BAB I PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH Dewasa ini perkembangan teknologi, khususnya teknologi informasi sedang mengalami perkembangan yang cukup pesat. Teknologi informasi (TI) didefinisikan sebagai sisi teknologi dari suatu sistem informasi, yang terdiri dari perangkat keras (hardware), basis data (database), perangkat lunak (software), jaringan komputer, dan peralatan lain terkait. Konsep teknologi diartikan oleh Kart dan Rojenweig (1994) dalam Sagung (2008) sebagai organisasi dan aplikasi pengetahuan untuk tercapainya tujuan praktis. Sedangkan bentuk teknologi informasi adalah semua yang berhubungan
dengan
upaya
memperoleh,
memanipulasi,
mengkomunikasikan, menyajikan dan memanfaatkan data (Everest, 1986) dalam Sagung (2008). Dari pengertian diatas, teknologi informasi diartikan sebagai aplikasi pengetahuan untuk suatu tujuan tertentu berkenaan dengan pemanfaatan informasi. Ada dua alasan utama mengapa penggunaan komputer sangat penting dalam sistem informasi modern. Alasan pertama, berkenaan dengan kemampuan komputer untuk mengolah data. Perangkat otomatis ini dalam beberapa hal ternyata lebih unggul sebagai penyerap atau pencatat data jika dibandingkan dengan daya ingat manusia, sekalipun inisiatif dan tindakan
1
2
pengambilan keputusan tetap dilakukan manusia. Karakteristik dari kemampuan komputer dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Pengolahan yang cepat, 2. Akurasi yang tinggi, 3. Kapasitas penyimpanan besar, 4. Efektif untuk tugas berulang, 5. Dapat berfungsi secara terus menerus, 6. Teliti dalam mendeteksi situasi yang menyimpang, 7. Dapat diperbaiki dan ditingkatkan (upgrade). Alasan kedua, bahwa teknologi otomatisasi melalui komputerisasi sudah tersedia dimana-mana dan dapat diperoleh dengan mudah dan biaya yang relatif murah ( Kumorotomo dan Margono ,1995). Berbagai dampak teknologi informasi tersebut diharapkan mampu memberikan kontribusi dan meningkatkan kinerja pegawai. Alter (1996) dalan Jurnaili (2002) menyatakan bahwa penggunaan teknologi informasi adalah untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan dan mempermudah hubungan para pekerja. Loudon dalam Haryanto (2002) menyatakan bahwa penggunaan teknologi berbasis komputer diharapkan mampu meningkatkan kinerja karyawan. Selanjutnya mereka menyatakan bahwa dalam pelaksanaannya membutuhkan koordinasi antara manusia, teknologi dan organisasi. sistem
informasi
Oleh karenanya, penerapan teknologi dalam
sebuah
organisasi/perusahaan
hendaknya
mempertimbangkan pemakai sistem sehingga teknologi yang diterapkan
3
dapat bermanfaat sesuai dengan tugas dan kemampuan pemakai. Tidak jarang ditemukan bahwa teknologi yang diterapkan dalam sistem informasi sering tidak tepat atau tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh pemakai sistem sehingga penerapan teknologi informasi kurang memberikan manfaat atau bahkan tidak memberikan manfaat sama sekali dalam peningkatan kinerja individual Goodhue yang dikutip Jurnaili (2002) memberikan pernyataan bahwa evaluasi terhadap pemakai atas kecocokan tugas, kemampuan dan tuntutan tugas pemakai akan memberikan dorongan kepada pemakai untuk memanfaatkan teknologi informasi secara maksimal sehingga akan menimbulkan kinerja yang lebih baik. Menurut Goodhue kepercayaan terhadap teknologi sistem informasi baru dalam mengevaluasi kinerja individu diperlukan oleh manajemen untuk memastikan bahwa sistem baru yang berbasis komputer dapat digunakan untuk mengendalikan kinerja bawahan. Keberhasilan sistem informasi suatu perusahaan tergantung bagaimana sistem tersebut dijalankan, kemudahan sistem itu bagi pemakainya, dan pemanfaatan teknologi yang digunakan. Ada dua hal utama terkait dengan kesuksesan pemanfaatan teknologi informasi dalam peningkatan kinerja karyawan yaitu: 1.
Hubungan karakteristik tugas, teknologi informasi dan individu kepada evaluasi pemakai dan interaksi karakteristik/hubungan kecocokan tugas/teknologi kepada evaluasi pemakai,
2.
Hubungan evaluasi pemakai dengan kinerja individual.
4
Kompleksitas berasal dari kata complex yang berarti terdiri dari bagian-bagian yang banyak dan saling terkait satu sama lain dengan struktur yang tidak sederhana. Untuk menyelesaikan tugas dengan kompleksitas yang tinggi dibutuhkan keahlian dan kesabaran yang tinggi. Definisi ini mendekati dimensi struktur tugas yang diajukan oleh Bonner (1994) dalam Sagung (2008). Literatur memperlihatkan bahwa kinerja secara umum menurun
jika kompleksitas
tugas
meningkat
(Tan
& Kao,1999).
Kompleksitas tugas penting untuk dipertimbangkan karena auditor tidak terhindar dari tugas-tugas dengan tingkat kompleksitas yang berbeda-beda. Penting bagi auditor untuk mengetahui cara memastikan bahwa tugas-tugas tersebut dapat dilaksanakan secara memuaskan. Kompleksitas tugas terdiri atas dua aspek yaitu kesulitan tugas dan struktur tugas. Kesulitan tugas berhubungan dengan jumlah informasi sedangkan struktur tugas berhubungan dengan kejelasan informasi (Bonner, 1994) dalam Sagung (2008). Dalam penelitian ini akan menjelaskan keahlian atau kemampuan yang harus dikuasai akuntan publik yang dipercaya oleh masyarakat. Kantor Akuntan Publik (KAP) dapat dimanfaatkan secara optimal kemampuannya sebagai pihak ketiga yang dipercaya untuk melaksanakan audit. Dengan demikian KAP berkepentingan meningkatkan efisiensi dan efektifitas proses audit, serta kualitas auditnya. Cara yang dapat ditempuh akuntan adalah dengan meningkatkan kemampuan dan pemahaman auditor terhadap
5
beberapa bidang keahlian seperti penggunaan teknologi yang dirasa cukup membekali akuntan dalam menyelesaikan tugasnya. Akuntan juga dituntut mampu menyediakan informasi yang bersifat non finansial sebagai tambahan data keuangan yang biasanya disajikan. Akuntan sebagai profesi harus mempunyai keahlian khusus, untuk meyakinkan bahwa akuntan sebagai profesi. Profesional adalah tingkat penugasan dan pelaksanaan terhadap tiga hal yaitu knowledge, skill, dan character. Seseorang yang profesional akan mempunyai tingkat tertentu pada ketiga bidang tersebut. Pengalaman yang dimiliki akuntan publik juga berkaitan dengan kecakapan profesional yang dimiliki akuntan, lama bekerja akan mempengaruhi bagaimanana dia dapat menyelesaikan tugasnya. Akuntan dan teknologi informasi merupakan dua hal yang berbeda, tetapi sangat berkaitan karena teknologi informasi dapat mengubah lingkungan akuntansi. Semua pekerjaan yang dilakukan oleh akuntan publik sebagai perancang, pengguna, dan pengelola sumber daya berhubungan dengan teknologi informasi. Berkaitan dengan hal tersebut Hamzah (2004) dalam Siregar (2009) penelitiannya tentang tata laksana teknologi informasi dengan metode COBIT (Control Objective for Information and Related Information), mengungkapkan bahwa metode tersebut digunakan untuk mengatasi dalam lingkungan internal (pesaing, pendatang baru, penyalur, pembeli). Metode tersebut diterapkan sesuai kebutuhan perusahaan dan menghasilkan kinerja yang efisien dan efektif dalam mencegah dan menaksir adanya resiko terhadap pengguna teknologi informasi.
6
Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul
”PENGARUH
KOMPLEKSITAS
TUGAS,
PEMANFAATAN TEKNOLOGI INFORMASI, DAN KEMAMPUAN PEMAKAI TERHADAP KINERJA AKUNTAN PUBLIK “ . B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan uraian tersebut maka dirumuskan masalah: 1. Apakah kompleksitas tugas, pemanfaatan teknologi informasi, dan kemampuan pemakai mempunyai pengaruh terhadap kinerja akuntan publik secara parsial ? 2. Apakah kompleksitas tugas, pemanfaatan teknologi informasi, dan kemampuan pemakai mempunyai pengaruh kinerja akuntan publik secara simultan? C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dalam penelitian ini adalah penulis ingin memberikan bukti empiris tentang pengaruh kompleksitas tugas, pemanfaatan teknologi informasi, dan kemampuan pemakai terhadap kinerja karyawan baik secara parsial maupun secara simultan khususnya di Kantor Akuntan Publik. D. MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, yaitu :
1. Praktisi yaitu memberikan gambaran input atau masukan untuk menelaah lebih lanjut mengenai pengaruh kompleksitas tugas, penggunaan teknologi informasi dapat meningkatkan kinerja karyawan dalam hal ini bagi pihak Akuntan publik
7
2. Akademisi a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan, gambaran dan bukti-bukti
empiris
mengenai
pengaruh
kompleksitas
tugas,
pemanfaatan teknologi informasi dan kemampuan pemakai terhadap kinerja akuntan publik. b. Penelitian ini dapat menjadi acuan bagi para peneliti yang melaksanakan penelitian-penelitian sejenis dan penelitian-penelitian lanjutan.
BAB II TELAAH PUSTAKA
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Teknologi Informasi Menurut O’Brien dalam Sagung (2008) teknologi adalah suatu jaringan komputer yang terdiri atas berbagai komponen pemrosesan informasi yang menggunakan berbagai jenis hardware, software, manajemen data, dan teknologi jaringan informasi. Menurut Aji (2005) dalam Sagung (2008) informasi adalah data yang terolah dan sifatnya menjadi data lain yang bermanfaat dan biasa disebut informasi. Teknologi diartikan oleh Kart dan Rojenweig (1994) dalam Sagung (2002) sebagai organisasi dan aplikasi pengetahuan untuk tercapainya tujuan praktis. Bentuk teknologi informasi adalah semua yang berhubungan dengan upaya memperoleh, memanipulasi, mengkomunikasikan, menyajikan dan memanfaatkan data (Everest, 1986) dalam Sagung (2008). Dari pengertian di atas, teknologi informasi diartikan sebagai aplikasi pengetahuan untuk suatu tujuan tertentu berkenaan dengan pemanfaatan informasi. Teknologi informasi menurut Kumorotomo dan Margono (1995) dapat dibedakan menjadi tiga kelompok yaitu : teknologi pengolahan data, teknologi telekomunikasi dan teknologi automatisasi kantor. Saat ini, komputer merupakan salah satu teknologi informasi yang banyak memberikan kontribusi terhadap kemajuan sistem informasi bagi
8
9
organisasi. Organisasi modern pada umumnya sudah menggunakan komputer sebagai pendukung sistem informasi, namun demikian tentu saja penggunaan aplikasi disesuaikan dengan kebutuhan dan kemampuan organisasi. Ada dua alasan utama mengapa penggunaan komputer sangat penting dalam sistem informasi modern. Alasan pertama, berkenaan dengan kemampuan komputer untuk mengolah data. Perangkat otomatis ini dalam beberapa hal ternyata lebih unggul sebagai penyerap atau pencatat data jika dibandingkan dengan daya ingat manusia, sekalipun inisiatif dan tindakan pengambilan keputusan tetap dilakukan manusia. Karakteristik dari kemampuan komputer dapat diuraikan sebagai berikut: 1. Pengolahan yang cepat 2. Akurasi yang tinggi 3. Kapasitas penyimpanan besar 4. Efektif untuk tugas berulang 5. Dapat berfungsi secara terus menerus 6. Teliti dalam mendeteksi situasi yang menyimpang 7. Dapat diperbaiki dan ditingkatkan (upgrade) Alasan kedua, bahwa teknologi otomatisasi melalui komputerisasi sudah tersedia dimana-mana dan dapat diperoleh dengan mudah dan biaya yang relatif murah (Kumorotomo dan Margono, 1995). Hirshorn
dan
Farduhar
(1985)
dalam
Kumorotomo
(1995)
mengidentifikasikan tiga fungsi dari pemanfaatan teknologi informasi:
10
Pemanfaatan
Komponen
Definisi
Pemecahan Masalah
Tingkat
Penggunaan TI Pendukung Keputusan
dimana
informasi
teknologi
digunakan
untuk
mengetahui hubungan sebab akibat (yaitu: untuk memahami data) Rasionalisasi
Tingkat
Keputusan
informasi
dimana
teknologi
digunakan
untuk
meningkatkan proses pengambilan keputusan atau menjelaskan atau menjustifikasi alasan-alasan untuk keputusan tersebut. Integrasi Kerja
Integrasi Horizontal
Tingkat
dimana
informasi
teknologi
digunakan
untuk
mengkoordinasi aktivitas-aktivitas pekerjaan dengan aktivitas yang lain dalam kelompok kerja. Integrasi Vertikal
Tingkat
dimana
informasi
digunakan
merencanakan memonitor
tugas kinerja
mengkomunikasikan vertikan
untuk
teknologi untuk seseorang, dan secara
mengkoordinasi
11
tugas
seseorang
dengan
tugas
atasan dan bawahan. Pelayanan
bagi Pelayanan bagi Pelanggan
Pelanggan
Tingkat informasi
dimana digunakan
teknologi untuk
melayani publik. Publik yang dilayani oleh sistem aplikasi Bersifat internal bagi organisasi (yaitu para pelanggan internal) atau pelanggan eksternal.
Komputer
membantu
personil
untuk
melakukan
pengambilan
keputusan secara lebih eksplisit, serta menambah dan memperkuat keputusan yang kreatif dalam pemecahan masalah dengan memberikan akses bagi model dan database. Goodhue dan Thompson (1995) dalam Jurnaili (2002) mendefinisikan penggunaan teknologi informasi sebagai perilaku memakai teknologi dalam penyelesaian pekerjaan. Dalam konteks ini teknologi merujuk pada sistem komputer. Penggunaan komputer berhubungan dengan jangka waktu pemakaian sistem komputer, frekuensi pemakaian dan ragam aplikasi sistem yang dipakai. Saat ini, jika seseorang menggambarkan sistem informasi modern tentu yang dimaksudkan adalah sistem informasi yang komputerisasi. Hal ini disebabkan oleh kenyataan bahwa penggunaan
12
komputer sudah merupakan bagian dari ke butuhan yang sulit dihindari untuk mendukung sistem informasi modern dalam suatu organisasi. Pentingnya penggunaan sistem teknologi informasi atau komputer berkaitan dengan upaya untuk meningkatkan pelayanan informasi yang sudah tidak memadai jika menggunakan sistem manual, kebutuhan untuk meraih peluang, keuntungan dalam persaingan bisnis atau untuk menghindari
kebocoran-kebocoran
dalam
sistem
keuangan
atau
meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja dan sebagainya. Teori sikap dan perilaku (theory of attitudes and behavior) yang dikembangkan oleh Triandis (1980) dalam Jurnali dan Supomo (2002) menyatakan bahwa pemanfaatan komputer personal atau PC (personal computer) oleh pemakai yang memiliki pengetahuan di lingkungan yang dapat memilih (optional) dipengaruhi oleh afeksinya (affect) terhadap pemanfaatan PC, kebiasaan (habit) sehubungan dengan pemanfaatan komputer, konsekuensi individual yang diharapkan (consequencies) dari pemanfaatan PC dan kondisi yang memfasilitasi (faciliating conditions) dalam lingkungan yang kondusif memanfaatkan PC. Menurut teori tersebut, faktor sosial merupakan internalisasi kultur subjektif kelompok dan persetujuan interpersonal tertentu yang dibuat antar individu dalam situasi sosial tertentu. Kultur subjektif berisi norma, peran, dan nilai-nilai. Sedang afeksi berhubungan dengan perasaan senang, kegembiraan atau depresi, kemuakan, ketidaksenangan atau kebencian terhadap individu dengan tindakan tertentu.
13
Konsep pemanfaatan teknologi informasi dalam hal ini dapat diukur berdasarkan tingkat integrasi Sistem Informasi (SI) pada setiap tugas rutin individual baik pada pemanfaatan yang bersifat sukarela maupun yang bersifat wajib. Pemanfaatan teknologi informasi diukur berdasarkan ketergantungan pemakai terhadap SI yang ada untuk melaksanakan tugas dan meningkatkan kinerjanya. Berbagai dampak teknologi informasi tersebut diharapkan mampu memberikan kontribusi dan meningkatkan kinerja pegawai. Alter (1996) dalam Aris (2004) menyatakan bahwa penggunaan teknologi informasi adalah untuk membantu manusia dalam melakukan pekerjaan dan mempermudah hubungan para pekerja. Loudon dalam Haryanto (2002) menyatakan
bahwa
penggunaan
teknologi berbasis komputer
diharapkan mampu meningkatkan kinerja karyawan. Selanjutnya mereka menyatakan bahwa dalam pelaksanaannya membutuhkan koordinasi antara manusia, teknologi dan organisasi.
Oleh karenanya, penerapan
teknologi dalam sistem informasi sebuah organisasi/perusahaan hendaknya mempertimbangkan pemakai sistem sehingga teknologi yang diterapkan dapat bermanfaat sesuai dengan tugas dan kemampuan pemakai. Tidak jarang ditemukan bahwa teknologi yang diterapkan dalam sistem informasi sering tidak tepat atau tidak dimanfaatkan secara maksimal oleh pemakai
sistem
sehingga
penerapan
teknologi
informasi
kurang
memberikan manfaat atau bahkan tidak memberikan manfaat sama sekali dalam peningkatan kinerja individual.
14
2. Kemampuan/Keahlian Pemakai Agar mampu menggunakan suatu sistem informasi secara efektif dan efisien, seorang pemakai dituntut untuk memiliki kemampuan dalam bidang pengetahuan komputer. Terdapat dua komponen yang dituntut oleh pemakai yaitu computer literacy dan information literacy (Szymanski et al.,1995) dalam Haryanto (2002). Computer literacy adalah dimilikinya pengetahuan dan pemahaman dalam bidang komputer dan sistem informasi serta cara menggunakannya secara efektif. Information literacy adalah dimilikinya kemampuan untuk menilai nilai suatu informasi dan dimilikinya kemampuan untuk menggunakan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dengan bijaksana sesuai masalah yang ada. Menurut Harrison dan Raier (1992) keahlian (skill/expert) dalam Puriastuti (2005) adalah suatu perkiraan kemampuan seseorang untuk melaksanakan pekerjaan dengan sukses. Seseorang yang menganggap dirinya mampu untuk melaksanakan suatu tugas cenderung akan sukses. Keahlian atau kemampuan menggunakan komputer menurut Igbaria (1994) dalam Puriastuti (2005) merupakan kombinasi antara pengalaman user dalam menggunakan komputer, latihan yang telah diperoleh dan keahlian komputer secara menyeluruh. Dalam penggunaan teknologi informasi tidak bisa dipisahkan dari user (pemakai). Keahlian/kemampuan dalam menggunakan teknologi sangat berpengaruh terhadap hasil akhir yang dicapai, karena tidak semua pemakai cakap dalam berteknologi khususnya bila teknologi tersebut
15
merupakan hal yang baru. Keahlian juga dibutuhkan saat teknologi tersebut dapat meningkatkan kinerja atau tugas yang dicapai. Dalam standar auditing yang ditetapkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia (SA-IAI thn 1994) dalam salah satu isi dari standar umum bagi auditor adalah: 1). Audit dilaksanakan oleh seorang atau lebih yang memiliki keahlian dan pelatihan teknis yang cukup bagi auditor. 2). Dalam pelaksanaan audit dan penyusunan laporannya auditor wajib menggunakan kemahiran profesionalnya dengan cermat dan seksama. Standar tersebut digunakan oleh auditor sebagai pedoman kerja. Beberapa penelitian tentang keahlian seperti yang digunakan Murtanto dan Gudono dalam Puriastuti (2005) dengan menggambarkan rerangka keahlian adalah metode dari Abdol Mohammadi, dkk (1992) Rerangka Keahlian Komponen
Katagori Arti
Komponen Pengetahuan
Pengetahuan terhadap kenyataan, proses dan prosedur.
Ciri-ciri psikologis
Ciri-ciri kepribadian diri
Kemampuan berpikir
Kemampuan
untuk
memperoleh
dan
memproses informasi Strategi penentuan keputusan
Strategi
untuk
membantu
keputusan Analisis tugas
Penilaian terhadap kesulitan tugas
Kompleksitas tugas
Keputusan auditor
pembuatan
16
1. Komponen
pengetahuan
(knowledge
component),
merupakan
komponen penting dalam suatu keahlian, yang meliputi pengetahuan tentang
fakta-fakta,
prosedur-prosedur
dan
pengalaman
dari
pengetahuan, sebab pengalaman akan memberikan hasil di dalam menghimpun dan memberi kemajuan bagi pengendalian. 2. Ciri-ciri psikologis (psicological characteristic) merupakan self precentation image attribute of export seperti kemampuan di dalam komunikasi, kreativitas, kerjasama dengan orang lain dan kepercayaan pada keahlian yang merupakan komponen ciri psikologis. 3. Kemampuan berpikir (cognitive abilities) merupakan kemampuan untuk mengakumulasi dan mengolah informasi. Beberapa karakteristik yang dapat dimasukkan sebagai unsur kemampuan berpikir misalnya, kemampuan beradaptasi pada situasi yang baru dan ambigu, perhatian terhadap fakta-fakta yang relevan dan kemampuan untuk mengabaikan fakta-fakta yang tidak relevan merupakan suatu kemampuan yang efektif untuk menghindari tekanan. 4. Strategi penentuan keputusan (decision strategies) baik formal maupun informal akan membantu dalam keputusan yang sistematis dan membantu keahlian di dalam mengatasi keterbatasan manusia. Para profesional auditing sangat berkepentingan di dalam mengembangkan dan menggunakan strategi penentuan keputusan secara umum.
17
5. Analisis tugas ( task analysis) banyak dipengaruhi oleh pengalaman audit dalam analisis tugas ini yang akan mempengaruhi minimum terhadap penentuan keputusan. 6. Kompleksitas tugas akan mempengaruhi pilihan terhadap bantuan keputusan auditor yang telah tinggi pengalamannya dan digunakan untuk mengembangkan rerangka umum dari lingkungan tugas dalam auditing. Sesuai dengan SPAP –IAI (1994) seksi 335, keahlian minimum yang harus dimiliki oleh auditor atau stafnya dalam melaksanakan audit di lingkungan pengolahan data elektronik adalah : a. Pengetahuan dasar-dasar komputer dan fungsi komputer secara umum, b. Pengetahuan dasar tentang sistem opersi dan perangkat lunak, c. Pemahaman tentang teknik pengolahan dan struktur data, d. Kemampuan bekerja dengan teknik pengolahan dan struktur data, e. Kemampuan menelaah sistem dokumentasi, f. Pengetahuan dasar tentang pengendalian PDE untuk mengidentifikasi, g. Pengetahuan memadai dalam perancangan audit dan supervisi pelaksanaan audit dalam lingkungan PDE, h. Pemahaman dinamika perkembangan dan perubahan sistem dan program dalam suatu satuan usaha. Akuntan publik diharapkan menyadari bahwa penggunaan teknologi berbasis komputer dalam keadaan tertentu, mengharuskan akuntan
18
memiliki jauh lebih banyak pengetahuan komputer dibandingkan yang dimilikinya dalam keadaan lain.
3. Kompleksitas Tugas Dalam Godhue dalam Setyarini (2004) tugas adalah tindakan yang dijalankan oleh individu dalam mengubah input menjadi output. Tugas dalam penelitian sistem informasi meliputi pelaksanaan tugas-tugas yang dapat mendorong pemakai untuk meletakkan kepercayaan yang lebih besar pada aspek-aspek teknologi informasi dalam membantu penyelesaian tugas tertentu, misalnya adanya kebutuhan untuk menjawab pertanyaanpertanyaan yang beragam dan tidak dapat diprediksi sebelumnya tentang operasi perusahaan yang akan mendorong individu untuk menjadi tergantung pada kapasitas sistem informasi dalam memproses pertanyaanpertanyaan tersebut menggunakan basis data sistem informasi operasi perusahaan. Jika
suatu
tugas
sudah
dipahami
dengan
baik
sebelum
melaksanakannya, maka banyak hal yang dapat direncanakan terlebih dahulu dengan baik. Jika tugas belum dipahami, maka selama eksekusi tugas tersebut dibutuhkan lebih banyak pengetahuan yang dapat mengubah pengalokasian
sumber
daya,
penjadwalan,
dan
prioritas
dalam
melaksanakan tugas (Zulazmi,2003) dalam Rapina (2007). Kompleksitas berasal dari kata complex yang berarti terdiri dari bagian-bagian yang banyak dan saling terkait satu sama lain dengan struktur yang tidak sederhana. Kompleksitas tugas merupakan persepsi
19
individu tentang kesulitan suatu tugas. Persepsi ini menimbulkan kemungkinan bahwa suatu tugas sulit bagi seseorang, namun mungkin juga mudah bagi orang lain.
Kompleksitas tugas penting untuk
dipertimbangkan karena auditor tidak terhindar dari tugas-tugas dengan tingkat kompleksitas yang berbeda-beda. Penting bagi auditor untuk mengetahui
cara
memastikan
bahwa
tugas-tugas
tersebut
dapat
dilaksanakan secara memuaskan. Menurut Bonner (1994) dalam Rapina (2007) terdapat tiga alasan mengapa kompleksitas tugas perlu diperiksa pada situasi audit yaitu : a. Kompleksitas tugas mungkin berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja auditor. b. Memberikan bantuan dalam pengambilan keputusan dan teknik pelatihan yang saat ini mungkin diperbaiki jika peneliti memahami tugas audit yang berbeda-beda. c. Memahami
kompleksitas
tugas
membantu
manajemen
KAP
menemukan kesesuaian antara tugas audit dan staf audit. Kompleksitas tugas terdiri atas dua aspek yaitu kesulitan tugas dan struktur tugas berhubungan dengan kejelasan informasi (Bonner, 1994 dalam Rapina 2007). Bonner (1994) dalam Rapina (2007) membagi proses pemrosesan informasi menjadi tiga tahap yaitu input, pemrosesan, dan output. Pada tahap input dan pemrosesan kompleksitas tugas meningkat sejalan dengan peningkatan jumlah bukti. Tugas yang kurang kompleks memiliki ciri-ciri:
20
1). Lebih sedikit bukti informasi 2). Bukti informasi konsisten dengan kejadian yang diprediksi 3). Kekonsistenan yang tinggi secara relatif antara bukti harapan dan keputusan aktual 4). Tingkat ambiguitas yang relatif rendah dalam konteks keputusan dan hasil keputusan potensial yang sedikit Tugas yang sangat kompleks memilki ciri-ciri: a). Lebih banyak bukti informasi b). Sejumlah besar bukti tidak konsisten dengan kejadian yang sedang diprediksi c). Mengandung tingkat ambiguitas yang relatif tinggi dan hasil keputusan potensial yang banyak. Tugas
listing
of
compliances
dan
substantive
test
pada
pengendalian internal merupakan tugas yang kompleksitasnya rendah. Tugas yang membutuhkan listing of financial statement error task yang bisa terjadi karena penyimpangan pengendalian internal merupakan tugas dengan kompleksitas sedang. Tugas ini membutuhkan sejumlah tindakan yang terpisah misalnya mengingat kembali hal-hal yang berhubungan dengan kesalahan laporan keuangan, double entry dan penentuan apakah akun-akun tersebut overstate atau understate (Tan dan Kao, 1999). Contoh tugas dengan tingkat kompleksitas yang tinggi adalah analisis rasio. Tugas ini membutuhkan sejumlah bukti input yang akan diproses, koordinasi kompleksitas dan backward/forward reasioning untuk mengidentifikasi
21
hubungan dan interdependensi antar rasio dan antara setiap rasio dengan error laporan keuangan. Kompleksitas
tugas
pada
penelitian-penelitian
sebelumnya
didefinisikan dalam istilah karakteristik tugas yang ditentukan secara independen oleh pelaksana tugas tertentu. Mereka tidak mendefinisikan tugas berdasarkan kompleksitas tugas itu sendiri tetapi mendefinisikan kompleksitas tugas sebagai fungsi dari karakteristik individu. Gupta (1999) dalam Rapina (2007) mendefinisikan kompleksitas tugas dengan mengacu pada teknologi tugas Perrow. Teknologi tugas digambarkan dalam dua dimensi yaitu ketidakpastian tugas dan interdependesi tugas. Ketidakpastian tugas terdiri atas dua tingkat dimana anggota-anggota tim merasa tugas-tugas mereka menjadi familiar atau tidak familiar, similar atau tidak similar dengan tugas lain, rutin atau tidak rutin, dan sering atau tidak sering. Kesulitan tugas mengacu pada kompleksitas dan kemampuan untuk dianalisa dan tingkat dimana prosedur operasi standar telah dikembangkan. Menurut Restudingdiah (2000) ada dua jenis kompleksitas yang berpengaruh pada pengembangan sistem, yaitu kompleksitas tugas dan kompleksitas sistem. Kompleksitas tugas berasal dari lingkungan pemakai dan berkaitan dengan ambiguitas dan ketidakpastian yang ada disekitar dunia bisnis. Kompleksitas sistem berasal dari lingkungan pengembang dan berkaitan dengan ambiguitas dan ketidakpastian yang terjadi disekitar praktik pengembangan sistem.
22
4. Kinerja Akuntan Publik Akuntan adalah orang yang mempunyai gelar sarjana ekonomi dari universitas negeri jurusan akuntansi yang telah mempunyai gelar akuntan sesuai dengan peraturan UU No.34 tahun 1954 serta Surat Keputusan Dirjen
Pendidikan
Tinggi
No.15/DJ/Kep/1980
dan
No.28/DIKTI/Kep/1986. Menurut peraturan tersebut gelar akuntan diberikan oleh Panitia Ahli Pertimbangan Persamaan Ijazah Akuntansi sesuai dengan ketentuan dan berdasarkan UU dan Surat Keputusan tersebut. Definisi Akuntan menurut AICPA (American Institute of Certified Public Accountant) merupakan orang yang menyediakan kegiatan jasa yang fungsinya adalah menyediakan data kuantitatif terutama yang memiliki sifat keuangan dari kesatuan usaha ekonomi yang dapat digunakan dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi untuk memilih alternatif dari suatu keadaan tertentu. Akuntan adalah suatu profesi yang salah satu tugasnya adalah melaksanakan audit terhadap laporan keuangan sebuah entitas dan memberikan opini atau pendapat terhadap saldo akun dalam laporan keuangan apakah telah disajikan secara wajar sesuai dengan standar akuntansi keuangan atau prinsip akuntansi yang berlaku umum, dan standar atau prinsip tersebut diterapkan secara konsisten. Gibson et. Al (1996) dalam Puriastuti (2005) menyatakan bahwa kinerja atau performance berkaitan dengan evaluasi kinerja dimana evaluasi kinerja merupakan prestasi individu yang merupakan cerminan
23
prestasi organisasi. Oleh karena itu, prestasi yang tinggi sangat penting artinya bagi keberhasilan organisasi. Haryanto (2002) menyatakan bahwa kinerja adalah tingkat kerja yang dicapai oleh seseorang dengan syaratsyarat yang telah ditentukan. Penilaian kinerja pada dasarnya merupakan faktor kunci guna mengembangkan suatu organisasi secara efektif dan efisien, karena adanya kebijakan atau program yang lebih baik atas sumber daya manusia yang ada dalam organisasi. Penilaian kinerja sangat bermanfaat bagi dinamika pertumbuhan organisasi secara keseluruhan, melalui penilaian tersebut maka dapat diketahui kondisi sebenarnya tentang bagaimana kinerja karyawan.
B. PERUMUSAN HIPOTESIS 1. Kompleksitas Tugas Kompleksitas tugas berasal berasal dari kata complex yang berarti terdiri dari bagian-bagian yang banyak dan saling terkait satu sama lain dengan struktur yang tidak sederhana. Kompleksitas tugas merupakan tugas yang tidak terstruktur, membingungkan, dan sulit. Kompleksitas tugas merupakan persepsi individu tentang kesulitan suatu tugas. Persepsi ini menimbulkan kemungkinan bahwa suatu tugas sulit bagi seseorang, namun mungkin juga mudah bagi orang lain. Kompleksitas tugas mempengaruhi kinerja auditor.
Untuk menyelesaikan tugas dengan
kompleksitas yang tinggi dibutuhkan keahlian dan kesabaran yang tinggi.
24
Definisi ini mendekati struktur tugas yang diajukan Bonner (1994) dalam Sagung (2008). Literatur memperlihatkan bahwa kinerja secara umum menurun jika kompleksitas tugas meningkat (Tan & Kao,1999). Kompleksitas tugas penting untuk dipertimbangkan karena auditor tidak terhindar dari tugas-tugas dengan tingkat kompleksitas yang berbeda-beda. Adanya kompleksitas tugas menuntut akuntan untuk bekerja secara efektif. Tugas yang komplek memerlukan kemampuan yang lebih diatas rata-rata, dan juga membutuhkan adanya kesabaran dan ketelian yang tinggi sehingga kinerja auditor menjadi lebih baik. Berdasarkan hal tersebut dirumuskan hipotesis: H1: Kompleksitas Tugas berpengaruh signifikan terhadap kinerja akuntan publik 2. Pemanfaatan Teknologi Informasi Teknologi informasi
sangat diyakini mampu memberikan manfaat
bagi para pemakai dalam organisasi apapun. Teknologi informasi bermanfaat dalam berbagai macam aktivitas baik operasional maupun manajerial. Teknologi informasi dapat menjadikan tugas – tugas menjadi lebih hemat dan efektif. Penggunaan teknologi di berbagai bidang menyebabkan terjadinya berbagai digantikan
macam oleh
perubahan
seperti
tugas yang dilakukan manusia
tenaga mesin atau elektronik.
Pemanfaatan teknologi
informasi menurut Thomson et al. (1991) dalam Tjhai (2003) merupakan manfaat
yang
diharapkan
oleh
pengguna
sistem
informasi
dalam
melaksanakan tugasnya atau perilaku dalam menggunakan teknologi pada saat
25
melakukan pekerjaan. Pengukurannya berdasarkan intensitas pemanfaatan, frekuensi pemanfaatan, dan jumlah aplikasi atau perangkat lunak yang digunakan. Pemanfaatan teknologi informasi yang tepat dan didukung oleh keahlian personil yang mengoperasikannya dapat meningkatkan kinerja perusahaan maupun kinerja individu yang bersangkutan. Menurut model yang dikembangkan Thomson et al aplikasi atau perangkat lunak yang digunakan. Pemanfaatan teknologi informasi yang tepat dan didukung oleh keahlian personil yang
mengoperasikannya dapat meningkatkan kinerja
perusahaan maupun kinerja individu yang bersangkutan. Berdasarkan hal tersebut maka dirumuskan hipotesis:
H 2 : Pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja akuntan publik 3. Kemampuan Pemakai Dalam penelitian Murtanto dan Gudono (1999) dalam Puriastuti (2005),
menjelaskan
beberapa
karakteristik
untuk
meningkatkan
kemampuan/keahlian yaitu seperti ciri-ciri psikologis, kemampuan berpikir, strategi penentu keputusan, dan analisis tugas. Hal tersebut diungkapkan dalam Jurnali dan Supomo (2002) dalam artikelnya tentang “Pengaruh Kesesuaian Tugas dan Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Kinerja Akuntan Publik” yang dipengaruhi oleh interaksi pemakai, teknologi yang digunakan dan tugas yang berbasis teknologi, karena menunjukkan koresponden antara kebutuhan tugas, kemampuan individual dan fungsi teknologi.
26
Komputer sebagai teknologi diharapkan mampu menjadi suatu alat atau perangkat untuk dapat mengembangkan sistem. Keberadaan komputer seharusnya dapat dimanfaatkan secara optimal dalam mengoperasikan sistem informasi di perusahaan bagi individu akuntan sendiri. Penggunaan suatu program pengelolaan data dengan bantuan sofware akuntansi tidak selalu mendatangkan kemudahan bagi pemakainya, bahkan sebaliknya program tersebut
dapat
mendatangkan
kesulitan,
yang
pada
akhirnya
dapat
menghambat dan menimbulkan ketidakpuasan bagi pemakai tersebut (Nasrizal,2000) dalam Puriastuti (2005). Oleh karena ini dibutuhkan kecakapan/keahlian khusus. Berdasarkan asumsi dan uraian tersebut diatas hipotesis dapat dirumuskan sebagai berikut: H 3 : Kemampuan pemakai berpengaruh signifikan terhadap kinerja akuntan
publik
C. PENELITIAN TERDAHULU Teori sikap dan perilaku (theory of attitude and behavior) dari Triandis (1980) dalam Tjhai (2003) menyatakan bahwa pemanfaatan personal computer (PC) oleh pekerja dipengaruhi oleh perasaan individual (affect) terhadap penggunaan komputer personal, norma sosial (sosial norms) dalam tempat kerja yang memperhatikan penggunaan komputer personal, kebiasaan (habit) sehubungan dengan penggunaan komputer, konsekuensi individual yang diharapkan (consequencies) dari penggunaan komputer personal, dan kondisi yang memfasilitasi (facilitating conditions) dalam penggunaan
27
personal computer (PC). Thompson et al (1991) dalam Tjhai (2003) mengadopsi sebagian teori yang diusulkan oleh Triandis (1980) dalam Thjai (2003) dimana penelitiannya menggunakan enam faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi, yaitu faktor sosial, affect (perasaan individual), kesesuaian tugas, konsekuensi jangka panjang, kondisi
yang
memfasilitasi, dan kompleksitas. Hasil penelitiannya menunjukkan adanya hubungan positif dan signifikan antara faktor sosial, affect, kesesuaian tugas, dan konsekuensi jangka panjang dengan pemanfaatan teknologi informasi. Faktor kompleksitas memiliki hubungan negatif dan signifikan dengan pemanfaatan teknologi informasi. Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya hubungan negatif dan tidak signifikan antara kondisi yang memfasilitasi dengan pemanfaatan teknologi informasi. Di Indonesia penelitian tentang faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan TI telah banyak dilakukan. Tjhai (2003) meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan teknologi informasi dan pengaruh pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja akuntan publik yang termasuk dalam lima besar di Indonesia. Hasil penelitianya menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara faktor sosial dengan pemanfaatan teknologi informasi, sedangkan faktor affect memiliki hubungan positif dan tidak signifikan dengan pemanfaatan teknologi informasi. Hasil penelitiannya juga menunjukkan hubungan yang negatif dan signifikan antara faktor konsekuensi jangka panjang dengan pemanfaatan teknologi informasi. Sebaliknya faktor kompleksitas tugas, kesesuaian tugas
28
dan kondisi yang memfasilitasi mempunyai hubungan negatif dan tidak signifikan dengan pemanfaatan teknologi informasi. Sagung
(2008)
meneliti
faktor-faktor
yang
mempengaruhi
pemanfaatan teknologi informasi pada Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Tabanan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa faktor sosial dan kondisi yang memfasilitasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap pemanfaatan teknologi informasi. Faktor affect (perasaan individual), kesesuaian tugas, dan konsekuensi jangka panjang berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap pemanfaatan teknologi informasi, sedangkan faktor kompleksitas berpengaruh negatif dan tidak signifikan terhadap pemanfaatan teknologi informasi. Tan dan Kao (1999) menguji tentang pengaruh kompleksitas tugas terhadap kinerja akuntan publik yang menunjukkan bahwa kinerja secara umum menurun jika kompleksitas
tugas
meningkat.
Kompleksitas
tugas
penting
untuk
dipertimbangkan karena auditor tidak terhindar dari tugas-tugas dengan tingkat kompleksitas yang berbeda-beda. Kompleksitas didefinisikan sebagai tingkat inovasi yang dipersepsikan sesuatu yang sulit untuk dimengerti dan digunakan. Penelitian mengenai hubungan pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja indidual juga telah dilakukan oleh Tjhai (2003). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi tidak dapat mempengaruhi kinerja individual. Sebaliknya, hasil penelitian Sagung (2008) menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja individual.
29
Jurnali dan Supomo (2002) meneliti tentang pengaruh faktor kesesuaian tugas-teknologi dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja akuntan publik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesesuaian tugas teknologi
mempengaruhi
peningkatan
kinerja
individual
sedangkan
pemanfaatan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja akuntan publik. Agar mampu menggunakan suatu sistem informasi secara efektif dan efisien, seorang pemakai dituntut untuk memiliki kemampuan dalam bidang komputer. Terdapat dua kemampuan yang dituntut oleh pemakai yaitu computer literacy dan information literacy. Computer literacy adalah dimilikinya pengetauan dan pemahaman dalam bidang komputer dan sistem informasi serta cara menggunakannya secara efektif. Information literacy adalah dimilikinya kemampuan untuk menilai nilai suatu informasi dan dimilikinya kemampuan untuk menggunakan informasi yang dihasilkan oleh sistem informasi dengan bijaksana sesuai masalah yang ada. Haryanto (2002) meneliti tentang faktor-faktor individual dalam penggunaan sistem informasi berbasis komputer terhadap kinerja karyawan. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa persepsi kegunaan sistem komputer, kemudahan penggunaan komputer, pelatihan komputer dan kemampuan pemakai berpengaruh terhadap kinerja karyawan, sedangkan stres kerja dan kegelisahan komputer tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Puriastuti (2005) meneliti tentang pengaruh keahlian dan pemanfaatan teknologi informasi terhadap kinerja kantor akuntan publik. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa keahlian akan teknologi informasi mempengaruhi
30
pemanfaatan teknologi informasi di kantor akuntan publik, tetapi keahlian pemakaian komputer tidak berpengaruh terhadap kinerja akuntan publik. .
D. KERANGKA TEORITIS Beberapa acuan dasar teori yang digunakan dalam penelitian ini mendasari tersusunnya kerangka pemikiran dibawah ini :
1. Kompleksitas tugas 2. Pemanfaatan teknologi informasi 3. Kemampuan pemakai
Kinerja Akuntan Publik
Variabel Dependen Variabel Independen
BAB III METEDOLOGI PENELITIAN
A. DESAIN PENELITIAN Desain penelitian merupakan perencanaan dan struktur penelitian yang digunakan dalam rangka memperoleh jawaban-jawaban dari pertanyaan penelitian. Desain penelitian melibatkan penentuan tujuan penelitian, jenis penelitian, tingkat campur tangan peneliti, setting penelitian, unit analisis dan rentang waktu. 1. Tujuan Penelitian Pengujian hipotesis biasanya menjelaskan sifat dasar dari hubungan tertentu atau membuktikan perbedaan antar kelompok atau independensi dari dua faktor atau lebih dalam satu situasi (Sekaran, 2000). Pengujian Hipotesis menawarkan pemahaman yang lebih baik mengenai hubungan antara variabel-variabel dalam penelitian. Penelitian ini dilaksanakan untuk memahami pengaruh kompleksitas tugas, pemanfaatan teknologi informasi dan kemampuan pemakai terhadap kinerja akuntan publik. Penelitian ini bertujuan untuk menguji beberapa hipotesis, hal ini berarti bahwa penelitian ini adalah hipotesis- testing study. 2. Jenis Penelitian Untuk mendapatkan jawaban atas permasalahan yang telah dirumuskan penelitian ini akan menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis regresi linear berganda adalah hubungan secara linear antara dua
31
32
atau lebih variabel independen (kompleksitas tugas, pemanfataan teknologi informasi dan kemampuan pemakai) terhadap variabel dependen yaitu kinerja akuntan publik. 3. Tingkat Campur Tangan Peneliti Campur tangan peneliti dalam penelitian ini adalah minimal. Data yang dikumpulkan oleh peneliti melalui skala sikap yang berupa pernyataan dijawab oleh responden sendiri. Peneliti hanya memberikan penjelasan jika ada pernyataan yang kurang jelas bagi responden. Akan tetapi, sikap yang diberikan atas pernyataan yang terdapat dalam kuesioner merupakan jawaban responden sendiri. 4. Setting Penelitian Setting penelitian ini akan dilaksanakan pada lingkungan alami dimana biasanya pekerjaan berlangsung. Penelitian ini merupakan correlational study yang dilaksanakan pada noncontrived setting atau disebut juga field study. 5. Unit Analisis Data yang diperoleh dalam penelitian ini akan dikumpulkan dan dianalisis secara individual. Data akan dikumpulkan dari tiap individu dan akan diperlakukan sebagian sumber data individual. Dengan kata lain, unit analisis dalam penelitian ini adalah individual. 6. Rentang Waktu Penelitian ini merupakan cross-sectioned study atau one shot study karena data dikumpulkan hanya satu kali untuk dikirim pada satu waktu tertentu.
33
Penelitian ini bertujuan untuk membangun hubungan sebab-akibat, sehingga tidak perlu dilakukan manipulasi pada variabel tertentu. Karena manipulasi tidak perlu dilakukan, data dapat dikumpulkan hanya pada satu waktu. B. POPULASI, SAMPEL, DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL 1. Populasi Populasi adalah sekelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa orang, objek, transaksi, atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2003). Populasi dalam penelitian ini adalah Akuntan Publik yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di wilayah Yogyakarta, Solo dan Semarang. Alasan dipilih Akuntan Publik karena tugas mereka membutuhkan keahlian khusus untuk dapat menggunakan teknologi informasi. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi. Sampel terdiri atas sejumlah anggota yang dipilih dari populasi (Sekaran, 2000). Sampel yang dipakai dalam penelitian ini adalah Akuntan publik yang mempunyai kriteria sebagai berikut: a). Auditor yang bekerja di Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta, Solo dan Semarang. b). Level auditor senior (terdiri dari partner, manajer, supervisor) dan auditor yunior (terdiri dari auditor yunior dan staf).
34
c). Auditor yang bekerja di KAP Yogyakarta, Solo dan Semarang yang terdaftar dan mempunyai nomor Register dari Departemen Keuangan RI. Sampel terdiri dari beberapa jenjang pendidikan, jabatan, sehingga dapat mewakili struktur tugas dan pemakai teknologi informasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini. Jumlah sampel yang tepat dalam penelitian ini adalah 30<X<300, sehingga penulis mengambil jumlah sampel sebesar 60. 3. Teknik Pengambilan Sampel Sampling merupakan metode atau teknik yang dipergunakan untuk mengambil sampel. Untuk menentukan sampel dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode non probability sampling yaitu purposive sampling methode, dengan fokus pada Kantor Akuntan Publik. Alasan pengambilan metode purposive sampling karena jumlah keseluruhan auditor yunior dan junior di Yogyakarta, Solo dan Semarang tidak diketahui secara pasti, sehingga untuk memperoleh sampel yang spesifik dan sesuai yang diterapkan agak sulit, dan mengingat tingkat respon di Indonesia masih rendah untuk mencapai kurva normal yaitu 10-30%, peneliti menyebar kuesioner 200 lembar. C. METODE PENGUMPULAN DATA Penelitian ini menggunakan data primer dan data sekunder. Data sekunder adalah pengumpulan data yang dilakukan dengan katagori dan klasifikasi datadata tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian, baik dari sumber
35
dokumen, buku-buku, maupun jurnal, majalah dan lain sebagainya, peneliti juga mengumpulkan data melalui jurnal dan internet. Sedangkan data primer dikumpulkan melalui kuesioner yang dibagikan kepada responden. Metode survey adalah suatu metode pengumpulan data yang dilakukan dengan memberikan sejumlah pertanyaan kepada responden yang kemudian melakukan pengisian dengan memilih alternatif jawaban yang telah disediakan. Kuesioner ini dibagikan kepada responden untuk mengukur tingkat kompleksitas tugas, pemanfaatan teknologi informasi, kemampuan pemakai dan kinerja akuntan publik. Teknik penyebaran kuesioner dilakukan dengan contact person maupun yang dikirimkan kepada responden melalui perantara atau pos. Kuesioner yang dikirimkan kepada responden dengan memilih akuntan publik yang ada di Yogyakarta, Solo dan Semarang sebagai objek penelitian. Kuesioner yang dikirimkan kepada responden yang disertai dengan surat permohonan untuk menjadi responden dengan harapan 30% kuesioner dijawab kemudian dikirim kembali kepada peneliti. Untuk mendapatkan tingkat respon rate yang tinggi peneliti melakukan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Kuesioner disusun dalam bentuk tertutup, artinya responden hanya memilih salah satu alternatif jawaban yang telah tersedia, tidak menyertakan alasannya. 2. Kuesioner dirancang dengan format yang menarik, pertanyaan yang diajukan singkat, jelas, dan waktu yang dibutuhkan untuk mengisi kuesioner tidak lebih dari 15 menit.
36
3. Jawaban atas kuesioner yang dikirim akan diolah menjadi data kuantitatif yang akan diberi skor sebagai berikut: Sangat Tidak Setuju (STS)
=1
Tidak Setuju (TS)
=2
Tidak Tahu (TT)
=3
Setuju (S)
=4
Sangat Setuju (SS)
=5
D. VARIABEL PENELITIAN DAN PENGUKURANNYA Dalam penelitian ini terdapat dua variabel yang akan diuji secara sistematis yaitu: 1. Variabel Independen Variabel Independen dalam penelitian ini adalah beberapa faktor yang dapat mempengaruhi Kinerja Akuntan Publik, yang terdiri dari: a). Kompleksitas Tugas Komplesitas tugas diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Rizzo et al (1970) dalam Restuningdiah (2000) sejumlah 6 item pertanyaan dengan menggunakan skala Likert dari nilai 1 (STS) sampai dengan 5 (SS). b). Pemanfaatan Teknologi Informasi Variabel ini diukur dengan instrumen yang diadopsi dari Tjai Fung Jin (2000) dalam Jurnali dan Supomo (2002) yang terdiri dari 5 pertanyaan dasar. Item-item yang digunakan dalam kuesioner di skor dengan skala Likert dari nilai 1 (STS) sampai dengan 5 (SS).
37
c). Kemampuan (Keahlian) Pemakai Keahlian atau kemampuan yang dipakai diukur dengan 8 item pertanyaan dasar tentang pengetahuan komputer dan penggunaannya oleh Jin (2000) dalam Puriastuti (2005) yang telah dimodifikasi. Itemitem yang digunakan dalam kuesioner di skor dengan skala Likert dari nilai 1 (STS) sampai dengan 5 (SS). 2.
Variabel Dependen Variabel dependen disini adalah kinerja akuntan publik. Kinerja diukur dengan instrumen yang dikembangkan oleh Goodhue dan Thompson (1995) dalam Puriastuti (2005) yang telah dimodifikasi terdiri atas 3 (tiga) butir pertanyaan tentang : (1) persepsi dampak dari kejelasan informasi dari struktur tugas terhadap kinerja, (2) persepsi dampak dari sistem dan pelayanan komputer tehadap kefektifan, produktivitas, (3) persepsi dampak dari sistem dan pelayanan komputer terhadap kinerja akuntan publik. Item-item yang digunakan dalam kuesioner di skor dengan skala Likert dari nilai 1 (STS) sampai dengan 5 (SS).
E. METODE ANALISIS DATA Metode Analisis data yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut ini: 1. Pengujian Kualitas Data Data dari responden yang telah dikumpulkan dengan instrumen kuesioner, sebelumnya diolah lebih lanjut harus diuji validitas dan reliabilitasnya terlebih dahulu. Hal ini dimaksudkan agar data yang
38
diperoleh tersebut benar-benar valid dan reliabel. Penelitian ini menggunakan bantuan program SPSS 16 for Windows a). Uji Validitas Validitas adalah indeks yang menunjukkan sejauhmana suatu alat pengukur betul-betul mengukur apa yang akan diukur. Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner (Ghozali,2005:45). Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Cara yang paling banyak dipakai untuk mengetahui validitas konstruk suatu instrumen atau alat pengukur ialah dengan mengkorelasikan skor atau nilai yang diperoleh pada masingmasing pertanyaan atau pernyataan dari semua responden dengan skor atau nilai total semua pertanyaan atau pernyataan dari semua responden. Korelasi antara skor atau nilai setiap pertanyaan atau pernyataan dan skor atau nilai total haruslah signifikan berdasarkan ukuran statistik tertentu misalnya dengan menggunakan pearson product moment. Rumus: N Σ XY – (ΣX) (ΣY)
rxy =
√ { N Σ X ² - ((ΣX)²} { N Σ Y ² - ((ΣY)²} Keterangan : Rxy
= Koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang dikorelasikan (x=X-X dan y =Y- Y).
N
= Jumlah subyek
ΣX
= Jumlah skor item
39
ΣY
= Jumlah skor total
Σ XY
= Jumlah perkalian x dan y
X²
= Kuadrat dari x
Y²
= Kuadrat dari y
Pengujian menggunakan uji dua sisi dengan taraf signifikansi 0,05. Kriteria pengujian adalah sebagai berikut: 1) Jika r hitung > r tabel (uji 2 sisi dengan signifikansi 0,05 ) maka instrumen atau item-item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor total (dinyatakan valid). 2) Jika r hitung < r tabel (uji 2 sisi dengan signifikan 0,05) maka instrumen atau item-item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor total ( dinyatakan tidak valid ). b). Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana hasil pengukuran tetap konsisten apabila dilakukan dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama ( Sekaran, 2000). Hasil dari uji reliabilitas ini ditunjukkan oleh suatu nilai yang menunjukkan seberapa alat pengukur dapat diandalkan. Pengujian terhadap
reliabilitas
akan
menggunakan
teknik
perhitungan
Cronbach’s Alpha. Cronbach’s Alpha merupakan teknik pengujian konsistensi reliabilitas antar item yang paling populer dan menunjukkan indeks konsistensi reliabilitas yang cukup sempurna, semakin tinggi koefisien alpha, maka semakin baik pengukuran suatu instrumen.
40
Rumus Cronbach’s Alpha : 2 2 é n ù é SDt - å ( SDt ) ù rn = ê ú úê SDt2 ë n - 1û ëê ûú
Keterangan : rn
= koefisien reliabilitas Cronbach’s Alpha.
n
= jumlah pertanyaan
å SD
= jumlah simpangan (varian ) butir
SDt2
= varians total
2 t
Menurut Sekaran (2000), apabila nilai Cronbach’s Alpha semakin mendekati angka 1 mengidentifikasikan semakin tinggi konsistensi internal reliabilitasnya, antara 0,8 sampai dengan 1,0 dikatagorikan reliabilitasnya baik, sedang antara 0,6 sampai dengan 0,79 berarti reliabilitasnya diterima dan apabila nilai alphanya kurang dari 0,6 reliabilitasnya dikatagorikan kurang baik. Uji reliabilitas dilakukan dengan menguji pertanyaan yang telah terbukti valid. 2. Pengujian Asumsi Klasik Pengujian asumsi klasik dilakukan sebelum pengujian hipotesis, pengujian yang dilakukan di antaranya: a). Menguji Normalitas Data Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi, variabel dependen, variabel independen atau keduanya memiliki distribusi data yang normal atau tidak, uji yang dipakai adalah Kolmogrov-Smirnov. Uji dilakukan dengan membandingkan
41
probabilitas yang diperoleh dengan taraf signifikan a = 0,05. Apabila Sign hitung > a , maka data terdistribusi normal. Sedang jika sebaliknya maka data tidak terdistribusi normal. b). Menguji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians residual dari satu pengamatan
ke
pengamatan
yang
lain
tetap
maka
disebut
homokedastisitas. Jika tidak maka akan terjadi heterokedastisitas. Model rgresi yang baik adalah model regresi yang tidak terjadi heterokedastisitas bisa dilakukan dengan cara membandingkan nilai t hitung atau output SPSS dengan nilai t tabel . Jika t hitung < t tabel maka
tidak terjadi heterokedastisitas. c). Menguji Multikolinieritas Multikolineritas adalah suatu keadaan yang menyatakan bahwa variabel-variabel independen dalam persamaan regresi mempuyai hubungan yang kuat satu sama lain.Uji ini dimaksudkan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak
terjadi
korelasi
diantara
variabel
independen.
Uji
Multikolinearitas dapat dilakukan dengan 2 cara yaitu dengan melihat VIF (Variance Inflation Factors) dan nilai toleransi. Jika VIF < 10
42
dan nilai tolerance > 0,10 maka tidak terjadi gejala multikolinearitas (Ghozali, 2005). 3. Pengujian Hipotesis a). Pengujian Regresi Linier Berganda Untuk menguji hipotesis digunakan analisis regresi linier berganda yang dilakukan dengan bantuan SPSS 16.0 windows. Model persamaan regresi secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut : Y = a ++ b1X1 + b2 X2+ b3X3 +e Keterangan : Y
= Kinerja akuntan publik
X1
= kompleksitas tugas
X2
= pemanfaatan teknologi informasi
X3
= kemampuan pemakai
a
= konstan
b1.. b8
= koefisien variabel independen X1…X8
e
= error
b). Pengujian Hipotesis dengan Nilai t Statistik (Uji t) Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah masing-masing variabel independen mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen dengan asumsi variabel independen lainnya konstan. Pengujian nilai t dilakukan dengan dua sisi. Langkah-langkah pengujian :
43
1) Menentukan hipotesis Ho = b1 = 0, variabel independen secara individu tidak mempengaruhi variabel dependen Ha = b1 ≠ 0, variabel independen secara individu mempengaruhi variabel dependen. 2) Menentukan tingkat signifikansi (a = 5%) dan derajat kebebasan ( df = n-k-1) 3) Rumus uji t :
t hitung =
b1 V e b1
4) Kriteria pengujian Jika sign < 0,05, maka Ha diterima yang berarti variabel independen tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen. Jika sign > 0,05, maka Ha ditolak yang berarti variabel dependen berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen. c). Pengujian Hipotesis dengan Nilai F Statistik Uji F digunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh secara bersama-sama (simultan) variabel-varibel independen (bebas) terhadap variabel dependen (terikat). Pembuktian dilakukan dengan cara membandingkan nilai Fhitung dengan Ftabel pada tingkat kepercayaan 5% dan derajat kebebasan (degree of freedom) df = (n-k-1) dimana n adalah jumlah responden dan k jumlah variabel.
44
Kriteria pengujian yang digunakan adalah : Jika Fhitung > Ftabel (n-k-1) maka Ho ditolak. Arti statistik data yang digunakn membuktikan bahwa semua variabel independen ( X 1 dan X 2 ) berpengaruh terhadap nilai variabel (Y). Jika Fhitung < Ftabel (n-k-1) maka Ho diterima. Arti secara statistik data yang digunakan membuktikan bahwa semua variabel independen ( X 1 dan X 2 ) tidak berpengaruh terhadap nilai variabel Y. Selain itu uji F dapat pula dilihat dari besarnya probabilitas value ( p value) dibandingkan dengan 0,05 (taraf signifikansi a = 5%). Adapun kriteria yang digunakan adalah: Jika p value < 0,05 maka Ho ditolak Jika p value > 0,05 maka Ho diterima Rumus uji F : R2
F=
(k - 1) (1 - R 2 ) n-k
Keterangan : R 2 = koefisien determinasi
K = jumlah parameter termasuk konstanta regresi n
= jumlah observasi
45
d). Koefisien Determinasi Koefisisen determinasi ( R 2 ) mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi dependen. Nilai Koefisien Determinasi ( R 2 ) berada antara 0 dan 1. semakin tinggi nilai R 2 menunjukkan semakin besar pengaruh variabel independensi terhadap perubahan variabel dependen. R 2 yang digunakan adalah Adjusted R 2 , yang diformulasikan sebagai berikut : R 2 adj = 1 - (1 - R 2 )
N -1 N-k
Keterangan : N = banyaknya observasi K = banyaknya variabel R 2 = koefisien determinasi
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A.
PELAKSANAAN PENELITIAN Sesuai dengan perumusan masalah yang telah dikemukakan, maka tujuan penelitian ini adalah menjelaskan secara empiris pengaruh kompleksitas tugas, pemanfaatan teknologi informasi dan kemampuan pemakai yang mempengaruhi kinerja akuntan publik. Data primer yang diperoleh berupa kuesioner yang telah diisi responden, selanjutnya dilakukan pengolahan data dengan menggunakan metode pengujian yang telah dijelaskan pada bagian sebelumnya. Pengujian dibantu dengan perangkat SPSS 16 for windows. Penelitian ini menggunakan data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner kepada responden yaitu Kantor Akuntan Publik (KAP) di wilayah Yogyakarta, Solo dan Semarang. Penelitian ini menguji hipotesis dengan menggunakan metode regresi linier berganda untuk mengetahui pengaruh antara variable independent terhadap variable dependen. Selanjutnya metode regresi yang diperoleh di uji dengan kriteria ekonometrika untuk mengetahui ada tidaknya penyimpangan
asumsi
klasik,
yaitu
normalitas,
multikolinieritas,
heterokesdastisitas dan auotokorelasi. Penelitian ini merupakan penelitian survey, yang menggunakan kuesioner. Penyebaran kuesioner dilakukan dengan cara mengirimkannya langsung ke tempat responden yaitu Kantor Akuntan Publik. Lamanya waktu yang digunakan untuk menyebarkan kuesioner sampai terkumpul
46
47
kurang lebih 2 bulan mulai dari tanggal 7 Juni 2009 sampai 31 Juli 2009. Dari keseluruhan kuesioner yang kembali tidak semua digunakan dalam tahap analisis. Kuesioner yang rusak (halaman hilang) dan kuesioner yang tidak lengkap dianggap gugur. Berikut Kantor Akuntan Publik yang anggotanya berpartisipasi pada penelitian tercantum pada tabel IV.I. Tabel IV.I Daftar Kantor Akuntan Publik
No
Nama KAP
Tempat/lokasi
1
KAP. BUSRONI & PAYAMTA (CAB)
SURAKARTA
2
KAP. RACHMAD WAHYUDI
SURAKARTA
3
KAP. WARTONO
SURAKARTA
4
KAP. DARSONO & BUDI CAHYO SANTOSO
SEMARANG
5
KAP.DRS. I. SOETIKNO
SEMARANG
6
KAP. DRS. SUGENG PAMUDJI
SEMARANG
7
KAP. NGURAH ARYA & REKAN
SEMARANG
8
KAP.DRS. HENRY SUSANTO
YOGYAKARTA
9
KAP. DRS.ABDUL MUNTALIB
YOGYAKARTA
10
KAP.DRS. HADIONO
YOGYAKARTA
Sumber : Direktory IAI KAP 2008 Dari tabel di atas terlihat hanya 10 Kantor Akuntan Publik dimana anggotanya mau menerima kuesioner dari penulis. Sebenarnya masih banyak Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta, Solo dan Semarang, tetapi anggotanya masih belum bersedia menjadi responden dengan alasan sudah terlalu banyak menerima kuesioner, kesibukan atau tidak menyebutkan alasan yang tepat.
48
TABEL IV.2 Tingkat Pengembalian Kuesioner
Nama KAP pengembalian
Kuesioner
Kuesioner
disebar
kembali
KAP. BUSRONI & PAYAMTA (CAB)
10
8
80%
KAP. RACHMAD WAHYUDI
10
7
70%
KAP. WARTONO
10
8
80%
KAP. DARSONO & BUDI CAHYO SANTOSO
10
6
60%
KAP.DRS. I. SOETIKNO
10
4
40%
KAP. DRS. SUGENG PAMUDJI
10
10
100%
KAP. NGURAH ARYA & REKAN
10
5
50%
KAP.DRS. HENRY SUSANTO
10
7
70%
KAP. DRS.ABDUL MUNTALIB
10
5
50%
KAP.DRS. HADIONO
10
8
80%
100
68
68%
Jumlah Sumber : data diolah
Berdasarkan tingkat pengembalian kuesioner dalam penelitian ini. Penulis memberikan kuesioner sebanyak 10 lembar pada tiap Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta, Solo dan Semarang. Masing-masing anggota akuntan publik yang bersedia menerima dan mengisi kuesioner rata-rata hanya mengembalikan kuesioner sekitar 4 sampai 8 lembar. Tingkat pengembalian kuesioner sekitar 68 % dari jumlah yang ditargetkan. Kuesioner yang kembali tersebut masih diteliti kembali untuk mendapatkan kuesioner lengkap sebagai data diolah.
Tingkat
49
TABEL IV.3 Data Rincian Kuesioner
Keterangan
Jumlah
Kuesioner disebar
200
Kuesioner kembali
68
% pengembalian
34%
Kuesioner tidak lengkap
8
Kuesioner terpakai
60
Sumber : data primer
Peneliti menyebar sebanyak 200 lembar kuesioner di Kantor Akuntan Publik daerah Yogyakarta, Solo dan Semarang. Berdasarkan jumlah seluruh kuesioner yang disebar, kuesioner hanya kembali 68 lembar. Tingkat pengembalian kuesioner dari seluruh kuesioner yang disebar adalah 34%. Dari jumlah kuesioner yang kembali, ada 8 kuesioner yang dianggap tidak lengkap atau tidak valid sehingga tidak bisa digunakan untuk mengolah data. Jadi total kuesioner yang digunakan untuk penulisan penelitian ini adalah 60 kuesioner. Menurut peneliti, walaupun tidak semua Kantor Akuntan Publik mengisi kuesioner sesuai proporsinya jumlah 60 responden dianggap jumlah yang lebih dari cukup atau dengan kata lain diatas standar proporsi yang dibuat peneliti. Variabel yang diukur dalam penelitian ini meliputi kompleksitas tugas, pemanfaatan teknologi, kemampuan pemakai dan kinerja, selain itu peneliti juga mengumpulkan data pribadi responden yang meliputi jenis kelamin, lama
50
bekerja dan lain sebagainya. Informasi mengenai demografi kelompok responden akuntan publik diringkas dalam tabel IV.4 Tabel IV.4 Data Demografi Responden Keterangan
Jumlah
Persentase %
Laki-laki
28
47%
Perempuan
17
28%
Tidak menjawab
15
25%
0-5 tahun
33
55%
6 – 10 tahun
14
23%
13
22%
Jenis Kelamin :
Masa Kerja :
> 10 tahun Tidak menjawab
Sumber: data diolah Dari tabel di atas, terlihat bahwa jumlah responden laki-laki lebih banyak daripada perempuan. Dalam penelitian ini tidak dilakukan perbedaan gender, masa kerja dan tingkat pendidikan, sehingga tidak dapat mempengaruhi tingkat jawaban dari responden, tentang pengalaman menjadi akuntan publik. B.
PENGUJIAN INSTRUMEN 1. Uji Validitas Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuesioner (Ghozali,2005:45). Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkap sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut. Untuk menguji apakah korelasi
51
signifikan atau tidak maka hasil uji r hitung dapat dibandingkan dengan r tabel dengan tingkat signifikansi 5%. Jika r hitung > r tabel maka item tersebut dikatakan valid. Dari pengujian validitas terhadap semua item pertanyaan yang mengukur kompleksitas tugas menunjukkan bahwa semua item pertanyaan memiliki nilai lebih tinggi dari nilai kritis pada tingkat signifikansi 0,05 sehingga semua pertanyaan (6 item) diikutsertakan dalam analisis selanjutnya. Hasil pengujian validitas terhadap instrument kompleksitas tugas ditunjukkan dalam tabel IV.5 berikut ini. Tabel IV.5 Uji Validitas Kompleksitas Tugas Item Pertanyaan
Koefisien Korelasi
r tabel
Interprestasi
KT1
0,752**
0,250
Valid
KT2
0,721**
0,250
Valid
KT3
0,706**
0,250
Valid
KT4
0,680**
0,250
Valid
KT5
0,691**
0,250
Valid
KT6
0,759**
0,250
Valid
** signifikansi pada tingkat 0,01 (2-tailed) *
signifikan pada tingkat 0,05 (2-tailed)
Sumber: data primer yang diolah
Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua item pertanyaan pada variabel pemanfaatan teknologi informasi valid. Sehingga semua dapat diikutsertakan dalam analisis data. Hasil pengujian validitas terhadap pemanfaatan teknologi informasi ditunjukkan dalam tabel IV.6.
52
TABEL IV.6 Uji Validitas Pemanfaatan TI Item pertanyaan
Koefisien korelasi
r tabel
Interprestasi
PT1
0,828**
0,250
Valid
PT2
0,819**
0,250
Valid
PT3
0,748**
0,250
Valid
PT4
0,800**
0,250
Valid
PT5
0,899**
0,250
Valid
** signifikansi pada tingkat 0,01 (2-tailed) *
signifikan pada tingkat 0,05 (2-tailed)
Sumber: data primer yang diolah. Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua item pertanyaan pada variabel
kemampuan
pemakai
valid.
Sehingga
semua
dapat
diikutsertakan dalam analisis data. Hasil pengujian validitas terhadap kemampuan pemakai ditunjukkan dalam tabel IV.7. TABEL IV.7 Uji Validitas Kemampuan Pemakai Item pertanyaan
Koefisien korelasi
r tabel
Interprestasi
KP1
0,773**
0,250
Valid
KP2
0,570**
0,250
Valid
KP3
0,797**
0,250
Valid
KP4
0,692**
0,250
Valid
KP5
0,693**
0,250
Valid
KP6
0,610**
0,250
Valid
KP7
0,601**
0,250
Valid
KP8
0,754**
0,250
Valid
** signifikansi pada tingkat 0,01 (2-tailed) *
signifikan pada tingkat 0,05 (2-tailed)
Sumber: data primer yang diolah.
53
Hasil pengujian menunjukkan bahwa semua item pertanyaan pada variabel kinerja akuntan publik valid. Sehingga semua dapat diikutsertakan dalam analisis data. Hasil pengujian validitas terhadap kinerja akuntan publik ditunjukkan dalam tabel IV.8. TABEL IV.8 Uji Validitas Kinerja Akuntan Publik Item pertanyaan
Koefisien korelasi
r tabel
Interprestasi
KA1
0,646**
0,250
Valid
KA2
0,839**
0,250
Valid
KA3
0,833**
0,250
Valid
** signifikansi pada tingkat 0,01 (2-tailed) *
signifikan pada tingkat 0,05 (2-tailed)
Sumber: data primer yang diolah. 2. Uji Reliabilitas Penelitian ini melakukan uji reliabilitas dengan menghitung nilai Cronbach Alpha dari masing-masing instrument. Menurut sekaran (2000) suatu instrumen dikatakan reliabel jika nilai alpha lebih besar dari 0,6. TABEL IV.9 Uji Reliabilitas Variabel
Cronbach Alpha
Interprestasi
Kompleksitas Tugas
0,8112
Reliabel
Pemanfaatan TI
0,8758
Reliabel
Kemampuan Pemakai
0,8322
Reliabel
Kinerja Akuntan Publik
0,6698
Reliabel
Sumber : data primer diolah
54
Hasil pengujian reliabilitas pada tabel IV.9 menunjukkan bahwa semua instrumen memiliki alpha diatas 0,6. Hal ini menunjukkan bahwa semua instrument adalah reliabel. 3. Statistik Deskriptif Statisktik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian, maksimum, minimum, sum, range, skewness (kemencengan distribusi) dan kurtosis (Jogiyanto, 2005).. Berikut hasil analis statistik deskriptik dengan menggunakan program SPSS 16 for windows : TABEL IV.10 Statistik Deskriptif Variabel
N
Minimum
Mean
Maximum
Kompleksitas tugas
60
16
24,52
30
Pemanfaatan TI
60
11
20,12
25
Kemampuan Pemakai
60
22
31,08
38
Kinerja akuntan publik
60
8
12,22
15
Dari tabel IV.10 dapat dijelaskan bahwa variabel kompleksitas tugas memiliki nilai minimum 16 dan nilai maksimum 30. Nilai mean dari kompleksitas tugas adalah 24,52. Variabel pemanfaatan teknologi informasi memiliki nilai minimum 11 dan nilai maksimum 25. Nilai mean dari pemanfaatan teknologi informasi adalah 20,12. Variabel kemampuan pemakai memiliki nilai minimum 22 dan nilai maksimum 38. Nilai mean dari kemampuan pemakai adalah 31,08. Dan variabel
55
kinerja akuntan publik memiliki nilai minimum 8 dan nilai maksimum 15. Nilai mean dari kinerja akuntan publik adalah 12,22. C.
UJI ASUMSI KLASIK 1. UJI NORMALITAS Uji normalitas digunakan untuk menentukan statistik induktif yang seharusnya digunakan, apakah menggunakan statistik parametrik ataukah nonparametrik. Berdasarkan output uji Kolmogrov-Smirnov dengan menggunakan bantuan program SPSS 16 for windows, maka hasil analisisnya dapat dilihat pada tabel dibawah ini. TABEL IV.11 Uji Normalitas Kolmogrov-Smirnov
Variabel
p-value
Tingkat
Interprestasi
Signifikansi Kompleksitas Tugas
0,137
0,05
Berdistribusi normal
Pemanfaatan
0,120
0,05
Berdistribusi normal
Kemampuan pemakai
0,699
0,05
Berdistribusi normal
Kinerja akuntan publik
0,108
0,05
Berdistribusi normal
teknologi
informasi
Sumber: data primer yang diolah Normalitas ditentukan apabila p-value atau nilai probabilitas lebih besar dari 0,05 (Santoso, 2001). Dari tabel diatas ditunjukkan bahwa semua variable berdistribusi normal karena p-value lebih besar dari 0,05.
56
GAMBAR IV.I Uji Normalitas P-P Plot Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Kinerja 1.00
Expected Cum Prob
.75
.50
.25
0.00 0.00
.25
.50
.75
1.00
Observed Cum Prob
Uji normalitas juga dapat dilakukan dengan menggunakan diagram P-P Plot. Gambar P-P Plot menunjukkan bahwa gambar tidak menyebar dan tetap berada ditengah sehingga menjelaskan bahwa data normal. 2. UJI AUTOKORELASI Uji autokorelasi digunakan untuk mengetahui adanya korelasi antar faktor gangguan. Untuk mendeteksi terjadinya autokorelasi biasanya digunakan uji Durbin-watson (Ghozali, 2001). Jika Durbin-Watson terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan ( 4-du ), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi. Hasil pengujian Durbin-Watson ditunjukkan dalam tabel IV.12.
57
TABEL IV.12 Uji Autokorelasi
Model
R
1
R
Adjusted R
Std. Error of
Durbin -
Square
Square
the Estimate
Watson
0,577
0,.554
1,029
1,582
0,759
Sumber: data primer diolah Dari tabel IV.12 dapat dilihat bahwa nilai Durbin-Watson adalah 1,582. Nilai ini akan kita bandingkan dengan nilai tabel dengan menggunakan derajat kepercayaan 5%. Jumlah sampel 60 dan jumlah variabel bebas adalah 3, maka di tabel Durbin-Watson akan didapat nilai
d1 = 1,450 dan d u = 1,567 dengan tingkat signifikan 5%. Hasil pengujian menjelaskan telah menjelaskan uji Durbin-Watson: d u < d hitung < (4 - d u ) yaitu 1,567 < 1,582 < (4-1,567). Maka dari pengujian diatas dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini tidak ada autokorelasi. 3. UJI HETEROKEDASTISITAS Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual dari satu pengamatan
ke
pengamatan
yang
lain
jika
tetap,
disebut
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas (Ghozali, 2001).
Uji
heterokedastisitas
bisa
dilakukan
dengan
cara
membandingkan nilai t hitung atau output SPSS dengan nilai t tabel . Jika t hitung < t tabel maka tidak terjadi heterokedastisitas atau dengan melihat
58
probabilitas
signifikannya
diatas
5%
maka
tidak
terjadi
heteroskedastisitas.. Hasil pengujian dapat dilihat dari tabel VI.13. TABEL IV.13 Uji Heterokedastisitas Variabel
Sign
Interprestasi
Kompleksitas tugas
0,397
Homoskedastisitas
Pemanfaatan TI
0,384
Homoskedastisitas
Kemampuan pemakai
0,539
Homoskedastisitas
Dari tabel IV.13 dapat dilihat bahwa semua variabel bebas tidak terjadi heterokedastisitas atau homoskedastisitas yaitu nilai probabilitas signifikannya lebih besar dari 0,05. Metode lain yang dapat digunakan untuk menguji adanya gejala ini adalah dengan melihat grafik plotarta nilai prediksi variable terikat (ZPRED) dengan residualnya (SPRESID). GAMBAR IV.II Uji Heterokedastisitas
Regression Standardized Predicted Value
Scatterplot Dependent Variable: Kinerja 2
1
0
-1
-2
-3 -3
-2
-1
0
1
2
3
Regression Standardized Residual
Gambar Scatterplot menunjukkan tidak ada pola yang jelas serta titiktitik menyebar diatas dan dibawah angka 0, pada sumbu Y, maka tidak terjadi heterokedastisitas.
59
4. UJI MULTIKOLINIERITAS Uji multikolinieritas adalah hubungan linier yang sempurna atau pasti di antara beberapa atau semua variabel independen dari model regresi. TABEL IV.14 Uji Multikolinieritas Variabel
VIF
Tolerance
Interprestasi
value Kompleksitas
1,367
0,731
Tidak terjadi multikolinieritas
Pemanfaatan TI
1,752
0,571
Tidak terjadi multikolinieritas
Kemampuan
1,573
0,636
Tidak terjadi multikolinieritas
Sumber: data primer diolah. Hasil perhitungan nilai tolerance menunjukkan tidak ada variabel bebas yang memiliki nilai tolerance kurang dari 10% dan tidak ada satu variabel bebas pun yang memiliki VIF (Variance Inflation Factor) lebih dari 10. Jadi dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolinieritas antara variabel bebas dalam model regresi. D.
UJI HIPOTESIS Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan metode regresi linier berganda. Model regresi yang digunakan untuk membantu pengujian hipotesis diformulasikan sebagai berikut: Kinerja
= 1,943 + 0,148 KT + 0,170 PT+ 0,103 KP +1,305
Keterangan : KT
= kompleksitas tugas
PT
= pemanfaatan teknologi informasi
KP
= kemampuan pemakai
60
a
= konstan
b1.. b8
= koefisien variabel independen X1…X8
e
= error
Untuk pengujian pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara individu dilakukan dengan melihat nilai t statistik, sedangkan untuk menguji pengaruh variabel-variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama dilakukan dengan melihat nilai F statistik. TABEL IV.15 Hasil Pengujian Regresi Variabel
Nilai Koefisien
Nilai t statistik
Nilai t (0,05)
Signifikan
Konstan
1,943
1,489
2,003
0,142
Kompleksitas tugas
0,148
2,888
2,003
0,005
Pemanfaatan TI
0,170
3,269
2,003
0,002
Kemampuan Pemakai
0,103
2,336
2,003
0,023
Nilai F Statistik = 25,434 Nilai R 2 yang disesuaikan = 0,554 Sumber : data primer yang diolah 1. Uji t pengaruh secara parsial masing-masing variabel independen terhadap kinerja akuntan publik. Uji t ini digunakan untuk melihat ada tidaknya pengaruh masing-masing variabel
independen
terhadap
variabel
dependen
yaitu
antara
kompleksitas tugas, pemanfaatan teknologi informasi dan kemampuan pemakai terhadap kinerja akuntan publik dengan cara membandingkan t hitung
dengan t tabel.
61
Pada Tabel IV.15 dibawah ini dapat diketahui nilai t
hitung
dari variabel
independen masing-masing adalah kompleksitas tugas sebesar 2,888, pemanfaatan teknologi infomasi sebesar 3,269 dan kemampuan pemakai sebesar 2,336 sedangkan nilai t
tabel
pada df (3,57) adalah 2,003. Untuk
signifikansi masing-masing sebesar 0,005 ; 0,002 dan 0,023. Hal ini menunjukkan bahwa t
hitung
> t
tabel
dan nilai signifikansinya < taraf
signifikansi 0,05 yang berarti bahwa Ho ditolak atau berarti Ha diterima yaitu adanya pengaruh signifikan kompleksitas tugas, pemanfaatan teknologi informasi dan kemampuan pemakai secara parsial terhadap kinerja akuntan publik. 2. Uji F pengaruh secara simultan variabel-variabel independen terhadap kinerja akuntan publik `
Uji F ini digunakan untuk melihat ada tidaknya pengaruh secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen yaitu dengan cara membandingkan F hitung dengan F
tabel.
Jika F
hitung
>F
tabel
maka Ho ditolak dan Ha diterima. Dalam análisis regresi nilai F regresi sebesar 25,434 dengan signifikansi sebesar 0,000 sedangkan nilai F
tabel
dengan (degree of freedom) df (3;57) adalah 2,769 pada taraf signifikansi 5%. Hal ini berarti nilai F
hitung
> F
tabel
dan p-value kurang dari taraf
signifikansi 0,05. Ini menunjukkan Ho ditolak dan berarti Ha diterima yaitu pengaruh signifikan kompleksitas tugas, pemanfaatan teknologi informasi dan kemampuan pemakai secara simultan terhadap kinerja
62
akuntan publik. Tinggi rendahnya kinerja akuntan publik
dapat
ditentukan
tugas,
oleh
tinggi
rendahnya
tingkat
kompleksitas
pemanfaatan teknologi informasi dan kemampuan pemakai dengan koefisien determinasinya (R2) sebesar 57,7 % dan Adjusted R2 sebesar 0,554 atau 55,4 %. E.
PEMBAHASAN Hasil dari penelitian yang telah dilakukan adalah bahwa kompleksitas tugas,
pemanfaatan
teknologi
informasi
dan
kemampuan
pemakai
mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kinerja akuntan publik baik secara parsial maupun simultan. Untuk variabel kinerja akuntan publik kostanta sebesar 0,142 dengan tanda positif yang berarti seorang akuntan publik dapat meningkatkan kinerjanya dengan baik sebesar konstanta tersebut dengan memiliki variabel independennya. Kinerja akuntan publik dapat
ditingkatkan
dengan
dipengaruhi
oleh
kompleksitas
tugas,
pemanfaatan teknologi informasi dan kemampuan pemakai, dimana kinerja akuntan publik akan semakin rendah apabila faktor-faktor tersebut rendah. Koefisien R sebesar 0,554 ini menunjukkan bahwa pengaruh antara variabel dependen dengan variabel independen adalah kuat. Adjusted R2 sebesar 0,577 atau 57,7 %. Hal ini berarti variabel independen seperti kompleksitas tugas, pemanfaatan teknologi informasi dan kemampuan pemakai, berpengaruh terhadap kinerja akuntan publik sebesar 57,7 %. Selisih (100%-57,7%=42,3%) dipengaruhi faktor lain diluar model. Dari nilai ini dapat dilihat besarnya pengaruh variabel-variabel independen terhadap kinerja akuantan publik mencapai lebih dari 50%. Berarti semakin tinggi kinerja akuntan publik harus diimbangi dengan kompleksitas tugas, pemanfaatan teknologi informasi dan kemampuan pemakai yang tinggi pula. Nilai koefisien sebesar 0,148 dengan tanda positif yang berarti bahwa kompleksitas tugas mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja akuntan
63
publik atau dapat diartikan pula setiap pertambahan nilai kompleksitas tugas satu satuan akan meningkatkan nilai kinerja akuntan publik sebesar 0,148. Kompleksitas tugas yang positif dalam penelitian ini berarti dengan kompleksitas tugas yang tinggi diharapkan kinerja akuntan publik mendorong meningkatnya kemampuan akuntan publik. Hal ini tidak sesui dengan penelitian yang dilakukan oleh Tjhai (2003) dan Sagung (2008). Nilai koefisien sebesar 0,170 dengan tanda positif yang berarti bahwa pemanfaatan teknologi informasi mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja akuntan publik atau dapat diartikan pula setiap penerapan atau pelaksanaan pemanfaatan teknologi informasi akan meningkatkan kinerja akuntan publik sebesar 0,170. Hal ini menunjukkan bahwa pemanfaatan teknologi informasi dapat mempengaruhi kinerja akuntan publik. Nilai koefisien sebesar 0,103 dengan tanda positif yang berarti bahwa kemampuan pemakai mempunyai pengaruh positif terhadap kinerja akuntan publik atau dapat diartikan pula setiap keahlian yang dimiliki oleh indivudu dalam pemanfaatan teknologi informasi akan meningkatkan kinerja akuntan publik sebesar 0,103. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan pemakai dapat mempengaruhi kinerja akuntan publik. Hasil ini sejalan dengan Sagung (2008), pemanfaatan teknologi informasi berpengaruh positif terhadap kinerja akuntan publik. Semakin optimal pemanfaatan teknologi informasi maka akan semakin kinerja individu lebih optimal. Tetapi hal ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan Tjhai (2003) dan Jurnali (2002) yang menyatakan bahwa
64
pemanfaatan teknologi informasi mempunyai pengaruh negatif terhadap kinerja akuntan publik. Dimana pemanfaatan teknologi informasi yang tepat dan didukung oleh keahlian individu yang mengoperasikannya dapat meningkatkan bersangkutan.
kinerja
perusahaan
maupun
kinerja
individu
yang
BAB V PENUTUP
A.
KESIMPULAN Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan dalam bab 4 maka dapat diperoleh kesimpulan sebagai berikut: 1.
Secara parsial pemanfaatan teknologi informasi, kompleksitas tugas dan kemampuan pemakai berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja kinerja akuntan public.
2.
Scara simultan faktor kompleksitas tugas, pemanfaatan teknologi informasi, dan kemampuan pemakai tidak berpengaruh terhadap kinerja akuntan publik pada Kantor Akuntan Publik di Yogyakarta, Solo dan Semarang.
B.
KETERBATASAN Penulis menyadari bahwa terdapat keterbatasan yang dimiliki dalam penelitian ini. Berikut adalah keterbatasan dalam penelitian ini : 1.
Adjusted R square hanya sebesar 55,4% sehingga kinerja akuntan publikmasih banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain sebesar 44,6%.
2.
Pengumpulan data responden melalui perantara (contact person) dalam penelitian ini kemungkinan dapat kemampuan generalisasi hasil penelitian.
65
66
3.
keterbatasan jumlah responden yang hanya 34% ini dikarenakan tingkat pengembalian kuesioner.
C.
SARAN Berikut ini disampaikan beberapa saran yang mungkin dapat membantu penelitian sejenis dimasa yang akan datang. 1.
menambah variable independent yang lain misalnya pengaruh partisipasi pemakai dan faktor sosial, dan masih banyak lagi.
2.
Populasi yang diguunakan sebaiknya diperbesar lagi sebagai hasilnya dapat lebih tergeneralisasi.
D.
IMPLIKASI Faktor
pemanfaatan
teknologi
informasi
tetap
harus
dipertimbangkan dalam kinerja akuntan publik. Pemanfaatan TI ini dapat ditingkatkan dengan meningkatkan kemampuan pemakai TI yaitu dengan melakukan pelatihan, kursus dan lain sebagainya. Kinerja akuntan publiktidak lepas dari beberapa tugas yang kompleks ( kompleksitas tugas ) sehingga perlu dilakukan atau dibuat struktur tugas, agar tugas-tugas dapat lebih jelas, sehingga kinerja akuntan publik dapat menjadi lebih baik. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi pada pengembangan system informasi berbasis computer. Keterbatasanketerbatasn yang terdapat dalam penelitian ini diharapkan dapat diperbaiki dalam penelitian dimasa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Aris, Abdul dan Wahyu Manuhara. 2004. Pengaruh Continuous Auditing terhadap Pengendalian Audit. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol 6. No.3.
Desi, Yustina Puriastuti. 2005. Pengaruh Keahlian dan Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Kinerja Akuntan Publik. Surakarta. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
Ghozali, Imam.2005. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Edisi 3.Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Guimaraes, Tor, Sandy D Staples., dan James D Mckeen. 2003. Empirically Testing Some Main-User Related Factors for System Development Quality. The Quality Management Journal. Hal 39 – 55.
Handayani, Astuti Siregar. 2009. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengaruhnya terhadap Kinerja Individual pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Denpasar Barat. Skripi. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana.
Hasibuan M.P. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi revisi. Bumi Aksara.
Haryanto, Dedi. 2002. Pengaruh Faktor-Faktor Individual Dalam Penggunaan Sistem Informasi Berbasis Komputer Terhadap Kinerja Karyawan. Jurnal Akuntansi dan Bisnis. Vol.2.No.1. Hal.14-25
Irwansyah. 2003. Evaluasi Pemakai Terhadap Kecocokan Tugas-Teknologi yang Mempengaruhi Kinerja Individual. Yogyakarta : Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada.
Jamilah, Siti.dkk.2007. Pengaruh Gender, Tekanan Ketaatan. Dan Kompleksitas Tugas terhadap Audit Judgment. Simposium Nasional Akuntansi X.
Jurnali dan Supomo. 2002. Pengaruh Faktor Kesesuaian Tugas-Teknologi dan Pemanfaaatan Teknologi Informasi terhadap kinerja Akuntan Publik. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Vol. 1 No 2. Jogiyanto. 2005. Metodologi Penelitian Bisnis. Yogyakarta. Edisi I. BPFEYogyakarta. Kumorotomo dan Margono.1995.Pengaruh Computer Playfulness dan Personal Innovativeness terhadap Cognitive Absortion dalam Penggunaan Teknologi Informasi. Jurnal Ekonomi dan Bisnis .Vol. XI.No.I.Hal.27-38.
Rapina.2007. Pengaruh Kompleksitas Tugas dan Pengalaman terhadap Ketaatan pada Standar Auditing. Jurnal Ilmiah Akuntansi. Vol.6. No.2. Hal.24-32
Restuningdiah, Nurika dan Nur Indriantoro. 2000. Pengaruh Partisipasi terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi dengan Kompleksitas Tugas, Kompleksitas Sistem dan Pengaruh Pemakai sebagai Moderating Variable. Jurnal Riset Akuntansi Indonesia. Vol.III. No.2. Hal.119-133.
Sagung Rai Darmini.2008. Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Pengaruhnya pada Kinerja Individual pada Bank Perkreditan Rakyat di Kabupaten Tabanan. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Udayana Denpasar.
Salman, Jumaili. 2005. Kepercayaan terhadap Teknologi Sistem Informasi Baru dalam Evaluasi Kinerja Individual. Kumpulan Materi Simposium Nasional Akuntansi VIII. Solo, 15 – 16 September 2005 Santoso, Singgih. 2006. Seri Solusi Bisnis Berbasis TI : Menggunakan SPSS untuk Statistik Parametrik. PT Elex Media Komputindo. Jakarta. Sekaran, Uma. 2000. Research Method for Business. Edisi 4. Jakarta. Salemba Empat.
Setyarini, Yanti. 2004. Pengaruh Partisipasi Pemakai dan Kompleksitas Tugas terhadap Kepuasan Pemakai dalam Pengembangan Sistem Informasi Berbasis Komputer. Surakarta. Skripsi. Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret. Tidak dipublikasikan.
Stuart, Iris. 2000. The Influence of Audit Structure on Auditors’ Performance in High and Low Complexity Task Setting. California State University.
Suryaningrum, Diah Hari. 2001. Hubungan Partisipasi Pemakai dan Keberhasilan Sisitem Informasi: Studi Terhadap Tiga Faktor Kontijensi Pada BUMN di Indonesia. Yogyakarta. Tesis Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada.
Sylvia.2001. Pemanfaatan Teknologi Audit Untuk Mencapai Efektifitas Audit dan Efisiensi Biaya. Kompak. No.1. Januari : 28-39.
Tan dan Kao.1999. Accountability Effect on Auditors’ Performance : Influence Knowledge, Problem Solving Ability, and Task Complexity. Singapore. School of Accountancy and Business Nanyang Technological University.
Tjhai Fung Jin.2003. Analisis Faktor-Faktor yang mempengaruhi Pemanfaatan Teknologi Informasi terhadap Kinerja Akuntan Publik. Tesis. Universitas Gajah Mada. Tidak dipublikasikan.
Widjajanto, Nugroho.2003. Sistem Informasi Akuntansi, Badan penerbitan UPP AMP STIE YO, Yogyakarta
LAMPIRAN
KUESIONER PENELITIAN DATA RESPONDEN NAMA
:
(Boleh
Tidak
Diisi) JENIS KELAMIN
: ( ) PRIA
UMUR
:
( ) WANITA
PENDIDIKAN TERAKHIR: JABATAN
:
LAMA BEKERJA
:
A.
KOMPLEKSITAS TUGAS
Yang dimaksud dengan tugas atau peranan disini berkaitan dengan setiap tugas Bpk/Ibu/Sdra yang dilaksanakan untuk memenuhi tujuan dari fungsi utama tugas Anda. Dimohon untuk memberi respon pada tiap bagian dibawah ini : 1 = sangat tidak setuju (STS) 2 = tidak setuju (TS) 3 = tidak tahu (TT) 4 = setuju (S) 5 = sangat setuju (SS) Pilihlah salah satu jawaban yang Bpk/Ibu/Sdra anggap paling tepat, dengan memberi tanda silang (X) pada salah satu angka yang tersedia. No
Pernyataan
1
Selalu jelas bagi saya tugas mana yang harus dikerjakan Alasan mengapa saya harus mengerjakan setiap jenis tugas (dari bermacam-macam tugas yang ada ) sangatlah jelas bagi saya Saya selalu dapat mengetahui dengan jelas bahwa suatu tugas telah dapat saya selesaikan Sejumlah tugas yang berhubungan dengan seluruh fungsi bisnis yang ada sangatlah jelas atau tidak membingungkan Saya harus dapat mengetahui dengan jelas bahwa saya harus mengerjakan suatu tugas khusus Sangatlah jelas bagi saya cara mengerjakan setiap jenis tugas yang harus saya lakukan selama ini.
2
3 4
5 6
STS
TS
TT
S
SS
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
B.
PEMANFAATAN TI
Yang dimaksud pemanfaatan teknologi informasi disini adalah manfaat yang diharapkan oleh pengguna sistem informasi dalam melaksanakan tugasnya atau perilaku dalam menggunakan teknologi pada saat melakukan pekerjaan. Dimohon Bpk/Ibu/Sdra untuk memberi respon pada tiap bagian dibawah ini : 1 2 3 4 5
= sangat tidak setuju (STS) = tidak setuju (TS) = tidak tahu (TT) = setuju (S) = sangat setuju (SS)
Pilihlah salah satu jawaban yang Bpk/Ibu/Sdra anggap paling tepat, dengan memberi tanda silang (X) pada salah satu angka yang tersedia. No
Pernyataan
1
Dalam tugas harian, saya banyak menggunakan komputer Menggunakan komputer dapat mengurangi waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tugas saya Menggunakan sofware akuntansi meningkatkan kesempatan saya untuk bekerja lebih mudah Intensitas penggunaan komputer dalam 1 hari lebih dari 120 menit Banyaknya jenis sofware ( word, excel, power point, internet explore, antivirus) mempermudah pekerjaan saya.
2 3 4 5
STS
TS
TT
S
SS
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
C.
KEAHLIAN/KEMAMPUAN PEMAKAI
Keahlian atau kemampuan disini diartikan dalam keahlian dalam menggunakan atau mengoperasikan komputer. Dimohon Bpk/Ibu/Sdra untuk memberi respon pada tiap bagian dibawah ini : 1 2 3 4 5
= sangat tidak setuju (STS) = tidak setuju (TS) = tidak tahu (TT) = setuju (S) = sangat setuju (SS)
Pilihlah salah satu jawaban yang Bpk/Ibu anggap paling tepat, dengan memberi tanda silang (X) pada salah satu angka yang tersedia. No
Pertanyaan
1 2 3 4 5 6 7
8
STS
TS
TT
S
SS
Saya mahir menggunakan komputer
1
2
3
4
5
Saya mampu menggunakan program pengolahan angka, tabel, grafik seperti excel Saya mampu menentukan persyaratan program data seperti data base, SQL Saya mampu menentukan persyaratan program aplikasi untuk penyusunan SIA (flowchart, visio) Saya tahu menggunakan paket pemeriksaan Auditing seperti ACL, dll. Semua program Microsof Office mampu saya kuasai
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
Saya mampu menggunakan dan memanfaatkan program aplikasi khusus (sofware audit) yang telah disediakan di KAP Saya mampu untuk menanggulangi kerusakan atau kesalahan yang terjadi pada sistem komputer
1
2
3
4
5
1
2
3
4
5
D.
KINERJA (PERFORMANCE)
Kinerja disini adalah proses kerja yang dilakukan oleh individu terutama berkaitan dengan pemecahan masalah. Dimohon Bpk/Ibu/Sdra untuk memberi respon pada tiap bagian dibawah ini : 1 2 3 4 5
= sangat tidak setuju (STS) = tidak setuju (TS) = tidak tahu (TT) = setuju (S) = sangat setuju (SS)
Pilihlah salah satu jawaban yang Bpk/Ibu anggap paling tepat, dengan memberi tanda silang (X) pada salah satu angka yang tersedia. No 1
2
3
Pertanyaan
ST S Kejelasan informasi dari struktur tugas perusahaan 1 memberikan bantuan yang berharga pada saya dalam meningkatkan kinerja saya Lingkungan komputer dari perusahaan memiliki pengaruh 1 yang besar dan positif pada efektifitas dan produkstifitas dalam pekerjaan saya Sistem informasi dari sistem komputer dapat memberikan 1 bantuan yang berharga pada saya dalam meningkatkan kinerja saya
TS
TT S
SS
2
3
4
5
2
3
4
5
2
3
4
5
TERIMAKASIH ATAS PARTISIPASI ANDA
SKOR ITEM PERTANYAAN NO
KOMPLEKSITAS TUGAS
PEMANFAATAN TI
KEMAMPUAN PEMAKAI
KINERJA
X
KT1 KT2 KT3 KT4 KT5 KT6 Y1 PT1 PT2 PT3 PT4 PT5 Y2 KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 Y3 KA1 KA2 KA3 Y4 YK 1
4
5
4
4
4
5 26
5
5
5
3
4 22
5
5
4
3
4
4
3
4 32
5
3
4 12 92
2
4
4
4
4
4
4 24
4
2
4
4
4 18
5
4
4
4
4
4
4
4 33
4
4
4 12 87
3
4
4
3
4
5
5 25
4
4
5
4
4 21
4
3
3
3
4
4
4
3 28
3
4
3 10 84
4
4
4
5
4
5
5 27
4
4
4
4
4 20
4
3
4
4
3
4
5
3 30
4
3
4 11 88
5
3
3
3
3
3
3 18
4
4
5
4
3 20
4
3
4
4
4
5
5
4 33
4
4
3 11 82
6
3
2
3
3
2
3 16
4
3
2
3
3 15
4
4
3
4
4
4
4
4 31
4
3
4 11 73
7
4
4
3
4
4
4 23
4
3
4
4
4 19
4
5
4
4
3
4
3
4 31
4
3
4 11 84
8
4
3
4
3
4
4 22
4
3
4
4
3 18
4
3
4
4
4
3
4
4 30
4
3
4 11 81
9
4
4
4
3
4
4 23
4
4
4
3
5 20
4
4
3
4
3
3
4
3 28
4
3
4 11 82
10
4
4
5
5
5
4 27
5
4
4
4
5 22
5
4
4
5
4
4
4
5 35
4
4
5 13 97
11
4
4
3
4
4
4 23
4
4
4
5
4 21
4
4
2
2
4
4
4
2 26
4
4
5 13 83
12
5
5
5
2
4
4 25
4
4
4
4
4 20
4
3
3
4
3
3
4
2 26
4
4
4 12 83
13
4
4
5
5
4
4 26
4
4
4
4
4 20
3
3
3
3
3
3
4
3 25
4
4
4 12 83
14
5
4
5
4
5
4 27
5
5
5
5
5 25
4
4
4
4
4
4
4
2 30
5
5
5 15 97
15
2
4
4
2
5
4 21
5
4
4
5
5 23
4
4
2
4
4
4
4
2 28
5
5
4 14 86
16
4
4
4
4
4
4 24
4
4
4
4
4 20
4
4
4
3
3
4
3
3 28
4
4
4 12 84
17
5
5
4
4
4
4 26
4
4
4
4
4 20
4
4
4
3
3
3
3
3 27
4
4
4 12 85
18
4
4
4
4
4
4 24
3
3
2
3
2 13
4
4
3
3
4
4
4
3 29
4
4
4 12 78
19
4
4
5
4
4
5 26
4
4
4
4
4 20
4
4
4
4
4
3
4
4 31
4
4
4 12 89
20
5
4
5
4
5
5 28
4
4
4
5
4 21
5
5
4
4
4
5
5
5 37
5
5
5 15 101
21
5
5
5
5
5
5 30
5
5
5
5
5 25
5
5
4
4
4
5
5
3 35
4
5
5 14 104
22
4
4
4
4
4
4 24
5
5
5
5
5 25
4
5
3
3
4
5
5
3 32
4
4
4 12 93
23
5
4
5
5
3
5 27
5
4
3
4
3 19
5
4
3
3
3
5
5
3 31
4
4
5 13 90
24
4
4
4
4
5
5 26
5
5
4
5
5 24
5
4
4
4
4
5
3
5 34
5
5
5 15 99
25
5
5
5
4
5
4 28
5
4
5
5
5 24
4
4
4
4
4
4
4
4 32
5
5
5 15 99
26
5
4
4
4
5
5 27
5
3
3
5
4 20
5
4
4
4
3
3
4
4 31
5
3
5 13 91
27
3
3
3
3
3
3 18
2
2
2
3
2 11
4
4
2
2
2
4
2
3 23
4
2
2
28
4
4
4
5
5
5 27
5
4
4
5
5 23
5
5
5
4
4
5
4
5 37
5
5
4 14 101
29
2
4
4
2
4
2 18
4
2
2
3
2 13
4
4
2
2
2
4
2
2 22
4
2
3
30
4
4
3
3
4
3 21
2
3
3
3
3 14
4
4
3
3
3
4
3
3 27
4
3
4 11 73
8 60 9 62
SKOR ITEM PERTANYAAN NO
KOMPLEKSITAS TUGAS
PEMANFAATAN TI
KEMAMPUAN PEMAKAI
KINERJA
X
KT1 KT2 KT3 KT4 KT5 KT6 Y1 PT1 PT2 PT3 PT4 PT5 Y2 KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 Y3 KA1 KA2 KA3 Y4 YK 31
5
4
4
4
4
5 26
4
5
4
5
4 22
5
4
4
4
4
4
4
4 33
4
4
4 12 93
32
5
5
5
5
4
4 28
5
4
3
5
5 22
5
5
5
5
5
4
4
3 36
5
5
5 15 101
33
4
4
3
4
3
4 22
4
5
5
5
4 23
4
4
4
3
4
4
3
3 29
4
4
5 13 87
34
4
4
4
3
4
3 22
4
4
4
5
4 21
4
4
4
4
4
5
3
3 31
3
5
5 13 87
35
5
4
4
4
5
5 27
5
5
4
5
5 24
5
5
5
4
4
4
4
4 35
5
5
5 15 101
36
4
4
5
5
4
4 26
5
5
3
4
4 21
5
5
5
4
4
5
4
5 37
4
4
4 12 96
37
5
4
4
4
5
5 27
3
3
3
3
3 15
4
4
3
3
3
4
3
3 27
4
3
3 10 79
38
4
5
5
5
5
4 28
5
5
3
5
5 23
5
5
5
4
4
5
5
4 37
5
4
4 13 101
39
4
4
4
4
4
4 24
4
5
3
5
4 21
4
4
3
3
3
4
4
3 28
4
4
4 12 85
40
3
4
4
3
5
5 24
5
5
4
5
4 23
5
5
5
4
4
5
5
5 38
4
5
4 13 98
41
5
5
5
4
4
5 28
3
3
3
3
3 15
4
4
3
3
3
4
3
2 26
5
4
4 13 82
42
5
5
4
4
4
4 26
4
4
3
4
4 19
4
4
3
4
4
5
5
4 33
5
4
4 13 91
43
4
5
4
4
4
5 26
5
5
5
3
4 22
5
5
4
3
4
4
3
4 32
5
3
4 12 92
44
4
4
4
4
4
4 24
4
2
4
4
4 18
5
4
4
4
4
4
4
4 33
4
4
4 12 87
45
4
4
3
4
5
5 25
4
4
5
4
4 21
4
3
3
3
4
4
4
3 28
3
4
3 10 84
46
4
4
5
4
5
5 27
4
4
4
4
4 20
4
3
4
4
3
4
5
3 30
4
3
4 11 88
47
4
4
3
4
4
5 24
3
4
3
4
3 17
4
3
4
4
4
5
5
4 33
4
4
3 11 85
48
3
2
3
3
2
3 16
4
3
2
3
3 15
4
4
3
4
4
4
4
4 31
4
3
4 11 73
49
4
4
3
4
4
4 23
4
3
4
4
4 19
4
5
4
4
3
4
3
4 31
4
3
4 11 84
50
4
3
4
3
4
4 22
4
3
4
4
3 18
4
3
4
4
4
3
4
4 30
4
3
4 11 81
51
4
4
4
3
4
4 23
3
4
4
3
3 17
4
4
3
4
3
3
4
3 28
4
3
4 11 79
52
3
3
4
5
5
4 24
5
4
4
4
5 22
5
4
4
5
4
4
4
5 35
4
4
5 13 94
53
4
3
4
4
5
4 24
5
5
5
5
5 25
5
5
5
4
4
5
5
4 37
5
4
4 13 99
54
5
5
5
5
5
5 30
4
4
4
5
4 21
5
5
4
4
4
5
5
5 37
5
5
5 15 103
55
4
4
4
5
4
4 25
5
5
5
5
5 25
5
5
4
4
4
5
5
3 35
4
4
4 12 97
56
4
4
4
4
4
4 24
5
5
5
5
5 25
4
5
3
3
4
5
5
3 32
5
4
4 13 94
57
4
4
5
4
5
5 27
4
4
3
4
3 18
4
4
4
3
4
4
3
3 29
4
4
4 12 86
58
3
4
4
4
4
3 22
2
3
3
3
3 14
4
4
3
3
3
4
3
3 27
4
3
3 10 73
59
4
4
4
4
4
4 24
4
5
3
5
4 21
4
4
3
3
3
4
4
3 28
4
4
4 12 85
60
5
4
4
4
5
4 26
5
5
4
5
5 24
5
5
5
4
4
5
5
4 37
5
4
4 13 100
CORRELATIONS /VARIABLES=KT1 KT2 KT3 KT4 KT5 KT6 Kompleksitas /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.
Correlations [DataSet0] Correlations KT1 KT1
Pearson Correlation
KT2 1
Sig. (2-tailed) N KT2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KT3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KT4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KT5
.540
**
.540
**
**
**
.752
**
60
60
60
60
60
60
1
**
*
**
**
60 **
.483
.483
.721
**
.001
.002
.000
60
60
60
60
60
1
**
**
**
60
60
60
**
*
**
.372
.372
.706
**
.007
.000
60
60
60
60
1
*
**
.003
60
60
60
60
*
**
**
*
.023
60
60
60
60
**
**
**
**
.344
.344
.001
.014
.433
.433
.003
.000
.397
.397
.014
.000
.425
.425
.000
.001
.315
.315
.001
leksit Sig. (2-tailed) as N
**
.000
.001
Komp Pearson Correlation
.532
.000
.026
N
*
.026
**
.532
.288
Kompleksitas
.000
Sig. (2-tailed)
Pearson Correlation
KT6
.001
60
.454
.454
.288
Sig. (2-tailed)
.293
.452
.293
.452
.680
**
.023
.000
.000
60
60
60
1
**
.537
.691
**
.000
.000
60
60
60
**
1
.537
.759
**
.000
.002
.007
.000
.000
60
60
60
60
60
60
60
**
**
**
**
**
**
1
.752
.721
.706
.680
.691
.000
.759
.000
.000
.000
.000
.000
.000
60
60
60
60
60
60
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2tailed).
.426
KT5
.000
.000
.426
KT4
Pearson Correlation
N KT6
60
KT3
60
CORRELATIONS /VARIABLES=PT1 PT2 PT3 PT4 PT5 Pemanfaatan_TI /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.
Correlations [DataSet2]
Correlations PT1 PT1
Pearson Correlation
1
PT2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
PT3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
PT4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
PT5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
Pemanfaatan_ Pearson Correlation TI
Sig. (2-tailed) N
PT3
.591
Sig. (2-tailed) N
PT2 **
PT4
.466
**
PT5
.611
**
Pemanfaatan_TI
.746
**
.828
**
.000
.000
.000
.000
.000
60
60
60
60
60
60
**
1
.591
.000 60 .466
**
.819
**
60
60
60
60
**
1
.520
.583
**
**
60
60
**
1
.429
.613
**
.800
**
60
60
60
**
1
.688
.000
.000
60
60
60
60
**
**
.000
.000
.748
.688
.000
.000
.800
**
.899
**
.000 60
60
**
1
.899
.000
.000
.000
.000
.000
60
60
60
60
60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
.748
60
60
**
**
60
60
.819
.613
.000
60
**
**
.000
.001
.636
.429
.001
.000
**
**
60
.000
.828
.636
.000
60
**
**
.000
60
.746
.583
.000
.000
**
**
.000
.000
.611
.520
60
CORRELATIONS /VARIABLES=KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 Kemampuan_Pemakai /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.
Correlations Correlations Kemampuan KP1 KP1
Pearson Correlation
KP2
1
Sig. (2-tailed) N KP2
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KP3
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KP4
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KP5
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KP6
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
KP7
.594
**
.594
**
.609
**
.432
**
.442
**
KP8
_Pemakai
*
**
.275 .584 .033
.000
.000
60
60
60
60
60
60
60
60
1
**
.111
.252
**
.002
.399
.052
.000
.590
.013
.000
60
60
60
60
60
60
60
1
**
**
*
*
**
**
.397
.000
.002
60
.397
60
60
**
.111
**
.001
.399
.000
60
.615
.615
.000
60
60
60
60
60
60
**
.089
**
**
.000
.498
.000
.000
.000
60
60
60
60
60
1
**
**
**
1 .501
.252
**
.001
.052
.000
.000
60
60
60
60
**
**
*
.501
60
.089 .363
**
.000
.000
.026
.498
.004
60
.363
.455
.451
.550
.408
.000
60
60
60
60
1
**
*
.426
.312
.000 60
60
60
60
Pearson Correlation
.275
.071
.303
**
**
1
.248
Sig. (2-tailed)
.033
.590
.018
.000
.000
.001
60
60
60
60
60
60
**
*
**
**
**
*
Sig. (2-tailed) N Kema Pearson Correlation
.408
.312
**
.015
60
.426
.610
.001
**
.550
**
.001
60
.451
.693
**
.000
*
.455
.692
.004
60
.622
**
.000
60
.319
.797
**
.018
**
.287
.303 .622
.570
.026
60
.487
.287
.071 .319
.000
60
.495
.495
.487
*
.000
**
.584
**
.000
60
Pearson Correlation
.773
.001
60
.442
**
KP7
.001
**
.419
.419
KP6
.000
60
.432
KP5
.000
.000
.609
KP4
*
N KP8
60
KP3
.601
**
.056
.000
60
60
60
.248
1
.754
**
.000
.013
.000
.000
.001
.015
.056
60
60
60
60
60
60
60
60
60
**
**
**
**
**
**
**
**
1
.773
.570
.797
.692
.693
.610
.601
.000
.754
Sig. (2-tailed)
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
.000
60
60
60
60
60
60
60
60
N **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
60
CORRELATIONS /VARIABLES=KA1 KA2 KA3 Kinerja /PRINT=TWOTAIL NOSIG /MISSING=PAIRWISE.
Correlations [DataSet3]
Correlations KA1 KA1
Pearson Correlation
KA2 1
Sig. (2-tailed) N KA2
KA3
Kinerja
Pearson Correlation Sig. (2-tailed) N
**
.646
**
60
60
60
60
*
1
.027
N
.358
.000
Sig. (2-tailed)
Sig. (2-tailed)
*
.005
.285
Pearson Correlation
.285
Kinerja
.027
Pearson Correlation
N
KA3
60 .358
**
60
60
**
1
.564
60 .839
**
.833
**
.000 60
60
**
1
.833
.000
.000
.000
60
60
60
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
**
60
60
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
.839
.000
.000
**
**
.000
.005
.646
.564
60
RELIABILITY /VARIABLES=KT1 KT2 KT3 KT4 KT5 KT6 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR /SUMMARY=TOTAL.
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
%
Valid a
Excluded Total
60
100.0
0
.0
60
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Cronbach's Alpha
Items
.811
N of Items .812
6
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
KT1
4.0833
.71997
60
KT2
4.0167
.65073
60
KT3
4.0833
.69603
60
KT4
3.9000
.75240
60
KT5
4.2333
.72174
60
KT6
4.2000
.70830
60
Inter-Item Correlation Matrix KT1
KT2
KT3
KT4
KT5
KT6
KT1
1.000
.540
.426
.454
.288
.532
KT2
.540
1.000
.483
.315
.425
.397
KT3
.426
.483
1.000
.372
.433
.344
KT4
.454
.315
.372
1.000
.293
.452
KT5
.288
.425
.433
.293
1.000
.537
KT6
.532
.397
.344
.452
.537
1.000
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance if
Corrected Item-
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Squared Multiple Cronbach's Alpha Correlation
if Item Deleted
KT1
20.4333
6.521
.616
.468
.771
KT2
20.5000
6.864
.592
.407
.778
KT3
20.4333
6.792
.559
.349
.784
KT4
20.6167
6.749
.509
.294
.796
KT5
20.2833
6.783
.532
.395
.790
KT6
20.3167
6.525
.630
.472
.769
Scale Statistics Mean 24.5167
Variance 9.305
Std. Deviation 3.05038
N of Items 6
RELIABILITY /VARIABLES=PT1 PT2 PT3 PT4 PT5 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR /SUMMARY=TOTAL.
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
%
Valid a
Excluded Total
60
100.0
0
.0
60
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Cronbach's Alpha
Items
.876
N of Items .877
5
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
PT1
4.1833
.79173
60
PT2
3.9667
.88234
60
PT3
3.8167
.87317
60
PT4
4.1833
.77002
60
PT5
3.9667
.84305
60
Inter-Item Correlation Matrix PT1
PT2
PT3
PT4
PT5
PT1
1.000
.591
.466
.611
.746
PT2
.591
1.000
.520
.583
.636
PT3
.466
.520
1.000
.429
.613
PT4
.611
.583
.429
1.000
.688
PT5
.746
.636
.613
.688
1.000
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance if
Corrected Item-
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Squared Multiple Cronbach's Alpha Correlation
if Item Deleted
PT1
15.9333
7.758
.728
.589
.844
PT2
16.1500
7.452
.699
.489
.851
PT3
16.3000
7.908
.596
.406
.877
PT4
15.9333
7.995
.691
.521
.853
PT5
16.1500
7.147
.830
.709
.818
Scale Statistics Mean 20.1167
Variance 11.596
Std. Deviation 3.40534
N of Items 5
RELIABILITY /VARIABLES=KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR /SUMMARY=TOTAL.
Reliability Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
%
Valid a
Excluded Total
60
100.0
0
.0
60
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Cronbach's Alpha
Items
.832
N of Items .840
8
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
KP1
4.3500
.51503
60
KP2
4.1333
.67565
60
KP3
3.6833
.79173
60
KP4
3.6333
.66298
60
KP5
3.6500
.57711
60
KP6
4.1500
.65935
60
KP7
3.9667
.80183
60
KP8
3.5167
.85354
60
Inter-Item Correlation Matrix KP1
KP2
KP3
KP4
KP5
KP6
KP7
KP8
KP1
1.000
.594
.609
.432
.419
.442
.275
.584
KP2
.594
1.000
.397
.111
.252
.487
.071
.319
KP3
.609
.397
1.000
.615
.495
.287
.303
.622
KP4
.432
.111
.615
1.000
.501
.089
.455
.550
KP5
.419
.252
.495
.501
1.000
.363
.451
.408
KP6
.442
.487
.287
.089
.363
1.000
.426
.312
KP7
.275
.071
.303
.455
.451
.426
1.000
.248
KP8
.584
.319
.622
.550
.408
.312
.248
1.000
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance if
Corrected Item-
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Squared Multiple Cronbach's Alpha Correlation
if Item Deleted
KP1
26.7333
11.690
.708
.588
.801
KP2
26.9500
11.981
.431
.471
.829
KP3
27.4000
10.278
.698
.581
.792
KP4
27.4500
11.404
.582
.581
.810
KP5
27.4333
11.741
.601
.397
.810
KP6
26.9333
11.826
.483
.471
.822
KP7
27.1167
11.427
.439
.423
.831
KP8
27.5667
10.284
.628
.506
.804
Scale Statistics Mean 31.0833
Variance 14.451
Std. Deviation 3.80139
N of Items 8
RELIABILITY /VARIABLES=KA1 KA2 KA3 /SCALE('ALL VARIABLES') ALL /MODEL=ALPHA /STATISTICS=DESCRIPTIVE SCALE CORR /SUMMARY=TOTAL.
Reliability [DataSet3]
Scale: ALL VARIABLES Case Processing Summary N Cases
%
Valid a
Excluded Total
60
100.0
0
.0
60
100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's Alpha Based on Standardized Cronbach's Alpha
Items
.670
N of Items .669
3
Item Statistics Mean
Std. Deviation
N
KA1
4.2500
.54072
60
KA2
3.8667
.76947
60
KA3
4.1000
.65613
60
Inter-Item Correlation Matrix KA1
KA2
KA3
KA1
1.000
.285
.358
KA2
.285
1.000
.564
KA3
.358
.564
1.000
Item-Total Statistics Scale Mean if
Scale Variance if
Corrected Item-
Item Deleted
Item Deleted
Total Correlation
Squared Multiple Cronbach's Alpha Correlation
if Item Deleted
KA1
7.9667
1.592
.360
.139
.715
KA2
8.3500
.977
.530
.326
.520
KA3
8.1167
1.122
.593
.361
.423
Scale Statistics Mean 12.2167
Variance 2.376
Std. Deviation 1.54142
N of Items 3
GET FILE='D:\SKRIPSI HESTI BARU\HESTI_AK.sav'. DATASET NAME DataSet4 WINDOW=FRONT. NPAR TESTS /K-S(NORMAL)=Kompleksitas Pemanfaatan_TI Kemampuan_Pemakai Kinerja /MISSING ANALYSIS.
NPar Tests [DataSet4] D:\SKRIPSI HESTI BARU\HESTI_AK.sav
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Pemanfaatan_ Kemampuan_ Kompleksitas N Normal Parameters
a
Most Extreme Differences
Kolmogorov-Smirnov Z Asymp. Sig. (2-tailed) a. Test distribution is Normal.
TI
Pemakai
Kinerja
60
60
60
60
Mean
24.52
20.12
31.08
12.22
Std. Deviation
3.050
3.405
3.801
1.541
Absolute
.149
.153
.091
.156
Positive
.093
.084
.091
.156
Negative
-.149
-.153
-.082
-.127
1.157
1.185
.708
1.208
.137
.120
.699
.108
DESCRIPTIVES VARIABLES=KT1 KT2 KT3 KT4 KT5 KT6 Kompleksitas /STATISTICS=MEAN SUM STDDEV VARIANCE RANGE MIN MAX SEMEAN KURTOSIS SKEWNE SS.
Descriptives [DataSet1] D:\SKRIPSI HESTI BARU\Out put olah data\SPSS Kompl.sav
Descriptive Statistics Std. N
Range
Min
Max
Sum
Mean
Deviation Variance
Skewness
Kurtosis Std.
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic Statistic Std. Error
Statistic
Statistic Statistic Std. Error Statistic
Error
KT1
60
3.00
2.00
5.00
245.00
4.0833
.09295
.71997
.518
-.690
.309
.935
.608
KT2
60
3.00
2.00
5.00
241.00
4.0167
.08401
.65073
.423
-.779
.309
2.050
.608
KT3
60
2.00
3.00
5.00
245.00
4.0833
.08986
.69603
.484
-.113
.309
-.878
.608
KT4
60
3.00
2.00
5.00
234.00
3.9000
.09713
.75240
.566
-.573
.309
.496
.608
KT5
60
3.00
2.00
5.00
254.00
4.2333
.09318
.72174
.521
-.946
.309
1.454
.608
KT6
60
3.00
2.00
5.00
252.00
4.2000
.09144
.70830
.502
-.604
.309
.315
.608
Kompleksitas
60
14.00
16.00
30.00 1471.00 24.5167
.39380
3.05038
9.305
-.942
.309
1.054
.608
Valid N (listwise)
60
DESCRIPTIVES VARIABLES=KT1 KT2 KT3 KT4 KT5 KT6 Kompleksitas /STATISTICS=MEAN SUM STDDEV VARIANCE RANGE MIN MAX SEMEAN KURTOSIS SKEWNE SS.
Descriptives [DataSet1] D:\SKRIPSI HESTI BARU\Out put olah data\SPSS Kompl.sav Descriptive Statistics Minimu Maximu N
Range
m
m
Statistic Statistic Statistic Statistic
Std. Sum Statistic
Mean Statistic
Std. Error
Deviation
Variance
Statistic
Statistic
Skewness
Kurtosis
Statistic Std. Error Statistic Std. Error
PT1
60
3.00
2.00
5.00
251.00
4.1833
.10221
.79173
.627
-.979
.309
1.034
.608
PT2
60
3.00
2.00
5.00
238.00
3.9667
.11391
.88234
.779
-.546
.309
-.347
.608
PT3
60
3.00
2.00
5.00
229.00
3.8167
.11273
.87317
.762
-.418
.309
-.376
.608
PT4
60
2.00
3.00
5.00
251.00
4.1833
.09941
.77002
.593
-.331
.309 -1.227
.608
PT5
60
3.00
2.00
5.00
238.00
3.9667
.10884
.84305
.711
-.462
.309
-.350
.608
PemanfaatanTI
60
14.00
11.00
.43963 3.40534
11.596
-.660
.309
-.002
.608
Valid N (listwise)
60
25.00 1207.00 20.1167
GET FILE='D:\SKRIPSI HESTI BARU\Out put olah data\spss kemp pmaki.sav'. DATASET NAME DataSet0 WINDOW=FRONT. DESCRIPTIVES VARIABLES=KP1 KP2 KP3 KP4 KP5 KP6 KP7 KP8 Kemampuan_Pemakai /STATISTICS=MEAN SUM STDDEV VARIANCE RANGE MIN MAX SEMEAN KURTOSIS SKEWN ESS.
Descriptives [DataSet1] D:\SKRIPSI HESTI BARU\Out put olah data\spss kemp pmaki.sav
Descriptive Statistics Std. N
Range
Minimum
Maximum
Sum
Mean
Deviation Variance
Statistic Statistic
Statistic
Statistic
Statistic
Statistic Std. Error
Statistic
Statistic
Skewness Statistic
Kurtosis
Std. Error Statistic Std. Erro
KP1
60
2.00
3.00
5.00
261.00
4.3500
.06649
.51503
.265
.256
.309
-1.078
KP2
60
2.00
3.00
5.00
248.00
4.1333
.08723
.67565
.456
-.166
.309
-.758
KP3
60
3.00
2.00
5.00
221.00
3.6833
.10221
.79173
.627
-.211
.309
-.265
KP4
60
3.00
2.00
5.00
218.00
3.6333
.08559
.66298
.440
-.512
.309
.290
KP5
60
3.00
2.00
5.00
219.00
3.6500
.07450
.57711
.333
-.894
.309
.553
KP6
60
2.00
3.00
5.00
249.00
4.1500
.08512
.65935
.435
-.168
.309
-.662
KP7
60
3.00
2.00
5.00
238.00
3.9667
.10352
.80183
.643
-.347
.309
-.418
KP8
60
3.00
2.00
5.00
211.00
3.5167
.11019
.85354
.729
.116
.309
-.564
Kem_Pemakai
60
16.00
22.00
38.00
1865.00 31.0833
.49076
3.80139
14.451
-.053
.309
-.541
Valid N (listwise)
60
DESCRIPTIVES VARIABLES=KA1 KA2 KA3 Kinerja /STATISTICS=MEAN SUM STDDEV VARIANCE RANGE MIN MAX KURTOSIS SKEWNESS.
Descriptives [DataSet1] D:\SKRIPSI HESTI BARU\Out put olah data\spss kinerja.sav
Descriptive Statistics
N
Range
Minimu
Maximu
m
m
Std. Sum
Mean
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic
Deviation Variance
Statistic
Skewness
Kurtosis
Statistic Statistic Std. Error
Statisti
Std.
c
Error
KA1
60
2.00
3.00
5.00
255.00
4.2500
.54072
.292
.125
.309
-.267
.608
KA2
60
3.00
2.00
5.00
232.00
3.8667
.76947
.592
-.226
.309
-.316
.608
KA3
60
3.00
2.00
5.00
246.00
4.1000
.65613
.431
-.477
.309
.845
.608
Kinerja
60
7.00
8.00
15.00
733.00 12.2167
1.54142
2.376
-.003
.309
.178
.608
Valid N (listwise)
60
PPLOT /VARIABLES=Kinerja /NOLOG /NOSTANDARDIZE /TYPE=P-P /FRACTION=BLOM /TIES=MEAN /DIST=NORMAL.
PPlot Case Processing Summary Kinerja Series or Sequence Length
60
Number of Missing Values in
User-Missing
0
the Plot
System-Missing
0
The cases are unweighted.
Estimated Distribution Parameters Kinerja Normal Distribution
Location
87.9333
Scale
9.60908
The cases are unweighted.
Kinerja
Coefficients
a
Standardized Unstandardized Coefficients Model 1
B
Std. Error
(Constant)
.145
.752
Kompleksitas
.025
.030
pemanfaatan
.026 -.016
Kmp
Coefficients
.848
.131
.854
.397
.030
.152
.878
.384
.025
-.102
-.619
.539
Uji Heteroskedastisitas
Heteroskedastisitas Regression Standardized Predicted Value
Scatterplot Dependent Variable: Kinerja 2
1
0
-1
-2
-3 -2
-1
0
Regression Standardized Residual
1
Sig. .192
a. Dependent Variable: res_2
-3
t
Beta
2
3
Regression Descriptive Statistics Kinerja Kompleksitas Pemanfaatan TI Kemampuan PemakaiI
Mean 12.22 24.52 20.12 31.08
Std. Deviation 1.541 3.050 3.405 3.801
N 60 60 60 60
Variables Entered/Removedb Model 1
Variables Entered Kemampu an PemakaiI, Kompleksi tas, Pemanfaat a an TI
Variables Removed
Method
.
Enter
a. All requested variables entered. b. Dependent Variable: Kinerja
Model Summaryb Model 1
R .759a
R Square .577
Adjusted R Square .554
Std. Error of the Estimate 1.029
Durbin-W atson 1.582
a. Predictors: (Constant), Kemampuan PemakaiI, Kompleksitas, Pemanfaatan TI b. Dependent Variable: Kinerja ANOVAb Model 1
Regression Residual Total
Sum of Squares 80.848 59.335 140.183
df
Mean Square 26.949 1.060
3 56 59
F 25.434
Sig. .000a
a. Predictors: (Constant), Kemampuan PemakaiI, Kompleksitas, Pemanfaatan TI b. Dependent Variable: Kinerja Coefficientsa
Model 1
(Constant) Kompleksitas Pemanfaatan TI Kemampuan PemakaiI
a. Dependent Variable: Kinerja
Unstandardized Coefficients B Std. Error 1.943 1.305 .148 .051 .170 .052 .103 .044
Standardized Coefficients Beta .294 .376 .255
t 1.489 2.888 3.269 2.336
Sig. .142 .005 .002 .023
Collinearity Statistics Tolerance VIF .731 .571 .636
1.367 1.752 1.573