BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ASEAN (Association of Southeast Asian Nations) adalah organisasi regional di kawasan Asia Tenggara yang telah membangun mitra kerjasama dengan Tiongkok dalam berbagai bidang salah satunya adalah pendidikan. Dalam deklarasi Bangkok 8 Agustus 1967 dinyatakan tujuan dibentuknya ASEAN yaitu salah satunya untuk meningkatkan kerjasama yang aktif dan saling membantu dalam masalah-masalah kepentingan bersama dalam bidang ekonomi, sosial, budaya, teknik, ilmu pengetahuan dan administrasi1. Sebagai realisasi dari konsepsi baru kebijakan luar negeri Tiongkok terhadap ASEAN, Tiongkok menjadikan dekade akhir abad ke-20 sebagai dekade pembinaan hubungan baik dengan ASEAN. Sepanjang periode ini, Tiongkok menandatangani dokumen bilateral maupun kolektif dengan ASEAN2. Lebih spesifik lagi mengenai hubungan kerjasama Tiongkok dengan negara-negara anggota ASEAN dalam hal ini adalah Indonesia. Indonesia dan Tiongkok telah menjalin hubungan kerjasama dalam bidang pendidikan melalui ASEAN-China Center sebagai pendukung kerjasama antara kedua negara ini.
1
Wiwin Yulianingsih & Moch.Firdaus Solihin, Hukum Organisasi Internasional, Yokyakarta, Penerbit C.V Andi Offset, 2014, hlm.181. 2 Bambang Cipto.MA, Hubungan Internasional di Asia Tenggara, Yokyakarta, Pustaka Pelajar, 2007, hlm. 101.
1
Dalam masa kepemimpinan Indonesia di ASEAN pada 18 November 2011 telah diadakan Commemorative Summit 20 tahun hubungan kerjasama ASEAN dan Tiongkok bertepatan dengan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ke-14 yang menghasilkan Joint Statement of the 14th ASEAN-China Summit to Commemorate th
the 20 Anniversary of Dialogue Relations. Dalam KTT tersebut para pemimpin juga meresmikan ASEAN-China Center sebagai pusat untuk mempromosikan kerjasama perdagangan, investasi, pendidikan dan pertukaran kebudayaan antara ASEAN dan Tiongkok. Penandatanganan Memorandum of Understanding ASEAN-China Center ini telah dilaksanakan pada tanggal 25 Oktober 2009 di Cha-Am Hua Hin, Thailand. Setelah itu, ASEAN-China Center diresmikan saat KTT ASEAN ke-14 Berkaitan ini, Indonesia telah meratifikasi MOU pembentukan ASEAN China Center melalui Perpres Nomor 75/2011, tanggal 11 Oktober 20113. ASEAN-China Center yang selanjutnya disingkat ACC memiliki beberapa poin penting salah satunya memiliki tujuan untuk meningkatkan people-to-people contact, kesadaran masyarakat, saling pengertian, serta partisipasi aktif antara ASEAN dan masyarakat Tiongkok melalui pertukaran budaya dan pendidikan. Dalam bidang pendidikan Pemerintah Republik Indonesia dan Republik Rakyat Tiongkok memperluas kerja sama di bidang pendidikan dengan prioritas pendidikan dasar, menengah, tinggi, kejuruan, dan pendidikan profesi. Indonesia dan Tiongkok sepakat terus mendorong pertukaran siswa dan tenaga pengajar, 3
MOU RI-China dalam Bidang Pendidikan, Himbauan Kerjasama dengan Perguruan Tinggi China http://www.kemdiknas.go.id/list_berita/china.aspx, diakses pada 2 Agustus 2014.
2
pertukaran pengalaman di bidang pembelajaran iptek pada sekolah dasar dan menengah serta peningkatan kualitas pendidikan. Pemberian beasiswa, khususnya untuk program S1 dan S2 serta pelaksanaan riset dan publikasi internasional bersama juga menjadi program kerja sama kedua belah pihak. Indonesia dan Tiongkok juga meningkatkan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia di Tiongkok dan sebaliknya4. Kerjasama bilateral Indonesia dan Tiongkok melalui bidang pendidikan ini menjadi sangat penting untuk diteliti mengingat masalah yang ada di Indonesia yaitu masih rendahnya daya saing Indonesia. Indonesia berada di peringkat 34 dari 144 negara di dunia. Daya saing Indonesia masih jauh dari Singapura yang menempati peringkat kedua tertinggi5. Bagi pemerintah Indonesia sebagaimana tertera dalam RP JPN berdaya saing tinggi adalah kunci tercapainya kemajuan dan kemakmuran bangsa. Pembangunan sumber daya manusia harus diarahkan pada pengembangan kemampuan kompetitif yang tinggi tentunya menurut ukuran global sehingga dengan daya saing tinggi, Indonesia akan mampu menghadapi tantangan-tantangan global. Indonesia perlu meningkatkan sumber daya manusia hingga bisa berdaya saing tinggi di dunia internasional salah satunya melalui pendidikan. Pendidikan memiliki peran strategis untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia yaitu sumber daya manusia yang profesional baik memiliki
4
RI China Tingkatkan Kerjasama Pendidikan, http://internasional.kompas.com/read/RI China.Tingkatkan.Kerjasama. Pendidikan, diakses pada Selasa, 5 Juli 2014. 5 Daya Saing Indonesia di ASEAN, http://kompas.com/Daya Saing Indonesia di ASEAN, di akses pada 5 Juli 2014.
3
kompetensi, sikap dan perilaku melalui pendidikan yaitu dengan meningkatkan sumber daya manusia6. Kini, keunggulan suatu bangsa tidak lagi ditandai dengan melimpahnya kekayaan alam melainkan pada sumber daya manusia yang berkolerasi positif dengan mutu pendidikan. Sumber daya manusia yang berkualitas mampu menciptakan stabilitas di berbagai bidang kehidupan. Adanya kerjasama yang dilakukan Indonesia dan Tiongkok dalam bidang pendidikan memiliki peran pada peningkatan kualitas sumber daya manusia. Tiongkok dan Indonesia bekerjasama dalam bidang pendidikan yang meliputi pendidikan vokasi untuk mengembangkan skill sumber daya manusia yang kompeten, pemberian beasiswa untuk belajar ke Tiongkok serta pendirian pusat-pusat bahasa Mandarin di Indonesia dengan tujuan untuk belajar bahasa Mandarin serta peningkatan kualitas skill mengingat bahasa memiliki peran vital dalam kerjasama antar negara. Tiongkok merupakan negara maju dari segi ekonominya sehingga penting untuk mengetahui bahasa Mandarin guna peningkatan investasi. Peningkatan investasi membutuhkan skill berbahasa dalam hal ini adalah bahasa Mandarin. Semakin eratnya hubungan Indonesia dan Tiongkok melalui pendirian pusat bahasa Mandarin di Indonesia menjadi sebuah keuntungan bagi Tiongkok dari segi politik ekonomi dimana semakin banyak orang yang mempelajari bahasa
6
Peran Pendidikan Dalam Peningkatan Kualitas SDM, www.beritaheadline.com/peranpendidikan-dalam-peningkatan-kualitas-sdm-dengan-kompetensi diakses tanggal 5 Desember 2013.
4
Mandarin dan menjadikan semakin banyak pendatang yang menuntut ilmu ke Tiongkok. Kebijakan pemerintah Tiongkok untuk memberikan beasiswa dilakukan untuk peningkatan hubungan bilateral antara kedua negara. Indonesia dan Tiongkok juga memiliki hubungan erat dalam kerjasama politik dimana dalam setiap hubungan sangat dibutuhkan untuk saling mendukung dalam rangka upaya meningkatkan dukungan intensitas kepercayaan internasional. Indonesia melihat pentingnya menjalin hubungan kerjasama dengan Tiongkok dan semakin meningkatkannya melalui pemanfaatan peluang dalam kemitraan strategis komprehensif antara Indonesia dan Tiongkok7. Sama halnya dengan Indonesia yang memiliki keuntungan dengan adanya kerjasama ini. Contohnya, pemberian beasiswa dan riset ilmiah serta pertukaran tenaga pengajar dan pertukaran siswa Indonesia ke Tiongkok menciptakan sebuah masyarakat yang mampu berdaya saing global dan memiliki keahlian dalam ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mampu meningkatkan kualitas pendidikan. Dengan adanya kerjasama ini bahasa Indonesia juga diperkenalkan di negeri Tirai Bambu sehingga bahasa Indonesia yang makin mendunia dengan adanya pengajaran di Tiongkok setelah sebelumnya sudah diajarkan di Australia dan beberapa negara lain. Kerjasama ini juga menjadi kerjasama yang saling menguntungkan antara kedua belah pihak yakni Indonesia dan Tiongkok. Hubungan timbal kedua belah pihak negara yang bertujuan untuk mendatangkan keuntungan bagi kedua belah pihak dengan kata lain adanya hubungan yang
7
Kantor Berita Xinhua.“Tiongkok dan Indonesia Tingkatkan Hubungan Kemitraan Strategis”, dalam http://indonesian.cri.cn/3/1s142384.htlm, diakses tanggal 7 Januari 2014.
5
bersifat mutualisme sehingga mempererat hubungan antar kedua negara yang melakukan kerjasama. Hubungan timbal balik antara Indonesia dan Tiongkok adalah kerjasama yang saling menguntungkan. Di satu sisi, Tiongkok melakukan kerjasama dengan membuat kebijakan memberikan beasiswa dan peningkatan pendidikan vokasi dan mendirikan pusat bahasa di beberapa perguruan tinggi Indonesia agar banyak orang Indonesia yang mau untuk mempelajari bahasa Mandarin serta mempelajari kebudayaan Tiongkok. Disisi lain, Indonesia juga mengambil keuntungan yaitu dengan adanya program yang dibuat oleh pemerintah Tiongkok maka orang Indonesia yang belajar ke Tiongkok akan menyerap ilmu serta melakukan pertukaran budaya sehingga adanya saling keterikatan antara kedua negara serta adanya keuntungan dari segi ekonomi, politik dan perdagangan. Ini menjadi sebuah kerjasama mutualisme yang saling menguntungkan masing-masing pihak. Melalui kerangka ASEAN sebagai mitra dari Tiongkok dalam melakukan kerjasama dengan Indonesia maka penulis mengemukakan sebuah judul mengenai “Kerjasama Bilateral Indonesia dan Tiongkok dalam Bidang Pendidikan Melalui ASEAN-China Center”.
6
B. Batasan dan Rumusan Masalah Dalam kerjasama Indonesia dan Tiongkok di bidang pendidikan, penulis membatasi kerjasama Indonesia dan Tiongkok meliputi peningkatan pendidikan vokasi dan serta pendirian pusat bahasa Mandarin sebagai salah satu bentuk dari kerjasama Indonesia dan Tiongkok. Dengan adanya kerjasama yang dilakukan Indonesia dan Tiongkok membuat semakin banyak orang yang mempelajari bahasa mandarin dan semakin besar pula minat untuk pergi ke Tiongkok dalam rangka menuntut ilmu. Melalui kerja sama Indonesia dan Tiongkok dalam bidang pendidikan ini, diharapkan dapat memperluas kesempatan bagi generasi Indonesia untuk mengembangkan diri menghadapi tantangan-tantangan global. Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis merumuskan dua rumusan masalah dalam penelitian ini, yaitu: 1. Bagaimana peluang dan tantangan kerjasama Indonesia dan Tiongkok dalam bidang pendidikan? 2. Bagaimana strategi kerjasama Indonesia di bidang pendidikan dalam meningkatkan hubungan dengan Tiongkok?
7
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah ditetapkan, maka penelitian ini memiliki tujuan, yaitu : 1. Untuk mengetahui dan menjelaskan peluang dan tantangan kerjasama Indonesia dan Tiongkok dalam bidang pendidikan. 2. Untuk mengetahui dan menjelaskan strategi kerjasama Indonesia di bidang pendidikan dalam meningkatkan hubungan dengan Tiongkok. Sementara itu, kegunaan penelitian ini, yaitu : 1. Diharapkan memiliki sumbangsi pengetahuan serta informasi dikalangan akademisi khususnya dosen dan mahasiswa jurusan Ilmu Hubungan Internasional ataupun masyarakat umum yang memiliki minat untuk mengkaji mengenai kerjasama bilateral yang dilakukan oleh Indonesia dan Tiongkok dalam bidang pendidikan lebih khususnya lagi pendidikan dalam lingkup perguruan tinggi. 2. Sebagai referensi bagi pembuat kebijakan serta pelaksana kebijakan dalam bidang pendidikan khususnya pada pemberian beasiswa serta pendirian pusat bahasa Mandarin yang memiliki peran untuk peningkatan skill serta peningkatan daya saing Indonesia dalam lingkup global.
8
D. Kerangka Konseptual Sebuah negara dalam lingkup dunia internasional pada dasarnya tidak dapat berdiri sendiri untuk memenuhi kebutuhan domestik dalam negeri. Oleh karena itu, negara mutlak melakukan kerjasama dengan negara lain salah satunya melalui kerjasama bilateral. Kerjasama bilateral dapat dilakukan dalam berbagai bidang dalam hal ini kerjasama yang terjalin antara Indonesia dan Tiongkok dalam bidang pendidikan. Kerjasama bilateral adalah kerjasama yang dilakukan antara dua negara untuk mencapai tujuan nasional. Kerjasama ini bisa terjalin karena adanya kedekatan secara geografis maupun yang tidak serta menjalin hubungan baik dengan sasaran utama untuk menciptakan perdamaian dengan memperhatikan kesamaan politik, kebudayaan dan struktur ekonomi. Kerjasama bilateral mencakup perjanjian yang didalamnya terlibat dua negara yang membicarakan kelanjutan masa depan dari hubungan perjanjian yang telah disepakati diantara state-to-state dimana didalamnya terdapat pula aktoraktor negara sebagai pembuat keputusan. Perjanjian yang dihasilkan dalam kerjasama bilateral ini memiliki peran penting dan beberapa keuntungan didalam berbagai negosiasi dan dapat memberikan sebuah pertukaran atas fasilitas-fasilitas yang dimiliki oleh kedua negara yang bersepakat tercapainya tujuan kedua negara. Interaksi yang dilakukan negara-negara dalam ruang lingkup internasional dilakukan pula melalui organisasi regional yang berada dalam kawasan. Kawasankawasan (regions) merupakan area yang membuat munculnya lembaga-lembaga alternatif dunia. Arti penting kawasan yaitu kekuasaan tidak tunggal dijalankan
9
oleh dan untuk masyarakat yang beragam-ragam. Organisasi regional dibangun dengan prinsip membentuk sinergi dan saling melengkapi didalam keragaman sistem politik, budaya dan agama8. Kerjasama regional dalam hal ini hubungan yang dijalin oleh Indonesia dan Tiongkok dalam bidang pendidikan tidak terlepas dari peran ASEAN yang merupakan organisasi regional di kawasan Asia Tenggara sebagai kerangka dan mitra wicara kerjasama Indonesia dan Tiongkok. Kerjasama regional menjadi sebuah konsep dalam hubungan kerjasama Indonesia dan Tiongkok. Kerjasama regional memberikan arti bahwa banyak kegiatan antar kawasan yang melibatkan negosiasi dan konstruksi persetujuanpersetujuan antar negara atas pemerintah atau antar rezim. Kerjasama bisa dalam bentuk informal maupun formal. Sebuah integrasi yang bersifat regional yang terjadi disetiap kawasan dunia menjadi sebuah kekuatan baru9. Dalam hal ini yakni kerjasama Indonesia dan Tiongkok yang tidak terlepas dari perundingan dan pertemuan yang dilakukan oleh ASEAN. Kerjasama bilateral pada dasarnya juga merupakan pertemuan antar kepentingan nasional negara yang melakukan kerjasama dimana kebijakan suatu negara untuk melakukan kerjasama dengan negara lain tidak terlepas dari kepentingan nasional. Kepentingan nasional (national interest) adalah tujuantujuan yang ingin dicapai sehubungan dengan kebutuhan bangsa/negara atau sehubungan dengan hal yang dicita-citakan. Dalam hal ini kepentingan nasional yang relatif tetap dan sama diantara semua negara dan bangsa adalah keamanan 8 9
Ranny Emilia, Praktek Diplomasi, Jakarta, Baduose Media, 2013, hlm.231. Walter Carlsnaes, at al, Handbook of International Relations, Bandung, Penerbit Nusa Media, 2013, hlm.1029.
10
(mencakup kelangsungan hidup rakyatnya dan kebutuhan wilayah) serta kesejahteraan. Kedua hal pokok ini yaitu keamanan (security) dari kesejahteraan (prosperity). Kepentingan nasional diidentikkan dengan dengan tujuan nasional. Contohnya, kepentingan pembangunan ekonomi dan kepentingan pengembangan dan peningkatan kualitas sumber daya manusia (SDM). Kepentingan nasional merupakan suatu bentuk tindakan survival suatu negara dalam politik internasional melalui hubungan kerjasama. Menurut Hans J. Morgenthau, arti survival tersebut adalah kemampuan minimum suatu suatu bangsa untuk melindungi identitas fisik, politik dan identitas budaya mereka dari gangguan negara-negara lain10. Interaksi merupakan inti dari hubungan internasional. Negara sebagai aktor utama dalam hubungan internasional juga memiliki kepentingan dalam melakukan hubungan kerjasama dengan negara lain. Kepentingan tersebut umumnya disebut dengan national interest atau kepentingan nasional. Interest merupakan salah satu dari esensi hubungan internasional disamping actors dan power. Tidak ada definisi pasti mengenai kepentingan nasional. Namun pada intinya, konsep kepentingan nasional merujuk pada tujuan kesejahteraan pemerintah nasional pada tingkat internasional, seperti penjagaan kemerdekaan politik dan integritas teritorial. Kepentingan nasional menjadi alasan utama bagi tindakan dilakukan oleh setiap negara. Soft power menjadi sebuah cara dari sebuah negara untuk mencapai kepentingan tanpa menggunakan kekerasan atau militer. Soft power ini digunakan oleh Tiongkok dikawasan ASEAN untuk 10
Anthonius Sitepu, Studi Hubungan Internasional, Yogyakarta, Graha Ilmu, 2011, hlm.165.
11
membawa citra di kawasan yang potensial di Asia Tenggara. Kini diyakini bahwa soft power merupakan cara terbaik untuk melakukan kerjasama dengan negara lain melalui pendidikan, kebudayaan. Kerjasama ASEAN dan Tiongkok dalam bidang pendidikan ini mencakup pula diplomasi budaya. Diplomasi budaya adalah alat bagi negara-negara saat ini untuk mendapatkan posisi di dunia internasional. Kebudayaan sebagai kekuatan diplomasi memiliki bentuk yang beragam antara satu negara dan negara lain. Diplomasi kebudayaan berasal dari dua kata, yakni diplomasi dan kebudayaan. Diplomasi adalah instrumen yang digunakan dalam hubungan internasional untuk mencapai kepentingan nasional. Diplomasi kebudayaan dianggap sebagai alat untuk memperlihatkan tingkat peradaban suatu bangsa. Selain itu, definisi lain mengenai diplomasi kebudayaan adalah adalah suatu teknik pemanfaatan dimensi kekayaan dalam percaturan hubungan antar bangsa. Hubungan yang terjalin antara Indonesia dan Tiongkok menunjukan adanya diplomasi yang dilakukan antar kedua negara. Kerjasama yang dilakukan melalui pendidikan ini juga mencakup bagaimana kedua negara bisa memperkenalkan budaya. Pertukaran pelajar serta adanya program beasiswa sebagai bentuk diplomasi budaya hingga terjadinya akulturasi budaya. Orang Indonesia yang belajar ke Tiongkok akan mengetahui budaya dan sebaliknya Orang Tiongkok yang datang ke Indonesia akan mengetahui keragaman budaya Indonesia. Diplomasi budaya berjalan seiring dengan diplomasi pendidikan dalam bentuk
12
pertukaran pelajar dan beasiswa sebagai program dalam menjalin hubungan bilateral khususnya dalam bidang pendidikan yang mencakup pemberian beasiswa dan pendidikan vokasi. E. Metode Penelitian 1. Tipe Penelitian Penulis menggunakan tipe penelitian deskriptif analitik yaitu dengan menggunakan pola penggambaran keadaan fakta empiris disertai argumen yang relevan dan dilanjutkan dengan analisis. Tipe penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan gambaran mengenai kasus atau fenomena yang terjadi dan memiliki kaitan dengan masalah penelitian. Metode deskriptif digunakan untuk menggambarkan fakta-fakta mengenai peluang, tantangan dan strategi kerjasama Indonesia dan Tiongkok melalui ASEAN-China Center. 2. Jenis dan Sumber Data Penulis dalam penelitian ini menggunakan data primer. Data primer ini diperoleh dari Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar Tiongkok yang berupa hasil wawancara dan situs resmi dari lembaga yang bersangkutan. Kemudian data sekunder yang diperoleh melalui studi literatur, seperti buku, jurnal, koran, artikel, majalah, dan situs-situs pendukung lainnya.
13
3. Teknik Pengumpulan Data Dalam penelitian ini, penulis mengambil data dari beberapa literatur yang berkaitan dengan masalah yang diteliti berupa buku, jurnal, artikel. Adapun bahan-bahan tersebut diperoleh melalui : a. Perpustakaan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik; b. Perpustakaan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan; c. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri; d. Kedutaan Besar Tiongkok bidang Pendidikan dan Kebudayaan; e. Kementerian Luar Negeri RI.
4. Teknik Analisis Data Dalam menganalisis data yang diperoleh penulis akan menggunakan teknik analisis secara deskriptif kualitatif yakni data yang diperoleh akan dianalisis dan disajikan dalam bentuk kata-kata lisan maupun tertulis. Teknik ini bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis fakta-fakta dan data-data yang diperoleh kemudian memperjelas gambaran hasil penelitian. 5. Metode Penulisan Dalam penelitian ini, penulis menggunakan pola deduktif. Pola ini menggambarkan permasalahan yang diteliti secara umum, kemudian menarik kesimpulan secara khusus dengan menampilkan data-data disertai analisis dari penulis. 14