BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Tenaga kerja adalah orang yang bekerja
atau
mengerjakan sesuatu
pekerjaan, pegawai dan sebagainya atau orang yang mampu melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja (KBBI,2000). Sedangkan menurut Undang-Undang no 13 tahun 2003, tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerja guna menghasilkan barang dan atau jasa, baik untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat. Tenaga kerja menjadi salah satu aset perusahaan yang berharga, karena keberhasilan suatu perusahaan tergantung pada kualitas tenaga kerjanya. Tenaga kerja pun memegang peranan penting dalam pencapaian target suatu perusahaan. Berdasarkan alasan di atas, maka diperlukan adanya suatu jaminan sosial untuk para tenaga kerja. Jaminan sosial tersebut dapat berbentuk asuransi jiwa, asuransi kesehatan ataupun jaminan saat pada hari tua. Hal tersebut pun di dukung oleh Undang-Undang tentang
ketenagakerjaan,
menurut Undang-Undang
Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, bahwa diperlukan pembangunan ketenagakerjaan untuk meningkatkan kualitas tenaga kerja serta peningkatan
perlindungan
tenaga kerja dan keluarganya sesuai
dengan harkat dan martabat kemanusiaan.
1
2
Salah satu jaminan sosial yang harus diberikan perusahaan kepada pegawainya adalah jaminan kehidupan di hari tua yaitu program pendanaan pensiun. Program pendanaan pensiun merupakan suatu upaya untuk menyediakan tunjangan bagi pegawai di saat pensiun. Dimana hal ini adalah bentuk pertanggungjawaban perusahaan terhadap karyawan dalam rangka memelihara kesinambungan penghasilan bagi peserta program dana pensiun tersebut. Berkenaan dengan pensiun, terdapat beberapa penyebab terjadinya pensiun diantaranya adalah pensiun karena usia, pensiun karena cacat, pensiun karena meninggal dan sebagainya. Salah satu penyebab pensiun yang sangat mendapat perhatian yaitu pensiun karena cacat. Pensiun karena cacat ini disebabkan karena terjadinya kecelakaan yang mengakibatkan orang tersebut cacat, sehingga tidak memungkinkan lagi yang bersangkutan untuk bekerja secara normal (disability) seperti sedia kala. Kemungkinan di atas dapat terjadi kapan saja dan kepada siapa saja, sehingga perlu dilakukan antisipasi mengenai hal tersebut untuk menunjang kesejahteraan diri dan keluarga di masa yang akan datang. Berdasarkan hal tersebut pun, perusahaan perlu menyediakan jaminan sosial untuk karyawannya yaitu dengan mengikutsertakan karyawannya pada program pendanaan pensiun. Terdapat dua variabel yang menjadi perhitungan pokok pendanaan pensiun, yaitu iuran normal yang harus dibayarkan peserta pendanaan pensiun (normal cost) dan manfaat yang akan diterima oleh peserta pendanaan pensiun (benefit). Iuran normal merupakan suatu ekspektasi dari benefit yang dinilai tunaikan. Iuran normal disini merupakan ekspektasi karena tidak mengetahui
3
kapan seseorang akan pensiun cacat, tetapi hanya bisa memperhitungkan peluang dia akan pensiun cacat. Pembayaran iuran normal ini dilakukan rutin oleh peserta pendanaan pensiun. Iuran normal berupa pembayaran peserta mulai masuk pendanaan pensiun hingga dia pensiun. Jadi, iuran normal saat usia x merupakan penjumlahan dari benefit yang akan diterima, persentase besarnya pensiun pada saat terjadi kecelakaan, faktor diskontonya, besarnya cicilan yang akan diterima saat pensiun, peluang peserta masih bekerja dan peluang peserta terjadi kecelakaan. Sehingga, pada kasus pendanaan pensiun yang merupakan variabel acaknya adalah curtate future life time dan memiliki peluang yaitu peluang seseorang masih bekerja dan peluang terjadi pensiun cacat. Benefit adalah sejumlah uang yang akan diterima oleh peserta pendanaan pensiun saat dia memasuki masa pensiun secara berkala hingga peserta tersebut meninggal. Dalam perhitungan iuran normal, tentu saja akan memiliki risiko yang akan diterima oleh peserta, maka besarnya risiko iuran normal ini merupakan simpangan baku dari benefit yang dinilai tunaikan. Sehingga dari pengertian diatas, dapat pula dihitung besarnya risiko yang diterima oleh peserta. Selama ini, perhitungan iuran normal dan benefit dalam pendanaan pensiun selalu dilakukan tanpa memperhitungkan kurs valuta asing. Namun pada kenyataannya, kondisi perekonomian Indonesia dipengaruhi oleh globalisasi ekonomi, terutama saat terjadi krisis atau gejolak ekonomi, seperti kenaikan Bahan Bakar Minyak (BBM) yang diikuti oleh kenaikan harga-harga barang lain seperti bahan-bahan pokok. Kadang kala, iuran normal yang dibayarkan oleh
4
pegawai saat ini tidak sebanding dengan benefit yang akan di terima saat masa pensiun. Hal ini pun menyebabkan penurunan daya beli masyarakat, serta adanya pengaruh pergerakan nilai tukar valuta asing terhadap Rupiah yang cukup signifikan, juga terdapatnya risiko dari volatilitas nilai tukar yang sangat fluktuatif terutama sejak diterapkannya sistem nilai tukar mengambang bebas di Indonesia yang dimulai pada tahun 1997. Hal ini menyebabkan nilai tukar rupiah terhadap beberapa mata uang asing menjadi tidak stabil terutama terhadap mata uang Dollar Amerika. Berikut ini adalah grafik nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika.
12000.00 11500.00 11000.00 10500.00
Sumber : Bank Indonesia Gambar 1.1 Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika
Ags 2012
Mei 2012
Feb-12
Nov-11
Ags 2011
Mei 2011
Feb-11
Nov-10
Mei 2010
Agst 2010
Feb-10
Nov-09
Ags 2009
Mei 2009
Feb-09
Nov-08
10000.00 9500.00 9000.00 8500.00 8000.00 Ags 2008
Rupiah
Kurs Transaksi-USD (Exchange Rates on Transaction)
5
Gambar 1.1 menunjukkan fluktuasi nilai tukar rupiah terhadap Dollar Amerika, terlihat bahwa besarnya tingkat ketidakstabilan nilai tukar rupiah terhadap valuta asing. Menurut pengamat pasar uang, Farial Anwar (2008) bahwa Rupiah tidak akan pernah stabil selama Indonesia masih menganut sistem devisa bebas. Sehingga pada kondisi seperti ini, besarnya manfaat yang diterima pada saat pensiun tidak menjamin untuk memiliki daya beli yang sesuai sebagaimana yang diharapkan pada saat mengikuti program pendanaan pensiun, dikarenakan kemungkinan terjadinya penurunan nilai tukar Rupiah pada masa yang akan datang. Berdasarkan beberapa skripsi sebelumnya, telah di bahas mengenai adanya pengaruh kurs valuta asing terhadap beberapa penyebab pensiun. Diantaranya yaitu skripsi oleh Imma Andiningtyas r.s. (2011) membahas mengenai pensiun normal dengan dipengaruhi oleh kurs valuta asing dan skripsi Wina Priyanti Saparina (2011) yang membahas mengenai pensiun dini dengan dipengaruhi oleh kurs valuta asing. Pada penelitian kali ini akan di bahas mengenai ekspektasi iuran normal pada pensiun cacat (disability) beserta risikonya yang di ukur dengan simpangan bakunya, yang mempertimbangkan penyesuaian kurs valuta asing sebagai penyempurnaan dari penelitian sebelumnya mengenai pendanaan pensiun. Berdasarkan latar belakang di atas, dalam skripsi ini akan di bahas mengenai pendanaan pensiun manfaat pasti pada jenis pensiun karena cacat dengan mempertimbangkan penyesuaian kurs valuta asing serta akan ditentukan
6
besarnya ekspektasi iuran normal maupun biaya risikonya untuk pegawai yang mengalami pensiun karena cacat.
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dituliskan bahwa permasalahan
yang akan di angkat dalam penelitian ini adalah bagaimana menentukan iuran normal yang merupakan ekspektasi dari benefit yang di nilai tunaikan dan risikonya dari iuran normal yang di ukur dengan simpangan bakunya pada pensiun karena cacat pada pendanaan pensiun manfaat pasti (Accrued Benefit Cost Method) dengan mempertimbangkan penyesuaian kurs valuta asing.
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dari penelitian ini adalah menentukan besarnya kontribusi/ iuran
normal (normal cost) beserta risikonya yang akan dibayarkan oleh peserta dana pensiun untuk mendapatkan benefit yang akan diterima peserta dan keluarganya dengan memiliki daya beli sesuai yang diinginkan pada pensiun karena cacat dengan mempertimbangkan penyesuaian kurs valuta asing. Tujuan dari penelitian ini adalah mendapatkan rumus untuk ekspektasi dari benefit yang dinilaitunaikan dan risikonya dengan mempertimbangkan kurs valuta asing yang berkaitan dengan benefit yang tidak memiliki daya beli yang sesuai saat karyawan tersebut mengalami pensiun karena cacat. Selain itu, sebagai bahan pertimbangan untuk perusahaan untuk lebih mensejahterakan pegawainya di hari tua.
7
1.4
Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah adanya modifikasi terhadap perhitungan
ekspektasi dari benefit yang di nilai tunaikan yang merupakan bentuk dari suatu pembayaran yang dilakukan oleh peserta pendanaan pensiun, beserta risiko yang digambarkan dengan simpangan bakunya yang akan ditanggung oleh peserta pendanaan pensiun yang dihitung dengna variansnya pada pendanaan pensiun karena cacat dengan mempertimbangkan kurs valuta asing sebagai perkembangan baru konsep pendanaan pensiun berdasarkan aspek statistika khususnya bidang aktuaria secara teoritis dengan aspek ekonomi secara praktis dalam dunia nyata sehingga adanya modifikasi yang akan didapatkan oleh perusahaan guna mensejahterakan karyawannya.