserta beberapa penelitian terdahulu, hubungan variabel dalam model penelitian serta perumusan hipotesanya.
BAB III
Metoda Penelitian Bab ini membahas metoda-metoda yang digunakan dalam penelitian yang dilakukan dalam rangka penulisan ini yang meliputi: populasi dan sampel penelitian, sumber data dan teknik pengambilan sampel, definisi dan pengukuran variabel sampel, model pengujian hipotesis dan metoda analisis data.
BAB IV
Analisa Hasil Penelitian Bab ini membahas tentang deskripsi hasil penelitian berdasarkan datadata yang telah dikumpulkan dan pembahasan hasil penelitian yang telah diuraikan, dianalisis hasil pengujian dan hasil implikasi penelitian.
9
BAB V
Penutup Bab ini membahas tentang kesimpulan yang diperoleh dari hasil analisis pada bab sebelumnya, implikasi penelitian, keterbatasan penelitian dan saran bagi penelitian sejenis berikutnya.
10