27
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah merupakan penelitian analitik observasional dengan rancangan potong lintang (cross sectional).
3.2 Waktu dan Tempat Penelitian Rancangan penelitian direncanakan dilaksanakan mulai bulan November 2015, dan pelaksanaan penelitian direncanakan mulai bulan Maret 2016 sampai sampel terpenuhi, bertempat di ruang rawat perinatologi rindu B4 dan ruang rawat neonatologi rindu B1 RSUP Haji Adam Malik, Medan.
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian 3.3.1 Populasi target Neonatus yang lahir dan dirawat di RSUP Haji Adam Malik, Medan 3.3.2 Populasi terjangkau Neonatus yang lahir dan dirawat di RSUP Haji Adam Malik, Medan dimulai sejak bulan Maret 2016. 3.3.3 Sampel Populasi terjangkau yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dimulai sejak bulan Maret 2016 hingga jumlah sampel terpenuhi.
27
Universitas Sumatera Utara
28
3.4 Kriteria Inklusi dan Eksklusi Kriteria inklusi: Neonatus preterm dan aterm yang lahir di RSUP Haji Adam Malik, Medan dan orang tua/wali pasien mengizinkan pasien ikut serta dalam penelitian. Kriteria eksklusi: Neonatus yang lahir disertai kelainan kulit generalisata (iktiosis,sindroma neterton, Staphylococcal scalded skin syndrome).
3.5 Besar Sampel
n1 n2
2 2 Z (1 / 2) Z (1 )
2
1 2 2
Dimana :
Z(1 / 2) = deviat baku alpha. utk = 0,05 maka nilai baku normalnya 1,96 Z(1 ) = deviat baku alpha. utk = 0,10 maka nilai baku normalnya 1.282 Sd
= Standar deviasi gabungan pH Neoatus pretem dan aterm sebesar =0,29
1 2 = beda rerata yang bermakna ditetapkan sebesar 0,5
Maka besar sampel minimal untuk masing-masing kelompok pada penelitian ini banyak 31 orang.
3.6 Cara Pengambilan Sampel Penelitian Sampel penelitian diambil dengan tehnik consecutive sampling
3.7 Identifikasi Variabel 3.7.1 Variabel bebas : Masa gestasi preterm atau aterm
Universitas Sumatera Utara
29
3.7.2 Variabel terikat : pH kulit 3.8 Definisi Operasional 3.8.1 Masa gestasi Masa gestasi adalah lama kehamilan yang didapat melalui dokumentasi rekam medik RSUP H. Adam Malik. Hasil usia gestasi yang didapat berupa aterm (≥ 37 minggu - ≤42 minggu) dan preterm (<37 minggu). Alat ukur
: rekam medis
Pengukur
: peniliti dan pembimbing
Hasil ukur
: aterm (≥ 37 minggu- ≤42 minggu) dan preterm (<37 minggu)
Skala ukur
: nominal
3.8.2 pH kulit pH kulit adalah kadar keasaman kulit yang didapat melalui pemeriksaan menggunakan pH meter Alat ukur
: pH meter (Skincheck, Hanna Instruments, HI 99181N, USA)
Pengukur
: peniliti dan pembimbing
Hasil ukur
: nilai pH
Skala ukur
: rasio
3.9 Alat, Bahan dan Cara Kerja 3.9.1 Alat dan bahan
Universitas Sumatera Utara
30
a. Satu unit alat pH meter (Skincheck, Hanna Instruments, HI 99181N, USA) b. Kassa 3.9.2 Cara kerja Pasien yang telah mendapat izin dari orang tuanya dan menandatangani inform consent selanjutnya dilakukan : 1. Pencatatan data dasar : a.
Pencatatan data dasar dilakukan oleh peneliti di ruang rawat inap rindu B4 RSUP Haji Adam Malik Medan.
b.
Pencatatan data dasar meliputi idenditas pasien (nama,alamat, jenis kelamin, usia gestasi, berat badan, panjang badan), pemeriksaan fisik dan dermatologis.
2. Pemeriksaan nilai pH kulit neonatus a.
Syarat sebelum dilakukan pengukuran pH : -
Pengukuran dilakukan pada hari ke 3 setelah kelahiran.
-
Pengukuran dilakukan minimal 4 jam setelah subjek dimandikan atau dibersihkan. Orang tua pasien atau etugas kesehatan diminta untuk tidak menggunakan kosmetik atau preparat topikal apapun pada volar lengan bawah subyek, minimal 4 jam setelah subjek dimandikan.
Universitas Sumatera Utara
31
-
Pengukuran dilakukan pada suhu kamar air conditionered stabil dan konstan (20oC) dengan kelembaban 40% dan subyek dikondisikan minimal 20 menit.
-
Bila daerah volar tidak memungkinkan untuk diperiksa, Pemeriksaan dapat dilakukan pada daerah lengan, tungkai atas atau perut subyek.
b. Pengukuran nilai pH kulit diperiksa dengan menggunakan pH meter (skincheck, Hanna Instrument, HI 99181N, USA). Elektroda pH dikalibrasi sebelum pengukuran masing-masing subyek dengan dua larutan buffer standard pada nilai pH 7.0 dan 4.0.
Kemudian
elektroda
dibilas
dengan
air
sebelum
pengukuran. c. Subyek dipersiapkan. Bagian volar lengan bawah dibersihkan dengan kassa. Buka tutup pelindung elektroda. Sambungkan elektroda ke pH meter. Tekan tombol ON untuk menghidupkan. Letakkan ujung elektroda pada permukaan kulit yang datar. Tunggu sampai pembacaan stabil dan hasil didapat. Kemudian elektroda dibersihkan dengan air, dan tutup kembali dengan menggunakan pelindung elektroda.
Universitas Sumatera Utara
32
3.10 Kerangka Operasional
Neonatus preterm dan aterm yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi
Pencatatan data dasar dan Pemeriksaan fisik
Pengukuran pH
Tabulasi dan analisis data
Gambar 3.1 Diagram kerangka operasional
3.11. Pengolahan Data Data-data yang terkumpul disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi. Karakteristik subjek dianalsis secara deskriftif. Analisis statistik dilakukan untuk mengetahui hubungan nilai pH kulit neonatus preterm dan aterm. Jika sebaran data terdistribusi normal maka digunakan uji T independent. Namun
Universitas Sumatera Utara
33
jika sebaran data terdistribusi tidak normal maka digunakan uji Mann Whitney. 3.12. Etika Penelitian Penelitian ini sudah memperoleh persetujuan dari Komite Etik Kesehatan Fakultas Kedokteran Sumatera Utara dengan nomor surat: 223/KOMET/FK USU/2016 dan Direktorat SDM dan Pendidikan Instalasi Penelitian dan Pengembangan RSUP Haji Adam Malik Medan dengan no surat: 612/UN5.2.1.1.1.14/KRK/2016.
Universitas Sumatera Utara
34
BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini melibatkan 64 orang subjek penelitian yaitu neonatus yang telah memenuhi kriteria penelitian. Seluruh subjek penelitian telah menjalani pemeriksaan untuk mengetahui kadar pH kulit. Data-data yang terkumpul kemudian dimasukkan sebagai variabel dan diolah secara statistik. 4.1
Karakteristik subjek Penelitian Karakteristik subjek dalam penelitian ini ditampilkan berdasarkan
distribusi, masa gestasi, jenis kelamin, berat badan dan panjang badan. 4.1.1 Karakteristik berdasarkan masa gestasi Tabel 4.1 Distribusi subjek penelitian berdasarkan masa gestasi Masa gestasi
n
%
Preterm
32
50
Aterm
32
50
Total
64
100
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa berdasarkan masa gestasi pasien neonatus didapatkan 32 sampel dengan masa gestasi preterm (50%) dan 32 sampel dengan masa gestasi aterm (50%).
Universitas Sumatera Utara
35
Setiap tahun dilaporkan terdapat sekitar 15 juta bayi lahir prematur di dunia, lebih dari satu dalam 10 kelahiran. Kelahiran prematur meningkat setiap tahun hampir di semua negara.41 Di Indonesia, dari 48.336 kelahiran selama periode Januari 2010 –Juni 2013 34
terdapat 17.576 kelahiran prematur (36,4%).
42
Data di RSUP H. Adam Malik
Medan menunjukkan jumlah bayi yang dilahirkan pada tahun 2007 sebanyak 527 bayi dan 63 bayi (11,95%) dilahirkan dengan kondisi prematur.43 4.1.2 Karakteristik berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.2 Distribusi subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin Jenis kelamin Masa gestasi
Laki-laki
Perempuan
n
%
n
%
Total
Preterm
11
17,2
21
32,8
50
Aterm
12
18,7
20
31,3
50
Total
23
35,9
41
64,1
100
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa berdasarkan jenis kelamin pasien neonatus didapatkan 23 sampel laki-laki (35,9%) dan 41 sampel perempuan (64,1%). Pada preterm dan aterm jenis kelamin terbanyak adalah perempuan masing-masing sebanyak 21 sampel (32,8%) dan 20 sampel (31,3%). Kelahiran prematur di RSUP H. Adam Malik Medan tahun 2007 sebanyak 63 bayi jenis kelamin laki-laki berjumlah 34 bayi (54,0%) dibandingkan dengan jenis kelamin perempuan berjumlah 29 bayi (46,0%).4
Universitas Sumatera Utara
36
4.1.3 Karakteristik berdasarkan berat badan Tabel 4.3 Distribusi subjek penelitian berdasarkan berat badan
Berat badan (gram) Masa gestasi
<2500
2500-4000
Total
n
%
n
%
Preterm
27
42,2
5
7,8
50
Aterm
1
1,6
31
48,4
50
Total
28
43,8
36
56.2
100
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa berdasarkan berat badan pasien neonatus didapatkan 28 sampel dengan berat badan <2500 gram (43,8%) dan 36 sampel dengan berat badan 2500-4000 gram (56,2%). Pada preterm berat badan terbanyak <2500 gram sebanyak 27 sampel (42,2) dan pada aterm yang terbanyak adalah 2500-4000 gram sebanyak 31 sampel (48,4). Hal ini sesuai dengan penelitian Utami di RSUD Dr. R Koesma mendapatkan dari 169 bayi aterm, sebagian besar mempunyai berat badan 2500 4000 gram yaitu sebanyak 99,24 %.44 Beberapa penelitian menyatakan bahwa berat badan akan bertambah seiring dengan masa gestasi.45-47
Universitas Sumatera Utara
37
4.1.4 Karakteristik berdasarkan panjang badan Tabel 4.4 Distribusi subjek penelitian berdasarkan panjang badan Panjang badan (cm) Masa gestasi
30-39
40-49
≥50
Total
Preterm
n 9
% 14,1
n 23
% 35,9
n -
% -
50
Aterm
-
-
19
29,7
13
20,3
50
Total
9
14,1
42
65,6
13
20,3
100
Berdasarkan tabel 4.4 dapat dilihat bahwa berdasarkan panjang badan pasien neonatus didapatkan 9 sampel dengan panjang badan 30-39 cm (14,1%), 42 sampel dengan panjang badan 40-49 cm (65,6%), dan 13 sampel dengan panjang badan ≥50 cm (20,3%). Pada preterm dan aterm panjang badan terbanyak adalah 40-49 cm, masing-masing sebanyak 23 sampel (35,9) dan 19 sampel (29,7). Miletic et al dalam penelitiannya menyatakan bahwa terdapat hubungan antara masa gestasi dengan panjang badan.48 Hasil tersebut didukung oleh penelitian Maeyama et al dimana pada penelitiannya ditemukan bahwa panjang badan akan bertambah seiring dengan masa gestasi.45
Universitas Sumatera Utara
38
4.2
Gambaran pH kulit neonatus preterm dan aterm
Tabel 4.5 Distribusi pH neonatus preterm dan aterm
Rerata ± SD
pH Nilai minimum
Nilai maksimum
Preterm
7,75±0,41
6,8
8,8
Aterm
7,46±0,37
6,7
8,46
Masa gestasi
Berdasarkan tabel 4.5 dapat dilihat bahwa berdasarkan masa gestasi, ratarata pH kulit pada pasien preterm adalah 7,75±0,41, dan rata-rata pH kulit pada pasien aterm adalah 7,46±0,37. Tidak seperti neonatus aterm, neonatus preterm belum mempunyai fungsi sawar epidermal yang baik, hanya memiliki sedikit lapisan Sk dan memiliki permeabilitas lebih terhadap bahan-bahan eksogen dan kerusakan kulit tambahan. Tingkat keasaman kulit pada neonatus aterm secara relatif lebih netral pada saat baru lahir, seiring waktu akan berkurang selama periode 1-4 hari pertama kehidupan, dan terus menurun selama 3 bulan pertama, seiring dengan aktivasi enzim-enzim yang diperlukan untuk membentuk komponen keasaman pada kulit.49
Universitas Sumatera Utara
39
4.3 Gambaran pH kulit berdasarkan karakteristik subjek penelitian (berat badan, panjang badan dan jenis kelamin) 4.3.1 Gambaran pH kulit berdasarkan berat badan Tabel 4.6 Distribusi pH kulit berdasarkan berat badan
Masa gestasi
Preterm
Aterm
Rerata ± SD
pH Nilai minimum
Nilai maksimum
<2500
7,71±0,42
6,80
8,80
2500-4000
7,95±0,27
7,69
8,35
<2500
7,28±0
7,28
7,28
2500-4000
7,46±0,38
6,70
8,46
Berat badan (gram)
Berdasarkan tabel 4.6 dapat dilihat bahwa pada neonatus preterm, rata-rata pH kulit dengan berat badan lahir <2500 gram adalah 7,71±0,42 dan rata-rata pH kulit dengan berat badan lahir 2500-4000 gram adalah 7,95±0,27. Pada neonatus aterm, rata-rata pH kulit dengan berat badan lahir <2500 gram adalah 7,28±0 dan rata-rata pH kulit dengan berat badan lahir 2500-4000 gram adalah 7,46±0,38. Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa pH kulit yang lebih tinggi pada berat badan lahir badan lahir 2500-4000 gram baik pada preterm dan aterm. Penelitian yang dilakukan oleh Green et al, berat badan lahir tidak mempengaruhi tingkat keasaman kulit secara signifikan pada neonatus.35
Universitas Sumatera Utara
40
4.3.2 Gambaran pH kulit berdasarkan panjang badan Tabel 4.7 Distribusi pH kulit berdasarkan panjang badan
Masa gestasi
Preterm
Aterm
Rerata ± SD
pH Nilai minimum
Nilai maksimum
30-39
7,84±0,48
7,23
8,80
40-49
7,71±0,38
6,80
8,35
≥50
-
-
-
30-39
-
-
-
40-49
7,49±0,32
7
8,28
≥50
7,41±0,45
6,7
8,46
Panjang badan (cm)
Berdasarkan tabel 4.7 dapat dilihat, pada neonatus preterm rata-rata pH kulit dengan panjang badan lahir 30-39 cm adalah 7,84±0,48, rata-rata pH kulit pada dengan panjang badan lahir 40-49 cm adalah 7,71±0,38. Pada neonatus aterm, ratarata pH kulit dengan panjang badan lahir 40-49 cm adalah 7,49±0,32 dan rata-rata pH kulit dengan panjang badan lahir ≥50 cm adalah 7,41±0,45. Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa semakin panjang badan lahir, maka semakin rendah pH kulit. Hasil penelitian Maeyama et al didapatkan secara umum bahwa panjang badan berhubungan dengan masa gestasi, dimana peningkatan masa gestasi akan berbanding lurus dengan peningkatan panjang badan lahir. Green et al menyatakan bahwa panjang badan tidak mempengaruhi pH kulit neonatus.35,45
Universitas Sumatera Utara
41
4.3.3 Gambaran pH kulit berdasarkan jenis kelamin Tabel 4.8 Distribusi pH kulit berdasarkan jenis kelamin
Masa gestasi Preterm
Aterm
Rerata ± SD
pH Nilai minimum
Nilai maksimum
Laki-laki
7,5±0,36
6,8
8
Perempuan
7,8±0,38
7,3
8,8
Laki-laki
7,32±0,32
6,9
8,14
Perempuan
7,54±0,38
6,7
8,46
Jenis kelamin
Berdasarkan tabel 4.8 dapat dilihat, pada neonatus preterm rata-rata pH kulit neonatus dengan jenis kelamin laki-laki adalah 7,5±0,36 dan rata-rata pH kulit pada neonatus dengan jenis kelamin perempuan adalah 7,8±0,38. Pada neonatus aterm rata-rata pH kulit dengan jenis kelamin laki-laki adalah 7,32±0,32 dan rata-rata pH neonatus dengan jenis kelamin perempuan adalah 7,54±0,38. Dari hasil diatas dapat dilihat bahwa pH kulit neonatus dengan jenis kelamin perempuan lebih tinggi dibandingkan pH kulit neonatus laki-laki. Hal ini sesuai dengan penelitian Green et al dan Man et al yang menyatakan bahwa neonatus perempuan memiliki nilai pH lebih tinggi dibandingkan laki-laki.35,50
Universitas Sumatera Utara
42
4.4 Hubungan antara pH kulit dengan masa gestasi neonatus preterm dan aterm Tabel 4.9 Hubungan pH kulit dengan masa gestasi neonatus preterm dan aterm pH Masa gestasi
Rerata±SD Preterm
7,75±0,41
Aterm
7,50±0,37
p 0,05
Tabel 4.9 menunjukkan bahwa berdasarkan hasil uji T independen pada pH kulit berdasarkan masa gestasi, terdapat perbedaan yang signifikan (p=0,05). Dapat disimpulkan bahwa neonatus preterm memiliki nilai pH yang lebih tinggi dibandingkan dengan pada neonatus aterm. Green et al dalam penelitiannya melaporkan bahwa neonatus aterm dan preterm sama-sama memiliki fungsi asidifikasi yang aktif pada saat lahir, namun fungsi ini tidak sepenuhnya efektif pada neonatus preterm karena aspek terluar kulit masih diselubungi oleh verniks kaseosa.35 Pendapat lain disampaikan oleh Visscher et al dalam penelitiannya yaitu bahwa keberadaan verniks kaseosa akan mempercepat asidifikasi pada kulit neonatus, dan menyarankan praktisi untuk mempertimbangkan pengangkatan verniks kaseosa segera setelah lahir pada neonatus.49
Universitas Sumatera Utara
43
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan 1. Terdapat hubungan yang signifikan (p=00,5) pH kulit neonatus dengan masa gestasi (preterm dan aterm) dimana, rata-rata pH kulit pasien preterm adalah 7,75±0,41, dan rata-rata pH kulit pada pasien aterm adalah 7,46±0,37. 2. Gambaran pH kulit berdasarkan berat badan lahir menunjukkan pH kulit yang lebih tinggi pada berat badan lahir 2500-4000 gram baik pada preterm dan aterm. 3. Gambaran pH kulit berdasarkan panjang badan lahir, dijumpai semakin panjang berat badan lahir semakin rendah pH kulit. 4. Gambaran pH kulit berdasarkan jenis kelamin, pH Kulit pada perempuan lebih tinggi dibandingkan pH kulit laki-laki. 5. Karakteristik subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin yang terbanyak adalah perempuan yaitu 41 orang (64,1%), berat badan yang terbanyak adalah 2500-4000 gram yaitu 36 orang (56,2%) dan panjang badan yang terbanyak adalah 40-49 cm yaitu 42 orang (65,6%)
5.2 Saran
Universitas Sumatera Utara
44
1. Nilai pH yang lebih tinggi pada neonatus preterm menjadi pertimbangan perlunya perawatan kulit khusus yang lebih dibanding neonatus aterm. 2. Perlu dilakukan penelitian lanjutan secara longitudinal dengan jumlah sampel yang lebih banyak dan waktu yang lebih lama.
43
Universitas Sumatera Utara