5
BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1
Mikrokontroller DS80C400 Mikrokontroller
DS80C400
merupakan
salah
satu
keluarga
mikrokontroller 8051 yang berkecepatan tinggi, dengan clock rate 75 Mhz. Satu cyle instruksi diproses dalam waktu 54 ns. Berikut ini adalah beberapa fitur yang dimiliki
mikrokontroller
DS80C400,
yang
diambil
dari
sumber
http://www.maxim-ic.com/products/tini/pdfs/TINI_GUIDE.pdf : •
Mikrokontroller ini mendukung komunikasi secara Ethernet 10/100 Mbps,
•
3 buah komunikasi serial, yang telah terintegrasi di mikrokontroller ini, yaitu serial 0, 1, dan 4. Sedangkan bila diperlukan, ada dua buah eksternal serial, yaitu serial 2 dan 3 yang dapat diaktifkan dengan sebuah IC UART tambahan,
•
1 – Wirenet controller, sebagai port untuk melakukan komunikasi dengan device yang menggunakan protokol 1 – Wire,
•
CAN 2.0B controller,
•
8 buah parallel port.
•
Mikrokontroller ini juga mendukung IPv6 dan IPv4,
•
Mikrokontroller ini memiliki sistem operasi yang bernama TINI, sehingga akan memudahkan user untuk meng upload source programnya melalui FTP dan telnet untuk mengakses sistem operasi tersebut dan menjalankan program
6 yang telah dibuat atau fitur lainnya yang terdapat dalam sistem operasi tersebut. •
Mikrokontroller ini mendukung tiga bahasa pemograman yaitu Java, C dan Assembly. Untuk pemograman mikrokontroller ini kami menggunakan bahasa pemograman JAVA.
2.1.1
Konfigurasi DS80C400 Hardware Pada penelitian ini digunakan modul dallas yaitu TINIDS80S400 ( modul processor, RTC, memory RAM dan ROM ) dan DS80M400 ( Mainboard ). Modul ini memiliki port : a. 1 – WIRE. Port ini dapat menghubungkan sejumlah rangkaian chip menjadi satu jaringan 1-wire. 1-wire ini terdiri dari dua kabel, kabel pertama digunakan untuk ground dan kabel yang kedua digunakan untuk mengirimkan data dan tegangan secara bersamaan. b. Ethernet port. Port
yang
melakukan
komunikasi
dengan
device
lainnya
dengan
menggunakan protokol TCP/IP. c. Serial 0. Port yang digunakan secara khusus sebagai loader untuk memasukkan program flush TINI ke mikrokontroller DS80C400. Dan port ini juga dapat menjadi sebagai port serial. d. Serial 1.
7 Port yang meakukan komunikasi secara serial dengan menggunakan protokol RS-232 dengan device lainnya. e. Vcc. Port ini digunakan sebagai input catudaya 5V. Software Untuk menggunakan mikrokontroller ini diperlukan beberapa software yang sesuai dengan bahasa pemograman yang dipilih, antara lain : a. Java development Environment. b. Java Communication API. c. TINI Software development kit.
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah penginstalasian java development kit.
Dalam penelitian digunakan JAVA2 SDK v 1.4.1 yang
dilanjutkan dengan penginstalasian Java Communication API
dan terakhir
adalah penginstalasian TINI Software development kit yang digunakan untuk melakukan instalasi sistem operasi dari modul TINI. Kemudian apabila proses instalasi telah dilakukan dengan benar maka akan terdapat dua buah file, yaitu file tini.tbin dan slush.tbin yang akan menjadi sistem operasi pada modul TINI. Langkah kedua adalah menginstalasikan dua buah file tersebut ke dalam modul TINI dengan menggunakan software tool Java kit. Setelah proses instalasi selesai mikrokontroller akan memiliki sebuah sistem operasi yang siap untuk menjalankan program yang akan dibuat.
Beberapa perintah dasar yang digunakan dalam sistem operasi TINI adalah :
8 a. Help
, digunakan untuk mengetahui syntax dari suatu perintah. Contoh : Help IPConfig b. PS, digunakan untuk melihat proses atau program apa saja yang sedang berjalan di sistem operasi TINI. c. Kill, untuk menghentikan proses yang sedang berjalan di dalam sistem operasi TINI. d. CD, untuk masuk/pindah ke dalam suatu aktif directori. e. java ,
perintah yang ditujukan untuk menjalankan program
kompiler di sistem operasi TINI. Contoh : java hello
2.1.2
Konfigurasi network pada DS80C400 Untuk menampilkan informasi jaringan misalnya IP address pada sistem, digunakan perintah IPConfig dengan tampilan sebagai berikut : TINI /> ipconfig Hostname : TINI. Current IP : Default Gateway : Subnet Mask : Ethernet Address : 00:60:35:00:10:bb Primary DNS : Secondary DNS : DNS Timeout : 0 (ms) DHCP Server :
9 DHCP Enabled : false Mailhost : Restore From Flash: Not Committed Sedangkan option digunakan untuk mengkonfigurasi network di dallas DS80C400, berikut adalah penjelasan konfigurasinya :
TINI /> ipconfig [options] Configure or display the network settings. [-a xx.xx.xx.xx] Set IP address. Must be used with the –m option. [-n domainname] Set domain name [-m xx.xx.xx.xx] Set subnet mask. Must be used with –a option. [-g xx.xx.xx.xx] Set gateway address [-p xx.xx.xx.xx] Set primary DNS address [-s xx.xx.xx.xx] Set secondary DNS address [-t dnstimeout ] Set DNS timeout (set to 0 for backoff/retry) [-d] Use DHCP to lease an IP address [-r] Release
Sebagai contoh, apabila diinginkan untuk menset IP address 192.168.0.30 dengan subnet mask 255.255.255.0, maka konfigurasi perintahnya adalah sebagai berikut: •
TINI /> ipconfig –a 192.168.0.30
•
TINI /> ipconfig –m 255.255.255.0
10 Untuk memeriksa apakah dallas DS80C400 telah menerima instruksi tersebut dapat diperiksa dengan menggunakan perintah :
TINI /> ipconfig Hostname : TINI. Current IP : 192.168.0.30 Default Gateway : Subnet Mask : 255.255.255.0 Some Simple Examples 39 Ethernet Address : 00:60:35:00:10:bb Primary DNS : Secondary DNS : DNS Timeout : 0 (ms) DHCP Server : DHCP Enabled : false Mailhost : Restore From Flash: Not Committed
2.1.3
Mengupload file ke DS80C400 Ada 5 tahapan proses untuk membuat program agar bisa dijalankan oleh mikrokontroller DS80C400. Berikut adalah 5 tahapan proses tersebut, yang diambil dari sumber http://www.maxim-ic.com/products/tini/pdfs/TINI_GUIDE a. Membuat source code file yang akan dijalankan misalnya HelloWorld.java b. Kompilasikan source file tersebut sehingga menjadi helloworld.class
11 c. Konversi helloworld.class menjadi helloworld.tini dengan menggunakan program java yang bernama TINIConvertor d. Upload file tersebut ke mikrokontroller, misalnya dengan menggunakan FTP maupun dari loader yang disediakan. e. Menjalankan program tersebut.
Sebagai contoh, membuat program awal untuk dijalankan di dallas DS80C400, yaitu program HelloWorld yang akan menampilkan tulisan “Hello World” : class HelloWorld { public static void main(String[] args) { System.out.println(“Hello World”); } }
2.2
Barcode
2.2.1. Definisi Barcode adalah sarana ekspresi dari data karakter yang dapat dibaca atau dimengerti oleh manusia dalam bentuk variasi batang (garis) dan spasi yang dapat dimengerti oleh mesin. Barcode disusun dari sekumpulan batang dan spasi yang bervariasi lebarnya. Kode batang string sering disebut sebagai simbol garis ( line symbol ). Adapun yang disebut sebagai batang adalah garis warna hitam dan disebut dengan spasi adalah garis putih diantara dua batang. Lebar batang dan
12 spasi bervariasi. Batang atau spasi yang tebal kita sebut sebagai batang atau spasi yang lebar ( wide bar dan wide space ) dan yang tipis disebut sebagai batang atau spasi yang sempit ( narrow bar dan narrow space ). Secara umum bentuk suatu barcode terdiri atas tiga bagian : •
Batas ( margin ) kiri.
•
Symbol barcode.
•
Batas ( margin ) kanan. Margin kiri dan kanan merupakan spasi dengan panjang tertentu ( 10 kali
batang sempit ). Sedangkan diantara margin kiri dan kanan adalah symbol barcode. Simbol barcode biasanya terdiri dari karakter mulai ( start character ), data, digit untuk pengecekan ( check digit ) dan karakter berhenti (stop character). Barcode merupakan salah satu teknik pengumpulan data secara otomatis, sehinggga data dapat dikumpulkan secara lebih cepat, akurat dan terkontrol.
2.2.2
Prinsip pembacaan dalam barcode Barcode terdiri atas pemancar dan sensor inframerah. Pemancar yaitu dapat berupa cahaya LED untuk system CCD dan cahaya laser untuk yang menggunakan system laser. Cahaya yang dipancarkan tersebut akan mengenai permukaaan huruf batang tersebut yang mengakibatkan pada bagian yang putih akan memantulkan balik cahaya yang ditembakkan tersebut. Sehingga sensor akan menangkap
cahaya gelap dan terang dimana kombinasi ini akan
13 menentukan logika 0 atau 1 dalam level logika digit atau TTL ( transistor transistor logic ).
2.2.3
Interface barcode Dalam pembacaannya barcode memiliki beberapa mode interface yaitu •
Keyboard mode
•
RS232 mode
•
USB mode (Sumber: Bar Code Reader CD-2860 User’s Manual) Dalam penelitian ini digunakan keyboard mode dengan menggunakan
PS/2 connector. Dibawah ini merupakan bentuk dan fungsi masing – masing dari port PS2 : Fungsi pin Mini-DIN (PS/2):
Male
Female
1 – Data 2 – Not Implemented 3 – Ground
(Plug)
(Socket)
4 – Vcc (+5V) 5 – Clock 6 – Not Implemented
Gambar 2.1 Konektor PS/2 (Sumber : Anonymous, “PS/2 Keyboard&Mouse Protocol”, http://panda.cs.ndsu. nodak.edu /~achapwes/PICmicro/PS2/ps2.htm, 2005)
14 Dalam keyboard mode ini, barcode memiliki sistem pengiriman data yang sama dengan keyboard. Sistem pengiriman data barcode ini adalah secara synchronous. Dibawah ini adalah gambar diagram sinyal barcode :
Gambar 2.2 Diagram Sinyal Barcode (Sumber : Anonymous, ”PS-2 Port”, http://www.ctips.com/ps2.html, 2005 ) Langkah awal untuk membuat barcode dapat mengirimkan data ke mikrokontroller adalah mikrokontroller tersebut harus memberi nilai logika high pada pin clock barcode dan data barcode. Apabila barcode tersebut menerima data dari kartu absensi (binus card) maka barcode akan mengirimkan sinyal clock dan data secara synchronous, yaitu pengiriman data yang diawali dengan perubahan bit clock dari high ke low (falling edge). Seperti ditunjukan pada gambar 2.2.
2.2.4
Format data keluaran Data keluaran barcode berupa scan code yang terdiri atas make code dan break code yang memiliki nilai yang berbeda untuk setiap karakter (huruf dan angka). Make code merupakan nilai dari suatu karakter. Sedangkan break code adalah suatu nilai yang menandakan akhir dari sebuah karakter. Break code terdiri dari dua byte, byte pertama selalu bernilai F0h, dan byte kedua merupakan nilai dari make codenya. Berikut adalah Tabel 2.1 yang menampilkan contoh
15 dari scan code. (Sumber: http://govschl.ndsu.nodak.edu/~achapwes/PICmicro /index.html, 2005)
Tabel 2.1 Scan Code Scan Code Character Make Code
Break Code
"A"
1C
F0,1C
"5"
2E
F0,2E
"F10"
09
F0,09
2.3
Modul Display LCD
2.3.1
Konfigurasi pin LCD yang digunakan pada penelitian ini adalah sebuah modul LCD Hitachi H2004A yang memiliki display 20 x 4 karakter. Dimana LCD ini mempunyai konfigurasi pin sebagai berikut, yang diambil dari sumber H2004A LCD MODULE USER MANUAL : Tabel 2.2 Konfigurasi Pin LCD Pin no
Symbol
Level
Penjelasan
1
Vss
0 volt
Ground
2
Vdd
5 volt
Vcc
3
V0
Variable
Brightness
16
•
4
RS
H/L
H: DATA : L : Instruction code
5
R/W
H/L
H: Read L: Write
6
E
HÆL
Enable signal
7
DB0
H/L
Data bit 0
8
DB1
H/L
Data bit 1
9
DB2
H/L
Data bit 2
10
DB3
H/L
Data bit 3
11
DB4
H/L
Data bit 4
12
DB5
H/L
Data bit 5
13
DB6
H/L
Data bit 6
14
DB7
H/L
Data bit 7
15
A
4,2V – 4,6 V
LED +
16
K
0
LED -
Pin 1 dan 2 pada modul LCD terhubung dengan PSU (power supply unit) yang menghasilkan tegangan sebesar 5 volt.
•
Pin 3 adalah V0 yang dihubungkan dengan sebuah resistor variabel untuk mengatur intensitas cahaya pada modul LCD.
•
Pin 4 adalah RS (register selector) yang dihubungkan ke mikrokontroller, yang berfungsi untuk memilih mode register yang akan digunakan. Apabila pin ini diberi nilai logik high maka mode register yang digunakan adalah DR (data register), sebaliknya bila pin ini diberi nilai logik low maka mode register yang digunakan adalah IR (instruction register).
17 •
Pin 5 adalah R/W (read/write) yang digunakan untuk membaca dan menulis pada register LCD. Apabila pin ini diberi nilai logik high maka LCD akan melakukan operasi baca, sebaliknya bila pin ini diberi nilai logik low maka LCD akan melakukan operasi tulis.
•
Pin 6 adalah E (enable) yang merupakan sebuah pin yang diberi sinyal high to low ( falling edge ) setiap mengirim instruksi ke LCD.
•
Pin 7 – 14 adalah DB0 – DB8 yang merupakan jalur data antara LCD dengan interface.
•
2.3.2
Pin 14 dan 15 berfungsi untuk menyalakan LED di belakang LCD (backlight).
Register – register Di dalam modul LCD terdapat sebuah LSI controller yang memiliki dua buah 8 bit register yaitu instruksi register ( IR) dan data register ( DR ). IR berfungsi untuk menyimpan setiap instruksi yang diberikan oleh mikrokontroller baik berupa inisial maupun data seperti display clear, cursor shift, dan informasi mengenai alamat untuk menampilkan data RAM dan pembangkit karakter ( CGRAM ). DR merupakan tempat untuk menampung data yang akan di baca atau ditulis dari DDRAM atau CGRAM. RS ( register selector ) merupakan sebuah register yang akan menentukan kapan informasi alamat ( addressing ) di di tuliskan ke IR dan kemudian data di tulis dari DR dari DDRAM atau CGRAM. Dibawah ini adalah kombinasi bit yang akan menentukan setiap penulisan instruksi. :
18 Tabel 2.3 Mode Operasi Register LCD RS
R/W
Operasi
0
0
IR write as an internal operation ( display clear etc ).
0
1
Read busy flag ( DB 7 ) and address counter
1
0
Write data to DDRAM or CGRAM ( DR to DDRAM or CGRAM )
1
1
Read data from DDRAM or CGRAM ( DDRAM or CGRAM to DR ) (H2004A LCD MODULE USER MANUAL)
2.3.3
Busy Flag Busy
flag
berfungsi
sebagai
penanda
yang
menginformasikan
mikrokontroller bahwa LCD siap untuk menerima data selanjutnya. Ketika busy flag sama dengan 1 maka LCD belum dapat menerima instruksi selanjutnya maka mikrokontroller harus menahan instruksi tersebut sampai busy flag sama dengan 0. Untuk membaca busy flag ini maka mikrokontroller harus memberi logika 0 untuk RS dan 1 untuk RW dan kondisi dari busy flag tersebut dapat di baca pada pin 14 ( DB 7 ) pada modul LCD. (H2004A LCD MODULE USER MANUAL)
2.3.4
Membaca busy flag Untuk membaca busy flag dari modul LCD tersebut beberapa hal yang harus dilakukan yaitu : •
Pin RS diberi logika low.
19 •
Pin RW diberi logika high.
•
Pin data diberi instruksi 0x80.
•
Pin Enable signal diberi logika high.
•
Perubahan bit pada pin 14 atau DB7 menjadi low ( 0 ) merupakan tanda bahwa LCD siap untuk menerima instruksi baru. Sebelum mikrokontroller memberikan instruksi baru ke LCD, maka pin R/W diberi nilai logika low (0) sehingga LCD dapat untuk menerima instruksi selanjutnya.
2.3.5
Memberi instruksi dan data pada LCD ( write to DDRAM ) Ketika hendak memberi instruksi ke LCD maka ada beberapa hal yang harus dilakukan yaitu : •
Pin RS dan RW harus diberi logika low.
•
Pin Enable signal ( E ) diberi logika high.
•
Instruksi diberikan pada pin DB0 – DB7.
•
Pin Enable signal ( E ) diberi logika high.
•
Membaca busy flag dan menunggu hingga busy flag sama dengan 0 untuk mengambil instruksi selanjutnya.
2.3.6
Display Data RAM ( DDRAM ) DDRAM merupakan tempat untuk menyimpan data yang akan ditampilkan yang berupa 8 bit karakter. Dibawah ini adalah alamat posisi pada display LCD :
20 Tabel 2.4 Alamat Posisi Display LCD
2.4
Digit
1
2
3
4
5
6
7
8
9
…
20
Line 1
00
01
02
03
04
05
06
07
08
…
13
Line 2
40
41
42
43
44
45
46
47
48
…
53
Line 3
14
15
16
17
18
19
1A
1B
1C
…
27
Line 4
54
55
56
57
58
59
5A
5B
5C
…
67
Komunikasi Serial Komunikasi serial adalah komunikasi yang tiap -
tiap bit data di
kirimkan secara satu per satu dan berurutan dalam satu jalur data. Komunikasi serial memiliki beberapa kelebihan yaitu : •
Mampu mengirim dan menerima data dalam jarak yang jauh.
•
Hanya menggunakan satu jalur kabel data untuk menerima dan mengirim data.
Sedangkan kekurangan dari komunikasi serial adalah : •
Komunikasi ini lebih lambat di bandingkan dengan komunikasi secara paralel
•
Kecepatan pengiriman data sangat tergantung pada jumlah clock yang diberikan pada saat pengiriman data
•
Penerima dan pengirim harus memiliki baudrate ( laju data ) yang sama. (”Serial Communication Overview”, http://zone.ni.com/devzone/conceptd /nsf/webmain/8DECBF3E0B714BF3862568F9006E7851.htm)
21 Komunikasi serial dapat dilakukan dengan dua cara yaitu sinkronous dan asinkronous. Keduanya memiliki perbedaan yaitu : •
Komunikasi serial secara sinkronous, pengiriman data dilakukan dengan melakukan sinkronisasi clock. Pada saat pengirim hendak melakukan pengiriman data maka pengirim harus menyertakan sinyal clock agar penerima dapat memiliki sinyal clock yang sama.
•
Komunikasi serial secara asynchronous, pengiriman data dilakukan tanpa adanya sinkronisasi clock. Clock dibangkitkan secara independen baik pada sisi penerima maupun pengirim, dengan menggunakan suatu parameter antara lain start bit, parity bit, dan stop bit. Komunikasi serial dengan cara asinkron pengiriman data harus sesuai dengan standar ( UART ).
Pada
gambar 2.4 dibawah ini adalah standar pengiriman data serial asinkron :
Gambar 2.3 Standar Transmisi Data Pada Komunikasi Serial Secara Asynchronous
Dengan melihat gambar diatas pengiriman data dilakukan dengan menyertakan beberapa parameter bit tambahan yaitu : •
Start bit, bit ini berfungsi untuk mengisyaratkan penerimabahwa pengiriman data akan dimulai.
22 •
Parity bit merupakan bit yang berfungsi untuk memeriksa apakah data yang dikirimkan sudah benar atau tidak.
•
Stop bit, bit ini berfungsi untuk mengisyaratkan penerima bahwa pengiriman data telah berakhir.
Standar UART
( Universal Asynchronous Receiver Transmitter )
terdapat IC yang mengkonversi data paralel menjadi data serial dan menerima data serial dan mengubahnya lagi ke bentuk paralel. Selajutnya data dapat diproses. Pada umumnya standar sinyal komunikasi serial yang banyak digunakan adalah standar RS232 atau RS485 yang banyak digunakan pada industri atau diaplikasikan pada suatu device yang menggunakan komunikasi serial dalam jarak jauh. Sedangkan RS232 lebih banyak digunakan pada komputer,
mikrokontroller
dan
sebagainya.
menggunakan sinyal standar RS 232.
Pada
penelitian
ini
kami
Standar sinyal RS 232 mempunyai
ketentuan sebagai berikut : •
Logika ‘1’ disebut sebagai ‘mark’ terletak antara -3 volt sampai dengan -25 volt.
•
Logika ‘0’ disebut ‘space’ terletak antara +3 volt sampai dengan +25 volt.
•
Daerah tegangan antara -3 Volt hingga + 3 volt merupakan invalid level atau dikenal dengan istilah ambang. Yaitu daerah yang memiliki logika yang kurang pasti sehingga harus dihindari.
23 2.5
Jaringan Komputer Jaringan komputer adalah kumpulan dari beberapa komputer yang saling terhubung
melalui
media
transmisi
maupun
perangkat
lainnya,
yang
memungkinkan terjadinya komunikasi diantara komputer tersebut. Jaringan komputer dibagi berdasarkan luas area dari jaringan yang terbentuk, menjadi sebagai berikut (”Module 2 : Networking Fundamentals”, Cisco Networking Academy Program Module) : •
LAN (Local Area Network) LAN adalah sebuah jaringan komputer dalam skala kecil dengan jumlah host yang relatif kecil, sehinga memiliki bandwith yang cukup lebar, dan dapat dipergunakan secara murah dan mudah.
•
MAN ( Metropolitan Area Network) MAN adalah jaringan komputer yang memiliki skala lebih luas daripada LAN dan mungkin merupakan gabungan dari beberapa LAN yang saling berjauhan, bahkan antara dua buah kota yang berlainan. Teknologi yang digunakan berbeda dengan LAN dimana bantwithnya lebih kecil namun diharuskan memiliki reliabilitas yang tinggi.
•
WAN ( Wide Area Network) Merupakan jaringan komputer dalam skala yang paling besar bahkan dapat mencakup seluruh dunia. Teknologi dan media yang digunakan biasanya berupa teknologi wireless melalui satelit. Dan pastinya beroperasi pada ketiga layer OSI yaitu Physical, Data Link, dan Network.
24 2.5.1
Protokol Protokol adalah sekumpulan aturan
yang
mengatur
mekanisme
pertukaran data dalam jaringan komputer. Aturan yang dimaksud disini adalah ”bahasa” yang digunakan untuk saling mengenali data antara satu komputer dengan yang lainnya. Adapun komunikasi tersebut meliputi: (Stalling, 2000, p498) •
Apa yang dikomunikasikan
•
Bagamaimana caranya untuk berkomunikasi
•
Kapan komunikasi tersebut terjadi
Adapun protokol yang digunakan adalah protokol TCP/IP
2.5.2
Protokol TCP/IP TCP/IP adalah sebuah protokol yang dikembangkan oleh ARPANET dan merupakan protokol de facto dalam kebanyakan jaringan komputer saat ini. Salah satu contoh penggunaan protokol ini adalah pada jaringan internet. Adapun layer-layer pada TCP/IP dibagi menjadi : •
Network Access Layer Fungsi dari network ini adalah menggantikan fungsi dari layer data link dan physical layer dari model OSI layer. Adapun kegunaannya adalah menyediakan akses ke media transmisi dan memberikan pengalamatan fisik bagi data yang dikomunikasikan. Layer ini juga berfungsi untuk merubah data ke dalam sinyal listrik agar dapat ditransmisikan melalui media yang ada.
25 •
Internet Layer Berfungsi untuk pengalamatan secara logical, routing, dan packaging. Protokol yang digunakan adalah IP yang bersifat connectionless. Alamat logical dari suatu host akan menentukan bagian dari network (jaringan komputer dimana anggotanya saling berkomunikasi) mana host itu berada. Apabila terdapat suatu hubungan yang terletak antara dua network yang berbeda alamat logicalnya maka diperlukan proses routing untuk mengatur pengiriman data tersebut.
•
Transport Layer Fungsi dari layer ini adalah menyediakan saluran komunikasi virtual antara host melalui port. Selain pengalamatan logical yang digunakan untuk komunikasi diantara dua buah host, juga diperlukan sebuah alamat untuk komunikasi antar aplikasi karena sebuah komputer tidak hanya memiliki sebuah aplikasi, dimana data antar tiap aplikasi tersebut juga berbeda sehingga diperlukan pengalamatan khusus untuk masing masing aplikasi.
Nomor port memiliki jangkauan dari nomor 0 sampai dengan 65535. Adapun pengaturan standar dari penggunaan port ini diatur oleh sebuah badan resmi yaitu IANA. Adapun aturannya adalah sebagai berikut: (”TCP and UDP port number”, http://www.wikipedia.org ) ¾ Nomor port dari 0 sampai dengan 1023 digunakan khusus oleh aplikasi-aplikasi umum seperti Telnet, FTP, HTTP. ¾ Nomor port dari 1024 sampai dengan 49151 dapat digunakan oleh pembuat aplikasi-aplikasi khusus seperti Mysql, java, dan sebagainya.
26 ¾ Nomor port diatas 49152 bebas dipergunakan karena tidak diatur secara khusus •
Application layer Bertugas sebagai penyedia komunikasi antar aplikasi pada host yang berbeda. Pada model OSI, layer ini terbagi menjadi application layer, presentation layer, dan session layer.
2.5.3 Keamanan jaringan Pada suatu jaringan komputer keamanan dari komunikasi yang terjadi pada jaringan merupakan hal yang harus diperhatikan. Apalagi pada suatu jaringan dimana kontrol terhadap user dan fisik dari host yang ada tidaklah terlalu baik, adapun maksudnya adalah dimana user pada jaringan yang ada tidaklah tetap dan dapat berpindah pindah komputer, dan pada masing masing komputer keamanannya tidaklah memadai. Tujuan utama dari keamanan jaringan adalah sebagai berikut : •
Melindungi komputer dari akses tertentu ke resource tertentu dalam jaringan, dimana akses tersebut bertujuan untuk mencuri, mengubah, maupun merusak data dalam jaringan.
•
Melindungi fungsionalitas dari jaringan agar jaringan tetap dapat melayani komunikasi data tanpa ada gangguan.
•
Mencegah masuknya data/informasi yang berbahaya kedalam jaringan seperti virus, worm, dan lainnya.
27 Meskipun terdapat banyak faktor dalam menentukan keamanan jaringan, namun pada sistem yang dirancang dibatasi hanya pada identifikasi logical (IP) dari pengakses.
2.5.3.1 Firewall Firewall digunakan untuk mengontrol aliran data antara komputer host dengan komputer lain pada jaringan yang berhak memiliki akses kedalam komputer host. Sehingga lalu lintas data dapat diatur berdasarkan kebijakan yang diinginkan. Pengamanan firewall ini diutamakan pada pemeriksaan header dari aliran paket data dan bukan penganalisaan terhadap isi dari data itu sendiri. Adapun analisa yang diinginkan adalah berdasarkan alamat IP dan port yang digunakan. Area pada firewall dibagi menjadi tiga area utama yaitu :(Poynter, http://www.stillsecure.com/docs/stillsecure_beyondthefirewall.pdf, 2003) •
Area yang dilindungi Yaitu area dimana pengontrolan terhadap akses adalah yang paling ketat dan biasanya akses dari luar sama sekali tidak diinginkan.
•
DMZ (Demiliterized Zone) Yaitu area dimana masih merupakan dari bagian jaringan internal, namun akses dari pihak luar diperboleh kan selama masih dalam batasan tertentu. Seperti contohnya layanan aplikasi-aplikasi internet.
•
Jaringan Luar Merupakan jaringan-jaringan lain yang terhubung pada jaringan kita baik secara langsung maupun tidak langsung.
28 Pada umumnya jaringan ini disebut internet. Firewall yang digunakan untuk melindungi sistem adalah jenis firewall yang merupakan tipe iptables yang berfungsi sebagai Packet filtering firewall dan State inspection firewall. Packet filtering firewall adalah firewall yang berfungsi sebagai penyaring berdasarkan isi alamat ip pengirim pada header aliran data yang dikirimkan. Dan penyaringan juga dapat bekerja sampai level transport layer dimana port aplikasi yang diinginkan dapat dibatasi akses penggunaannya pada kebijakan yang diperuntukan. State inspection firewall adalah pengawasan terhadap status dari aliran data, yaitu status awal dari aliran, balasan, maupun status lainnya. Pengawasan terhadap status data ini sendiri pun dibatasi hanya pada awal dari aliran data. (Diambil dari : Sheldon, http://www.secint.net/firewalls_ad_vpn/general _firewall_whitepaper.htm, 2002).