BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Pendidikan merupakan proses pengembangan kreativitas berpikir yang dapat meningkatkan kemampuan berpikir siswa, serta dapat meningkatkan dan mengonstruksi pengetahuan baru sebagai upaya meningkatkan penguasaan dan pengembangan yang baik terhadap materi pembelajaran. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya kegiatan
belajar mengajar yang
berlangsung dalam satuan waktu tertentu dan dalam bentuk pembelajaran dimana pendidik mengajar dan menilai tingkat keberhasilan (Isjoni, 2012). Sistem pembelajaran yang selama ini dilakukan yaitu pembelajaran konvensional Teacher Centre Learning (TCL), kental dengan suasana instruksi. Seiring dengan kemajuan teknologi, paradigma yang menjadikan pengajar sebagai sentral dalam proses belajar mengajar Teacher Centre Learning (TCL), perlahan-lahan mulai ditinggal dengan berbagai alasan dan berubah menjadi pembelajaran yang berpusat pada peserta didik Student Centre Learning (SCL). Dengan perubahan paradigma tersebut diharapkan peserta didik menjadi lebih berperan aktif dalam proses belajar mengajar, memberikan kesempatan pada
1
2 peserta didik untuk memperdalam pengetahuan sehingga dapat meningkatkan mutu hasil belajar peserta didik (Prawiradilaga, 2008). Selain peserta didik dituntut aktif¸ pengajar juga dituntut aktif dalam mengajar. Pendidik dituntut memiliki ketrampilan khusus yaitu dapat menciptakan
suasana pembelajaran yang
kondusif, santai dan menyenangkan. Selain itu juga harus dapat menerapkan model pembelajaran yang kreatif disesuaikan dengan materi dan tujuan pembelajaran. Suasana yang menyenangkan diharapkan peserta didik dapat mengikuti pembelajaran dengan aktif (Zaini, 2007). Metode pembelajaran diskusi merupakan cara penyajian pembelajaran aktif dimana pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengadakan pembahasan bersama dalam mengumpulkan pendapat dan menyusun berbagai alternatif dalam pemecahan masalah. Small Group Discussion merupakan kegiatan pembelajaran kelompok diskusi kecil berjumlah 5-6 siswa, dipimpin langsung oleh siswa / guru untuk memecahkan masalah dalam rangka untuk mencapai tujuan pembelajaran, sehingga meningkatkan keaktifan dan kemandirian siswa serta mengembangkan kecerdasan interpersonal siswa. Pada metode pembelajaran ini mahasiswa mendapat pengalaman dengan memanfaatkan semua indra sehingga pengalaman yang didapat
2 lebih mendalam dan pemahaman terhadap materi lebih bertahan lama sehingga akan meningkatkan hasil belajar (Gulo, 2008). Studi Pendahuluan dilakukan peneliti tanggal 19 November 2015 di DIII Kebidanan FK UNS pada mahasiswa semester IV. Dengan mewancarai 5 mahasiswa tentang pembelajaran mata kuliah pelayanan KB dan Kespro dengan bahasan KB IUD di DIII Kebidanan FK UNS Surakarta masih menggunakan pendekatan pembelajaran lama yaitu TCL (Teacher Center Learning). Metode TCL fokus pada pendidik dan mendominasi pendidik untuk menyampaikan informasi sehingga peserta didik menjadi pasif dalam mengikuti proses belajar mengajar. Alasan pendidik menggunakan pendekatan pembelajaran ceramah (TCL) pada mata kuliah Pelayanan KB dan Kespro dengan materi KB IUD karena waktu yang tersedia sedikit dibanding pokok bahasan yang harus diajarkan sehingga hasil belajar yang dicapai belum optimal. Peneliti memilih mata kuliah Pelayanan KB dengan materi KB IUD karena mata kuliah Pelayanan KB mempunyai bobot yang besar dibanding dengan mata kuliah lain yaitu sebesar 4 SKS (T: 2 SKS, P: 2 SKS) pada semester IV, sedangkan hasil belajar para peserta didik kurang maksimal dengan rata- rata 68. Selain 2 SKS menurut hasil studi pendahuluan yang dilakukan menggunakan wawancara dengan metode ceramah materi tersebut kurang dapat diterima dan pemahaman yang diterima oleh peserta
2 didik hanya bertahan sampai 2 hari sehingga mayoritas hasil belajarnya kurang maksimal dan sebanyak 40 mahasiswa yang harus mengulang. Maka dari itu penulis tertarik untuk mempelajari
lebih
dalam
tentang
“
Perbedaan
Metode
Pembelajaran Small Group Discussion dan Ceramah Terhadap Hasil Belajar KB IUD Pada Mahasiswa DIII Kebidanan FK UNS”. Penelitian ini pernah dilakukan oleh Sulistyaningrum (2013), Perbedaan
efektifitas
model
pembelajaran
Small
group
Discussion dengan Ceramah Terhadap Hasil Belajar KB AKDR, hasil penelitian Hasil pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran Small Group Discussion lebih efektif (p=0,000) dengan nilai rata-rata KB AKDR 60,62 daripada ceramah dengan nilai rata-rata KB AKDR 33,09. Perbedaannya waktu penelitian yang sudah dilakukan
di Akademi Kebidanan Mitra Husada
Karanganyar pada tahun 2013. Subjek penelitiannya yaitu mahasiswa Akbid Mitra Husada Karanganyar. B. Rumusan Masalah “Adakah
perbedaan
metode
pembelajaran
Small
Group
Discussion dan Ceramah terhadap hasil belajar KB IUD pada mahasiswa DIII Kebidanan FK UNS?”
2 C.
Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum Mengetahui perbedaan metode pembelajaran Small Group Discussion dan Ceramah terhadap hasil belajar KB IUD pada mahasiswa DIII Kebidanan FK UNS. 2. Tujuan Khusus a)
Mengetahui hasil belajar mata kuliah pelayanan KB
dan Kespro pada materi KB IUD mahasiswa DIII Kebidanan FK UNS dengan metode pembelajaran Small Group Discussion. b)
Mengetahui hasil belajar mata kuliah pelayanan KB
pada materi KB IUD mahasiswa DIII Kebidanan FK UNS dengan metode pembelajaran ceramah. c)
Menganalisis perbedaan hasil belajar mata kuliah
pelayanan KB dan Kespro pada materi KB IUD mahasiswa DIII Kebidanan FK UNS dengan metode pembelajaran Small Group Discussion dan Ceramah D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Dapat membuktikan keefektifan metode pembelajaran Small Group Discussion terhadap hasil belajar mahasiswa dan bisa meningkatkan hasil belajar.
2. Manfaat Aplikatif
2 Bagi institusi pendidikan bisa digunakan dalam pemilihan metode pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar mahasiswa dengan metode Small Group Discussion.
7
8