V-20
BAB I PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang Masalah Usaha Kecil dan Menengah (UKM) memiliki peran yang strategis dalam
pembangunan ekonomi nasional sejak krisis tahun 1997 sampai dengan sekarang. Bersamaan dengan perkembangan UKM yang pesat, UKM yang mengalami gulung tikar juga meningkat disebabkan masalah manajemen keuangan yang kurang baik. Untuk mempertahankan kelangsungan hidupnya UKM harus dapat mencapai tujuannya memperoleh laba maksimal. Efisiensi biaya merupakan salah satu cara UKM untuk mempertahankan keberadaannya di dunia bisnis menghadapi persaingan global yang semakin tajam. UKM Sulam Bayangan Melati Indah beralokasi di Jalan Raya PadangPainan Kenagarian Barung-Barung Belantai Kecamatan Koto XI Tarusan. UKM Melati Indah merupakan usaha yang bergerak di bidang kerajinan yang turut melestarikan budaya asli Indonesia khususnya seni kerajinan. UKM Melati indah memproduksi berbagai macam model pakaian wanita/pria, mukenah, jilbab, taplak meja dan sprei. Persaingan usaha kerajinan sulam bayangan saat ini cukup ketat di Kecamatan Koto XI Tarusan terdapat 15 UKM sulam banyangan. UKM tersebut memproduksi produk yang sama dengan harga jual cukup bervariasi. Tiap UKM menetapkan harga yang berbeda berkisar 150.000 – 1.500.000 untuk masingmasing unit produk. Persaingan harga jual yang cukup bersaing menuntut pelaku
V-21
usaha untuk lebih teliti dalam menetapkan biaya-biaya yang harus dikeluarkan untuk proses produksi. Agar mampu bertahan dalam persaingan tersebut UKM Melati Indah mengandalkan biaya produksi yang minim agar harga jual produk mampu bersaing dengan usaha yang sejenis. Mencapai tujuan tersebut beberapa cara yang dapat digunakan oleh pemilik usaha untuk mencapai keunggulan dalam persaingan yaitu dengan berfokus pada peningkatan proses dan aktivitas mereka, perhatian terhadap kualitas, dan efisiensi biaya. Biaya merupakan akibat dari adanya aktivitas yang dilakukan untuk menghasilkan produk. Efisiensi biaya tercapai jika biaya yang dikeluarkan dalam aktivitas menghasilkan produk merupakan biaya yang benar-benar dibutuhkan untuk menghasilkan produk tersebut sehingga yang perlu ditangani dan dikelola oleh manajemen bukanlah biaya yang terjadi, melainkan aktivitas-aktivitas yang terjadi dalam kegiatan operasional usaha agar tidak terjadi pemborosan biaya. Pengidentifikasian aktivitas dapat dibagi menjadi dua yaitu aktivitas yang bernilai tambah (value added activity) dan aktivitas yang tidak bernilai tambah (non value added activity). Aktivitas yang tidak bernilai tambah adalah aktivitas penambah nilai yang diperlukan namun tidak efisien dan masih dapat disempurnakan. Biaya yang timbul dari aktivitas ini disebut biaya tak bernilai tambah (non value added cost) dan diharapkan biaya ini dapat diminimalkan melalui pengelolaan aktivitas yang dilakukan. Metode untuk mengelola aktivitas tersebut
dinamakan
manajemen
berdasarkan
aktivitas
(activity-based
management). Metode ini merupakan suatu metode yang mengelola aktivitas
V-22
untuk meningkatkan nilai (value) yang diterima oleh pelanggan dan untuk meningkatkan laba melalui peningkatan nilai (value) tersebut. Hasil observasi dan pengamatan dilapangan, diperoleh terdapat 2 aktivitas yang tidak bernilai tambah yaitu aktivitas pemeriksaan I dan pemeriksaan II dimana aktivitas ini tidak menyebabkan perubahan, karena perubahan keadaan tersebut dapat dicapai melalui aktivitas sebelumnya atau aktivitas sesudahnya. Aktivitas tersebut juga memungkinkan aktivitas lain tetap dapat dilaksanakan. Menurut Hansen dan Mowen (2006), Aktivitas pemeriksaan adalah aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah bagi perusahaan, karena aktivitas tersebut tidak memberikan nilai bagi produk tetapi menjadi pengeluaran bagi perusahaan. Aktivitas pemeriksaan produk memerlukan pengeluaran biaya berupa upah tenaga kerja dan waktu produksi juga bertambah. Pemaparan diatas menjadi titik tolak mengapa perlu melakukan analisis terhadap aktivitas dilakukan oleh pemilik usaha. Activity Based Management menekankan pada pengendalian aktivitas melalui analisis aktivitas. Analisis aktivitas dimaksudkan untuk mengetahui aktivitas-aktivitas apa saja yang memberikan kontribusi bagi perusahaan dan aktivitas apa yang tidak memberikan kontribusi bagi perusahaan. Penelitian Dyah Mahastuti Retno Widarti (2013) pada PT. XYZ yang memproduksi sendok dan garpu terdapat aktivitas yang tidak memberikan nilai tambah sehingga biaya produksi produk lebih tinggi dibandingkan dengan pesaing. Aktivitas tidak bernilai tambah tersebut adalah aktivitas pemindahan bahan, penerapan ABM dapat mengeliminasi aktivitas pemindahan bahan dan memperpendek jarak antar
V-23
mesin yaitu dari kondisi aktual sebesar 251,91 m menjadi 155,87 m. Dengan menerapkan hasil rancangan akan tercapai effisiensi pengurangan biaya produksi sebesar 0,23%. 1 Penerapan ABM juga dapat diterapkan pada perusahaan bergerak dibidang jasa. Hasil penelitian Marcellia Helmi Sitorus, dkk (2014) menunjukan penerapan ABM mampu mengefisienkan biaya pada divisi room yang berasal dari biaya non value added sebesar Rp. 501.127.741 dari total biaya divisi room sebelumnya Rp.413.595.352
menjadi
Rp.301.493.689 2.
Dengan
demikian
diharapkan
penggunakan Activity Based Management dapat memberikan solusi untuk perbaikan sistem produksi pada UKM Sulam Bayangan Melati Indah.
1.2.
Perumusan Masalah Sesuai dengan latar belakang yang diuraikan diatas maka permasalahan
yang terdapat pada UKM adalah adanya pemborosan aktivitas dan pengalokasian biaya produksi yang tidak tepat dalam memproduksi sulam bayangan baik untuk ukuran S (motif kecil), M (motif sedang) dan L (motif besar). Pembebanan biaya produksi yang tidak tepat mengakibatkan biaya produksi lebih mahal. Akibatnya harga jual produk masih kalah bersaing dengan UKM sejenis.
1
Diah Mahastuti Retno Widarti. 2014. Peningkatan Efisiensi Biaya Produksi dengan Metode Activity Based Management Di PT.XYZ. Medan : Teknik Industri USU
2
Marcella Helmi Sitorus. 2014. Penerapan Activity Based Management (ABM) untuk Meningkatkan Efisiensi pada Hotel Sahid Kawanua Manado. Manado:Univ. Sam Ratulangi.
V-24
1.3.
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1.
Tujuan Penelitian Tujuan umum penelitian ini adalah membantu pemilik usaha menerapkan
konsep Activity Based Management (ABM) dan melakukan analisis terhadap aktivitas tidak bernilai tambah (non value added activity) untuk mengendalikan biaya produksi sulam bayangan pada UKM Sulam Bayangan Melati Indah. Tujuan khusus penelitian ini adalah : 1.
Mendapatkan aktivitas yang tidak bernilai tambah pada bagian produksi dengan melakukan analisis terhadap aktivitas tersebut
2.
Mendapatkan pengurangan biaya produksi dan waktu produksi dengan menerapkan activity based management.
3.
Membandingkan hasil perhitungan biaya produksi antara metode tradisional (UKM Sulam Bayangan Melati Indah) dengan Activity Based Management (Usulan).
1.3.2.
Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah mengetahui efisiensi biaya produksi yang
dapat dicapai dengan menggunakan metode Activity Based Management (ABM) sebagai masukan atau
rekomendasi bagi
pengusaha dalam melakukan
pengumpulan dan penghitungan biaya produksi.
1.4.
Batasan Masalah dan Asusmsi Agar penyelesaian masalah tidak menyimpang dari tujuan dan
menghindari meluasnya pembahasan maka penulis membuat batasan dan asusmsi.
V-25
Batasan masalah yang digunakan yaitu: 1.
Penelitian dilakukan pada UKM Sulam Bayangan Melati Indah di Nagari Barung – Barung Belantai Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten pesisir Selatan Sumatera Barat.
2.
Jenis produk yang diteliti adalah pakaian (wanita) dengan motif kecil (S), sedang (M) dan besar (L).
3.
Biaya overhead pabrik yang dimaksud adalah biaya yang berkaitan langsung dengan proses produksi.
4.
Biaya penyusutan mesin dan bangunan tidak diperhitungkan.
5.
Penelitian hanya dilakukan pada Aktivitas pada Bagian Produksi. Asusmsi yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1.
Tidak ada perubahan cara dalam proses produksi sulam bayangan
2.
Semua fasilitas produksi yang digunakan berada dalam kondisi normal dan bekerja dengan baik
3.
Tidak terjadi kenaikan harga biaya produksi langsung dan biaya overhead pabrik selama penelitian dilakukan
4.
Semua pekerja yang berhubungan dengan bagian produksi, berada dalam kondisi normal dan bekerja dengan baik
5.
Data dan informasi yang diperoleh dari perusahaan dianggap benar
1.5.
Sistematika Penulisan Tugas sarjana Sistematika penulisan laporan Tugas sarjana dapat diuraikan sebagai
berikut :
V-26
Bab I Pendahuluan, menguraikan tentang latar belakang masalah, tujuan dan mamfaat penelitian, batasan dan asumsi penelitian serta sistematikan penulisan tugas sarjana. Bab II Gambaran Umum Perusahaan, berisikan sejarah dan gambaran umum UKM Melati Indah. Bab II juga berisi beberapa hal yang mendukung informasi mengenai UKM Melati Indah. Bab III Landasan Teori, menguraikan teori – teori yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang dikaji dengan tugas sarjana, rumus, metode dan pendekatan yang digunakan sebagai dasar pemecahan masalah. Sumber teori atau literatur yang digunakan diambil dari referensi buku dan jurnal penelitian yang berhubungan dengan topik penelitian yang dapat dilihat pada Daftar Pustaka Bab IV Metodologi Penelitian, menguraikan tahap-tahap yang dilakukan dalam penelitian yaitu persiapan penelitian meliputi penentuan lokasi penelitian, objek penelitian, jenis penelitian, kerangka konseptual, variabel peneltian, dan instrumen
pengumpulan
data
serta
langkah-langkah
penelitian
meliputi
pengumpulan data, pengolahan data, analisis pemecahan masalah sampai kesimpulan dan saran. Bab V Pengumpulan Dan Pengolahan Data, berisi data primer dan sekunder yang diperoleh dari penelitian serta pengolahan data yang membantu dalam pemecahan masalah. Bab VI Analisis Pemecahan Masalah, menguraikan hasil dan alternatif dari pengolahan data activity based management, dan analisis aktivitas untuk mendapatkan perbaikan usulan terhadap masalah
V-27
Bab VII Kesimpulan Dan Saran, memberikan hasil yang ditunjukkan oleh penelitian seperti usulan perbaikan yang diperoleh dari pemecahan masalah serta saran-saran yang berkaitan dengan penelitian.