17
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Berdasarkan hasil KTT bumi di Rio de Janeiro (1992) dan Johannesburg (2002) telah disepakati luas Ruang Terbuka Hijau (RTH) kota yang sehat, minimal 30% dari total luas kota secara keseluruhan. Hal ini telah diadopsi dalam UndangUndang Nomor 26 Tahun 2007 Pasal 29 ayat 1 – 3 tentang Penataan Ruang dimana ditetapkan bahwa luas RTH perkotaan minimal sebesar 30% dari luas kota keseluruhan (Ruang Terbuka Hijau Harus Diprioritaskan/Bataviase.co.id. 19 Januari 2011). Besaran 30% tersebut terdiri dari 20% untuk RTH Publik dan 10% untuk RTH Privat. Pembagiannya terdiri dari jalur hijau jalan 6%, RTH Taman 12,5% dan RTH fungsi tertentu 1,5%. Taman Pemakaman Umum adalah bagian dari RTH tertentu. Kondisi yang ada RTH Publik yang dimiliki sebagai asset Pemerintah Kota Medan misalnya saja untuk RTH Taman adala 0,08% (Dinas Pertamanan Kota Medan, tahun 2010). Hal ini jauh dari luasan yang ditetapkan. Taman Pemakaman Umum sebagai salah satu unsur Ruang Terbuka Hijau sama kedudukannya seperti fasilitas umum dan sosial lainnya seperti fasilitas kesehatan dan pendidikan yang dikelola Pemerintah Daerah lainnya (SD-Universitas Negeri, Puskesmas-RS Umum dll), dimana
swasta atau masyarakat boleh ikut berperan dalam penyediaan tetapi
pemenuhan kebutuhan berdasarkan Standar Pelayanan Minimal tetap menjadi tanggung jawab Pemerinatah Daerah. 1 Universitas Sumatera Utara
18
Taman Pemakaman Umum keberadaannya memiliki fungsi ganda. Pertama, selain memiliki fungsi sosial (fasilitas sosial) yaitu tempat memakamkan jenazah yang kedua juga berfungsi sebagai Ruang Terbuka Hijau (fasilitas umum) untuk peresapan air, mengurangi polusi udara, suara, penyerap panas dan penyerap kebisingan serta pendukung ekosistim. Berdasarkan hal tersebut sudah seharusnya keberadaannya diprioritaskan oleh Pemerintah Daerah. Perkembangan Kota Medan Metropolitan yang sangat pesat dengan jumlah penduduk
2.121.053 jiwa pada akhir tahun 2009 (BPS Kota Medan, 2010)
berbanding lurus dengan angka kematian. Pertumbuhan penduduk yang sangat pesat tersebut telah diikuti dengan pertambahan fasilitas perumahan tetapi tidak diikuti dengan penambahan fasilitas pemakaman (Taman Pemakaman Umum). Pada tahun 2010 tercatat Kota Medan memiliki 9 (sembilan) lokasi Taman Pemakaman Umum yang dikelola oleh Pemerintah Kota Medan dimana 8 (delapan) pemakaman telah penuh hanya 1 makam yaitu TPU Kristen di Kecamatan Simalingkar B yang masih memiliki sisa lahan kosong. Disamping TPU terdapat 117 (seratus tujuh belas) lokasi Taman Pemakaman Bukan Umum (TPBU) yang dikelola oleh badan/yayasan (Data Musrenbang Dinas Pertamanan Kota Medan, tahun 2010). Perlu ditegaskan disini antara TPU dan TPBU dimana TPU adalah pemakaman yang dikelola oleh pemerintah dan TPBU adalah pemakaman yang dikelola oleh masyarakat atau yayasan (Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 26 tahun 1989
Universitas Sumatera Utara
19
tentang Pedoman pelaksanaan peraturan pemerintah nomor 9 tahun 1987 tentang penyediaan dan penggunaan tanah untuk keperluan tempat pemakaman). TPBU khususnya TPBU Muslim umumnya adalah hasil tanah wakaf yang sudah puluhan tahun dan banyak yang sudah penuh. Pada makam hasil tanah wakaf tersebut banyak ditemukan satu makam ditempati oleh lebih dari 1 jenazah yang biasanya adalah makam kerabatnya terdahulu yang sudah berumur lebih dari 15 tahun (sistem tumpang). Satu kavling dengan kavling berikutnya tidak memiliki jarak, tidak tertata dan pengunjung sangat sulit untuk berjiarah karena tidak adanya akses jalan menuju ke masing-masing makam. Kemudian ditemukan di beberapa lokasi bahwa karena adanya keterbatasan lahan dan mahalnya harga tanah masyarakat secara swadaya membeli tanah untuk pemakaman di luar wilayah administrasi Kota Medan. Kondisi ini sangat bertentangan dengan adanya kewajiban pemerintah untuk menyediakan Ruang Terbuka Hijau dan Taman Pemakaman Umum bagi penduduknya. Atas dasar latar belakang yang telah diuraikan di atas maka penulis mencoba menganalisis kebutuhan pemakaman dengan judul “Analisis Kebutuhan Taman Pemakaman Umum sebagai Pendukung Ruang Terbuka Hijau di Kota Medan. 1.2. Perumusan Masalah Perumusan masalah disusun atas dasar latar belakang yang ada. Adapun perumusan masalah dalam Analisis Kebutuhan Taman Pemakaman Umum sebagai Pendukung Ruang Terbuka Hijau di Kota Medan ini adalah:
Universitas Sumatera Utara
20
1.
Berapa luas TPU yang dibutuhkan saat ini maupun 20 tahun mendatang (tahun 2031) berdasarkan metode perhitungan menurut pedoman pemanfaatan RTH, menurut angka kematian dan angka harapan hidup?
2.
Bagaimana kelemahan dan kelebihan dari penggunaan 3 metode yaitu dengan menggunakan
metode
analisis
kebutuhan
TPU
berdasarkan
pedoman
pemerintah, dengan menggunakan metode angka kematian kasar dan metode angka harapan hidup?
Dan metode apa yang direkomendasikan dalam
menghitung kebutuhan luas TPU. 3.
Bagaimana sistem pembagian struktur perwilayahan untuk kebutuhan luasan TPU di Kota Medan sampai tahun 2031?
4.
Bagaimana contoh perhitungan luas TPU yang perlu ditambah sampai tahun 2031 apabila luasan pemakaman TPBU yang tersisa masih diperhitungkan?
1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari Analisis Kebutuhan Taman Pemakaman Umum sebagai Pendukung Ruang Terbuka Hijau di Kota Medan ini adalah: 1.
Menganalisis berapa luas TPU yang dibutuhkan saat ini maupun 20 tahun mendatang (tahun 2031) berdasarkan metode perhitungan menurut pedoman pemanfaatan RTH, menurut angka kematian dan angka harapan hidup.
2.
Menganalisis bagaimana kelemahan dan kelebihan dari 3 metode yang digunakan
yaitu
dengan
menggunakan
pedoman
pemerintah,
dengan
menggunakan angka kematian kasar dan angka harapan hidup serta
Universitas Sumatera Utara
21
merekomendasikan metode alternative terpilih dalam menghitung kebutuhan luas TPU. 3.
Menganalisis bagaimana sistem pembagian struktur perwilayahan untuk kebutuhan luasan TPU di Kota Medan sampai tahun 2031.
4.
Menganalisis bagaimana contoh perhitungan luas TPU yang perlu ditambah sampai tahun 2031 apabila luasan pemakaman TPBU yang tersisa masih diperhitungkan?
1.4 Manfaat Penelitian Penelitian
ini
diharapkan
dapat
bermanfaat
tidak
hanya
sebagai
pengembangan ilmu tetapi bermanfaat bagi Pemerintah khususnya Pemerintah Kota Medan untuk membangun Taman Pemakaman Umum yang sangat dibutuhkan masyarakat. Adapun manfaat secara spesifik adalah: 1. Menemukan metode yang tepat secara alamiah dalam menentukan standard dan pedoman penyusunan penentuan luasan Taman Pemakaman Umum bagi pemerintah khususnya Pemerintah Kota Medan dan umumnya Pemerintah Indonesia; 2. Memberikan pemahaman bahwa Taman Pemakaman Umum tidak hanya sekedar tempat pemakaman tetapi juga sebagai fungsi RTH yang sangat dibutuhkan bagi kelestarian dan keberlanjutan suatu wilayah dan pengembangan ekonomi wilayah sekitar dari pengunjung Taman Pemakaman Umum;
Universitas Sumatera Utara
22
3. Dengan disediakan Taman Pemakaman Umum 20 tahun kedepan Pemerintah daerah selain memenuhi kebutuhan yang berfungsi sosial bagi masyarakat juga telah berupaya memenuhi RTH perkotaan yang ditetapkan minimal sebesar 30% dari total luas keseluruhan. 4. Sebagai bahan acuan dan rekomendasi Pemerintah khususnya Pemerintah Kota Medan dalam penelitian selanjutnya terutama dalam hal penentuan lokasi dengan melakukan Studi Kelayakan Lahan Taman Pemakaman Umum, Pembebasan Lahan dan Pembangunan Fisik.
Universitas Sumatera Utara