BAB 3 Metode Penelitian
3.1 Metode yang digunakan Ada tiga jenis metode yang digunakan dalam penelitian,yaitu (Waluya, B, 2007 : 91-93)
1) Studi kasus Studi kasus adalah suatu bentuk penelitian yang intensif, terintegrasi, dan mendalam. Subjek yang diteliti terdiri atas satu unit atau satu kesatuan unit yang
dipandang
sebagai
kasus.
Tujuan
studi
kasus
adalah
memperkembangkan pengetahuan yang mendalam mengenai objek yang diteliti yang berarti studi ini bersifat sebagai satu penelitian yang eksploratif. Penelitian ini bersifat mendalam sehingga menghasilkan gambara peristiwa tertentu. Dalam studi kasus, ada istilah menghasilkan gambaran longitudinal, yakni pengumpulan data dan analisis data dalam satu jangka waktu tertentu. Dua hal yang sangat memainkan peranan penting dalam studi kasus, yakni generaloisasi dan realitas.Studi kasus umumnya dipakai dalam rangka studi eksploratif
saja
artinya
bukan
menguji
hipotesis,
melainkan
memperkembangkan hipotesis.
2) Survei Survei adalah suatu metode penelitian yang bertujuan untuk mengumpulkan sejumlah besar data berupa variabel, unit, atau individu dalam waktu yang bersamaan. Data dikumpulkan melalui individu atau sampel fisik tertentu dengan tujuan agar dapat menggeneralisasikan terhadap hal yang diteliti. Survei dapat dipakai untuk tujuan deskriptif dan menguji suatu hipotesis. Selain itu, juga dapat dipakai dalam penelitian eksploratif yang bertujuan menguji suatu hipotesis atau lebih umum lagi menjelaskan hubungan antara variabel-variabel. 35
36
3) Eksperimen Eksperimen adalah suatu metode penelitian untuk mengadakan kegiatan percobaan guna mendapatkan sesuatu hasil. Hasil tersebut menunjukkan hubungan sebab akibat antarvariabel. Tujuan eksperimen adalah untuk mengetahui sebab dan akibat dari objek yang diteliti. Dan dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan metode survei karena melalui survei, akan diperoleh informasi dari responden yang diungkapkan dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan melalui kuesioner.
3.1.2 Jenis penelitian
Menurut Umar Sekaran & Roger Bougie (2010:103) jenis penelitian dapat dibagi menjadi empat macam yaitu exploratory, descriptive, hypothesis testing, dan case study analysis. Penelitian eksploratory merupakan jenis penelitian yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang telah dirumuskan terlebih dahulu atau mengembangkan hipotesis untuk penelitian lanjutan. Peneliti dalam penelitian eksploratif perlu mencari hubungan gejala-gejala sosial ataupun fisik untuk mengetahui bentuk hubungan tersebut. Peneliti perlu memperluas dan mempertajam dasar-dasar empiris mengenai hubungan diantara gejala-gajala sosial atau gejala-gejala fisik sehingga ia benarbenar mampu merumuskan hipotesis-hipotesis yang berarti bagi penelitian lanjutan. Penelitian descriptive adalah penelitian yang lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya dan mengungkapkan fakta-fakta yang ada walaupun kadang-kadang diberikan interpretasi atau analisis. Hypothesis testing adalah penelitian yang menguji satu atau beberapa hipotesis yang telah dirumuskan terlebih dahulu. Penelitian ini didasarkan atas suatu naskah penelitian yang mempersoalkan langkah-langkah teknis dan metodis yang akan diambil untuk menguji hipotesis. Sedangkan case study analysis adalah suatu bentuk penelitian yang intensif, terintegrasi dan mendalam. Tujuannya adalah mengembangkan pengetahuan yang mendalam mengenai objek yang diteliti. Dalam penelitian ini jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksploratory karena tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh
37
motivasi, budaya organisasi, dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan pada PT. Channel Duasisi Yang menjadi unit analisis dalam penelitian ini adalah individu yaitu para karyawan PT. Channel Duasisi. Unit analisis ini digunakan untuk pengumpulan data melalui kuesioner.
3.1.3 Time Horizon
Time horison terdiri atas dua jenis yaitu cross-sectional dan longitudinal. Cross-sectional adalah jenis penelitian dimana informasi yang dikumpulkan hanya pada suatu saat tertentu. Sedangkan longitudinal, informasi yang dikumpulkan pada waktu-waktu yang berbeda sehingga perubahannya dapat dilihat. Untuk penelitian ini peneliti menggunakan time horizon cross-sectional karena penelitian ini informasinya dikumpulkan hanya pada suatu saat tertentu.
Tabel 3. 1 Desain Penelitian
Jenis penelitian
Metode penelitian
Unit penelitian
T-1
eksploratory
Survey
Karyawan PT. Cross Channel Sectional Duasisi
T-2
eksploratory
Survey
Karyawan PT. Cross Channel Sectional Duasisi
T-3
eksploratory
Survey
Karyawan PT. Cross Channel Sectional Duasisi
Tujuan
T-4
eksploratory
Survey
Sumber : Pengolahan Data, tahun 2014
Time horizon
Karyawan PT. Cross Channel Sectional Duasisi
38
Keterangan:
T-1
: Untuk mengetahui pengaruh dan menganalisis motivasi (X1) terhadap kinerja karyawan (Y1) PT. Channel Duasisi
T-2
:
Untuk
mengetahui
pengaruh
dan
menganalisis
budaya
organisasi(X2) terhadap kinerja karyawan (Y1) PT. Channel Duasisi T-3
: Untuk mengetahui pengaruh dan menganalisis komitmen organisasi (X3) terhadap kinerja karyawan (Y1) PT. Channel Duasisi
T-4
: Untuk mengetahui pengaruh dan menganalisis motivasi (X1), budaya organisasi (X2), komitmen organisasi (X3) secara simultan terhadap kinerja karyawan (Y1) pada PT. Channel Duasisi
3.2 Operasional Variabel Operasionalisasi variabel dalam penelitian ini terbagi menjadi dua bagian:
1. Variabel Dependen / Terikat adalah variabel yang menjadi perhatian utama peneliti. Variabel terikat merupakan variabel utama yang menjadi faktor yang berlaku dalam investigasi. Melalui analisis terhadap variabel terikat, adalah mungkin untuk menemukan jawaban atau solusi atas masalah. Uma Sekaran (2007) .
2. Variabel Independen / Bebas atau bebas adalah variabel yang memengaruhi variabel terikat, entah secara positif atau negatif. Yaitu, jika terdapat variabel bebas, variabel terikat juga hadir, dan dengan setiap unit kenaikan dalam variabel bebas, terdapat pula kenaikan atau penurunan dalam variabel terikat. Dengan kata lain, varians variebel terikat ditentukan oleh variabel bebas. Uma Sekaran (2007) Variabel bebasnya Motivasi, Budaya Organisasi dan Komitmen Organisasi. Yang digunakan sebagai variabel terikat adalah Kinerja Karyawan.
39
Tabel 3. 2 Operasional Variable
No
variabel
Konsep
Dimensi
Indikator
Skala
variable
Skala
penguk Ukur uran
1
Motivasi
Motivasi
Kebutuhan
sebagai
psikologi
pangan,tem
Skala
Ordinal
Likert
pat tinggal
proses yang menjelask an intensitas, arah,
a. Sandang,
Kebutuhan
a. tempat
akan rasa
kerja
aman
aman
Skala
Ordinal
yang Likert
b. keselamatan
dan
ketekunan
yang
seorang
diberikan
individu
oleh
untuk
perusahaan
mencapai tujuanya
Kebutuhan
(robbins
social
a. menjadi bagian
and judge
partisipasi
2008, 208)
dari
Skala
Ordinal
Likert
kelompok sosial dalam perusahaan Kebutuhan
a. mendapatka
Pengharga
n
an
dari
Skala
promosi Likert
perusahaan b. dihargain
Ordinal
40
atas prestasi yang dicapai diperusahaa n c. mendapat reward atas prestasi Kebutuhan
a. perusahaan
Skala
aktualisasi
memberika
Likert
diri
n
Ordinal
untuk
mengasah potensi 2
Inovasi
Budaya
Nilai-
Organisa
nilai,prinsi
si
p-prinsip,
Skala
Ordinal
Likert
b. mengambil resiko
tradisi, dan
a. inovatif
cara
bekerja yang Detail
dianut
a. tanggap
bersama
akan
oleh para
kecil
Skala
Ordinal
hal Likert
anggota organisasi Orientasi
dan
a. Hasil
mempenga pada hasil ruhi
Skala
Ordinal
Likert
cara
mereka
Orientasi
bertindak(
pada orang
robbins
Orientasi
a. Karyawan
Skala
Ordinal
Likert a. Kemapuan
Skala
Ordinal
41
and
pada tim
dalam tim
Likert
coulter 2010) Agresif
a. Kompetitif
Skala
Ordinal
Likert Stabilitas
a. Ketatnya suatu
Skala
Ordinal
cara Likert
yang digunakan untuk mencapai tujuan 3
Komitme Tingkat
Komitmen
n
Afektif
dimana
emosional yang
organisas seorang i
a. Memiliki rasa Skala Likert
terikat
karyawan
pada
memihak
organisasi.
pada suatu
b. Memiliki
organisasi
peran
serta
dalam
misi
tujuan-
di
perusahaan
tujuan keinginan
Komitmen
untuk
Kelanjutan
a. Takut
Skala
kehilangan
memperta
kesempatan
hankan
promosi dalam
keanggota
organisasi.
an
dalam
organisasi tertentu(R obbins and judge
Ordinal
b. Tidak
ingin
kehilangan hubungan persahabatan dengan
rekan
Likert
Ordinal
42
2008, 100)
kerja. c. Tidak
ingin
keluar
dari
perusahaan karena
dapat
merugikan
Komitmen Normatif
a. Mempeduli
Skala
Ordinal
pada apa yang Likert dipikirkan orang lain. b. Kuatir
akan
dicap
buruk
oleh
rekan
sekerjanya c. Memiliki rasa ketakutan yang besar
akan
hasil
kerja
yang
tidak
baik 4
Kinerja
kinerja
Kemampu
karyawa
adalah apa an
n
yang
yang
dimiliki
dilakukan
oleh karyawan
pribadi
Ordinal
Likert
b. bakat c. minat
atau tidak dilakukan
a. kemampuan Skala
Usaha yang dicurahka
a. etika b. kehadiran
Skala Likert
Ordinal
43
Mathis
n
c. motivasi
Dukungan
a. Pelatihan
dan Jackson (2006, 378)
Organisasi
dan
onal
Pengemban
Skala
Ordinal
Likert
gan b. dukungan manajemen dan
rekan
kerja sumber: Data peneliti, 2014
3.3 Sumber dan cara penentuan data Dalam penelitian ini peneliti menggunakan dua sumber data, yaitu data primer dan data sekunder •
Data Primer adalah data yang didapat langsung dari lapangan berupa tanggapan responden yang diperoleh dari pembagian kuesioner
•
Data Sekunder adalah data yang didapat secara langsung seperti hasi studi pustaka Tabel 3. 3 Jenis dan sumber data
Data
Jenis
Sumber
Digunakan untuk
Data
penelitian T-1
Tanggapan karyawan mengenai motivasi
Kuantitatif
Data primer dari kuisioner,
Tanggapan karyawan
Kuantitatif
Data primer dari
T-2
T-3
T-4
44
Budaya Organisasi
kuisioner
Tanggapan karyawan Komitmen organisasi
Kuantitatif
Data primer dari kuisioner,
Tanggapan karyawan Kinerja karyawan
Kuantitatif
Data primer dari kuisioner, dan data sekunder pengabilan data dari perusahaan
Sumber: data penelitian 2014
3.4 Teknik Pengumpulan data Untuk mendukung keberhasilan penelitian ini, peneliti mengumpulkan data yang terdiri dari dua jenis, yaitu data primer dan sekunder. Data primer mengacu pada data yang dikumpulkan, diolah serta diterbitkan sendiri oleh organisasi yang menggunakannya. Pengumpulan data primer dilakukan melalui penyebaran kuesioner yang diberikan secara pribadi kepada sejumlah responden dan wawancara. Data sekunder mengacu pada informasi yang dikumpulkan dari sumber yang telah ada. Peneliti memperolah data sekunder melalui studi kepustakaan dari buku-buku referensi, website, jurnal-jurnal ilmiah, dan literature yang terkait dengan topik penelitian. Adapun teknik dalam pengumpulan data yang akan dilakukan peneliti yaitu: 1.
Kepustakaan
Yaitu teknik mengumpulkan data dengan menggunakan berbagai literatur yang ada kaitannya dengan masalah yang dibahas untuk mendapatkan landasan teori antara lain membaca buku-buku referensi, bukubuku dokumen dan artikelartikel lainnya.
2. Wawancara
45
Menurut Indriantoro dan Supomo (2002:), “wawancara merupakan teknik pengumpulan data dalam metode survei yang menggunakan pertanyaan secara lisan kepada subyek penelitian”. Dalam penelitian ini wawancara dilakukan kepada manajer perusahaan untuk melihat hingga sejauh mana aktivitas perusahaan dijalankan berkaitan dengan sistem pengendalian internal, atau disebut juga wawancara secara personal.
3.
Kuesioner
Menurut Husein Umar (2008: 49) kuesioner merupakan pengumpulan
data
dengan
memberikan
atau
menyebarkan
suatu daftar
pertanyaan/pernyataan kepada responden dengan harapan memberikan respon atas daftar pertanyaan tersebut. Pengisian kuesioner dilakukan secara langsung oleh responden dengan memberi tanda pada jawaban yang telah disediakan. Jenis angket yang digunakan peneliti adalah angket tertutup dan terstruktur, artinya jawaban responden pada setiap pernyataan atau pertanyaan terikat pada sejumlah
Dalam penelitian ini, peneliti melakukan pengumpulan data melalui pembagian kuesioner serta wawancara dengan pihak perusahaan untuk memperoleh data primer dan informasi terkait dengan penelitian.
3.5 Teknik pengambilan sample
Pengambilan sebagian subjek dari populasi dinamakan sampel. Dengan kata lain, tidak semua elemen dari populasi dapat dijadikan sampel. definisi sampel menurut Sugiyono (2011: 62). Menurut Riduwan dan Engkos Achmad Kuncoro (2011) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari objek atau subjek yang menjadi kuantitas dan karakteristik Menurut Arikunto (2006) populasi merupakan keseluruhan subjek penelitian.
Pada dasarnya ada dua cara pengambilan sampel:
46
1. cara acak (random), Cara acak adalah suatu cara pemilihan sejumlah elemen dari populasi untuk menjadi anggota sampel, dimana pemilihannya dilakukan sedemikian rupa sehingga setiap elemen mendapat kesempatan yang sama (equal chance) untuk dipilih menjadi anggota sampel. Pemilihan juga dapat dilakukan dengan lundian atau kalau jumlah elemennya ribuan perlu kita gunakan tabel angka acak, yaitu suatu daftar angka yang sudah dibuat sedemikian rupa sehingga kalau diperugnakan akan menjamin pemilihan secara acak. Cara ini dianggap obyektif karena netral. Samplingnya disebut probability
sampling,
yaitu
setiap
elemen
mempunyai
probabilitas
(kemungkinan) yang sama untuk dipilih. 2. bukan acak (nonrandom). Cara bukan acak adalah suatu cara pemilihan elemen-elemen dari populasi untuk menjadi anggota sampel dimana setiap elemen tidak mendapat kesempatan yang sama untuk dipilih. Cara bukan acak lebih bersifat subyektif dan samplingnya disebut nonprobability sampling, artinya setiap elemen tidak mempunyai probabilitas yang sama untuk dipilih. Dalam penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah teknik sensus yaitu cara pengumpulan data dimana seluruh elemen populasi diselidiki satu per satu. Jadi, populasi responden dan sampel pada penelitian ini adalah seluruh karyawan PD. Mandiri Jaya Elektronik. Menurut Arikunto (2006) mengatakan bahwa jika subjek penelitian kurang dari 100 orang, maka sebaiknya diambil seluruhnya menjadi responden, sehingga penelitianya merupakan penelitian popolasi. Dengan pernyataan tersebut responden yang digunakan adalah populasi atau seluruh karyawan PT. Channel Duasisi yang berjumlah 58 orang dimana karyawan tersebut merupakan karyawan tetap PT. Channel Duasisi.
47
3.6 Metode Analisis
Tabel 3. 4 Metode analisi
TUJUAN PENELITIAN
JENIS PENELITIAN
TEKNIK ANALISIS
T-1
eksploratory
Regresi Sederhana
T-2
eksploratory
Regresi Sederhana
T-3
eksploratory
Regresi Sederhana
T-4
eksploratory
Regresi Berganda
Sumber: data penelitian 2014
Metode penelitian yang akan digunakan penulis ini dengan analisis regresi sederhana dan regresi berganda. Analisis ini digunakan untuk mengetahui motivasi, budaya organisasi, dan komitmen organisasi, terhadap kinerja karyawan PT. Channel Duasisi. Semua data akan diolah menggunakan komputer dengan bantuan Software SPSS (Statistical Product and Service Solution) versi 16.0.
3.6.1 Skala Likert
Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial (Sugiono 2012, 132). Untuk mengukur pernyataan mengenai pengaruh motivasi, budaya organisasi, dan komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan, maka setiap jawaban diberi nilai atau skor. Dimana dalam pemberian nilai digunakan skala likert, sebagai berikut:
48
Tabel 3. 5 Bobot dan kategori pengukuran data
Keterangan
Penilaian
Sangat Setuju (SS)
5
Setuju (S)
4
Ragu-Ragu (R)
3
Tidak Setuju (TS)
2
Sanngat Tidak Setuju (STS)
1
Sumber: data penelitian 2014
Berdasarkan katagori tersebut dapat diketahui bahwa bobot nilai tertinggi adalah 5 dan bobot nilai terendah adalah 1.
3.6.2 Uji validitas
Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur terhadap konsep yang diukur sehingga benar – benar mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiono 2012, 179). Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat keandalan suatu alat ukur. validitas adalah pernyataan sampai sejauh mana data yang ditampung pada suatu kuesioner dapat mengukur apa yang ingin diukur. (Umar, Husein 2003, 101) Seperti telah diterangkan di bagian terdahulu, validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur apa yang ingin diukur. Jika periset menggunakan kuesioner dalam pengumpulan data, kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin diukurnya. Setelah kuesioner tersebut tersusun dan teruji validitasnya, dalam praktek belum tentu data yang terkumpul adalah data yang valid. Banyak hal lain yang akan mengurangi validitas data; misalnya, apakah si pewawancara yang mengumpulkan data betul-betul mengikuti petunjuk yang telah
49
ditetapkan dalam kuesioner. Selain itu, validitas data akan ditentukan oleh keadaan responden pada waktu diwawancarai. Bila sewaktu menjawab semua pertanyaan ternyata responden merasa bebas tanpa ada rasa malu atau rasa takut, maka data yang diperoleh akan valid dan reliabel, tetapi bila si responden merasa malu, takut, dan cemas akan jawabannya, maka besar kemungkinan dia akan memberikan jawaban yang tidak benar. (Umar, Husein 2003 : 103 -104). Uji Validitas bertujuan untuk mengukur valid tidaknya suatu item pertanyaan di dalam kuesioner. Berikut ini akan dipaparkan cara menguji validitas kuesioner sebagai alat pengukur. Sebagai contoh, uji validitas akan dilakukan dalam hal skala sikap dengan validitas konstruksi. Langkah – langkah mengukur validitas : a. Mendefinisikan secara operasional suatu konsep yang akan diukur. Konsep yang akan diukur hendaknya dijabarkan terlebih dahulu sehingga operasionalnya dapat dilakukan. b. Melakukan uji coba pengukur tersebut pada sejumlah responden. Responden diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada. Disarankan agar jumlah responden untuk uji coba, minimal 30 orang. Dengan jumlah minimal 30 orang ini , distribusi skor (nilai) akan lebih mendekati kurva normal. c. Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban .
3.6.3 Uji Reliabilitas
Apabila suatu alat pengukuran telah dinyatakan valid, maka tahap berikutnya adalah mengukur Reliabilitas dari data. Reliabilitas adalah istilah yang dipakai untuk menunjukkan sejauh mana suatu hasil pengukuran relatif konsisten apabila alat ukur tersebut digunakan berulang kali. Langkah kaki jangan dijadikan alat untuk mengukur panjang karena tiap-tiap langkah tidak sama panjangnya. Sebaiknya gunakanlah alat ukur meteran yang standar karena alat ukur ini konsisten untuk digunakan berulang kali. Dalam hal kueseioner, pertanyaan-pertanyaan yang termuat
50
di dalamnya hendaknya dibuat sedemikian rupa, sehingga jika diisi berulang kali oleh responden hasilnya masih relatif konsisten. (Umar, Husein 2003 : 102)
Dalam penelitain ini teknik uji reliabilitas digunakan olh cronbach’s alpha (a) merupakan rata-rata dari sebuah koefisien belah dua yang dihasilkan dari beberapa cara membelah skala item. Koefisien-koefisien tersebut bervariasi dari 0-1. Nilai sebesar 0,60 atau kurang menyatakan bahwa konsistensi internal reabilitas tidak memuaskan. Rumus cronbach’s alpha (a) dapat digunakan untuk mencari reabilitas instrument yang skornya merupakan rentangan antara berbagai nilai atau bentuk skala. Dasar pengambilan keputusan sebagai berikut : •
cronbach’s alpha > 0,60 maka kuesioner tersebut dinyatakan reliabel
•
cronbach’s alpha < 0,60 maka kuesioner tersebut dinyatakan tidak reliabel
3.6.4 Asumsi Klasik
Model regresi dapat disebut sebagai model yang baik jika memenuhi asumsi klasik. Oleh karena itu, uji asumsi klasik sangat dipengaruhi sebelum melakukan analisis regresi. Uji asumsi klasik terdiri atas uji normalitas, uji heterokedatisitas, uji multikolerasi.
3.6.5 Uji Normalitas
Tujuan uji normalitas adalah ingin mengetahui apakah distribusi sebuah data mengikuti atau mendekati distribusi normal, yakni distribusi data dengan bentuk lonceng (bell shaped). Data yang ‘baik’ adalah data yang mempunyai
pola seperti distribusi normal, yakni distribusi data tersebut
tidak menceng ke kiri atau menceng ke kanan. (Santoso, Singgih, 2010 : 43) Menurut Singgih Santoso, adapun kriteria pengujian normalitas adalah sebagai berikut :
51
•
Jika angka signifikansi Uji Kolmogorov-Smirnov Sig > 0,05 maka data berdistribusi normal.
•
Jika angka signifikansi Uji Kolmogorov-Smirnov Sig < 0,05 maka data berdistribusi tidak normal.
1.6.6
Uji heterokedatisitas
Menurut wijaya (2009,124) heterokedatisitas menunjukan bahwa varians variabel tidak sama untuk semua pengamatan/observasi. Jika varians dari residual atau pengamatan ke pengamatan yang lain tetap maka disebut homokedatisitas. Model regresi yang baik adalah terjadi homokedatisitas dalam model, atau dengan perkataan lain tidak terjadi heterokedastisitas. Ada beberapa cara untuk mendeteksi ada
tidaknya
heterokedastisitas
yaitu
dengan
melihat
scatterplot
serta
melalui/menggunakan uji gletjer,uji park, dan uji white. Uji heterokedastisitas yang paling sering digunakan adalah uji scatterplot.
1.6.7
Uji multikorelasi
Uji multikolerasi bertujuan untuk mengetahui apakah ada hubungan di antara variabel bebas memiliki masalah multikorelasi atau tidak. Multikorelasi adalah kolerasi yang sangat tinggi atau sangat rendah yang terjadi pada hubungan di antara variabel bebas. Uji multikorelasi perlu dilakukan jika jumlah variabel independen lebih dari satu. Menurut wijaya (2009, 199) ada beberapa cara mendeteksi ada tidaknya multikorelasi, sebagai berikut :
1. Nilai R2 yang dihasilkan oleh suatu estimasi model regresi empiris yang sangat tinggi tetapi secara individual variabel bebas banyak tidak signifikan mempengaruhi variabel terikat. 2. Menganalisis korelasi di antara variabel bebas. Jika di antara variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi ( lebih besar daripada 0,90) hal ini merupakan indikasi adanya multikorelasi.
52
3. Multikorelasi i dapat juga dilihat dari nilai VIF.
3.7 Analisis Regresi Sederhana dan Berganda Menurut Riduwan dan Engkos (2011, 4), regresi adalah suatu proses memperkirakan secara sistematis tentang apa yang paling mungkin terjadi dimasa yang akan datang berdasarkan informasi masa lalu dan masa sekarang yang dimiliki agar kesalahannya dapat diperkecil.
Kegunaan regresi dalam penelitian salah satunya adalah untuk meramalkan variable terikat (X) apabila variable bebas diketahui (Y). Regresi sederhana dapat dianalisis karena didasari oleh hubungan fungsional atau hubungan sebab akibat (kausal) variable bebas (X) terhadap variable terikat (Y)
Regresi berganda adalah regresi dimana terdapat lebih dari satu variable bebas. Analisis regresi berganda dilakukan bila jumlah variable bebasnya minimum dua. Dari teknik analisis regresi berganda, maka akan diketahui apakah ada pengaruh secara bersama-sama antara variable bebas yang ada terhadap variable terikat. persamaan regresi berganda adalah :
Y=a + b1X1 + b2X2 + .... + baXa
Dimana : Y
: Variable terikat
X1X2X3
: Variable bebas
a
: Konstanta
b1b2b3
: koefisien regresi
53
3.8 Perancangan Uji Hipotesis
Menurut (Umar, Husein, 2003:168), hipotesis adalah suatu perumusan sementara mengenai suatu hal yang dibuat untuk menjelaskan hal itu dan juga dapat menuntun / mengarahkan penyelidikan selanjutnya. Menurut Sugiyono (2006) perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka berfikir. Hipotesis diartikan sebagai jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian dan pada dasarnya merupakan suatu proporsi atau anggapan yang mungkin benar dan sering digunakan sebagai dasar pembuatan keputusan atau pemecahan persoalan ataupun untuk dasar penelitian lebih lanjut. Untuk dapat diuji, suatu hipotesis haruslah dinyatakan secara kuantitatif. Pengujian hipotesis statistik ialah prosedur yang memungkinkan keputusan dapat dibuat yaitu keputusan untuk menolak atau tidak menolak hipotesis yang sedang diuji. Dalam menerima atau menolak suatu hipotesis yang diuji, ada satu hal yang harus dipahami, bahwa penolakan suatu hipotesis berarti menyimpulkan hipotesis itu salah, sedangkan menerima suatu hipotesis semata-mata mengimplikasikan bahwa kita mempunyai bukti untuk mempercayai sebaliknya. Variabel-variabel penelitian sebagai berikut : X1
: Motivasi
X2
: Budaya organisasi
X3
: Komitmen organisasi
Y
: Kinerja Karyawan
Hipotesisnya adalah sebagai berikut : Untuk T-1
:
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi terhadap kinerja karyawan PT. Channel Duasisi.
54
Ho : motivasi (X1) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan (Y1) PT. Channel Duasisi H1 : :motivasi (X1) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan (Y1) PT. Channel Duasisi
T-2
:
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh budaya organisasi terhadap kinerja karyawan PT. Channel Duasisi. Ho : budaya organisasi(X2) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan (Y1) PT. Channel Duasisi. H1 : budaya organisasi(X2) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan (Y1) PT. Channel Duasisi. T-3
:
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh komitmen organisasi terhadap kinerja karyawan PT. Channel Duasisi. Ho: komitmen organisasi (X3) tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan (Y1) PT. Channel Duasisi. H1: komitmen organisasi (X3) memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan (Y1) PT. Channel Duasisi. T-4
:
Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh motivasi, budaya organisasi, dan komitmen organisasi secara simultan terhadap kinerja karyawan PT. Channel Duasisi. Ho : motivasi (X1), budaya organisasi (X2), komitmen organisasi (X3) tidak memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap kinerja karyawan (Y1) PT. Channel Duasisi.
55
H1 : motivasi (X1), budaya organisasi (X2), komitmen organisasi (X3) memiliki pengaruh yang signifikan secara simultan terhadap kinerja karyawan (Y1) PT. Channel Duasisi.
Dasar pengambilan keputusan berdasarkan Sig adalah:
1.9
•
Jika Sig > 0,05, maka Ho diterima dan H1 ditolak.
•
Jika Sig < 0,05, maka Ho ditolak dan H1 diterima.
Rancangan pemecahan masalah Tujuan penelitian ini adalah ingin mengetahui pengaruh Motivasi, Budaya
organisasi dan Komitmen organisasi terhadap Kinerja Karyawan PT. Channel Duasisi. Penelitian ini dilakukan dengan melakukan survei melalui pembagian kuesioner ke setiap karyawan PT. Channel Duasisi. Hasil kuesioner yang diperoleh akan digunakan untuk menganalisis variabel-variabel dalam penelitian ini, yaitu Motivasi, Budaya Organisasi,
Komitmen organisasi, serta Kinerja Karyawan.
Setelah hasil dari kuesioner tersebut diolah sedemikian rupa dan menggunakan analisis regresi sederhana dan regresi berganda. Dapat diperoleh hasil yang menggambarkan hubungan antara variable-variable tersebut. Rancangan pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah bahwa PT. Channel Duasisi dapat mengevaluasi apakah Motivasi, Budaya Organisasi dan Komitmen organisasi yang dimiliki oleh perusahaan tersebut dapat mempengaruhi Kinerja Karyawan. Jika berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa Motivasi, Budaya Organisasi dan Komitmen organisasi berpengaruh secara signifikan terhadap Kinerja Karyawan, maka PT. Channel Duasisi harus berusaha untuk terus mempertahankan serta meningkatkan variabel-variabel tersebut untuk terus meningkatkan Kinerja Karyawan serta mempertahankan kinerja perusahaan di masa yang akan datang.