BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN
Setelah pengumpulan data kemudian analisa terhadap data yang diperoleh dari hasil wawancara dan observasi dengan narasumber dari PT. XL Axiata Tbk, khususnya divisi Marketing Communication dan di dasari dengan teori-teori terkait yang mendukung pembahasan penelitian maka berikut adalah simpulan dan saran, antara lain :
5.1 1.
Simpulan Strategi komunikasi di XL meliputi strategi komunikasi brand XL itu sendiri dan produk. Strategi komunikasi yang dilakukan, dibuat secara sinergis dengan personality brand dan key imagery XL (fun, excitement, simple, creative, dependable, and affordable). Dimana hal tersebut merupakan citra merek yang ingin dibentuk, dikembangkan, dan divisualisasikan dalam setiap kegiatan komunikasi pemasaran yang dilakukan.
2.
Tindakan komunikasi di XL bertujuan untuk membentuk kesadaran publik terhadap produk dan citra merek. Aktivitas komunikasi pemasaran dilakukan melalui media komunikasi atau secara langsung seperti event press conference dan event penjualan.
3.
Kerjasama yang dilakukan dalam program bundling antara XL dengan Nexian berada pada semua aspek antara lain; mulai dari produk, marketing, brand communication, sampai pada media communication dan event. Semua aktivitas 134
135 merupakan kolaborasi bersama dengan prinsip win-win solution, dimana keduanya haruslah memiliki kewajiban yang sama besar untuk menghasilkan keuntungan bagi keduanya. 4.
Penentuan atau pemilihan brand endorser menjadi hal yang diperhatikan sebab memiliki dampak yang linear terhadap citra merek dan produk yang didukungnya. Pesan dan strategi komunikasi dapat dikembangkan dari adanya brand endorser. Baik melalui komunikasi verbal ataupun visual dari brand endorser tersebut.
4.
Marketing public relations lahir dari adanya keadaan dimana mahalnya biaya, ruang yang semakin sempit, dan ketidakpercayaan juga kejenuhan masyarakat terhadap iklan. Dengan marketing public relations, perusahaan dapat memasarkan produk dengan relatif lebih murah daripada iklan namun memiliki tingkat kepercayaan yang tinggi. Hal ini terjadi sebab dipengaruhi oleh faktor kelengkapan informasi yang diberikan, menggunakan pihak ketiga sebagai pembicara atau influencer, dan bahasa penyampaian yang sederhana, tidak persuasif, dan lebih diolah dengan sudut pandang konsumen.
5.
Marketing public relations bukan merupakan sebuah profesi secara strukural seperti PR, namun lebih kepada media komunikasi yang digunakan dengan menggunakan kaidah kehumasan. PR merupakan humas bagi perusahaan untuk berkomunikasi dengan publik dan wartawan, namun MPR adalah kegiatan dengan prinsip kehumasan mengenai produk dan citra merek yang dilakukan oleh marketing communication untuk berbicara kepada konsumen.
136 6.
Marketing public relations lebih dipandang sebagai fungsi atau ilmu dalam berkomunikasi pemasaran era modern. Sebab perkembangannya yang baru dilakukan beberapa tahun terakhir dan ditunjukkan melalui bentuknya yang bebas dan fleksibel.
7.
Strategi komunikasi dalam marketing public relations terletak pada pemilihan public figure atau influencer. Sebab public figure tersebut yang akan memberikan testimoni atau pendapatnya mengenai produk setelah demo atau tes produk. Public figure dipilih dengan kaitannya terhadap citra merek produk dan kesesuaian dengan target audiens yang dapat dijaring.
5.2
Saran
Sehubungan dengan uraian simpulan diatas, maka penulis mengajukan beberapa saran yang diharapkan dapat berguna dalam pelaksanaan strategi komunikasi marketing public relation dan kaitannya terhadap pencitraaan merek sehingga diharapkan pelaksanaannya dapat lebih efektif dan lebih berkembang, yaitu : 5.2.1 Saran Akademis 1.
Saran akademis mengenai strategi komunikasi agar dapat memberikan inovasi, kreatifitas, dan trend baru dengan lebih baik lagi untuk bidang telekomunikasi dan masyarakat. Dengan mengembangkan citra merek yang sudah ada saat ini sehingga semakin positif sesuai dengan harapan yang ada di segala lini perusahaan baik stakeholder, konsumen, pengecer, distributor, dan pihak-pihak lain yang terlibat dalam jalannya usaha. Sesuai dengan teori Presentation of self, unsur
137 komunikasi 5W 1H dalam setiap aspek, dan tujuan komunikasi AIDDA dalam kegiatan komunikasi yang dijalankan. 2.
Mampu mengembangkan komunikasi di lingkungan internal dan eksternal dengan lebih baik lagi. Misalnya pada saat melakukan rapat, disksusi non formal, atau bentuk komunikasi lain seperti email dan telepon. Menerapkan alur komunikasi yang baik di lingkungan kerja, mengutamakan komunikasi dua arah dan mengolah feedback dengan baik dan responsif. Sehingga di industri yang serba cepat, perusahaan mampu bertahan dengan kekuatan komunikasi yang baik dan saling mendukung.
3.
Kegiatan marketing public relation adalah kegiatan komunikasi yang menarik sebab memiliki karakteristik yang berbeda dengan media lain. Belum semua perusahaan menerapkannya, dengan XL menerapkan kegiatan ini lebih dulu diharapkan agar dapat mengembangkan dengan lebih baik lagi. Tidak hanya bauran pemasaran namun juga untuk perkembangan marketing public relation itu sendiri. Dengan pola perilaku masyarakat yang dinamis sudah tentu media juga harus bergerak dinamis agar dapat selalu dekat dan menjangkau publiknya yaitu konsumen. Perkembangan dan inovasi dalam kegiatan marketing public relation dapat menambah keefektifan kegiatan komunikasi pemasaran secara umum dan tujuan
perusahaan
secara
khusus.
Hal
ini
dapat
diwujudkan
dengan
mengeksplorasi bentuk MPR selain yang sudah dilakukan oleh XL saat ini. Misalnya membuat event dengan tema aksi sosial atau masalah sosial yang ada.
138 5.5.2 Saran Praktis 1.
XL dapat membangun kekuatan komunikasi dengan konsumen lebih baik lagi, menerima masukan atau keluhan dari konsumen dan mengolahnya sehingga menjadi kekuatan atau peluang baru. Misalnya dengan menanggapi keluhan pengguna di berbagai media (koran, twitter, facebook, dan website) secara baik.
2.
Menjaga jalinan kerjasama dengan partner bundling yang sudah ada dan menambah vendor-vendor lain yang potensial bagi pasar. Dengan terus melakukan inovasi baik tema maupun content layanan dalam program bundling dan membuka kesempatan bagi vendor-vendor merek handset baru yang potensial dengan melakukan analisa dan survei yang terncana.
3.
Menjaga citra merek yang sudah dibangun dengan tetap dinamis, menjadi trendsetter dan innovator di bidang telekomunikasi khususnya untuk kegiatan komunikasi dan pemasaran. Hal ini dapat dilakukan dengan mempertimbangkan produk yang dibuat, pemasaran yang dilakukan dan materi komunikasi yang dipilih kemudian dirancang sampai kepada pemilihan dengan partner kerjasama sehingga keselarasan dari citra merek yang sudah dibangun dapat terjaga dan semakin baik.
4.
Selalu melaksanakan visi, misi, dan tujuan perusahaan agar dapat mencapai sebagai perusahaan telekomunikasi terbesar di Indonesia. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan riset dan analisa lingkungan secara berkala, baik terhadap kebutuhan pelanggan, keadaan pasar, dan kondisi pesaing.