BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor usaha yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional. UMKM mempunyai paling tidak tiga indikator yang menunjukkan peran pentingnya dalam perekonomian Indonesia. Pertama, jumlahnya banyak dan mencakup setiap sektor ekonomi. Kedua, UMKM memiliki potensi besar dalam menyerap tenaga kerja. Ketiga, UMKM memberikan kontribusi yang besar dalam pendapatan nasional.1 Perkembangan UMKM selalu mengalami peningkatan dari tahun ketahun, pada tahun 2008 jumlah UMKM sebesar 51.409.612 unit, selanjutnya pada tahun 2009 jumlah UMKM sebesar 52.764.603 sampai pada tahun 2012 jumlah UMKM mencapai 56.534.592.2 Rata-rata kenaikan jumlah UMKM mencapai satu juta pertahunnya. Sehingga dengan semakin meningkatnya jumlah UMKM di Indonesia, semakin pula meningkatkan jumlah tenaga kerja dan mengurangi pengangguran.
1
Hasan Anwar, Analisis Pengaruh Aset, Keuntungan, Lama Usaha, Persepsi Tingkat Bunga, Jenis Kelamin, Pendidikan, Dan Usia terhadap Keputusan UMKM Mengambil Kredit Perbankan (Studi Kasus: Kabupaten Kudus), Skripsi, (Semarang: Undip), http://eprints.undip.ac.id , (diunduh tanggal 5 September 2014), hlm 2. 2 http://www.bps.go.id, (diunduh tanggal 5 September 2014).
1
2
Meski dari tahun ketahun UMKM mengalami peningkatan, tapi sebenarnya UMKM memiliki masalah klasik antara lain rendahnya produktifitas, kesulitan akses terhadap permodalan, pasar, teknologi dan informasi, serta rendahnya kualitas sumber daya manusia. Masalah utama yang sering dialami oleh para pelaku UMKM salah satu diantaranya masalah permodalan, sebenarnya pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan yang mendukung perkembangan UMKM dalam hal permodalan seperti KUR (Kredit Usaha Rakyat) dan yang lainnya. Tapi para pelaku UMKM masih enggan untuk melakukan peminjaman modal (kredit modal) kelembaga keuangan, karena dianggap prosedur atau syarat saat akan meminjam terlalu sulit. Padahal masalah tersebut muncul dari pengelola UMKM sendiri karena kebanyakan pengelola UMKM tidak membiasakan diri mencatat data transaksi, keuangan, pembukuan, dan sebagainya dengan baik dan tertib. Mereka lebih mengandalkan daya ingat saja, sehingga pihak bank meragukan kemampuan perusahaan untuk mengembalikan pinjaman sesuai aturannya. 3 Mereka lebih memilih bertahan dengan modal seadanya atau bahkan ada yang meminjam modal melalui jasa rentenir.
3
Singgih Wibowo, DKK, Pedoman Mengelola Perusahaan Kecil, (Jakarta Penebar Swadaya, 1999), hlm 2.
3
Tabel 1.1 Realisasi KUR Perprovinsi4 Total No
Provinsi
Total Debitur (Rp Juta) 1 Jawa Barat 21.340.610 1.680.091 2 Jawa Tengah 26.453.664 2.716.058 3 D.I. Yogyakarta 3.336.722 301.999 4 Jawa Timur 24.921.408 2.054.428 5 Banten 3.421.288 192.514 Sumber: Komite KUR Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian, 2013 Dilihat dari Tabel 1.1 Realisasi KUR perprovinsi, Jawa Tengah merupakan provinsi dengan total KUR terbanyak sebesar 26.453.664, kemudian diikuti oleh Jawa Timur sebesar 24.921.408, Jawa Barat 21.340.610, Banten 3.421.288, D.I Yogyakarta 3.336.722. Pekalongan termasuk kota yang berada di Jawa Tengah, kota yang terkenal dengan sebutan Kota Santri dan Kota Batik. Kerajinan batik menjadi faktor utama pendorong laju pertumbuhan ekonomi di Kota Pekalongan.5 Di Pekalongan tersendiri produksi kerajinan batik didominasi oleh UMKM, yang tersebar dibeberapa wilayah di Kota dan Kabupaten Pekalongan. Simbang Wetan merupakan desa yang terletak di Kabupaten Pekalongan yang letaknya di perbatasan Kabupaten dan Kota Pekalongan. Simbang Wetan tersendiri sebagian besar warganya bermata pencaharian
4
www.depkop.go.id. Qomarudin Analisis Efisiensi Usaha Kecil Dan Menengah (Ukm) Batik Di Desa Kauman Kota Pekalongan Dengan Metode Data Envelopment Analysis (Dea), Skripsi, (Surakarta: Universitas Sebelas Maret,2011), http://eprints.uns.ac.id, (diunduh tanggal 3 September 2014), hlm 2. 5
4
sebagai pengusaha maupun sebagai buruh batik. Berbagai macam usaha batik tersebar di wilayah desa Simbang Wetan ini, baik yang berskala kecil maupun yang berskala menengah. Sebagian masih berskala kecil atau masih tergolong industri rumah tangga. Artinya usaha ini proses produksinya masih berada di rumah pengusaha. Adapun pengusaha yang berskala kecil maupun menengah yang terdapat di desa Simbang Wetan berjumlah 228 pengusaha. 6 Salah seorang pengusaha, awalnya sebelum melakukan pembiayaann dia ikut menabung di BMT, karena tertarik ajakan pegawai yang setiap hari mendatangi pasar tempat dia berjualan, lalu saat dia membutuhkan dana tambahan untuk usahanya, dia mengambil pembiayaan modal kerja karena syarat dari BMT yang tidak terlalu susah dan lebih bersifat kekeluargaan.7 Dalam mengembangkan usahanya, pengusaha membutuhkan dana tambahan karena modal yang harus mereka keluarkan relatif besar. Untuk mendapatkan dana tambahan tersebut bisa didapat dengan kredit modal kerja di lembaga keuangan, misalnya Bank, BMT, Koperasi dan lainnya. Untuk mendapatkan kredit modal kerja dari Lembaga Keuangan atau lainnya, diperlukan persyaratan yang tidak mudah, seperti laporan keuangan, jumlah pegawai, lama usaha dan lainnya. Padahal UMKM sendiri masih tergolong usaha sederhana, maka tidak banyak yang mencatat atau membuat laporan keuangan yang dibutuhkan.
6
Laporan bulanan desa Simbang wetan kecamatan Buaran laporan bulan Agustus 2014. Hasil Wawancara dengan Ibu Kamil Faroh (58) Ibu Isrofiyah (31) dan Bapak Ismawanto (33) , pada tanggal 25 Februari 2015. 7
5
Munculnya Lembaga keuangan Syariah bisa dijadikan sebagai alternatif para pengusaha
yang mayoritas beragama Islam untuk bisa
mendapatkan tambahan modal yang sesuai dengan syariah. Kehadiran lembaga-lembaga perbankan dan keuangan tersebut hendaknya diimbangi dengan
tumbuhnya
para
entrepreneur
syariah.
Tumbuhnya
etos
entrepreneurship yang tinggi, khususnya bagi generasi umat akan berdampak positif terhadap kemajuan dan kebangkitan ekonomi umat sebagaimana yang terjadi di masa silam sekaligus berdampak positif bagi lembaga perbankan dan keuangan itu sendiri. Fenomena perkembangan perbankan syariah dapat memberikan akses yang lebih luas kepada masyarakat, khususnya pengusaha muslim. Dengan adanya Lembaga Keuangan Syariah, mereka bisa bertransaksi dengan tanpa khawatir adanya unsur riba.8 Dari sekian banyak lembaga keuangan syariah, BMT merupakan lembaga ekonomi Islam yang dibangun berbasis keumatan. Dari segi jumlah BMT merupakan lembaga keuangan syariah yang paling banyak apabila dibandingkan dengan lembaga-lembaga keuangan syariah lainnya. Baitul Maal wat Tamwil (BMT) terdiri dari dua istilah, yaitu baitul maal dan baitut tamwil. Baitul maal lebih mengarah pada usaha-usaha pengumpulan dan penyaluran dana yang non-profit, seperti: zakat, infaq dan shodaqoh. Sedangkan baitut tamwil sebagai usaha pengumpulan dan penyaluran dana komersial. Usaha-usaha tersebut menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari
8
Amalia Nuril Hidayati, Analisis Keputusan Pengusaha Muslim Dalam Melakukan Pembiayaan Pada Bank Syari’ah Di Tulungagung, jurnal, (Tulungagung: Stain Tulungagung, 2013), http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id, (diunduh 28 Oktober 2014), hlm 205.
6
BMT sebagai pendukung kegiatan ekonomi masyarakat kecil dengan berlandaskan syariah.9 Mengingat begitu banyaknya ragam produk dan jasa dari BMT, sebaiknya BMT dapat juga menjadi penasehat keuangan bagi nasabah yang memerlukan fasilitas dari BMT tersebut. Selain itu, pemilihan model pembiayaan yang tepat untuk nasabah dari pada model pembiayaan yang lain justru dapat pula lebih mengoptimalkan pendapatan dan keuangan BMT dari pada model pembiayaan yang ditawarkan.10 BMT dalam fungsinya sebagai investor/penyalur dana menjanjikan suatu sistem operasional yang lebih adil, khususnya pada sistem profit loss sharing (bagi hasil) seperti yang ada, yaitu menghilangkan praktek riba dan menggantikannya dengan sistem bagi hasil. Bagi hasil inilah yang membedakan antara lembaga keuangan Islam dan non Islam. 11 Rasio bagi hasil merupakan biaya penggunaan dana dari BMT. Rasio bagi hasil mempunyai hubungan dengan probabilita permintaan kredit modal kerja usaha kecil dari BMT. Semakin tinggi rasio bagi hasil, maka probabilitas permintaan kredit modal kerja akan menurun; demikian sebaliknya makin rendah rasio bagi hasil probabilita permintaan modal kerja akan meningkat.12
9
Sudarsono, Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, (Yogyakarta: Ekonisia, 2007),
hlm. 96. 10
Sutan Remy, Perbankan Syariah Produk-Produk Dan Aspek-Aspek Hukumnya, (Jakarta: Kencana, 2014), hlm. 417-419. 11 Muhammad, Lembaga Lembaga keuangan umat Kontemporer. cet.1 (Yogyakarta:UII Pers,2000), hal. 106. 12 Jumhur, Analisis Permintaan Kredit Modal Kerja Usaha Kecil Di Kota Semarang (Studi Kasus Permintaan Modal Kerja Usaha Kecil Sektor Perdagangan Dari BMT),tesis,
7
Menurut penelitian Mujib Daroini (2014) bagi hasil berpengaruh terhadap keputusan memilih pembiayaan musyarakah, sedangkan menurut jumhur (2006) bagi hasil tidak berpengaruh terhadap keputusan kredit modal kerja. Melihat perkembangan lembaga keuangan saat ini, seharusnya pihak lembaga keuangan tersebut dapat menerapkan strategi agar nasabah termotivasi untuk menggunakan jasa lembaga, maka lembaga keuangan keuangan tersebut harus meningkatkan kualitas pelayanan. Jika kualitas pelayanan yang baik, maka nasabah akan memilih menggunakan jasa keuangan tersebut.13 Promosi merupakan salah satu dari stimulus pemasaran, dengan adanya promosi lembaga keuangan dapat mengkomunikasikan suatu produk kepada calon nasabah agar dapat lebih mengenal produk dan tertarik, kemudian membeli dan selanjutnya fanatik terhadap produk tersebut. Selain itu, dengan adanya promosi diharapkan bank bisa mendapatkan kenaikan penjualan dan profit, mendapatkan pelanggan baru dan menjaga kesetiaan pelanggan, membedakan dan mengunggulkan produk dibandingkan produk pesaing serta membantu mengubah tingkah laku dan pendapat konsumen.14 Semakin ketatnya persaingan BMT, maka BMT harus memiliki strategi yang tepat untuk memenangkan persaingan tersebut. BMT harus
(Semarang: Universitas Diponegoro,2006), http://eprints.undip.ac.id, (diunduh tanggal 29 Agustus 2014). 13 Mujib Daroini, Pengaruh Nisbah Bagi Hasil Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Nasabah Memilih Pembiayaan Musyarakah Pada BTM Mentari Tulungagung, Skripsi, (Tulungagung: IAIN Tulungagung, 2014), http://repo.iain-tulungagung.ac.id, (diunduh tanggal 15 April 2015). 14 Toni Prasetyo Utomo, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan Nasabah Dalam Memilih Jasa Perbankan Syariah (Studi Pada Bank Syariah Mandiri, Kantor Cabang Malang), jurnal, (Malang: Universitas Brawijaya, 2014), (diunduh 23 April 2015).
8
secara terus-menerus melakukan berbagai inovasi, termasuk mendisain berbagai produk, baik penghimpunan dana maupun pembiayaan semenarik mungkin. Selain itu berbagai faktor mesti dipertimbangkan, diantaranya informasi mengenai produk/jasa, lokasi yang strategis, kenyamanan nasabah, serta luasnya jaringan dan sebagainya. Lembaga Keuangan Syariah dalam hal ini BMT merupakan produsen yang mempunyai produk yang telah dirancang sesuai kriteria syariah untuk ditawarkan kepada masyarakat luas. Oleh karena itu, dalam rangka meningkatkan kinerja operasionalnya, maka BMT harus memperhatikan perilaku konsumennya yang mencerminkan mengapa seseorang memilih dan membeli produk/jasa baik yang menyimpan dana maupun yang melakukan pembiayaan sehingga dapat meningkatkan efektifitas kinerja lembaga keuangan tersebut.15 Secara
umum
setiap
konsumen
akan
memperhatikan
dan
mempertimbangkan faktor-faktor tertentu untuk memutuskan mengambil pembiayaan. Untuk itu BMT harus dapat membaca peluang serta dapat mengidentifikasikan kebutuhan konsumen. Penelitian ini akan meneliti Analisis Preferensi Nasabah Dalam Pengambilan Pembiayaan Modal Kerja Di BMT (Studi Kasus: UMKM Desa Simbang Wetan Kecamatan Buaran).
15
Amalia Nuril Hidayati, Analisis Keputusan Pengusaha Muslim Dalam Melakukan Pembiayaan Pada Bank Syari’ah Di Tulungagung, Jurnal (Tulungagung: Stain Tulungagung, 2013), http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id, (diunduh 28 Oktober 2014), hlm 205.
9
B. Rumusan Masalah Berdasarkan penerapan latar belakang di atas, penulis perlu merumuskan masalah supaya arah penelitiannya menjadi fokus. Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1.
Apakah bagi hasil berpengaruh terhadap preferensi nasabah UMKM mengambil pembiayaan modal kerja di BMT?
2.
Apakah pelayanan berpengaruh terhadap preferensi nasabah UMKM mengambil pembiayaan modal kerja di BMT?
3.
Apakah promosi berpengaruh terhadap preferensi nasabah UMKM mengambil pembiayaan modal kerja di BMT?
4.
Apakah bagi hasil, pelayanan, dan promosi berpengaruh secara simultan terhadap preferensi nasabah UMKM mengambil pembiayaan modal kerja di BMT?
C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.
Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dijelaskan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah: a.
Untuk mengetahui pengaruh bagi hasil terhadap preferensi nasabah UMKM mengambil pembiayaan modal kerja di BMT.
b.
Untuk mengetahui pengaruh pelayanan terhadap preferensi nasabah UMKM mengambil pembiayaan modal kerja di BMT.
10
c.
Untuk mengetahui pengaruh promosi terhadap preferensi nasabah UMKM mengambil pembiayaan modal kerja di BMT.
d.
Untuk mengetahui bagi hasil, pelayanan dan promosi berpengaruh secara simultan terhadap preferensi nasabah UMKM mengambil pembiayaan modal kerja di BMT.
2.
Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan baik secara teoritis maupun praktis sebagai berikut: a.
Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dalam aspek teoritis (keilmuan) yaitu bagi perkembangan ilmu mengenai UMKM dan perbankan, khususnya mengenai preferensi UMKM sebagai nasabah dalam mengambil pembiayaan modal kerja di Lembaga Keuangan khususnya BMT.
b. Secara Praktis 1) Peneliti mengharapkan penelitian ini dapat dijadikan masukan bagi masyarakat khususnya para pelaku UMKM daerah Pekalongan, agar dapat memanfaatkan program pembiayaan dari BMT,
sehingga
dapat
mengembangkan
usahanya
dan
meningkatkan kesejahteraan ekonominya. Selain itu bisa dijadikan pertimbangan bagi BMT untuk mengetahui faktorfaktor yang mempengaruhi para pelaku UMKM untuk mengambil pembiayaan modal kerja.
11
2) Hasil penelitian ini diharapkan juga sebagai informasi atau acuan dan sekaligus memberikan rangsangan dalam melakukan penelitian
khususnya
mengenai
faktor-faktor
yang
mempengaruhi UMKM sebagai nasabah dalam mengambil keputusan pembiayaan di BMT.
D. Batasan Masalah Mengingat begitu luasnya ruang lingkup pada penelitian ini, maka agar lebih fokus dan terarah, penulis membatasi permasalahan tersebut pada: 1.
Penulis hanya memfokuskan pada beberapa faktor yaitu bagi hasil, pelayanan dan promosi yang mempengaruhi preferensi UMKM mengambil pembiayaan modal kerja.
2.
Mengingat banyaknya pelaku UMKM, sehingga penulis dalam penelitian hanya meneliti pelaku UMKM di desa Simbang Wetan.
E. Penelitian Terdahulu Dalam penelitian ini selain membahas teori-teori yang relevan dengan penelitian ini juga dilakukan pengkajian terhadap hasil-hasil penelitian yang sudah pernah dilakukan para peneliti. Pengkajian atas hasil-hasil penelitian terdahulu akan sangat membantu peneliti-peneliti lainnya dalam menelaah masalah yang akan dibahas dengan berbagai pendekatan spesifik. Selain itu dengan mempelajari hasil-hasil penelitian terdahulu akan memberikan pemahaman komprehensif mengenai posisi peneliti. Oleh karena itu pada
12
bagian berikut ini akan diketengahkan beberapa hasil penelitian terdahulu yang antara lain: Togi T.M Siregar, (2006), Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kredit pada Bank pemerintah di Sumatra Utara. Variabel lndependen
(tingkat
suku
bunga,
pertumbuhan
ekonomi,
kebijakan
pemerintah dan pelayanan Bank) dan variabel dependen (Permintaan kredit). Metode yang digunakan adalah metode Ordinary Least Square (OLS). Penelitian ini menemukan faktor-faktor makro ekonomi, yaitu tingkat suku bunga, pertumbuhan ekonomi dan kebijakan pemerintah berpengaruh permintaan terhadap kredit pada Bank Pemerintah di Sumatra Utara pada tingkat signifikan (α 1 %). Tingkat suku bunga (TSB) berpengaruh negartif terhadap permintaan kredit pada Bank Pemerintah di Sumatra Utara, sedangkan pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap permintaan kredit pada Bank Pemerintah di Sumatra Utara. Faktor-faktor pelayanan perbankan berpengaruh terhadap permintaan kredit pada Bank Pemerintah di Sumatra Utara pada tingkat signifikan (α 1 %). Pelayanan perbankan yang ditinjau dari waktu pemrosesan kredit (WPK) dan keramahan pelayanan pegawai Bank (KP) berpengaruh positif terhadap permintaan kredit pada Bank Pemerintah di Sumatra Utara. Perbedaanya penelitian ini meneliti tentang faktor yang mempengaruhi permintaan kredit secara makro.16
16
Togi T.M Siregar, (2006), Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan kredit pada Bank pemerintah di Sumatra Utara, Skripsi, (Medan: Universitas Sumatera Utara, 2006), http://repository.usu.ac.id (diunduh tanggal 15 Juli 2014)
13
Jumhur (2006), Analisis permintaan kredit modal kerja Usaha kecil di kota Semarang (studi kasus permintaan modal kerja usaha Kecil Sektor Perdagangan dari BMT). Variabel independen (Total asset, keuntungan perbulan, rasio bagi hasil dan tingkat bunga di lembaga keuangan) dan variabel dependen (keputusan usaha kecil meminjam kredit modal kerja dari BMT). Metode kuantitatif dengan analisis data linear berganda. Hasilnya Secara keseluruhan model probabilitas permintaan kredit modal kerja usaha kecil yang diestimasi dengan model Regresi Logistik memberikan hasil baik dan perilaku empirik variabel yang diteliti sesuai dengan ekspektasi perilaku teoritis bila dilihat dari kesesuaian tandanya. Makin tinggi jumlah asset yang dimiliki usaha kecil sektor perdagangan di kota Semarang maka keperluan terhadap modal kerja juga semakin meningkat. Tingkat keuntungan perbulan yang diperoleh usaha kecil sektor perdagangan berpengaruh positif terhadap permintaan modal kerja usaha kecil di kota Semarang, tapi tidak signifikan terhadap probabilita permintaan modal kerja dari BMT. Rasio bagi hasil yang diterapkan oleh BMT berpengaruh negatif terhadap probabilita usaha kecil meminjam modal kerja dari BMT. Karena rasio bagi hasil merupakan biaya penggunaan dana oleh nasabah peminjam yang harus dikembalikan. Tingkat bunga di bank umum berpengaruh signifikan dan positif terhadap probabilita usaha kecil meminjam modal kerja dari BMT di Kota Semarang. Perbedaan terletak pada lokasi penelitian dan beberapa variabel.17
17
Jumhur, Analisis Permintaan Kredit Modal Kerja Usaha Kecil Di Kota Semarang (Studi Kasus Permintaan Modal Kerja Usaha Kecil Sektor Perdagangan Dari BMT),Skripsi,
14
Raditya Anindika (2009) Analisis faktor-faktor yang mempengaruhi besarnya pengambilan kredit oleh masyarakat pada perum pegadaian (Studi kasus Perum Pegadaian Cabang Klaten). Variabel independen (Tingkat pendapatan, rasio taksiran dengan jumlah pinjaman, jumlah tanggungan, jangka waktu pengembalian, penggunaan kredit untuk konsumsi RT dan tingkat pendidikan) dan variabel dependen (Pengambilan kredit). Metode kuantitatif dengan analisis data linear berganda. Hasilnya Secara bersamasama menunjukkan bahwa variabel Tingkat Pendapatan, Rasio Nilai Taksiran dengan Jumlah Uang Pinjaman, Tanggungan Keluarga, Jangka Waktu Pengembalian Kredit, Penggunaan Kredit untuk Kosumsi Rumah Tangga dan Tingkat Pendidikan, berpengaruh positif dan signifikan dalam taraf signifikansi 5% terhadap besarnya pengambilan kredit di Perum Pegadaian Cabang Klaten. Secara Individual menunjukkan bahwa variabel Tingkat Pendapatan, Tanggungan Keluarga, Jangka Waktu Pengembalian Kredit, Penggunaan Kredit untuk Konsumsi Rumah Tangga dan Tingkat Pendidikan, berpengaruh positif dan signifikan dalam taraf signifikansi 5% terhadap besarnya pengambilan kredit di Perum Pegadaian Cabang Klaten. Variabel Rasio Nilai Taksiran dengan Jumlah Pinjaman ternyata berpengaruh negatif terhadap besarnya pengambilan kredit di Perum Pegadaian Cabang Klaten, ini berarti bahwa setiap penambahan rasio justru akan mengurangi besarnya
(Semarang: Universitas Diponegoro,2006), Agustus 2014).
http://eprints.undip.ac.id, (diunduh tanggal 29
15
pengambilan kredit. Perbedaan terletak pada lokasi penelitian dan beberapa variabel.18 Hasan Anwar (2013) Analisis pengaruh aset, keuntungan, Lama usaha, persepsi tingkat bunga, Jenis kelamin, pendidikan, dan usia Terhadap keputusan UMKM Mengambil kredit perbankan (studi kasus: Kabupaten Kudus). Variabel independen (jumlah aset, keuntungan, persepsi terhadap tingkat bunga, lama usaha, jenis kelamin, pendidikan, dan usia) dan variabel dependen (keputusan kredit). Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi logistik untuk mengetahui pengaruh variabel jumlah aset, keuntungan, lama usaha, persepsi tingkat bunga, jenis kelamin, pendidikan, dan usia terhadap probabilitas UMKM mengambil kredit dari perbankan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel jumlah aset, keuntungan, jenis kelamin, dan pendidikan berpengaruh positif signifikan terhadap probabilitas UMKM mengambil kredit dari perbankan, sedangkan untuk variabel persepsi tingkat bunga berpengaruh negatif signifikan, dan untuk variabel lama usaha serta usia tidak berpengaruh signifikan. Perbedaan terletak pada variabel independen dan lokasi penelitian.19 Amalia Nuril Hidayati (2013), Analisis Keputusan Pengusaha Muslim Dalam Melakukan Pembiayaan Pada Bank Syari’ah Di Tulungagung.
18
Raditya Anindika, Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Besarnya Pengambilan Kredit Oleh Masyarakat Pada Perum Pegadaian, Skripsi, (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten), (Surakarta: Universitas Sebelas Maret, 2009), http://Eprints.Uns.Ac.Id (Diunduh Tanggal 15 Juli 2014). 19 Hasan Anwar, Analisis Pengaruh Aset, Keuntungan, Lama Usaha, Persepsi Tingkat Bunga, Jenis Kelamin, Pendidikan, Dan Usia terhadap Keputusan UMKM Mengambil Kredit Perbankan (Studi Kasus: Kabupaten Kudus), Skripsi, (Semarang: Undip), http://eprints.undip.ac.id , (diunduh tanggal 5 September 2014).
16
Variabel independen (pengetahuan, motivasi, acuan dan lokasi Bank) dan variabel dependen
(keputusan pengusaha muslim dalam melakukan
pembiayaan pada bank syariah di Tulungagung). Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian survey, dimana informasi yang dikumpulkan diperoleh dari responden dengan menggunakan angket sebagai alat pengumpul data yang utama. Selain itu, penelitian ini juga termasuk penelitian eksplanatori (explanatory research), yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Secara parsial, masing-masing variabel pengetahuan, motivasi, dan lokasi bank berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pengusaha muslim dalam melakukan pembiayaan pada bank syariah. Sedangkan variabel kelompok acuan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan. Berdasarkan hasil uji F (simultan) menunjukkan bahwa variabel pengetahuan, motivasi, kelompok acuan, dan lokasi bank secara bersamasama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pengusaha muslim dalam melakukan pembiayaan pada bank syariah di Tulungagung. Perbedaan terletak pada beberapa variabel dan lokasi penelitian.20 Beatrice Clementia , dkk (2014). Pengaruh Brand Identity Terhadap Timbulnya Brand Preference Dan Repurchase Intention Pada Merek Toyota. Variabel independen (brand identity, brand image, brand preference dan
20
Amalia Nuril Hidayati, Analisis Keputusan Pengusaha Muslim Dalam Melakukan Pembiayaan Pada Bank Syari’ah Di Tulungagung, jurnal, (Tulungagung: Stain Tulungagung, 2013), http://ejournal.iain-tulungagung.ac.id, (diunduh 28 Oktober 2014).
17
kepercayaan konsumen) variabel dependen (brand image, brand preference, kepercayaan konsumen, repurchase intention). Metode kuantitatif dengan metode survey kuesioner terstrukturjenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kausal-asosiatif. Hasilnya Brand identity memiliki pengaruh yang signifikan terhadap brand image pada merek Toyota. Semakin baik identitas merek yang dibentuk oleh perusahaan, maka semakin baik pula citra merek di mata konsumen pada merek Toyota. Brand image memiliki pengaruh yang signifikan terhadap brand preference pada merek Toyota. Semakin baik citra merek yang dibentuk oleh konsumen, maka timbul preferensi merek konsumen pada merek Toyota.
Brand identity memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap kepercayaan pada merek Toyota. Semakin baik citra merek yang dibentuk oleh konsumen, maka timbul kepercayaan pada merek Toyota. Brand preference memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepercayaan pada merek Toyota. Semakin baik preferensi merek yang dibentuk oleh konsumen, maka timbul kepercayaan pada merek Toyota. Trust memiliki pengaruh yang signifikan terhadap repurchase intention pada merek Toyota. Semakin baik kepercayaan konsumen, maka timbul niat beli ulang pada merek Toyota. Perbedaan terletak pada variabel dan lokasi penelitian.
18
Tabel 1.2 Penelitian Terdahulu Judul Penelitian, Nama Peneliti, dan Tahun Penelitian Analisis faktorfaktor yang mempengaruhi permintaan kredit pada Bank pemerintah di Sumatra Utara, Togi T.M siregar (2006).
Analisis
Variabel
Metode
Hasil
Perbedaan
Independen (tingkat suku bunga, pertumbuhan ekonomi, kebijakan pemerintah dan pelayanan Bank) Dependen (Permintaan kredit).
Metode yang digunakan adalah metode Ordinary Least Square (OLS).
Penelitian ini meneliti tentang faktor yang mempengaruhi permintaan kredit secara makro.
Independen
Metode
Penelitian ini menemukan faktor-faktor makro ekonomi, yaitu tingkat suku bunga, pertumbuhan ekonomi dan kebijakan pemerintah berpengaruh permintaan terhadap kredit pada Bank Pemerintah di Sumatra Utara pada tingkat signifikan (α 1 %). Tingkat suku bunga (TSB) berpengaruh negartif terhadap permintaan kredit pada Bank Pemerintah di Sumatra Utara, sedangkan pertumbuhan ekonomi berpengaruh positif terhadap permintaan kredit pada Bank Pemerintah di Sumatra Utara. Faktor-faktor pelayanan perbankan berpengaruh terhadap permintaan kredit pada Bank Pemerintah di Sumatra Utara pada tingkat signifikan (α 1 %). Pelayanan perbankan yang ditinjau dari waktu pemrosesan kredit (WPK) dan keramahan pelayanan pegawai Bank (KP) berpengaruh positif terhadap permintaan kredit pada Bank Pemerintah di Sumatra Utara. 1. Secara keseluruhan model probabilitas
Perbedaan terletak
19
permintaan kredit modal kerja Usaha kecil di kota Semarang (studi kasus permintaan modal kerja usaha Kecil Sektor Perdagangan dari BMT), Jumhur (2006)
(Total asset, kuantitatif dengan permintaan kredit modal kerja usaha kecil yang keuntungan analisis data diestimasi dengan model Regresi Logistik perbulan, rasio linear berganda. memberikan hasil baik dan perilaku empirik bagi hasil dan variabel yang diteliti sesuai dengan ekspektasi tingkat bunga perilaku teoritis bila dilihat dari kesesuaian di lembaga tandanya. keuangan) 2. Makin tinggi jumlah asset yang dimiliki usaha Dependen kecil sektor perdagangan di kota Semarang (keputusan maka keperluan terhadap modal kerja juga usaha kecil semakin meningkat meminjam 3. Tingkat keuntungan perbulan yang diperoleh kredit modal usaha kecil sektor perdagangan berpengaruh kerja dari positif terhadap permintaan modal kerja usaha BMT). kecil di kota Semarang, tapi tidak signifikan terhadap probabilita permintaan modal kerja dari BMT. 4. Rasio bagi hasil yang diterapkan oleh BMT berpengaruh negatif terhadap probabilita usaha kecil meminjam modal kerja dari BMT. Karena rasio bagi hasil merupakan biaya penggunaan dana oleh nasabah peminjam yang harus dikembalikan 5. Tingkat bunga di bank umum berpengaruh signifikan dan positif terhadap probabilita usaha kecil meminjam modal kerja dari BMT di Kota Semarang faktor- Independen Metode 1. Secara bersama-sama menunjukkan bahwa yang (Tingkat kuantitatif dengan variabel Tingkat Pendapatan, Rasio Nilai
pada lokasi penelitian dan beberapa variabel.
Analisis faktor
Perbedaan terletak pada variabel
20
mempengaruhi besarnya pengambilan kredit oleh masyarakat pada perum pegadaian (Studi kasus Perum Pegadaian Cabang Klaten), Raditya Anindika (2009).
Analisis pengaruh aset, keuntungan, Lama usaha, persepsi tingkat bunga, Jenis kelamin,
pendapatan, analisis data Taksiran dengan Jumlah Uang Pinjaman, rasio taksiran linear berganda. Tanggungan Keluarga, Jangka Waktu dengan jumlah Pengembalian Kredit, Penggunaan Kredit untuk pinjaman, Kosumsi Rumah Tangga dan Tingkat jumlah Pendidikan, berpengaruh positif dan signifikan tanggungan, dalam taraf signifikansi 5% terhadap besarnya jangka waktu pengambilan kredit di Perum Pegadaian Cabang pengembalian, Klaten. penggunaan 2. Secara Individual menunjukkan bahwa variabel kredit untuk Tingkat Pendapatan, Tanggungan Keluarga, konsumsi RT Jangka Waktu Pengembalian Kredit, dan tingkat Penggunaan Kredit untuk Konsumsi Rumah pendidikan) Tangga dan Tingkat Pendidikan, berpengaruh Dependen positif dan signifikan dalam taraf signifikansi (Pengambilan 5% terhadap besarnya pengambilan kredit di kredit). Perum Pegadaian Cabang Klaten. 3. Variabel Rasio Nilai Taksiran dengan Jumlah Pinjaman ternyata berpengaruh negatif terhadap besarnya pengambilan kredit di Perum Pegadaian Cabang Klaten, ini berarti bahwa setiap penambahan rasio justru akan mengurangi besarnya pengambilan kredit. Independen Metode yang Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel (jumlah aset, digunakan dalam jumlah aset, keuntungan, jenis kelamin, dan keuntungan, penelitian ini pendidikan berpengaruh positif signifikan persepsi adalah analisis terhadap probabilitas UMKM mengambil kredit terhadap regresi logistik dari perbankan, sedangkan untuk variabel persepsi tingkat bunga, untuk mengetahui tingkat bunga berpengaruh negatif signifikan, dan
independen dan lokasi penelitian.
Perbedaan terletak pada variabel independen dan lokasi penelitian.
21
pendidikan, dan usia Terhadap keputusan umkm Mengambil kredit perbankan (studi kasus: kabupaten kudus), Hasan Anwar (2013).
lama usaha, jenis kelamin, pendidikan, dan usia) Dependen (keputusan kredit).
Analisis Keputusan Pengusaha Muslim Dalam Melakukan Pembiayaan Pada Bank Syari’ah Di Tulungagung, Amalia Nuril Hidayati (2013)
Variabel Independen (pengetahuan, motivasi, acuan dan lokasi Bank) Variabel Dependen Variabel (keputusan pengusaha muslim dalam melakukan pembiayaan pada bank syariah di
pengaruh variabel jumlah aset, keuntungan, lama usaha, persepsi tingkat bunga, jenis kelamin, pendidikan, dan usia terhadap probabilitas UMKM mengambil kredit dari perbankan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian survey, dimana informasi yang dikumpulkan diperoleh dari responden dengan menggunakan angket sebagai alat pengumpul data yang utama. Selain itu, penelitian ini juga
untuk variabel lama usaha serta usia tidak berpengaruh signifikan.
1.
2.
Secara parsial, masing-masing variabel pengetahuan, motivasi, dan lokasi bank berpengaruh secara signifikan terhadap keputusan pengusaha muslim dalam melakukan pembiayaan pada bank syariah. Sedangkan variabel kelompok acuan tidak mempunyai pengaruh yang signifikan. Berdasarkan hasil uji F (simultan) menunjukkan bahwa variabel pengetahuan , motivasi, kelompok acuan, dan lokasi bank secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan pengusaha muslim dalam melakukan pembiayaan pada bank syariah di Tulungagung.
Perbedaan terletak pada beberapa variabel dan lokasi penelitian.
22
Tulungagung)
termasuk penelitian eksplanatori (explanatory research), yaitu jenis penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubunganhubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Pengaruh Brand Variabel Metode 1. Hasilnya Brand identity memiliki pengaruh yang Perbedaan terletak Identity Terhadap independen kuantitatif dengan signifikan terhadap brand image pada merek pada variabel dan Timbulnya Brand (brand identity, metode survey Toyota. Semakin baik identitas merek yang lokasi penelitian. Preference Dan brand image, kuesioner dibentuk oleh perusahaan, maka semakin baik Repurchase brand terstrukturjenis pula citra merek di mata konsumen pada merek Intention Pada preference dan penelitian yang Toyota. Merek Toyota. kepercayaan digunakan adalah 2. Brand image memiliki pengaruh yang signifikan Beatrice konsumen) penelitian kausalterhadap brand preference pada merek Toyota. Clementia , dkk variabel asosiatif. Semakin baik citra merek yang dibentuk oleh (2014). dependen konsumen, maka timbul preferensi merek
23
(brand image, brand preference, kepercayaan konsumen, repurchase intention).
Sumber data: diolah peneliti (2015)
konsumen pada merek Toyota. 3. Brand identity memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepercayaan pada merek Toyota. Semakin baik citra merek yang dibentuk oleh konsumen, maka timbul kepercayaan pada merek Toyota. 4. Brand preference memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kepercayaan pada merek Toyota. Semakin baik preferensi merek yang dibentuk oleh konsumen, maka timbul kepercayaan pada merek Toyota. 5. Trust memiliki pengaruh yang signifikan terhadap repurchase intention pada merek Toyota. Semakin baik kepercayaan konsumen, maka timbul niat beli ulang pada merek Toyota.
24
F. Kerangka Teori
1.
Pengertian UMKM Kementrian Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil Menengah (Menegkop dan UKM), bahwa yang dimaksud dengan Usaha Kecil (UK), termasuk Usaha Mikro (UMI), adalah entitas usaha yang mempunyai memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 200.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha, dan memiliki penjualan tahunan paling banyak Rp 1.000.000.000. Sementara itu, Usaha Menengah (UM) merupakan entitas usaha milik warga negara Indonesia yang memiliki kekayaan bersih lebih besar dari Rp 200.000.000 sampai dengan Rp 10.000.000.000, tidak termasuk tanah dan bangunan. Badan
Pusat
Statistik
(BPS)
memberikan
definisi
UKM
berdasarkan kuantitas tenaga kerja. Usaha kecil merupakan entitas usaha yang memiliki jumlah tenaga kerja 5 sampai dengan 19 orang, sedangkan usaha menengah merupakan entitias usaha yang memiliki tenaga kerja 20 sampai dengan 99 orang. Berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 316/KMK.016/1994 tanggal 27 Juni 1994, usaha kecil didefinisikan sebagai perorangan atau badan usaha yang telah melakukan kegiatan/usaha yang mempunyai penjualan/omset per tahun setinggitingginya Rp 600.000.000 atau aset/aktiva setinggitingginya Rp 600.000.000 (di luar tanah dan bangunan yang ditempati) terdiri dari : (1)
25
badang usaha (Fa, CV, PT, dan koperasi) dan (2) perorangan (pengrajin/industri rumah tangga, petani, peternak, nelayan, perambah hutan, penambang, pedagang barang dan jasa).21
2.
Pembiayaan Pembiayaan merupakan salah satu tugas pokok lembaga keuangan, yaitu pemberian fasilitas penyediaan dana untuk memenuhi kebutuhan pihak-pihak yang merupakan defisit unit.22 Sementara itu, menurut Keputusan Menteri Negara Koperasi Dan Usaha Kecil Dan Menengah No: 91/Kep/M.KUKMI/IX/2004 tentang Petunjuk Kegiatan Usaha Koperasi Jasa Keuangan Syariah23 Pembiayaan adalah kegiatan penyediaan dana untuk investasi atau kerjasama permodalan antar koperasi dengan anggota, calon anggotanya, yang mewajibkan penerima pembiayaan itu untuk melunasai pokok pembiayaan yang diterima kepada pihak koperasi sesuai akad diserta pembayaran sejumlah bagi hasil dari pendapatan atau laba dari kegiatan yang dibiayai atau penggunaan dana pembiayaan tersebut.
21 22
www.kemenkeu.go.id (diunduh 9 April 2015) Syafi’i Antonio, Bank Syariah: Dari teori ke praktik, (Jakarta: Gema Insani, 2001),
hlm. 160. 23
www.koperasiukm.com
26
3.
Modal Kerja Modal kerja adalah modal yang harus kita keluarkan untuk membeli atau membuat barang dan jasa yang dihasilkan. Modal kerja bisa dikeluarkan setiap bulan atau setiap datang permintaan. 24 Peranan modal kerja pada hakikatnya merupakan jumlah yang terus-menerus harus ada dalam menopang usaha perusahaan yang menjembatani antara saat pengeluaran untuk memperoleh bahan atau jasa, dengan waktu penerimaan penjualan. Atau pengeluaran untuk memperoleh bahan atau jasa, dengan waktu penerimaan penjualan. Atau pengeluaran yang bersifat bukan untuknharga tetap.25
4.
Preferensi Preferensi adalah proses seseorang dalam memilih suatu informasi yang lebih disukai. 26 Preferensi juga merupakan rasa lebih suka pada sesuatu dibandingkan pada yang lainnya.27 misalnya bila seseorang ingin mengkonsumsi atau menggunakan sebuah produk barang atau jasa
24
Suharyadi, dkk, Keeirausahaan Membangun Usaha Sukses Sejak Usia Muda, (Jakarta: Salemba Empat, 2007), hlm. 168. 25 Kamaruddin Ahmad, Dasar-dasar Manajemen Modal Kerja, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1997), hlm. 2. 26 Wasilatul aliyah, Preferensi nasabah terhadap kredit pemilikan rumah (KPR) syariah (studi kasus bank BTN syariah cabang bogor), skripsi, (jakarta: UIN, 2010), repository.uinjkt.ac.id, (diunduh 13 Maret 2015) 27 Hendri Ma’ruf, Pemasaran Ritel, (Jakarta; Gramedia, 2006), hlm. 57.
27
dengan sumber daya terbatas, maka ia harus memilih alternatif sehingga nilai guna atau utilitas yang diperoleh mencapai optimal.28 Hubungan preferensi biasanya diasumsikan memiliki tiga sifat dasar, yaitu : a.
Kelengkapan /completeness Jika A dan B merupakan dua kondisi atau situasi, maka tiap orang selalu harus bisa menspesifikasikan apakah; 1) A lebih disukai daripada B 2) B lebih disukai daripada A, atau 3) A dan B sama-sama disukai Dengan dasar ini tiap orang diasumsikan tidak bingung dalam menentukan pilihan, sebab setiap orang tahu mana yang baik dan mana yang buruk, dan dengan demikian selalu bias menjatuhkan pilihan diantara dua alternatif.
b.
Transitivitas /transitivity Jika seseorang menyatakan lebih menyukai A daripada B, dan lebih menyukai B daripada C, maka orang tersebut harus lebih menyukai A dari pada C. Dengan demikian seseorang tidak bias mengartikulasikan preferensi yang saling bertentangan.
28
Sri Hartoyo, persepsi, preferensi, dan perilaku masyarakat, dan lembaga penyedia jasa terhadap pembayaran non tunai, (jakarta: jurnal ekonomi bank ekonomi, 2006)
28
c.
Kontinuitas /continuity Jika seseorang menyatakan lebih menyukai A daripada B ini berarti segala kondisi dibawah A tersebut disukai daripada kondisi dibawah pilihan B.
5.
Bagi hasil Bunga dapat diartikan sebagai harga yang harus dibayar oleh bank dan atau oleh nasabah sebagai balas jasa atas transaksi antara bank dan nasabah. Dalam Perbankan, terdapat dua harga yang selalu ada dalam praktik perbankan yaitu harga beli dan jual. Apabila bank membeli dana dari nasabah, maka bank akan membayar sejumlah harga tertentu kepada nasabah, oleh karena itu dapat dikatakan bahwa bank akan membeli dana dari nasabah dengan harga beli tertentu yang disebut dengan bunga simpanan. Di sisi lain bank juga akan menjual dana kepada nasabah yang membutuhkan dana dengan harga jual tertentu yang diperjanjikan. Harga tersebut merupakan harga jual bank kepada nasabah,29 atau biasa disebut dengan bunga pinjaman. Perbankan Islam mendambakan aktivitas investasi dalam bank Islam didasarkan pada dua konsep yaitu mudharabah dan musyarakah, sebagai alternatif dalam menerapkan sistem bagi. Teori ini menyatakan, bahwa bank Islam akan memeberikan sumber pembiayaan yang luas
29
hlm. 131.
Ismail, Manajemen Perbankan dari Teori Menuju Aplikasi, (Jakarta: Kencana, 2010),
29
kepada peminjam berdasarkan atas bagi resiko dan (baik menyangkut keuntungan maupun kerugian), yang berbeda dengan pembiayaan sistem bunga pada dunia perbankan konvensional yang semua resikonya ditanggung oleh pihak peminjam.
6.
Pelayanan Pelayanan dan kepuasan pelanggan merupakan tujuan utama dalam perusahaan karena tanpa pelanggan, perusahaan tidak akan ada. Asset perusahaan sangat kecil nilainya tanpa keberadaan pelanggan. Karena itu tugas utama adalah menarik dan mempertahankan pelanggan. Pelanggan ditarik dengan tawaran yang lebih kompetitif dan dipertahankan dengan memberikan kepuasan.30 Ada
sepuluh
dimensi
kualitas
pelayanan,
yaitu
fasilitas
fisik/tangibles, kredibilitas/ credibility, kompeten/ competence, akses/ acess, reliabilitas/ reliability, responsif/ resposiveness, kesopanan/ courtesy,
komunikasi/
communication,
memahami
pelanggan/
understanding the costumer dan keamanan/ security31
30
Nina Rahmayanty, Manajemen Pelayanan Prima, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013),
hlm 5. 31
Fajar Laksana, Manajemen Pemasaran Pendekatan Praktis, (Yogyakarta: Garaha Ilmu, 2008), hlm. 91.
30
7.
Promosi Promosi adalah bagian dari bauran pemasaran yang besar peranannya. Promosi merupakan kegiatan-kegiatan yang aktif dilakukan perusahaaan untuk mendorong konsumen membeli produk yang ditawarkan. Promosi juga dikatakan sebagai proses berlanjut karena dapat menimbulkan rangkaian kegiatan perusahaan selanjutnya. Karena itu promosi dipandang sebagai arus informasi atau persuasi satu arah yang dibuat untuk mengarahkan seseorang atau organisasi agar melakukan pertukaran dalam pemasaran.
32
Kegiatan dalam promosi ini pada
umumnya adalah periklanan, promosi penjualan/ sales promotion, penjualan pribadi/ personal selling, dan publisitas33 Promosi/ promotion mengacu pada setiap insentif yang digunakan oleh produsen untuk memicu transaksi (perdagangan besar ritel) dan/ atau konsumen untuk membeli suatu merek serta mendorong tenaga kerja penjualan untuk secara agresif menjualnya.34
32 33
Fuad, Christien, dkk, Pengantar Bisnis, (Jakarta: PT Gramedia, 2000), hlm. 130. Nur Rianto, Dasar-dasar Pemasaran Bank Syariah, (Bandung: Alfabeta, 2010), hlm.
174-180. 34
Terence, Advertisisng & Promotion, Suplemental Aspect Of Integrated Marketing Communicatin, terj. Dwi Kartini, Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Pemasaran Terpadu, (Erlangga, 2003), hlm. 111.
31
G. Kerangka Berpikir Adapun kerangka pemikiran yang penulis gunakan dalam penelitian ini, antara lain: Gambar 1.1 Kerangka Berpikir
Bagi Hasil H1
X1
Pelayanan
H1 Preferensi nasabah
X2
Y
H1 Promosi X3
H4
Sumber: Dikembangkan dalam penelitian ini (2015) Adapun pengembangan hipotesis adalah sebagai berikut: 1.
Hubungan
Bagi
Hasil
Terhadap
Preferensi
Mengambil
Pembiayaan Modal Usaha Dalam sistem perbankan syariah yang tidak mengenal sistem bunga (tapi menggunakan sistem bagi hasil), maka rasio bagi hasil
32
merupakan biaya atau harga penggunaan dana oleh nasabah peminjam. Oleh karena itu semakin besar rasio bagi hasil yang diberlakukan maka permintaan modal kerja akan semakin menurun.35 Hal tersebut juga dikatakan oleh Mujib Daroini (2014), dalam pengaruh nisbah bagi hasil dan kualitas pelayanan terhadap keputusan nasabah memilih pembiayaan musyarakah pada BTM Mentari Tulungagung, bahwa variabel nisbah bagi hasil berpengaruh terhadap keputusan nasabah memilih pembiayaan musyarakah pada BTM Mentari.36 2.
Hubungan
Pelayanan
Terhadap
Preferensi
Mengambil
Pembiayaan Modal Usaha Kualitas layanan mendorong pelanggan untuk komitmen kepada produk dan layanan suatu perusahaan sehingga berdampak kepada peningkatan market share suatu produk. Kualitas layanan sangat krusial dalam mempertahankan pelanggan dalam waktu yang lama. Perusahaan yang memiliki layanan yang superior akan dapat memaksimalkan performa keuangan perusahaan.
35
37
Jika kualitas
Jumhur, Analisis Permintaan Kredit Modal Kerja Usaha Kecil Di Kota Semarang (Studi Kasus Permintaan Modal Kerja Usaha Kecil Sektor Perdagangan Dari BMT),Skripsi (Semarang: Universitas Diponegoro,2006), http://eprints.undip.ac.id, (diunduh tanggal 29 Agustus 2014). 36 Mujib Daroini, Pengaruh Nisbah Bagi Hasil Dan Kualitas Pelayanan Terhadap Keputusan Nasabah Memilih Pembiayaan Musyarakah Pada BTM Mentari Tulungagung, skripsi, (Tulungagung: IAIN Tulungagung, 2014), http://repo.iain-tulungagung.ac.id, (diunduh tanggal 15 April 2015) 37 Dwi Aryani dan Febrina Rosinta, Pengaruh Kualitas Layanan terhadap Kepuasan Pelanggan dalam Membentuk Loyalitas Pelanggan, Jurnal, (Jakarta: Universitas Jakarta, 2010), journal.ui.ac.id (diunduh tanggal 3 Desember 2013).
33
layanan mengalami penurunan, maka produk jasa pembiayaan yang ditawarkan juga akan mengalami penurunan dalam penggunaan jasa.38 Menurut hasil penelitian Ahmad Ulinuha, bahwa Pelayanan secara signifikan berpengaruh terhadap keputusan nasabah dalam mengunakan jasa layanan gadai pada Pegadaian Syari’ah Cabang Majapahit Semarang. Semakin baik pelayanan yang diberikan maka semakin banyak pula nasabah yang memutuskan untuk mengunakan jasa layanan gadai pada Pegadaian Syari’ah Cabang Majapahit Semarang. 3.
Hubungan Promosi Terhadap Preferensi Mengambil Pembiayaan Modal Usaha Dalam interpretasinya bahwa, semakin besar promosi kepada konsumen pada produk jasa pembiayaan, maka akan sangat mempengaruhi keputusan pembiayaan, tapi jika promosi mengalami penurunan, maka produk jasa pembiayaan yang ditawarkan juga akan mengalami penurunan dalam penggunaan jasa.39 Seperti yang dikatakan Wahid Rohman (2008), dalam pengaruh variabel bauran pemasaran terhadap keputusan nasabah dalam mengambil pembiayaan murabahah pada BMT Palur Karanganyar
38
Denny daud, Promosi Dan Kualitas Layanan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Konsumen Menggunakan Jasa Pembiayaan Pada PT. Bess Finance Manado, jurnal, (Manado: Universitas Sam Ratulangi Manado), http://ejournal.unsrat.ac.id, (diunduh 7 September). 39 Denny daud, Promosi Dan Kualitas Layanan Pengaruhnya Terhadap Keputusan Konsumen Menggunakan Jasa Pembiayaan Pada PT. Bess Finance Manado, jurnal, (Manado: Universitas Sam Ratulangi Manado), http://ejournal.unsrat.ac.id, (diunduh 7 September).
34
tahun 2007 , hasilnya promosi mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap keputusan nasabah mengambil pembiayaan murabahah padaBMT Palur kesesuaian antara harapan dengan kenyataan yang dirasakan nasabah setelah menggunakan pembiayaan pada bmt palur akan menciptakan kepuasan pada diri konsumen. nasabah yang puas akan menjadi sarana penyampaian informasi yang efektif dan efisien bagi calon pembeli berikutnya. dengan demikian, secara tidak langsung bmt palur akan memperoleh keuntungan dengan adanya penyampaian informasi secara langsung antara nasabah tersebut.40
H. Hipotesis Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah: H01: Bagi hasil (X1) tidak berpengaruh secara parsial terhadap preferensi nasabah UMKM mengambil pembiayaan modal kerja di BMT Ha1: Bagi hasil (X1) berpengaruh secara parsial terhadap preferensi nasabah UMKM mengambil pembiayaan modal kerja di BMT H02: Pelayanan (X2) tidak berpengaruh secara parsial terhadap preferensi nasabah UMKM mengambil pembiayaan modal kerja di BMT Ha2: Pelayanan (X2) berpengaruh secara parsial terhadap preferensi nasabah UMKM mengambil pembiayaan modal kerja di BMT
40
Wahid Rohman, Pengaruh Variabel Bauran Pemasaran Terhadap Keputusan Nasabah Dalam Mengambil Pembiayaan Murabahah Pada BMT Palur Karanganyar Tahun 2007, skripsi, (Yogyakarta: UIN Sunan Kaljaga, 2008), http://digilib.uin-suka.ac.id, (diunduh 15 April 2015)
35
H03: Promosi (X3) tidak berpengaruh secara parsial terhadap preferensi nasabah UMKM mengambil pembiayaan modal kerja di BMT Ha3: Promosi (X3) berpengaruh secara parsial terhadap preferensi nasabah UMKM mengambil pembiayaan modal kerja di BMT H04: Bagi hasil, pelayanan dan Promosi (X4) tidak berpengaruh secara simultan terhadap preferensi nasabah UMKM mengambil pembiayaan modal kerja di BMT H04: Bagi hasil, pelayanan dan Promosi (X4) berpengaruh secara simultan terhadap preferensi nasabah UMKM mengambil pembiayaan modal kerja di BMT
I.
Metode Penelitian 1.
Variabel Penelitian dan Definisi Operasional a.
Variabel Penelitian Variabel penelitian merupakan suatu atribut dari sekelompok objek yang diteliti yang mempunyai variasi antara satu dengan yang lain dalam kelompok tersebut. 41 Dalam penelitian ini ada dua variabel yaitu variabel independent atau bebas (X) dan variabel dependent atau terikat (Y). 1) Variabel Independent atau Bebas (X)
41
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis Edisi Kedua, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm 47.
36
Variabel independent atau bebas (X) adalah variabel yang menjadi sebab terjadinya/ terpengaruhnya variabel dependent.42 X1 : Bagi hasil X2 : Pelayanan X3 : Promosi 2) Variabel Dependent atau Terikat (Y) Variabel dependent atau terikat adalah variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independent. Y
: Preferensi nasabah.
b. Definisi Operasional 1) Preferensi nasabah Hubungan preferensi biasanya diasumsikan memiliki tiga sifat dasar, yaitu : a) Kelengkapan /completeness Jika A dan B merupakan dua kondisi atau situasi, maka tiap orang selalu harus bisa menspesifikasikan apakah; A lebih disukai daripada B B lebih disukai daripada A, atau A dan B sama-sama disukai Dengan dasar ini tiap orang diasumsikan tidak bingung dalam menentukan pilihan, sebab setiap orang tahu mana yang baik
42
Husein Umar, Metode Penelitian Untuk Skripsi Dan Tesis Bisnis, (PT. RajaGrafindo Persada, 2009), hlm 48.
37
dan mana yang buruk, dan dengan demikian selalu bias menjatuhkan pilihan diantara dua alternatif. b) Transitivitas /transitivity Jika seseorang menyatakan lebih menyukai A dari pada B, dan lebih menyukai B daripada C, maka orang tersebut harus lebih menyukai A dari pada C. Dengan demikian seseorang tidak
bias
mengartikulasikan
preferensi
yang
saling
bertentangan. c) Kontinuitas /continuity Jika seseorang menyatakan lebih menyukai A dari pada B ini berarti segala kondisi dibawah A tersebut disukai daripada kondisi dibawah pilihan B. 2) Bagi hasil merupakan besarnya rasio bagi hasil yang dikenakan kepada peminjam modal kerja (usaha kecil) pada saat meminjam modal kerja ke bank. Adapun indikatornya: a) Terdapat Sistem Bagi hasil b) Kesesuaian dengan Islam c) Nisbah bagi hasil d) Kepuasan nisbah bagi hasil
38
3) Pelayanan adalah sebuah kata yang dibagi penyedia jasa merupakan sesuatu yang harus dikerjakan dengan baik.
43
Adapun indikator yang digunakan adalah: a) Relaibility: berupa informasi jasa b) Responsiveness: membantu memecahakn masalah dengan cepat c) Kompetensi: ketrampilan dan pengetahuan pelayan d) Credibility (kredibilitas): kepercayaan, keyakinan dan kejujuran e) Tangibles (fasilitas fisik): fasilitas tempat parkir, fasilitas gedung, tata letak dan kenyamanan fasilitas fisik. 4) Promosi adalah Promosi adalah fungsi komunikasi dari perusahaan yang bertanggung jawab menginformasikan dan membujuk/mengajak pembeli. Adapun indikatornya adalah: a) Periklanan: iklan yang menarik b) Promosi penjualan: promosi yang menarik. c) Personal selling: melalui salesman atau salesgirl d) Publisitas: melalui pameran, melalui kegiatan CSR.
43
Supranto, Pengukuran Tingkat Kepuasan Pelanggan. Cetakan Ketiga, (Penerbit Rineka. Jakarta, 2006), hlm 206.
39
Tabel 1.3 Tabel Definisi Operasional No 1 2 3 4
Variabel Preferensi Bagi Hasil Pelayanan Promosi
Skala Interval Interval Interval Interval
Sumber Kuesioner Kuesioner Kuesioner Kuesioner
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berebentuk angekt/ kuesioner dan menggunakan skala likert dalam pengukuran jawaban dari para responden. Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang diukur akan dijabarkan menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen dalam bentuk pertanyaan atau kadang pernyataan. Jawaban setiap item memiliki tingkatan nilai dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju. Dan untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban dari setiap item instrumen diberi skor, sebagai berikut:44
44
Melia, Evaluasi Program UPK (Unit Pengelola Kegiatan) di Kecamatan Kaseemen Kota Serang, Skripsi tidak diterbitkan, (Serang: Universitas Sultan Ageng Tirtayasa, 2012), (diunduh 20 Mei 2015), hlm. 46.
40
Tabel 1.4 Skoring Item Instrumen Pilihan Jawaban Sangat Setuju Setuju Netral Tidak Setuju Sangat Tidak Setuju
2.
Skor 5 4 3 2 1
Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret – April 2015, di Kabupaten Pekalongan, tepatnya di Desa Simbang Wetan Kecamatan Buaran.
3.
Populasi dan Sampel Penelitian a. Populasi Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengusaha yang berada di Kabupaten Pekalongan, tepatnya di desa Simbang Wetan terutama pengusaha UMKM baik yang sudah menjadi nasabah BMT maupun yang belum menjadi nasabah BMT. Berdasarkan data yang diperoleh dari laporan bulanan desa terdapat 228 UMKM.45 b. Sampel Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel dilakukan dengan metode sampel non probality Sampling, yaitu teknik yang tidak
45
Laporan Bulanan Desa Simbang Wetan Kecamatan Buaran.
41
memberikan peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Dengan menggunakan Sampling Purposive yaitu pengambilan sampel berdasarkan seleksi khusus. 46 Pada penelitian ini sampelnya yaitu UMKM di desa Simbang Wetan Kecamatan Buaran Kabupatan Pekalongan yang sudah menjadi nasabah BMT, karena jumlah sampel tidak diketahui maka diambil 50 UMKM, supaya bisa mewakili saat menggunakan perhitungan SPSS. Kriteria khusus yang dijadikan sampel yaitu UMKM yang sudah mengambil pembiayaan modal kerja di BMT.
4.
Jenis Data Menurut Sumbernya Yang dimaksud sumber data dalam penelitian adalah subjek darimana data dapat diperoleh. Data dalam penelitian digolongkan menjadi data primer dan data sekunder yang diklasifikasikan sebagai berikut:47 a.
Data Primer Data primer diperoleh melalui kuesioner dari para pelaku UMKM.
b. Data Sekunder Data sekunder diperoleh melalui laporan bulanan desa, buku, internet, jurnal, skripsi yang berhubungan dengan penelitian.
46
Sedarmayanti dan Syarifudin Hidayat, Metodologi Penelitian, (Bandung: Penerbit Mandar Maju, 2002), hlm. 136. 47 Husein Umar, Metode Penelitian untuk Skripsi dan Tesis Bisnis, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2009), hlm.41.
42
5.
Metode Pengumpulan Data a.
Metode Dokumentasi Yaitu dengan menelaah dan mengkaji setiap data yang terdapat pada UMKM pada sumber lainnya yang mendukung penelitian ini. Dokumen yang digunakan laporan bulanan desa untuk mengetahui jumlah UMKM setiap bulannya dan juga keadaan wilayah desa, buku metadata untuk mencari profil kependudukan desa.
b. Metode Wawancara Salah satu metode pengumpulan data adalah mewawancara responden untuk memperoleh informasi mengenai isu yang diteliti. Wawancara atau interview yaitu metode pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan kepada tujuan penelitian.
48
Wawancara dilakukan
dengan para pelaku UMKM, Kepala Desa dan staf-staf desa, wawancara dilakukan untuk mendapatkan informasi dan data mengenai UMKM yang melakukan pembiayaan modal kerja di BMT. c.
Metode Kuesioner (Angket) Kuesioner (questionnaires) adalah daftar pertanyaan tertulis yang telah dirumuskan sebelumnya yang akan responden jawab, biasanya dalam alternatif yang didefinisikan dengan jelas. Kuesioner
48
Iin Tri Rahayu, Observasi dan Wawancara, (Malang: Bayu Media, 2004), hal 63.
43
merupakan suatu mekanisme pengumpulan data yang efisien jika peneliti mengetahui dengan tepat apa yang diperlukan dan bagaimana mengukur variabel penelitian. Kuesioner dapat diberikan secara pribadi, disuratkan kepada responden, atau disebarkan secara elektronik. 49 Kuesioner disebar kepada para pelaku UMKM yang sudah menjadi nasabah BMT, untuk dijadikan sebagai data utama dalam penelitian ini.
6.
Metode Analisis Data 1) Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Mengukur validitas dapat dilakukan dengan tiga cara: a. Melakukan korelasi antar skor butir pertanyaan dengan total skor konstruks atau variabel. b. Uji validitas dapat juga dilakukan dengan melakukan korelasi bivariate antara masing-masing skor indikator dengan total skor kontruk.
49
Uma Sekaran, Research Methods For Business (Metodologi Penelitian Untuk Bisnis), (Jakarta: Salemba Empat, 2011), hlm. 82.
44
c. Uji dengan confirmatory factor analysis (CFA)50 2) Uji Reliabilitas Reliabilitas sebenarnya adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu. Pengukuran reliabilitas dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: a. Repeated Measure atau pengukuran ulang: disini seseorang akan disodori pertanyaan yang sama pada waktu yang berbeda, dan kemudian dilihat apakah ia tetap konsisten dengan jawabannya. b. One Shot atau pengukuran sekali saja: Disini pengukurannya hanya sekali dan kemudian hasilnya dibandingkan dengan pertanyaan lain atau mengukur korelasi antar jawaban pertanyaan. SPSS memberika fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Croncbach Alpha (α). Suatu konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Croncbach Alpha > 0.7051
50
Imam Ghazali , 2011, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Pnerbit Universitas Diponegoro), Hlm. 52-55. 51 Imam Ghazali, 2011, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro), Hlm. 47-48
45
3) Uji asumsi klasik Untuk
mengetahui
apakah
model
regresi
benar-benar
menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif maka model tersebut harus memenuhi asumsi klasik. a. Uji normalitas Pengujian normalitas adalah pengujian tentang kenormalan distribusi data. Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi, variabel terikat dan variabel bebas memiliki distribusi yang normal atau tidak. 52 Salah satunya dengan cara melihat hisogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi normal. Namun demikian hanya dengan melihat histogram hal ini dapat menyesatkan khususnya untuk jumlah sampel kecil. Metode yang lebih handal adalah dengan melihat norma probality plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi normal.53 b. Uji multikolinieritas Uji multikolinieritas dalam uji asumsi klasik, bertujuan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (independen). Model regersi yang baik adalah model yang tidak terdapat gejala multikolinieritas (antar
52
Imam Ghazali , 2011, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Pnerbit Universitas Diponegoro), Hlm. 160. 53 Imam Ghazali , 2011, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Pnerbit Universitas Diponegoro),, Hlm. 160-161.
46
variabel independen saling berkolerasi). Gejala multikolinieritas pada suatu model dapat dilihat dari nilai variance inflation factor (VIF) dan nilai tolerance, dasar pengambilan keputusannya adalah VIF > 10, maka model regresi memiliki gejala multikolinieritas. Apabila milai tolerance < 0,1, maka model regresi tidak memiliki gejala multikolinieritas.54 c. Uji autokorelasi Tujuan dari uji ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan penganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1 (sebelumnya). Jika terjadi korelasi, maka terdapat problem autokorelasi. Konsekuensi dari adanya autokorelasi dalam suatu model regresi adalah vaian sampel tidak menggambarkan varian populasinya. Autokorelasi muncul karena observasi
yang
berurutan sepanjang waktu berkaitan satu sama lainnya. Pengujian ini menggunakan model Durbin-Watson (DW test). Bila nilai DW lebih besar dari batas atas atau upper bound (du) dan kurang dari (4-du) berarti tidak ada autokorelasi dan sebaliknya jika nilainya mendekati 2 maka terjadi autokorelasi.55
54
Imam Ghazali , 2011, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Pnerbit Universitas Diponegoro),, Hlm. 105-106. 55 Imam Ghazali , 2011, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Pnerbit Universitas Diponegoro), Hlm. 110-111.
47
d. Uji heteroskedastisitas Uji ini dilakukan untuk menganalisis apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan variance dari residual satu pengematan ke pengamatan lain. Secara grafis dilihat dari multivariate standar scatterplot.
56
Dengan menggunakan uji
glejser yaitu dengan melakukan regresi pada nilai absolut residual terhadap variabel bebas. Dalam uji glejser jika variabel independen tidak signifikan secara statistik mempengaruhi variabel dependen hal itu berarti tidak ada indikasi terjadinya heterokedastisitas.57 4) Analisis regresi linear berganda Analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel independen (X) terhadap variabel dependen (Y). adapun bentuk persamaan regresi linear berganda yang digunakan dalam penelitian ini sebagai berikut: Y= a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + e Keterangan :
56
Y
: Preferensi nasabah
a
: Konstanta
Imam Ghazali , 2011, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Pnerbit Universitas Diponegoro), Hlm. 139. 57 Imam Ghazali , 2011, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Pnerbit Universitas Diponegoro),, Hlm. 142.
48
b1, b2, b3, b4
: Koefisien regresi
X1
: Bagi hasil
X2
: Pelayanan
X3
: Promosi
5) Uji Signifikansi Individual (Uji Statistik t) Pengujian ini untuk mengetahui kemampuan masing-masing variabel independen dalam menjelaskan perilaku variabel dependen dengan uji statistik t. Pengujian dilakukan dengan menggunakan signifikansi level 0,05 (alpha = 5%). Penolakan atau penerimaan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut: a) Jika signifikansi > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. b) Jika signifikansi < 0,05 maka hipotesis tidak dapat ditolak (koefisien regresi signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. c) Kriteria pengambilan keputusan 1. jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak, berarti masing-masing variabel bebas secara parsial/ individu mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat
49
2. jika thitung < t
tabel,
maka Ho diterima , berarti masing-masing
variabel bebas secara parsial/ individu tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat 6) Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik f) Uji F dilakukan untuk menguji kemampuan seluruh variabel independen secara bersama-sama dalam menjelaskan perilaku variabel dependen. Pengujian dilakukan dengan menggunakan signifikansi tingkat 0,05 (alpha = 5%). Ketentuan penolakan atau penerimaan hipotesis adalah sebagai berikut: a) Jika signifikansi > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara bersama-sama variabel independen tidak mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. b) Jika signifikansi < 0,05 maka hipotesis tidak dapat ditolak (koefisien regresi signifikan). Ini berarti bahwa secara bersamasama variabel independen mempunyai pengaruh signifikan terhadap variabel dependen. c)
Kriteria pengambilan keputusan: 1.
Jika Fhitung > Ftabel, maka Ho ditolak, berarti masing-masing variabel bebas secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
50
2.
Jika Fhitung < Ftabel, maka Ho diterima, berarti masing-masing variabel bebas secara bersama-sama tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat.
7) Uji koefisien determinasi koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel
dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan hampir semuainformasi yang dibutuhkan untuk memprdiksi variasivariasi dependen.58 c.
Sistematika Pembahasan Penulisan penelitian ini akan disusun dalam beberapa bab, tiap – tiap bab akan memuat beberapa sub bab sesuai dengan keperluan kajian yang akan di lakukan dengan sistematika penulisan sebagai berikut : Pada bab I, Berupa pendahuluan yang diharapkan dapat mengantarkan pembaca pada isi yang dimaksud. Bab ini terbagi menjadi beberapa sub-bab yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, telaah pustaka, kerangka berpikir, metode penelitian, dan sistematika pembahasan. Selanjutnya pada bab II menguraikan tentang
58
Imam Ghazali , 2011, Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS 19, (Semarang: Badan Pnerbit Universitas Diponegoro),. Hlm 97.
51
landasan teori yang berkaitan dengan topik penelitian dan pembahasan hasilhasil penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai literatur yang sesuai dengan topik dari skripsi sehingga dapat membantu penulisan. Selain itu, pada bab ini juga dijelaskan mengenai kerangka pemikiran atas permasalahan yang menerangkan secara ringkas hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat yang akan diteliti, serta hipotesis penelitian yang menjadi pedoman dalam analisis data. Pada bab III menguraikan tentang variabel penelitian dan definisi operasional variabel, penentuan sampel, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, serta metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini. Pada bab IV ini menguraikan tentang deskriptif objek penelitian yang menjelaskan secara umum obyek penelitian dan
hal-hal
yang
berkaitan
dengan
penelitian
ini,
serta
proses
penginterpretasian data yang diperoleh untuk mencari makna serta implikasi dari hasil dan yang terakhir bab V mencakup uraian yang berisi kesimpulan yang diperoleh dari hasil penelitian serta saran-saran.