BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah
Kebutuhan transportasi pada masa sekarang ini merupakan kebutuhan yang
sangat mendasar bagi seluruh lapisan masyarakat. Tidak dapat dipungkiri bahwa pada saat ini arti penting sarana transportasi sangatlah dirasakan oleh seluruh golongan masyarakat baik yang berada di daerah perkotaan maupun pedesaan dan berbagai sektor kehidupan lainnya. Salah satu alat transportasi yang paling banyak digunakan oleh masyarakat Indonesia adalah bus. Data dari Departemen Perhubungan menunjukan bahwa pada tahun 2010 sebanyak 11.036.750 masyarakat di 8 provinsi yang tidak memiliki alat transportasi pribadi menggunakan bus sebagai alat transportasi mereka. Bus dirasa oleh masyarakat sebagai pilihan transportasi yang terjangkau dan ideal. Biaya yang relatif murah serta perjalanan yang cukup nyaman membuat bus menjadi pilihan bagi masyarakat baik di dalam kota maupun antar kota. Saat ini, banyak sekali jenis transportasi yang dapat digunakan. Dengan semakin banyaknya moda transportasi yang tersedia tersebut, maka manajemen perusahaan yang bergerak di bidang jasa angkutan bus dituntut menerapkan sistem pelayanan yang baik. Jasa transportasi yang dikelola dengan baik akan mengatasi persaingan-persaingan yang terjadi. 1
2
PO Prima Group merupakan perusahaan yang bergerak di bidang jasa
transportasi. Kegiatan utama PO Prima Group adalah menyediakan jasa transportasi darat yang meliputi jasa angkutan penumpang antar kota. Saat ini perusahaan
mengoperasikan 54 unit armada bus penumpang yang diklasifikasi berdasarkan
kapasitas jumlah penumpang, di antaranya : 12 bus besar, 24 bus sedang dan 18 bus
kecil.
Untuk perusahaan yang bergerak di bidang jasa transportasi, PO Prima Group
sangat membutuhkan aset tetap dalam melaksanakan kegiatan usahanya. Aset tetap merupakan aset yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksud untuk dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun. Aset tetap merupakan sumber ekonomi yang diharapkan memberikan manfaat usaha di kemudian hari. Aset tetap dibagi menjadi 2 kategori, yaitu aset tetap berwujud dan aset tetap tidak berwujud. Aset tetap berwujud adalah aset yang dimiliki oleh perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk disewakan ke pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode. Sedangkan aset tetap tidak berwujud adalah aset non moneter yang dapat diidentifikasi dan tidak mempunyai wujud fisik.
3
Aset tetap berwujud merupakan aset perusahaan yang nilainya besar, memiliki manfaat yang relatif lama dan menjadi alat utama perusahaan dalam menghasilkan pendapatan, oleh karena itu diperlukan pengelolaan yang efektif dan efisien.
Aset tetap berwujud yang biasanya diperoleh perusahaan adalah tanah,
bangunan, mesin, kendaraan dan peralatan. Begitu pula dengan PO Prima Group yang
memiliki aset tetap utama yaitu kendaraan (dalam hal ini bus). Bus menjadi aset tetap
yang utama karena menjadi aset tetap yang paling digunakan oleh PO Prima Group dalam menjalankan kegiatan usahanya yang bergerak di bidang jasa transportasi. Selain bus, PO Prima Group juga memiliki aset tetap lain yang jumlahnya banyak dan nilainya besar. Daftar aset tetap yang dimiliki dapat dilihat pada Lampiran. Dalam pengelolaan aset tetapnya, PO Prima Group belum menerapkan standar akuntansi yang berlaku. Padahal, aset tetap berwujud yang menjadi aset utama perusahaan dalam menghasilkan pendapatan perlu pengelolaan dan pengambilan keputusan yang tepat dalam pemeliharaan, penggunaan dan pencatatan akuntansi. Oleh karena itu, pencatatan dan pengelolaan aset tetap perlu disesuaikan dengan standar akuntansi yang berlaku. Dimulai dari nilai perolehan, pencatatan umur ekonomis, penyusutan dan nilai sisa. Hal ini agar penggunaan aset tetap berwujud yang dimiliki perusahaan lebih efektif. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI) telah menyiapkan SAK-ETAP (Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik) yang resmi diberlakukan efektif 1 Januari 2011. SAK-ETAP ini adalah suatu prinsip, prosedur, metode atau aturan penyusunan laporan keuangan untuk Entitas Tanpa Akuntansi Publik (ETAP).
4
Entitas tanpa akuntabilitas publik adalah entitas yang tidak memiliki akuntabilitas publik signifikan dan menerbitkan laporan keuangan untuk tujuan
umum bagi pengguna eksternal. Contoh pengguna eksternal adalah pemilik yang
tidak terlibat langsung dalam pengelolaan usaha, kreditur dan lembaga pemeringkat
kredit. Suatu entitas dikatakan memiliki akuntabilitas publik signifikan jika :
(a) Entitas telah mengajukan pernyataan pendaftaran, atau dalam proses
pengajuan pernyataan pendaftaran, pada otoritas pasar modal atau regulator lain untuk tujuan penerbitan efek di pasar modal; atau (b) Entitas menguasai aset dalam kapasitas sebagai fidusia untuk sekelompok besar masyarakat, seperti bank, entitas asuransi, pialang dan atau pedagang efek, dana pensiunan, reksa dana dan bank investasi. PO Prima Group merupakan perusahaan yang termasuk ke dalam kriteria entitas tanpa akuntabilitas publik sehingga PO Prima Group boleh memilih menggunakan SAK ETAP sebagai acuan untuk menetapkan kebijakan akuntansi. Untuk meningkatkan keefektifan penggunaan aset tetap berwujud, manajemen perusahaan harus memperlakukan aset tetap berwujud yang dimiliki sesuai dengan Standar Akuntansi Keuangan ETAP Bab 15 agar manajemen dapat melakukan pengelolaan yang tepat sasaran pada aset tetap berwujud yang dimiliki. Terdapat 3 (tiga) penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini. Penelitian pertama dilakukan oleh Anita Tanjaya (2007) dengan judul “Penerapan PSAK No 16 Tentang Aset Tetap dan PSAK No 17 Tentang Penyusutan Aset Tetap pada PT Asia Abdi Sumatera Sei Rampah”.
5
Kesimpulan dari penelitian tersebut adalah PT Asia Abdi Sumatera Sei Rampah belum sepenuhnya menerapkan PSAK No 16 dan 17, di antaranya perusahaan belum menerapkan kebijakan penggolongan pengeluaran modal dan pendapatan, belum
melakukan telaah umur manfaat aset dan penyajian aset tetap di neraca belum memadai.
Penelitian kedua dilakukan oleh Aditya Hielmawan F (2011) dengan judul “Perlakuan
Akuntansi Aset Tetap Pada CV Golden Century berdasarkan International Accounting
Standard (IAS) 16”. Dalam penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa perlakuan akuntansi (pengakuan, pengukuran dan pengungkapan) yang dilakukan oleh CV Golden Century secara keseluruhan sudah sesuai dengan International Accounting Standard (IAS) 16. Penelitian ketiga dilakukan oleh Raisah R (2011) dengan judul “Tinjauan Atas Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Tidak Berwujud Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (Sak Etap) Bab 16 Pada Pt Usadi Sistemindo Intermatika”. Penelitian tersebut dilakukan terhadap aset tetap tidak berwujud yaitu hak paten. Penelitian tersebut menghasilkan kesimpulan bahwa perlakuan akuntansi hak paten pada PT Usadi Sistemindo tidak sesuai. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul : “Implementasi Perlakuan Akuntansi Aset Tetap Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Bab 15 Pada PO Prima Group”.
6
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang sudah diuraikan sebelumnya, maka
penulis akan membatasi ruang lingkup masalah pada aset tetap berwujud yang
dimiliki perusahaan.
Masalah yang teridentifikasi adalah sebagai berikut :
a. Bagaimana
perlakuan
akuntansi
(pengakuan,
pengukuran
dan
pengungkapan) terhadap aset tetap berwujud yang dilakukan oleh PO
Prima Group. b. Apakah perlakuan akuntansi aset tetap berwujud di PO Prima Group sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Bab 15.
1.3
Tujuan dan Manfaat Penelitian
1.3.1 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut: a. Untuk
mengetahui
bagaimana
perlakuan
akuntansi
(pengakuan,
perngukuran dan pengungkapan) terhadap aset tetap berwujud yang dilakukan oleh PO Prima Group. b. Untuk mengetahui apakah perlakuan akuntansi aset tetap berwujud di PO Prima Group sudah sesuai dengan Standar Akuntansi Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK ETAP) Bab 15.
7
1.3.2 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi :
a. Penulis
Dapat memberikan informasi mengenai perlakuan akuntansi aset tetap
berwujud yang dilakukan oleh PO Prima Group, sehingga dapat
membandingkannya dengan teori yang diperoleh selama perkuliahan.
b. Perusahaan
Dapat dijadikan bahan pertimbangan oleh PO Prima Group untuk lebih memperhatikan perlakuan serta pengelolaan akuntansi terhadap aset tetap berwujud dengan tepat sesuai dengan standar akuntansi yang berlaku. c. Ilmu Pengetahuan -
Memberikan informasi mengenai bagaimana perlakuan akuntansi aset tetap berwujud berdasarkan SAK-ETAP.
-
Menjadi bahan kajian lebih lanjut bagi penelitian berikutnya yang melakukan penelitian pada bidang kajian atau objek yang sama.
1.4
Pendekatan Masalah Aset tetap berwujud merupakan salah satu aset perusahaan yang nilainya
cukup besar, sehingga memerlukan perhatian yang cukup besar dalam melakukan pengelolaannya secara efektif dan efisien sesuai dengan peraturan-peraturan yang ditetapkan dalam SAK ETAP Bab 15, agar pengelolaan yang dilakukan dapat dipertanggungjawabkan secara baik dan benar tanpa menyalahi peraturan yang ada.
8
Zaki Baridwan dalam buku Intermediate Accounting menyatakan bahwa : “Aktiva berwujud adalah aktiva-aktiva yang berwujud yang sifatnya relatif permanen yang digunakan dalam kegiatan perusahaan yang normal.” (2004 : 271).
Sedangkan menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (SAK ETAP) Bab 15 paragraf 8, Aset tetap adalah aset berwujud yang
dimiliki untuk digunakan dalam produksi atau penyediaan barang atau jasa, untuk
disewakan ke pihak lain, atau untuk tujuan administratif dan diharapkan akan digunakan lebih dari satu periode. Soemarso S. R (2005 : 20) mengatakan bahwa yang dimaksud aset tetap ialah aktiva berwujud yang : a. Masa manfaatnya lebih dari 1 tahun. b. Digunakan dalam kegiatan perusahaan. c. Dimiliki tidak untuk dijual kembali dalam kegiatan normal perusahaan. d. Nilai cukup besar. Perusahaan menetapkan harga perolehan dalam mendapatkan aset tetap berwujud. Pengertian biaya perolehan menurut Zaki Baridwan dalam buku Intermediate Accounting (2004 : 274) adalah “Jumlah kas atau setara kas yang dibayarkan atau nilai wajar imbalan lain yang diberikan untuk memperoleh suatu aktiva pada saat perolehan atau konstruksi sampai dengan aktiva tersebut dalam kondisi dan tempat yang siap untuk digunakan.” Pengakuan aset tetap berwujud diperkenankan jika perusahaan memenuhi kriteria pengakuan. Johar Arifin dalam buku Akuntansi Pajak dengan Microsoft Excel
9
menyatakan bahwa “kriteria Pengakuan yaitu : 1) kemungkinan besar perusahaan akan memperoleh manfaat ekonomis masa depan dari aset tersebut dan 2) biaya perolehan aset tersebut dapat diukur secara andal”. (2009:148).
Perusahaan harus melakukan penyusutan untuk aset tetap berwujud yang
dimiliki. Istilah ini dalam akuntansi dikenal dengan depresiasi. Menurut Zaki
Baridwan, “Depresiasi adalah sebagian dari harga perolehan aktiva tetap yang secara
sistematis dialokasikan menjadi biaya setiap periode akuntansi. Aktiva yang dapat disusutkan adalah aktiva yang : a) diharapkan untuk digunakan selama lebih dari satu periode akuntansi, b) memiliki masa manfaat yang terbatas dan c) dimiliki oleh suatu perusahaan untuk digunakan dalam produksi atau memasok barang atau jasa, untuk disewakan atau untuk tujuan administrasi.” (2004 : 305). Aset tetap berwujud harus disajikan dalam laporan keuangan, adapun pengungkapan aset tetap berwujud harus sesuai dengan yang telah diatur dalam SAK ETAP Bab 15. Berdasarkan hal-hal yang telah dijelaskan sebelumnya, maka perusahaan sudah seharusnya menerapkan perlakuan akuntansi aset tetap yang sesuai dengan SAK ETAP Bab 15, serta menyajikan pelaporan aset pada neraca sesuai dengan nilai yang sebenarnya.
10
1.5
Metodologi Penelitian
1.5.1 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode studi kasus yaitu
suatu metode pengujian secara intensif dan rinci terhadap suatu objek yang
sesungguhnya dengan menelaah secara mendalam sesuai dengan teori-teori yang
telah dipelajari dengan maksud untuk memahami berbagai kaitan yang ada untuk
selanjutnya diambil suatu kesimpulan.
1.5.2 Objek Penelitian Perlakuan aset tetap berwujud pada PO Prima Group merupakan topik yang akan diteliti pada penelitian ini.
1.5.3 Subjek Penelitian a. Jenis data yang dalam penelitian ini adalah : 1) Data Subjek Data subjek adalah data yang diperoleh dari pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan perlakuan akuntansi aset tetap berwujud pada PO Prima Group. 2) Data Dokumenter Data dokumenter adalah data berupa sejarah, struktur, dan kebijakankebijakan mengenai pengelolaan aset tetap berwujud di PO Prima Group.
11
b. Sumber data dalam penelitian ini adalah : 1) Data Primer
Data primer adalah sumber data penelitian yang diperoleh atau dikumpulkan langsung dari sumber asli tidak melalui perantara. Data
diambil langsung melalui wawancara dengan pemilik dan bagian yang
mencatat informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan proses pelaksanaan pengelolaan aset tetap berwujud pada PO Prima Group.
2) Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung yang merupakan data yang telah diolah. Data sekunder yang diperoleh berasal dari sumber internal dan eksternal. Sumber data sekunder internal berasal dari perusahaan, yaitu berupa laporan keuangan, laporan kinerja karyawan dan lain-lain yang kemudian dianalisis. Sedangkan sumber data eksternal berasal dari buku teks, studi media elektronik seperti internet melalui situs terkait, jurnal dan artikel.
1.5.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini berupa : a. Wawancara, dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan secara langsung kepada pemilik dan bagian yang mencatat informasi mengenai hal-hal yang berhubungan dengan proses pelaksanaan pengelolaan aset tetap berwujud pada PO Prima Group.
12
Dalam pelaksanaan metode wawancara ini, penulis membuat pertanyaan
terstruktur yang disesuaikan dengan SAK ETAP Bab 15 untuk memudahkan
perolehan data. Pernyataan terstruktur tersebut dapat dilihat pada Lampiran.
b. Observasi, dilakukan dengan cara mempelajari dan mengadakan pengamatan
secara langsung ke perusahaan, pada bagain-bagian yang terkait dan
dilakukan dalam situasi sebenarnya.
c. Studi Pustaka, dilakukan dengan cara memperoleh data sebagai landasan teori
dari buku-buku referensi dan catatan dari berbagai literatur yang berhubungan dengan masalah yang dibahas.
1.5.5 Metode Pengolahan Dan Analisis Data Data-data yang dikumpulkan dalam penelitian ini diolah dengan menganalisis data tersebut secara teoritis sehingga dapat diketahui perlakuan akuntansi aset tetap berwujud berdasarkan Standar Akuntansi keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas Publik (SAK-ETAP).
1.6
Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PO Prima Group yang beralamat di Jalan
Terusan Paseh 100, Kelurahan Tuguraja, Kecamatan Tawang, Kota Tasikmalaya. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2012.