42
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1
Desain Penelitian Desain penelitian yang dipergunakan adalah metode kausal. Menurut Umar (2005,
p105), Desain Kausal berguna untuk menganalisis hubungan-hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lainnya. Pada penelitian ini menggunakan time horison cross section. Cross section adalah informasi dikumpulkan hanya pada suatu saat tertentu, dapat dilakukan dalam beberapa hari bahkan beberapa minggu atau karena situasi. Tabel 3.1 Desain Penelitian Tujuan
Jenis dan Metode
Unit Analisis
Time Horison
Penelitian T–1
Kausal - Survei
Individu Æ Responden
Cross Section
T–2
Kausal – Survei
Individu Æ Responden
Cross Section
T-3
Kausal - Survei
Individu Æ Responden
Cross Section
Sumber : Hasil pengolahan Penulis, 2008
3.2
Operasionalisasi Variabel Penelitian Definisi Operasional adalah penentuan construct
sehingga menjadi variabel yang
dapat diukur (Indriantoro, 2002, p69). Definisi operasional menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam mengoperasionalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengembangkan cara pengukuran construct yang lebih baik.
43
Variabel penelitian adalah sesuatu hal yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2006, p31). Tabel 3.2 Operasionalisasi Variabel Penelitian Skala Sub variabel
Variabel
-
Kinerja
-
Reliabilitas
-
Keawetan
Kualitas Produk (X1)
-
Desain
Indikator
Ukuran
Pengukuran
Ordinal
Likert
Ordinal
Likert
1. Bahasa mudah dimengerti 2. Memberitakan sesuai fakta yang ada 3. Content-nya berbobot 4. Terbit tepat waktu 5. Mudah didapat 6. Mutu kertas baik 7. Penjilidan rapih 8. Tata letak tulisan rapih 9. Penyelarasan warna yang catchy 1. Kontras
Persepsi
Sifat-sifat stimulus
Konsumen (X2) -
Harapan
2. Ukuran di desain
handy
sesuai 3. motto dengan isi 4. Beritanya up to
date
5. Desainnya menarik 6. Bisa inspirasi
menjadi
44
-
Motif
7. Informasinya lengkap
-
Pengenalan kebutuhan
1. Sadar akan adanya kebutuhan
-
Penelitian sebelum pembelian
-
Evaluasi alternatif
4. Sumber informasi eksternal 5. Rangkaian merek yang diminati
-
Perilaku pembelian
6. Harga terjangkau 7. Pembelian percobaan
Proses Keputusan Pembelian (Y)
2. Adanya masalah 3. Sumber informasi internal
-
Penilaian pasca pembelian
Ordinal
Likert
8. Pembelian kembali 9. Harapan 10. Merekomendasikan kepada orang lain
Sumber : Hasil pengolahan Penulis, 2008
3.3
Jenis dan Sumber Data Penelitian Pada penelitian ini menggunakan sumber data primer. Menurut Umar (2005, p130),
Data primer merupakan data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan, seperti hasil wawancara atau hasil pengisian kuesioner. Jenis data yang digunakan adalah data kuantitatif, yaitu data yang berupa angka atau data kualitatif yang dikuantitatifkan, yaitu hasil pengolahan kuesioner.
45
Tabel 3.3 Jenis dan Sumber Data Tujuan
Sumber Data
Jenis Data
T–1
Primer - Kuesioner
Kuantitatif
T–2
Primer – Kuesioner
Kuantitatif
T-3
Primer – Kuesioner
Kuantitatif
Sumber : Hasil pengolahan Penulis, 2008
3.4
Teknik Pengumpulan Data Menurut Durianto, et al. (2004, p14), Data merupakan sejumlah informasi yang
dapat memberikan gambaran tentang suatu keadaan. Dalam penelitian ini memerlukan data dan berbagai informasi yang dapat diuji keabsahannya. Untuk itu dibutuhkan teknik pengumpulan data agar dapat membantu pencapaian hasil penelitian yang baik. Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut : 1. Data Primer. Data Primer terdiri atas : Survei. Menurut
Indriantoro
(2002,
p152),
Metode
survei
merupakan
metode
pengumpulan data primer yang menggunakan pertanyaan lisan dan tertulis. Metode ini memerlukan adanya kontak atau hubungan antara peneliti dengan responden penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan. Ada dua teknik pengumpulan data dalam metode survei, yaitu : a. Wawancara Menurut
Indriantoro
(2002,
p152),
Wawancara
merupakan
teknik
pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan secara
46
lisan kepada subyek penelitian. Teknik wawancara dilakukan jika peneliti memerlukan komunikasi atau hubungan dengan responden. o
Wawancara Tatap muka Menurut Indriantoro (2002, p153), Metode pengumpulan data primer
dapat dilakukan dengan cara komunikasi secara langsung (tatap muka) antara pewawancara yang mengajukan pertanyaan secara lisan dengan responden yang menjawab pertanyaan secara lisan. Wawancara tatap muka dapat dilakukan di tempat bekerja responden, di rumah responden, di pusat perbelanjaan, atau tempat lain. Teknik ini memungkinkan bagi pewawancara untuk memahami kompleksitas menjelaskan maksud penelitian kepada responden. b. Kuesioner Menurut Indriantoro (2002, p154), Pengumpulan data penelitian pada kondisi tertentu kemungkinan tidak memerlukan kehadiran peneliti. Pertanyaan peneliti dan jawaban responden dapat dikemukakan secara tertulis melalui suatu kuesioner. Teknik ini memberikan tanggungjawab kepada responden untuk membaca dan menjawab pertanyaan. 2. Data Sekunder. Menurut Umar (2005, p101), Melakukan penelitian terhadap kajian yang telah dilakukan oleh peneliti sebelumnya. Hasil kajian ini banyak dijumpai di jurnal – jurnal ilmiah, buku – buku dan lain – lain yang dapat dilihat di perpustakaan maupun di internet. Menurut Indriantoro (2002, p147), Metode penelitian yang umumnya menggunakan data sekunder adalah penelitian arsip yang memuat kejadian masa lalu. Data sekunder, meskipun demikian umumnya tidak dirancang secara spesifik untuk memenuhi kebutuhan penelitian tertentu. Peneliti, oleh karena itu sebelum menggunakan data sekunder harus
47
melakukan evaluasi apakah data sekunder yang tersedia dapat memenuhi kebutuhan peneliti. Kepustakaan Menurut Indriantoro (2002, p150), Kepustakaan merupakan bahan utama dalam penelitian data sekunder. Penelusuran data sekunder memerlukan cara agar penelitian data sekunder dapat dilakukan lebih cepat dan efisien. Untuk mencari data sekunder yang diperlukan dapat dimulai dengan penelusuran terhadap indeks
bibliographic, yaitu indeks mengenai judul artikel, penulis, nama dan jenis penerbitan atau data indeks yang lain sesuai dengan klasifikasi desain dan metode penelitian.
3.5
Teknik Pengambilan Sampel Menurut Simamora (2004, p36), Sampel adalah sebagian dari populasi yang
dianggap mewakili populasi. Menurut Sugiyono (2006, p73), Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik Probability Sampling , tepatnya menggunakan metode Proportionate
Stratified Random Sampling . Teknik ini digunakan karena populasi mempunyai anggota / unsur yang tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Peniliti mengambil sampel mahasiswi Jurusan Manajemen, BINUS UNIVERSITY angkatan tahun 2003-2005.
3.6
Teknik Pengolahan Sampel Teknik pengambilan sampel menggunakan rumus dari Taro Yamane atau Slovin
(Kuncoro, 2007, p46) sebagai berikut:
n=
N N .d 2 + 1
48
Dimana: n = Jumlah sampel N = Jumlah populasi d2 = Presisi (ditetapkan 5% dengan tingkat kepercayaan 95%) n=
671
_
(671) (0,05²)+1 = 250,6 = 251 orang.
n = _ 671__ 2,6775
Tabel 3.4 Proportionate stratified random sampling Angkatan
Anggota
Sampel
orang
2003
47
17,58
18
2004
214
80,05
80
2005
410
153,36
153
TOTAL
671
250,99
251
Sumber : Hasil pengolahan Penulis, 2008
Contoh pengolahan sampel berdasarkan Proportionate stratified random sampling (Kuncoro, 2007, p46) : Angkatan 2003 = 47 : 671 x 251 = 17,58
= 18
Angkatan 2004 = 214 : 671 x 251 = 80,05
= 80
Angkatan 2005 = 410 : 671 x 251 = 153,36 = 153
3.7
Metode Analisis Kegiatan yang cukup penting dalam keseluruhan proses penelitian adalah
pengolahan data. Dengan pengolahan data dapat diketahui tentang makna dari data yang berhasil dikumpulkan. Dengan demikian hasil penelitianpun akan segera diketahui. Dalam
49
pelaksanaannya, pengolahan data dilakukan melalui bantuan komputer dengan software SPSS 13.0 ( Statistical Product and Service Solution).
3.7.1
Metode skala pengukuran construct ( untuk variabel yang akan diukur) Menurut Indriantoro (2002, p97), Skala ordinal Æ skala pengukuran yang tidak
hanya menyatakan kategori, tetapi juga menyatakan peringkat construct yang diukur. (cth ; penentuan dlm memilih kampus, dari pilihan ke 1 – pilihan ke 5 / pilihan akhir).
3.7.2
Metode skala pengukuran sikap Menurut Sugiyono (2006, p86), Likert Æ Skala Likert digunakan untuk mengukur
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial. Tabel 3.5 Skala pengukuran sikap Jawaban
Skor
Sangat setuju (SS)
5
Setuju (S)
4
Netral (N)
3
Tidak setuju (TS)
2
Sangat tidak setuju (STS)
1
Sumber : Sugiyono (2006, p86)
3.7.3
Variabel Demografi Berikut ini merupakan profil responden yang terkait dengan beberapa variabel
demografi dari penelitian yang dilaksanakan tentang ”Analisis Pengaruh Kualitas Produk dan Persepsi Konsumen terhadap Proses Keputusan Pembelian Majalah CITACINTA” , yang akan
50
mengambil sampel Mahasiswi Jurusan Manajemen, BINUS UNIVERSITY angkatan tahun 2003-2005.
3.7.4
Uji Validitas Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa
yang ingin diukur. Pada penelitian ini dilakukan validitas konstruk, yaitu suatu kuesioner yang baik harus dapat mengukur dengan jelas kerangka dari penelitian yang akan dilakukan. Pertama-tama yang dilakukan peneliti adalah mencari apa saja yang merupakan kerangka dari konsep tersebut. Dengan diketahuinya kerangka tersebut, seorang peneliti dapat menyusun tolak ukur operasional konsep tersebut. Mencari definisi-definisi konsep yang dikemukakan para ahli yang tertulis di dalam literatur. Untuk membantu penyusunan definisi dan mewujudkan definisi tersebut ke dalam bentuk yang operasional, peneliti disarankan untuk mendiskusikan konsep tersebut dengan para ahli yang kompeten di bidang tersebut. Kemudian pendapat para ahli dan peneliti dicari kesamaannya. Uji validitas ini disarankan agar jumlah responden untuk uji coba, minimal 30 orang. Dengan jumlah minimal 30 orang ini, distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurva normal. Pada uji validitas ini peneliti menggunakan Corrected Item-Total Correlation . Untuk menguji validitas dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: 1. Menentukan hipotesis Ho= Skor butir berkorelasi positif dengan skor faktor H1= Skor butir tidak berkorelasi positif dengan skor faktor 2. Menentukan nilai r tabel Untuk memperoleh r tabel dengan jumlah 30 orang, maka df=n-2= 30-2=28. Dengan tingkat kepercayaan 95%, diperoleh r tabel sebesar 0.31 .
51
3. Mencari r hasil Masukkan data jawaban responden untuk diolah dengan software SPSS. Di sini r hasil untuk tiap item bisa dilihat pada kolom CORRECTED ITEM-TOTAL CORRELATION dari tampilan software SPSS. 4. Mengambil keputusan Dasar pengambilan keputusan: -
Jika r hasil positif, dan r hasil>r tabel, maka butir tersebut Valid
-
Jika r hasil tidak positif, dan r hasil < r tabel, maka butir tersebut Tidak Valid.
Jika ada instrumen pertanyaan yang tidak valid, maka instrumen tersebut dibuang lalu diuji validitas kembali. Setelah pertanyaan dinyatakan semuanya valid, lalu dilakukan uji reliabilitas.
3.7.5
Uji Reliabilitas Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur, apakah alat
pengukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Sangat disarankan agar jumlah responden untuk uji coba, minimal 30 orang. Dengan jumlah minimal 30 orang ini, distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurva normal. Dalam program SPSS akan dibahas untuk uji yang sering digunakan penelitian adalah metode Alpha (Cronbach’s). Metode Alpha sangat cocok digunakan pada skor berbentuk skala (misal 1-4, 1-5). Langkah yang dilakukan untuk uji reliabilitas adalah sebagai berikut : 1. Menentukan hipotesis Ho= Skor butir berkorelasi positif dengan komposit faktornya. H1= Skor butir tidak berkorelasi positif dengan komposit faktornya.
52
2. Menentukan nilai r tabel Pada program SPSS, metode ini dilakukan dengan metode Cronbach’s Alpha, di mana suatu kuesioner dianggap reliable apabila Cronbach’s Alpha > 0.6 (Santosa, 2005, p251). 3. Mencari r hasil Di sini r hasil adalah angka ALPHA (terletak di akhir output) dari tampilan software SPSS. 4. Mengambil keputusan Dasar pengambilan keputusan: a. Jika r ALPHA positif, dan r ALPHA > r tabel, maka butir tersebut Reliabel b. Jika r ALPHA tidak positif, dan r ALPHA
Tingkat Reliabilitas
0,00 s.d 0,20
Kurang Reliabel
>0,20 s.d 0,40
Agak Reliabel
>0,40 s.d 0,60
Cukup Reliabel
>0,60 s.d 0,80
Reliabel
>0,80 s.d 1,00
Sangat Reliabel
Sumber: Triton, 2006
53
3.7.6
Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi
normal atau tidak. Uji ini biasanya digunakan untuk data berskala ordinal, interval dan rasio. Jika analisis menggunakan metode statistik parametrik, maka persyaratan normalitas harus terpenuhi, yaitu berasal dari distribusi yang normal. Jika data tidak berdistribusi normal, maka metode yang digunakan adalah statistik non parametrik. SPSS menyajikan dua tabel sekaligus (Kolmogorov-smirnov dan Shapiro-wilk). Dalam pembahasan ini akan digunakan uji
kolmogorov-smirnov (karena datanya lebih dari 50, sedangkan Shapiro-Wilk lebih bagus jika datanya kurang dari 50) dengan menggunakan taraf signifikan 0.05. Data yang dinyatakan berdistribusi normal jika signifikansi lebih besar dari 5% atau 0.05 dan terdapat juga gambar kurva normal. Jika suatu distribusi data normal, maka data akan tersebar disekeliling garis.
3.7.7
Uji Homogenitas Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah beberapa varian populasi
adalah sama atau tidak. Asumsi yang mendasari dalam analisis varian (ANOVA) adalah bahwa varian dari populasi adalah sama. Sebagai kriteria pengujian, jika nilai signifikansi lebih dari 0.05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data adalah sama.
3.7.8
Uji Penyimpangan Asumsi Klasik Uji asumsi klasik akan menguji data variabel bebas (X) dan data variabel terikat (Y)
pada persamaan regresi yang dihasilkan, berdistribusi normal atau berdistribusi tidak normal. Persamaan regresi dikatakan baik jika mempunyai data variabel bebas dan data variabel terikat berdistribusi mendekati normal atau normal sama sekali. Analisis regresi bukanlah analisis yang selalu mulus digunakan. Ada beberapa masalah serius yang dihadapi dalam
54
analisis regresi, yaitu heteroskedastisitas, multikolinearitas, dan otokorelasi. Pada penelitian ini hanya digunakan uji multikolinearitas dan heteroskedastisitas, sedangkan uji otokorelasi sering timbul pada data runtut waktu (time series). Otokorelasi sering disebut juga korelasi serial.
3.7.8.1
Uji Multikolinearitas Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya penyimpangan
asumsi klasik multikolinearitas yaitu adanya hubungan linear antara variabel independen dalam model regresi. Prasyarat yang harus terpenuhi dalam model regresi adalah tidak adanya multikolinearitas. Ada beberapa metode pengujian yang bisa digunakan, diantaranya 1) dengan melihat nilai inflation factor (VIF) pada model regresi, 2) dengan membandingkan nilai koefisien determinasi individual (r2) dengan nilai determinasi secara serentak (R2), dan 3) dengan melihat nilai eigenvalue dan condition index. Pada pembahasan ini akan dilakukan uji multikolinearitas dengan melihat nilat varians inflation factor (VIF) pada model regresi. Dasar pengambilan keputusannya adalah apabila VIF lebih besar dari 5, maka variabel tersebut mempunyai persoalan multikolinearitas dengan variabel bebas lainnya.
3.7.8.2
Uji Heteroskedastisitas Heteroskedastisitas terjadi karena perubahan situasi yang tidak tergambarkan dalam
spesifikasi model regresi, misalnya perubahan struktur ekonomi dan kebijakan pemerintah yang dapat mengakibatkan terjadinya perubahan tingkat keakuratan data. Dengan kata lain, heteroskedastisitas terjadi jika residual tidak memiliki varian yang konstan. Gangguan heteroskedastisitas sering muncul dalam data cross section, tetapi juga bisa terjadi pada data runtut waktu (time series). Gangguan heteroskedastisitas dapat membawa kita pada galat bakun yang bias dan menjadikan uji statistik tidak tepat serta interval sehingga
55
keyakinan untuk estimasi parameter juga kurang tepat. Kita dapat mengonversi regresi dengan sistem kuadrat terkecil tertimbang (weighted least square) untuk menghilangkan gangguan heteroskedastisitas. Pemeriksaan terhadap gejala heteroskedastisitas adalah dengan melihat pola diagram pencar. Grafik tersebut merupakan diagram pencar residual, ^
yaitu selisih antara nilai Y prediksi dengan Y observasi. Jika diagram pencar yang ada membentuk
pola-pola
tertentu
yang
teratur
maka
regresi
mengalami
gangguan
heteroskedastisitas, tetapi jika diagram pencar tidak membentuk pola atau acak maka regresi tidak mengalami gangguan heteroskedastisitas.
3.7.9
Transformasi data Ordinal menjadi Interval Mentransformasi data ordinal menjadi data interval berguna untuk memenuhi
sebagian dari syarat analisis statistik parametrik yang mana data setidak-tidaknya berskala interval. Teknik transformasi yang paling sederhana dengan menggunakan MSI ( Method of
Successive Interval). Langkah-langkah transformasi data ordinal menjadi interval sebagai berikut : -
Pertama perhatikan setiap butir jawaban responden dari angket yang disebarkan;
-
Pada setiap butir ditentukan berapa orang yang mendapat skor 1, 2, 3, 4, dan 5 yang disebut sebagai frekuensi;
-
Setiap frekuensi dibagi dengan banyaknya responden dan hasilnya disebut proporsi;
-
Tentukan nilai proporsi kumulatif dengan menjumlahkan nilai proporsi secara berurutan perkolom skor.
-
Gunakan tabel distribusi normal, hitung nilai z untuk setiap proporsi kumulatif yang diperoleh.
56
-
Tentukan nilai tinggi densitas untuk setiap nilai z yang diperoleh (dengan menggunakan tabel Tinggi Densitas);
-
Tentukan nilai skala dengan menggunakan rumus: NS =
-
(Density at Lower Limit) – (Density at Upper Limit) (Area Below Upper Limit) – (Area Below Lower Limit)
Tentukan nilai transformasi dengan rumus : Y = NS + [1+( NS
min )]
3.7.10 Korelasi Menurut Kuncoro (2007, p61), Korelasi Pearson Product Moment (PPM) kegunaannya untuk mengetahui derajat hubungan antara variabel bebas dengan variabel terikat. Teknik analisis Korelasi PPM termasuk teknik statistik parametrik yang digunakan data interval dan ratio. Rumus Korelasi sederhana sebagai berikut;
rxy =
n(∑ XY ) − (∑ X )( . ∑Y )
{n.∑ X
2
}{
− (∑ X ) . n.∑ Y 2 − (∑ Y ) 2
2
}
Dimana : = Koefisien korelasi
rxy
∑X ∑Y i
n
i
= Jumlah skor item = Jumlah skor total (seluruh item) = Jumlah responden
Korelasi pearson product moment dilambangkan (r) dengan ketentuan nilai r tidak lebih dari harga (-1< r < + 1). Apabila r = - 1 artinya korelasinya negatif sempurna, r = 0 artinya tidak ada korelasi, dan r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan dikonsultasikan dengan Tabel interpretasi nilai r sebagai berikut:
57
Tabel 3.7 Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r Interval Koefisien
Tingakat Hubungan
0,80 – 1,00
Sangat Kuat
0,60 – 0,799
Kuat
0,40 – 0,599
Cukup Kuat
0,20 – 0,399
Rendah
0,00 – 0,199
Sangat Rendah
Sumber: Kuncoro (2007, p62)
Besar kecilnya sumbangan variabel X terhadap Y dapat ditentukan dengan rumus koefisien diterminan sebagai berikut: KP = r2 x 100% Dimana: KP = Nilai koefisien diterminan r = Nilai koefisien korelasi Pengujian signifikansi yang berfungsi apabila peneliti ingin mencari makna generalisasi dari hubungan variabel X terhadap Y, maka hasil korelasi pearson product
moment tersebut diuji dengan uji signifikansi sebagai berikut. Hipotesis: Ha : Variabel X berhubungan secara signifikan dengan variabel Y Ho : Variabel X tidak berhubungan secara signifikan dengan variabel Y Dasar pengambilan keputusan: 1.
Jika nilai probabilitas 0,05 < Sig, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
2. Jika nilai probabilitas 0,05 > Sig, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
58
Rumus Korelasi Ganda:
R X 1. X 2.Y =
r 2 X 1Y + r 2 X 2Y − 2(rX 1Y )( . rX 2Y )( . rX 1 X 2 ) 2 1 − r X 1X 2
Selanjutnya, untuk mengetahui signifikansi Korelasi Ganda bandingkan antara nilai probabilitas 0,05 dengan nilai probabilitas Sig sebagai berikut: Hipotesis: Ha : Variabel X1 dan X2 berhubungan secara simultan dan signifikan dengan variabel Y Ho : Variabel X1 dan X2 tidak berhubungan secara simultan dan signifikan dengan variabel Y Dasar pengambilan keputusan: 1. Jika nilai probabilitas 0,05 < Sig, maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan. 2. Jika nilai probabilitas 0,05 > Sig, maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
3.7.11 Regresi Menurut Koncoro (2007, p83), Regresi adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi di masa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil. Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan variabel terikat (Y) apabila variabel bebas (X) diketahui. •
T-1 dan T-2, menggunakan Regresi linear sederhana. Menurut Umar (2005, p294), Persamaan umum regresi linier sederhana rumusnya adalah: Y=a+bX
59
a=
∑ Y − b.∑ X n.
b=
n.∑ XY − .∑ X .∑ Y n.∑ X − (∑ Y ) 2
2
Dimana: Y = variabel tidak bebas X = variabel bebas a = nilai intercept (konstan). b = koefisien arah regresi
•
T-3, menggunakan rumus regresi linier berganda. Menurut Umar (2005, p307) rumus regresi linier berganda adalah Y = a + b X1 + c X2 +.... + k Xk
3.8
Rancangan Uji Hipotesis Menurut Sugiyono (2006, p51), Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah
ketiga dalam penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, oleh karena itu rumusan masalah penelitian biasanya disusun dalam bentuk kalimat pernyataan. Untuk dapat diuji, suatu hipotesis haruslah dinyatakan secara kuantitatif. Pengujian hipotesis statistik ialah prosedur yang memungkinkan keputusan dapat dibuat, yaitu keputusan untuk menolak atau tidak menolak hipotesis yang sedang diuji. Variabel: X1
= kualitas produk
X2
= persepsi konsumen
Y
= proses keputusan pembelian
60
Terdapat tiga hipotesis yang perlu diuji. Hipotesisnya adalah sebagai berikut: 1. Kualitas Produk berpengaruh secara signifikan terhadap proses keputusan pembelian. 2. Persepsi
Konsumen
berpengaruh
secara
signifikan
terhadap
proses
keputusan
pembelian. 3. Kualitas Produk dan Persepsi Konsumen berpengaruh secara signifikan terhadap proses keputusan pembelian. Dari ketiga hipotesis diatas, hipotesis no. 1 dan 2 diuji dengan menggunakan uji t, hipotesis no. 3 diuji dengan menggunakan uji F.
3.8.1 Uji t Uji t digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (x) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (y). Langkah-langkahnya sebagai berikut ; 1. menentukan hipotesis Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel X terhadap Y. Ha = Ada pengaruh yang signifikan antara variabel X terhadap Y. 2. menentukan tingkat signifikan Pada tabel Coefficients , -
Jika sig > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
-
Jika sig < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
3. menentukan t tabel t tabel dicari dengan df= n-k-1 (n adalah jumlah kasus dan k adalah jumlah variabel independen) df= 251-2-1 = 248, t tabel dapat dihitung melalui Ms.Excel dengan cara pada sel kosong ketik =tinv(0.05,248) didapat hasilnya sebesar 1,97 .
61
4. kriteria pengujian Ho diterima dan Ha ditolak, jika t hitung < t tabel Ho ditolak dan Ha diterima, jika t hitung > t tabel 5. membandingkan t hitung dengan t tabel Dasar pengambilan keputusan pengujian adalah
Jika t hitung > t tabel maka H0 ditolak dan Ha diterima.
Jika t hitung < t tabel maka H0 diterima dan Ha ditolak.
Persamaan Regresinya : Y = a + bx
Hipotesis 1 Æ Kualitas Produk berpengaruh secara signifikan terhadap Proses keputusan pembelian majalah CITACINTA.
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Kualitas Produk terhadap Proses keputusan pembelian majalah CITACINTA.
Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara Kualitas Produk terhadap Proses keputusan pembelian majalah CITACINTA.
Hipotesis 2 Æ Persepsi konsumen berpengaruh secara signifikan terhadap Proses keputusan pembelian majalah CITACINTA.
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Persepsi konsumen terhadap Proses keputusan pembelian majalah CITACINTA.
Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara Persepsi konsumen terhadap Proses keputusan pembelian majalah CITACINTA.
62
3.8.2 Uji F Uji F digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X1,X2) secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y). Langkahlangkahnya sebagai berikut ; 1. menentukan hipotesis Ho = Tidak ada pengaruh yang signifikan antara variabel X1 dan X2 terhadap Y. Ha = Ada pengaruh yang signifikan antara variabel X1 dan X2 terhadap Y. 2. menentukan tingkat signifikan Pada tabel Coefficients , -
Jika sig > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, artinya tidak signifikan.
-
Jika sig < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, artinya signifikan.
3. menentukan f tabel f tabel dicari dengan df 1= jumlah variabel-1 (3 – 1 = 2) dan df 2=251 – 2 -1 =248, dihitung melalui MS.Excel, ketik di sel yang koson =finv(0.05,2,248) didapat hasilnya sebesar 3.03. 4. kriteria pengujian Ho diterima dan Ha ditolak, jika f hitung < f tabel Ho ditolak dan Ha diterima, jika f hitung > f tabel
63
5. membandingkan f hitung dengan f tabel Dasar pengambilan keputusan pengujian adalah -
Jika F hitung > F tabel maka Ho ditolak
-
Jika F hitung < F tabel maka Ho diterima
Hipotesis 3 Æ Kualitas Produk dan Persepsi Konsumen berpengaruh secara signifikan terhadap proses keputusan pembelian majalah CITACINTA.
Ho : Tidak ada pengaruh yang signifikan antara Kualitas Produk dan Persepsi Konsumen terhadap proses keputusan pembelian majalah CITACINTA.
Ha : Ada pengaruh yang signifikan antara Kualitas Produk dan Persepsi Konsumen terhadap Proses Keputusan Pembelian majalah CITACINTA.
3.9
Rancangan implikasi hasil penelitian Hasil penelitian tentang ”Analisis Pengaruh Kualitas Produk dan Persepsi Konsumen
terhadap Proses Keputusan Pembelian Majalah CITACINTA” , diharapkan dapat menjadi masukan bagi perusahaan untuk lebih meningkatkan kualitas produknya dan persepsi konsumen menjadi bahan pertimbangan agar majalah CITACINTA tetap menjadi pilihan konsumen untuk pembelian. Dapat dilihat dari T-1 Æ Untuk mengetahui besarnya pengaruh Kualitas Produk terhadap Proses Keputusan Pembelian majalah CITACINTA, T-2 Æ Untuk mengetahui besarnya pengaruh Persepsi Konsumen terhadap Proses Keputusan Pembelian majalah CITACINTA, T-3 Æ Untuk mengetahui besarnya pengaruh Kualitas Produk dan Persepsi Konsumen terhadap Proses Keputusan Pembelian majalah CITACINTA.