BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Teori Umum 2.1.1 Konsep Sistem Informasi Terdapat dua kelompok pendekatan didalam mendefinisikan system, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya.Pendekatan yang menekankan pada prosedur mendefinisikan system sebagai suatu jaringan kerja prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan sebuah kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.Sedangkan pendekatan system yang lebih menekankan pada elemen atau komponen mendefinisikan system sebagai kumpulan elemen yang saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu.Kedua kelompok definisi adalah benar dan tidak bertentangan. Yang berbeda adalah cara pendekatannya. (Sutabri, Tata 2012;2). Sistem dapat didefinisikan sebagai sekumpulan dari komponen – komponen yang saling bekerja sama untuk menggapai tujuan. Tujuan dari sistem adalah untuk menerima input dan memprosesnya sehingga dapat menghasilkan output berupa informasi. Terdapat lima komponen umum dari sistem, yaitu input, process, output, feedback, control. (Hardcastle, 2011 : 8) Informasi ibarat darah yang mengalir didalam tubuh manusia, maksud dari kalimat tersebut yaitu bahwa informasi sangat penting untuk suatu organisasi. Informasi dapat didefinisikan, informasi adalah sekumpulan fakta (data) yang di organisasikan dengan cara tertentu sehingga mereka mempunyai arti bagi si penerima.(Sutarman 2012:14)
Informasi merupakan data yang telah mengalami pemrosesan menjadi bentuk yang lebih bermanfaat dan berguna bagi para pemakai akhir tertentu yang digunakan untuk pengambilan suatu keputusan. (Krismiaji, 2010 : 15) Sistem informasi menyediakan berbagai informasi bagi para manajemen dalam perusahaan agar dapat membuat keputusan sehingga proses bisnis yang dijalankan dalam organisasi dapat dikendalikan. (Hardcastle, 2011 : 108) System informasi adalah system yang dapat didefinisikan dengan mengumpulkan, memproses, menyimpan, menganalisis, menyebarkan informasi dengan tujuan tertentu. Seperti system lainnya, sebuah system informasi terdiri atas input (data, imstruksi), dan output (laporan, kalkulasi) (Sutarman 2012; 13) Tiga tujuan dasar dari sistem informasi menurut Hall (2013: 5) yaitu: 1. Untuk mendukung fungsi pengawasan dari manajemen. Pengawasan mengacu kepada tanggung jawab manajemen untuk mengelola sumber daya perusahaan secara tepat. 2. Untuk mendukung pengambilan keputusan manajemen. Sistem informasi menyediakan informasi yang dibutuhkan pihak manajer dalam pengambilan keputusan. 3. Untuk
mendukung
operasi
sehari-hari
perusahaan.
Sistem
informasi
menyediakan informasi kepada pegawai operasional untuk membantu mereka melaksanakan tugas mereka sehari-hari secara efektif dan efisien. Tahapan Implementasi Sistem Informasi Menurut O’Brien (2010:19) tahapan dalam membangun sistem informasi untuk menemukan solusi dari permasalahan bisnis adalah sebagai berikut : 1. Investigation 2. Analyze 3. Design 4. Implement 5. Maintain
.
Dalam bukuObject Oriented Analysis and Design menyatakan bahwa sistem
informasi adalah kumpulan komponenyang saling terkait yang mengumpulkan, memproses, menyimpan, dan menyediakan output informasi yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas bisnis. Menyelesaikan tugas bisnis biasanya adalah “masalah” yang telah dibicarakan sebelumnya. (Satzinger 2007; 7)
17
Dibawah ini adalah gambar dari sistem informasi dan komponennya:
Gambar 2.1 Information System and Components Part. Source : Satzinger (2007,p8) Sumber Satzinger, Jackson, Burd (2007;8)
1. Hardware (Perangkat Keras) Adalah sekumpulan perangkat keras yang digunakan untuk menerima dan informasi, memprosesnya dan menampilkannya kembali. 2. Software (Perangkat Lunak) Adalah koleksi atau sekumpulan program yang dapat memerintah perangkat keras yang ada untuk memprosesnya data. 3. Database (Basis Data) Adalah basis data yang bersikan dari sekumpulan file atau table yang berkaitan dan berhubungan antara satu sama lain, dan di dalam file atau table tersebut berisikan data. 4. Network (Jaringan Komputer) Adalah sebuah system jembatan perhubungan, baik menggunakan kabel (wireline) maupun tanpa menggunakan kabel (wireless) yang memiliki peranan penting dalam menghubungkan beberapa computer yang berbeda untuk membagi sumber daya yang mereka miliki. 5. Procedures (Prosedur)
18
Adalah sebuah instruksi, aturan, prosedur yang berisikan cara bagaimana menggabungkan komponen-komponen diatas dalam rangka memproses system informasi dan menghasilkan apa yang diinginkan. 6. People (Orang) Adalah sumber daya manusia yang akan mengoperasikan hardware dan software, berhubungan dengan mereka dan menggunakan hasil dari pemrosesan tersebut. Kualitas dari informasi diantaranya adalah relevan maksudnya adalah menambah pengetahuan atau nilai bagi para pembuat keputusan, dengan cara mengurangi ketidakpastian,
menaikkan
kemampuan
untuk
memprediksi,
atau
menegaskan/membenarkan ekspektasi semula, kemudian informasi yang berkualitas harus dapat dipercaya dimana informasi bebas dari kesalahan atau bias dan secara akurat menggambarkan kejadian atau aktivitas organisasi. Tidak hanya itu informasi yang berkualitas harus lengkap dimana tidak menghilangkan data penting yang dibutuhkan oleh para pemakai. Informasi yang berkualitas juga harus tepat waktu, maksudnya informasi dapat disajikan pada saat yang tepat untuk mempengaruhi proses pembuatan keputusan. Yang terakhir untuk informasi yang berkualitas hendaknya mudah dipahami dengan menyajikan informasi dalam format yang mudah dimengerti. (Krismiaji 2010; 15)
2.1.2 Pengertian Akuntansi Menurut Warren, Reeve and Duchac (2011:3), akuntansi adalah sebuah sistem informasi yang memberikan laporan kepada pengguna mengenai kegiatan ekonomi dan kondisi dari sebuah bisnis. Menurut
Weygandt,
Kimmel,
and
Kieso
(2011:5),
akuntansi
adalah
mengidentifikasi, mencatat, dan mengkomunikasikan kegiatan ekonomi suatu organisasi kepada para pengguna yang berkepentingan. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah sebuah ilmu yang dapat mengidentifikasi, mencatat serta melaporakan kegiatan ekonomi untuk digunakan kepada para pengguna yang berkepentingan.
19
2.1.3Sistem InformasiAkuntansi Akuntansi terdiri dari tiga aktivitas utama – mengidentifikasikan, mencatat, dan mengkomunikasikan kejadian-kejadian ekonomi dari suatu organisasi kepada para pelanggan yang berkepentingan. (Kieso, Weygandt, & Kimmel, 2010) System informasi merupakan system yang dapat memproses data dan transaksi untuk menghasilkan suatu informasi yang bermanfaat sehingga dapat digunakan untuk merencanakan, mengendalikan, dan mengoperasikan bisnis (Krismiaji, 2010:4) Sistem informasi akuntansi adalah suatu subsistem yang memproses transaksi keuangan dan non-keuangan yang berpengaruh secara langsung terhadap pemrosesan transaksi keuangan. (Hall, 2011:7) Romney dan Steinbart (2012, 30) berpendapat bahwa sistem informasi akuntansi terdiri dari enam komponen, yaitu: a.
People Mengoperasikan sistem dan menampilkan berbagai fungsi.
b.
Procedures and instructions Baik manual maupun otomatis termasuk dalam kegiatan pengumpulan, pemrosesan dan penyimpanan data tentang kegiatan organisasi.
c.
Data Tentang organisasi dan proses bisnis organisasi
d.
Software Berkaitan dengan software yang digunakan untuk memproses data organisasi.
e.
Informationtechnology infrastructure Termasuk komputer, perangkat peripheral, dan peralatan jaringan komunikasi
yang
digunakan
untuk
mengumpulkan,
menyimpan dan mentransformasikan data dan informasi. f. Internalcontrol and security measure Menjaga keamanan data dalam sistem informasi akuntansi
memproses,
20
Gelinas dan Dull (2010, p14) adalah subsistem khusus dari sistem informasi yang berfungsi untuk mengumpulkan, memproses, dan melaporkan informasi yang berkaitan dengan aspek keuangan dari suatu kejadian bisnis. (Gelinas dan Dull, 2010:14) Adapun beberapa kegunaan system informasi akuntansi, yaitu : 1.
Membuat laporan eksternal
Sistem informasi akuntansi membuat manajemen dapat memperoleh informasi dengan lebih mudah. Dengan informasi yang lebih mudah dan cepat diperoleh, maka akan lebih mudah dan cepat pula untuk menghasilkan laporan-laporan untuk memenuhi kebutuhan informasi para investor, kreditor, ataupun pihak-pihak lain. 2.
Mendukung kegiatan rutin
Sistem informasi akuntansi akan membantu manajemen untuk menangani aktivitasaktivitas operasi rutin perusahaan selama berlangsungnya siklus operasi perusahaan. 3.
Mendukung keputusan
Sistem informasi akuntansi akan dapat menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen dalam pengambilan keputusan. 4.
Perencanaan dan pengendalian
Informasi historis yang didapat dari sistem informasi akuntansi dapat digunakan untuk melakukan perencanaan dan pengendalian dalam perusahaan. 5.
Menerapkan pengendalian internal
Sistem informasi akuntansi yang terkomputerisasi dapat menjadi salah satu alat pengendalian internal.Pengendalian internal ini dapat berupa pemberian sandi (password) dan pembagian hak akses sesuai dengan peran dan tanggungjawab setiap karyawan. Selain adanya kegunaan, terdapat pula unsure-unsur didalam system akuntansi, yaitu : 1. Formulir Formulir merupakan secarik kertas yang memiliki ruang untuk disajikan dan formulir yang merupakan dokumen yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi. 2. Jurnal Jurnal merupakan catatan akuntansi permanen yang pertama, yang digunakan untuk mencatat transaksi keuangan perusahaan. 3. Buku Besar dan Buku Pembantu Buku Besar (General ladger) merupakan kumpulan rekening-rekening yang digunakan untuk menyortasi dan meringkas informasi yang telah dicatat dalam jurnal. 4. Laporan
21
Laporan adalah hasil akhir dari proses akuntansi yang dapat berupa neraca, laporan laba ditahan atau laporan laba rugi, laporan perubahan modal, laporan arus kas laporan penjualan barang, laporan harga pokok produksi, laporan biaya pemasaran, laporan harga pokok penjualan, daftar umur piutang, daftar utang yang akan dibayar, daftar saldo persediaan yang lambat penjualannya dan sebagainya. (Mulyadi, 2008: 3-5) Tujuan pokok system informasi akuntansi adalah mengumpulkan dan memproses data tentang kegiatan organisasi bisnis secara efektif dan efisien.Menghasilkan informasi yang berguna untuk pembuatan keputusan, melakukan pengawasan yang memadai untuk menjamin bahwa data transaksi telah dicatat dan diproses secara akurat, serta untuk melindungi data tersebut dan aktivitas lainnya yang dimiliki oleh perusahaan. (Krismiaji, 2010: 23) Tujuan sistem informasi akuntansi menurut James.A.Hall (2012:11) adalah sebagai berikut: 1) Mendukung operasional harian perusahaan Sistem informasi menyediakan informasi bagi personel operasi untuk membantu mereka melakukan tugas mereka setiap hari dengan efisien dan efektif. 2) Mendukung fungsi kepengurusan manajemen Kepengurusan merujuk ke tanggung jawab manajemen untuk mengatur sumber daya perusahaan secara benar. Sistem informasi menyediakan informasi tentang kegunaan sumber daya ke pemakai eksternal melalui laporan keuangan tradisional dan laporanlaporan yang diminta lainnya. Secara eksternal, pihak manajemen menerima informasi kepengurusan dari berbagai laporan pertanggungjawaban. 3) Mendukung proses pengambilan keputusan manajemen Sistem informasi memberikan informasi yang diperlukan para manajer untuk melakukan tanggung jawab pengambilan keputusan. Onaolapo (2012) menyatakan bahwa “Automated Accounting Information System (AAIS) provides a tool for finance department to enhance organizational effectiveness especially in this era of global technology advancement”. Dapat diartikan bahwa Sistem Informasi Akuntansi Terotomatisasi menghasilkan tools bagi Finance Department untuk meningkatkan efektivitas organisasi terutama di era global dengan kemajuan teknologi.
22
Menurut Rama dan Jones (2009 : 7) ada lima macam penggunaan informasi akuntansi : 1. Membuat laporan eksternal Perusahaan menggunakan sistem informasi akuntansi untuk menghasilkan laporan-laporan khusus untuk memenuhi kebutuhan informasi dari para investor, kreditor, dinas pajak, badan-badan pemerintah, dan yang lain. Laporan-laporan ini mencakup laporan keuangan, Surat Pemberitahuan (SPT) pajak, dan laporan yang diperlukan oleh badan-badan pemerintah yang mengatur perusahaan dalam industri perbankan dan utilitas. 2. Mendukung aktivitas rutin Para manajer memerlukan satu sistem informasi akuntansi untuk menangani aktivitas operasi rutin sepanjang siklus operasi perusahaan. 3. Mendukung pengambilan keputusan Informasi juga diperlukan untuk mendukung pengambilan keputusan yang tidak rutin pada semua tingkat dari suatu organisasi. Contohnya antara lain mengetahui produk-produk yang penjualannya bagus dan pelanggan mana yang paling banyak melakukan pembelian. Informasi ini sangat penting untuk merencanakan produk baru, memutuskan produkproduk apa yang harus ada di persediaan, dan memasarkan produk kepada para pelanggan. 4. Perencanaan dan pengendalian Suatu sistem informasi juga diperlukan untuk aktivitas perencanaan dan pengendalian.Informasi mengenai anggaran dan biaya standar disimpan oleh sistem informasi, dan laporan dirancang untuk membandingkan angka anggaran dengan jumlah aktual. 5. Menerapkan pengendalian internal Pengendalian internal (internal control) mencakup kebijakan-kebijakan, prosedur-prosedur, dan sistem informasi yang digunakan untuk melindungi aset-aset perusahaan dari kerugian atau korupsi, dan untuk memelihara keakuratan data keuangan.
23
Menurut Romney dan Steinbart (2012 : 27), siklus pemrosesan transaksi pada sistem adalah suatu rangkaian aktivitas yang dilakukan perusahaan dalam melakukan bisnisnya, mulai dari proses pembelian, produksi, hingga penjualan barang dan jasa. Siklus transaksi pada perusahaan dapat dibagi kedalam lima subsistem, yaitu : 1. Revenue Cycle Siklus yang terdiri dari transaksi penjualan dan penerimaan kas. 2. Expenditure Cycle Siklus yang terdiri dari peristiwa pembelian dan pengeluaran kas. 3. HumanResorce / Payroll Cycle Siklus yang terdiri dari peristiwa yang berhubungan dengan perekrutan dan pembayaran atas tenaga kerja. 4. Production Cycle Siklus yang terdiri dari peristiwa yang berhubungan dengan pengubahan bahan mentah menjadi produk/jasa yang siap dipasarkan. 5. FinancingCycle Siklus yang terdiri dari peristiwa yang berhubungan dengan penerimaan modal dari investor dan kreditur
24
2.2 Teori Khusus 2.2.1 Penjualan Penjualan bersih merupakan selisih antara penjualan baik yang dilakukan secara tunai maupun kredit dengan retur penjualan dan potongan penjualan. (Arief Sugiono, Yanuar Nanok Soenarno dan Synthia Madya Kusumawati, 2010:133) Penjualan adalah aktivitas memperjualbelikan barang dan jasa kepada konsumen. (Puspitawati & Anggadini, 2010 : 165) Penjualan tunai adalah penjualan yang dilakukan dengan cara menerima uang tunai/cash pada saat barang diserahkan kepada pembeli. (Puspitawati & Anggadini, 2010 : 165) Pendapatan yang berasal dari penjualan produk perusahaan, disajikan setelah dikurangi potongan penjualan dan retur penjualan. (Leny Sulistiyowati, 2010:270) Dokumen penjualan tunai, yaitu : 1. Faktur Penjualan Tunai Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukan oleh manajemen mengenai transaksi penjualan tunai. 2. Pita register kas Dokumen ini dihasilkan oleh fungsi kas dengan cara mengoperasikan mesin register kas. 3. Credit card sales slip Dokumen ini dicetak oleh credit card center bank yang menerbitkan kartu kredit dan diserhkan kepada perusahaan yang menjadikan anggota kartu kredit 4. Bill of lading Dokumen ini merupakan bukti penyerahan barang dari perusahaan penjualan barang kepada perusahaan angkutan umum. 5. Faktur penjualan COD Dokumen ini digunakan untuk merekam kegiatan COD 6. Bukti setoran bank Dokumen ini dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti setoran bank ke kas 7. Rekapitulasi harga pokok penjualan
25
Dokumen ini digunakan oleh fungsi akuntansi untuk meringkas harga pokok produk yang dijual selama satu periode. (Mulyadi, 2010: 463) Penjualan dibagi menjadi dua bagian, yaitu : 1. Penjualan kredit, yaitu penjualan yang pembayaran dilakukan di kemudian hari dalam jangka waktu yang telah ditetapkan setelah barang diterima oleh customer. Penjualan kredit inilah yang menimbulkan piutang dagang, sehingga penjualan tidak dapat dipisahkan dari timbulnya piutang usaha. 2. Penjualan tunai, yaitu penjualan yang pembayarannya dilakukan secara langsung saat terjadinya transaksi. 2.2.2
Pendapatan Pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk tersebut mengakibatkan kenaikan ekiutas, yang tidak berasal dari kontribusi penanaman modal. (IAI, 2010: 23.2) Pendapatan barang harus diakui bila seluruh kondisi berikut dipenuhi : a. Perusahaan telah memindahkan resiko secara signifikan dan telah memindahkan manfaat kepemilikan barang kepada pembeli. b. Perusahaan tidak lagi mengelola atau melakukan pengendalian efektif atas barang yang dijual c. Jumlah pendapatan tersebut dapat diukur dengan andal d. Besar kemungkinan manfaat ekonomi yang dihubungkan dengan transaksi akan mengalir kepada perusahaan tersebut e. Biaya yang terjadi atau yang akan terjadi sehubungan dengan transaksi penjualan dapat diukur dengan andal. (IAI, 2010 : 23.3)
2.2.3
Pengendalian Internal pengendalian internal adalah suatu proses-yang dijalankan oleh dewan komisaris manajemen, dan personel lain entitas yang didesain untuk memberikan keyakinan memadai tentang pencapaian tiga golongan tujuan berikut ini: (a) keandalan pelaporan keuangan, (b) efektivitas dan efisiensi operasi, dan (c) kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. (Institut Akuntan Publik
26
Indonesia (IAPI) dalam bukunya “Standar Profesional Akuntan Publik”, 2011:319.2) pengendalian internal (internal control) merupakan suatu teknik pengawasan yaitu pengawasan keseluruhan dari kegiatan operasi perusahaan, baik mengenai organisasinya maupun sistem atau cara-cara yang digunakan untuk menjalankan perusahaan dan juga alat-alat yang digunakan perusahaan. (Iswandi dalam jurnal “Binus Business Review Vol.2 No.2 November 2011:826”) Tujuan pengendalian internal adalah sebagai berikut : 1. Keandalan Laporan Keuangan Umumya, pengendalian yang relevan dengan suatu audit adalah berkaitan dengan tujuan entitas dalam membuat laporan keuangan bagi pihak luar yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. 2. Efektivitas dan Efisiensi Operasi Pengendalian yang berkaitan dengan tujuan operasi dan kepatuhan mungkin relevan dengan suatu audit jika kedua tujuan tersebut berkaitan dengan data yang dievaluasi dan digunakan auditor dalam prosedur audit. Sebagai contoh, pengendalian yang berkaitan dengan data non keuangan yang digunakan oleh auditor dalam prosedur analitik. 3. Kepatuhan Terhadap Hukum dan Peraturan Yang Berlaku Suatu entitas umumnya mempunyai pengendalian yang berkaitan dengan tujuan yang tidak relevan dengan suatu audit dan oleh karena itu tidak perlu dipertimbangkan. (Institut Akuntan Publik Indonesia (IAPI) dalam bukunya “Standar Profesional Akuntan Publik”, 2011,319.3)
Pengendalian internal
memiliki beberapa keterbatasan terlepas dari
bagaimana bagusnya desain dan operasinya, pengendalian internal hanya dapat memberikan keyakinan memadai bagi manajemen dan dewan komisaris berkaitan dengan pencapaian tujuan pengendalian internal entitas. Kemungkinan pencapaian tersebut dipengaruhi oleh keterbatasan bawaan yang melekat dalam pengendalian internal. Hal ini mencakup kenyataan bahwa pertimbangan manusia dalam pengambilan keputusan dapat salah dan bahwa pengendalian internal dapat rusak karena kegagalan yang bersifat manusiawi tersebut, seperti kekeliruan atau kesalahan yang sifatnya sederhana. Di samping itu pengendalian dapat tidak efektif karena
27
adanya kolusi di antara dua orang atau lebih atau manajemen mengesampingkan pengendalian internal. Faktor lain yang membatasi pengendalian internal adalah biaya pengendalian intern entitas tidak boleh melebihi manfaat yang diharapkan dari pengendalian tersebut. Meskipun hubungan manfaat-biaya merupakan kriteria utama yang harus dipertimbangkan dalam pendesainan pengendalian internal, pengukuran tepat biaya dan manfaat umumnya tidak mungkin dilakukan. Oleh karena itu, manajemen melakukan estimasi kualitatif dan kuantitatif serta pertimbangan dalam menilai hubungan biaya-manfaat tersebut. Adat-istiadat, kultur, dan corporate governance system dapat mencegah terjadinya ketidakberesan yang dilakukan oleh manajemen, namun tidak merupakan pencegahan yang bersifat mutlak. Lingkungan pengendalian yang efektif juga dapat mengurangi kemungkinan terjadinya ketidakberesan semacam itu. Sebagai contoh, dewan komisaris, komite audit, dan fungsi audit intern yang efektif dapat menghalangi perbuatan yang tidak semestinya oleh manajemen. Sebagai alternatif, lingkungan pengendalian dapat mengurangi efektivitas komponen yang lain. Sebagai contoh, jika adanya insentif manajemen menciptakan lingkungan yang dapat menghasilkan salah saji material dalam laporan keuangan, efektivitas aktivitas pengendalian dapat dikurangi. Efektivitas pengendalian internal entitas dapat juga dipengaruhi secara negatif oleh faktor-faktor seperti perubahan dalam kepemilikan dan pengendalian perubahan manajemen atau personel lain, atau pengembangan pasar atau industri entitas. (IAPI dalam SPAP (2011:319.6) pengendalian internal terdiri dari lima komponen yang saling terkait berikut ini: 1. Lingkungan pengendalian menetapkan corak suatu organisasi, mempengaruhi kesadaran pengendalian orang-orangnya. Lingkungan pengendalian merupakan dasar untuk semua komponen pengendalian intern, menyediakan disiplin dan struktur. 2. Penaksiran risiko adalah identifikasi entitas dan analisis terhadap risiko yang relevan untuk mencapai tujuannya, membentuk suatu dasar untuk menentukan bagaimana risiko harus dikelola. 3. Aktivitas pengendalian adalah kebijakan dan prosedur yang membantu menjamin bahwa arahan manajemen dilaksanakan
28
4. Informasi dan komunikasi adalah pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran informasi dalam suatu bentuk dan waktu yang memungkinkan orang melaksanakan tanggung jawab mereka. 5. Pemantauan adalah proses yang menentukan kualitas kinerja pengendalian intern sepanjang waktu. Menurut Rama dan Jones (2008:133), Laporan COSO mengidentifikasi lima komponen pengendalian internal yang saling berkaitan : 1. lingkungan pengendalian 2. penentuan risiko 3. aktivitas pengendalian 4. informasi dan akuntansi 5. pengawasan Menurut Boynton,Johnson,dan Kell (2003:379), laporan COSO dan AU 319 mengidentifikasi lima komponen pengendalian internal yang saling berhubungan sebagai berikut: 1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment) 2. Penilaian Risiko (Risk Assestment) 3. Informasi dan Komunikasi (Information and Communication) 4. Aktivitas Pengendalian (Control Activities) 5. Pemantauan (Monitoring) 1. Lingkungan Pengendalian (Control Environment) Lingkungan pengendalian menetapkan suasana dari suatu organisasi, yang mempengaruhi kesadaran akan pengendalian dari orang-orangnya. Lingkungan
pengendalian
merupakan
pondasi
dari
semua
komponen
pengendalian internal lainnya, yang menyediakan disiplin dan struktur. Sejumlah faktor membentuk lingkungan pengendalian dalam suatu entitas diantaranya adalah sebagai berikut: a) Integritas dan nilai etika b) Komitmen terhadap kompetensi c) Dewan direksi dan komite audit d) Filosofi dan gaya operasi manajemen e) Struktur organisasi f) Penetapan wewenang dan tanggung jawab g) Kebijakan dan praktik sumberdaya manusia.
29
a) Integritas dan nilai etika Dalam rangka menekankan pentingnya integritas dan nilai etika diantara semua personel dalam organisasi, CEO dan anggota manajemen puncak lainnya harus : (i) Menetapkan suasana melalui contoh mendemonstrasikan integritas dan mempraktikan standar yang tinggi dari perilaku etis. (ii) Mengkomunikasikan kepada semua karyawan, baik secara verbal maupun melalui pernyataan kebijakan tertulis dan kode etik berperilaku bahwa hal yang sama diharapkan dari mereka, bahwa setiap
karyawan
memiliki
tanggungjawab
untuk
melaporkan
pelanggaran yang ia ketahui atau yang mungkin akan terjadi kepada tingkat yang lebih tinggi dalam organisasi, dan bahwa pelanggaran akan dikenai denda. (iii)Memberikan bimbingan moral kepada karyawan yang memiliki latar belakang moral kurang baik yang telah mengakibatkan mereka tidak mempedulikan mana yang baik dan yang buruk. (iv) Mengurangi atau menghilangkan insentif dan godaan yang. Dapat mengarahkan individu untuk melakukan tindakan yang tidak jujur, melawan hukum, atau tidak etis. b) Komitmen terhadap kompetensi Untuk mencapai tujuan entitas, personel pada setiap tingkatan dalam organisasi harus memiliki pengetahuan dan keahlian yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan mereka secara efektif. Komitmen terhadap kompetensi mencakup pertimbangan manajemen mengenai pengetahuan dan keahlian yang diperlukan, dan bauran dari intelegensi, pelatihan, dan pengalaman yang diperlukan untuk mengembangkan kompetensi tersebut. c) Dewan Direksi dan Komite Audit Komposisi dari dewan direksi dan komite audit dan cara mereka melaksanakan tanggung jawab atas kekuasaan dan kekeliruan memiliki dampak yang besar terhadap lingkungan pengendalian. d) Filosofi dan Gaya Operasi Manajemen
30
Filosofi adalah seperangkat keyakinan dasar yang menjadi parameter bagi perusahaan dan karyawannya. (menggambarkan apa yang seharusnya dikerjakan dan yang tidak dikerjakan). Gaya Operasional mencerminkan ide manajer tentang bagaimana kegiatan operasi suatu perusahaan harus dikerjakan. (Filosofi perusahaan dikomunikasikan melalui gaya operasi manajemen) Banyak karakteristik yang dapat membentuk bagian dari filosofi dan gaya operasi manajemen dan memiliki dampak terhadap lingkungan pengendalian. Karakteristik tersebut meliputi : a. Pendekatan untuk mengambil dan memonitor risiko bisnis. b. Mengandalkan pada pertemuan informal secara langsung (faceto-face) dengan manajer kunci dibandingkan dengan sistem formal dalam
kebijakan
tertulis,
indikator
kinerja,
dan
laporan
pengecualian. c. Sikap dan tindakan terhadap pelaporan keuangan. d. Pemilihan secara selektif atau agresif dari prinsip-prinsip akuntansi yang tersedia. e. Kesadaran dan konsevatisme dalam mengembangkan estimasi akuntansi. f. Kesadaran dan pemahaman terhadap risiko yang dihubungkan dengan teknologi informasi. g. Sikap terhadap pemrosesan informasi dan fungsi akuntansi serta personel. e) Struktur organisasi Struktur organisasi berkontribusi terhadap kemampuan suatu entitas untuk memenuhi tujuan dengan menyediakan kerangka kerja menyeluruh atas perencanaan, pelaksanaan, pengendalian dan pemantauan aktivitas suatu entitas. f) Penetapan Wewenang dan tanggung jawab Penetapan wewenang dan tanggung jawab merupakan perpanjangan dari pengembangan suatu struktur organisasi. Wewenang dan tanggung jawab mencakup penjelasan- penjelasan mengenai bagaimana dan kepada siapa wewenang dan tanggung jawab untuk semua aktivitas entitas dibebankan, dan harus memungkinkan setiap individu untuk mengetahui (1) bagaimana
31
tindakannya saling berhubungan dengan individu lainnya dalam memberikan kontribusi terhadap pencapaian tujuan entitas dan (2) setiap individu akan bertanggungjawab atas hal apa. g) Kebijakan dan Praktik Sumberdaya manusia Suatu konsep fundamental dari pengendalian internal yang disebutkan sebelumnya
adalah
bahwa pengendalian
internal
dilaksanakan
atau
diimplementasikan oleh orang. Oleh karena itu, agar pengendalian internal efektif, adalah penting bahwa kebijakan dan prosedur sumberdaya manusia yang diterapkan akan menjamin bahwapersonel entitas memiliki tingkat integritas, nilai etika, dan kompetensi yang diharapkan. Praktik tersebut mencakup kebijakan perekrutan karyawan dan proses penyeleksian yang dikembangkan dengan baik; orientasi personel baru terhadap budaya dan gaya operasi entitas, kebijakan pelatihan yang mengkomunikasikan peran prospektif dan tanggung jawab; tindakan pendisiplinan untuk pelanggaran terhadap perilaku yang diharapkan; pengevaluasian, konseling, dan mempromosikan orang berdasarkan kinerja periodik; serta program kompensasi yang memotivasi dan memberikan penghargaan atas kinerja yang tinggi sambil menghindari disinsentif terhadap perilaku etis 2. Penilaian Risiko (Risk Assessment) Penilaian risiko entitas untuk tujuan pelaporan keuangan adalah identifikasi, analisis, dan manajemen terhadap risiko yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum. Penilaian risiko oleh manajemen juga harus mencakup pertimbangan khusus atas risiko yang dapat muncul dari perubahan kondisi seperti : 1) Perubahan dalam lingkungan operasi 2) Personel baru 3) Sistem informasi yang baru atau dimodifikasi 4) Pertumbuhan yang cepat 5) Teknologi baru 6) Lini, produk, atau aktivitas baru 7) Restrukturisasi perusahaan 8) Operasi di luar negeri
32
9) Pernyataan akuntansi 3. Informasi dan komunikasi (Information and Communication) Sistem informasi dan komunikasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, yang memasukkan sistem akuntansi, terdiri dari metode-metode dan catatan-catatan
yang
diciptakan
untuk
mengidentifikasi,
mengumpulkan,
menganalisis, mengklasifikasi, mencatat dan melaporkan transaksi-transaksi entitas (dan juga kejadian-kejadian serta kondisi-kondisi) dan untuk memelihara akuntabilitas dari aktiva-aktiva dan kewajiban-kewajiban yang berhubungan. Komunikasi melibatkan penyediaan suatu pemahaman yang jelas mengenai peran dan tanggungjawab individu berkenaan dengan pengendalian internal atas pelaporan keuangan. 4. Aktivitas Pengendalian (Control Activities) Aktivitas pengendalian merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu meyakinkan bahwa perintah manajemen telah dilaksanakan. Aktivitas pengendalian membantu memastikan bahwa tindakan yang diperlukan berkenaan dengan risiko telah diambil untuk pencapaian tujuan entitas. Aktivitas pengendalian memiliki berbagai tujuan dan diaplikasikan pada berbagai tingkatan organisasional dan fungsional. Aktivitas pengendalian yang relevan dengan audit laporan keuangan dapat dikategorikan dalam berbagai cara, yaitu : a) Pemisahan tugas b) Pengendalian pemrosesan informasi i.
Pengendalian umum
ii.
Pengendalian aplikasi
c) Pengendalian fisik d) Review kinerja a) Pemisahan tugas Pemisahan tugas melibatkan pemastian bahwa individu tidak melakukan tugas yang tidak seimbang. Tugas dianggap tidak seimbang dari sudut pandang pengendalian ketika memungkinkan individu untuk melakukan suatu kekeliruan atau kecurangan dan kemudian berada pada posisi untuk menutupinya dalam pelaksanaan tugasnya. Mengacu pada pendapat IAPI (2011) dalam bukunya “ Panduan Audit Entitas Bisnis Kecil”, pemisahan tugas yang tidak memadai atau terbatas dalam
33
entitas bisnis kecil dapat digantikan dengan prosedur pengendalian lainnya melalui kuatnya pengawasan oleh pemilik-pengelola, dalam arti keahlian pribadi mengenai usahanya dan keterlibatannya dalam transaksi. b) Pengendalian pemrosesan informasi Pengendalian
pemrosesan
informasi
mengacu
pada
risiko
yang
berhubungan dengan otorisasi, kelengkapan, dan akurasi transaksi. Dua kategori pengendalian pemrosesan informasi : a. Pengendalian umum Tujuan dari pengendalian umum adalah untuk mengendalikan pengembangan program, perubahan program, operasi computer, dan untuk mengamankan akses terhadap data dan program. i.
Pengendalian aplikasi
Tiga kelompok pengendalian aplikasi yang dikenal secara luas : ii.
Pengendalian masukan
iii.
Pengendalian pemrosesan
iv.
Pengendalian keluaran
Pengendalian-pengendalian tersebut dirancang untuk menyediakan keyakinan yang memadai bahwa pencatatan, pemrosesan, dan pelaporan data oleh teknologi informasi secara tepat dilaksanakan untuk aplikasi tertentu. c) Pengendalian fisik Pengendalian fisik menaruh perhatian terhadap dua jenis akses ke aktiva dan catatan yang penting berikut : a) Akses fisik langsung b) Akses tidak langsung melalui persiapan atau pemrosesan dokumen seperti pesanan penjualan dan pengeluaran nota yang mengotorisasi penggunaan atau disposisi aktiva. d) Review kinerja Review kinerja meliputi review dan analisis menajemen terhadap : I.
Laporan yang mengikhtisarkan secara terinci dari saldo akun seperti
akun
neraca
saldo,
laporan
pengeluaran
kas
berdasarkan pelanggan, atau laporan aktivitas penjualan dan laba kotor oleh konsumen atau daerah, tenaga penjualan, atau lini produk.
34
II.
Kinerja aktual dibandingkan dengan anggaran, peramalan, atau jumlah periode sebelumnya.
III.
Hubungan dari rangkaian data yang berbeda seperti data operasi nonkeuangan dan data keuangan (sebagai contoh, perbandingan dari statistic tingkat hunian hotel dengan data penerimaan)
5. Pemantauan (Monitoring) Pemantauan adalah suatu proses yang menilai kualitas kinerja pengendalian intern pada suatu waktu. Pemantauan melibatkan penilaian rancangan dan pengoperasian pengendalian dengan dasar waktu dan mengambil tindakan perbaikan yang diperlukan. (IAPI (2011:319.2)
2.2.4
Penerimaan Kas Kas adalah alat pertukaran yang dimiliki oleh perusahaan dan siap untuk digunakan dalam transaksi perusahaan setiap dibutuhkan dan diinginkan. (Rudianto, 2012) Kas dan setara kas dapat diartikan bersifat jangka pendek, investasi, dengan tingkat likuiditas yang tinggi, siap diubah menjadi sejumlah kas yang diketahui jumlahnya dan sangat dekat dengan maturitas mereka yang memrepresentasikan resiko tidak signifikan dari perubahan tingkat suku bunga. (Kieso, Weygandt & Kimmel, 2010) Terdapat lima prosedur didalam system penerimaan kas yang meliputi : 1. Remmitance Entry Pada tahap ini kasir akan mengumpulkan semua cek dan mencocokan dengan remmitance advice yang diterima, kemudian menjumlahkan semua cek yang diterima. Kemudian remmitance list yang berisi remmitance advice secara keseluruhan yang telah dibuat. 2. Depositing Receipt Salah satu salinan dari remmitance list dikirimkan kekasir yang akan membandingkan dan merekonsiliasi. Kemudian, kasir akan membuat deposit slip cash receipt transaction listing (Jurnal). Setelah itu barulah semua akan disetorkan ke bank.
35
3. Update Account Receivable Remmitance advice digunakan untuk mengirimkan ke rekening nasabah dalam buku besar pembantu piutang. Secara berkala, perubahan saldo rekening dirangkum dan diteruskan ke fungsi buku besar 4. Update General Ledger Setelah menerima voucher jurnal dan ringkasan akun, fungsi buki besar umum dituliskan ke rekening kas dan rekening control piutang, dan file jurnal voucher 5. Reconcile Cash Receipt and Deposits Secara berkala (mingguan atau bulanan) seorang pegawai dari kantor pengawas (atau karyawan tidak terlibat dengan prosedur penerimaan kas) menyatukan penerimaan kas dengan membandingkan dokumen-dokumen sebagai berikut: i. Salinan prelist yang terkait ii.
Slip pemyetoran yang diterima oleh bank
iii.
Jurnal voucher yang terkait. (Hall, 2008:173)
Jurnal disebut sebagai buku entry asli. Untuk setiap transaksi jurnal menujukkan efek debet dan kredit pada akun tertentu. Dengan kata lain, jurnal merupakan catatan yang timbul sebagai efek dari transaksi yang terjadi dimana terdapat debet dan kredit untuk mencatatnya dengan akun spesifik. Jurnal-jurnal yang berhubungan dengan transaksi penjualan, piutang usaha dan penerimaan kas serta retur penjualan adalah sebagai berikut :
1. Jurnal penjualan tunai Dr. Kas
xxxx
Cr. Penjualan
xxxx
2. Jurnal Penjualan kredit Dr. Piutang Usaha
xxxx
Cr. Penjualan
xxxx
3. Jurnal Penerimaan kas Dr. Kas Cr. Piutang usahas
xxxx xxxx
36
4. Jurnal retur penjualan Dr. Retur dan potongan penjualan
xxxx
Cr. Piutang usaha
xxxx
Laporan keuangan merupakan laporan periodik yang disusun menurut prinsip-prinsip akuntansi yang diterima secara umum tentang status keuangan dari individu, sosiasi atau organisasi bisnis yang terdiri dari neraca, laporan laba rugi, laporan perubahan kuitas, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. PSAK No. 1 (IAI:2004:04) Laporan neraca atau daftar neraca disebut juga laporan posisi keuangan perusahaan. Laporan ini menggambarkan posisi aktiva, kewajiban, dan modal pada saat tertentu. Laporan ini disusun setiap saat dan merupakan opname situasi keuangan pada saat itu. Harahap (2007:107)
Macam-macam jurnal : 1. Jurnal Umum Jurnal yang digunakan untuk mencatat setiap transaksi dalam perusahaan secara terperinci. 2. Jurnal Khusus Jurnal yang digunakan untuk mencatat transaksi-transaksi khusus dalam perusahaan yang berhubungan dengan penjualan dan pembelian. Jurnal khusus dibagi menjadi : a) Jurnal Penjualan b) Jurnal Pembelian c) Jurnal Penerimaan Kas d) Jurnal Pengeluaran Kas e) Memorial Journal f) Jurnal Pembalik g) Jurnal Penutup
Buku Besar adalah Buku Besar adalah buku yang berisi semua rekening-rekening (kumpulan rekening) yang ada dalam laporan keuangan. Buku ini mencatat perubahan-perubahan yang terjadi pada masing-masing rekening dan pada akhir periode akan tampak saldo dari rekening-rekening tersebut. Setiap transaksi yang telah dicatat dalam jurnal akan diposting atau dipindahkan ke Buku Besar secara berkala.
37
2.2.5
Chart Of Account Menurut Weygandt (2011:60), chart of account adalah daftar akun dan nomor akun yang diidentfikasi dalam buku besar. Menurut Purcell, Melanie (2014, 51), chart of account mencerminkan: 3. Sumber dan pengguna uang 4. Struktur akuntansi 5. Kegiatan dan tanggung jawab unit dalam struktur
2.2.6
Pajak Pertambahan Nilai
Pajak Pertambahan Nilai (PPN) merupakan pajak yang dikenakan pada transaksi yang terjadi atas penyerahan barang dan jasa kena pajak di Indonesia. Nilai PPN ditambahkan pada harga pokok barang dan jasa yang diperjualbelikan. Karena PPN merupakan pajak tidak langsung, maka yang menyetor pajak tersebut bukanlah penanggung, melainkan penjual (pihak yang menyerahkan barang dan jasa tersebut). Penanggung merupakan pihak pembeli atau penyewa serta pembayar transaksi barang dan jasa. Dengan demikian, penanggung dapat berupa konsumen komersil (non-korporat), atau pelanggan bisnis. Menurut peraturan pemerintah, terdapat tiga kategori perhitungan tarif Pajak Pertambahan Nilai (PPN) antara lain: •
Tarif umum – 10%
•
Tarif 0% untuk ekspor BKP Berwujud; ekspor BKP Tidak Berwujud dan ekspor Jasa Kena Pajak
•
Tarif PPN umum lain dapat berkisar antara 5-15% Pada dasarnya semua barang dan jasa adalah objek PPN.Tetapi oleh karena adanya
pertimbangan ekonomi, sosial dan budaya, maka diatur sendiri oleh Undang-undang PPN bahwa ada barang dan jasa tertentu yang tidak dipungut serta dikecualikan dari pengenaan
PPN
dan
dibebaskan
dari
pungutan
PPN.
Objek PPN dapat dikelompokan ke dalam 2 (dua) jenis, yaitu: 1) Barang Kena Pajak yaitu barang berwujud yang menurut sifat atau hukumnya dapat berupa barang bergerak atau barang tidak bergerak, dan barang tidak berwujud yang dikenakan Pajak Pertambahan Nilai. 2) Jasa Kena Pajak yaitu setiap kegiatan pelayanan yang berdasarkan suatu perikatan atau perbuatan hukum yang menyebabkan suatu barang atau fasilitas atau
38
kemudahan atau hak tersedia untuk dipakai, termasuk jasa yang dilakukan untuk menghasilkan barang karena pesanan atau permintaan dengan bahan dan atas petunjuk dari pemesanan, yang dikenakan Pajak Pertambahan Nilai. 2.2.7
Pengertian jasa
Menurut Lovelock Wirtz (2010, p.37), Jasa adalah aktivitas ekonomi yang ditawarkan satu pihak ke pihak lain. Seringkali berdasarkan pekerjaan untuk mendapatkan hasil yang diinginkan kepada penerima, obyek, atau set lainnya dimana pembeli memiliki tanggungjawab. Dalam pertukaran uang, waktu, dan
usaha, pelanggan jasa
mengharapkan nilai dari akses ke barang, tenaga kerja, tenaga professional, fasillitas, jaringan dan sistem, tetapi mereka tidak biasanya mengambil hak milik dari setiap elemen fisik yang terlibat.
2.3 Teori Diagram 2.3.1 Analisis dan Perancangan Sistem Berorientasi Objek 2.13.1 Pengertian Object Menurut Briton dan Doake object adalah“software unit packaging together data and methods to manipulate that data”, yang berarti unit software yang menyatukan data dan metode untuk memanipulasi data. Object adalah suatu entitas yang memiliki identitas, state, dan tingkah laku yang merefleksikan kemampuan dari sistem untuk menjaga informasi tentang sistem dan berinteraksi dengan sistem yang digunakan untuk memanipulasi data.
2.3.2 Pengertian Object Oriented Analysis Menurut Satzinger (2010: 60), ”Object-oriented analysis (OOA) defines all of the types of objects that do the work in the system and shows what user interaction, called use case, are required to complete tasks.” yang diterjemahkan, “Objectoriented analysismendeskripsikan semua bentuk dari obyek yang melakukan pekerjaan di dalam sistem dan menunjukkan interaksi pengguna, disebut use case, yang diperlukan untuk menyelesaikan tugas.
39
2.3.3 Pengertian Object Oriented Design Menurut Satzinger (2010: 60), ”Object-oriented design (OOD) defines all of the additional types of objects necessary to communicate with people and devices in the system, shows how the objects interact to complete tasks, and refines the definition of each type of object so it can be implemented with a specific language or environtment .” yang diterjemahkan, ”Object-oriented analysis menjelaskan semua dari bentuk tambahan obyek-obyek yang diperlukan untuk berkomunikasi dengan orang dan perangkat di dalam sistem, menunjukkan pula bagaimana obyek-obyek berinteraksi untuk menyeleasikan suatu tugas, dan memperjelas definisi dari bentuk masing-masing obyek sehingga dapat diterapkan bersama suatu bahasa atau lingkungan yang khusus.”
2.3.4 Pengertian Analisis Sistem Menurut Bodnar dan Hopwood (2010:412), analisis sistem adalah proses memahami sistem dan masalah yang ada, menggambarkan kebutuhan informasi, dan menetapkan prioritas untuk kinerja sistem yang lebih lanjut. Menurut Satzinger (2012: 5), “System Analysis is those activities that enable a person to understand and specify what the new system should accomplish.” Yang diterjemahkan; “ Analis sistem adalah aktivitas-aktivitas yang memungkinkan seseorang untuk mengerti dan menentukan sistem baru seperti apa yang ingin dicapai”. Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa analisis sistem adalah sebuah teknik untuk memahami dan memecahkan masalah yang terjadi secara terperinci dengan membagi sistem menjadi beberapa komponen yang kemudian dipelajari untuk mencapai tujuan.
2.3.5 Pengertian Perancangan Sistem Menurut Satzinger (2012: 5), “System design is those activities that enable a person to define and describe in detail the system that solves the need”. Yang diterjemahkan; “Perancangan sistem adalah aktivitas-aktivitas yang memampukan seseorang untuk mendefinisikan dan menjelaskan secara rinci suatu sistem yang memenuhi kebutuhan.” Menurut Whitten dan Bentley dan Bentley (2009: 160), “System design is a complementary problem solving technique (to system analysis) that reassembles
40
a system’s component pieces back into a complete system – hopefully, an improved system. This may involve adding, deleting, and changing pieces relative to the original system”. Yang diterjemahkan “Perancangan sistem adalah suatu teknik pemecahan masalah yang saling melengkapi (bagi analis sistem) dengan mengumpulkan kembali bagian-bagian komponen suatu sistem kembali menjadi sebuah sistem jadi – dan diharapkan, menjadi sebuah sistem yang lebih baik.Aktivitas ini mungkin akan menyangkut penambahan, penghapusan, dan perubahan bagian-bagian yang relatif terhadap sistem awal.” Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa perancangan sistem adalah erancangan sistem adalah sekumpulan aktivitas yang tersusun dalam teknik pemecahan masalah yang saling mendukung satu komponen dengan yang lainnya, sehingga membentuk satu kesatuan yang sistematis dan dapat memenuhi kebutuhan pengguna.
2.3.6 Pengertian Event Table Menurut Satzingeretal. (2010, p.168), “Event table a catalog of use cases that lists events in rows and key pieces of information about each event in columns.” Yang diterjemahkan, “Event table merupakan sebuah katalog dari use case yang menyusun peristiwa pada barisnya dan kunci informasi dari setiap kejadian pada kolomnya.”
2.3.7 Pengertian Event Menurut Satzinger (2010:161), “Event an occurrence at a specific time and place that can be described and is worth remembering.” Yang diterjemahkan “ Event adalah acara kejadian pada waktu dan tempat tertentu yang perlu diingat serta dijelaskan.” Menurut Whitten dan Bentley (2009: 324), “Event is a logical unit of work that must be completed as a whole.Sometimes called a transaction.”Yang diterjemahkan “Event adalah suatu satuan secara logika mengenai pekerjaan yang harus diselesakikan secara keseluruhan.Umumnya disebut sebagai transaksi.” Berdasarkan pengertian di atas, maka dapat disimpulkan bahwa event adalah aktivitas yang terjadi dalam suatu urutan tertentu secara menyeluruh.
41
2.4 Pengertian UML (Unified Modelling Language) Menurut Satzinger (2010:61), dalam bukunya Object Oriented Analysis and Design menyatakan bahwa Unified Modelling Language (UML) adalah satu set standar konstruksi model dan notasi yang dikembangkan secara khusus untuk pengembangan berorientasi objek. Dengan menggungakan UML, analisis dan pengguna akhir yang dapat menggambarkan dan memahami berbagai diagram spesifik yang digunakan dalam proyek pengembangan sistem. Menurut Whitten dan Bentley (2009: 371), ”UML is a set of modeling conventions that is used to specify or describe a software system in terms of objects.”Yang diterjemahkan; ”UML adalah sekumpulan kaidah pemodelan yang digunakan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan sebuah sistem software didalam konteks obyek.” Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa UML merupakan sekumpulan catatan grafis yang disusun berdasarkan kaidah pemodelan yang digunakan untuk membantu dalam menjelaskan atau memdeskripsikan sebuah sistem software didalam konteks obyek.
2.4.1 Activity Diagram Menurut Satzinger (2010:141) Flowcharts dan diagram aktivitas yang khusus dirancang untuk mewakili aliran kontrol di antara langkah-langkah pengolahan. Banyak analis menggunakan jenis workflow diagram dan menyebutnya activity diagram. Suatu activity diagram merupakan gambaran berbagai pengguna (atau sistem) kegiatan, orang yang melakukan aktivitas masing-masing, dan aliran sekuensial dari kegiatan tersebut. Symbol yang digunakan yaitu: 1. Starting Activity (pseudo) merupakan simbol untuk menandakan dimulainya aktivitas. 2. Transition Arrow merupakan garis penunujuk arah urutan aktivitas yang menggambarkan transisi dari suatu aktivitas. 3. Activity merupakan simbol yang menggambarkan aktivitas. 4. Ending Activity (pseudo) merupakan simbol untuk menandakan berakhirnya aktivitas.
42
5. Swimlane
merupakan
area
persegi
dalam
activity
diagram
yang
menunjukkan aktivitas diselesaikan single agent. 6. Synchronization bar merupakan symbol yang digunakan untuk mengontrol pemisahan atau penyatuan dari jalur berurutan. 7. Diamond merupakan simbol poin keputusan dalam alur proses mengikuti satu jalur atau jalur lainnya.
Gambar 2.2 SymbolActivity Diagram. Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:142)
2.4.2 Event Table Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:168), event table adalah sebuah pedoman use case daftar peristiwa dalam baris dan potongan kunci informasi setiap peristiwa dalam kolom. Di dalam event table terdapat tahapan yang harus dilakukan didalam kolom yakni seperti kolom berikut ini :
43
Gambar 2.3 : Event Table Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:169)
a. Event Event adalah kejadian pada waktu dan tempat tertentu, dapat digambarkan, dan harus diingat oleh sistem. b. Trigger Trigger adalah tanda yang memberitahukan sistem bahwa telah terjadi peristiwa. Untuk peristiwa eksternal, trigger merupakan datangnya data yang harus diproses oleh sistem. Contohnya, ketika pelanggan melakukan pesanan, maka rincian pesanan baru sebagai input. Untuk peristiwa sementara, trigger merupakan titik waktu. Contohnya, pada akhir setiap hari kerja, sistem telah mengetahui waktu untuk menghasilkan laporan ringkasan transaksi. c. Source Source adalah agen eksternal yang memberikan data ke sistem. d. Response Response adalah output dari sistem. Ketika sistem menghasilkan laporan ringkasan transaksi, laporan tersebut merupakan outputs. Satu use case dapat menghasilkan beberapa responses. Contoh, ketika sistem membuat pesanan baru, maka konfirmasi pesanan diberikan kepada pelanggan, rincian pesanan diberikan kepada bagian pengiriman, dan catatan transaksi diberikan kepada bank.
44
e. Destination Destination adalah tempat dimana beberapa response telah dikirim. Kadang-kadang use case tidak menghasilkan response sama sekali. Contoh, jika pelanggan ingin melakukan update informasi akun, informasi tersebut tersimpan dalam database, tapi tidak dibutuhkan output untuk dihasilkan. Mencatat informasi dalam database merupakan bagian dari use case. 2.4.3 Use Case Diagram Menurut Satzinger (2010:242)use case adalah sebuah tongkat sederhana yang digunakan untuk mewakili aktor (tangan ditunjukan langsung mengakses ke sistem langsung). Kasus penggunaan sendiri dilambangkan oleh oval dengan namause case didalamnya. Garis yang menghubungkan aktor dengan use case menunjukan bahwa aktor memanfaatkan penggunaan sistemnya. Pelaku juga dapat menggunakan sistem lain yang langsung menunjukan antar muka dengan sistem yang sedang dikembangkan.
Gambar 2.4 : Simple use case with an actor. Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:243) Otomatisasi batasan dan organisasi yang ditunjukan di dalam use case diagram memperluas penggunaan diagram sama halnya dengan aktor-aktor lain dan menggunakan kasus.
45
Gambar 2.5: A Use Case Diagram of the Order-Entry Subsystem for RMO, Showing a System Boundary. Sumber : Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:244)
2.4.5 Use Case Description Use case description menjelaskan tentang suatu penggunaan kasus sistem yang mencakup seluruh urutan langkah untuk menyelesaikan suatu proses bisnis. Dan sering kali beberapa variansi dari langkah-langkah bisnis ada dalam kasus penggunaan tunggal. Satzinger (2010:171)
46
Gambar 2.6: Use Case Description Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:174)
2.4.6 Domain Class Diagram Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:187), class diagram memberikan gambaran struktur dan deskripsi kelas, package, dan objek serta hubungan satu sama lain seperti pewarisan dan asosiasi. Format yang digunakan untuk menentukan masingmasing atribut adalah: 1. Attribute visibility: visibility menunjukkan apakah objek lain dapat mengakses attribute secara langsung atau tidak. Tanda + (plus) mengindikasikan attribute dapat terlihat atau bersifat public, dan tanda – (minus) menandakan bahwa attribute tidak dapat terlihat atau bersifat private.
47
2. Attribute name 3. Type-expression: dapat berupa character, string, integer, number, currency, atau date. 4. Initial value 5. Property: ditempatkan dalam kurung kurawal. Contoh: {key}.
Format yang digunakan dalam method list: 1. Method visibility 2. Method name 3. Type-expression: tipe dari return parameter dari method. 4. Method parameter list: argumen yang masuk.
Gambar 2.7: Notasi Class Diagram. Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:411) Salah satu desain dari class diagram yaitu Domain Model Class Diagram dan Updated Class Diagram. Berikut contoh domain class diagram dan Updated Class Diagram
48
Gambar 2.8: Domain Class Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:193)
2.4.7 First Cut Class Diagram Menurut Satzinger (2010, p.413) First Cut Design Class Diagram dikembangkan dengan memperluas model domain class diagram dan memerlukan dua langkah yaitu mengelaborasi atribut-atribut dengan tipe dan nilai informasi inisial dan langkah ke dua adalah menambahkan panah navigasi visibilitas.
49
Gambar 2.9: Updated Class Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:419)
2.4.8 Statechart Diagram Satzinger et al., (2010, p.260) mengungkapkan bahwa state adalah kondisi dari sebuah objek yang terjadi selama masa hidupnya memenuhi beberapa standar, menjalankan kegiatan, atau menunggu suatu peristiwa.
Gambar 2.10 Statechart Diagram
50
2.4.9 System Sequence Diagram Menurut Satzinger et al. (2010, p.252) System sequence diagram digunakan untuk menggambarkan aliran dari informasi yang masuk dan keluar dari sistem yang terotomatisasi. System sequence diagram merupakan tipe dari interaction diagram yaitu communication diagram atau sequence diagram yang menunjukkan interaksi diantara objek.
Gambar 2.11 System Sequence Diagram
2.4.10 Completed Three-Layer Design Sequence Diagram
51
Gambar 2.12 :Completed Three-Layer Design Sequence Diagram
Sumber:
Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:445)
Menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:434), completed three-layer design sequence diagram merupakan pengembangan dari first-cut sequence diagram dengan menambahkan data access layer.
2.4.11 Package Diagram
52
Package diagram menurut Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:459) merupakan diagram yang mengasosiasikan class-class dari suatu kelompok yang terkait. Di dalam diagram tersebut terbagi menjadi tiga layer, yaitu view layer, domain layer, dan data access layer. Package yang digunakan dalam diagram ini digambarkan dengan persegi panjang, sedangkan hubungan antar package digambarkan dengan anak panah bergaris putus-putus (dashed arrow), yang mewakili dependency relationship. Buntut panah terhubung dengan dependent package, sedangkan kepala panah terhubung dengan independent package.Dependency relationship sendiri menggambarkan suatu hubungan antar elemen dalam package diagram, dimana jika terjadi perubahan pada suatu elemen (elemen yang independent), maka elemen lainnya (elemen yang dependent) juga dapat berubah.
Gambar 2.13: Package Diagram Sumber: Satzinger, Jackson, dan Burd (2010:459)
53
2.4.12Communication Diagram Menurut Satzinger et al. (2010, p.454) Communication diagram juga merupakan interaction diagram.Communication Diagram juga menangkap informasi yang sama dengan Sequence diagram. Communication diagram berguna untuk menampilkan pandangan berbeda dari sebuah use case.
Gambar 2.14 :Communication Diagram
2.4.13 Design Database Design Management System adalah perangkat lunak sistem yang mengelola dan mengontrol akses ke database. Relational Database Management System adalah sebuah sistem manajemen database yang menyimpan data kedalam table. Langkah-langkah dalam membuat Relational Database : I.
Membuat sebuah table untuk setiap jenis entitas
II.
Memilih sebuah primary key untuk setiap entitas
III.
Menambah foreign key untuk setiap table untuk memrepresentasikan relasi one to many
IV.
Membuat table baru yang mempresentasikan relasi many to many
54
V. VI. VII.
Menentukan batasan integritas referensial Mengevaluasi kualitas skema dan melakukan perubahan yang diperlukan Memilih tipe data yang sesuai dan pembatasan nilai (jika perlu) untuk setiap bidang
Gambar 2.15 Database Design Satzinger, J.W., Jackson, R.B., & Burd, S.D.(2010,p492)
2.4.14 CRUD Matrix Pengertian CRUD
55
Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 199), “CRUD is acronym of create, read, update, and delete.” Dapat diartikan bahwa, “CRUD adalah singkatan dari create, read, update, dan delete.” CRUD Matrix Menurut Satzinger, Jackson, Burd (2005: 202), “CRUD Matrix is useful for cross-checking that all of the required use cases have been identified.” Dapat diartikan bahwa, “CRUD Matrix sangat berguna digunakan untuk pemeriksaan kembali bahwa semua use case yang dibutuhkan telah teridentifikasi.”
2.4.15 User Interface User Interface Menurut Satzinger, Jackson dan Burd (2010:532) adalah bagian dari sistem informasi yang membuutuhkan interaksi dari user untuk membuat input dan output. menjelaskan bahwa sebuah sistem informasi baru mempengaruhi banyak sistem informasi yang ada lainnya, dan analisis harus memastikan bahwa mereka semua bekerja bersama-sama. Beberapa interface sistem link sistem organisasi internal, merupakan sistem lain antarmuka dengan sistem eksternal, seperti pemasok atau rumah pelanggan. Dalam kasus lain, sistem baru perlu berkomunikasi dengan aplikasi bahwa organisasi telah dibeli dan diinstall. Dalam setiap kasus hanya terdaftar, analisis harus memiliki informasi tentang setiap sistem yang akan menyentuh sistem baru. Sistem juga harus berinteraksi dengan pengguna baik didalam maupun diluar organisasi.User interface yang lebih dari sekedar layar, itu adalah merupakan pengguna yang datang ke dalam kontrak dengan saat menggunakan sistem, komseptual, dan fisik.
2.5 Rancangan Database 2.5.1 Pengertian Database
56
Menurut Satzinger (2009: 488), “Database is an integrated collection of stored data that is centrally managed and controlled.” Yang diterjemahkan; “Database adalah kumpulan dari sebuah data terintegrasi yang telah disimpan dimana data tersebut dikelola dan dikontral secara terpusat.” Berdasarkan Journal The Winners (Vol.9, No.1, Maret 2008: 90), ”Database adalah semua data yang dibutuhkan untuk mendukung operasi organisasi. Di dalamnya meliputi aktivitas mengumpulkan,mengorganisasi, dan merawat secara tersentralisasi”. Dari pngertian diatas, dapat disimpulkan bahwa database adalah suatu kumpulan data yang terintegrasi yang dapat dapat disimpan dan dikontrol secara terpusat. Menurut Connolly, database adalah kumpulan koleksi data-data yang saling berhubungan secara logika yang isinya didesain untuk memenuhi kebutuhan informasi dari suatu perusahaan.Setiap database dapat berisi atau memiliki sejumlah objek database, antara lain yaitu: 1. Field Field adalah sekumpulan kecil dari kata atau sebuah deretan dari angka-angka. 2. Record Record adalah kumpulan dari field yang berelasi secara logis. Contohnya nama, alamat, nomor telepon dan lain sebagainya. 3. File File atau berkas adalah kumpulan dari record yang berelasi secar logis. Contohnya berkas transaksi toko A yang mempunyai record tanggal, kode barang dan harga. 4. Entitiy Entitiy adalah orang, tempat, benda atau kejadian yang berkaitan dengan informasi yang disimpan.Contoh : pekerja, pelanggan dan sebagainya.
5. Attribute Attribute adalah setiap karakteristik yang menjelaskan suatu entity. Contoh: nama karyawan, umur karyawan dan sebagainya. 6. Primary Key Primary key adalah sebuah field yang nilainya unik yang tidak sama antara suatu record dengan record yang lain. Primary key digunakan sebagai tanda pengenal dari suatu field.
57
7. Foreign Key Foreign key adalah sebuah field yang nilainya berguna untuk menghubungkan primary key lain yang berada pada tabel yang berbeda. Untuk
suatu
perusahaan
atau
organisasi dapat mendapatkan keuntungan dari
suatudatabase, maka perusahaan atau organisasi tersebut harus memiliki sebuah “Database Management System” yang baik.
2.5.2 Database Management System (DBMS) Menurut Satzinger (2009: 448) “Database management system is a system software that manages and controls access to database.” Yang diterjemahkan; “Database management system adalah suatu software sistem yang mengelola dan mengendalikan akses ke database”.
2.5.3 Relational Database Management System (RDBMS) Menurut Satzinger (2009: 490) “Relational Database management system is a database management system that organizes stored data into structures called tables or relations.” Yang diterjemahkan; “Relational Database management system adalah database management system yangmengorganisasikandata yang telah tersimpandi dalam struktur yang disebut table atau relation.” Berikut
ini
terdapat
beberapa
terminology mengenai
relational
database
management system: a. Tables, struktur data dua dimensi yang berisi baris dan kolom, biasanya disebut juga relation. b. Row, bagian table yang berisi data yang menggambarkan satu entitas, relationship, atau objek, biasanya disebut juga tuple atau record. c. Field, kolom dari tabel relational database, biasanya disebut juga atribut. d. Field value, nilai data yang disimpan dalam cell tunggal dari tabel relational database, biasanya disebut juga nilai atribut atau elemen data. e. Key, field yang berisi nilai yang unik dalam setiap baris dari tabel relational database. f. Primary key, key yang digunakan secara unik untuk mengidentifikasi sebuah baris dari tabel relational database. g. Foreign key, nilai field yang disimpan dalam sebuah tabel relational database yang berperan sebagai primary key dalam tabel relational database yang lain.
58
2.5.4 Fase-fase Perancangan Database Menurut Connoly dan Begg, perancangan database terdiri dari tiga fase utama berikut: a. Conceptual Database Design Proses membangun sebuah model data yang digunakan dalam sebuah perusahaan, namun independen terhadap semua pertimbangan fisik. b. Logical Database Design Proses membangun sebuah model data yang digunakan dalam sebuah perusahaan berdasarkan pada model data khusus, namun independen terhadap pertimbangan yang berkaitan dengan DBMS tertentu dan pertimbangan fisik lainnya. c. Physical Database Design Proses memproduksi deskripsi implementasi databasepada media penyimpanan kedua; yang mana menggambarkan base relation, file organisasi, dan indeks yang digunakan untuk mencapai efisiensi akses terhadap data dan tuntutan adanya integritas serta penilaian keamanan. 2.5.5 Pengertian SQL Menurut
Connolly
&
Begg
(
2010,
p.184
),
SQL
(StructuredQueryLanguage)adalahcontohdari transform- oriented language atau bahasa yang didesain dengan menggunakan relasi untuk mengubah input menjadi output yang diinginkan. Menurut Wahyu Gunawan ( 2010, p.15 ), MySQL adalah aplikasiatausistem untukmengelola databaseataumanajemen data. Untuk menyimpan data dan informasi ke komputer dengan data yang sudah ada, contohnya dengan menyimpan data karyawanpadasuatuperusahaandanmemasukkanpadasuatu
file.File
data
yang
dikelompokkan inilah yang disebut database, dan MySQL bertugas mengatur dan mengelola data – data pada database. Dalam mengeloladatabaseMySQLmenggunakan strukturataukerangkayangberbentuktabel.Dalam tabel–tabel itulah data diatur dan Dikelompokkan.
2.5.6 Pengertian C# Menurut P.J. Deitel dan H.M. Deitel ( 2010, p.37 ), C# berorientasi objek. Anda
59
akanbelajar beberapa dasar dari teknologi objek dalam waktu singkat dan akan mempelajari
banyak
penanganan
di
penulisaneventkedalam
buku
ini
nantinya.
C#
adalah
programyangakanmeresponkegiatanpengguna
sepertisaatmouseclicks,keystrokesdantimer expirations.C# dariMicrosoftVisualadalah bahasa
pemrograman
visual.Selain
itu,digunakanuntukmenulis
pernyataanprogramuntuk membangunbagian-bagiandariaplikasi,danjuga VisualStudio ini
menggunakan
grafis
yang
terhubung
dengan
danmeletakkanobjekyangsudah
nyaman
menarik
dikenalsepertitomboldan
kotaktekskelayar,danmenamaidanmerubahukuran Visual Studio akanmenulis banyak kode GUI anda.
2.6 Rancangan Formulir 2.6.1 Pengertian Rancangan Formulir Menurut Jones dan Rama yang diterjemahkan oleh M Slamet Wibowo (2008,p354), “Formulir adalah dokumen terpola yang berisi field kosong yang dapat diisi pengguna dengan data. Ketika formulir ditampilkan di layar komputer, data yang dimasukkan di field kosong disimpan di suatu tabel data atau lebih.”
2.6.2 Pengertian Formulir Menurut Jones dan Rama(2006,p288) “Formisa formatted document containing blank fields that users can fillin with data”,yang berarti dokumen yang terformat yang terdiri dari bagian yang kosong yang diisi oleh penggunanya.
2.6.3 Elemen Rancangan Formulir Menurut Jones dan Rama yang diterjemahkan oleh M Slamet Wibowo (2008: 323-324), terdapat tiga jenis formulir input antara lain: 1. Textboxes. Seringkali ditempatkan pada suatu formulir yang digunakan untuk memasukkan informasi yang ditambahkan pada tabel atau untuk menampilkan informasi yang dibaca dari tabel. 2. Labels. Digunakan untuk membantu user dalam memahami informasi apa yang diperlukan untuk dimasukkan. 3. Look up feature . Sebuah daftar menu tarik atas pilihan yang sesuai saat memasukkan data dalam suatu field kosong tertentu pada sebuah formulir. 4. Command buttons. Digunakan untuk menampilkan suatu tindakan. Terkadang
60
merupakan push button (tombol tekan), karena suatu tindakan akan dilakukan jika dipilih oleh user. 5. Comboboxes.Dalam bentuk sebuah tombol yang terdapat dalam suatu formulir elektronik yang memungkinkan user untuk memilih satu dari beberapa set pilihan. 6. Checkboxes. Merupakan suatu antar muka grafis atau sebuah kotak pada suatu formulir yang mengindikasikan apakah opsi tertentu telah dipilih.
2.6.4 Jenis-Jenis Formulir Input Menurut Jones dan Rama yang diterjemahkan oleh M Slamet Wibowo (2008: 323324), terdapat tiga jenis formulir input antara lain: a. Formulir Entri Satu Record (Single Record Entry Form) Formulir entri satu record hanya menampilkan satu record pada satu waktu. Formulir ini digunakan untuk menambah, menghapus, atau memodifikasi data di satu record satu tabel tertentu. Formulir seperti itu seringkali digunakan untuk mengarsipkan data file induk.
b.Formulir Entri Bentuk Tabel (Tabular Entry Form) Formulir entri bentuk tabel menyediakan desain seperti kertas kerja untuk memasukkan banyak record di suatu tabel. Jenis formulir ini sering kali digunakan untuk mencatat sekumpulan kejadian.
c. Formulir Entri Multitabel (Multitable Entry Form) Formulir entri multitabel digunakan untuk menambahkan data ke lebih dari satu tabel.
2.6.5 Manfaat Formulir
Menurut Puspitawati dan Anggadini (2011: 70) terdapat beberapa manfaat formulir dalam perusahaan antara lain: a. Menetapkan tanggungjawab timbulnya transaksi bisnis perusahaan. b. Merekam data transaksi bisnis perusahaan. c. Mengurangi kemungkinan kesalahan dengan menyatakan semua kejadian dalam bentuk tulisan. d. Menyampaikan informasi pokok dari satu orang ke orang lain di dalam organisasi yang sama atau ke organisasi yang lain
2.7 Rancangan Layar
61
2.7.1 Pengertian Rancangan Layar Menurut Satzinger, et al. ( 2009, p.549 ), Merancang user interface dapat diartikan merancang input dan output yang terlibatketika user berinteraksi dengan komputer untuk melaksanakan suatu tugas.
2.7.2 Elemen-Elemen Rancangan Layar Menurut Satzinger (2009: 551), elemen rancangan layar meliputi : 1. Textboxes Input control yang menerima data entry dari keyboard, digunakan untuk menambahkan keterangan deskriptif untuk mengidentifikasi hal apa saja yang harus ditulis dalam text boxes. 2. List box Input control yang berisi daftar yang terdiri dari acceptable entries yang sudah ditentukan sebelumnya agar dapat dipilih oleh pengguna. 3. Spinbox Variasi dari list box yang menampilkan multiple entries dalam text box di mana pengguna dapat menentukan pilihannya. 4. Combobox Variasi lainnya dari list box yang mengijinkan pengguna untuk memasukkan nilai baru ataupun memilih dari entries yang sudah ada. 5. Radiobutton Input control yang memungkinkan pengguna memilih satu pilihan dari suatu kelompok. 6. Checkboxes Input control yang memungkinkan pengguna memilih lebih dari satu pilihan dari suatu kelompok
2.8 Rancangan Laporan 2.8.1 Pengertian Rancangan Laporan MenurutWhitten&Bentley(2009,p.550), outputsmenggambarkaninformasibagipenggunasistem.
Reportsatau Output
adalahkomponenyangdapatdilihatdarisistem informasiyang bekerja atau berfungsi. Menurut Connolly& Begg ( 2010, p.235 ), Reports adalahjeniskhususdari
62
continuousform yangdirancangkhusus untuk mencetak. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Rancangan Laporan adalah pembuatan informasi yang berisi data yang telah diolah dari sistem informasi sehingga dapat bermanfaat dalam pengambilan keputusan di dalam suatu organisasi.
2.8.2 Elemen-Elemen Rancangan Laporan Jones dan Rama (2006, p214-215), menyatakan Layout laporan terdiri dari: 1. Report header. Menampilkan informasi keseluruhan laporan,seperti nama laporan dan perusahaan, tanggal laporan dan jumlah halaman informasi yang bersifat umum tiap kelompok. 2. Group detail. Berisi daftar transaksi yang berkaitan dengan kelompok. 3. Group footer. Bisa digunakan untuk menyediakan informasi yang berguna dalam kelompok laporan. 4. Pagefooter. Berada di bagian bawah setiap halaman dan biasanya termasuk halaman laporan.
2.8.3 Tipe-Tipe Laporan Menurut Satzinger (2009: 585) terdapat empat tipe laporan yang dibutuhkan oleh pengguna: a. Detailed report, laporan yang berisi informasi spesifik dari transaksi bisnis, pegawai dapat menggunakan laporan ini untuk meneliti kembali transaksi yang telah terjadi sebelumnya. b. Summary report, berisi ringkasan atau hasil rekap dari informasi yang detail dalam suatu periode waktu tertentu dengan berdasarkan kategori tertentu, biasanya digunakan middle manager untuk meninjau kinerja divisi atau departemen.
c. Exception report, hanya berisi informasi yang bersifat nonstandard, pengecualian, atau kondisi tertentu
63
d. Executive report, ringkasan laporan yang berasal dari berbagai macam sumber informasi yang umumnya digunakan untuk membuat keputusan strategi.
2.9 Kerangka Pikir
INCEPTION 1. Latar Belakang
1. Metode Pengumpulan Data
64 2. Ruang Lingkup
2. Metode Analisis
3. Tujuan dan Manfaat
3. Metode Perancangan
4. Metodologi Penelitian
4. Pencatatan Akuntansi
Data 1. Profil Perusahaan
1. SIA pada siklus penjualan
2. Struktur Organisasi
2. SIA pada siklus penerimaan kas
3. Prosedur Sistem Berjalan
3. SIA pada siklus pengendalian
Mengidentifikasi pada sistem berjalan
Rekomendasi solusi terhadap masalah yang ditemui
ELABORATION Perancangan dengan metode object oriented analysis and design (OOAD) i.
Merancang support services architecture and deployment environment
ii.
Merancang software architecture
iii.
Merancang usecase realization
iv.
Merancang database
v.
Merancang system user interface
vi.
\Merancang system security and control
CONSTRUCTION Pembuatan aplikasi Sistem Informasi Akuntansi Siklus Penjualan, Penerimaan Kas dan Pengendalian Internal Pada CV. Chandra Agung Jasa
65 a. Pada tahap awal latar belakang menjadi dasar penelitian. Seluruh isi yang ada pada awal menjadi suatu kerangka awal penulisan yang digabungkan dengan metode-metode yang dipakai untuk mendapatlkan data sehingga memudahkan dalam pengolahan data.Adapun metode yang digunakan dalam penulisan ini adalah pertama metode pengumpulan data yang isinya meliputi studi literature dan studi lapangan.Didalam studi literatur yang dilakukan adalah mengumpulkan informasi teoritis dan bahan yang diperlukan dari buku ilmiah ataupun website. Studi lapangan meliputi, observasi, wawancara,dokumentasi dan analytical procedure. Selanjutnya metode yang digunakan adalah metode analisis yang dilakukan dengan cara menganalisis proses bisnis yang sedang berjalan dan apabila memperoleh data yang diperlukan maka dilakukan pula analisis sistem berjalan, mulai dari wewenang didalam perusahaan serta struktur organisasi. Metode selanjutnya yang dilakukan adalah metode perancangan, metode ini sistem usulan yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan metode The Waterfall Approach System Development Life Cycle dengan tahapannya, yaitu :Planning, pada tahap planning perancangan yang akan dibuat adalah model bisnis yang sedang berjalan, ruang lingkup, visi misi, analisis masalah dan jadwal perencanaan dari perancangan sistem informasi akuntansi penjualan, penerimaan kas dan pengendalian internal. Analysis, pada tahap ini menganalisis dari semua kebutuhan dari perancangan dalam Object Oriented Analysis and Design oleh Satzinger. Dirancang didalam bentuk proses bisnis usulan, activity diagram, usecase diagram, usecase description, event table, class diagram,
statechart
diagram,
sequence
diagram,
system
sequence
diagram,
communication diagram,user interface, dan package diagram. Design, Dalam tahap ini akan dibuat design dalam bentuk user interface, usecase realization, system output dan juga akan dibuat perancangan system security dan control, support services architecture and deployment environment, software architecture, database. Implementation, pada tahap implementasi, yaitu implementasi dilakukan dengan cara meletakkan sistem sesuai dengan rencana implementasi. Selanjutnya metode yang digunakan yaitu metode pengembangan sistem yang meliputi, inception, elaboration, construction dan transition.Yang terakhir sebuah metode akuntansi untuk melakukan pencatatan terhadap transaksi yang dilakukan perusahaan agar tidak adanya transaksi yang tidak tercatat atau tidak diakui perusahaan, maka metode yang digunakan adalah sebuah metode berdasarkan IFRS yaitu accrual basis.
b. Data didapat berdasarkan segala jenis aspek yang ada didalam perusahaan muali dari profile perusahaan, struktur organisasi dan sistem berjalan. Company profile merupakan bentuk dimana perusahaan menjelaskan terbentuknya perusahaan tersebut.Kemudian
66 melihat struktur organisasi perusahaan dimana dapat melihat wewenang dan jabatan yang ada didalam perusahaan sehingga mempermudah untuk melakukan analisis pengendalian. Prosedur bisnis perusahaan dan sistem berjalan adalah sebuah bentuk sistem yang sedang dilakukan perusahaan darisini maka dapat dianalisis sistem yang perlu diperbaiki untuk menunjang kebutuhan perusahaan yang akan dijadikan topik didalam penulisan ini.
c. Melakukan analisis dari permasalahan yang dihadapi perusahaan dan mengidentifikasi setiap permasalahan yang terjadi pada aktivitas perusahaan, yang akan dijadikan topik pada siklus penjualan,penerimaan kas dan pengendalian internal. Serta melakukan rekomendasi penyelesaiian masalah dan solusi dari masalah yang dihadapi perusahaan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan.
d. Merancang dan menganalisis sistem informasi perusahaan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh perusahaan . Perancangan dengan metode object oriented analysis and design (OOAD) meliputi : A. Merancang support services architecture and deployment environment B. Merancang software architecture C. Merancang usecase realization D. Merancang database E. Merancang system user interface F. Merancang system security and control
e. Membuat aplikasi sistem informasi akuntansi siklus penjualan, penerimaan kas dan pengendalian internal sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan dan sistem yang telah di reengineering
pada
CV.
Chandra
Agung
Jasa.