BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian Mulai
Studi Pustaka
Penyiapan material dan Peralatan
Pemeriksaan Material
Analisa Data dan Hasil Pemeriksa Material
Tidak Memenuhi Syarat
Membuat Benda Uji Ya •
Mencari Kadar Aspal Optimum
dengan variasi 4.5%; 5 %; 5.6%; 6%, dimana masing-masing
membuat 3 benda uji •
Membuat campuran aspal normal dengan bahan tambahan Gilsonite Resin 10% dan Polystyrene 4 % sebanyak 15 benda uji
•
Membuat campuran aspal normal dengan bahan tambahan Gilsonite Resin 10%, LDPE 4% sebanyak 15 benda uji
•
Membuat campuran aspal normal Gilsonite Resin 10% , LDPE 4% dan Polystyrene 4% sebanyak 15
Uji Marshall/Pengetesan
Kesimpulan dan Saran
Selesai 36
37 3.2
Metode Pengujian Pengujian yang dilakukan dalam penelitian ini sepenuhnya dilaksanakan
dilaboratorium dan metode yang digunakan adalah metode Marshall. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan kegiatan pengujian pada penelitian yang dilakukan meliputi : a.
Persiapan pengujian 1.
Alat untuk pengujian
2.
Timbangan
3.
Wadah/pan
4.
Oven
5.
Kompor yang dipakai untuk menambahkan aspal dan campuran aspal
6.
Termoneter
7.
Cetakan untuk benda uji berbentuk silinder
8.
Penumbuk
9.
Dongkrak untuk mengeluarkan benda uji dari cetakan
10. waterbath b.
Material untuk pengujian 1.
Aspal pertamina pen 60/70
2.
Aspal Modifikasi
3.
Gilsonite Resin Polystyrene dan LDPE
4.
Agregat (hot bin I, hot bin 2, hot bin 3, hot bin 4)
5.
Pemilihan dan pengujian
6.
Pembuatan benda uji
7.
Pengetesan benda uji
38 3.3
Pemilihan dan Pengujian Dalam pelaksanaan penelitian
serta pengujian dari bahan dasar sampai
mengadakan pengujia sampel dilaksanakan di laboratorium Jalan Raya Teknik Sipil BINUS. Pada penelitian ini pemilihan dan pengujian material adalah : a.
Agregat yang akan digunakan beserta jenis pengujian : •
Pemeriksaan
analisa
saringan
agregat
halus-kasar
berat jenis dan daya serap pada agregat halus - kasar b.
Aspal yang akan digunakan adalah aspal pertamina dengan pen 60/70 dan aspal modifikasi dengan jenis pengujianya : •
Pemeriksaan titik lembek aspal
•
Pemeriksaan penetrasi terhadap aspal
•
Duktilitas
•
Titik Nyala
•
Kelekatan
•
Berat Jenis Aspal
Namun untuk menguji keawetan pada campuran aspal modifikasi ini hanya didasarkan pada pemeriksaan penetrasi,duktilitas, titik nyala dan titik lembek. 3.4
Pembuatan Benda Uji Dalam penelitian ini, benda uji yang akan dibuat adalah berupa selinder.
Selinder yang dipakai adalah 3 buah cetakan dan benda uji tersebut berdiameter 10 cm dan tinggi 7,5 cm. a.
Persiapan benda uji : mencuci agregat dan mengeringkan agregat sampai beratnya tetap pada suhu
(105 ± 5) °C. Selanjutnya memisahkan agregat dengan cara penyaringan kering
39 kedalam fraksi-fraksi yang dikehendaki. Jumlah agregat yang dibutuhkan 1200 gram untuk mendapatkan tinggi benda uji 63 cm. b.
Persiapan campuran: Persiapan yang dilakukan, diadopsi dari penelitian sebelumnya yaitu
pencampuran dengan cara basah. Cara campuran basah merupakan proses pengadukan aspal panas langsung dicampur pada additive yang akan dimasukan, berikut : • Kuali + agregat dipanaskan pada suhu 150 °C. Aspal dipanaskan berdasarkan pencadapatan dari kadar aspal optimum Gilsonite Resin 10% , Polystyrene 4%, dan LDPE 4% dari berat kering agregat sampai suhu 160 °C. Dimana, campuran pembuatan pertama persentase campuran aspal normal dengan bahan tambahan Gilsonite Resin dan Polystyrene campuran kedua yaitu , persentase campuran aspal normal dengan tambahan Gilsonite Resin dan LDPE sedangkan campuran ketiga yaitu persentase campuran aspal normal Gilsonite Resin, Polystyrene dan LDPE. • Menuangkan aspal tersebut ke dalam agregat panas dan aduk sampai rata. •
Kemudian setelah campuran aspal merata menambahkan potonganpotongan LDPE/Polystyrene dan aduk sampai rata.
c. Pemadatan benda uji: • Perlengkapan cetakan benda uji dipanaskan sampai suhu 110 °C. • Memasukkan kertas saring pada alas cetakan dan tuang dengan sendok spatula, suhu pemadatan 110 °C. • Leher cetakan dilepas, ratakan permukaan campuran hingga berbentuk agak cembung dan letakan kertas saring diatasnya.
40 • Memadatkan benda uji dengan alat penumbuk pada suhu 110 °C sebanyak 75 kali. •
Membalik benda uji dan padatkan kembali sebanyak 75 kali.
•
Membiarkan benda uji dalam suhu ruang, selama 24 jam.
•
Melakukan perendaman dengan waterbath 1 jam, 24 jam hari, dan 72 jam.
•
Waktu yang diperlukan saat diangkatnya benda uji dari bak perendam sampai tercapainya beban maksimum tidak boleh lebih dari 30 detik.
•
Memasang benda uji ke dalam alat Marshall untuk diberi pembebanan, kemudian mencatat nilai pembebanan maksimum dan nilai kelelehan pada saat tercapat pembebanan maksimum.
3.5
Metode Pengambilan Benda Uji Pembuatan benda uji yang dilakukan pertama kali adalah mencari kadar aspal
optimum dari masing-masing variasi seperti 4.5%;5%;5.5%,6% dan 6.5% sebanyak 3 benda uji dari setiap variasi kadar aspal. Selanjutnya setelah mendapatkan hasil pencarian kadar optimum maka dilakukan pembuatan benda uji dari tiap-tiap variable sebanyak 15 benda uji, kemudian dilakukan perendaman selama 1 jam, 24 jam dan 72 jam didalam waterbath pada suhu 60°C. Tabel 3.1 Variasi Campuran Aspal Campuran
A
B
Campuran Aspal+ Gilsonite Resin 10% + Polystyrene 4% Aspal+Gilsonite Resin 10% dan LDPE 4%
Jumlah Benda Uji
15
15
Jenis Pengujian Penimbangan Perendaman suhu 60 C selama 1 jam,24jam dan 72 jam Test Marshall Penimbangan Perendaman suhu 60 selama 1 jam, 24jam dan 72 jam
41 Test Marshall Aspal + Gilsonite Resin 10% Polystyrene 4% dan LDPE 4%
C
Penimbagan 15
Perendaman suhu 60 selama 1jam, 24 jam dan 72 jam Test Marshall
3.6
Teknik Pengumpulan Data Didalam
teknik pengumpulan data untuk tiap benda uji yang diperiksa,
laporan harus meliputi keterangan sebagai berikut: •
Mengukur tinggi benda uji percobaan
•
Nilai kelelehan, dalam perseratusan inchi
•
Suhu pencampuran
•
Suhu pemadatan
•
Suhu percobaan Selanjutnya sebelum melakukan pembuatan benda uji maka terlebih dahulu
menghitung persentase kebutuhan agregat yang akan dibutuhkan. Pada agregat yang akan dipakai untuk membuat sampel dilakukan pengujian terhadap agregat dengan formula yaitu : a.
b.
Pemeriksaan analisa saringan agregat halus dan kasar
% Tertahan =
………………………..(3.1)
% Lewat = 100-% Tertahan
………………………..(3.2)
Pemeriksaan berat jenis dan daya serap agregat halus
42
Berat jenis (Bulk Specific Gravity)
……...………………...…………..(3.3)
c. Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD)
…………………………...…………..(3.4)
d.
Berat jenis semu (Apparent Specific Gravity)
………………………………..…………..(3.5)
e.
Penyerapan
x100% ……………….…………….………..………..(3.6)
Keterangan : Bk
= Berat benda uji kering oven (gram)
B
= Berat piknometer berisi air (gram)
Bt
= Berat piknometer berisi benda uji dan air (gram)
BJ
= Berat benda uji dalam keadaan kering permukaan jenuh (gram)
f. Pemeriksaan berat jenis dan daya serap pada agregat kasar Berat jenis (Bulk Specific Gravity)
43
…………….…………………………………………….....(3.7)
Berat jenis kering permukaan jenuh (SSD)
…………….…………………………………..……………..(3.8)
Berat jenis semu (Apparent Specific Gravity)
………………………………………… …………………....(3.9)
Penyerapan
x 100%
….… …………...……………………………..……..(3.10)
Keterangan : Bk
= Berat benda uji kering oven (gram)
B
= Berat piknometer berisi air (gram)
Bt
= Berat piknometer berisi benda uji dan air (gram)