1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Islam sebagai agama langit (din samawi) yang terakhir, diturunkan oleh Allah SWT untuk meluruskan ajaran agama-agama sebelumnya. Islam adalah agama petunjuk dan jalan kebenaran bagi mereka yang mencari Kebenaran abadi (eternal). Islam adalah suatu pandangan hidup (way of life) yang harus dibumikan kepada pemeluknya, sekaligus memberi arah dan justifikasi kepada umat manusia bahwa Islam itu adalah rahmat bagi semesta alam. Memang tidak bisa dipungkiri bahwa manusia diciptakan dimuka bumi ini serba berhajat, baik dalam masalah ukhrowi maupun duniawi. Dalam tataran pemenuhan kebutuhan ukhrowi manusia mengaplikasikannya dalam rangkaian pengabdian diri dengan sebenar-benarnya kepada Allah sesuai syari’at yang diajarkan oleh Rasulullah SAW, dan agama mengaturnya dalam hal ‘ubudiyah, adapun masalah duniawi manusia tidak bisa memenuhinya tanpa adanya interaksi sesama manusia yang lain yang notabenenya adalah makhluk sosial yang tidak bisa hidup tanpa bantuan orang lain. Sebagai agama yang sempurna, Islam mengaturnya agar terjadi keselarasan dan keteraturan hubungan manusia yang satu dengan yang lainnya, agar hak masing-masing tidak tersia-siakan dan supaya tercipta kemaslahatan umum tanpa adanya pendiskriminasian hak, karena kita ketahui bersama bahwa manusia memiliki sifat loba’ dan tama’ yang suka mementingkan kepentingan 1
2 sendiri dan kalau kita biarkan maka kehancuran hidup manusiapun terjadi. Masalah diatas diatur oleh agama dalam mu’amalah. Sehingga mu’amalah itu adalah hubungan manusia dengan manusia dalam usahanya mendapatkan alat-alat keperluan jasmani (duniawi) dengan cara sebaik-baiknya sesuai dengan ajaranajaran dan tuntunan agama.1 Jadi dengan ini jelaslah bahwa Islam menghendaki adanya keseimbangan (balance) antara usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan ukhrowi dan usaha manusia dalam memenuhi kebutuhan duniawi. Sehingga selain Allah mewajibkan manusia mengabdikan dirinya kepadaNya, manusia juga dituntut untuk mencari kebutuhan hidup.
( $u‹÷Ρ‘‰9$# š∅ÏΒ y7t7ŠÅÁtΡ š[Ψs? Ÿωuρ ( nοtÅzFψ$# u‘#¤$!$# ª!$# š9t?#u !$yϑ‹Ïù ÆtGö/$#uρ =Ïtä† Ÿω ©!$# ¨βÎ) ( ÇÚö‘F{$# ’Îû yŠ$|¡xø9$# Æö7s? Ÿωuρ ( šø‹s9Î) ª!$# z|¡ômr& !$yϑŸ2 Å¡ômr&uρ tωšøßϑø9$# Artinya : Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.2
1 2
Idris Ahmadi, Fiqh Ash-Shafi’I, (Jakarta : Karya Indah, 1986), 1. Departemen Agama RI, Al-Qur’an dan Terjemahannya, (Surabaya : Mahkota, 1989), 623.
3
Agama Islam melindungi harta, karena harta adalah bahan pokok untuk hidup. Islam juga melindungi hak individu manusia, sehingga hak-milik tersebut benar-benar merupakan hak-milik yang ama n. Dengan demikian, Islam tidak menghalalkan seseorang merampas hak-milik orang lain dengan dalih apapun, seperti; mencuri, mengghasab, mencopet, korupsi, riba, menipu, dan lain sebagainya. Sesuai dengan firman Allah dalam Al-Qur’an surat An-Nisa’ ayat 29 :
šχθä3s? βr& HωÎ) È≅ÏÜ≈t6ø9$$Î/ Μà6oΨ÷t/ Νä3s9≡uθøΒr& (#þθè=à2ù's? Ÿω (#θãΨtΒ#u šÏ%©!$# $y㕃r'‾≈tƒ $VϑŠÏmu‘ öΝä3Î/ tβ%x. ©!$# ¨βÎ) 4 öΝä3|¡àΡr& (#þθè=çFø)s? Ÿωuρ 4 öΝä3ΖÏiΒ <Ú#ts? tã ¸οt≈pgÏB Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang berlaku dengan suka sama suka di antara kamu.3
Islam menganggap segala perbuatan mengambil hak-milik orang lain dengan delik kejahatan sebagai perbuatan batal. Dan memakan hak-milik orang lain itu berarti memakan barang haram. Islam memberi hukuman berat atas perbuatan kejahatan tersebut. Seperti, mencuri yaitu hukuman potong tangan atas pencurinya. Sesuai dengan surat al-Maidah ayat 38:
3
Depag RI, Al Qur’an, 123.
4
͕tã ª!$#uρ 3 «!$# zÏiΒ Wξ≈s3tΡ $t7|¡x. $yϑÎ/ L!#t“y_ $yϑßγtƒÏ‰÷ƒr& (#þθãèsÜø%$$sù èπs%Í‘$¡¡9$#uρ ä−Í‘$¡¡9$#uρ ÒΟŠÅ3ym Artinya : Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.4 Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang begitu pesat, hand phone adalah barang canggih sebagai alat komunikasi yang semakin dibutuhkan oleh manusia dalam mempermudah aktivitasnya, sedangkan untuk mengoperasionalkan harus dilengkapi dengan kartu atau pulsa. Dalam perkembangannya sekarang ini, semakin banyak jaringan operator selular yang mengembangkan layanannya, bahkan dengan munculnya program internet melalui hand phone sudah bukan hal yang baru lagi. Pulsa dalam voucher berisi sekian rupiah, misalnya Rp. 5.000,-an, Rp. 10.000,-an, bahkan bisa lebih banyak lagi. Begitu pula dalam pemakaian pulsa handphone tersebut ada pembatasan waktu sampai sekian hari, walaupun pulsa belum habis dan apabila tidak mengisi ulang pulsa pada batas akhir tersebut, maka nomer identitas telephone dan sisa pulsa yang masih ada akan hangus dan tidak dapat difungsikan lagi. PT. Exelcomindo Pratama, Tbk (XL) adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang produk dan jasa layanan telekomunikasi. Memasuki tahun 2009, XL semakin serius menggarap layanan data dengan menghadirkan beragam layanan,
4
Depag RI, Al Qur’an, 149.
5 didukung 16.729 BTS (Base Transceiver Station), 2G/3G, serta 354 roaming partner. Pada periode promo 1 Mei sampai dengan 31 Oktober 2009 tarif GPRS Rp. 0,00/kb (gratis) untuk 50kb pertama, setelah menggunakan 50kb tarifnya berubah menjadi Rp. 10/kb yang memang sangat memungkinkan penambahan jumlah pelanggan dan tercatat hingga akhir tahun 2008 XL telah dipercaya melayani 26 juta pelanggan di seluruh Indonesia.5 Kemudian mengenai cara setting XL GPRS/MMS, pelanggan bisa melakukannya secara otomatis, begitu juga dengan aktivasi GPRS/MMS-nya. Tetapi tidak semua merk dan tipe ponsel bisa di setting secara otomatis, dalam hal ini pelanggan harus mengunjungi XL Center terdekat untuk setting ponsel dan aktivasi GPRS/MMS tersebut. Mengenai syarat dan ketentuan layanan internet XL, PT. Exelcomindo Pratama, Tbk telah mengaturnya dalam “ Syarat dan Ketentuan Layanan Internet PT. Exelcomindo Pratama, Tbk6., diantara syaratsyarat tersebut yaitu : XL berhak menurut kebijaksanaannya, untuk melakukan penangguhan atau pemutusan layanan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu atau ganti rugi terhadap Pelanggan, apabila hal-hal dibawah ini terjadi: a. Terjadi kerusakan secara teknis pada layanan; b. Terdapat perbaikan, modifikasi atau pemeliharaan pada layanan; c. Customer melakukan pelanggaran terhadap salah satu Syarat & Ketentuan; d. Jika Pelanggan dan atau pihak lain, yang menurut opini XL akan mengakibatkan kerugian atau kerusakan terhadap XL dan atau terhadap Layanan; 5 6
Vivanews.com/news/read/54864-tarif-murah-XL, tgl 28-05-2009. http : // www.nyambungterus.com/syarat-ketentuan/internet, tgl 28-05-2009.
6 e. Apabila menurut pendapat XL, layanan disalah gunakan untuk tujuan penipuan oleh Pelanggan dan atau pihak lain. Dalam hal pemakaian XL-GPRS ternyata di lapangan telah terjadi bahwa sebuah nomor XL yang sudah habis pulsanya masih bisa digunakan untuk mengakses internet secara gratis asalkan nomor tersebut masih dalam masa aktif hanya dengan merubah setting GPRS secara manual. Bahkan dengan pulsa Rp. 0,pun nomor tersebut bisa digunakan untuk mengakses internet. Hal ini menunjukkan adanya sebuah kecurangan dari pihak pelanggan terhadap operator, yang dengan perubahan setting tersebut pelanggan dapat mengakses internet secara gratis diluar promo dari operator itu sendiri. Serta dengan adanya masalah yang demikian pihak operator XL mengambil jalan dengan memutuskan sebelah pihak terhadap nomor pemakai/pelanggan yang melakukan penyalahgunaan tersebut. Kemudian pertanyaannya adalah bagaimana pandangan fiqh dalam mengkaji permasalahan ini? Realitas di atas adalah permasalahan yang menarik penulis untuk mengkaji dan menganalisis, terutama pada tindakan penyalahgunaan perubahan setting XL-GPRS oleh pelanggan dan tindakan operator terhadap pelanggan yang yang melakukan penyalahgunaan perubahan setting XL-GPRS tersebut, sehingga penulis ingin membahasnya dalam sebuah skripsi. Untuk itu judul yang penulis ambil dalam skripsi ini adalah : “PANDANGAN FIQH TERHADAP PENYALAHGUNAAN PEMAKAIAN PULSA XL-GPRS DI PONOROGO”.
7 B. Penegasan Istilah Untuk mempermudah memahami konsep yang terdapat dalam judul tersebut, maka penulis memberikan penegasan istilah-istilah sebagai berikut : 1) Pandangan
: Hasil perbuatan memandang (memperhatikan, melihat, dsb) tehadap sesuatu.7
2) Fiqh
: Yaitu sekelompok hukum tentang amal perbuatan manusia dari dalil-dalil terperinci. Pada fiqh dalil-dalil dibangun oleh para ulama melalui penalaran atau ijtihad dengan tetap berpegang pada semangat yang ada pada syari’ah.8
3) Pulsa Telephone
: Yaitu satuan dalam penghitungan pulsa telephone.9
4) Pulsa XL-GPRS
: Yaitu satuan dalam penghitungan biaya akses internet pada kartu XL.
C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka inti permasalahannya dapat dirumuskan sebagai berikut : 1) Bagaimana pandangan fiqh terhadap penyalahgunaan perubahan setting XL-GPRS standart/default dari operator di Ponorogo? 2) Bagaimana pandangan fiqh terhadap tindakan pihak operator XL yang memblokir nomor pelanggan (pelaku) penyalahgunaan perubahan setting XL-GPRS standart/default di Ponorogo?
7
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka, 2005), 821. 8 Abudin Nata, Methodologi Studi Islam, (Jakarta : Rajawali Grafindo Persada, 2000), cet. 5, 250. 9 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1060.
8 D. Tujuan Penelitian Sejalan dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui bagaimana pandangan fiqh terhadap penyalahgunaan perubahan setting XL-GPRS di Ponorogo sehingga seorang pelanggan XL bisa mengakses internet secara gratis tanpa mengeluarkan biaya untuk akses internet tersebut dan hal ini diluar promo dari operator XL. 2) Untuk mengetahui bagaimana pandangan fiqh terhadap tindakan pihak operator XL yang memblokir nomor pelanggan (pelaku) penyalahgunaan perubahan setting XL-GPRS.
E. Kegunaan Penelitian Harapan penulis dalam penyusunan skripsi ini dapat berguna sebagai berikut : 1) Bagi kepentingan ilmiah
:
Diharapkan studi ini dapat memperdalam khazanah ilmu pengetahuan dan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk semua pihak yang terkait dan membutuhkannya. 2) Bagi kepentingan terapan : Diharapkan studi ini dapat di ajarkan untuk memahami dan mengetahui proses penyalahgunaan perubahan setting XL-GPRS, tindakan pihak operator XL yang memblokir nomor pelanggan serta pandangan fiqh terhadapnya dan berguna sebagai bahan studi lebih lanjut bagi ilmuwan yang ingin mendalaminya.
9 F. Kajian Pustaka
Sejauh pengetahuan penulis sudah banyak buku-buku ataupun karya tulis yang membahas tentang jual beli. Akan tetapi karya tulis yang membahas tentang masalah jual beli dalam segi jaringan operator selular belum begitu banyak, karena masalah yang penulis bahas adalah masalah yang baru muncul akhir-akhir ini. Jadi penulis berusaha mendapatkan gambaran dari skripsi karya : Mahmut Al Imron dengan judul “TINJAUAN FIQH TERHADAP JUAL BELI PULSA HANDPHONE SIMPATI NUSANTARA” yang membahas tentang bagaimana tinjauan fiqh terhadap jual beli pulsa telepon simpati nusantara dengan rupiah, pembahasan waktu dalam jual beli, serta roaming simpati nusantara pada operasional pemakaian handphone. Penulis juga mendapatkan gambaran dari skripsi karya Muhammad Fadly (IAIN Sunan Ampel Surabaya) dengan judul “TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP MEKANISME TRANSAKSI JUAL BELI PULSA ELEKTRONIK” yang membahas tentang tinjauan hukum Islam tehadap mekanisme transaksi jual beli pulsa serta tinjauan hukum islam terhadap cara penyelesaian sengketa antara pihak yang bertransaksi. Sejauh pengamatan penulis, karya tulis yang secara spesifik membahas tentang masalah penyalahgunaan setting GPRS serta pemakaian pulsa GPRS belumlah ada jadi kiranya memang penelitian ini masih sangat layak untuk dilakukan. Demikian juga disini penulis juga dapat mengambil gambaran dari skripsi karya Moh. Afif Khoiri dengan judul:
“TINDAK PIDANA PENCURIAN SOFWARE
KOMPUTER DITINJAU DARI FIQH ISLAM” yang membahas tentang sofware
10 komputer merupakan hasil cipta ide manusia yang tertuang dan tertulis dalam bentuk diagram listrik yang disertai dokumen yang juga mempunyai hak intelektual, jadi sofware komputer mempunyai nilai ekonomi yang tinggi sehingga harta/barang tersebut memenuhi syarat sebagai obyek tindak pidana pencurian. Juga dibahas mengenai hukum yang dikenai adalah hukuman ta`jir, karena barang yang dicuri belum mencapai satu nishab.
G. Metode Penelitian 1) Jenis dan pendekatan penelitian. Penelitian
yang
digunakan
adalah
penelitian
lapangan
dengan
menggunakan pendekatan kualitatif, yaitu mendekati masalah yang diteliti dengan melihat apakah sesuatu itu sesuai dengan hukum Islam. Sedang metode pembahasannya adalah : a. Deduktif : yaitu menggunakan data yang bersifat umum dan diakhiri dengan kesimpulan yang bersifat khusus b. Induktif : yaitu menggunakan data yang bersifat khusus dengan kesimpulan yang bersifat umum.10 2) Lokasi penelitian Lokasi yang dijadikan penelitian oleh penulis untuk menyusun skripsi ini adalah di XL-CENTER wilayah kabupaten Ponorogo.
10
Ansel Strauss dan Juliet Corbin, Dasar-dasar Penelitian Kuantitatif. Penyadur : H.M Djanaidi Ghom, (Surabaya : Bina Ilmu, 1997), 166-167.
11 3) Subyek penelitian Adapun subyek penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah karyawan XL-CENTER Ponorogo, pemakai/pengguna kartu XL dan pelaku serta pihakpihak yang dapat memberikan data mengenai penyalahgunaan perubahan setting XL-GPRS.
4) Data Untuk memecahkan masalah yang menjadi bahasan dalam penyusunan skripsi ini, penulis membutuhkan data-data antara lain : a. Data tentang cara pemakaian XL-GPRS. b. Data tentang setting XL-GPRS standart/default. c. Data tentang cara perubahan setting XL-GPRS untuk mengakses internet secara gratis .
5) Sumber data a) Sumber data primer Yaitu sumber data yang diperoleh dari penelitian lapangan yang meliputi informasi dari : 1) Responden
: orang yang terlibat langsung dalam permasalahan pengubahan setting XL-GPRS.
2) Informan
: orang yang tidak terlibat langsung akan tetapi mengetahui permasalahan setting XL-GPRS.
12 b) Sumber data sekunder a. Al-Imâm al-Qâdhî Abi Al-Walid Muhammad Bin Ahmad bin Muhammad bin Ahmad bin Rusyd Al-Qurthubî Al-Andâlusî, Bidâyah Al-Mujtahid Wa Nihâyah Al-Muqtashid, Juz. 3. Beirut: Dar Al-Kutub 2007. b. Abdul Qadir al-Audah, At-Tasri`u al-Jina`i al-Islam. Beirut: Muassasatu al-Risalah, 1992. c. Abdurrahman al-Maliki. Sistem Sanksi Dalam Islam. Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 1990. d. Al-Imâm Taqiyyuddin Abu Bakar al-Hussaini, Kifâyâtu al-Ahyâr. Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1997. e. Abdullah bin Abdurrahman Al Bassam, Syarah Bulughul Maram. Jakarta: Pustaka Azzam, 2007. f. Depag RI. Al-Qur’an dan Terjemahnya. Semarang: CV. Toha Putra, 1989. g. Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy, Hukum-Hukum Fiqh Islam. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 1997. h. H. A. Djazuli, Fiqh Jinayah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997. i. ……, Shahîh Muslim, Jilid. 3, Terj. Achmad Sunarto, dkk. Semarang: CV. Asy-Syifa’, tt.
13 6) Teknik pengumpulan data a) Interview
: yaitu komunikasi langsung antara peneliti dengan sumber
data penelitian yang terjadi atas responden atau informan. Metode ini penulis pakai untuk menggali data tentang bentuk-bentuk setting XL-GPRS dan cara penggunaannya. b) Observasi
: yaitu pengamatan langsung terhadap objek penelitian,
peristiwa, keadaan, atau hal lain yang bisa menjadi data. c) Dokumentasi
: yaitu pengambilan data dari dokumen arsip-arsip yang
berkaitan dengan masalah penggunaan setting XL-GPRS. 7) Teknik pengolahan data a) Editing pemeriksaan kembali semua data yang diperoleh terutama segi kelengkapan dan keselarasan data dengan yang lainnya dan keseragaman masing-masing dalam kelompok data. b) Organizing Menyusun data-data dan mensistematikan paparan yang diperoleh dalam kerangka yang sudah direncanakan sebelumnya. c) Penemuan hasil Pada tahap ini dilakukan analisa lanjutan untuk memperoleh kesimpulan mengenai kebenaran-kebenaran fakta yang ditemukan dilapangan dan kesimpulan yang demikian akan menjadi jawaban atas pertanyaanpertanyaan dalam rumusan masalah.
14 H. Sistematika Pembahasan Untuk mempermudah serta memahami skripsi ini, maka penulis akan mengelompokkan menjadi 5 bab, dan masing-masing bab ini terbagi menjadi beberapa sub bab yaitu semua menjadi satu rangkaian pembahasan yang sistematik berkaitan antara yang satu dengan yang lain. Adapun sistematika pembahasan adalah sebagai berikut : BAB I
: PENDAHULUAN Bab ini merupakan gambaran umum untuk memberi pola pemikiran bagi seluruh isi yang meliputi : latar belakang masalah, penegasan istilah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika pembahasan.
BAB II : SARIQAH (PENCURIAN) Bab ini merupakan landasan teori dalam syari’at Islam mengenai sariqah (pencurian) diantaranya membahas tentang pengertian sariqah, dasar hukum, macam-macam sariqah, sifat-sifat yang dapat dianggap sebagai mencuri, nishab (batas minimal) barang curian, serta pelaksanaan hadd mencuri dan hapusnya hukuman potong tangan. BAB III : PROFIL XL-CENTER PONOROGO DAN PROSES PEMAKAIAN XLGPRS Dalam bab ini membahas tentang profil XL-CENTER Ponorogo, strategi perusahaan dan proses pemakaian XL-GPRS, serta penerapan sanksi yang merupakan penyajian data dari hasil penelitian dalam isi rumusan masalah.
15 BAB
IV:
PANDANGAN
PERUBAHAN
FIQH
SETTING
TERHADAP XL-GPRS
PENYALAHGUNAAN
STANDART/DEFAULT
DI
PONOROGO DAN PANDANGAN FIQH TERHADAP TINDAKAN PIHAK
OPERATOR
PELANGGAN
XL
(PELAKU)
YANG
MEMBLOKIR
PENYALAHGUNAAN
NOMOR
PERUBAHAN
SETTING XL-GPRS. Bab ini merupakan analisis terhadap penyalahgunaan perubahan setting XL-GPRS standart/default dalam pandangan fiqh Islam serta analisis terhadap tindakan pihak operator XL yang memblokir nomor pelanggan (pelaku) penyalahgunaan perubahan setting XL-GPRS standart/default di Ponorogo. BAB V : KESIMPULAN, SARAN, PENUTUP Bab ini merupakan hasil analisa dari pandangan fiqh terhadap penyalahgunaan
pemakain
pulsa
XL-GPRS
yang
kesimpulan, saran, penutup serta lampiran-lampiran.
berisi
tentang
16 BAB II AS-SARIQAH (PENCURIAN) DALAM ISLAM
A. Pengertian Sariqah (pencurian)
Asal kata mencuri berasal dari kata ”curi” dengan awalan ”pe” dan akhiran ”an”. Secara bahasa "ق,-"/pencurian adalah mengambil barang orang lain dengan sembunyi-sembunyi. Ada beberapa pendapat mengenai definisi pencurian, antara lain: 1. Al Imam Taqiyyuddin Abu Bakaar Al Hussaini dalam kitab Kifayatu al-Ahyar mendefinisikan bahwa mencuri adalah mengambil barang orang lain dengan cara
sembunyi-sembunyi
dan
mengeluarkan
harta
itu
dari
tempat
penyimpanannya.11 2. Abdul Qadir al Awdah dalam kitabnya At-Tasri`ul Jina`i al- Islam menyebutkan bahwa definisi pencurian adalah mengambil harta milik orang lain dengan
cara
sembunyi-sembunyi,
mengambil
sesuatu
tersebut
tanpa
sepengetahuan dan ridha pemiliknya.12 3. Dari definisi lain dikatakan, mencuri adalah mengambil barang orang lain dengan sembunyi-sembunyi. Dikatakan; ia mencuri suara. Ini berarti ia mencuri suara dengan sembunyi-sembunyi. Dan dikatakan pula: ia mencuri pandang. Ini
11
Al Imam Taqiyyuddin Abu Bakar Al Hussaini, Kifayatu al-Ahyar. Tarjamah, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1997), 97. 12 Abdul Qadir al-Awdah, At-Tasri`u al-Jina`I al-Islam. (Beirut: Muassasatu al-Risalah, 1992), 514.
16
17 berarti ia memandang dengan sembunyi-sembunyi ketika yang dipandang lengah.13 Dalam alqur`an disebutkan surat al- Hijr ayat 18:
×Î7•Β Ò>$pκÅ− …çµyèt7ø?r'sù yìôϑ¡¡9$# s−utIó™$# ÇtΒ āωÎ) Artinya : kecuali syetan yang mencuri-curi (berita) yang dapat didengar (dari malaikat) lalu Dia dikejar oleh semburan api yang terang.14
4. Ibnu Rushd mengemukakan dalam kitabnya Bidayatu al-Mujtahid Wa Nihayatu al-Muqtasid bahwa, mencuri adalah mengambil barang orang lain secara sembunyi-sembunyi tanpa diberi kepercayaan untuk menjaga barang tersebut. Fuqaha
telah
sependapat
bahwa
pada
pengkhianatan
dan
perampasan/penggelapan (ikhtilas) tidak ada hukuman potong tangan.15 Sesuai dengan surat al-Maidah ayat 38:
͕tã ª!$#uρ 3 «!$# zÏiΒ Wξ≈s3tΡ $t7|¡x. $yϑÎ/ L!#t“y_ $yϑßγtƒÏ‰÷ƒr& (#þθãèsÜø%$$sù èπs%Í‘$¡¡9$#uρ ä−Í‘$¡¡9$#uρ ÒΟŠÅ3ym Artinya : Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan 13
Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, (Beirut: Dar al-Fikr, 1977), IX:202. Depag RI, Al-Qur’an, 946. 15 Ibnu Rushd, Bidayatu al-Mujtahid Wa Nihayatu al-Muqtasid, (Semarang: CV. Asy-Syifa,1990), 14
III:647.
18 dan sebagai siksaan dari Allah. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.16
Mendengarkan suara dengan sembunyi-sembunyi dinamakan mencuri suara. Dalam kamus dijelaskan mencuri adalah datang dengan sembunyisembunyi untuk menganbil barang orang lain dari tempat simpanannya. Ibnu Arafah berkata: pencuri menurut orang arab adalah orang yang datang dengan sembunyi-sembunyi ke tempat penyimpanan barang orang lain untuk diambil isinya.17 Dari keterangan kamus dan Ibnu Arafah, mencuri itu mengandung tiga unsur, yaitu: 1. Mengambil milik orang lain. 2. Cara mengambilnya secara sembunyi. 3. Milik orang lain tersebut ada di tempat penyimpanan.
Jadi bila barang yang di ambil itu bukan milik orang lain, cara mengambilnya dengan terang-terangan, atau barang yang di ambil itu berada tidak pada tempat penyimpanannya, maka demikian itu tidaklah dijatuhi hukuman potong tangan.
16 17
Depag RI, Al Qur’an, 149. Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, IX:202.
19
B. Dasar Hukum Atas Adanya Hadd Sariqah (pencurian)
Islam memberikan hukuman berat atas perbuatan mencuri, yaitu hukuman potong tangan atas pencurinya. Dalam hukuman itu terdapat hikmah yang sudah jelas, yaitu bahwa tangan yang khianat dan mencuri itu adalah merupakan organ yang sakit. Sebab itu, tangan tersebut harus dipotong biar tidak menular ke organ lain sehingga jiwa bisa selamat. Pengorbanan salah satu organ demi keselamatan jiwa adalah merupakan suatu hal yang dapat diterima oleh agama dan rasio. Hukuman potong tangan dapat dijadikan pula peringatan bagi orang yang dalam hatinya tersirat niat hendak mencuri harta orang lain. Dengan demikian, maka ia tidak berani menjulurkan tangannya mengambil harta orang lain itu, dan dengan demikian pula, harta manusia dapat dijaga dan dilindungi.18 Hikmah pemberatan hukumam dalam hal mencuri dijelaskan dalam kitab syarah muslim karangan Nawawi sebagai berikut: Qadhi `Iyadh berkata:
“Allah menjaga dan melindungi harta dengan mewajibkan memotong tangan pencurinya. Dan hukuman itu tidak dijalankan dalam kasus selain mencuri, seperti mencopet, mengghasab, dan merampas. Hukuman potong tangan tidak dilaksanakan dalam kasus mencopet, mengghasab, dan merampas, karena kasuskasus itu merupakan kasus ringan dan tidak seberapa kerugian yang ditimbulkannya bila dibandingkan dengan mencuri.19
18 19
Ibid., 200. Ibid., 201.
20 Adapun landasan hukum disyari’atkan hukum potong tangan atas pencurian (sariqah) berdsasarkan al-Qur’an, as-Sunnah dan Ijma’.: 1. Dalil dari al-Qur’an:
3 «!$# zÏiΒ Wξ≈s3tΡ $t7|¡x. $yϑÎ/ L!#t“y_ $yϑßγtƒÏ‰÷ƒr& (#þθãèsÜø%$$sù èπs%Í‘$¡¡9$#uρ ä−Í‘$¡¡9$#uρ ÒΟŠÅ3ym ͕tã ª!$#uρ Artinya : Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.20 2. Dalil dari as-Sunnah:
ن َ Y َآnَ ice َ َوlِ kْ iَT َ ^ اjich َ ^ ِ لا َ ْfe ُ ن َر c أ:Yaَ `ْ T َ ^ ُ \ا َ[ ِ َرUَVXِ YَT ْRT َ اtً T ِ Y| َ xَ ٍرY`َ pْ ِدsِ yْ \ ُرxِ ق ِ ِرYu c v اtَ pَ sُ r َ qْ pَ Artinya: Diriwayatkan dari Aisyah, bahwa Rasulullah Saw. Menjatuhkan hadd potong tangan atas pencuri seperempat dinar keatas. (HR. Ahmad, Muslim, dan Ibnu Majah) 3. Dalil dari Ijma’: Umat Islam telah sepakat Bahwa Islam memberi hukuman berat atas perbuatan mencuri apabila telah mencapai satu nishab, yaitu hukum potong tangan atas pencurinya. 20
Depag RI, Al Qur’an, 149.
21
C. Macam-macam Sariqah (Pencurian)
Pencuri itu ada dua macam, yaitu: 1. Pencurian yang harus dikenai sanksi. 2. Pencurian yang harus dikenai hadd. Pencurian yang harus dikenai sanksi adalah pencurian yang syarat-syarat penjatuhan haddnya tidak lengkap. Jadi, karena Syarat-syarat penjatuhan haddnya tidak lengkap, maka pencurian itu tidak dikenai hadd, tetapi dikenai sanksi. Rasulullah saw sendiri memberikan putusan dengan melipat gandakan tanggungan atas orang yang mencuri barang, dimana pencurinya itu tidak dihukum potong tangan. Putusan Rasulullah saw itu telah dijatuhkan atas pencuri buah-buahan yang masih tergantung pada pohon dan pencuri kambing yang ada ditempat gembalaan.21 Pada kasus pencurian buah-buahan yang masih tergantung dipohon, Rasulullah saw telah membebaskan hukum potong tangan atas pencurinya. Dan pencuri yang hanya memakan buah tersebut tanpa membawa pulang, sedang memang dia butuh terhadap buah itu, maka dia tidak dikenakan hukum apa-apa. Tetapi bagi pencuri yang membawa pulang buah-buahan, maka dia dikenai tanggungan buah-buahan dua kali lipat dari yang dicurinya, dan dia juga dikenai hukuman. Kemudian barang siapa mencuri buah-buahan dalam tempat penyimpanannya maka hukumannya adalah potong tangan apabila harga buahbuahan yang dicuri itu telah mencapai satu nishab.
21
Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, IX:201.
22 Pada kasus pencurian kambing ditempat gembalaan, Rasulullah saw memberikan putusan dengan tanggungan harga kambing yang dicuri. Selain itu, pencuri tersebut dipukul sebagai peringatan baginya dan orang lain. Dan Rasulullah saw juga telah memberi putusan terhadap kasus pencurian kambing dari kandangnya dengan hukuman potong tangan bila yang dicurinya itu telah mencapai satu nishab. Sedangkan pencurian yang hukumannya hadd itu ada dua macam, yaitu: 1. Pencurian shughra, yaitu pencurian yang hanya wajib dikenakan hukuman potong tangan. 2. Pencurian kubra, yaitu pencurian harta secara merampas dan menantang. Ini dalam fiqh disebut dengan hirabah.
Hirabah adalah keluarnya gerombolan bersenjata didaerah Islam untuk mengadakan kekacauan, penumpahan darah, perampasan harta, mengoyak kehormatan, merusak tanaman, peternakan, citra agama, akhlak, ketertiban, dan undang-undang. Baik gerombolan itu dari orang Islam sendiri maupun kafir Dzimmi, atau kafir Harbi.22 D. Sifat-sifat Yang Dapat Dianggap Sebagai Mencuri
Perbuatan pencurian ada beberapa komponen, yaitu: 1.Pencuri. 2. Barang yang dicuri. 3. Tempat penyimpanan barang yang dicuri. 22
Ibid., 175.
23 Ketiga komponen ini memiliki sifat-sifat yang jelas sehingga nyatalah bahwa perbuatan itu adalah perbuatan mencuri yang harus di hadd. 1. Pencuri Sifat-sifat yang bisa dianggap sebagai pencuri yang harus di hadd. Adalah sebagai berikut:23 a. Orang yang mencuri itu mukallaf: pencuri tersebut orang yang dewasa dan berakal. Dengan demikian, maka anak kecil dan orang gila yang mencuri tidak bisa di hadd. Karena keduanya bukan orang mukallaf. Akan tetapi anak kecil tersebut haruslah diberi sedikit pelajaran. Mengenai Islam bukanlah menjadi syarat bagi pencuri untuk dijatuhi hadd. Jadi bila ada kafir dzimmi atau orang murtad mencuri maka ia pun harus di potong tangannya, sebagaimana orang Islam dipotong tangannya bila ia mencuri barangnya orang kafir dzimmi. b. Perbuatan mencuri itu atas dasar kehendaknya sendiri. Jadi bila ia dipaksa untuk mencuri, maka ia tidak bisa dikategorikan sebagai pencuri yang harus di hadd. Karena paksaan itu menghilangkan kehendaknya sendiri yang berarti juga menghilangkan taklif. c. Pencuri itu tidak ada hak syubhat terhadap barang yang dicurinya itu. Bila ia punya hak syubhat terhadap barang yang dicurinya, maka ia tidak bisa dipotong tangannya. Dengan demikian, maka orang tua yang mencuri harta anaknya tidak bisa di jatuhi hukuman potong tangan. Karena Rasulullah saw telah bersabda:
َ kْ yِ ~ َ َ vُYَ َو َ ْ أ 23
Ibid., 206.
24
Artinya: Engkau dan hartamu buat ayahmu
Begitu juga anak yang mencuri harta orang tuanya tidak bisa dijatuhi hukuman potong tangan. Karena pada umumnya anak ikut mengembangkan harta orang tuanya. Kakek juga tidak dapat dijatuhi hukuman potong tangan bila ia mencuri harta cucunya, baik kakek itu dari jalur ayah atau ibu. Pendek kata, bila harta-nya itu dicuri oleh orang tuanya, kakeknya, dan seterusnya yang merupakan jalur nasab keatas, maka mereka tidak bisa dijatuhi hukuman potong tangan. Begitu juga jalur nasab ke bawah. Adapun bila ada orang yang mencuri harta orang lain yang masih ada hubungan rahim, seperti paman dan sebagainya, maka Imam Abu Hanîfah dan Tsauri mengatakan bahwa orang tersebut tidak bisa dijatuhi hukuman potong tangan. Karena apabila dijatuhi hukuman potong tangan, maka hal ini memutuskan hubungan rahim di mana Allah telah menyuruh untuk menjalinnya. Dan dengan adanya hubungan rahim, maka ia punya hak untuk masuk kerumah orang yang masih ada hubungan rahim itu. Hak itu merupakan izin dari pemilik rumah. Bila demikian, maka barangbarang yang ada di rumah itu menjadi tidak terjaga dari pencuri pada tempat penyimpanannya. Padahal yang dinamakan mencuri adalah terjaganya barang yang dicuri dari pencuri dan berada pada tempat penyimpanannya. Imam Shâfi’i, Imam Ahmad ibn Hanbal, dan Ishak mengatakan, orang yang mencuri harta orang lain yang masih ada hubungan rahim
25
tetap dipotong tangan. Karena hubungan rahim itu bukanlah merupakan syubhat terhadap harta yang ada pada orang yang masih ada hubungan rahim dengannya. Imam Shâfi’i, Imam Shâfi’i dan Imam Ahmad ibn Hanbal mengatakan, mencuri barang yang cepat rusak, seperti makanan, tetap dikenai hukuman potong tangan, jika mencapai nishab. Ini demi berhatihati dalam menjaga hak-hak manusia. Sedangkan menurut Abu hanifah, barang yang cepat rusak tidak mewajibkan hukuman potong tangan bagi pencurinya, meski mencapai nishabNya. Ini demi menjaga agar pengadilan tidak tergesa-gesa menjatuhkan hukuman kepada seseorang akibat perbuatan mencuri barang-barang yang remeh, barang-barang yang cepat rusak. Berbeda hal-nya dengan barang-barang yang tahan lama dan bermanfaat.24 Kemudian seorang suami yang mencuri harta istrinya, atau istri yang mencuri harta suaminya, mereka tidak dihukum potong tangan. Karena harta tersebut masih ada syubhat percampuran antara milik suami dan istri. Dan percampuran ini menyebabkan harta tersebut tidak terjaga dari pencuri (suami dan istri) pada tempat penyimpanannya. Demikian menurut madzhab Abu Hanîfah dan salah satu pendapat Imam Shâfi’i, serta menurut salah satu riwayat dari Imam Ahmad ibn Hanbal.25
24 25
Khudori Soleh, Fiqh Kontekstual, jilid 7 (Jakarta: PT Pertja,1999), 46. Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, IX:208.
26
Ibnu Qudamah berkata: “orang yang mencuri dari harta kongsinya di mana ia punya saham
tidak dikenai hukuman potong
tangan”. Begitu juga Orang yang mencuri harta rampasan perang (ghanimah) dimana ia mendapat bagian. Dan juga demikian halnya orang yang mencuri harta anak atau juragannya. Demikian menurut jumhur ulama`. Barang siapa yang mengghasab barang, mencurinya, dan menaruhnya dalam tempat penyimpanan, kemudian barang tersebut dicuri oleh orang lain, maka dalam hal ini Imam Shâfi’i, Imam Ahmad ibn Hanbal mengatakan: pencurinya tidak dikenai hukuman potong tangan. Karena penjagaan dan penyimpanan barang tersebut tidaklah atas kerelaan pemiliknya. Akan tetapi Imam Mâlik mengatakan pencurinya dikenai hukuman potong tangan. Karena dia mencuri barang yang tidak ada syubhat dengannya dan ia pun mencurinya dari tempat penyimpanan yang semestinya. Jika umat manusia dilanda krisis, kemudian ada orang yang mencuri makanan, dan makanan itu masih ada padanya, maka pencuri itu dikenai hukuman potong tangan. Karena dengan masih adanya makanan tersebut berarti pencurinya itu tidak atas dasar terpaksa dalam keadaan kesusahan. Kemudian apabila makanan tersebut telah habis, maka ia tidak dikenai hukuman potong tangan. Karena dia punya hak untuk mengambil makanan itu bila dalam keadaan terpaksa sebab kelaparan. Dalam kaitan dengan masalah ini, Umar berkata:”Tidak ada hukuman potong tangan dalam tahun kelaparan!”
27
2. Barang yang dicuri Sifat-sifat barang yang bisa dianggap sebagai barang curian untuk dikenai hukuman potong tangan adalah:26 a. Barang tersebut curian berharga, bisa dipindah milikkan kepada orang lain, dan halal dijual. Dengan demikian, maka pencuri arak dan babi tidak bisa dikenai hukuman potong tangan, meskipun arak dan babi tersebut milik kafir dzimmi. Karena memiliki dan memanfaatkan, baik oleh orang muslim dan kafir dzimmi, adalah di haramkan Allah SWT. Begitu pula tidak dipotong tangannya orang yang mencuri alat musik, seperti piano, gitar, suling. Karena alat-alat itu tidak boleh digunakan menurut mayoritas ahli ilmu. Alat-alat tersebut tidak berharga karena tidak dapat dijual. Adapun ulama` yang membolehkan menggunakan alat musik, telah sepakat dengan pendapat diatas, yakni pencurinya tidak dikenai hukuman potong tangan. Alasannya karena ada syubhat. Sedangkan syubhat itu dapat menggugurkan hadd. Selanjutnya para ulama` berbeda pendapat mengenai pencuri anak kecil yang merdeka dan belum mumayyiz. Imam Abu Hanîfah dan Imam Shâfi’i mengatakan, tidak ada hukuman potong tangan atas seorang pencuri anak kecil yang merdeka dan belum mumayyiz. Karena anak tersebut bukanlah harta. Akan tetapi pencurinya dikenai sanksi. Begitu juga tidak ada hukuman potong tangan atas pencuri anak kecil yang merdeka dan belum mumayyiz serta memakai perhiasan dan pakaian. Karena memang perhiasan dan pakaian 26
Ibid., 207.
28
itu ikut anak kecil. Selain itu, mencuri perhiasan dan pakaian itu bukanlah tujuannya. Yang dituju adalah mencuri anak. Imam Mâlik mengatakan bahwa orang yang mencuri anak kecil yang merdeka tetap dijatuhi hukuman potong tangan. Karena anak kecil tersebut adalah harta yang paling berharga. Dan pemotongan tangan atas pencurinya bukanlah mengingat materi pencuriannya, tetapi mengingat jiwa anak yang dicurinya itu. Selanjutnya barang yang boleh dimiliki tetap tidak boleh diperjual belikan, seperti anjing pemburu dan daging kurban, maka dalam hal ini Asyab dari pengikut Imam Mâlik mengatakan pencurian anjing pemburu dikenai hukuman potong tangan. Tetapi apabila anjing tersebut bukan anjing untuk berburu, maka pencurinya tidak dihukum potong tangan. Dan mengenai tanah, apabila tanah tersebut
kurang ada
peminatnya, seperti tanah untuk batu bata, maka pencurinya tidak dapat dikenai hukuman potong tangan. Karena tanah tersebut tidak berharga. Tetapi apabila tanah tersebut berharga, seperti tanah yang mengandung obat, atau yang lainnya, maka dalam hal ini ada dua pendapat, yaitu: 1. Tidak ada hukuman potong tangan atas pencurinya. 2. Hukuman potong tangan atas pencurinya. Selanjutnya termasuk masalah yang dikhilafkan adalah mengenai pencuri mashaf. Imam Abu Hanîfah berpendapat pencurinya tidak dikenai hukuman potong tangan. Karena mashaf bukanlah harta. Selain itu, setiap orang mempunyai hak terhadap mashaf tersebut.
29
Imam Mâlik, Imam Shâfi’i, Abu Tsaur, Abu yusuf dari sahabat Abu Hanîfah dan Ibnu Munzir berpendapat bahwa pencuri mashaf tetap dihikum potong tangan apabila harga mashaf tersebut mencapai satu nishab. b. Termasuk sifat-sifat yang bisa dianggap sebagai barang curian untuk dikenai hukum potong tangan adalah barang curian yang mencapai satu nishab. Jadi, satu nishab itulah yang harus dibuat standart minimal untuk menegakkan hadd. Lagi pula barang tersebut harus termasuk barang yang berharga, di mana manusia membutuhkannya.
Kapan barang itu dihargakan? Menurut Imam Mâlik, pengikut Imam Shâfi’i, dan pengikut Imam Ahmad ibn Hanbal mengatakan: untuk menentukan satu nishab dalam pencurian, maka barang tersebut harus dihargakan dengan harga yang berlaku ketika pencurian itu terjadi. Sedangkan menurut Imam Abu Hanîfah, barang curian tersebut dihargakan ketika pencurinya dijatuhi hukum potong tangan.27 Ada beberapa syarat yang diperselisihkan berkenaan dengan barang yang dicuri. Diantaranya yang terkenal adalah syarat nishab. Jumhur fuqaha mempersyaratkan nishab, kecuali pendapat yang diriwayatkan dari al- Hasan al-Bashri yang mengatakan, bahwa hukuman potong tangan itu dikenakan karena barang yang dicuri, baik
27
Ibid., 214.
30
sedikit atau banyak, berdasarkan keumuman firman Allah SWT dalam surat al-Maidah ayat 38:
3 «!$# zÏiΒ Wξ≈s3tΡ $t7|¡x. $yϑÎ/ L!#t“y_ $yϑßγtƒÏ‰÷ƒr& (#þθãèsÜø%$$sù èπs%Í‘$¡¡9$#uρ ä−Í‘$¡¡9$#uρ ÒΟŠÅ3ym ͕tã ª!$#uρ Artinya : Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.28 Fuqaha yang memegangi persyaratan nishab pada hukuman potong tangan, yakni jumhur fuqaha. Banyak berselisih pendapat tentang kadar nishab. Apabila ada jama`ah mencuri sejumlah harta yang bagian setiap anggota jama`ah mencapai satu nishab, maka semua anggota jama`ah harus dijatuhi hukuman potong tangan. Ini semua ulama fiqh telah sepakat. Akan tetapi para ulama berbeda pendapat apabila jumlah harta yang dicuri jama`ah tersebut mencapai nishab, tetapi setelah dibagi-bagikan ternyata setiap anggota tidak ada satu nishab. Terhadap masalah ini, jumhur ulama fiqh berpendapat semua anggota jama`ah tetap dikenai hukuman potong tangan. Imam Abu
28
Depag RI, Al Qur’an, 149.
31
Hanîfah berpendapat bahwa semua anggota jama`ah bebas dari hukuman potong tangan sehingga bagian mereka mencapai satu nishab. Ibnu
Rusyd
memberi
penjelasan
bahwa
ulama
yang
mengatakan setiap anggota jama`ah dikenai hukuman potong tangan adalah karena ia menitik beratkan pada jumlah barang yang dicuri oleh jama`ah tersebut. Sedangkan ulama yang mengatakan semua anggota jama`ah bebas dari hukuman potong tangan adalah karena ia menitik beratkan pada bagian setiap anggota. Jadi kiranya tidaklah seimbang apabila tangan mereka dipotong dengan mendapatkan bagian dibawah satu nishab.29
3. Tempat Penyimpanan Barang Yang Dicuri Yang dimaksud dengan tempat penyimpanan dan penjagaan barang yang dicuri adalah tempat penyimpanan yang semestinya untuk menjaga barang tersebut. Contohnya seperti rumah, toko, kandang, dan sebagainya. Menurut Imam Abu Hanîfah, setiap yang bisa dianggap sebagai penyimpanan bagi sebagian harta dapat dipandang sebagai penyimpanan bagi semua harta. Siapa yang mengambil barang-barang dari tempat tersebut, dan mencapai nishab maka harus dijatuhi hukuman potong tangan, Ini demi menjaga harta orang Islam atau orang lain, tidak ada perbedaan antara simpanan banyak atau sedikit. Sedangkan menurut Imam Mâlik, Imam Shâfi’i, dan Imam Ahmad ibn Hanbal, apa yang dimaksud dengan tempat penyimpanan dimana pencurinya wajib dikenai hukuman potong tangan tergantung pada jenis harta 29
Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, IX:214.
32
yang disimpan, juga tergantung kebiasaan masing-masing daerah. Dan kebiasaan itu adalah sesuatu yang diketahui dan diakui bersama oleh komunitas masyarakat.30 Untuk menentukan apakah tempat penyimpanan atau penjagaan itu sudah semestinya atau belum, maka ini dikembalikan kepada kebiasaan. Syara dan bahasa tidak menjelaskannya. Sedangkan ketentuan-ketentuan dan sifatsifat tempat penyimpanan atau penjagaan itu diperlukan karena memang tempat itulah yang merupakan bukti bahwa pemilik barang menghendaki agar barangnya terjaga dan tidak dicuri orang. Jumhur ulama fiqh mengatakan bahwa masalah tempat penyimpanan dan penjagaan barang yang dicuri turut pula menentukan apakah hadd mencuri dijatuhkan atas pencurinya atau tidak. Akan tetapi ada sekelompok ulama fiqh yang mengatakan bahwa masalah tempat penyimpanan dan penjagaan barang yang dicuri tidaklah turut menentukan apakah hadd mencuri itu dijatuhkan atas pencurinya atau tidak. Jadi bagaimanapun adanya tempat penyimpanan dan penjagaan itu, hadd tetap dilaksanakan. Karena secara zhahir masalah itu tidak disebut-sebut dalam ayat mengenai mencuri, yaitu:
ª!$#uρ 3 «!$# zÏiΒ Wξ≈s3tΡ $t7|¡x. $yϑÎ/ L!#t“y_ $yϑßγtƒÏ‰÷ƒr& (#þθãèsÜø%$$sù èπs%Í‘$¡¡9$#uρ ä−Í‘$¡¡9$#uρ ÒΟŠÅ3ym ͕tã
30
Khudori Soleh, Fiqh Kontekstual, 45-46.
33 Artinya : Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.31
Demikian menurut sekelompok ulama fiqh lain, diantaranya: Ahmad, Ishak, Zafr, dan pengikut Dawud Adz- Zhahiri.32
E. Nishab (batas minimal) Barang Curian
Dalam kasus pencurian Ada beberapa syarat yang diperselisihkan berkenaan dengan barang yang dicuri. Diantaranya yang terkenal adalah syarat nisab (batas minimal) barang curian.33 a. Menurut Imam Abu Hanîfah:
Batas minimal barang yang mewajibkan si pncuri dihukum potong tangan adalah 1 (satu) dinar emas, atau 10 (sepuluh) dirham perak, ataupun yang seharga itu. b. Menurut Imam Mâlik, Imam Shâfi’i dan ahmad:
Batas minimal barang yang mewajibkan potong tangan adalah 1/4 (seperempat) dinar atau 3 (tiga) dirham atau yang seharga itu. 1 dinar sama dengan 5 gram emas, 1 dirham perak beratnya 3,12 gram seharga sekitar 0,50
31
Depag RI, Al Qur’an, 149. Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, IX:216. 33 Khudori Soleh, Fiqh Kontekstual, 45. 32
34 gram emas. Jika emas, misalnya Rp. 50.000,- per gram, berarti 1 dinar = 5 gram x Rp. 50.000,- = Rp. 250,000,-. Menurut Imam Abu Hanîfah, jika seseorang mencuri barang yang nilainya mencapai itu, dia telah bisa dikenai hukuman potong tangan. Tetapi menurut imam madzab yang lain, batas minimal adalah ¼ dinar = Rp. 62.500,-. Pencuri yang mengambil barang yang nilainya mencapai itu, telah dikenai hukuman potong tangan. Perbedaan diatas disebabkan adanya perbedaan perspektif antar imam mazhab. Imam Abu Hanîfah lebih memperhatikan jiwa orang islam agar tidak terlalu mudah dijatuhi hukuman, sementara imam mazhab yang lain lebih memperhatikan posisi harta agar tidak mudah diganggu orang lain. Untuk lebih jelasnya perbedaan pendapat yang terkenal dari hal itu yang disandarkan pada dalil-dalil yang shahih itu ada dua pendapat. Yang pertama adalah pendapat fuqaha Hijaz, yaitu Imam Mâlik, Imam Shâfi’i dan lain-lainnya. Yang kedua adalah pendapat ulama Irak.34 1. Fuqaha Hijaz Fuqaha Hijaz mewajibkan hukuman potong tangan pada pencurian tiga dirham yang terbuat dari perak, atau seperempat dinar yang terbuat dari emas. Kemudian mereka berselisih pendapat tentang barang-barang curian yang selain emas dan perak. Menurut pendapat Imam Mâlik yang terkenal, barang tersebut dinilai dengan dirham bukan dengan dinar. Yakni apabila tiga dirham itu berbeda nilainya dengan seperempat dinar, karena perbedaan harga pasaran. Seperti 34
Ibnu Rushd, Bidayatu al-Mujtahid Wa Nihayatu al-Muqtasid, III:651.
35
apabila pada suatu ketika seperempat dinar itu nilainya sama dengan setengah dirham. Sedangkan Imam Shâfi’i berpendapat, bahwa pokok penilaian suatu barang itu dengan seperempat dinar. Dan seperempat dinar ini pulalah yang dipakai untuk menilai dirham. Oleh karenanya, Imam Shâfi’i berpendapat bahwa pada pencurian tiga dirham itu tidak dikenakan hukuman potong tangan, kecuali jika tiga dirham itu senilai dengan seperempat dinar. Imam Mâlik berpendapat bahwa masing-masing dari dinar dan dirham harus dinilai sendiri-sendiri. Segolongan fuqaha bagdad meriwayatkan dari Imam Mâlik, bahwa dalam menilai barang harus diperhatikan mata uang yang banyak dipakai di negeri setempat. Jika yang banyak dipakai adalah dirham, maka barang tersebut harus dinilai dengan dirham, sedang apabila yang banyak dipakai adalah dinar, maka barang tersebut harus dinilai dengan seperempat dinar.
2. Fuqaha Irak Fuqaha Irak berpendapat bahwa nishab yang mengakibatkan hukuman potong tangan adalah sepuluh dirham, dan tidak boleh kurang dari itu. Segolongan fuqaha, antara lain Ibnu Abi Laila dan Ibnu Syubrumah berpendapat bahwa hukuman potong tangan tidak dikenakan pada jumlah yang kurang dari lima dirham. Ada juga yang berpendapat, bahwa hukuman potong tangan dikenakan pada jumlah empat dirham. Sedangkan Utsman al-Batti berpendapat, pada dua dirham.
36
F. Pelaksanaan Hadd Mencuri Menurut
pendapat Imam Mâlik, pengikut Imam Shâfi’i dan Ahnaf
menyebutkan bahwa: hadd mencuri tidak dilaksanakan kecuali bila pihak yang dicuri menuntut. Dan hadd baru bisa dilaksanakan bila ada dua orang saksi adil yang menyatakan bahwa orang yang akan di hadd itu benar-benar mencuri; atau orang yang akan di hadd itu mengaku sendiri bahwa dia telah mencuri. Pengakuan itu cukup sekali saja. Akan tetapi Imam Ahmad ibn Hanbal, Ishak, dan Ibnu Abi Laila berpendapat bahwa pengakuan mencuri yang dapat dikenai hadd haruslah dua kali. Ibnul Qayyim mengemukakan, para khalifah dan imam madzhab tidak pernah berubah menetapkan bahwa ketika barang yang dicuri ternyata ada di tangan tersangka, maka keberadaan barang itu adalah bukti kuat, bahkan lebih kuat dari saksi dan pengakuan. Jika informasi iqrar dan saksi bersifat masih mungkin benar dan mungkin salah, maka keberadaan barang ditangan pencuri merupakan nash shariih (teks eksplisit) yang tidak berkemungkinan.35 Ada beberapa pendapat mengenai penggabungan antara hukuman potong tangan dan mengembalikan barang curian., diantaranya:36 1. Menurut Imam Abu Hanîfah. Pencuri tidak bisa dikenai hukuman ganda, yaitu dipotong tangannya dan disuruh mengembalikan barang yang dicurinya. Jika pihak yang dirugikan menuntut ganti rugi, dia tidak bisa meminta hukuman 35
Abdullah bin Abdurrahman Al Bassam, Syarah Bulughul Maram. (Jakarta: Pustaka Azzam, 2007), 342. 36 Khudori Soleh, Fiqh Kontekstual, 58.
37
potong tangan. Sebaliknya jika dia menuntut potong tangan, dia tidak bisa menuntut ganti rugi. Tidak ada hadits yang menyatakan pencuri dihukum ganda seperti itu. 2. Menurut Imam Mâlik: Jika pencurinya kaya, dia harus dikenai hukuman potong tangan dan memberikan ganti rugi. Dan jika pencurinya miskin, cukup dikenai hukuman potong tangan. Ini demi memberi hukuman berat bagi orangorang kaya yang mencuri dan memberi keringanan bagi yang miskin. 3. Menurut Imam Shâfi’i dan Imam Ahmad ibn Hanbal Pencuri dikenai hukuman potong tangan dan harus mengembalikan barang yang dicurinya. Ini demi memberikan pelajaran kepada masyarakat betapa jahat dan buruknya perbuatan mencuri. Juga memberikan peringatan bagi pelakunya bahwa dia telah melupakan Tuhan dan adanya tuntutan di akhirat atas segala yang dilakukannya. Orang yang percaya akan adanya Tuhan tidak akan pernah mencuri. Imam Hasan Basri pernah berkata,”Jika ada orang yang menyatakan amal yang paling baik adalah amal yang dilakukan orang yang tidak beriman, pasti aku benarkan. Sebab, jika memang kita beriman dengan benar dan sempurna, tidak akan sedikitpun berbuat dosa dan kesalahan, secara rahasia ataupun terang-terangan.”
Fuqaha Kufah mengatakan, bahwa berkumpulnya dua hak pada satu hak adalah bertentangan dengan aturan-aturan pokok. Mereka mengatakan juga, bahwa hukuman potong tangan itu merupakan pengganti kerugian. Dari sinilah
38
para fuqaha tersebut berpendapat bahwa apabila seseorang mencuri sesuatu barang, kemudian dia dipotong karenanya, maka dia tidak dipotong tangannya apabila mencuri untuk kedua kalinya.37 Mengenai
dengan
anggota
badan
yang
dipotong
dan
batas
pemotongannya, para ulama berbeda pendapat. Imam Mâlik dan Imam Shâfi’i berpendapat bahwa pada pencurian pertama yang dipotong adalah tangan kanan, pada pencurian kedua yang dipotong adalah kaki kiri, pada pencurian ketiga yang dipotong adalah tangan kiri, dan pada pencurian yang keempat yang dipotong adalah kaki kanan. Jika pencuri masih melakukannya untuk yang kelima kalinya, maka dia dipenjara hingga bertaubat.38 Adapun menurut pendapat ”Atha, pencuri yang mencuri pencurian pertama dipotong tangannya. Bila mencuri untuk kedua kalinya, maka diberi hukuman ta`jir. Alasannya karena dalam ayat tidak ada perintah untuk memotong kaki. Madzhab Zhahiri berpendapat bahwa pada pencurian pertama dipotong tangan kanannya. Pada pencurian kedua, dipotong tangan kirinya. Pada pencurian ketiga, dikenai hukuman ta`jir. Menurut Imam Abu Hanîfah, pada pencuri pertama, pencuri dipotong tangan kanannya. Pada pencurian kedua, dipotong kaki kirinya. Pencurian ketiga, dipenjara sampai taubat. Alasannya kata aydiyahuma maksudnya adalah tangan
kanannya,
sebab
ibn
Mas`ud
membacanya
dengan
faqtha`u
aymanahuma. Oleh karena itu, bacaan ini merupakan tafsiran dari kata 37 38
Ibnu Rushd, Bidayatu al-Mujtahid Wa Nihayatu al-Muqtasid, III:662. H. A. Djazuli, Fiqh Jinayah. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997), 82.
39
aydiyahuma. Selain itu, jika dipotong dua tangannya dan dua kakinya, maka dia tidak dapat lagi melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi dirinya dan orang lain. Tidak dapat makan, berjalan, bersuci, dan mempertahankan diri. Umar dan Ali pun tidak lebih dari sekedar memotong tangan kanan dan kaki kiri pencuri.39 Mengenai batas tangan yang dipotong. Sesuai dengan srrat al- Maidah ayat 38:
ª!$#uρ 3 «!$# zÏiΒ Wξ≈s3tΡ $t7|¡x. $yϑÎ/ L!#t“y_ $yϑßγtƒÏ‰÷ƒr& (#þθãèsÜø%$$sù èπs%Í‘$¡¡9$#uρ ä−Í‘$¡¡9$#uρ ÒΟŠÅ3ym ͕tã Artinya : Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.40 Ayat ini menjelaskan dengan tegas kewajiban menjalankan (hukum) potong tangan. Sedangkan, penafsiran atas kata aydiyahuma harus dikembalikan kepada makna bahasa. Menurut bahasa, jika disebut yad, adalah dari telapak tangan sampai akhir telapak tangan. Jadi yang dimaksud adalah hingga pergelangan tangan. Dan tidak disebutkan dengan makna lain; kecuali ada qarinah. Allah Swt. Berfirman pada ayat tentang wudlu`:
… È,Ïù#tyϑø9$# ’n<Î) öΝä3tƒÏ‰÷ƒr&uρ…. Artinya : ......dan tanganmu sampai dengan siku....... 39 40
Ibid., 83-84. Depag RI, Al Qur’an, 149.
40
Allah menjelaskan,”membasuh tangan hingga siku” seandainya Allah tidak menyebutkan kata ”sampai siku”, tentu membasuh (tangan) hanya sampai dua pergelangan tangan saja. Dengan kata lain, makna membasuh tangan akan dipahami dengan makna bahasanya saja. Dengan demikian, pencuri akan dipotong sampai pada pergelangan tangannya.
G. Hapusnya Hukuman Potong Tangan Banyak perbedaan pendapat dikalangan ulama tentang hapusnya hukuman potong tangan. Diantara hal yang dapat menghapuskan adalah: 1. Terbukti bahwa dua orang saksinya itu dusta dalam persaksiannya. 2. Pencuri menarik kembali persaksiannya. 3. Mengembalikan harta yang dicuri sebelum diajukan kesidang. Pendapat ini khusus disampaikan oleh Imam Abu Hanîfah. Sedangkan menurut Imam Mâlik, Imam Shâfi’i dan Imam Ahmad ibn Hanbal bahwa mengembalikan harta yang dicuri itu tidak menyebabkan hapusnya hukuman pencurian, karena ancaman hadd itu terwujud ketika terjadinya pengambilan harta. 4. Dimilikinya harta yang dicuri itu dengan sah oleh pencuri sebelum diajukan ke pengadilan menurut Imam Abu Hanîfah. Sedang menurut Imam lainnya, hal ini tidak menyebabkan hapusnya hukuman sebagaimana diatas.41
41
H. A. Djazuli, Fiqh Jinayah, 86.
41 BAB III PROFIL XL CENTER PONOROGO, STRATEGI PERUSAHAAN DAN PROSES PEMAKAIAN XL GPRS
A. Profil XL Center Ponorogo PT Excelcomindo Pratama Tbk. (“XL” atau “Perseroan”) didirikan pada tanggal 6 Oktober 1989 dengan nama PT Grahametropolitan Lestari yang bergerak di bidang perdagangan dan jasa umum.42 Pada tahun 1995, seiring dengan kerjasama antara Rajawali Group – pemegang saham – dengan beberapa investor asing (Nynex, AIF dan Mitsui), PT Grahametropolitan Lestari mengubah nama menjadi PT Excelcomindo Pratama dengan kegiatan utama usahanya sebagai penyelenggara jasa telepon dasar. XL mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 8 Oktober 1996 dengan menyediakan jasa telepon dasar menggunakan teknologi GSM 900 (Global System for Mobile). Dalam perkembangannya, XL juga memperoleh Izin Penyelenggaraan Jaringan Bergerak Seluler untuk teknologi DCS 1800 (Distributed Control System), Izin Penyelenggaraan Jaringan Tetap Tertutup, Izin Penyelenggaraan Jasa Internet (Internet Services Protocol/ISP) dan Izin Penyelenggaraan Jasa Internet Telepon untuk Keperluan Publik (Voice over Internet Protocol/VoIP). Pada tahun 2006, XL memperoleh Izin Penyelenggaraan Seluler untuk teknologi 3G dan meluncurkannya secara komersial pada bulan September 2006.43
42 2
http://www.xl.co.id/HubunganInvestor/ProfilXL.aspx, tgl 28-05-2009. Ibid., 2.
41
42 Hingga saat ini, XL telah mendirikan lebih dari 13.000 menara Base Transceiver Station (BTS) di seluruh Indonesia untuk melayani 22 juta pelanggannya. Dan XL berkomitmen untuk terus meningkatkan kualitas dan cakupan wilayah selulernya di masa mendatang, agar kebutuhan komunikasi para pelanggan dapat senantiasa berjalan kapanpun, di manapun.44 Untuk memberikan pelayanan dan dukungan terbaik bagi para pelanggannya, hingga kwartal I tahun 2007 telah tersedia lebih dari 156 gerai XL Center di seluruh Indonesia, didukung oleh layanan Contact Center yang selalu siap menyediakan informasi kepada pelanggan, XL resmi memperoleh lisensi 3G, dan selain menggelar layanan 3G yang inovatif, pelanggan XL semakin dimanjakan dengan hadirnya dukungan Video Contact Center, layanan dukungan pelanggan berbasis teknologi 3G.45 Beberapa penghargaan yang pernah diraih XL pada tahun 2009 XL diantaranya:46 1. Call Center Award 2009 XL meraih penghargaan Call Center Award 2009 for Service Excellence untuk kategori Industri Telekomunikasi yang diselenggarakan oleh Majalah Marketing dan Carre - Center for Customer Satisfaction & Loyalty (Carre CCSL)
3
Ibid., 3. http://www.nyambungterus.com/arsip, tgl 28-05-2009. 46 Ibid. 4
43
2. IR Global Rankings 2009 XL menjadi satu-satunya perusahaan Indonesia yang masuk dalam Best Ranked Companies For ‘Investor Relations Global Rankings’ (IRGR) 2009, dimana XL mendapatkan penghargaan sebagai Top 5 Financial Disclosures Companies di Asia. Penghargaan diberikan oleh MZ (www.mz-ir.com), perusahaan konsultan komunikasi terkemuka di bidang investor relations dan keuangan. 3. Golden Ring Awards XL kembali meraih penghargaan “Indonesia Golden Ring Award 2009” untuk 3 kategori sekaligus : Best Operator, Best Customer Service dan Best Operator Product untuk XL Prabayar 4. Telecom Asia Awards XL meraih 2 (dua) kategori pada Telecom Asia Award 2009 yaitu Best Mobile Carrier dan Best Emerging Market Carrier yang diselenggarakan oleh Telecom Asia Group, salah satu grup penerbitan media telekomunikasi terbesar di Asia. XL menjadi operator pertama dari Indonesia yang berhasil mendapatkan Award bergengsi yang telah digelar selama 12 tahun ini 5. Call Center Award 2008
44 Penghargaan dari Majalah Marketing dan Center untuk Customer Satisfaction & Loyalty (CCSL)
6. Indonesia Golden Ring Award 2008 Penghargaan dari Forum Wartawan Telekomunikasi Indonesia untuk 3 kategori sekaligus yaitu The Best Operator, The Best Operator Product untuk kartu XL prabayar bebas dan The Best Customer Service 7. Indonesian MAKE (Most Admired Knowledge Enterprise) Perusahaan berbasis pengetahuan paling dikagumi di 2008; berdasarkan studi oleh Dunamis Organization Services, perusahaan konsultan terkemuka di Indonesia, dan Teleos, perusahaan riset independen terkemuka di dunia 8. Indonesia Cellular Award (ICA) 2008 XL menerima 5 penghargaan sekaligus dalam ajang ICA sebagai The Best CSR Award, The Best Marketing & Promotion Award, The Best Customer Growth Award, The Best VAS Award, dan The Best Operator GSM Award Dengan penyediaan produk, layanan dan dukungan pelanggan tersebut, berbagai penghargaan bergengsi telah diraih oleh XL. Penghargaan ini sebagai bukti
45 komitmen XL untuk senantiasa meningkatkan kualitas dan inovasi produk serta layanannya. Secara sistematis, maka perjalanan XL di Indonesia dapat dilihat dalam tabel berikut :47 Memperoleh ijin seluler sistem GSM 900 dan resmi beroperasi secara 1996 komersial dengan fokus di area Jakarta, Bandung dan Surabaya. Membangun jaringan microcell terpadu di kawasan segitiga emas 1997 Jakarta. 1998 Meluncurkan merek proXL untuk produk layanan prabayar. 1999 Mulai memasuki pangsa pasar di Sumatera dan Batam. Mendapatkan alokasi spektrum DCS 1800 dan menyelesaikan pembangunan jaringan utama serat optik. 2001 Menghadirkan layanan M-banking dan M-Fun. Memperluas cakupan jaringan ke daerah Kalimantan dan Sulawesi. 2002 Meluncurkan layanan leased line dan IP (Internet Protocol). Melakukan logo XL dan merubah merek proXL dengan produk-produk 2004 baru, yaitu:jempol (prabayar), bebas re-branding (prabayar) dan Xplor (pasca bayar).
47
http://www.xl.co.id/Korporat/TentangXL/PerjalananXL.aspx, tgl 28-05-2009.
46 Menjadi anak perusahaan TM Group dan terdaftar di Bursa Efek 2005 Indonesia (dahulu Bursa Efek Jakarta) dengan kode saham EXCL. 2006 Menghadirkan layanan XL 3G “Pertama Terluas dan Tercepat”. Menjadi pelopor dalam penerapan tarif Rp 1/detik. ETISALAT menjadi pemegang saham XL. ETISALAT adalah 2007 perusahaan telekomunikasi terbesar kedua di Timur Tengah. Memulai konsolidasi bran menjadi prabayar XL dan pasca bayar XL. TM Group mengumumkan penyelesaian proses demerger TM International Berhad (TMI), di mana Indocel Holding Sdn Bhd, anak 2008 perusahaan TMI, mengakuisisi seluruh kepemilikan saham XL yang dimiliki oleh Khazanah Nasional Berhad, sehingga kepemilikan Indocel Holding Sdn Bhd menjadi 83,8%.
Sejak berdirinya PT Excelcomindo Pratama Tbk, pada tanggal 6 Oktober 1989. Pada awal-nya gerai-gerai XL-Center baru didirikan di kota-kota besar saja, dari tahun ke-tahun terus berkembang sampai di tiap kota/kabupaten di Indonesia. XL center Ponorogo didirikan pada akhir tahun 2007 sebagai wujud dan bentuk dari perluasan jaringan XL, berlokasi di Jl. Diponegoro No. 04 (utara alun-alun) Ponorogo, hingga saat ini XL center Ponorogo dipimpin oleh Bpk. Supriyadi dan memiliki 19 karyawan/karyawati. Dalam proses kerjanya, XL center Ponorogo merupakan salah satu gerai XL center yang memang didirikan di setiap kota/kabupaten di seluruh Indonesia. Gerai XL center adalah wujud perpanjangan
47 tangan dari PT. Excelcomindo Pratama Tbk pusat dalam melayani pelanggannya di berbagai daerah termasuk ponorogo.48 Dikarenakan XL center adalah perpanjangan tangan dari PT. Excelcomindo Pratama pusat maka, seluruh kegiatan dan produk serta pola kerjanya memang harus sesuai dengan aturan-aturan yang sudah diterapkan oleh kantor pusat.49 Salah satu produk dari XL yang kemudian dipasarkan oleh seluruh gerai XL center di Indonesia adalah XL GPRS (General Packet Radio Service) yang merupakan jasa penyedia akses jaringan internet selain 3G maupun HSDPA(HighSpeed Downlink Packet Access). Untuk dukungan pelanggan prabayar pihak XL siap melayani pelanggan 24 jam sehari, 7 hari seminggu. Untuk informasi selengkapnya para pelanggan XL bisa menghubungi nomor-nomor dibawah ini :50 1. 818 Nomer layanan informasi pelanggan melalui mesin penjawab yang bisa dihubungi tanpa tersambung dan berbicara dengan Petugas Customer Service XL dan layanan ini tidak dikenakan tarif. 2. 817
Nomer layanan pelanggan yang tersambung langsung untuk
berbicara dengan XL Contact Center Representatif (Petugas Customer Service XL), layanan ini dikenakan tarif sebesar : Rp 350/panggilan. 3. Atau (021) 579 59818 / 579 59817 yang akan dikenakan tarif normal ke PTSN.
48
Hasil wawancara dengan Bpk. Supriyadi (pimpinan XL center Ponorogo), tgl 06-09-2009. Hasil wawancara dengan sdr. Wawan (karyawan XL center Ponorogo), tgl 10-09-2009. 50 Kartu Perdana XL edisi 2009. 49
48 B. Strategi Perusahaan Pasar selular berkembang dari 52 juta di tahun 2005 menjadi 68 juta di tahun 2006, dan meskipun persaingan semakin hebat dan menantang, XL dapat mempertahankan pangsa pasar XL, dan yang lebih penting lagi, XL dapat memperbesar pasar melalui pendapatan yang dihasilkan. Melalui hasil penawaran perdana saham Perseroan di tahun 2005 dan penerbitan obligasi yang kedua pada awal tahun 2006, XL telah memperluas wilayah cakupan secara signifikan selama tahun 2008, dan mengelola wilayah cakupan di Pulau Jawa kepada tingkat yang sangat kompetitif sementara jaringan cakupan wilayah terus diperluas melalui peningkatan BTS menjadi lebih dari 14.000 BTS (termasuk 981 node B – BTS untuk 3G) hingga Agustus 2008 yang membentang di sepanjang daerah wilayah Indonesia.51 Di masa mendatang, XL akan senantiasa mengembangkan wilayah cakupan, khususnya di luar Pulau Jawa, mengembangkan produk dan layanan yang menarik dan terjangkau untuk pelanggan. Karena XL menyadari sepenuhnya bahwa jangkauan jaringan pelayanan yang berkualitas tinggi, kapasitas bandwidth, dan produk serta layanan yang inovatif merupakan kunci bagi kesinambungan pertumbuhan jangka panjang Perseroan. XL telah berhasil meluncurkan layanan 3G di 13 kota di 9 propinsi Indonesia sebagai penyedia jasa layanan 3G ”Pertama Terluas dan Tercepat” di Indonesia. Didukung oleh teknologi HSDPA (High-Speed Downlink Packet Access) yang memungkinkan kecepatan akses data hingga 2.6Mbps.
51
http://www.xl.co.id/Korporat/TentangXL/StrategiPerusahaan.aspx, tgl 18-06-2009.
49 Hal ini menjadikan XL sebagai penyedia layanan 3G ‘tercepat’ sampai dengan saat ini. Beberapa inisiatif untuk pengembangan jaringan XL lakukan, lima diantaranya memberikan kontribusi signifikan terhadap perkembangan teknologi XL, yaitu: peningkatan BTS sebesar 51%, sistem penagihan dengan versi yang lebih canggih, kesinambungan dari pemasangan kabel serat optik di darat dan bawah laut, aplikasi teknologi terkini untuk teknologi switching, serta pembangunan pusat penanganan bencana (Disaster Recovery Center) yang konsisten di seluruh Indonesia. Dengan senantiasa merencanakan dan menjalankan penyediaan kapasitas, XL mampu meningkatkan kapasitas jaringan empat sampai lima kali lipat dibandingkan awal 2007. Hasilnya, di 2008 XL berhasil menangani 109,5 miliar total menit, atau meningkat tujuh kali dari 13,8 miliar pada tahun lalu. Angka penggunaan (utilization rate) juga meningkat menjadi 60%-70%. Aplikasi teknologi dan sistem terkini juga mempersiapkan XL menghadapi tantangan dan tuntutan yang akan datang di industri telekomunikasi Inisiatif pemasaran yang inovatif dilakukan dengan cara memperluas jangkauan layanan, serta menawarkan produk dan layanan unggulan yang lebih mudah dijangkau pelanggan melalui lebih dari 156 XL Center dan hampir 34.000 outlet XL di hampir semua kota besar di Indonesia. Berbagai inisiatif ini berhasil meningkatkan jumlah pelanggan hingga mencapai lebih dari 22 juta pelanggan pada semester 1 2008.52 Selain solusi konsumer, XL juga mengembangkan layanan pasar korporat yang sedang berkembang pesat dengan meningkatkan sinergi dengan TMI. Saat ini XL dalam proses untuk lebih lanjut mengembangkan jaringan serat optik digital 52
Hasil wawancara dengan Bpk. Supriyadi, (pimpinan XL center Ponorogo), tgl 06-09-2009.
50 mencakup seluruh Pulau Jawa; jaringan gelombang mikro digital berkapasitas tinggi di Kalimantan, Sumatera dan Sulawesi; dan kabel jaringan serat optik digital bawah laut yang menghubungkan Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Sulawesi dan Kalimantan. Dengan tersedianya jaringan backbone di sepanjang kawasan industri dan daerah yang berpopulasi padat, XL memiliki peluang strategis untuk menggabungkan jaringan backbone dengan seluler digital bagi pemenuhan kebutuhan pelanggan ritel maupun korporat. Untuk memenuhi kebutuhan pasar korporasi, XL menyediakan solusi telekomunikasi yang terintegrasi, yaitu penggabungan antara jaringan backbone serat optik dengan fasilitas dedicated leased line, komunikasi data, platform Dengan menjadi salah satu anggota dari TMI, memungkinkan XL untuk semakin mengasah kemampuan XL melalui pertukaran pengalamanpengalaman yang terbaik, saling membagi keahlian dan sumber daya, serta penghematan biaya melalui standar harga dan kerja sama-kerja sama, dan XL percaya keuntungan lebih lanjut akan didapatkan di masa yang akan datang. Dengan dukungan para pemegang saham, segenap Dewan Komisaris, para investor, mitra bisnis dan pelanggan setia, serta segenap karyawan yang berdedikasi, XL meyakini berbagai peluang dan tantangan ke depan sepanjang tahun 2007 dapat dihadapi dengan lebih baik. VoIP berskala besar, layanan telekomunikasi seluler GSM, dan layanan komunikasi terkini lainnya. Pada saat ini, XL adalah satu-satunya penyedia jasa telepon bergerak selular, telekomunikasi dan informasi terpadu yang bisa menyediakan semua layanan ini dalam satu atap, di Indonesia.
51 C. Proses Pemakaian XL-GPRS 1. Proses Jual Beli Pulsa XL Proses pemakaian XL-GPRS diawali dengan jual beli kartu perdana XL dan isi ulang pulsa/recharging yang bisa dilakukan di konter/kios. Dalam hal ini konter/kios hanya menjual produk dan jasa dari XL dan mengambil keuntungan dari penjualan produk dan jasa tersebut. Jual beli pulsa XL merupakan proses kegiatan pengisian ulang pulsa sehingga pembelian pulsa bisa diasumsikan dengan pengisian ulang pulsa, baik fisik maupun elektrik. Jadi, jual beli pulsa adalah proses recharging atau proses pengisian ulang pulsa ke dalam nomor yang diisi baik secara fisik maupun elektrik sehingga nomor yang diisi kembali tersebut akan mendapatkan pulsa dengan nominal tertentu dan penambahan masa aktif serta masa tenggang sesuai dengan nominal pulsa yang dibeli.53 Masa aktif dan masa tenggang pulsa tergantung dari nominalnya,sebagaimana yang digambarkan dalam tabel berikut ini :54
Nominal
Masa Aktif
(Rp)
(hari)
5.000
15
10.000
25
25.000
35
50.000
45
53 54
Masa Tenggang
Jenis Voucher Elektronik
30 hari
Fisik
Hasil wawancara dengan sdr. Wawan (karyawan XL center Ponorogo), tgl 15-09-2009. Tabel brosur promo XL murah meriah.
52 100.000
90
Selama nomor handphone tersebut masih dalam masa aktif maka nomor tetap bisa dipakai untuk melakukan panggilan atau menerima panggilan serta dapat digunakan untuk mengirim pesan singkat (SMS), pesan multimedia (MMS) maupun untuk akses GPRS. Tetapi bila nomor tersebut sudah memasuki masa tenggang maka, nomor hanya dapat dipakai untuk menerima panggilan dan pesan singkat saja sampai diisi kembali.55
2. Pembatasan Waktu Pemakaian XL GPRS Adapun mengenai pembatasan waktu pemakaian XL GPRS pihak operator XL menjelaskan bahwa selama nomor masih dalam masa aktif maka nomor bisa dipakai untuk mengakses internet dengan ketentuan nominal pulsa di dalam nomor minimal Rp. 1000,- serta telah disetting dengan cara yang telah ditentukan oleh pihak operator XL.56 Sedangkan tarif yang dikenakan untuk pemakaian XL GPRS adalah sebesar Rp. 10/kb (kilobyte) yang didenominasi dari jumlah pulsa yang ada dalam nomor tersebut. Misalnya, pulsa di dalam nomor masih Rp. 5000,- kemudian dipakai untuk mengakses internet sebesar 50 kb maka, pulsa akan berkurang menjadi Rp. 4500,dengan asumsi 50 kb sama dengan Rp. 500.57 Tetapi XL GPRS sendiri mempunyai keunggulan dengan tarif hemat bagi pelanggan yaitu dengan akses gratis selama 50kb pertama kemudian untuk selanjutnya dikenakan tarif sebagaimana digambarkan 55
Hasil wawancara dengan sdr. Wawan, tgl 15-09-2009. http://www.xl.co.id/Korporat/TentangXL/AturanPenggunaan.aspx tgl 18-06-2009. 57 Hasil wawancara dengan saudari Dian (karyawati XL-Center Ponorogo), tgl 08-09-2009. 56
53 sebelumnya, jadi bila seorang pelanggan mengakses XL GPRS sebesar 50 kb maka sebenarnya yang diakses oleh pelanggan tersebut adalah sebesar 100 kb.
3. Cara Setting GPRS Mengenai cara setting GPRS pihak operator XL juga telah mengaturnya sebagaimana berikut : a. Over The Air (OTA) Pelanggan yang ponselnya mendukung layanan OTA (Over The Air) dapat melakukan aktivasi layanan GPRS via SMS melalui setting OTA sebagai berikut:58
•
Ketik GPRS<spasi><merek ponsel><spasi>
Kirim ke 9667
contoh : GPRS NOKIA 7610 kirim ke 9667 Biaya Rp.350,-/SMS Pengguna akan menerima balasan SMS berisi setting parameter. Proses di atas juga akan mengaktifkan GPRS secara otomatis. Sedangkan jenis-jenis ponsel yang mendukung layanan OTA adalah Nokia, Sony Ericsson, Siemens, Motorola, Samsung dan LG.
b. GPRS Manual Parameter (setting manual)
58
http://www.xl.co.id/XLPrabayar/LayananStandar/GPRSMMS.aspx, tgl 18-06-2009.
54 Selain setting via SMS, GPRS juga dapat disetting secara manual dengan memasukkan manual parameter di bawah ini dalam pengaturan koneksi handphone.
1)
Connection Name: XL-GPRS
2)
Data Bearer: GPRS
3)
Access Point Name: www.xlgprs.net
4)
Username: xlgprs
5)
Prompt Password: No
6)
Password: proxl
7)
Authentication: Normal
8)
Homepage: http://wap.xl.co.id
9)
Connection Security: Off
10)
Session Mode: Permanent
11)
IP Address: Automatic
12)
Proxy Server Address: 202.152.240.050
13)
Proxy Port Number: 8080 Selain menggunakan dua cara diatas pelanggan juga bisa datang langsung ke
XL-Center terdekat untuk setting XL-GPRS dengan membawa handphone yang akan disetting GPRS tersebut dan nomor XL yang biasanya juga akan di aktivasi GPRSnya. Untuk layanan ini pihak XL-Center tidak memungut biaya. Maka setelah setting XL-GPRS selesai dilakukan nomor sudah dapat dipakai untuk mengakses internet melalui handphone dengan menggunakan XL-GPRS.
55 Seiring dengan kemajuan teknologi saat ini ternyata di lapangan ditemukan bahwa XL-GPRS bisa dipakai untuk mengakses internet walaupun dengan nominal pulsa Rp. 0,- dengan cara merubah setting GPRS secara manual sebagaimana berikut :59 1. Pastikan GPRS sudah aktif. 2. Gunakan setting GPRS default/standar, 3. Nominal pulsa harus dibawah Rp.1000,- atau sudah ditolak oleh server 4. Pastikan masa aktif pulsa masih berlaku/belum habis.
Cara setting GPRS gratis XL ini sangat mudah, tinggal memasukan tanda ':' (titik dua) didepan 'http://'header. Contoh:
:http://www.facebook.com
Untuk melakukan perubahan setting XL-GPRS tersebut, langkah-langkah harus anda lakukan adalah: •
Anda harus membuka terlebih dahulu setting XL-GPRS di handphone anda untuk dilakukan pengeditan/perubahan.
59
Hasil wawancara dengan saudara Achsani Abdul Azis (pengguna XL), tgl 23-05-2009 .
56 •
Kemudian anda cari alamat “homepage” yang ada pada isi dari setting standart/default tersebut. Operator XL memiliki 2 macam alamat homepage, yaitu: 1. http://wap.xl.co.id 2. http://wap.lifeinhand.com Kedua alamat homepage tersebut pada dasarnya sama saja, akan tetapi yang membedakan antara keduanya adalah: Apabila seorang pengguna XL mengaktivasi XL-GPRS untuk pertama kali di handphone miliknya. Maka, alamat
homepage
yang
dikirimkan
oleh
operator
XL
adalah:
http://wap.xl.co.id dan jika pengguna XL tersebut mengaktivasi ulang XLGPRS di handphone yang sama, baik dengan nomor kartu yang sama atau dengan nomor kartu yang lain. Maka, alamat homepage yang dikirim adalah: http://wap.lifeinhand.com •
Selanjutnya anda beri tanda ':' (titik dua) didepan alamat homepage tersebut, seperti contoh dibawah ini: :http://wap.xl.co.id atau :http://wap.lifeinhand.com
•
Setelah anda selesai merubahnya kemudian anda simpan (save). Dan dengan demikian anda sudah dapat mengakses XL-GPRS secara gratis.
D. Penerapan Sanksi
57 Seiring kemajuan teknologi di lapangan ternyata terjadi penyalahgunaan setting XL-GPRS sehingga bisa merugikan pihak operator XL sendiri maka, menanggapi hal itu pihak XL sudah memberikan sanksi berupa pemblokiran nomornomor yang dipakai dan disalahgunakan. Di samping memberikan sanksi berupa pemblokiran nomor, pihak XL juga telah memperbaiki system tranmisinya sehingga GPRS tidak bisa diakses secara gratis lagi. Penerapan sanksi yang dilakukan XL berdasarkan kepada aturan-aturan penggunaan bagi pelanggan XL. Sebagaimana yang telah ditentukan dalam “Syarat dan Ketentuan Pelanggan XL” yaitu ;60 2. Penyalahgunaan atau Kehilangan SIM Card Jika terjadi kehilangan, kecurian, dan atau penyalahgunaan SIM Card, Pelanggan segera memberitahukan XL. Pelanggan akan bertanggung jawab untuk semua biaya tertanggung sehubungan dengan penggunaan SIM Card, termasuk semua biaya yang berkaitan dengan penyalahgunaan dan atau penggunaan untuk tujuan penipuan/tidak sah yang dilakukan oleh Pelanggan dan atau pihak lain. 3. Penangguhan dan Penon-aktifkan XL berhak menurut kebijaksanaannya, untuk melakukan penangguhan atau pemutusan Layanan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu atau ganti rugi terhadap Pelanggan, apabila hal-hal dibawah ini terjadi: a. Terjadi kerusakan secara teknis pada Layanan; b. Terdapat perbaikan, modifikasi atau pemeliharaan pada Layanan; c. Customer melakukan pelanggaran terhadap salah satu Syarat & Ketentuan; d. Jika Pelanggan dan atau pihak lain, yang menurut opini XL akan mengakibatkan kerugian atau kerusakan terhadap XL dan atau terhadap Layanan; e. Apabila menurut pendapat XL, Layanan disalah gunakan untuk tujuan penipuan oleh Pelanggan dan atau pihak lain. 4. XL akan berusaha untuk melakukan tindakan secepat mungkin jika penangguhan atau penghentian terjadi disebabkan oleh hal-hal yang dinyatakan di atas. Pelanggan akan bertanggung jawab untuk semua biaya yang dikenakan pada saat gangguan, penangguhan atau kerugian terhadap Layanan tersebut.
60
http://www.xl.co.id/Korporat/TentangXL/AturanPenggunaan.aspx, tgl 18-06-2009.
58 5. Layanan International Roaming Layanan International Roaming diluar Indonesia tersedia di negara-negara tertentu. XL berhak menurut kebijaksanaan mutlak untuk menentukan Pelanggan yang memenuhi syarat untuk Layanan International Roaming tersebut. 6. Perubahan Syarat & Ketentuan XL mempunyai hak mutlak, dari waktu ke waktu untuk melakukan perubahan terhadap Syarat & Ketentuan.
Seperti kasus yang terjadi pada saudara Achsani Abdul Azis, salah seorang pengguna XL yang mengaku bisa mengakses XL-GPRS secara gratis setelah merubah setting standar yang telah dikirimkan oleh operator XL, yang bersangkutan telah menjadi pengguna XL sejak tahun 2008. Setelah mendapatkan informasi dari seorang temannya tentang cara merubah setting XL-GPRS tersebut maka, yang bersangkutan pun mencoba untuk mempraktekkannya dan ternyata memang dapat berhasil, walaupun hal ini tidak berlangsung begitu lama hanya dalam jangka waktu beberapa bulan saja, sampai akhirnya pihak XL menyadari akan adanya kebocoran transmisi dan melakukan pemblokiran terhadap nomor saudara Achsani Abdul Azis, akan tetapi saudara Achsani Abdul Azis telah berganti nomor sampai 3 kali dan ketiga nomor tersebut juga telah diblokir juga oleh pihak XL.61 Hal serupa juga dialami oleh saudara Imam Mustakim yang juga telah berhasil mengakses XL-GPRS secara gratis setelah merubah setting standar yang telah dikirimkan oleh operator XL. Hal ini dilakukan sejak awal bulan Mei 2009 sampai pada akhirnya nomor saudara Imam Mustakim tersebut juga diblokir oleh pihak XL dan tidak dapat digunakan lagi.62
61 62
Hasil wawancara dengan saudara Achsani Abdul Azis (pengguna XL), tgl 23-05-2009. Hasil wawancara dengan saudara Imam Mustakim (pengguna XL), tgl 05-05-2009.
59 Demikian juga yang dialami saudara Ridho Utomo yang juga dapat mengakses GPRS secara gratis, hal ini dilakukannya setelah dia tahu cara merubah setting XL-GPRS standar tersebut, yang kemudian diketahui pihak XL dan akhirnya pihak XL juga melakukan pemblokiran terhadap nomor saudara Ridho Utomo tersebut. Dan masih banyak lagi contoh-contoh serupa yang dialami para pengguna XL, sehingga pihak XL sendiri merasa dirugikan dengan adanya penyalahgunaan setting XL-GPRS tersebut.63
63
Hasil wawancara dengan saudara Ridho Utomo (pengguna XL), tgl 27-05-2009.
60 BAB IV PANDANGAN FIQH TERHADAP PENYALAHGUNAAN PERUBAHAN SETTING XL-GPRS STANDART/DEFAULT DI PONOROGO SERTA TINDAKAN PIHAK OPERATOR XL YANG MEMBLOKIR NOMOR PELANGGAN (PELAKU) PENYALAHGUNAAN PERUBAHAN SETTING XL-GPRS
A. Pandangan Fiqh terhadap Penyalahgunaan Perubahan Setting XL-GPRS Standart/default di Ponorogo
PT Excelcomindo Pratama Tbk adalah salah satu dari sekian perusahaan jasa telekomunikasi yang ada di Indonesia, yang memiliki berbagai produk sebagai usaha melayani kebutuhan masyarakat yang kian meningkat dan dipacu oleh waktu serta memberikan efektifitas pada aktifitas manusia khususnya dalam bidang komunikasi dan informasi. Salah satu produknya yang terkenal dalam dunia komunikasi sellular adalah XL-GPRS yang sudah dikemas dalam satu paket kartu perdana. Maka dengan kepemilikan sebuah kartu perdana XL yang dilanjutkan dengan mengaktifkan layanan GPRS seseorang sudah terdaftar sebagai pelanggan XL dan dapat melakukan komunikasi sellular serta mengakses internet. Proses pemakaian XL-GPRS pada dasarnya tidak terbatas jika kartu masih dalam kondisi aktif serta nominal pulsa di dalamnya tidak kurang dari Rp. 1.000,-,
61 dengan asumsi penghitungan akses dihitung dengan satuan kilobyte yang akan didenominasi dari jumlah pulsa di dalam kartu. Maka, apabila pulsa dalam kartu 59
tersebut sudah mencapai batas minimal XL-GPRS tidak dapat digunakan dan bila ingin menggunakannya kembali seorang pelanggan harus mengisinya terlebih dahulu. Pemakaian XL-GPRS secara ilegal hanya akan menguntungkan pihak pemakai/pelanggan XL saja karena pihak pemakai dapat melakukan akses internet walaupun dengan nominal pulsa di bawah batas yang telah ditentukan oleh pihak XL. Dalam hal ini pihak pemakai/pelanggan harus bisa bertanggung jawab terhadap pemakaian XL-GPRS secara ilegal tersebut karena sudah menyebabkan kerugian materiil pihak XL. Maka pemakaian XL-GPRS secara ilegal dengan merubah setting standar/default adalah sebuah kedzaliman yang dilakukan pelanggan kepada PT Excelcomindo Pratama Tbk. Dalam Al-Qur’an ditegaskan oleh Allah SWT :
šχθßϑn=ôàè? Ÿωuρ šχθßϑÎ=ôàs? Ÿω
Artinya : “ kamu tidak Menganiaya dan tidak (pula) dianiaya.64
Penyalahgunaan perubahan setting XL-GPRS standart/default adalah sebuah kecurangan/kedzaliman yang sengaja dilakukan oleh pemakai/pelanggan yang kemudian digunakan untuk mengakses internet secara gratis diluar tarif promo dari
64
Depag RI, Al Qur’an, 70
62 operator XL, padahal seharusnya seorang pemakai/pelanggan yang mengakses internet dikenakan tarif sesuai dengan aturan yang diberlakukan oleh operator XL yaitu Rp. 10,-/kb setelah pemakai/pelanggan tersebut memperoleh layanan akses internet gratis 50 kb pertama. Dengan demikian tindakan pelanggan tersebut menyalahi aturan yang diberlakukan oleh pihak operator XL dan seorang pemakai/pelanggan tersebut telah sengaja melakukan kecurangan/kebathilan dengan memakai/menggunakan layanan internet tanpa mengeluarkan biaya akses sepeserpun. Sesuai dengan surat an-Nisa ayat 29:
šχθä3s? βr& HωÎ) È≅ÏÜ≈t6ø9$$Î/ Μà6oΨ÷t/ Νä3s9≡uθøΒr& (#þθè=à2ù's? Ÿω (#θãΨtΒ#u šÏ%©!$# $y㕃r'‾≈tƒ $VϑŠÏmu‘ öΝä3Î/ tβ%x. ©!$# ¨βÎ) 4 öΝä3|¡àΡr& (#þθè=çFø)s? Ÿωuρ 4 öΝä3ΖÏiΒ <Ú#ts? tã ¸οt≈pgÏB Artinya : Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh
dirimu
Sesungguhnya
Allah
adalah
Maha
Penyayang
kepadamu.65 Dan tindakan kecurangan/kebathilan tersebut diatas adalah sebuah tindakan pencurian (sariqah) yang dalam hal ini seorang pelanggan dapat mengakses internet secara gratis padahal seharusnya seorang pemakai/pelanggan tersebut dikenakan tarif sesuai dengan aturan yang berlaku, tetapi dengan usahanya tersebut seorang pemakai/pelanggan secara sembunyi-sembunyi berusaha menerobos jaringan internet.
65
Ibid., 123.
63 Dan dengan kata lain seorang pelanggan tersebut telah mencuri pulsa yang seharusnya dia bayar untuk mengakses internet sesuai ketentuan yang berlaku. Dalam surat al-Maidah ayat 38 disebutkan:
3 «!$# zÏiΒ Wξ≈s3tΡ $t7|¡x. $yϑÎ/ L!#t“y_ $yϑßγtƒÏ‰÷ƒr& (#þθãèsÜø%$$sù èπs%Í‘$¡¡9$#uρ ä−Í‘$¡¡9$#uρ ÒΟŠÅ3ym ä−Í‘$¡¡9$#uρ ÒΟŠÅ3ym ͕tã ª!$#uρ Artinya : Laki-laki yang mencuri dan perempuan yang mencuri, potonglah tangan keduanya (sebagai) pembalasan bagi apa yang mereka kerjakan dan sebagai siksaan dari Allah. dan Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.66
Penyalahgunaan perubahan setting XL-GPRS standart/default yang telah ditentukan jelas-jelas merugikan pihak XL dan ada unsur kebathilan dengan wujud pencurian layanan operator yaitu dengan perubahan setting XL-GPRS supaya dapat mengakses internet tanpa harus mengisi ulang pulsa. Maka hal ini adalah sesuatu yang dilarang oleh syari’at.
B. Pandangan fiqh Terhadap Tindakan Pihak Operator XL yang Memblokir Nomor Pelanggan (pelaku) Penyalahgunaan Perubahan Setting XL-GPRS Standart/default di Ponorogo
66
Ibid., 149.
64 Dalam proses pemakaian pulsa XL-GPRS untuk mengakses internet, seorang pemakai/pelanggan seharusnya dikenakan tarif Rp. 10,-/kb setelah menggunakan gratis 50 kb pertama, akan tetapi pada kenyataannya pemakai/pelanggan tersebut tidak mengeluarkan biaya akses internet sepeser-pun, dengan jalan merubah setting XL-GPRS standart/default. Bisa dikatakan pemakai/pelanggan tersebut tidak mau membayar tarif pulsa yang seharusnya dia bayar sesuai ketentuan dari operator XL. Dalam masalah ini ada sebuah kecurangan atau pencurian pulsa dari pihak pemakai/pelanggan terhadap pihak operator, dimana seorang pelanggan tersebut melakukannya secara sembunyi-sembunyi. Sedangkan sariqah itu sendiri ada dua macam, yaitu: 1. Pencurian yang harus dikenai sanksi. 2. Pencurian yang harus dikenai hadd. Pencurian yang harus dikenai sanksi adalah pencurian yang syarat-syarat penjatuhan haddnya tidak lengkap. Jadi, karena Syarat-syarat penjatuhan haddnya tidak lengkap, maka pencurian itu tidak dikenai hadd, tetapi dikenai sanksi. Rasulullah saw sendiri memberikan putusan dengan melipat gandakan tanggungan atas orang yang mencuri barang, dimana pencurinya itu tidak dihukum potong tangan. Sedangkan pencurian yang hukumannya hadd itu ada dua macam, yaitu: 1. Pencurian shughra, yaitu pencurian yang hanya wajib dikenakan hukuman potong tangan. 2. Pencurian kubra, yaitu pencurian harta secara merampas dan menantang. Ini dalam fiqh disebut dengan hirabah.
65 Hirabah adalah keluarnya gerombolan bersenjata didaerah Islam untuk mengadakan kekacauan, penumpahan darah, perampasan harta, mengoyak kehormatan, merusak tanaman, peternakan, citra agama, akhlak, ketertiban, dan undang-undang. Baik gerombolan itu dari orang Islam sendiri maupun kafir Dzimmi, atau kafir Harbi.67 Dalam masalah pencurian pulsa XL-GPRS ini seorang pelanggan seharusnya dikenai hukuman potong tangan apabila pencurian tersebut telah mencapai satu nisab Sedangkan nishab (batas minimal) itu sendiri masih diperselisihkan oleh fuqaha, antara lain: a. Menurut Imam Abu Hanîfah:
Batas minimal barang yang mewajibkan si pncuri dihukum potong tangan adalah 1 (satu) dinar emas, atau 10 (sepuluh) dirham perak, ataupun yang seharga itu. b. Menurut Imam Mâlik, Imam Shâfi’i dan ahmad:
Batas minimal barang yang mewajibkan potong tangan adalah 1/4 (seperempat) dinar atau 3 (tiga) dirham atau yang seharga itu. 1 dinar sama dengan 5 gram emas, 1 dirham perak beratnya 3,12 gram seharga sekitar 0,50 gram emas. Jika emas, misalnya Rp. 50.000,- per gram, berarti 1 dinar = 5 gram x Rp. 50.000,- = Rp. 250,000,-. Menurut Imam Abu Hanîfah, jika seseorang mencuri barang yang nilainya mencapai itu, dia telah bisa dikenai hukuman 67
Sayyid Sabiq, Fiqh as-Sunnah, IX:175.
66 potong tangan. Tetapi menurut imam madzab yang lain, batas minimal adalah ¼ dinar = Rp. 62.500,-. Pencuri yang mengambil barang yang nilainya mencapai itu, telah dikenai hukuman potong tangan. Pada kenyataannya seorang pelanggan yang memakai pulsa untuk akses internet diluar tarif promo gratis 50 kb pertama pada umumnya tidak mencapai satu nishab, maka pencurian yang semacam ini tidak dikenakan hukuman hadd. Dengan demikian seorang pemakai/pelanggan tersebut dikenai hukuman sanksi, Sebagaimana yang telah diterapkan oleh Rasulullah saw. pada kasus pencurian yang syarat-syarat penjatuhan haddnya tidak lengkap. Yaitu dengan mengembalikan dua kali lipat jumlah nominal pulsa yang telah dipakai pemakai/pelanggan tersebut untuk mengakses internet. Kemudian dalam prakteknya dilapangan, pihak operator XL sangatlah sulit untuk mencari pelaku penyalahgunaan perubahan setting XL-GPRS, hal ini karena banyaknya pemakai/pelanggan yang melakukan penyalahgunaan tersebut. Dan dikarenakan pemakai/pelanggan sering berganti nomor identitas. Maka, dalam kasus seperti ini pihak XL menerapkan syarat dan ketentuan layanan internet XL bagi pengguna layanan. Mengenai syarat dan ketentuan layanan internet XL, PT. Exelcomindo Pratama, Tbk telah mengaturnya dalam “ Syarat dan Ketentuan Layanan Internet PT. Exelcomindo Pratama, Tbk68., diantara syarat-syarat tersebut yaitu : XL berhak menurut kebijaksanaannya, untuk melakukan penangguhan atau pemutusan layanan tanpa pemberitahuan terlebih dahulu atau ganti rugi terhadap Pelanggan, apabila halhal dibawah ini terjadi: 68
http : // www.nyambungterus.com/syarat-ketentuan/internet, tgl 28-05-2009.
67 a. Terjadi kerusakan secara teknis pada layanan; b. Terdapat perbaikan, modifikasi atau pemeliharaan pada layanan; c. Customer melakukan pelanggaran terhadap salah satu Syarat & Ketentuan; d. Jika Pelanggan dan atau pihak lain, yang menurut opini XL akan mengakibatkan kerugian atau kerusakan terhadap XL dan atau terhadap Layanan; e. Apabila menurut pendapat XL, layanan disalah gunakan untuk tujuan penipuan oleh Pelanggan dan atau pihak lain. Jadi pada prinsipnya tindakan pihak operator XL yang memblokir nomor pemakai/pengguna itu bisa dibenarkan dan telah sesuai dengan syara`, yaitu pemberian hukuman sanksi terhadap pelaku pencurian pulsa. Dan dengan mempertimbangkan bahwa pelaku penyalahgunaan perubahan setting XL-GPRS ini telah mengakibatkan kerugian pada pihak operator, sesuai dengan bunyi aturan pengguna pada poin (d) diatas. Yang berbunyi : Jika Pelanggan dan atau pihak lain, yang menurut opini XL akan mengakibatkan kerugian atau kerusakan terhadap XL dan atau terhadap Layanan. Dengan
demikian
tindakan
pihak
operator
memblokir
nomor
pemakai/pelanggan (pelaku) penyalahgunaan perubahan setting XL-GPRS tersebut telah sesuai dengan aturan yang berlaku dan dapat dibenarkan dalam pandangan fiqh.
68 BAB V PENUTUP A. Kesimpulan Setelah melakukan analisa terhadap penyalahgunaan pemakaian pulsa XLGPRS di Ponorogo dalam pandangan fiqh, maka permasalahan-permasalahan pada rumusan masalah dapat terjawab. Akhirnya penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut : 1. Penyalahgunaan pemakaian pulsa XL-GPRS dengan jalan merubah setting XL-GPRS standart/default merupakan tindakan yang jelas-jelas merugikan pihak XL. Penyalahgunaan perubahan setting XL-GPRS yang telah ditentukan pihak XL adalah tindakan kecurangan dengan wujud sariqah (pencurian) terhadap layanan operator yaitu dengan perubahan setting XLGPRS tersebut supaya dapat mengakses internet tanpa membayar pulsa sedikit-pun dan tanpa harus mengisi ulang pulsa. Maka, menurut pandangan fiqh penyalahgunaan perubahan setting XL-GPRS semacam ini hukumnya haram. 2. Mengenai tindakan pihak operator XL yang memblokir nomor pelanggan pada prinsipnya tindakan tersebut telah sesuai dengan bunyi Syarat dan Ketentuan Layanan Internet PT. Exelcomindo Pratama, Tbk. Dalam pandangan fiqh, tindakan penyalahgunaan yang dilakukan pelanggan tersebut merupakan tindak pencurian (sariqah). Tapi, karena pencurian tersebut tidak mencapai satu nishab, maka gugurlah hukuman hadd
69 (potong tangan), dan hukuman yang dikenakan kepada pelakunya adalah hukuman sanksi. 67
B. Saran-Saran Dari kesimpulan di atas, penulis melihat bahwa operator XL harus secara rutin melakukan program maintenance jaringan atau evaluasi berkala sehingga kemungkinan terjadinya pembobolan akses jaringan dapat teratasi. Dan bagi para pengguna jasa XL-GPRS hendaknya memakai jasa akses secara normal tanpa merubah setting apapun sehingga sesuai dengan ajaran agama dan tidak merugikan salah satu pihak yang bertransaksi. Dalam tulisan panjang ini penulis yakin akan adanya kekurangan dan kesalahan, maka sudah seharusnya disesuaikan sebagaimana mestinya.
70 DAFTAR PUSTAKA
Al-Imâm al-Qâdhî Abi Al-Walid Muhammad Bin Ahmad bin Muhammad bin Ahmad bin Rusyd Al-Qurthubî Al-Andâlusî. Bidâyah Al-Mujtahid Wa Nihâyah AlMuqtashid. Beirut: Dar Al-Kutub, 2007. Abdul Qadir al-Awdah. At-Tasri`u al-Jina`i al-Islam. Beirut: Muassasatu al-Risalah, 1992. As-Sayyid Sabiq, alih bahasa Kamaluddin A. Masduli. Fiqh as-Sunnah 12. Bandung : Al Ma’arif, 1984. Al-Imâm Taqiyyuddin Abu Bakar al-Hussaini. Kifâyâtu al-Ahyâr. Surabaya: PT. Bina Ilmu, 1997. Abdurrahman al-Maliki. Sistem Sanksi Dalam Islam. Bogor: Pustaka Thariqul Izzah, 1990. Abdullah bin Abdurrahman Al Bassam. Syarah Bulughul Maram. Jakarta: Pustaka Azzam, 2007. Ahmadi, Idris. Fiqh Ash-Shafi’I. Jakarta : Karya Indah, 1986. Departemen Agama RI. Al-Qur’an dan Terjemahannya. Surabaya : Mahkota, 1989. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka, 2005. Djazuli. Fiqh Jinayah. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, 1997. Muhammad Hasbi Ash Shiddieqy. Hukum-Hukum Fiqh Islam. Semarang: PT. Pustaka Rizki Putra, 1997. Nata, Abudin. Methodologi Studi Islam. Jakarta : Rajawali Grafindo Persada, 2000. Strauss, Ansel dan Juliet Corbin. Dasar-dasar Penelitian Kuantitatif. Penyadur : H.M Djanaidi Ghom, Surabaya : Bina Ilmu, 1997. Soleh, Khudori. Fiqh Kontekstual, jilid 7. Jakarta: PT Pertja,1999. Purwodarminto. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1976.
Vivanews.com/news/read/54864-tarif-murah-XL./ internet.
71 http : // www.nyambungterus.com/syarat-ketentuan/internet. http://www.xl.co.id/HubunganInvestor/ProfilXL.aspx http://www.xl.co.id/Korporat/TentangXL/PerjalananXL.aspx http://www.xl.co.id/Korporat/TentangXL/StrategiPerusahaan.aspx
http://www.nyambungterus.com/arsip http://www.xl.co.id/Korporat/TentangXL/AturanPenggunaan.aspx http://www.xl.co.id/XLPrabayar/LayananStandar/GPRSMMS.aspx