133
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam perancangan interior klinik dermatologi di Jakarta menggunakan metode penelitian kualitatif. Menurut Sudarsono (2014), Penelitian kualitatif adalah penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis. Proses dan makna (perspektif subyek) lebih ditonjolkan dalam penelitian kualitatif. Landasan teori dimanfaatkan sebagai pemandu agar fokus penelitian sesuai dengan fakta di lapangan. Selain itu landasan teori juga bermanfaat untuk memberikan gambaran umum tentang latar penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Pendekatan penelitian kualitatif sering disebut dengan naturalistic inquiry. Apapun macam, cara atau corak analisis data kualitatif suatu penelitian, perbuatan awal yang senyatanya dilakukan adalah membaca fenomena. Setiap data kualitatif mempunyai karakteristiknya sendiri. Data kualitatif berada secara tersirat di dalam sumber datanya. Sumber data kualitatif adalah catatan hasil observasi, transkrip wawancara mendalam dan dokumen-dokumen terkait berupa tulisan ataupun gambar. Karakteristik penelitian kualitatif antara lain ialah latar alamiah dengan konteks utuh (holistik), instrumen penelitian berupa manusia, metode pengumpulan data observasi sebagai metode utama, analisis data secara induktif, proses lebih berperan penting daripada hasil, penelitian dibatasi oleh fokus, desain penelitian bersifat sementara, laporan bernada studi kasus, serta interpretasi ideografik. Metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif berupa pengamatan dengan berpartisipasi, wawancara mendalam, penyelidikan sejarah hidup, dan analisis konten. Gaya penelitian kualitatif berusaha mengkonstruksi realitas dan memahami maknanya. Sehingga penelitian kualitatif biasanya sangat memperhatikan proses, peristiwa dan otentisitas. Dalam penelitian kualitatif kehadiran nilai peneliti bersifat eksplisit dalam situasi yang terbatas, melibatkan subjek dengan jumlah relatif sedikit. Dengan demikian, hal yang umum dilakukan berkutat dengan analisis tematik. Peneliti kualitatif biasanya terlibat dalam interaksi dengan realitas yang ditelitinya. Peneiliti kualitatif memandang realita merupakan hasil rekonstruksi oleh individu
134
yang terlibat dalam situasi sosial dan menjalin interaksi secara intens dengan realitasyang ditelitinya.
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian terhadap klinik dermatologi ini dilakukan pada klinik dermatologi yang berlokasi di daerah Jakarta. Dalam penelitian ini akan dilakukan studi banding terhadap tiga klinik dermatologi yaitu Erha Dermatology Clinic yang berada di daerah Jakarta Barat, Natasha Skin Care Clinic dan Miracle Aesthetic Clinic yang berlokasi di daerah Jakarta Selatan. Pemilihan ketiga klinik dermatologi sebagai objek penelitian tersebut didasari pertimbangan adanya perbandingan antara segmen pelanggan, karakteristik, dan standar pelayanan tertentu diantara ketiganya yang akan dijadikan sebagai bahan studi kasus dalam perancangan interior klinik dermatologi. Penelitian ini dilaksanakan selama satu bulan terhitung dari Febuari – Maret tahun 2014. Penelitain meliputi data profil perusahaan, pengamatan terhadap pengunjung, aktifitas dan fasilitas di dalam klinik, sistem pelayanan klinik. Perubahan mengenai data yang diteliti pada masing-masing klinik dapat berubah sewaktu-waktu, namun data yang akan digunakan sebagai dasar perancangan merupakan data yang berlangsung selama periode Febuari – Maret tahun 2014.
Gambar 3.1 Time Schedule (Sumber : Arini & Pratiwi, 2014)
135
3.3 Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan jenis data kualitatif. Data kualitatif adalah data yang berupa keterangan atau kata-kata biasa. Data kualitatif digunakan sebagai dasar untuk mengetahui klasifikasi, bentuk, fungsi, dan makna ungkapan. Di samping itu, berdasarkan cara memperolehnya, penelitian ini menggunakan data primer, yaitu data yang dikumpulkan dan diolah sendiri oleh peneliti secara langsung dari objeknya.
3.4 Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif sangat beragam, hal ini disebabkan karena sifat dari penelitian kualitatif terbuka dan luwes, tipe dan metode pengumpulan data dalam penelitian kualitatif disesuaikan dengan masalah,tujuan penelitian, serta sifat objek yang diteliti. Metode yang paling banyak digunakan dalam penelitian kualitatif adalah metode wawancara dan observasi. Maka dengan itu, penelitian yang akan dilakukan ini pun menggunakan metode yang sama yaitu metode wawancara dan observasi. Alasan dipilihnya metode wawancara dalam penelitian ini adalah karena didalam penelitian ini, informasi yang diperlukan adalah berupa kata-kata yang diungkapkan subjek secara langsung, sehingga dapat dengan jelas menggambarkan perasaan subjek penelitian dan mewakili kebutuhan informasi dalam penelitian. Selain metode wawancara dan observasi, peniliti juga menggunakan metode pengumpulan data melalui studi literatur guna memperkuat kesoliditasan data yang didapat melalui metode wawancara dan observasi. 1. Studi Literatur Studi literatur adalah suatu bentuk pengumpulan data yang berhubungan dengan klinik dermatologi pada umumnya, baik yang berhubungan dengan jenis, fungsi, maupun kebutuhan yang ada dan dapat membantu dalam perancangan klinik dermatologi tersebut. Pengumpulan data tersebut mengenai tinjauan perancangan, tinjauan desain interior, serta tinjauan klinik dermatologi yang meliputi syarat-syarat pembangunan klinik, standar kesehatan pada klinik, teori-teori desain interior, dan hal lainnya yang berkaitan dengan perancangan interior pada klinik dermatologi. Pada perancangan ini, dibutuhkan juga studi mengenai teori-teori kecantikan serta
136
psikologi wanita. Pustaka yang menjadi acuan literatur dalam perancangan ini antara lain : •
Clinic Planning Design (Xiaobo, 2013) Buku ini berisi tentang dasar-dasar perancangan klinik dan sarana kesehatan. Menjelaskan tentang persyaratan bangunan klinik, kriteria desain pada klinik, besaran / luasan ruang serta fasilitas di dalam klinik, penggunaan material, fisika bangunan, sistem keamanan, sistem komunikasi dan teknologi, serta sistem operasional pada klinik.
•
Undang-undang Praktik Kedokteran tahun 2011 (Menkes RI, 2011) Buku ini berisi tentang peraturan pembangunan dan penyelenggaraan fasilitas kesehatan atau klinik. Menjelaskan tentang fungsi dasar klinik, jenis-jenis klinik, serta fasilitas yang wajib disediakan oleh klinik. Di dalamnya dijelaskan juga mengenai persyaratan lokasi dan lingkungan sekitar klinik, dan kriteria bangunan yang digunakan oleh klinik tersebut.
•
Kecantikan Perempuan Timur (Martha Tilaar, 2008) Buku ini banyak membicarakan tentang ungkap gagasan pikiran Martha Tilaar selama kurang lebih tiga puluh tahun berkecimpung dalam dunia perawatan diri dan kecantikan. Semacam auto-biografis tentang berbagai momentum dalam perjalanan hidup, pandangan hidup, latar kehidupan, cita-cita, kreasi, serta karya Martha Tilaar dalam dunia kecantikan. Terbagi dalam tujuh bagian, buku ini menampilkan berbagai segi kehidupan dunia Timur, terutama Jawa dan Nusantara, mulai dari mitos, doa-doa, kitab dan primbon, adat dan upacara, reramuan dan jejamuan, sampai pada pernik-pernik perawatan tubuh. Semuanya dalam lingkup yang eksotik: kecantikan. Dengan format yang eksklusif, buku ini semakin istimewa dengan ilustrasi dan desain yang menawan. Pada bagian lain, Martha Tilaar juga membagi suka-duka perjalanan kariernya sebagai seorang pelopor wiraswasta yang berhasil menggali khasanah budaya Nusantara, mengambil inspirasi dari kearifan yang telah ada selama berabad-abad.
Selain ketiga buku tersebut, pengumpula data juga dilakukan pada buku-buku yang berkaitan dengan teori-teori desain interior, estetika, dan perencanaan interior.
137
2. Observasi Lapangan Teknik observasi lapangan dibutuhkan untuk mendapatkan data informasi lainnya yang berhubungan dengan klinik dermatologi. Dari data tersebut yang mencakup foto aktifitas yang dilakukan tiap individu di lokasi, fasilitas yang dibutuhkan oleh sebuah klinik dermatologi, serta arus aktifitas sebuah klinik dermatologi. Melalui teknik ini, dapat langsung dilakukan pengamatan yang dimulai dengan survey data dan fisik. Peneliti melakukan observasi ke 3 lokasi klinik dermatologi yang berbeda di Jakarta, yaitu Erha Dermatology Clinic, Natasha Skin Care Clinic, dan Miracle Aesthetic Clinic. Observasi terhadap pengunjung dan pengelola juga dilakukan guna mendapatkan data yang diperlukan. 3. Wawancara Wawancara yang dilakukan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam yaitu wawancara yang tetap menggunakan pedoman wawancara, namun penggunaannya tidak seketat wawancara terstruktur. Penelitian ini menggunakan pedoman wawancara yang bersifat umum, yaitu pedoman wawancara yang harus mencantumkan isu-isu yang harus diliput tanpa menentukan urutan pertanyaan. Pedoman wawancara digunakan untuk mengingatkan peneliti mengenai aspek-aspek yang harus dibahas, sekaligus menjadi daftar pengecek apakah aspek-aspek relevan tersebut telah dibahas atau dinyatakan (Purwandari, 2001). Adapun aspek yang ingin diungkap peneliti melalui wawancara dalam penelitian ini adalah hal-hal yang berhubungan dengan perancangan desain interior klinik dermatologi. Meliputi karakteristik pengunjung yang datang berdasarkan jenis kelamin, umur, maupun pekerjaan, kebiasaan pengunjung, kebutuhan pengunjung, serta aktifitas pengunjung di dalam klinik dermatologi. 4. Dokumentasi Data survey dapat diperoleh dari pengambilan foto pada lokasi penelitian. Data dari hasil dokumentasi tersebut dapat digunakan peneliti sebagai bahan perbandingan dari ketiga objek yang diteliti. Dokumentasi dilakukan di ketiga klinik dermatologi, selain itu peneliti juga melakukan dokumentasi pada klinik dermatologi lainnya yang dapat digunakan untuk membandingkan fasilitas serta kriteria interior di dalamnya.
138
3.5 Analisa Data Survey Tabel 3.1 Analisa Data Survey (Sumber : Dokumentasi Pribadi) Erha Clinic
Natasha Skin Care Clinic
Miracle Aesthetic Clinic
Analisa Arsitektur Arsitektur merupakan bangunan tunggal terdiri dari 2-3 lantai bergaya modern dengan penggunaan warna natural seperti abuabu. Lokasi mudah dicapai, berada di kawasan pemukiman dan tempat usaha. Erha clinic menyediakan lahan parkir tambahan berupa basement. Registrasi Counter registrasi dibuat tinggi dengan rak-rak penyimpanan di bagian belakang. Natasha Clinic menyediakan kursi pada counter registrasi guna memudahkan pasien yang melakukan registrasi. Erha clinic memiliki ruangan tersendiri untuk menyimpan database pasien yang dapat diakses oleh staf dari counter registrasi.
139
Farmasi & Kasir Miracle clinic menyediakan satu counter yang disatukan untuk registrasi, pembayaran, dan pembeliam produk sehingga seringkali terjadi kepadatan aktifitas dan pasien mengantri lebih lama. Erha clinic menggunakan sistem nomor antrian agar aktifitas pasien dapat berjalan teratur, terdapat lab untuk apoteker meracik obat.
-
-
Penjualan Produk Area penjualan produk di Erha Clinic disediakan untuk penjualan produk-produk yang dapat dibeli tanpa resep dokter. Terdapat di dekat area registrasi dan pintu masuk utama, mudah diakses bagi pasien yang hanya ingin membeli produk saja. Area ini memiliki counter pembayaran dan pelayanan sendiri, tidak menyatu dengan counter pembayaran farmasi.
140
Area Tunggu Area tunggu menyediakan TV, rak majalah, dan counter minuman. Erha Clinic memiliki ruang tunggu yang terpisah-pisah sesuai aktifitas penggunanya (menunggu konsultasi, menunggu registrasi, dan menunggu pembayaran/obat). Ruang tunggu terpisah ini dapat mengurangi kepadatan aktifitas pengguna di area tertentu. R. Konsultasi Semua ruang konsultasi menyediakan meja konsultasi dokter, rak penyimpanan arsip, dan kursi hadap. Desain ruang yang simpel, tidak banyak ornamen pada elemen interior. Pada ruang konsultasi Erha Clinic menyediakan tempat tidur untuk periksa pasien, sedangkan yang lainnya tidak menyediakan sehingga hanya akan diperiksa dalam kondisi duduk.
141
R. Perawatan
-
Ruang perawatan ketiganya memiliki desain yang simpel dan tidak banyak ornamen. Erha clinic memiliki ruang perawatan untuk 4-5 pasien dengan tirai sebagai pemisahnya. Natasha clinic tidak menggunakan pemisah apapun sehingga pasien kurang memiliki privasi. Miracle clinic menyediakan ruang perawatan single dan couple, sehingga pasien lebih memiliki privasi. R. Tindakan Ruang tindakan digunakan untuk melakukan tindakan khusus seperti bedah minor, injeksi, laser, dll. Ruang tindakan harus steril, menggunakan material lantai vinyl. Pencahayaan utama berupa downlight atau TL. Terdapat alat-alat khusus yang digunakan untuk tindakan tertentu, rak penyimpanan khusus dan alat untuk sterilisasi peralatan bedah minor.
142
-
-
R. Tunggu Tindakan Miracle clinic menyediakan ruang tunggu tindakan yang dapat digunakan pasien paska tindakan saat menunggu kondisinya pulih. Ruangan ini menyediakan sofa, counter minuman, dan TV. Sebagai ruang tunggu sementara sebelum pasien menuju area pembayaran.
-
-
Fasilitas Tambahan Erha clinic menyediakan fasilitas tambahan berupa food corner yang menjual makanan dan minuman, terdapat di dekat area tunggu registrasi. Selain itu, menyediakan juga children’s area yang diperuntukkan bagi orang tua yang membawa anaknya ke klinik.
143
Toilet Toilet terdapat di area yang mudah dijangkau dari area tunggu. Erha clinic menyediakan toilet terpisah untuk wanita & pria sehingga pengunjung akan lebih nyaman menggunakan toilet.
Lantai Erha : menggunakan marmer pada area publik, keramik pada ruang konsultasi dan ruang perawatan, serta vinyl pada ruang tindakan dan area service/staff. Natasha : Menggunakan keramik seluruh area dan ruangan dalam klinik. Miracle : Menggunakan marmer pada area publik, ruang konsultasi, dan ruang perawatan, menggunakan vinyl pada ruang tindakan dan service. Terdapat penggunaan material parket, batu alam dan karpet pada koridor
144
Dinding Semua area klinik menggunakan cat tembok atau wallpaper sebagai pelapis dinding. Terdapat hiasanhiasan dinding berupa gambar yang menjelaskan perawatan/produk pada klinik tersebut. Di beberapa area seperti area registrasi menggunakan panel-panel kayu sebagai permainan tekstur dinding. Ceiling & Penghawaan Material ceiling semuanya menggunakan gypsum, terdapat permainan ceiling (drop ceiling) seperti pada area publik. Erha : menggunakan AC central di seluruh area/ruang. Miracle : Menggunakan sistem AC central di area publik, dan menggunakan AC split di ruang konsultasi dan ruang perawatan. Natasaha : menggunakan AC split di seluruh area/ruang klinik.
145
Pencahayaan Dominan menggunakan hidden lamp pada area publik (ruang tunggu/registrasi), pada ruang konsultasi dan tindakan menggunakan lampu downlight. Sedangkan untuk ruang perawatan menggunakan hidden lamp dengan cahaya warm white agar tercipta suasana relaks bagi pasien. Lampu gantung biasanya digunakan pada lobby utama. Terdapat spotlight di beberapa area untuk menambah kesan ruang. Sistem Proteksi Kebakaran Ketiga klinik terdapat sprinkler dan smoke detector sebagai sistem keamanan kebakaran di setiap areanya. Erha clinic menyediakan fire extinguisher di area-area tertentu seperti di dekat ruang tindakan dan di area-area yang mudah dijangkau oleh pengguna ruang.
146
3.6 Kesimpulan Survey Kesimpulan yang didapat dari analisa data survey yaitu, area registrasi sebaiknya mudah dijangkau dan terlihat dari pintu masuk utama agar memudahkan pengunjung yang datang ke klinik. Area tersebut sebaiknya tidak disatukan dengan area pembayaran atau pembelian obat untuk meminimalisasi terjadinya kepadatan aktifitas di area tersebut. Ruang kantor dan penyimpanan arsip / data pasien sebaiknya dapat berhubungan langsung dengan area staf registrasi agar mudah melakukan pengecekan data pasien. Teknologi seperti sistem nomor antrian dapat digunakan sebagai sarana pendukung dari klinik. Ruang laboratorium untuk meracik obat, ruang apoteker, gudang penyimpanan obat, dan counter pembelian obat sebaiknya berhubungan dan berdekatan dengan ruang staf agar memudahkan aktifitas antar staf yang bekerja. Sistem penghawaan pada area publik dapat menggunakan AC central. Ruang tunggu terpisah memberikan privasi bagi pasien yang menunggu pada saat akan melakukan konsultasi, registrasi, maupun pembayaran atau pembelian obat. Ruang tunggu pasca tindakan juga dapat dijadikan fasilitas pendukung dari klinik agar pasien yang telah menjalani tindakan medis mendapat ruang tunggu tersendiri yang lebih privat untuk menunggu sampai kondisinya membaik. Area tunggu juga sebaiknya menyediakan fasilitas membaca dan drink counter untuk pasien. Ruang konsultasi, ruang perawatan, dan ruang tindakan sebaiknya mengikuti standar kesehatan yang ada. Penggunaan material sangat berpengaruh pada kesehatan dan kebersihan klinik. Material vinyl digunakan pada ruang tindakan karena perawatannya lebih mudah dan tidak mudah tergores oleh benda-benda dengan tingkat aktifitas pengguna tinggi seperti alat-alat yang menggunakan roda. Pencahayaan pada ruang perawatan dibuat senyaman mungkin agar pasien mendapatkan suasana relaksasi pada ruang, task lighting digunakan untuk aktifitasaktifitas tertentu saja. Pada ruang konsultasi, ruang perawatan, dan ruang tindakan dapat menggunakan penghawaan berupa AC split. Dari analisa ketiga objek survey tersebut, Erha Clinic merupakan klinik dermatologi yang sudah cukup memenuhi standar kesehatan dalam sirkulasi, organisasi ruang, dan penggunaan material. Maka perancangan interior ini, akan lebih banyak mengacu pada Erha Clinic sebagai standar klinik dermatologi yang akan ditinjau lebih lanjut lagi dan dilengkapi oleh fasilitas penunjang lainnya.
147
3.7 Hasil Kuisioner engumpulan data dalam penelitian terhadap klinik dermatologi ini, selain Pengumpulan menggunakan metode survey dan pengumpulan data literatur, peneliti juga melakukan metode kuisioner yang diberikan kepada pengunjung yang datang ke klinik dermatologi. Metode kuisioner ini dilaksanakan via online dengan menggunakan program yang disediakan oleh Google, yaitu Google Docs. Dalam metode etode kuisioner ini mengikutsertakan kurang lebih 50 responden pria maupun wanita, pasien/pengunjung, yang sering ataupun jarang berkunjung ke klinik dermatologi. Pengumpulan data dalam bentuk kuisioner ini diharapkan dapat melengkapi data aktifitas pengguna, nuansa yang diinginkan, serta data ergonomic yang dapat berguna sebagai dasar perancangan perancangan pada klinik dermatologi tersebut. Berikut ialah pertanyaan yang diajukan dalam kuisioner : 1. Jenis kelamin responden
10% Pria Wanita 90%
Gambar 3.2 Hasil Kuisioner 1 (Sumber : Arini & Pratiwi, 2014) 2. Usia responden
10% <20 Tahun
30% 20%
20-30 Tahun 30-40 Tahun >40 Tahun
40%
Gambar 3.3 Hasil Kuisioner 2 (Sumber : Arini & Pratiwi, 2014)
148
3. Profesi responden Pelajar/Mahasi swa
20%
30%
Karyawan
20% 30%
Wirausaha Lainnya
Gambar 3.4 3 Hasil Kuisioner 3 (Sumber : Arini & Pratiwi, 2014)
4. Seberapa sering berkunjung ke klinik dermatologi setiap bulannya?
10% 40%
< 2 kali 2-4 kali > 4 kali
50%
Gambar 3.5 3 Hasil Kuisioner 4 (Sumber Sumber : Arini & Pratiwi, 2014)
5. Apa tujuan utama yang mempengaruhi untuk datang ke klinik dermatologi?
10% 30%
Faktor Kesehatan Faktor Kecantikan
60%
Faktor Gaya Hidup
Gambar 3.6 3 Hasil Kuisioner 5 (Sumber Sumber : Arini & Pratiwi, 2014)
149
6. Aktifitas apa yang biasa dilakukan saat menunggu di klinik dermatologi?
30%
Membaca majalah Menonton TV
60%
10%
Bermain gadget
Gambar 3.7 Hasil Kuisioner 6 (Sumber : Arini & Pratiwi, 2014)
7. Hal apa yang diprioritaskan dalam suasana klinik dermatologi?
Relaksasi 30% 50% 20%
Privasi Kebersihan&Ke sehatan
Gambar 3.8 Hasil Kuisioner 7 (Sumber : Arini & Pratiwi, 2014)
Analisa Kuisioner Hasil dari kuisioner menunjukan bahwa pengunjung klinik dermatologi mayoritas ialah wanita, yang artinya perancangan pada klinik dermatologi ini akan lebih menitikberatkan kebutuhan dari wanita. Usia pengunjung mayoritas ialah usia 30-40 30 tahun yang merupakan usia produktif dengan profesi wirausaha, hal ini akan menentukan target pasar nantinya kalangan seperti apa yang ingin dijadikan sasaran perancangan. Faktor kecantikan yang merupakan faktor tertinggi kedatangan konsumen ke klinik dermatologi menyebabkan pentingnya akan tampilan fisik dari klinik tersebut. Aktifitas di ddalam alam klinik yang menunjukan mayoritas pengunjung yaitu bermain gadget,, dapat disimpulkan minimnya interaksi dan sosialisasi antar pengunjung. Maka perlu diadakan penataan ruang yang dapat menunjang daya
150
interaktif antar pengunjung. Dari segi suasana dalam klinik, hal yang paling diprioritaskan ialah suasana relaksasi yang justru menjadi faktor penting bagi sebagian besar pengunjung yang datang. Suasana relaksasi dibutuhkan tidak hanya di dalam ruang konsultasi dan perawatan saja, karena pengunjung yang datang belum tentu menjadi pasien, melainkan hanya mendampingi saja.
3.8 Kerangka Konsep
Gambar 3.9 Kerangka Konsep (Sumber : Arini & Pratiwi, 2014)
3.8.1 Skema Pemikiran Konsep Terdapat beberapa faktor yang dapat mempengaruhi seseorang untuk datang ke klinik dermatologi, yaitu :
•
Faktor Kesehatan Sejak zaman dahulu, kesehatan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Kesehatan tubuh tersebut sangatlah penting guna menjalankan aktifitas hidup sehari-hari. Mereka bersedia melakukan apapun demi mempertahankan dan menjaga kesehatan tubuhnya.
•
Faktor Kecantikan
151
Kondisi kulit dipandang sebagai salah satu unsur kecantikan manusia, karena kulit merupakan lapisan paling luar yang menutupi seluruh permukaan tubuh manusia. Oleh sebab itu, estetika atau kecantikan berpengaruh besar dalam keinginan masyarakat untuk merawat kesehatan kulit.
•
Faktor Gaya Hidup Melihat tingginya tingkat sosial dan ekonomi masyarakat saat ini khususnya di daerah Jakarta, gaya hidup masyarakat kian meningkat. Kebutuhan akan fasilitas klinik dermatologi tersebut bukan lagi sekedar faktor kesehatan saja, namun sudah menjadi gaya hidup bagi masyarakat Jakarta.
•
Faktor Ekonomi Semakin tinggi ekonomi seseorang maka semakin tinggi pula jaminan kesehatan mereka. Karena mereka menganggap dengan ekonomi mapan, mereka dapat membiayai semua biaya pengobatan penyakit mereka sehingga kesehatan mereka dapat lebih terjamin.
Dari beberapa faktor di atas, peneliti menarik kesimpulan bahwa faktor kecantikan merupakan tujuan utama yang mempengaruhi pengunjung untuk datang ke klinik dermatologi. Maka dari itu, peneliti akan membahas lebih dalam mengenai kecantikan itu sendiri, beserta kecantikan lokal (Local Beauty) yang akan dijadikan konsep dasar dalam perancangan interior klinik dermatologi.