BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perkembangan ilmu dan teknologi dewasa ini berpengaruh terhadap perubahan pada dunia bisnis modern. Perubahan tersebut ditandai dengan berkembangnya pola pikir dan gaya hidup masyarakat, yang secara tidak langsung menuntut kita untuk dapat mengimbanginya dalam kehidupan sehari-hari. Pengaruh dari perkembangan ilmu dan teknologi yaitu banyak sekali bermunculan produk barang dan jasa yang menawarkan berbagai kelebihan dan keunikan dari masing-masing produk dan jasa tersebut. Kondisi yang demikian membuat konsumen mempunyai banyak alternatif pilihan dalam menggunakan produk barang dan jasa yang ditawarkan oleh produsen. Kondisi yang demikian ini tentunya merupakan suatu bentuk ancaman karena semakin banyak produk barang dan jasa yang ditawarkan maka semakin ketat pula persaingan yang terjadi dalam dunia usaha. Persaingan yang semakin ketat ini menuntut para pelaku bisnis untuk mampu memaksimalkan kinerja perusahaannya agar dapat bersaing di pasar. Perusahaan harus memiliki strategi pemasaran yang kuat dalam memasarkan produk barang dan jasanya sehingga dapat bertahan dalam persaingan bisnis. (Gregorius, 2010) Beberapa tahun yang lalu alat teknik masih sangat konvensional yang membutuhkan tenaga lebih dalam penggunaannya akibatnya hanya segelintir orang yang dapat menggunakannya, namun saat ini alat teknik tersebut seperti halnya bor, gergaji, palu dan sebagainya sudah mengalami modernisasi dengan 1
penambahan teknologi sumber tenaga listrik bahkan ada yang menggunakan tenaga baterai. Adanya penambahan teknologi mempengaruhi harga jual alat teknik modern sehingga lebih mahal dibandingkan dengan alat teknik konvensional Harga adalah satu-satunya unsur dalam berbagai unsur bauran pemasaran yang akan mendatangkan laba bagi perusahaan. Sedangkan unsur-unsur lainnya menghabiskan biaya (Kotler, 2009). Pengertian harga itu sendiri menurut Kotler (2009:277), adalah sejumlah nilai uang yang dibebankan terhadap suatu produk atau jasa, atau jumlah dari nilai tukar yang harus dibayar konsumen atas manfaatmanfaat karena memiliki atau menggunakan produk atau jasa tersebut. Monroe (2010) menyatakan bahwa harga merupakan pengorbanan ekonomis yang dilakukan konsumen untuk memperoleh produk atau jasa. Selain itu harga adalah salah satu faktor penting bagi konsumen dalam mengambil keputusan untuk melakukan transaksi atau tidak. Sedangkan Swastha (2009) mengemukakan bahwa harga adalah jumlah uang (ditambah beberapa produk apabila mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dan produk dan pelayanannya. Penetapan harga oleh perusahaan harus disesuaikan dengan situasi lingkungan dan perubahan yang terjadi terutama pada saat persaingan yang semakin ketat dan perkembangan permintaan yang terbatas. Dalam iklim persaingan yang ketat seperti sekarang ini, perusahaan harus memperhatikan faktor harga, karena besar kecilnya harga yang ditetapkan akan sangat mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam bersaing dan juga mampu
2
mempengaruhi pelanggan untuk membeli produknya. Perusahaan dapat mempertimbangkan harga pesaing sebagai pedoman dalam menentukan harga jual produknya sehingga perusahaan lebih kompetitif di pasar UD Mitra Niaga Surabaya merupakan perusahaan distributor peralatan teknik modern yang cukup dikenal di kalangan toko-toko bangunan. Area pemasaran dari UD Mitra Niaga mencakup kota-kota di Jawa Timur, Kalimantan dan Bali. Dalam persaingan penjualan produknya, UD Mitra Niaga Surabaya menawarkan produk yang berkualitas dan harga yang cukup bersaing dengan produk kompetitor. Kata garansi berasal dari bahasa inggris Guarantee yang berarti jaminan atau tanggungan. Dalam kamus besar bahasa Indonesia, garansi mempunyai arti tanggungan, sedang dalam ensiklopedia Indonesia, garansi adalah bagian dari suatu perjanjian dalam jual beli, dimana penjual menanggung kebaikan atau keberesan barang yang dijual untuk jangka waktu yang ditentukan. Pada dasarnya jaminan produk adalah bagian dari hukum jaminan. Hukum jaminan sendiri meliputi dua pengertian yaitu hukum jaminan kebendaan dan hukum jaminan perorangan. Jaminan kebendaan meliputi utang-piutang yang diistimewakan, gadai dan hipotek. Sedangkan jaminan perorangan meliputi penanggungan utang (borgtoch) termasuk juga perikatan tanggung menanggung dan perjanjian garansi. (Rachmadi, 2009 : 24-25) Sejak tahun 1980-an garansi telah dimanfaatkan sebagai instrumen yang efektif dalam mempromosikan produk. Industri otomotif Jepang berhasil melakukan penetrasi pasar di Amerika dengan menawarkan masa garansi yang
3
lebih lama yaitu dua sampai tiga tahun, sedangkan yang lainnya menawarkan garansi hanya satu tahun. Pada konteks ini, garansi dapat memberikan informasi untuk pembedaan produk (product differentiation). Di Indonesia, undang-undang yang melindungi hak pelanggan terdapat pada Undang-Undang nomor 8 tahun 2009 tentang perlindungan konsumen. Dengan undang-undang ini, produsen/pelaku usaha yang memproduksi produk/barang yang umur pakainya 1 (satu) tahun atau lebih, wajib menyediakan suku cadang dan/atau fasilitas purna jual serta memberikan garansi. Garansi berupa perbaikan produk rusak umumnya tidak dikenakan biaya kepada
pelanggan.
Untuk
garansi
tertentu,
rektifikasi
mengharuskan
pengembalian uang (money back) sebagian atau 100% dari harga jual kepada pelanggan. Baik pelanggan maupun perusahaan mendapatkan manfaat dari garansi. Bagi pelanggan, garansi melindungi dari membeli produk yang cacat, dan bagi perusahaan garansi membatasi klaim yang tidak rasional dari pelanggan, dan dapat meningkatkan kepuasan pelanggan. Disamping itu, perusahaan dapat
memanfaatkan garansi sebagai alat promosi yang efektif karena produk dengan masa garansi yang lebih lama memberikan sinyal kepada pelanggan bahwa produk tersebut memiliki kualitas yang lebih baik. Alat teknik modern dengan sumber tenaga listrik, tergolong produk tahan lama atau produk yang tidak memiliki waktu kadaluarsa, sehingga agen tidak harus segera menjualnya namun dapat disimpan di lemari kaca atau gudang dengan resiko rusak sebelum terjual atau digunakan. Peluang ini dijadikan salah
4
satu strategi penjualan oleh UD Mitra Niaga Surabaya dengan memberikan garansi produk seumur hidup selama masih terjalin hubungan kerja sama antara UD Mitra Niaga Surabaya dengan agen. Sedangkan rata-rata pesaing hanya memberikan garansi selama batas waktu pembayaran atau paling lama 1 tahun dari waktu pembelian. Berdasarkan uraian tersebut di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul ”PENGARUH STRATEGI HARGA DAN GARANSI PRODUK TERHADAP PENJUALAN PADA UD MITRA NIAGA SURABAYA”
1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dibahas diatas maka rumusan masalah penelitian ini adalah : 1.
Apakah strategi harga berpengaruh positif terhadap penjualan pada UD Mitra Niaga Surabaya ?
2.
Apakah garansi produk berpengaruh positif terhadap penjualan pada UD Mitra Niaga Surabaya ?
3.
Terdapat variabel yang berpengaruh dominan terhadap penjualan pada UD Mitra Niaga Surabaya ?
1.3. Tujuan Penelitian Berdasar rumusan masalah dalam penelitian ini, maka tujuan dari penelitian ini adalah:
5
1.
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh positif strategi harga terhadap penjualan pada UD Mitra Niaga Surabaya.
2.
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh positif garansi produk terhadap penjualan pada UD Mitra Niaga Surabaya.
3.
Untuk mengetahui dan menganalisis variabel yang berpengaruh dominan terhadap penjualan pada UD Mitra Niaga Surabaya.
1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat antara lain, sebagai berikut : 1.
Kontribusi Teoretis a. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai perbandingan dari teori yang ada dengan apa yang terjadi dalam praktek tentang pemasaran. b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai informasi dan pertimbangan pada penelitian selanjutnya.
2.
Kontribusi Praktis Sebagai rekomendasi bagi praktisi manajemen yang menjalankan bisnisnya, terutama yang berhubungan dengan pemberian garansi dan penetapan harga jual produk.
3.
Kontribusi Kebijakan Membantu memberikan informasi sebagai bahan pertimbangan bagi pihak manajemen khususnya pada UD Mitra Niaga Surabaya dalam meningkatkan strategi pemasarannya.
6
1.5. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian merupakan pembatas suatu permasalahan, pembatas ini diberikan agar pembahasan lebih terarah serta menghindari pembahasan yang terlalu luas. Dalam penelitian ini ruang lingkup penelitian dibatasi pada hal-hal yang berkaitan dengan strategi harga dan garansi produk terhadap penjualan pada UD Mitra Niaga Surabaya.
7