69 BAB 6 PEMBAHASAN
6.1 Pengembangan Model Penilaian Kinerja berdasarkan DP3 ditinjau dari Sudut Metode Penjumlahan Variabel dengan Pendekatan Regresi Linier Berganda Berdasarkan tabel 5.4 di atas, diketahui bahwa nilai signifikansi sebesar 0,000 ( p < 0,05), maka hal ini berarti terdapat pengaruh secara bersama – sama seluruh variabel bebas (ketaatan, kerjasama dan prakarsa) terhadap variabel terikat (prestasi kerja). Dari hasil ini pula dapat diketahui besarnya prestasi kerja yang dapat dijelaskan dari variabel ketaatan, kerjasama dan prakarsa adalah sebesar 0,737. Sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model (tidak diteliti). Berdasarkan tabel 5.5 pada bab sebelumnya diperoleh Persamaan Regresi seperti : Y = 0.249X1 + 0.406X2 + 0.376X3 Nilai konstanta tidak masuk dalam model atau persamaan regresi karena nilai signifikansinya adalah sebesar 0,717, yang berarti nilai tersebut lebih besar dari nilai signifikansi penelitian sebesar 0.05 ( p > 0,05 ). Berdasarkan persamaan tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa prestasi kerja karyawan/pegawai dipengaruhi oleh variabel ketaatan dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,249, variabel kerjasama dengan nilai koefisien regresi sebesar 0,406 dan variabel prakarsa dengan nilai koefisien regresi 0,376. Artinya dengan asumsi variabel-variabel lain konstan, maka apabila seorang karyawan/pegawai ingin menambah 1 (satu) satuan nilai ketaatan yang ada, maka prestasi kerja yang akan dicapai akan bertambah sebesar 0,249 satuan, dan juga apabila ingin menambah 1 (satu ) satuan nilai kerjasama, maka prestasi kerja yang akan dicapai akan bertambah
70 sebesar 0,406 satuan, serta apabila ingin menambah 1 (satu) satuan nilai prakarsanya, maka prestasi kerja yang akan dicapai akan bertambah sebesar 0,376 satuan. Sehingga dengan persamaan ini seorang karyawan/pegawai dapat memprediksi prestasi kerja yang akan dicapainya apabila ia melakukan penambahan pada variabelvariabel yang ada. Uji t adalah uji mengetahui adanya pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel bebas ketaatan, prakarsa dan kerjasama terhadap prestasi kerja Berdasarkan tabel 5.5, diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.
Nilai thitung variabel ketaatan (X1) sebesar 2,722 dengan tingkat signifikansi 0.008 ( p < 0.05). Berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel ketaatan (X1) terhadap prestasi kerja.
2.
Nilai thitung variabel kerjasama (X2) sebesar 4,005 dengan tingkat signifikansi 0.000 (p < 0.05). Berarti ada pengaruh yang signifikan antara variabel kerjasama (X2) terhadap prestasi kerja.
3.
Nilai thitung variabel prakarsa (X3) sebesar 6,126 dengan tingkat signifikansi 0.000 ( p < 0.05). Berarti ada pengaruh yang signifikan antara prakarsa (X3) terhadap prestasi kerja. Berdasarkan tabel tersebut diatas pula, dapat dilihat bahwa nilai beta yang
merupakan petunjuk untuk melihat variabel yang dominan, nilai tertinggi dimiliki oleh variabel kerjasama (X2).
71 6.2 Pengembangan Model Penilaian Kinerja berdasarkan DP3 ditinjau dari Sudut Metode Penjumlahan
Variabel dengan Pendekatan Regresi
Polynomial Berdasarkan perhitungan statistik sebagaimana tabel 5.6 di atas, diperoleh nilai F hitung sebesar 46537,85. Jika F hitung tersebut dibandingkan dengan F tabel pada (7; 108; 0,05) yaitu sebesar 2,12 maka F hitung lebih besar dari F tabel sehingga terdapat pengaruh secara bersama–sama seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat (prestasi kerja). Sedangkan nilai p (probabilitas) yang mencapai 0,000 menunjukkan tingkat signifikansi terhadap hasil dari suatu perhitungan atau persamaan. Semakin kecil nilai probabilitas yang diperoleh semakin signifikan hasil yang diperoleh dari persamaan atau perhitungan tersebut. Dari hasil ini pula dapat diketahui besarnya prestasi kerja yang dapat dijelaskan dari variabel ketaatan, kerjasama dan prakarsa adalah sebesar 0,777. Sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model (tidak diteliti). Berdasarkan tabel 5.7 pada bab sebelumnya diperoleh Persamaan Regresi seperti di bawah ini : Y
=
342.688 + (-8.519X2 + 0.057X2² ) + (3.617X3 + -0.022X3² )
Dari persamaan regresi tersebut diatas, maka diketahui bahwa untuk variabel X1 tidak masuk dalam model dikarenakan nilai t hitung < t tabel (- 1,363 < ± 1,97 ) yang berarti nilai t hitung tersebut tidak bermakna. Artinya variabel X1 (ketaatan) tidak berpengaruh terhadap variabel Y (prestasi kerja). Demikian juga jika variabel tersebut ditingkatkan dua kali lipat, maka tetap saja variabel X1 (ketaatan) tidak berpengaruh terhadap variabel Y (prestasi kerja).
72 Berdasarkan persamaan regresi tersebut diatas pula dapat dijelaskan bahwa prestasi kerja seorang pegawai/karyawan dipengaruhi oleh 2 (dua) macam variabel bebas, yaitu variabel kerjasama dan prakarsa dan 1 (satu) variabel lain yaitu berupa konstanta yang merupakan prestasi kerja yang dicapai oleh seorang karyawan/ pegawai apabila ia melakukan aktifitas walaupun aktifitas lain berupa kerjasama dan prakarsa tidak dilakukan. Dari hasil itu pula apabila seorang pegawai/karyawan melakukan peningkatan kerjasama sebesar 1 (satu) satuan, maka ia akan mendapatkan penurunan prestasi kerja sebesar 8,519 satuan. Dan apabila ia melakukan peningkatan nilai kerjasama menjadi dua kali lipat , maka ia akan mendapatkan tambahan prestasi kerja sebesar 0,057 satuan. Demikian juga apabila seorang karyawan melakukan peningkatan nilai prakarsa sebesar 1 (satu) satuan, maka ia akan menadapatkan tambahan prestasia kerja sebesar 3,617 satuan sedangkan apabila ia meningkatkan prakarsanya menjadi dua kali lipat maka justru akan menurunkan prestasi kerjanya sebesar 0,022 satuan. Uji t adalah uji mengetahui adanya pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel bebas ketaatan, prakarsa dan kerjasama terhadap prestasi kerja Berdasarkan tabel 5.8, diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1
Nilai thitung variabel ketaatan (X11) sebesar -1,363. Sedangkan nilai t tabel adalah sebesar 1,97. Oleh karena t hitung lebih kecil dari t tabel maka tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel ketaatan (X11) terhadap prestasi kerja.
2
Nilai thitung variabel ketaatan (X12) sebesar 1,538. Sedangkan nilai t tabel adalah sebesar 1,97. Oleh karena t hitung lebih kecil dari t tabel maka tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel ketaatan (X12) terhadap prestasi kerja.
73 3
Nilai thitung variabel kerjasama (X21) sebesar -2,174. Sedangkan nilai t tabel adalah sebesar 1,97. Oleh karena t hitung lebih besar dari t tabel maka ada pengaruh yang signifikan antara variabel kerjasama (X21) terhadap prestasi kerja.
4
Nilai thitung variabel kerjasama (X22) sebesar 2,280. Sedangkan nilai t tabel adalah sebesar 1,97. Oleh karena t hitung lebih besar dari t tabel maka ada pengaruh yang signifikan antara variabel kerjasama (X22) terhadap prestasi kerja.
5
Nilai thitung variabel prakarsa (X31) sebesar 3,050. Sedangkan nilai t tabel adalah sebesar 1,97. Oleh karena t hitung lebih besar dari t tabel maka ada pengaruh yang signifikan antara variabel prakarsa (X31) terhadap prestasi kerja.
6
Nilai thitung variabel prakarsa (X32) sebesar -2,750. Sedangkan nilai t tabel adalah sebesar 1,97. Oleh karena t hitung lebih besar dari t tabel maka ada pengaruh yang signifikan antara variabel prakarsa (X32) terhadap prestasi kerja.
6.3 Pengembangan Model Penilaian Kinerja berdasarkan DP3 ditinjau dari Sudut Metode Penjumlahan Variabel dengan Pendekatan Regresi Logistik Berdasarkan pada tabel 5.8 pada bab 5 di atas diketahui bahwa nilai Cox and Snell R2 diperoleh nilai 0,501 dengan demikian variabel bebas yang dapat menjelaskan variabel tergantung (prestasi kerja) adalah sebesar 0,501 sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model. Sedangkan nilai p (probabilitas) yang diperoleh yaitu 0,000. Untuk mengetahui variabel mana yang berpengaruh terhadap prestasi kerja dapat diketahui dengan penjelasan sebagai berikut : 1
Nilai signifikansi variabel ketaatan (X1) sebesar 0,007 (p < 0,05). Oleh karena nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 maka ada pengaruh variabel ketaatan terhadap prestasi kerja.
74 2
Nilai signifikansi variabel kerjasama (X2) sebesar 0,004 (p < 0,05). Oleh karena nilai signifikansi ini lebih kecil dari 0,05 maka ada pengaruh variabel kerjasama terhadap prestasi kerja.
3
Nilai signifikansi variabel prakarsa (X3) sebesar 0,348 (p > 0,05). Oleh karena nilai signifikansi ini lebih besar dari 0,05 maka tidak ada pengaruh variabel prakarsa terhadap prestasi kerja. Berdasarkan tabel diatas maka diperoleh persamaan regresi seperti di bawah
ini : Y=
1 1+ e
− ( −136, 284 + 0 , 651 X 1 + 0 ,839 X 2 )
Dari persamaan tersebut diatas, dapat dijelaskan bahwa apabila nilai e diganti dengan nilai bilangan logaritma natural sebesar 2,7183, maka prestasi kerja yang dicapai oleh seorang karyawan/pegawai dipengaruhi oleh variabel ketaatan sebasar 0,651 satuan dan variabel kerjasama sebesar 0,839 satuan. Sehingga apabila ia ingin meningkatkan nilai masing-masing variabel bebas tersebut, maka dapat diprediksi prestasi kerja yang akan dicapainya.
6.4 Pengembangan Model Penilaian Kinerja berdasarkan DP3 ditinjau dari Sudut Metode Penjumlahan
Variabel dengan Pendekatan Regresi
Logaritma Berdasarkan tabel 5.9 diperoleh hasil perhitungan statistik dengan nilai F hitung sebesar 69542,776. Jika F hitung tersebut dibandingkan dengan F tabel pada (4; 111; 0,05) yaitu sebesar 2,45 maka F hitung lebih besar dari F tabel sehingga terdapat pengaruh secara bersama – sama seluruh variabel bebas terhadap variabel terikat (prestasi kerja).
75 Dari hasil ini pula dapat diketahui besarnya prestasi kerja yang dapat dijelaskan dari variabel ketaatan, kerjasama dan prakarsa (koefisien determinasi/R²) adalah sebesar 0,732. Sisanya dijelaskan oleh variabel lain yang tidak masuk dalam model (tidak diteliti). Sedangkan nilai p (probabilitas)nya adalah 0.000. Uji t adalah uji mengetahui adanya pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel bebas ketaatan, prakarsa dan kerjasama terhadap prestasi kerja Berdasarkan tabel 5.10, diatas dapat dijelaskan sebagai berikut : 1.
Nilai thitung variabel ketaatan (X1) sebesar 2,776. Sedangkan nilai t tabel adalah sebesar 1,97. Oleh karena t hitung lebih besar dari t tabel maka ada pengaruh yang signifikan antara variabel ketaatan (X1) terhadap prestasi kerja.
2.
Nilai thitung variabel kerjasama (X2) sebesar 4,029. Sedangkan nilai t tabel adalah sebesar 1,97. Oleh karena t hitung lebih besar dari t tabel maka ada pengaruh yang signifikan antara variabel kerjasama (X2) terhadap prestasi kerja.
3.
Nilai thitung variabel prakarsa (X3) sebesar 5,982. Sedangkan nilai t tabel adalah sebesar 1,97. Oleh karena t hitung lebih besar dari t tabel maka ada pengaruh yang signifikan antara variabel prakarsa (X3) terhadap prestasi kerja. Sehingga diperoleh Persamaan Regresi seperti di bawah Ini :
Y = - 262.896 + 19.597 Ln X1 + 32.290 LnX2 + 26.460 LnX3 Berdasarkan persamaan tersebut di atas dapat dijelaskan bahwa prestasi kerja karyawan/pegawai dipengaruhi oleh variabel ketaatan dengan nilai koefisien regresi sebesar 19,597, variabel kerjasama dengan nilai koefisien regresi sebesar 32,290 dan variabel prakarsa dengan nilai koefisien regresi 26,460 dan variabel konstanta sebesar (–262,896) yang merupakan nilai prestasi kerja yang dicapai oleh seorang karyawan/ pegawai apabila ia melakukan aktivitas walaupun aktifitas lain berupa ketaatan, kerjasama dan prakarsa tidak dilakukan. Artinya dengan asumsi variabel-variabel lain
76 konstan, maka apabila seorang karyawan/pegawai ingin menambah 1 (satu) satuan nilai ketaatan yang ada, maka prestasi kerja yang akan dicapai akan bertambah sebesar Ln 19,597, dan juga apabila ingin menambah 1 (satu ) satuan nilai kerjasama, maka prestasi kerja yang akan dicapai akan bertambah sebesar Ln 32,290, serta apabila ingin menambah 1 (satu) satuan nilai prakarsanya, maka prestasi kerja yang akan dicapai akan bertambah sebesar Ln 26,460. Sehingga dengan persamaan ini seorang karyawan/pegawai dapat memprediksi prestasi kerja yang akan dicapainya apabila ia melakukan penambahan pada variabel-variabel yang ada.
6.5 Penentuan Model yang Sesuai untuk Penilaian Kinerja berdasarkan DP3 ditinjau dari Berbagai Model Persamaan Regresi 6.5.1 Penentuan Model berdasarkan Nilai Statistik R², F hitung dan p ( probabilitas ) Berdasarkan hasil analisis statistik yang telah dilakukan pada bab-bab sebelumnya maka model yang sesuai dapat dilihat berdasarkan nilai R square dari masing –masing metode uji regresi, baik regresi parametrik maupun regresi non parametrik. Berikut ini adalah tabel perbandingan nilai R², F hit, dan p: Tabel 5.11 Perbandingan nilai R², F hitung dan probabilitas
Metode regresi Linier berganda Polinomial Logistik Logaritma
Nilai R2 0,737 0,777 0,501 0,732
Nilai F hitung 103.628 46537.815 69542.776
Nilai p (probabilitas) 0.000 0.000 0.000 0.000
77 Berdasarkan tabel tersebut maka jika yang menjadi patokan metode yang paling sesuai berdasarkan nilai R² maka metode yang sesuai untuk penilaian kinerja adalah model regresi polinomial (kuadratik) dengan nilai R² tertinggi yaitu 0,777, p = 0,000 dan F hitung = 46537,815. Namun Jika dilihat dari nilai F hitung yang didapat, maka model regresi logaritma merupakan model yang lebih baik dengan nilai F hitung sebesar 69542.776, p = 0,000 dan R² = 0,732. Sehingga kita menjadi kesulitan untuk mencari mana model yang lebih baik diantara ke 4 (empat) model yang diuji di atas. Berdasarkan pada kondisi tersebut di atas, maka untuk pengambilan keputusan mengenai model mana yang lebih baik, akan dilakukan pengujian melalui pendekatan NFGDT (Nominal Of Focus Group Discussion Technique).
6.5.2 Penentuan Model berdasarkan NFGDT (Nominal Focus Group Discussion Technique) Berdasarkan hasil survey pakar tentang pengembangan model penilaian kinerja pegawai negeri sipiul berdasarkan akumulasi daftar penilaian pelaksanaan pekerjaan (DP3) ditinjau dari sudut akumulasi variabel dengan berbagai pendekatan yang telah dilakukan maka persamaan model regresi yang dianggap lebih baik dapat dilihat pada table 5.12 hasil penghitungan statistik di bawah ini : Tabel 5.12 Hasil Penghitungan Statistik NFGDT I Regresi Regresi Regresi Linier 1 Polynomial Logistik N Valid 5 5 5 Missing 0 0 0 Mean 6.60 8.80 3.80 Std. Deviation 1.52 .84 1.30 Variance 2.30 .70 1.70 Sum 33 44 19 Coef. Of Variation .230 .095 .342
Regresi Logaritma 5 0 7.20 .84 .70 36 .117
78 Setelah dilakukan pengulangan pada pengisian data oleh responden ahli, maka hasil yang didapat berdasarkan hasil pengitungan statistik selanjutnya seperti pada tabel 5.13 berikut : Tabel 5.13 Hasil Penghitungan Statistik NFGDT II
N
Valid Missing
Mean Std. Deviation Variance Sum Coef. Of Variation
Regresi Linier
5 0 7.70 1.41 2.00 35 .183
Regresi Polynomial 5 0 9.20 .836 .70 46 .091
Regresi Logistik
5 0 4.40 1.14 1.30 22 .259
Regresi Logaritma 5 0 6.40 1.14 1.30 32 .178
Sehingga dapat dikatakan bahwa model regresi yang lebih baik diantara ke 4 (empat) model tersebut adalah model regresi polynomial, karena memiliki nilai coefisien of variation terendah, yang berarti tingkat kemufakatan musyawarah yang merupakan kesepakatan untuk menentukan model yang terbaik adalah tinggi.