BAB 3 METODE PENELITIAN 1.1 Pendekatan Penelitian Penelitian adalah aktivitas atau kegiatan yang dilakukan secara sistematis, berencana dan mengikuti konsep ilmiah untuk mendapatkan sesuatu yang objektif dan rasional tentang sesuatu hal (Priyanto, 2008, hal.7). Penulis menggunakan metode penelitian kuantitatif, yaitu metode penelitian yang menggambarkan atau menjelaskan suatu masalah yang hasilnya dapat digeneralisasikan. Data kuantitatif adalah data yang dinyatakan dalam bentuk angka. Tipe-tipe data kuantitatif adalah data nominal, data ordinal, data interval, dan rasio. Penelitian ini tidak terlalu mementingkan kedalaman data atau analisis, tetapi lebih mementingkan aspek keluasan data sehingga data atau hasil penelitian dianggap merupakan representasi dari seluruh populasi.
3.2 Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Menurut Achmadi dan Narbuko (2001, hal.25). Survey adalah penyelidikan yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta dari gejala-gejala yang ada dan mencari keteranganketerangan faktual, baik tentang institusi sosial, ekonomi, atau politik dari suatu kelompok ataupun suatu daerah. Metode survey membedah dan menguliti serta mengenal masalah-masalah serta mendapatkan pembenaran terhadap keadaan dan praktek-praktek yang sedang berlangsung. Dalam metode survey juga dikerjakan evaluasi serta perbandinganperbandingan terhadap hal-hal yang telah dikerjakan orang dalam menangani situasi atau masalah yang serupa dan hasilnya dapat digunakan dalam pembuatan rencana dan pengambilan keputusan pada masa mendatang. Penyelidikan dilakukan dalam waktu yang bersamaan terhadap sejumlah individu atau unit, dengan menggunakan sampel. Metode penelitian survey adalah metode dengan menggunakan kuisioner sebagai instrumen pengumpulan datanya. Tujuan penelitian menggunakan metode survey adalah untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang dianggap mewakili populasi tertentu.
21
22
Alasan penulis menggunakan metode ini karena biasanya survey dipakai pada sampel yang mewakili populasi. Selain itu penggunaan survey melibatkan banyak responden dan mencakup area yang lebih luas dibandingkan dengan metode lainnya.
3.3 Sifat Penelitian Secara umum metode survei terdiri dari dua jenis, yaitu deskriptif dan eksplanatif (analitik). Pembagian ini berdasarkan pada tataran atau cara peneliti menganalisa data yang telah dikumpulkan dan jumlah variabel yang diteliti. Peneliti menggunakan survey eksplanatif karena jenis survey ini digunakan untuk mengetahui mengapa situasi atau kondisi tertentu terjadi atau ada yang mempengaruhi terjadinya sesuatu. Penelitian ini tidak sekedar menggambarkan terjadinya fenomena tapi telah coba menjelaskan mengapa fenomena itu terjadi dan apa pengaruhnya. Dengan kata lain penelitian ini ingin menjelaskan hubungan antar dua atau lebih variabel.
3.4 Unit Analisis Unit analisis merupakan satuan tertentu yang diperhitungkan sebagai subjek penelitian. Pada kasus-kasus tertentu unit analisis dapat sama dengan unit observasinya. Dalam kasus lain, unit analisis mungkin berbeda dengan unit observasinya (Prasetyo dan Jannah, 2006, hal.120-121) dalam penelitian ini analisisnya adalah individu. 3.5 Populasi dan Sampel Dalam penelitian sosial, seorang peneliti tidak harus meneliti seluruh objek yang dijadikan pengamatan. Hal ini disebabkan keterbatasan yang dimilki peneliti, baik biaya, waktu dan tenaga. Kenyataanya peneliti dapat mempelajari, memprediksi dan menjelaskan sifat-sifat suatu obyek atau fenomena hanya dengan mempelajari dan mengamati sebagian dari objek atau fenomena tersebut. “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut”. Dalam penelitian ini, populasinya adalah para agen AJB BUMIPUTERA wilayah Jakarta II. Sedangkan sampelnya adalah para agen di beberapa kantor cabang AJB BUMIPUTERA wilayah Jakarta II, yaitu :
23
Tabel 3.1 Jumlah Agen
3.5.1
Kantor Cabang
Jumlah Agen (populasi)
Jkt. Kebayoran Lama
49
Jkt. Melawai
49
Jkt. Palmerah
50
Tng. Pamulang
41
Tng. Bintaro
66
Jkt. Setiabudi
30
Jkt. Eksekutif 6
21
Jumlah :
306
Populasi Populasi adalah suatu kelompok atau kumpulan subjek atau objek yang
akan dikenai generalisasi hasil penelitian (Priyatno, 2008, hal.9). Populasi sasaran peneliti adalah Agen AJB BUMIPUTERA 1912 wilayah Jakarta II dengan jumlah 306 orang.
3.5.2
Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti (Priyatno, 2008,
hal.9) Secara praktis, sampel biasanya terdiri atas sejumlah kecil unit sampling yang proporsional dan biasanya merupakan elemen-elemen target yang dipilih dari kerangka samplingnya. Untuk menghitung berapa jumlah sampel minimal dalam penelitian ini menggunakan rumus Yamane: Keterangan : N = Populasinya d = nilai presisi Jadi penerapan rumusnya adalah :
24
306 306x 0,01 + 1 = 75 (pembulatan) 3.5.3
Tehnik Penarik Sample Jadi sampling kuisioner akan dibagikan pada 75 orang. Penarikan sampel
dilakukan dengan tehnik Purposive Sampling atau atau disebut pemilihan secara sengaja. Dalam memilih sampel, peneliti tidak mempunyai pertimbangan lain kecuali berdasarkan kemudahan saja. Penarikan sampel seperti ini juga disebut dengan istilah “Purposive Sampling“. Sample yang dipilih secara purposif beralaskan, Namun ada batasan yang digunakan dalam menentukan responden penelitian yaitu responden yang bekerja pada kantor cabang Jakarta Kebayoran Lama, Jakarta Melawai Jakarta Palmerah, Pamulang, Bintaro, Jakarta Setiabudi dan Jakarta Eksekutif 6. Peneliti tidak membatasi umur maupun jenis kelamin, selama responden merupakan agen AJB BUMIPUTERA 1912 pada kantor-kantor cabang yang telah ditetapkan oleh peneliti
3.6 Teknik Pengumpulan Data
3.6.1
Data Primer Teknik pengumpulan data untuk mendapatkan data primer yang
digunakan penulis dalam penelitian ini adalah dengan penyebaran kuesioner secara langsung kepada responden yang telah disesuaikan dengan jumlah sampel dari populasi dan juga dengan menggunakan observasi langsung. Kuesioner dijadikan sebagai acuan data dalam melakukan penelitian ini:
3.6.1.1 Kuesioner Kuesioner itu sendiri adalah teknik pengumpulan data melalui cara penyusunan
daftar
pertanyaan-pertanyaan
yang
sudah
dipersiapkan
sebelumnya dan harus dijawab oleh responden. Selain itu tehnik pengumpulan data sekunder melalui studi pustaka Data sekunder merupakan suatu data atau informasi yang sudah tersedia atau
25
berbentuk tulisan yang sudah berisikan informasi-informasi, informasinya itu bisa dapat berbentuk publikasi tertentu yang bersifat mendukung data primer untuk kelengkapan penelitian. Studi pustaka dilakukan penulis dengan bertujuan untuk melengkapi materi dan teori yang digunakan dalam penelitian ini. Adapun studi pustaka itu sendiri merupakan pengumpulan data dengan cara mencari referensi buku-buku yang ada hubungannya dengan masalah yang sedang diteliti. Buku-buku yang digunakan biasanya didapat dari perpustakaan fakultas, toko buku, ataupun juga bisa diperoleh dari internet.
3.7 Tehnik Analisis Data Dalam penelitian ini data dianalisis dengan 1) Uji Korelasi Analisis korelasi yaitu suatu teknik untuk menentukan sampai sejauh mana terdapat hubungan dua variabel (Achmadi dan Narbuko, 2001, hal. 156). Dalam analisis ini terdapat dua variabel yaitu, variabel bebas (X) dan variabel tak bebas (Y) yang masing-masing adalah kepemimpinan transformasional dan kinerja. Untuk mengetahui erat tidaknya hubungan antara variabel digunakan uji korelasi. Pengujian selanjutnya yaitu dengan uji signifikansi koefisien korelasi sederhana, selain dapat menggunakan tabel, juga dapat dihitung menggunakan rumusan Korelasi Product Moment sebagai berikut:
Keterangan: r xy
= koefisien korelasi
n
= jumlah sampel
x
= skor setiap item
y
= skor total
(∑x2)
= kuadrat jumlah skor item
∑x2
= jumlah kuadrat skor item
∑y2
= jumlah kuadrat skor item
26
(∑y2)
= kuadrat jumlah skor total
Sedangkan menurut Sugiyono (2009, hal.184), untuk memberikan penafsiran interprestasi koefisien korelasi yang ditemukan besar atau kecil, maka berpedoman pada ketentuan yang terdapat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.2 Interval koefisien
Tingkat hubungan
0,00 – 0,199
Sangat rendah
0.20 – 0,399
Rendah
0, 40 – 0, 599
Sedang
0,60 – 0,799
Kuat
0,80 – 1,000
Sangat kuat
Korelasi dapat positif dan negatif. Korelasi positif menunjukan arah yang sama pada hubungan antar variabel. Artinya, jika variabel 1 besar maka variabel 2 semakin besar pula. Sebaliknya korelasi negatif menunjukan arah yang berlawanan. Artinya, jika variabel 1 besar maka variabel 2 semakin kecil. Pengukuran variabel dengan menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap sesorang tentang suatu objek sikap. Indikatorindikator dari variabel sikap terhadap suatu objek merupakan titik tolak dalam membuat pertanyaan atau pernyataan yang harus diisi responden. Setiap pertanyaan atau pernyataan dihubungkan dengan jawaban yang berupa dukungan atau pernyataan sikap yang diungkapkan dengan kata-kata (Kriyantono, 2006, hal.134). Dengan perincian sebagai berikut: Pernyataan a. Sangat Setuju
:4
b. Setuju
:3
c. Kurang Setuju
:2
d. Tidak Setuju
:1
Keterangan a. Jika menjawab “A” diberi nilai 4
27
b. Jika menjawab “B” diberi nilai 3 c. Jika menjawab “C” diberi nilai 2 d. Jika menjawab “D” diberi nilai 1 3.8 Tehnik Keabsahan Data 3.8.1 Uji Validitas Uji Validitas adalah uji untuk mengetahui ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur (Priyatno, 2008, hal.16), Validitas dihitung dengan membandingkan nilai corrected item correlation setiap butir pertanyaan terhadap nilai r kritis pada tabel r. Untuk dapat dikategorikan valid, nilai corrected item correlation setiap butir pertanyaan harus lebih besar dari nilai r kritis pada tabel r. dapat dihitung dengan rumus Product Moment Pearson
rxy =
(∑ x )(∑ y ) ∑ xy − N 2 (∑ x ) ∑ y 2 − (∑ y )2 ∑ x2 − N N
Keterangan : rxy = koefisien korelasi item dan skor total ∑xy = Jumlah hasil perkalian x dan y ∑x
= Jumlah nilai item valid faktor x
∑y
= Jumlah nilai item yang valid
N
= Jumlah subyek penelitian
3.8.2 Uji Reliabilitas Uji reliabilitas Menurut Kriyantono, 2007, hal.139), reliabilitas artinya memiliki sifat dapat dipercaya. Dengan kata lain, suatu alat ukur memiliki reliabilitas bila hasil pengukurannya relatif konsisten apabila alat ukur tersebut digunakan berulang kali oleh peneliti lainnya. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Metode ini dipilih karena, menurut Priyatno (2008,
28
hal.25) metode cronbach’s alpha sangat cocok digunakan pada skor berbentuk skala (misalnya 1-4, 1-5) atau skor rentangan (misalnya 0-20, 0-50). Uji signifikan pada penelitian ini dilakukan pada taraf 0,1 artinya instrumen dapat dikatakan reliabel bila nilai alpha lebih besar dari nilai r kritis produk moment atau kita bisa menggunakan batasan tertentu seperti 0,600. Menurut Priyatno (2009, hal.25), Keputusan alat ukur dikatakan reliabel dengan: 1) Apabila cronbach’s alpha yang dihasilkan > 0,600 maka butirbutir instrumen penelitian tersebut dinyata reliabel. 2) Apabila cronbach’s alpha yang dihasilkan < 0,600 maka butirbutir instrumen tersebut dinyatakan tidak reliabel. Cara mencari reliabilitas dengan menggunakan rumus Alpha Cronbach: 2 k ∑σ b r11 = 1 − σ t2 k − 1
Keterangan: rii
: reliabilitas
instrumen
k
: banyaknya butir pertanyaan
∑σb² : jumlah butir varian σi²
: varian total
Setelah mempeeroleh hasil perhitungan yang tepat, selanjutnya hasil perhitungan tersebut disesuaikan dengan kaidah yang baku untuk mengetahui tinggi rendahnya reliabilitas alat ukur tersebut. Adapun kaidah baku untuk mengetahui tingkat reliabilitas (Kuncono, 2005, hal.75 dalam Revi E (2010, hal.56) adalah: Tabel 3.3 Kaidah Baku Reliabilitas Guilfod & Frucher Nilai Reabilitas
Keterangan
> 0,90
Sangat Reliabel
0,70 - 0,90
Reliabel
0,40 - 0,70
Cukup Reliabel
0,20 - 0,40
Kurang Reliabel
29
Nilai Reabilitas
Keterangan
< 0,20
Tidak Reliabel
3.9 Definisi Operasional a. Kepemimpinan Transformasional, adalah interaksi antara pemimpin dan karyawan ditandai oleh pengaruh pemimpin untuk mengubah perilaku karyawan menjadi sesorang yang merasa mampu dan bermotivasi tinggi dan berupaya mencapai prestasi kerja yang tinggi dan bermutu. Dalam penelitian ini kepemimpinan
transformasional
diukur
berdasarkan
indikator-indikator
kepemimpinan transformasional pada perusahaan AJB BUMIPUTERA 1912 wilayah Jakarta II. b. Kinerja, adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seseorang karyawan dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dalam penelitian ini kinerja karyawan diukur berdasarkan loyalitas, tanggung jawab, skill atau ketrampilan dan pengetahuan, berdasarkan pada perusahaan AJB BUMIPUTERA 1912 wilayah Jakarta II.
Tabel 3.4 Operasional Variabel Variabel
Indikator
a. Attributed Charisma Kepemimpinan Transformasional
b. Inspirational Leadership c. Intellectual Stimulation d. Individualized Consideration
Kinerja
a. Loyalitas b. Tanggung Jawab c. Ketrampilan d. Pengetahuan
30