DAFTAR PUSTAKA Adispemarto, S. 1992. Indonesian Country Study On Biological Diversity. Kantor Menteri Negara Kependudukan dan Lingkungan Hidup R.I. Jakarta. Afriastini, J.J. 1986. Daftar Nama Tanaman. Penebar Swadaya. Jakarta. Amir , H . H. 1990. Pengelolaan Kawasan yang Dilindungi di Daerah Tropika. . Terjemahan dari Managing Protected Areas in Tropics. Gajahmada University Press. Jogyakarta. Andenberg, M.R. New Yorlc.
1973. Clustering analysis for application.
Academic Press.
Annonimous. 1972. Hasil Deklarasi Stockholm. Serasi no. 22. Jakarta.
----------.
1990. Interparliamentary Conference On The Global Environment. Washington, DC.
----------.
1992. Hasil Deklarasi Rio. KTT Bumi. Serasi no. 22. Jakarta.
~ r i w a r ,J., S. J. Damanik, N. Hisyarn dan A. J. Whitten. 1984. Ekologi Ekosistem Sumatera. Gajah Mada University Press. Jogyakarta. Aunuddin. 1989. Analisis Data. Depdikbud. Pusat Antar Universitas llmu Hayat. Institut Pertanian Bogor. Bogor
BPPT. 1992. Environmental Impacts of Energy Strategies. Badan Pengembangan dan Penerapan Teknologi. Jakarta
Bappeda DKI. 1981. Penghijauan. Pemda DKI. Jakarta
-----------. -----------.
1989. Jakarta. Pemda DKI. Jakarta. 1992. Jakarta. Pemda DKI. Jakarta
Badri, M.A. 1986. Plants as Indicators of Heavy Metal Pollution in the Kuala Lumpur City. Malaysia. B a r k , J.P. and K. Button. 1990. Transport Policy and The Environment. Earthscan Publications Ltd. London. Bagir, M. 1991. Korelasi Antara Planologi dengan Pertanahan di dalam Memp a o l e h Kepastian Hukum. J . Kota. Tanah dan Planologi. Jakarta.
Benton, A. H and W. E. Werner, Yr. 1976. Field Biology and Ecology. T. Mc. Grow Hill. New York. Bianpoen. 1977. Masalah Lingkungan Jakarta. Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Jakarta.
---
.
1989. Beberapa A r k Perencanaan Kota. Makalah simposium Men-
cari Model Perkotaan In onesia. Universitas fndonesia. Depok Jakarta.
Billings. W.D. 1972. The environmental complex in Relation to Plant Growth and Distribution. Quart. Rev. Biol. London.
-------
1973. Plants, Man and The Ecosystem. The MacMillan Press Ltd. ~ondbn.
Booth, K.N. 1979. Basic Elements of Landscape Architectural Design. Departemen of Landscape Architecture, the Ohio State University. Ohio Boutet, T. S . 1987. Controlling Air Movement. McGraw-Hill Book Company. New York. Brown, E. A. 1970. Environmental Problems in an Urbanizing Society. Dalam Trees and Forest Urbanizing Environment 1971. University of Massachu-. Amherst. Budihardjo, E. 1992. Tata Ruang clan Pofa Perkembangan Kota Indonesia. J. Perencanaan Wiayah Kota. Edisi khusus. ITB. Bandung. Chin, H.F and I.C.Enoch. 1992. Malaysian Trees in Color. Art Printing Works SDN. BHD. Kuala Lumpur Malaysia.
Chin, W.Y and R. Corlett.
versity Press. Singapore.
1986. The City and The Forest. Singapore Uni-
CIapham, W. B. Yr. 1973. Natural Ecosystems. The Macmillan Company, New YorWCoUier Machmillan Limited. London. Cliff, E. P. 1970. Trees and Forest in the Human Environment. Dalam Trees and Forest Urbanizing Environ ment 1971. Univ. of Massachusetts. Amherst Cook, D.1 dan D.F.Van Haverbeke. 1971. Trees and Shrubs for Noise Abatement. Dalam Trees and Forests in Urbanizing Environment. Univ. of Massachusetts. Amherst Corner, E. 3. H. f 940. Wayside Trees of Malaya. Volume I, Government Printing Office, Singapore.
*%
Dahlan, A. 1992. KependuduLan, Lingkungan dan Pernbangmm Berkelanjutan. Arah Perkembangan dan Kebi&kuman. Serasi no. 22. Jakarta. Dahlan, E. N. 1989. Studi Kemampuan Tanaman Dalam Menyerap dan Menyerap Timbal Emisi dari Kendaraan Bermotor. Fakdtas Pascsajana IPB. Danoedjo, S . 1990. Standar RTH di Wiayah Perkotaan dalam Ran* Melengkapi Standar Nasional Indonesia. Dalam Pembinaan dan AktuaZisasi Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Petkotaan.
Dasman, R. F. 1973. Ecological Principles of Economic Development. W iley, New York. Daldjoeni, N. 1982. Penduduk Lingkungan dan Masa Depan. Penerbit Alumni. 3andung.
Dewi, S. T. R. 1988. Iklim Kota Jakarta. Skripsi FAMIPA PB. Tidak dipublikasikan. Bogor. Dianne, S. P. 1984. Urban Ecology. George Allen & UNWIN.London. Dibyosuwarno, S. 1986. Pemilihan Jenis Tanaman Untuk Penghijaua Kota. Rimba Ind. vol xx. Jakarta. Dillon, W.R dan M. Goldstein. 1984. Multivariate Analysis Methods and App fications. John WiUey & Sons, New York Dinas Kehutanan DKI (1991). Informasi Kehutanan. DKI Jakarta. Dinas Pertamanan DKI. 1976. Tanamlah Pohon Pelindung1 Pohon Hias clan Titnaman Hias di Pekarangan rumah Anda. DKI Jakarta.
--------
1978. Kebijaksaman Penghijauan Dm. Dir. IVI Pembangunan bekerja sama dengan Dinas Pertamanan DKI. DK1 Jakarta.
Dinas Pertamaoan DKI (1993). Data Saku Pertamanan. DKI Jakarta. Diijen Bangda. 1990. Ruang Terbuka Hijau Kota. Makalah seminar Pembinaan dan Aldualisasi Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan. Direktorat Jendral Bangda Depdagri DKI. Jakarta. Dirjen Cipta Karya. 1983. Pengelolaan Sumber-sumber Ahm, Lingkungan Hidup, Perurnahan Rakyat dan Pembangunan daerah Pedesaan. Ditjen Cipta K q a Dep. PU. Jakarta. Dirjen Patiwisata. Jakarta.
1989. Indonesia. Pariwisata Nusantara. Ditjen Pariwisata.
Djajdningrat, S. T. 1940. Kualitas Kmgkungan di Indonesia. lCantor Kependudukan dan LIngkungan Hidup. Jakatta. 1974. Cluster Analysis. Springer - Verlag Berlin,
Duran, B.S. dan P.L.OdeU. New Ymk. Douglass, R. W. York.
1970.
.
Forest Recreation. Pergamon Press. Oxford. New
Eam, G. H. 1986. Noise Level in A Penang Factory. Consumers Association of Penang. malaysia. Eckbo, G . 1956. The Art of Home Landscaping. Mc Graw-Hill Book Company New York.
Eckbo, G. . 1964. Urban Landscape Design. McGraw-Hill Book Company. New York.
-
Eriyatno. 1989. Analisa Sistem Industri Pangan. Pusat Antar Universitas dan Gizi. Institut Pertanian m g o r Ernawi,I. S . 1992. Desain Perkotaan dan Iklim Perkotaan yang Sehat. Makalah seminar sehari iklim perkotaan. Emdi, Perhimpi dan KLH. Jakarta.
Ewusie, J. Y.
1980.
Books. London.
Elements of Tropical Ecology. Heinemann Educational
Falcuara, Y. 1986. Hutan Kota. Peranan dan permasalahan nya. Jumsan managemen hutan. Fahutan. IPB. Bogor. Fakuara, Y., Y. Ontario, S. Widarmana, B. Pranggono dan Sudaryanto. 1987. Konsepsi Pengembangan Hutan Kota. Fakultas. Kehutanan kstitut Pertanian Bogor Farb, P. 1981. Ecology. Pustaka Time Life Tim pustaka Jakarta. Federer, C.A. 1970. Effects of Trees in Modifying Urban Microclimate. Dalam Trees and Forest Urbanizing Environment 1971. University of Massachusetts. Amherst. Fitter, A.H. dan R.K.M.Hay. demic Press. London.
1981. Environmental Physiology of Plants. Aca-
Forman, R. T.T. 1986. Landscape Ecology. John Wiley and Sons. New York. Forrester, J. W, 1982. Principles of Systems. MIT Ress. Cambridge. Massachusetts, London, England.
J
-
Gan H. E. 1986. Noise Pollution. The Penaug Young Scientists' Group. Consumers' Association Of Penang. Malaysia. Gaspersz, V. 1992. Analisis Sistem Terapan. Tarsito. Bandung 1991. Teknik Penarikan Contoh untuk Penelitian Survei. I3andung.
Tarsito.
Gardner, F. P, R. B. Pearce and Roger L. Mitchell. 1991. Fisiologi Tanaman Budidaya. Terjemahan dari judul asli Physilogy of Crop Plants oleh
Herawati Susilo. Universitas Indonesia. Jakarta.
Geertz, C. 1963. Involusi Pertanian. Terjemaban S. Supomo 1983. Bhratara Karya Aksara. Jakarta.
Golley, F.B. 1983. Tropical Rain Forest Ecosystems. Elsevier Scientific Publishing. Amsterdam. New York. Gibbons, J. H. 1988. Technologies to Maintain Biological Diversity. Science Information Resource Center. Philadelphia. London. Grey, G. W. and F. J. Deneke. New Yo*.
1978. Urban Forestry. John Willey and Sons.
Haeruman Js, H. 1979. Perencanaan dan Pengeiolaan Lingkungan Hidup. Proyek PengeIolaan Lingkungan Hidup. K a f I t ~Menteri Negara PPLH. Jakarta
------
1980. Hutan Sebagai Lingkungan Hidup. Kantor Kependudulcan dan ~ i n ~ k u n Hidup. ~ a n Jakarta.
-----
- 1987. Pola Pengelolaan Hutan Kota. Makalah seminar. Prosiding seminar hutan kota di DKI. Jakarta.
1992. Manfaat Hutan dan Pelestarian Keanekaragaman Hayati dalam ~ k r n b a n ~ u n aNasional. n Makalah seminar majalah ilmiah W D Y A KOpertis Wil. 111. 17 September Jakarta.
Hafid, N. A. dan A. Aniger. 1984. Lingkungan Hidup di Hutan Hujan Tropik. Penerbit Sinar Harapan . Jakarta Handler, A .B. dung.
1986. Pendekatan Sistem Kepada Arsitektur. Intermatra. Ban-
Harris, C.M. 1979. Handbook of Noise Control. McGraw Hill. New York Hatt, P. K and A. J. Reiss Jr .1959. Cities and Society. The Free Press. Glencoe, Illinois.
Hidayati, R. 1992. Kajian Perilaku Iklim Jakarta. Tesis Fakultas Pascasajana IPB. Tidak dipublikasikan. Bogor. Hermawan, Y. 1984. Hidrologi Unhk Indinyur. Terjeamhan dari Hydrology for Engineers. Penerbit Erlangga. Jakarta. Hernowo, J.B. dan L. B. Pmse~o. 1989. Ruang Terbuka Hijau Kota Sebagai Pendukung Pelestarian Burung. Makalah simposium mencari model perkotaan Indonesia. Univ. Indonesia Depok. Jakarta. Hinckley, A. D. 1976. Ap lied Ecology. Macmillan Publishing Company USA. Iss0emandhono.S. 198. Keterlibatan Pengembangan Pembangman Pemukiman Terhadap pembangunan Hutan Kota di DKI Jakarta. Makalah sermoar Hutan Kota di DKI. Departemen Kehutanan wilayah DKI. Jakarta. IsmaiIngah. 1993. Nature Tourism in The Urban Landscape. Makalah The 5th IFLA Fhstem Regional Conference. BaIi. Johns, J. C. 1973. Design Methods. Seeds of human fotures. Wiley Interscience. London. New York. Sydney Toronto.
Jumin, H. B. 1989- Ekologi Tanaman. Rajawali Pers. Jakarta. Kakanwil Pariwisata. 1987. Pembangunan Hutan Kota Ditinjau dari Aspek Pariwisata. Makalah seminar hutan kota di DKI Jakarta.
Kantor KLIf. 1989. Undang Undang Lingkungan Hidup dan Peraturan Pelaksanaaonya,. Sekmen KLH. Jakarta. ---
. 1992. Kualitas Lingkungan di Indonesia. Kantor Kependudukan dan Li~lgkunganHidup. Jakarta.
Kantor Statistik DKI. 1992. Jakarta Dalam Angka. Jakarta. Karjoto, H. Haryanto. S. Hadijanto dan M. Naibaho. 1W2.
Civ
AS An Urban Heat Island. Makdah seminar sehari. EMDI, KLH dan Perlumpi. Jakarata.
Kasiyanto, M. J 1989. Masalah clan Strategi Pembangunan Indonesia. Pustaka Pembangunan Swadaya Nusantara. Jakarta.
Ker, L. T. 1991. Singapore.
Living The Next Lap. Urban Redevelopmenr Authority.
Kong, L.L and C. S. Eng. 1992. More Than A Garden City. Parks & Recreation Departement. Singapore. Koesoemo, N .S.M. 1992. Perancangan Kota. Jurnal Perencanaan Wilayah clan Kota. 6. ITB. Bandung.
/
i
'
Koh, T.T.B. E992. The Green Directo~~. Jalan Hijau. Hofer Press (S) Pte Ltd. Singapore.
Kombaitan, B. 1992. Pertumbuhan Kawasan Pinggiran Kota clan Perubahan Panjang Perjalanan. J. Perencaman Wilayah dan Kota. 4. ITB.Bandung. Kramer, P.3 and T.T. Kozlowski. New York.
1970. Physiology of Trees. McGraw-Hill.
Kriedernann, P.E. 1977. Horticulture. Short Course, Australian-Asian Universitas Cooperation Scheme. Universitas Brawijaya. Malang. Kunto. 1988. Semerbak bunga di Bandung Raya. Granesia. Bandung
Laurie, M. 1984. An Introduction to Landscape Architectur. Terjemahan A r i s K. Onggodiputro. Intennatra. Bandung. Leigh, E.G., A.S. Rand and, D.M.Windsor. 1985. The Ecology of Tropical Forest. Smithsonian Institution Press. Washington DC. Leonard, R.E. 1971. Effects of Trees in Noise Abatement. Dalam Trees and Forests in Urbanizing Environment* Univ. of Massachusetts. Amherst. Linsley, R. K., M. A. Kohler, 3. L.H. Paulhus. Insinyur. Terjemahan. Erlangga. Jakarta.
1986.
Hidrologi untuk
'Longman, K.A clan J. Jenik. 1974. Tropical Forest and Its Environment. Lowe & Brydone Ltd. Thetford, Norfolk. Great Britain. -
Lyle, J. T. 1985. Design for Human Ecosystems. Nostrand Reinhold Company Inc. USA. Manahan, S. E. 1975. Environmental Chemistry. Willard Grant. Boston, Massachusetts. Columbia. Manetsch, T.J. dan G. Park. 1977. System Anlysis and Simulation With Applications to Economic and Social Systems. Michigan State University, East Langsing. Michigan. MacKimon, K. 1987. Alam Asli Indonesia. Gramedia. Jakarta.
Marah, M. 1985. Tanaman Pelindung. Gita Karya. 3Martin, C. 1984. Urban Ecology. Cambridge University Press. New York. Maulani, Z.A. 1991. Korelasi Antara Planologi Dengan Pertanahan Di &lam Meningkatkan Tertib Komunitas dan tmgkungan Hidup. J. Kota. 4. Tanah dan PlanoIogi. Jakarta.
McNaughton, S.J. and, 1,. L. Wolf. 1979. General Ecology. Terjemahan Pring-goseputro. S. dan B. Srigandono. 1990. Gajahmada University press. Yogjakarta. Michael, P. 1986. Ecological Methods for Field and Laboratory Investigations. McGraw Hill. New Delhi. Miles, M.B. and A. M. Huberman. Indonesia. Jakarta.
1992. Analisis Data Kualitatif. Universitas
Miles, R. 1970. Effects of Trees and Forests in Landscape Astheticts. Dalam Trees and Forest Urbanizing Environment 1971. University of Massachusetts. Amherst. Miller, G.T. 1986. California.
Environmental Science. Wadsworth Publishing. Belmont,
Milne, A. 1991. Dunia Diambang Kepunahan. Terjemahan dari Our Drowning World. oleh J.B. Srijanto. BPK Gunung Mulia. Jakarta. Misawa, A, N. Nasrullah dan H. Tatsumoko. 1993. A Stud On Armospheric Purification by Roadside Buffer Planting Belt. Makarah The 5th IFLA Eastern Regional Conference. Bali. Monteith, J. L. 1975. Vegetation and the Atmosphexe. Vol.1 Academic Press. London. N .York. San Fransisco. Monteith, J. L. dan Unsworth, M.H . 1990. PrincipIes Of Environmental Physics. Routledge Chapman and Hall. Inc. London. New York. 1979. Adaptation to Thermal Environment. Edward h o l d Mount, L.E. Babraharn, Cambridge. Milne, Antony. 1991. Dunia Diambang Kepunahan. Tejemahan oleh Srijanto J. B. BPK Gunung Mulia. Jakarta. Muhadjir, N . 1990. Metodologi Penelitian Kualitatif. Rake Sarasin. Yogyakarta Mulyani, Y .A. 1985. Studi Keanekaragaman Jenis Burung di Lingkungan Kampus IPB Darmaga. Konservasi Sumberdaya Hutan, Fahutan. Bogor. Murdiyarso, D dan H. Suharsono. 1992. Peranan Hutan Kota Dalam Pengendalian Iklim Kota. Makalah seminar sehari. EMDI, KLH, Perhimpi. Jakarta. ~ a v i s A.A. , 1986. Alarn Terkembang Jadi Guru. Grafiti P e n . Jakarta. Norusis, M. J. 1990. Discriminant Analysis. IBM PCIXTIAT and PS12. SPSS Inc.
Advanced Statistics 4,O for the
Nova, R. 1989. Kemungkinan Pengembangan Hutan Kota Untuk Memenuhi Kebutuhan Oksigen di Kotamadya Bandung. Fahutan IPB. Bogor.
1971. Fundamentals of Ecology. W .B.Saunders Company. Lon-
Odum, E.P. don.
--- . -
1983. Basic Ecology. Saunders College New York. London.
1989. Ecology and Our Endagered LiiSupport Systems. Sinauer Associates. Inc. Sunderland, Massachutts. USA.
-- , H. T.
1983. Systems Ecology. Jobn Wiley & Sons. New York
Oliver, H.R. 1971. Wind Profiles in and Above a Forest Canopy. Institut of Hidrology , Wallingford.
--- , J.
E. 1981. Climatology: Selected Applications. V.H.Winston WilIey &
Sons. Edward Arnold. London.
Page, A. N. and W. R. Seyfried. 1970. Urban Analysis. Scott. Foresman and Company. Washington. Parsudi, S. 1989. Komuniti Perkotaan. Makalah simposium Mencari Model Perkotaan Indonesia. Universitas Indonesia. Depok Jalcarta. Patten, 33. C. 1972. Systems Analysis and Simulation in Ecology. Volume I dan IT. Academic Press. New York dan London. Pemda DKI. 1986. Jakarta 1986. Buku saku. Pemda DKI Jakarta. Pemda Dm. 1983. Rencana Induk Widayah kota Jakarta Selatan tahun 1985 2005. DIU Jakarta Pietrieveld dan L. T. Sunaryanto. Yogyakarta. Prawiro, R. H. marang
-
1994.
Regresi Berganda.
-
Andi Offset
1983. Ekologi Lingkungan Pencemaran. Satya Wancana. Se-
Rachman, Z. 1981. Arsitektur Lansekap &lam Pembangunan Lingkungan Hidup di Indonesia. Pi&@ Ilmiah Universitas Trisakti. Jakarta J
Rahardjo, S. P. 1989. Urbanisasi di Indonesia. Makalah simposium mencari model perkotaan Indonesia. Univ. Indonesia Depok. Jakarta.
Rich, S . 1970. Effects of Trees and Forest in Reducing Air Pollution. Dalam Trees and Forest Urbanizing Environment 1971. University of Massachusetts. Amherst.
Robinete, G . 0. 1983. Landscape Planning for Energy Conversation. Van Nostrand Reinhold C y . New York, Torondo, London, Melbourne.
Robinete, G. 0. 1972. Plants and Their Environmental Functions. U.S. Dep. of Interior. National Parks Service Publications. Washington. D .C Rozari, B. de. 1992. Ikfim Kota. MaLalah seminar sehari iklim perkotaan. Emdi, Perhimpi dan KLH. Jakarta. Russel, B. 1992. The Impact of Science on Society. Terjemahan oleh Irwanto. Dampak Ilmu Pengetahuan atas M a s y e t . Gramedia. Jakarta. Ryadi, S. A.L. 1981. Ekologi. Ilmu Lingkungan. Dasar-dasar dan Pengertian nya. Usaba nasional Surabaya-lndonesia.
--
-
I986 Pengantar Kesehatan Lingkungan. Usaha Nasional SurabayaIndonesia.
Sajogyo, 1982. Ekologi Pedesaan. CV Rajawali. Jakarta. Salim, E. 1984. Pendidikaa Arsitektur Lansekap &lam Menunjang Pembangunan. FALTL USAKTI. Jakarta.
--- ,E.
1985. Lingkungan Hidup dan Pembanguaan. Mutiara Sumber Widya. Jakarta.
Samingan, T. 1975. Type-type Vegetasi. Proyek Pening ka?an Pengembangan Perguruan Tinggi. IPB. Bogor.
IPB'.
1980. Dasar-dasar Ekologi Umum. Jilid I, I1 dan IlI. Bogor.
Bagian Ekologi Dep. Botani
Sampurno. 1991. Geologi dan Perencanaan Pembangunan Kota. J. Kota. 4. Tanah dan Planologi. Jakarta.
-
Sani, S. 1986. A study of the Urban Ecosystem of the Kelang alley Region, Malaysia. Technical Report. Working Group on Urban Ecosystems Malaysian National MAF3 Cornmitee. Sandy, I M. 1989. Kota Indonesia Dibandingkan. Makalah simposium Mencari Model Perkotaan Indonesia. Universitas Indonesia. Depok Jakarta. Santosa, I. 1981. Pengantar Biofisika Lmgkungan. Bagian Klimatologi Fakultas Pertanian IPB. Bogor.
Tidak dipublikasikan.
Santosa, A.D.
1994. Kajian Kualitas Limgkungan Permukiman dan P e ~ b h Penggunaan Lahan Pertanian Kota Jogya karta Dengan Bantuan Potret Udara. Disertasi. Tidak dipublikasikan. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Santoso, A. 1993. Penggunaan Analisis Variat Kanonik untuk Menggambar-&an Perbedaan Kelompok Data. Skripsi Jurusan S t a t i s t h Inmtut Pertaman. Tidak dipublikasikan. Bogor.
Sarlito W. S. 1990. Masyarakat dan Penghijauan Kota. Makalah seminar Pembinaan dan Aktualisasi Ruang Terbuka Hijau di Wilayah Perkotaan. Jakarta. Sastrapradja, D. S. 1989. Keanekaragaman Hayati mtuk Kelangsungan Hidup Bangsa. PPPB LIPI. 3ogor. Sears, F.W. dan Zemansky, M.W.
Indonesia sad-
University Ph sics. 1991. Edisi bahasa Soedarjana dan Amir Achmad Binacipta. Bandung.
Simarmata, D. A. 1991. Operations Research. Gramedi Pustaka Utama. Jakarta Simonds, J. 0 . 1983. Laadape Architecture. Company,Inc. New York, Toronto, London.
McGraw-Hill
Book
Silitonga, P.H. 1991. Penyelidikan Zona Air Asin di Wilayah DKI Jakarta. Direktorat Geologi Tata Lingkungan. Dit. Geologi & Sumberdaya Manusia. Jakarta. Silver, C.S dan R.S. DeFries. 1990. One Earth One Future. Terjemahan dengan judul Satu Bumi Satu Masa Depan oleh Lien Amalia. Remaja Rosdakarya. Bandung. Sinton, I. W. 1970. The Social Values of Trees and forests for recreation and Enjoyment of Wildlfe. Dalam Trees and Forest Urbanizing Environment 1971. University of Massachusetts. Amherst. Siregar, S.A . 1991. A r s i t e k clan Perencaiman Pembangunan Kota. J. Kota. 4. Tanah dan Planobgi. Jakarta Siv
'shnao, K. C and L. Green. World Bank. New York.
1986. Metropolitan Management. The
Smith Dianne P. 1984. Urban Ecology. George Allen & UNWIN. London. Soegijoko, B.T.S. 1989. Perencanam Pembangunan Kota di Indonesia. Makalah Simposium Mencari Model Perkotaan Indonesia. Jakarta. Soemarwoto, I., I. Ganjar, E. Guhardja, A.H. Nasoetion, S.S.Soemartono, L.K. Somadikarta. 1980. Biologi Umum jilid I, 11. 111. Gramedia Jakarta.
-----
, 0. 1983. Ekologi Lingkungan Hidup d m Pembangunan. Djambatan. Jakarta.
------------%st&
1991. Indonesia Dalam Kancah Isu Lingkungan Global. Gramedia
Utama. Jakarta.
J
Soeamwoto. 1991. Ekologi Dalam Pembangunan Berwawasan Limgkungan. Pa-
nitia Penghormatan Puroabakti Otlo Soenwwoto. Bandung
. 1992, Masalah LIngkungan Nasional dan Global Sebuah Ikhtisar. Serasi no. 22. Jakarta. Soerianegara, I. 1978. Pengelolaan Sumberdaya Alam. Bagian 11. Pascasajana Insiitut Petanian Bogor. Soerjani, M. 1988. Pengembangan Ilmu Ligkuogan Dalam Upaya Menunjang Pembangunan 3erlanjut. Pidato pengukuhan dalam jabatan Guru Besar Tetap Ekologi dan Ilmu Lingkungan. Universitas Indonesia. Jakarta. ,
Saerjani, M; R. Ahmad and R. Munzir. 1987. Lingkungan: Sumberdaya Alam dan dalam Pembangunan. Universitas Indonesia. Jakarta. Soetikno S. dan Sastroutomo. 1990. Ekologi Gulma. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Sopper, W. E. 1970. Effects of Trees In Neutralizing Waste. Dalam Trees and Forest in an Urbanizing Environment 1971. University of Massachusetts. Amherst. Steenis, C.G.G.J. van. 1987. Flora. Ditejemahkan oleh Moeso Sujowinoto et al. Pradnya pammita. Jakarta. Steam, F. W. and T. Montag. 1974. The Urban Ecosystem. John Wiley and Sons. Stroudsburg, Pennsylvania. Strahler ,A.N., A.H .Strahler. 1973. Environmental Geoscience. Hamilton Publishing Company. Santa Barbara California. Sudjana. 1989. Statistika Deslrriptif. Tarsito. Bandung Sugiarto. 1992. Analisis Regresi. Andi offset. Yogyakarta.
Sumargo, C.H. 1993. Penyisihan Peubah Berdasarkan Analisis Korelasi Kanonik. Disertasi h o g a m Pascasajana IPS. Tidak dipubtiksaikan. Bogor. Sumintapura, A. 1982. Tumbuhan Pantai dan Air. Kurnaesa. Jakarta. Supranto, J. 1983. Linier Programming. Lembaga Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Jakarta Suriaatmaja, R.E. 1979. Ilmu Lingkungan. Penerbit ITB. Bandung. Sutamihardja, RTM. 1992- Efek Rumah Kaca pada Iklim Perkotaan. Makalah sminar sehari iklim perkotaan. Emdi, Perhimpi dan KLH. Jakarta.
Suwasono, H., S. B. Soemitro, Sardjono Soekartono. 1986. Pengantar Ekologi. Rajawali. Jakarta. Tatsuoka. M. 1991. Multivariate Analysis. Techniques for Educational and Psychological Research. John Willey & Son, New Yorka. Tegart, W.J.M, G.W.Sheldon dan D.C.Griffiths. Commonwealth of Australia. Canberra
1990.
Climate Change.
Thohir, A. K. 1985. Butir-butir Tata Ligkungan. Bina Aksara. Jakarta. Tjasjono, B.H.K. dan A. ~ " b i s . 1992. The Air Pollution Effect of Lower Atmospher on Urban Climate. Makalah seminar sehari iklim perkotaan. Emdi, Perhimpi clan KLH. Jakarta. Turnar, T. York.
1987.
Landscape Planning. Nicholas Publishing Company, New
Watt, K. E.F. 1973. Principles of Environmental Science. McGraw-Hill. New York San Fransisco. Toronto. Walhi dan Kelompok 10. 1987. panel 3 hari. Jakarta.
Plasma Nutfah. Kumpulan Makalah diskusi
Walizer, M.H. dan Paul L.W. 1978. Research Methods And Analysis. Western Michigan University, Kalamazoo. Michigan. Tejemahan Arief Sukadi Sadiman. Jilid 1 dan 2. Erlangga. Jakarta. Wargasasmita, S, L.R. Kusmadji, A. Djalil, E. Nurdin, W. Wardhana, Ellyzar dan I.M. Idil. 1991. Tumbuhan Sebagai Bioindikator Pencemaran Udara Oleh Timbal. Prosidiig Seminar Hasil Penelitian Perguruan Tinggi. Direktorat Pembinaan Penelitian dan Pengabdian pada Masyarakat. Depdikbud . Jakarta. Willards, A. H. 1988. Hikayat Jakarta. Yayasan Obor Indonesia. Jakarta. Wilson, C.E. 1989. Noise Control. Harper and Row. New York. Wirth, L 1968. Urbanism Ad A Way of life. Dalarn Urbanism in Worls Per. spective (Diedit oleh Sylvia Fleis Fava). Thomas Y Cronwell. New York.
Whittaker, R.H. 1973. Communities and Ecosystem. McMillan Pub. Co, Inc. New York. Wuakusumah, S. 1987. Program Hutan Kota Untuk Jakarta. Makalah seminar hutan kota DKI Jakarta. Jakarta. Yudohusodo,S. 1992. Arsitektur Pertamanan Dalanl Tata Ruang Perkotaan. Makalah pa& seminar Pertanian Perkotaan Universitas Muhammadiyah.
Jakarta.
v
Zaris, Roslan dan N. Siregar. 1989. Teori, Konsep & A p l i i Dalarn Penyusunan Kebijaksanaan & Program Pengembanganan Kota. Makalah simposium Mencari Model Perkotaan Indonesia. Universitas Indonesia. Depok Jakarta. Zoer'aini, D. I. 1979. Taman Pekarangan Untuk Memenuhi Kebutuhan Rohaniah dan Jasrnaniah. Mimbar Ilrniah IKIP. Surabaya dan Arwindrasti.
1988.
P e l a k s a ~ a nPenghijauan di Jakarta.
Studi Kasus Jakarta Selatan. FALTL Universitas Trisakti. Jakarta.
. 1989. Studi Penghijauan di Ligkungan Pemukiman. Studi kasus pemukiman Pondok Indah clan Bintaro Jaya. FPS IPB. Bogor. 1990.
Persepsi Mas arakat Terhadap Penghijauan Perkotaan. L .
~h Universitas . Trisakti. J
1991. Penghijauan Perkotaan yang Konseptual Dalam Mengatasi Krisis ~mekunean.Maialah Linekunnan dan Pernbaneunan. J. PSL Perguman ~in&giSkluruh Ldonesia,-VOI TI no. 1. ~ a k a r t a . ~
karta.
.
1992. Ekosistem, Komunitas dan Lingkungan. Bumi Aksara. JaL
Rata-rata suhu hasil pengukuran I dan I1 di stasiun hutan kota JD, SD, SB, GD, GD
Tabel lampiran 1.
No.
Suhu
Stasiun hutan kota Tepi (TI)
1. Jalur strata dua (JD), I Jalur strata dua (JD), I1 2. Menyebar strata dua (SD), I Menyebar strata dua (SD), I1 3. Menyebar strata banyak (SB), I Menyebar strata banyak (SB), I1 4. Bergerombol strata dua (GD), I Bergerombol strata dua (GD), I1 5. Bergerombol strata banyak (GB), 1 Bergerombol strata banyak (68), I1
26,7 29,4 27 ,O 31,s 28,5 27.5 27,5 26.6 27,2 27,8
Dalam (T2)
(OC)
Luar belakang (T3)
26,5 28,7 26,O 30,3 27,9 26,9 27,7
26,8 31,8 26,9 31,l 28,6 28,O 27,4 26,2 27,l 28,O
24,8
26,8 26,6
I: Pengukuran pada hari ke-I; 11: Pengukuran pada hari ke-2 TI, T2 dan T 3 adalah letak titik-titik pengukuran Tabel lampiran 2.
Rata-rata kelembaban hasil pengukuran I dan I 1 di stasiun hutan kota JD, SD, SB, GD, GD Kelembaban (%)
No.
Stasiun hutan kota Tepi (Tl)
1. Jalur strata dua (JD), I JaIur strata dua (JD), I1 2. Menyebar strata dua (SD), I Menyebar strata dua (SD), I1 3. Menyebar strata banyak (SB), I Menyebar strata banyak (SB), I1 4. Bergerombol strata dua (GD), I Bergerombol strata dua (GD), I1 5. Bergerombol strata banyak (GB), I Bergerombol strata banyak (GB), 11
Dalam(T2)
Luar belakang (T3)
67,7 57.9 55,3 49,4 62,4 64,8 62,l 68,4 64,4 63,6
I: Pengukuran pada hari ke-1; 11: Pengukuran pada hari ke-2 T1, T2 dan T3 adalah letak titik-titik pengukuran
Tabel lampiran 3.
No.
1. 2. 3.
4. 5.
Rata-rata hasil pengukuran kebisingan I dan I1 di stasiun hutan kota JD, SD, SB. GD, GB Kebisingan (dB)
Stasiun hutan kota
Tepi (TI)
Dalam (T2)
tuar belakang (T3)
Jalur strata dua (JD). I dalur strata dua (JD), I1 Menyebar strata dua (SD), I Menyebar strata dua (SD), I1 Menyebar strata banyak (SB), I Menyebar strata banyak (SD), I1 Bergerombol strata dua (GD), I Bergerombol strata dua (GD), I1 Bergerombol strata banyak (SB), I Bergerombol strata banyak (SD), I 1 I: Pengukuran pada hari ke-I; 11: Pengukuran pada hari ke-2 T1, T2 dan T3 adalah letak titik-titik pengukuran
Tabel lampiran
4.
Rata-rata konsentrasi debu (TSP) pada stasiun hutan kota 30, SD, SB, GD, dan GB Kadar debu (pg/m3)
No.
Lokasi hutan kota Tepi (TI)
1.
Jalur strata dua (JD), I Jalur strata dua (JD), 11 2. Menyebar strata dua (SD), I Menyebar strata dua (SD), I1 3. Menyebar strata banyak (SB), I Menyebar strata banyak (SB), I1 4. Bergerombol strata dua (GD), I Bergerombol strata dua (GD), I1 5. Bergerombol strata banyak (GB), 1 Bergerombol strata banyak (GB), 11
88,OO 119,91 171,87 161,30 92,60 148,93 258,71 171,87 167,OO 144,lO
Dalam (T2) Luar belakang (T3) 61,58 68,ll 91,78 108,42 36,60 40,90 118,60 91,78 96,20 92.60
23,26 87,54 34,82 50,70 11,OO 13,67 52,64 34,82 88,07 92,lO
I: Pengukuran pada hari ke-1; If: Pengukuran pada hari ke-2 T1, T2 dan T3 adalah letak titik-titik pengukuran
Tabel lampiran 5.
Jumlah dan jumlah jenis burung pada hutan kota JD, SD, SB, GD, GB
Bentuk dan struktur Hutan kota Keterangan JD
SD
SB
GD
GB
3 1
4
25 4
0 0
50
Jumlah Jenis
2
6
Nama-nama burung yang dijumpai: Perit, Puter, Prenjak, Tekukur, Ketitang.
Tabel lampiran 6.
Hasil pengukuran vegetasi pada stasiun hutan kota di lokasi JD, SO, SB, GD, GB. Lokasi pengukuran Keterangan
JD
Jumlah pohon Jenis vegetasi
65 2
SD
42 7
SB 47 31
GD
101 5
GB
172 56
Tabel lampiran 7 . Jenis hutan kota Jalur strata dua (JD) Menyebar strata dau (SD)
Bergerombol strata dua GD) Menyebar strata banyak (SB)
Bergerombol strata banyak (GB)
Tanaman yang dijumpai pada lima jenis hutan kota JO, SD, SB, GD dan GB Nama tanaman Angsana (Pterocarpus indicus) dan Palm raja (Oreodoxa regia). Melinjo (Gnetum gnemon), Jambu air (Eugenia aquea, Cempedak (Artocarpus integer), Rambutan (ffephellium lappaceum), sawo (Achras zapota), Nangka (Artocarpus heterophyllus), Teh-tehan (Duranta repens). Mahoni (Swietenia mahagoni), Bungur (Lagerstroemea indica), Kupu-kupu, (Bauhinia purpurea), Palm raja dan Pinus (Pinus mercusii) Rambutan, Melinjo, Kelapa (Cocos nucifera), Bambu. Jenakol iPithece77obium .firfnaa). .P isang, ~ur:an, ~ ' a n ~ k aKecapi , (~andoricun koetjape), Cengkeh (Eugenia aromatica), Pepaya (Carica papaya), Kopi (Coffea robusta), Jambu biji (Psfdium guayava), Singkong (Manihot sp), Alang-alang (imperata cylindrica), Bayam (Amaranthus s p ) , Semak-semak seperti Lantana camara, Melastoma spp, memanjat seperti Mikania sp, Rumput-rumputan seperti Cyperus rotundus, Panicum repens, Chromoraena odoratum. Paspa7um conjugatom).
-
Rambutan, Melinjo, Kelapa Pisang, Ourian (Durio zibethinus), Nangka, Pepaya, Jarnbu biji, Mangga, Jambu air, Jamblang (Eugenia cumini), Bun1 (Antidesma bunius) , Bacang (Mangifera foetida, Salam (Syzygium polyanthus), Apokat (Avocado americcana), Nangka, Mangga (Mangifera indica), kecapi, singkong, semak-semak seperti Eupatorium odoratum, rumput-rumputan seperti alangalang, Cyperus rotundus, Panicum repens, Chrornolaena odoratum, Paspalurn conjugatum.
hon :ID:Angsana dan Palm raja; -m r a m B : Melinjo dan Rambutan dan hutan kota GD:Melinjo d m Cempedak; hutan kota GB: Nan* dan Buni
Pengamatan estetika dilakukan dengan penilaian pada dua jenis vegetasi yang dominan dan pa& asosiasi vegetasi hutan kota. Instrumen penilaian estetika yaitu dengan sistem skoring.
Penilaian pada dua jenis vegetasi yang dominan yaitu:
Bentuk tajuk: Rimbun, banyak dahan clan cabang= 5; Rimbun, dahan sedikit dan cabang= 4; Kurang rimbun, banyak cabang dan dahan= 3; Kurang rimbun, kurang cabang dan keatas= 2; Tajuk secara keseluruhan lurus keatas= 1. W a r n rajuk: Hijau
+ warna lain=
5; Hijau= 4; Hijau
+ hama=
3; Hijau
+ ron-
tok= 2; Kekuningan, tidak sehat= 1. Teksrur rajuk: Besar padat dan penuh= 5; Sedang padat d m penuh= 4; Agak halus dan vertikal= 3; Kecil dan lebar= 2; Kecil dan vertikal= 1. Ben&
Bunga arau b u d : Majemuk wangi= 5; Majemuk
tidak wan@= 4; Tunggal kecil banyak= 3; Tunggal besar dan sedikit= 2; Tunggal kecil satu-satu= 1 Penilaian pa& asosiasi vegetasi hutan kota yaitu: Suasam: Akan dipengaruhi
oleh bunyian seperti burung, kodok, janglaik, desiran ayunan daun.
Banyak
suara= 5; Tiga suara= 4; Dua s u m = 3; Satu suara= 2 dan tidak ada suara= 1. Garis langir: Menyatu, panjang/luas clan berpola= 5; Terputus-putus berpola=
4; Terputus-putus kurang berpola= 3; Tidak berpola= 2; Tidak jelas=
1.
Komposisi, jumlah dari bentuk vegetasi dan jenis sp. Harmonis dengan > 30 jenis= 5;
Harmonis dengan < 30-20 jenis= 4;
Harmonis dengan < 20-10
jenis = 3; Agak tidak harmonis= 2; Tidak harmonis = 1. W a r n : (daun, tajuk. kulit, bunga, buah, dan akar). Buah b e r w m , a& bungs= 5; Bunga berwama, tanpa buah= 4; Kulit berwama tanpa bunga dan buah= 3; Kulit tidak berwarna ada buah atau bunga= 2; Kulit tidak berwarna tanpa buah atau bunga= 1. J u h
serapak clan sarana rekreasi: j a b setapak seimbang kebutuhan, dimanfaatkin= 5
Jalan setapak, seimbang, kurang d i m a n f a a h = 4; Jalan setapak terlalu banyak=
3; Jdan setapak tidak dimanfaatkan= 2; Tidak a& jalan setapak= 1; Tabel 8.
Penilaian estetika pada lima jenis hutan kota JD, SD, SB, GD dan GB -
Lokasi pengamatan Kriteria JD Bentuk tajuk Warna tajuk Tekstur tajuk Warna/bentuk Bunga Warna/bentuk buah Suasana Garis langit Kompos isi Warna dan bentuk Jalan setapak
5
Jumlah
29
SD
SB
GD
G3
45
54
4 4 5
1
2 3 1 3
1
40
55
n has11 wawancara: SI
Masv;lrakat tentane &UmKola
Wawancara dilakukan dengan para pejabat dari berbagai instansi yang terkait &ngan hutan kota, baik instansi pemerintah rnaupun swasta, yaitu dengan Dinas Kehutanan DKI, Dinas Pertanian DKI, Dinas Pertamanan DKI, Dinas Pemukiman DKI, Dinas Tata Kota DKI, BKLH DKI, KPPL DKI, Kanwil Bep. Kehutanan DKI, Camat Pesanggrahan, Lurah Pesanggrahan, PT Bintaro Jaya, PT Pondok Indah. Dari hasil wawancara &pat disimpulkaa bahwa:
I.
Belum terdapat persamaan persepsi dari pejabat masing-masing instansi yang dihubungi di Pem& DKI Jakarta.
2.
Belum jelas bent& dan struktw hutan kota yang ada di Jakarta.
P e n g d a n hutan kota dalam ha1 ini adalah yang berbentuk bergerombol dan sudah a& pejabat yang berbicara mengenai struktur hutan kota yang me-
ngarah kepada struktur hutan dam.
3. Kegiatan sejub pohon adalah dalam rangka membangun h u h kota. Kegiatankegiatan sejuta pohon tersebut sudah mendapatkan p d s i p a s i masyarakat walaupun masih banyak yang bersifat seremonial dan hanya menanam belum
sampai ketarrtf pemeliharaan. 4.
Uluran tangan tnasyarakat seperti sumbangan pohon-pohonan belum tersalurkan dengan baii
5.
Pa& umumnya setiap instansi yang terkait masih terlihat berebutan lahan
dalam rangka mengejar target masing-masing. Sampai saat penelitian dila-
kukan, masing-masing instansi yang terkait dengan hutan kota mrtsih mempunyai tugas sen&-sen&,
belum terpadu.
6. Seyogianya hutan kota itu ditanami pepohonan yang &pat mengundang satwa atau burung. Jenis yang d i m baru terbatas kepada jenis yang a& pada kebun pembibitan dan lebih banyak menanam pohon kayu-kayuan atau "pohon kehutanan" seperti yang tercantum dalam Tabel lampiran 11. 8.
Hutan kota belum a& dasar hukumnya, sedangkan sekarang sudah waktunya
harus mempertimbangkan kualitas. 9.
Semakin sulitnya pengadaan lahan untuk hutan kota, karena p e h g a n dengan kepentingan pembangunan lainnya seperti pembangunan pemukiman, industri, dan pembangunan jalan.
10. Sangat dirasakan kekurangan tenaga, pakar dan wawasan para pejabat se-
hubungan dengan hutan kota, mas& terbatas atau terkotak-kotak bagi instansi masing-masing .
11.
Telah disepakati di antara instansi yang terkait dalam Pemda DKI bahwa RTH atau hutan kota itu seharusnya lahan disediakan 40% dengan peaincian
pengelolaan 20% oleh Dinas Pertamanan, 10% Dinas pertanian, Dinas Kehutanan 5% , dan 5 % lagi adalah lain-lain seperti PU, Oiah Raga dan lainnya . 12.
Para pejabat, dari masing-masing instansi masih terkotak kotak.
Untuk
keberhasilan hutan kota diperlukan keterbukaan dari para pejabat semua instansi Pem& yang terkait. 13.
Sangat diperlukan dukungan perguruan tinggi. Sarnpai saat penelitian keterlibatanan dari Perguruan Tinggi masih kurang s e p d dalarn penanaman sejuta pohon begum ada peranan perguruan tinggi.
Dari apa yang a& di Jakarta saat penelitian dilakukan, ternyata bentuk penghijauan (RTH) ada yang berbentuk: 1. Jalur, lebarnya tidak dibatasi. Dapat 1 jalur atau lebih, rnengikuti bentukan
tertentu misalnya sungai, jalan.
Hutan kota berbentuk jatur tidak &pat di-
manfaatkan untuk fungsi lain seperti tempat anak-anak bermain karena kalinya kotor, tidak aman. Jalur &pat rnengikuti garis lurus, garis melengkung
2. Terkonsentrasi (bergerornbal, berkelompok), suatu areal yang ditumbuhi minimal 100 pohon besa.kecil.
3.
Menyebar, suatu areal yang ditumbuhi vegetasi kurang dari tidak berpola, tumbuh dimana-mana, t
e
100 pohon,
d di halaman rumah, halaman
sekitar perkantoran, sekolah industri dan bangunan lainnya*
Berdasarkan hasil wawancara dengan berbagai instansi yang terkait dengan
hutan kota, ternyata sampai saat penelitian dilakukan belum mempertimbangkan
tentang strukhu hutan kota.
Kalaupun a& hutan kota yang mempunyai strata,
ternyata hanya secara kebetulan saja karena pengaturan vegetasi yang ada di
dalam hutan kota dengan tujuan estetika- Belum pertimbangan ekologi ataupun fungsional.
Tabel lampiran 9. Pendapat tentang bentuk dan struktur hutan kota, dari hasil wawancara dengan pejabat-pejabat instansi terkait Instansi terkait Dinas Kehutanan Dinas Pertamanan Dinas Pertanian Oinas Perumahan Kanwil Kehutanan Bappeda Tata Kota BLH,
Bentuk Bergerornbol Jalur, menyebar Bergerombol Belum terpikirkan Bergerombo?
-
Tabel lampiran 10.
Penyebab Total ton/th Transportasi ( % ) Pernukiman ( % ) Persampahan ( % ) Industri ( % )
Struktur Belum terpikirkan Belum terpikirkan Meniru hutan alam Belum terpikirkan Meniru hutan alam Belum terpikirkan Belum terpikirkan Meniru hutan alam
Penyebab sumber polutan dan besarnyadistrihusi emisi CO dan debu di Jakarta CO
378.200,4 98,8 0,1
debu 7,382,O 44,l 33,O
1,o
8,4
0,1
14,6
Sumber: Modifikasi dari Kantor KLH (1992)
Tabel l a m p i r a n 11.
J e n i s tanaman
Bumi p e r kemahanpramuka
Banyaknya pohon untuk penghijauan d i MI J a k a r t a menurut j e n i s tanaman dan l o k a s i penghijauan t a h u n 1991 S i t u Babakan
Kel.Makassar Cideng
Kel. Kalibaru
Pulau Untung Jawa
Trembesi Lamtoro gung Johar Flamboyant Asam k r a n j i Gal inggem Mahon i Saga Gumai Casia blanca Salam Acasi a mangium Asam sandi K a liandra Bakau-bakau Jumlah
1 -000
1.000
1.000
1.000
1.000
2.000
Sumber: Dinas Kebutanan DKi Jakarta &lam Kantor Statistik DKI, 1992 Tabel l a m p i r a n 12. Kemampuan t a j u k mengurangi k e b i s i n g a n Pengurangan k e b i s i n g a n Lebar halaman muka pagar daun r a p a t (8) (meter) daun j a r a n g (%)
10 2u 40
3
7 I1
8 11 15
Sumber: Mangunwijaya (1976) dalam Binpoen et a1 (1989).
168
Tabel lampiran 13.
Kemampuan vegetasi dalam menyerap bunyi Penambahan penyerapan bunyi (dB)
Macam tumbuhan
100 Hz Rumput tipis (10-20 cm) Rumput tebal (40-50 cm) Padi rapat (90 cm) Hutan
1000 Hz
0,005 0,005 0,010 0,020
5000 Hz
0,o 0,12 0,25 0,OO
0,15 0,50 O,I5
Sumber: Mangunwijaya (1976) dalam Binpoen et a1 (1989). Tabel lampiran 14.
Str jalan dan lokas i Semi-terlindung E idem W Dekat trowongan E idem W Kana1 W Dipersimpangan W Bank W Level Coverage
Pengurangan debu oleh permukaan daun penghijauan dipinggir jalan pada struktur jalan yang berbeda Pengurangan debu (mg/g) P.e Q.m M.r 1.i 1.r C.j
Penyaring suara (m)
5,7 8,5 7.8 10.3 6,8 10,9 9,3 10,l 20,9 10,9 13,3 I4,9 9,9 18,l 4,5 14,4 19,4 25,O 24,7
3 3 6 6
2 -
-
-
19,8
15,5 16,9 7,6 12,O
-
7,8
-
-
11.3 12,4 6,9 6,2
-
10,6 13,O 10,7
Sumber: Misawa et al(I993) Keterangan: E: Sebelah Timur jalan; W: Sebelah Barat jalan P.e: Pasania edulis; Q.m: Querm myrsinaefoolia; M-r: Mirica rubra; 1.i: IIex integra; 1.r: I l a rotunda dan C.j: Cryptomefiajaponica
Tabel lampiran 15.
Kualitas udara di lingkungan jalan raya di OK1 Jakarta
CO
No
Lokasi jalan
ppm/8jam
1. 2. 3. 4. 5.
Jend Sudirman Gatot Subroto S, Parman Kramat Raya Casablanca
11,943 8,061 8,133 10,154 10,344
NOx
ppm/8jam 0,125* 0,058* 0,056* 0,061* 0,053*
'
Keterangan
NAB : CO
=
20
NOx- 0,05
Sumber: Bappedal dan KPPL DKI (1991-1992) modifikasi dari buletin Amdal 11/11/1992
-
14,s 14,8
T a b e l lampiran 1 6 .
Koefisien dan signifikan T antara variabel
Respon
Variabel
y1
x7 x6
Suhu
= Waktu = T2 = GD = SB = SD
x4
x3 x2
x5 = T2 xl = JD Konstanta %t2 adj.
y2
= 24,065%;
Kelembaban
S =
2,680
= Waktu
x7 x6 x4 x3
x2 x5
= = = = = =
T2 GD
= = = = = = =
Waktu
SB SD
T2 xl JD Konstanta
y3
Kebisingan
x7 x6 x4
x3 x2 x5
'
T2 GD
SB SD
T2 JD Konstanta
xl
R~ adj. y4
= 71,441%;
Debu ( S P )
S =
4,857
x6
= T2
x4 x3
=
x2
= SD
x5
= T2 = JD
xl
GD
= SB
Konstanta R~
adj.
= 74,084%;
S = 24,835
Koefisien
Signifikan T
Daftar sidik ragam pengaruh jenis hutan kota waktu, titik pengamatan terhadap suhu.
Tabel lampiran 17.
'
Sumber keragaman
Oera jat bebas
Regres i Residual
382
Total
389
Jumlah kuadrat
Kuadrat tengah
7 -
Sumber keragaman
Derajat bebas
Regres i Sisa Total
Kuadrat tengah
382
14090,029 37333,086
2012,861 97,731
389
51423,115
Tabel lampran 19. Sumber keragaman
Derajat bebas
Regres i Sisa
7 382
Total
389 =
71,4412;
-
-- -
Daftar sidik ragam pengaruh jenis hutan kota waktu, titik pengamatan terhadap kelenbaban. Jumlah kuadrat
7
--
3678,336
Tabel lampiran 18.
R 2 adj.
Signf. F
F-hitung
F-hitung
Signf F
20,596
O,OOO**
Daftar sidik ragam pengaruh jenis hutan kota, waktu, titik pengamatan terhadap kebisingan. Jumlah kuadrat
Kuadra t tengah
23121,243 901 1,648
3303,035 23,591
32132,891
Galat baku S
=
4,857
F-hitung
Signf F
140,014
0, OOOf*
-
Tabef lampran 20. Sumber keragaman
Jumlah kuadrat
Derajat bebas
Regres i
6
Sisa
23
Total
29
Daftar sidik ragam pengaruh jenis hutan kota, waktu, titik pengamatan terhadap debu
73915,017 19123,576
Derajat bebas
Regres i Sisa
9 20
78725,285 14313,308
Total
29
93038,593
77,693X;
Jumlah kuadrat
S
y;
Suhu
14,816
0,000**
Kuadrat tengah 8747,254 715,665
12,223
Signf F 0,000**
Koefisien korelasi dan prob. F antara variabel
Variabel xl= JD x2= SD x3= SB
x6= T2 xlx5= JDT2 x 3 x 5 = SBTl = W Lyl= Lagyl Konstanta X7
F-hitung
= 26,752
Tabel lampiran 22. Respon
12319,169 831,460
Signf F
Daftar sidik ragam pengaruh jenis hutan kota, waktu, titik pengamatan, suhu, kelembaban, kebisingan terhadap debu.
Sumber keragaman
-
F-hitung
93038,593
Tabel lampran 21.
R z adj.
Kuadrat tengah
Koef isien
Prob>F
y2
x7
Kelembaban
=
W
x2
= SD x6 = T 2 X 4 X 6 = GDT2 x2x5 = S D T l X4x7 = GDW L y 2 = Lag!fl
Konstanta
y3
x6 = T 2
Kebisingan
x 3 = SB x5 = T 1 x2x5 = S D T l x 3 x 6 = SBT2 x4x6 = G D T 2 x2 = S D x1x5 = J D T 2
xl = JD Konstanta R~ adj.
= 74,651%;
Tabel lampiran 23.
Peubah
Bising=B SB x2= SD
S;hu= Konstanta
=
S
8,867
K o e f i s i e n k o r e l a s i , g a l a t baku dan s i g n i f i k a n T a n t a r a j e n i s hutan k o t a , waktu, t i t i k pengamatan, suhu, kelembaban, kebisingan terhadap debu. Koef (B)
y3= x =
;41
S
0;979 -61,020 -31,892 15,326 90,413 -525,480
SE B
Beta
Sig
T
Koefisien dan signifikan T antara variabel tanpa waktu pengukuran (x7 = W )
Tabel lampiran 24. Respon yl
Suhu
-
R2
33,OO %;
y2
Kelembaban
y3
Kebisingan
Variabel
Koef isien
x2= SD Konstanta
27.541 2,289
0,0001** 0,0009**
-9,877 64,355
O,OOOl** 0,0001**
S
Signffikan T
6,385
=
12 = SD Konstanta
Konstanta
'R y4
adj.
=
80,151%;
S
Debu (SP)
3,946
=
xl
=
JD
= SB x5 = TI x6 = T2
x3
R2
=
78,37 X ;
S
- Konstanta
Tabel lampiran 25.
4,21
Daftar sidik ragam pengaruh jenis hutan kota waktu, titik pengamatan terhadap suhu secara multidimensi (setelah step ke 12) -
Sumber keragaman Regresi
Dera jat bebas 8
-
-
Jumlah kuadrat
Kuadrat tengah
F-hitung
311,064 3,116
99,83
Error
380
2488,510 1184,044
Tota 1
388
3672,555
Prob>f
0,OOOlX*
Tabel lampiran 26.
Sumber keraganran
Dera jat bebas
Regres i Error Total
Daftar sidik ragam pengaruh jenis hutan kota waktu, titik pengaaatan terhadap kelembaban secara multidimensi (setelah step ke 13) Juml ah kuadrat
Kuadrat tengah
7 381
37855,199 13369,26
5407,886 35,09
388
51224,458
Tabel lampiran 27.
Dera jat bebas
Regres i Error
9 379
26085,259 8860,091
Total
388
34945,349
Sumber keragaman
Dera jat bebas
Prob>F
154,12
O,OOOlf*
Daftar sidik ragam pengaruh jenis hutan kota waktu, titik pengamatan terhadap kebisingan secara multidimensi (setelah step ke 11)
Sumber keragaman
label lampiran 28.
F-hitung
Jumlah kuadrat
Kuadrat tengah 2898,362 23,378
F-hitung
123,98
Prob>F
0,0001**
Daftar sidik ragam pengaruh jenis hutan kota waktu, titik pengamatan terhadap suhu secara multidimensi (setelah step ke 5) Jumlah kuadrat
Regresi Error
1 28
25,159 51,059
Total
29
76,218
Kuadrat tengah 25,159 1,824
F-hitung
13,80
Prob>F
0,0009**
Tabel lampiran 29.
Sumber k e ragaman
Deraj a t bebas
D a f t a r s i d i k ragam pengaruh j e n i s hutan k o t a waktu, t i t i k pengamatan terhadap k e l d a b a n secara m u l t i d i m e n s i ( s e t e l a h s t e p k e 5) Jurnlah kuadrat
Kuadrat tengah 468,257 14,058
Regres i Error
1 28
468,257 393,621
Total
29
861,878
Tabel lampiran 30.
Sulnber keragaman
Deraj a t bebas
F-hitung
33,31
Prob>F
0,0001**
D a f t a r s i d i k ragam pengaruh j e n i s hutan k o t a waktu, t i t i k pengamatan terhadap k e b i s i n g a n secara m u l t i d i m e n s i ( s e t e l a h s t e p k e 4) Jumlah kuadrat
Kuadrat tengah
F-hitung
Prob>F
Regres i Error Total
29
Tabel lampiran 31.
Sumber keragaman
Deraj a t bebas
2135,214
D a f t a r s i d i k ragam pengaruh j e n i s hutan kota t i t i k pengamatan terhadap debu secara m u l t i dimensi ( s e t e l a h s t e p k e 2) Jlrmlah kjadrat
Regres i Error Total
29
93098,593
Kuadrat tengah
F-hitung
Prob>F
I
T1
=
di t e p i hutan kota
T2 = d i dalaa hutan kota T3 = di luar belakanq hutan kota
Gambar lampiran 25. Stasiun pengukuran hutan kota jalur strata dua (JD) di lingkungan pemukiman teratur jalan Bintaro Utara Bintaro Jaya I.
I
I
CeJ T1 = d i tepi butan kota
.-.
T2 = d i dalaa hutan kdta
T3 = d i luar belakang hutan kota .-
Gambar lampiran 26. Stasiun pengukuran hutan kota menyebar strata dua (SD) di lingkungan pemukirnan teratur jalan Bintaro Utara Bintaro Jaya I.
--
I
I
T1 = di tepi hutan kota 4
T2 = di dalam hutan kota I .- T3 = d i luar helakang hutan kota
Gambar lampiran 27. Stasiun pengukuran hutan kota menyebar strata banyak (SB) di lingkungan pernukiman tidak teratur jalan Bintaro Permai Kodam.
T2 = d i &Ian hutan kota T3 = di l u x belakang hutan kota
Garnbar lampiran 28. Stasiun pengukuran hutan kota bergerombol strata dua (GD) di lingkungan pemukiman teratur jalan Bintaro Utama Bintaro Jaya I.
C
T2 = di dalaa hutan kota
-.-.-.
T3 = d i l u x belakang hutan kota
Gambar lampiran 29. Stasiun pengukuran hutan kota bergerornbol strata banyak (GB) di lingkungan pernukiman tidak teratur jalan Bintaro Pemai Hankam.
Gambar lampiran 30.
Stasiun pengukuran hutan kota: 1 . Jalur strata dua (JD); 2. Menyebar strata dua (SD); 3. Menyebar strata banyak (SB); 4. BergeromboI strata dua (GD) d m 5 . Bergerombol strata banyak (GB).
PETA WILAYAH
DKI JAKARTA
1
JAKARTA UTARAI Norrl, Jakarra 1 7 Kccanlaran )
JAKARTA BARAT/ ( 8 Keca-un
JAKARTA PUSAT/ Ccnrref Jo*nrro ( 8 Kccamatsn 1
)
JAKARTA T l M U R l &as# Jake#= I 10 K-rna1.n ) JAKARTA SELATANI Sovrh Jakorra. I10 K u c ~ n v - I n n)
Gambar 32. Peta Wilayah DKI Jakarta
DKI JAKARTA (sumber Dinas Tata Kota)
KAWASAN LINDUNG
Terdiri dari Hutan Lindung, Resapan air,Cagar Buaday, Pernugaran, Sekitar --Waduk-dan Situ, Sernpadan Sungai; dalam penelitian.disebut HUTAN KOTA
a
skala
Gambar lampiran 33
.
Peta Kawasan Lindung DKI Jakarta
I