BAB I PENDAHULUAN 1.1
Latar Belakang Penelitian Peningkatan kebutuhan terhadap peralatan transportasi
darat
untuk
mendukung mobilitas, makin memacu perkembangan industri otomotif di dalam negeri, baik di tingkat perakitan, industri penunjang, dan jasa pendukung layanan purna jual. Industri otomotif merupakan salah satu industri prioritas yang menjadi andalan pertumbuhan ekonomi di masa depan. Goncangan harga minyak tak menggerus pasar otomotif Indonesia. Dan sektor otomotif mempunyai peran yang sangat penting dalam menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia di tengah berbagai guncangan perekonomian global. Di ASEAN sektor otomotif kita mencatatkan pertumbuhan yang tertinggi pada 2007 yaitu sebesar 18,7%, dibandingkan Malaysia, Filipina dan Thailand, di tengah terus melonjaknya harga minyak dunia. Edy mengatakan kenaikkan harga BBM pada Mei 2008 lalu tidak berdampak langsung kepada industri otomotif. Pada Januari hingga Mei 2008 menunjukkan data peningkatan penjualan kendaraan yang sangat signifikan dibanding periode yang sama tahun lalu. Total penjualan kendaraan sampai Mei 2008 meningkat mencapai 237.941 unit dibandingkan periode yang sama tahun 2007 yang sebesar 147.892 unit bahkan dibanding 2006 yang hanya sebesar 125.068 unit. Sementara untuk motor dari Januari sampai April 2008 dikatakan Edy meningkat 40% dibandingkan periode yang sama tahun 2007 dan diharapkan penjualan motor hingga akhir 2008 mencapai 5 juta unit. Peningkatan penjualan di sektor otomotif ini tidak diragukan lagi berkontribusi positif terhadap pertumbuhan ekonomi kita. Hal itu disampaikan Deputi Menko Perekonomian Bidang Industri dan Perdagangan Edy Putra Irawady dalam acara "3rd Indonesia International Automotive Conference' di
Hotel
Gran
Melia,
Kuningan,
Jakarta,
Sabtu
(12/7/2008)(www.detikfinance.com 28 agustus 2008).
Disamping itu, pasar bebas AFTA (ASEAN Free Trade Association) industri otomotif tak hanya berkonsentrasi pada kebutuhan domestik, tetapi terbuka pula peluang memenuhi konsumsi pasar di Asia Tenggara. Pemerintah berharap industri otomotif dapat memberi kontribusi yang semakin besar terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Karena sektor otomotif memiliki peran strategis dan salah satu indikator penting bagi pertumbuhan ekonomi. Dari
fenomena di atas dapat disimpulkan dengan adanya peningkatan
penjualan yang signifikan dalam sektor otomotif maka kebutuhan bahan baku dalam perakitan pembuatan kendaran bermotor akan meningkatkan modal dalam usahanya. Untuk memenuhi kebutuhan modal tersebut, suatu perusahaan akan memperhitungkan berbagai sumber dana yang dapat digunakan seperti pendanaan jangka panjang yang meliputi pinjaman jangka panjang, obligasi, saham preferen, saham biasa dan laba ditahan. Penggunaan sumber dana ini akan tergambar pada laporan keuangan neraca. Salah satu industri yang mendukung terhadap perekonomian di indonesia adalah sektor otomotif. Peran industri otomotif dan komponennya memberi kontribusi yang cukup besar kepada perekonomian indonesia, industri ini mencatat peran sebesar 28 persen, untuk transportasi darat misalnya, pertumbuhan produksi mobil di indonesia dari 2006 ke 2007 bertambah sekitar 39 persen atau meningkat menjadi 411.638 unit diproyeksikan pada tahun 2008 menembus angka 520.000 unit. Pertumbuhan produksi sepeda motor juga meningkat. Dari tahun 2006 ke 2007, produksi meningkat menjadi 4.722.521 unit dan di proyeksikan menjadi 5.394.000 unit hingga akhir tahun ini (www.kompas.com) Solvabilitas juga merupakan salah satu faktor yang sangat berpengaruh terhadap perekonomian perusahaan, menurut Ardi Hamzah: 2005 Solvabilitas kemampuan suatu perusahaan untuk membayar semua hutang-hutangnya ( baik jangka pendek maupun jangka panjang ). Suatu keputusan pembayaran utang yang digunakan untuk membiayai ekspansi atau mengganti jenis pembiayaan lain dengan surat berharga, maka biasanya perlu melakukan penahanan keuntungan
daripada membayar dividen, maka diduga dengan naiknya rasio solvabilitas akan menurunkan pembayaran dividen. Pengukuran solvabilitas biasanya diukur dari debt to equity ratio yang merupakan rasio pengukuran
yang mencerminkan
kewajiban perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajibannya yang ditunjukan oleh bagian modal sendiri yang digunakan untuk membayar hutang yang dinyatakan dalam persentase. Likuiditas perusahaan dipertimbangkan sebagai salah satu variabel dalam penelitian ini karena tingkat likuiditas akan menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban kewajiban jangka pendeknya. Salah satu indikator yang dapat digunakan untuk mengukur tingkat likuiditas adalah dengan menggunakan current ratio. Semakin tinggi current ratio suatu perusahaan maka akan semakin kecil resiko kegagalan perusahaan dalam memenuhi seluruh kewajiban jangka pendeknya. Informasi yang diperoleh berdasarkan hal tersebut dengan tingginya tingkat likuiditas maka hal tersebut akan mengurangi tingkat ketidakpastian yang akan ditanggung oleh investor dalam penginvestasian modalnya kepada perusahaan. Faktor ini sesuai dengan teori Gitman (2006:58) yang menerangkan curent ratio dapat menggambarkan kemampuan perusahaan dalam membagi utang lancar dengan aktiva lancar yang tersedia. Laporan keuangan neraca sebelah pasiva akan menggambarkan struktur pendanaan perusahaan yang menunjukkan pemilihan sumber dana yang berasal dari dalam maupun dari luar perusahaan. Hal ini sangat penting bagi manajer keuangan perusahaan dalam memilih sumber dana yang akan digunakan secara efisien dan efektif. Manajer keuangan dalam menggunakan sumber dananya harus memilih alternatif- alternatif investasi yang dapat memberikan tingkat return yang tinggi. Salah satu investasi yang dilakukan oleh manajer keuangan adalah investasi pada aktiva perusahaan. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arief-n (www.one.indoskripsi.com,2008), yang menyatakan bahwa struktur pendanaan adalah cara bagaimana perusahaan membiayai aktivanya, struktur dapat dilihat pada seluruh sisi kanan neraca yang terdiri dari
hutang jangka pendek, hutang jangka panjang dan modal pemegang saham. Adanya struktur pendanaan tersebut, diharapkan aktivitas perekonomian menjadi meningkat karena struktur pandanaan merupakan cara pembayaran aktiva perusahaan, sehingga perusahaan dapat beroperasi dengan skala yang lebih besar dan pada suatu saat akan meningkatkan profit. Setiap perusahaan yang didirikan memiliki tujuan untuk memperoleh profit yang besar dan menjaga kesejahteraan hidup perusahaan tersebut, oleh karena itu perusahaan diharuskan menggunakan modal secara efektif dan efisien guna menghasilkan profit yang sesuai dengan tujuan perusahaan. Laporan keuangan sebagai hasil akhir dari proses akuntansi dirancang untuk menyediakan kebutuhan informasi bagi calon investor, kreditor dan pemakai eksternal lainnya untuk pengambilan keputusan investasi, kredit, dan keputusan lain. Serangkaian pengujian telah dilakukan untuk menguji reaksi pasar terhadap pengumuman laporan keuangan. Penelitian eksploratif yang dilakukan untuk menunjukkan bahwa laporan keuangan masih dipandang sebagai informasi yang cukup penting oleh para investor di Bursa Efek Indonesia (BEI). Menurut Standar Akuntansi Keuangan yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia tujuan laporan keuangan adalah meyediakan informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pemakai dalam pengambilan keputusan, 23 Juli 2008 (www.id.wilkipedia.com). Laporan keuangan banyak digunakan oleh para investor dalam menilai kinerja keuangan perusahaan. Hasil analisis terhadap laporan keuangan perusahaan dapat memberikan keputusan bagi investor dalam berinvestasi pada saham. Saham adalah surat berharga yang dikeluarkan oleh sebuah perusahaan yang berbentuk Perseroan Terbatas (PT) atau biasa yang disebut emiten. Saham menyatakan bahwa pemilik saham tersebut adalah juga pemilik sebagian dari perusahaan itu. Dengan demikian jika seorang investor membeli saham, maka ia pun menjadi pemilik atau pemegang saham perusahaan. Saham diperjualbelikan dipasar modal.
Oleh karena itu penentuan harga saham dapat dilihat dari penawaran saham perusahaan kepada perusahaan sekuritas yang akan memperkirakan respon pasar terhadap penawaran saham tersebut. Dengan asumsi, jika permintaan nampak cukup kuat maka harga saham ada kemungkinan akan naik, sebaliknya jika permintaan nampak belum cukup kuat kemungkinan besar harga saham akan mangalami penurunan. Naik turunnya harga saham salah satunya dapat ditentukan oleh besar kecilnya laba yang diterima oleh perusahaan. Laba perusahaan merupakan hak bagi para pemegang saham yang dibayarkan dalam bentuk dividen, oleh karena itu seorang investor dapat menentukan apakah saham yang dimilikinya akan dijual atau dipertahankan salah satunya dengan menganalisis tingkat laba yang akan dibagikan kepada para pemegang saham karena laba yang akan dibagikan tersebut menunjukkan prospek perusahaan dimasa yang akan datang.Untuk pengujian pengaruh solvabilitas dan likuiditas terhadap harga saham, penulis menggunakan laporan keuangan pada periode 2003-2007dari beberapa sektor otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul : Pengaruh Solvabilitas dan Likuiditas terhadap Harga Saham pada Sektor Otomotif Periode 2003-2007
1.2
Identifikasi Masalah Dalam penelitian ini, penulis membatasi masalah yang akan dibahas
sebagai berikut : 1. Bagaimana perkembangan solvabilitas, likuiditas dan harga saham perusahaan sektor otomotif periode 2003-2007 ? 2. Bagaimana pengaruh solvabilitas dan likuiditas terhadap harga saham sektor otomotif periode 2003-2007secara simultan ? 3. Bagaimana pengaruh solvabilitas dan likuiditas terhadap harga saham sektor otomotif periode 2003-2007secara parsial ?
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, penulis bermaksud untuk memperoleh data dan informasi yang diperlukan untuk menyusun skripsi yang merupakan salah satu prasyarat yang harus dipenuhi oleh penulis dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Sarjana Manajemen Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widyatama Bandung.
Adapun tujuan penelitian sebagai berikut : 1. Untuk menganalisis perkembangan solvabilitas, likuiditas dan harga saham perusahaan sektor otomotif periode 2003-2007. 2. Untuk menganalisis pengaruh solvabilitas dan likuiditas terhadap
harga
saham sektor otomotif periode 2003-2007secara simultan 3. Untuk menganalisis pengaruh solvabilitas dan likuiditas terhadap
harga
saham sektor otomotif periode 2003-2007secara parsial.
1.4
Kegunaan Penelitian Hasil penelitian yang diperoleh diharapkan dapat membawa guna dan
manfaat diantaranya: 1. Penulis Penelitian diharapkan dapat memberikan pengetahuan yang berhubungan dengan solvabilitas dan likuiditas serta harga saham. Selain itu dapat dijadikan suatu perbandingan antara teori
dalam penelitian dengan
penerapannya dalam dunia usaha yang sebenarnya. 2. Investor Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan referensi atau pertimbangan, khususnya bagi individual investor yang tertarik untuk mengambil keputusan di perusahaan mana investor akan menanamkan investasi. 3. Pembaca Penulis berharap hasil penelitian ini sebagai referensi bagi pihak pembaca untuk menambah literatur, bahan kajian dan rujukan untuk penelitian lebih lanjut yang berkaitan dengan harga saham.
1.5
Kerangka Pemikiran Investasi adalah suatu kegiatan penanaman modal untuk suatu atau lebih
aktiva yang dimiliki dan biasanya berjangka waktu lama dengan harapan mendapatkan keuntungan di masa yang akan datang. Menurut Jones (2004:3) investasi didevinisikan sebagai berikut : Investment is the commitment of funds to one or more assets that will be held over some future time period. Pihak-pihak yang melakukan investasi disebut dengan investor. Investor pada umumnya dibagi menjadi dua, yaitu investor individual yang terdri dari individu-individu yang melakukan aktivitas investasi dan investor institusional yang biasanya terdiri dari perusahaan asuransi, lembaga penyimpan dana, lembaga dana pensiun maupun perusahaan investasi. Jadi investor membeli sejumlah saham saat ini dengan harapan memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham ataupun sejumlah deviden di masa yang akan datang, sebagai imbalan atas waktu dan resiko yang terkait dengan investasi. Adanya ketidakpastian investasi dalam saham mendorong investor untuk berhati-hati dalam berinvestasi. Laporan keuangan merupakan suatu dasar pengukuran kinerja perusahaan. Dengan menganalisis laporan keuangan perusahaan akan diperoleh informasi yang benar dan lengkap atas kinerja perusahaan bagi para pemegang saham atau penyandang dana. Pemilik atau pemegang saham menggunakan laporan keuangan untuk melihat perolehan hasil yang ditanamnya kepada perusahaan yang dipercayainya tentang prospek perusahaan, sehingga dengan kepercayaan dari investor akan kepemilikan saham dari perusahaan tersebut dapat meningkatkan harga saham perusahaan. Sedangkan menurut Darsono dan Ashari (2004:4) "Laporan keuangan adalah hasil dari aktivitas perusahaan yang menunjukkan kinerja keuangan perusahaan yang ditunjukkan
dengan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan pendapatan dengan sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan. Analisa dari laporan keuangan dapat memperluas dan mempertajam informasi yang disajikan oleh laporan keuangan tersebut, dengan menganalia laporan keuangan dapat memberikan hasil yang dapat memberikan informasi tentang keadaan ekonomi perusahaan. Dengan demikian analisa laporan keuangan ini menjadi sangat bermanfaat bagi pihak manajemen dan investor. Tujuan
laporan
keuangan
adalah
untuk
menyediakan
informasi
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan merupakan bentuk dari faktor-faktor internal yang mengambarkan kinerja suatu perusahaan. Dan untuk menganalisis kinerja perusahaan tersebut diperlukan alat yang digunakan untuk menganalisa kekuatan dan kelemahan keuangan suatu perusahaan, yaitu analisi rasio keuangan. Analisis rasio keuangan dapat dilakukan dengan membandingkan data secara historical (dari waktu ke waktu) untuk mengamati kecenderungan yang terjadi atau bias juga membandingkan rasio keuangan suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang masih dalam industri sejenis serta pada periode tertentu. Bagi para investor, jika rasio keuangan suatu perusahaan dinilai baik maka mereka akan memilih untuk berinvestasi karena rasio keuangan tersebut dapat memberikan gambaran mengenai kinerja keuangan perusahaan perusahaan. Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingan dari satu hasil laporan keuangan dengan hasil laporan keuangan yang lain yang mempunyai hubungan yang relevan dan signifikan. Misalnya antara Hutang dan Modal, antara Kas dan Total Asset, dan sebagainya. Perbedaan jenis perusahaan dapat menimbulkan perbedaan rasio-rasio yang penting. Misalnya rasio ideal mengenai likuiditas untuk perusahaan bank akan berbed dengan rasio pada perusahaan industri, perdagangan, atau jasa. Umumnya rasio keuangan yang dikenal dan populer ada tiga, yaitu rasio profitabilitas, rasio likuiditas, dan rasio solvabilitas. Namun sebenarnya masih banyak lagi rasio yang ada di dalam
laporan keuangan yang dapat memberikan informasi seperti rasio leverage, rasio poduktivitas, rasio aktivitas, dan sebagainya. Menurut Martono dan Agus Harjito (2007:57) secara garis besar terdapat empat jenis rasio yang dapat digunakan untuk menilai kinerja keuangan perusahaan, yaitu : a. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio), yaitu rasio yang menunjukkan hubungan antara kas perusahaan dan aktiva lancar lainnya dengan hutang lancar. Rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban-kewajiban finansialnya yang harus segera dipenuhi atau kewajiban jangka pendek. b. Rasio Aktivitas (Activity Ratio), yaitu rasio yang mengukur efisiensi perusahaan dalam menggunakan asset-asetnya. c. Rasio Solvabilitas (Solvability Ratio), yaitu rasio yang mengukur seberapa banya perusahaan menggunakan dana dari utang (pinjaman). d. Rasio Keuntungan (Profitability Ratio), yaitu rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh keuntungan dari penggunaan modalnya. Rasio solvabilitas adalah rasio untuk mengetahui kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jika perusahaan tersebut dilikuidasi. Menurut Sofyan Syafri Harahap (2004:306) rasio solvabilitas adalah : Rasio yang menggambarkan hubungan antara hutang perusahaan terhadap modal maupun asset. Rasio ini dapat melihat seberapa jauh perusahaan dibiayai oleh hutang atau pihak luar dengan kemampuan perusahaan yang digambarkan oleh modal atau ekuitas
Menurut Darsono dan Ashari (2004:57) rasio solvabilitas terdiri dari : a. Debt to Asset Ratio (DAR), rasio ini menekankan pentingnya pendanaan hutang dengan jalan menunjukkan persentase aktiva perusahaan yang didukung oleh hutang. b. Debt to Equity Ratio (DER), rasio ini menunjukkan persentase penyediaan dana oleh pemegang saham terhadap pemberi pinjaman.
c. Equity Multiplier (EM), rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mendayagunakan ekuitas pemegang saham. d. Interest Coverage (IC) atau Times Interest Earned, rasio yang berguna untuk mengetahui kemampuan laba dalam membayar biaya bunga untuk periode sekarang. Dari keempat rasio di atas penulis memilih rasio solvabilitas yang diwakii oleh debt to equity ratio (DER). DER merupakan salah satu rasio pengelolaan modal yang mencerminkan kemampuan perusahaan membiayai usaha dengan pinjaman dibanding dana yang disediakan pemegang saham. Analisis DER dalam laporan keuangan digunakan untuk mengukur tingkat penggunaan utang sebagai sumber
pembiayaan
perusahaan.
Semakin
tinggi
DER
menunjukkan
ketergantungan modal perusahaan terhadap pihak luar sehingga beban perusahaan juga semakin berat, tingginya DER selanjutnya akan memengaruhi minat investor terhadap saham suatu perusahaan. Dengan kata lain DER berpengaruh terhadap kinerja perusahaan. Rasio likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban-kewajibannya yang segera harus dibayar. menurut Mamduh Hanafi (2004;37) menjelaskan rasio likuiditas dapat dicari dengan menghitung: 1.
Rasio Lancar (current ratio), mengukur kemampuan perusahaan memenuhi utang jangka pendeknya (jatuh tempo kurang dari satu tahun) dengan menggunakan aktiva lancar.
2.
Rasio Cepat (quick ratio), mengeluarkan persediaan dari komponen aktiva lancar. Dari ketiga komponen aktiva lancar (kas, piutang dagang dan persediaan), persediaan biasanya dianggap sebagai aset yang paling tidak likuid.
Dalam penelitian ini penulis menggunakan rasio lancar (current ratio) sebagai indikator untuk mengukur likuiditas perusahaan. Karena current ratio digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya. Jadi semakin tinggi current ratio, berarti semakin besar kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendek. Akan tetapi semakin tinggi current ratio akan berpengaruh negatif terhadap
kemampuan memperoleh laba (rentabilitas), karena sebagian modal kerja tidak berputar atau mengalami pengangguran. Menurut Martono dan Agus Harjito (2007:231) saham adalah : "Saham
adalah
tanda
bukti
kepemilikan
atau
penyertaan
pemegangnya atas perusahaan yang mengeluarkan saham tersebut (emiten). Saham juga merupakan bukti pengambilan bagian atau peserta dalam perusahaan yang berbentuk PT (Perseroan Terbatas)." Jadi dapat disimpulkan bahwa saham adalah tanda bukti keikutsertaan dalam permodalan perusahaan dan mempunyai hak atas sebagian kekayaan perusahaan itu dan proporsinya sesuai dengan jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham tersebut. Jumlah saham yang dimiliki oleh pemegang saham dari suatu perusahaan dengan asumsi bila jumlah saham semakin tinggi yang dapat meningkatkan modal sendiri perusahaan dapat pula merendahkan pinjaman dari luar dapat berupa utang jangka panjang begitupun sebaliknya bila jumlah saham rendah dapat merendahkan modal sendiri perusahaan yang berakibat meningkatkan pinjaman dari luar. Dengan kata lain peningkatan jumlah saham dapat mengoptimalkan struiktur modal perusahaan. Berdasarkan pemikiran tersebut penelitian ini mencoba menganalis faktorfaktor yang berpengaruh terhadap harga saham, yaitu solvabilitas yang diukur dengan debt to equity ratio dan likuiditas perusahaan yang diukur dengan current ratio. Berdasarkan kerangka pemikiran diatas dapat dilihat bagan kerangka pemikiran sebagai berikut :
Gambar 1.1 Bagan Kerangka Pemikiran
Laporan Keuangan
Rasio Keuangan
Rasio Solvabilitas
Rasio Likuiditas
DER
Current Ratio (CR)
Rasio Aktivitas
Rasio Leverage
Harga Saham Keterangan : --------------- : diteliti - - - - - - - - - : tidak diteliti
1.6
Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka pemikiran diatas maka dapat disusun hipotesis
sebagai berikut : 1. Solvabilitas dan likuiditas berpengaruh terhadap harga saham secara simultan. 2. Solvabilitas dan likuiditas berpengaruh terhadap harga saham secara parsial.
1.7
Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif dan verifikatif. Metode deskriptif menggambarkan atau melukiskan atas setiap data aktual serta fenomena yang ada. Menurut Cooper and Shindler (2003:10), metode deskriptif: A descriptive study tries to discover answer to the question who, what, when, where and sometimes how to describe or define a subject, often by creating a profile of a group of problems, people or event . Artinya suatu deskriptif mencoba mempelajari untuk menemukan jawaban dari suatu pertanyaan siapa, apa, kapan, dimana dan terkadang bagaimana untuk menggambarkan atau mendefinisikan suatu persoalan, yang terkadang dibuat oleh suatu riwayat dari pengelompokan permasalahan- permasalahan, orang atau kejadian. Sedangkan definisi metode verifikatif menurut Rasdihan Rasyad (2003 : 6) adalah sebagai berikut: Metode verifikatif adalah metode yang digunakan untuk melakukan perkiraan ( estimate ) dan pengujian hipotesis. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, aktual dan akurat mengenai fakta fakta, sifat
sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Bentuk
atau jenis
penelitian ini dalam pelaksanaannya adalah deskripsi-verifikatif dengan metode penelitian explanatory survey, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menafsirkan hubungan antara variabel dengan cara menginterpretasikan terlebih dahulu kesimpulan yang akan diperoleh melalui pengajuan hipotesis. Dalam penelitian ini penulis mendapatkan data yang diperoleh dari laporan keuangan perusahaan yang telah dipublikasikan (data sekunder) yang kemudian diolah sesuai dengan permasalahan yang akan diteliti, adapun operasional variebel yang digunakan yaitu harga saham sebagai variabel tidak bebas
(dependent)
sedangkan
solvabilitas
merupakan
variabel
bebas
(independent),
dan
likuiditas
merupakan
variabel
bebas
(independent).
selanjutnya penulis melakukan analisis regresi dan korelasi karena penelitian ini menggunakan dua variabel bebas (independent) dan satu variabel tidak bebas (dependent). Analisis regresi digunakan untuk mengetahui sejauh mana adanya hubungan variabel independen dan dependen. Sedangkan analisis korelasi digunakan untuk menerangkan kekuatan dan arah hubungan antara variabel independen dan dependen. Untuk pengujian hipotesis dilakukan dengan uji t untuk pengujian secara parsial dan uji F untuk pengujian secara simultan.
1.8 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Jakarta, melalui situs internet www.id.wilkipedia.com,www.jsx.co.id
/ www.bei.go.id , www.bapepam.go.id,
www.detikfinance.com,www.one.indoskripsi.com,2008,www.detikfinance.com
serta media cetak dan elektronik yang berskala nasional. Adapun waktu penelitian dilakukan mulai bulan Juli 2008 sampai dengan bulan Januari 2009.