BAB 2 LANDASAN TEORI
2.1 Teori Umum 2.1.1 Data Connolly dan Begg (2010: 70) mengatakan data adalah komponen yang paling penting dalam DBMS. Data bertindak sebagai jembatan yang menghubungkan komponen mesin dengan komponen manusia. Hoffer et al (2009: 46) mendefinisikan data sebagai penyaluran representasi objek dan kejadian yang memiliki arti dan penting dalam lingkungan user.
2.1.2 Sistem Hall (2011: 5) secara umum sistem dapat dikatakan sebagai hasil penggambaran dari komputer dan pemrograman. Sistem adalah kumpulan dari dua atau lebih komponen atau subsistem yang saling terkait untuk tujuan tertentu. Sistem harus menyediakan setidaknya satu tujuan, tapi dapat juga menyediakan lebih dari satu tujuan. Saat sistem tidak memiliki tujuan lagi, maka sistem tersebut harus digantikan.
2.1.3 Informasi Gelinas (2008: 17) mendefinisikan informasi adalah data yang disajikan dalam bentuk yang berguna dalam kegiatan pembuatan keputusan. Informasi memiliki nilai bagi pembuat keputusan karena mengurangi ketidak pastian dan meningkatkan pengetahuan tentang beberapa hal yang diinginkan. Hoffer, Prescott dan Topi (2009: 47) informasi merupakan data yang telah melalui proses – proses untuk menambah nilai pengetahuannya agar berguna bagi pengguna.
9
10 2.1.4 Sistem Informasi James A. O’Brien (2010: 4) mengatakan bahwa sistem informasi adalah sebuah kombinasi teratur dari orang, perangkat keras, perangkat lunak, jaringan komunikasi, sumber daya serta kebijakan dan prosedur yang menyimpan, menampilkan, mengubah, dan menyebarkan informasi dalam sebuah organisasi. Mansyur dan Kasmawi (2012: 128) Dengan membangun sebuah Sistem Informasi,
dapat mempermudah
kinerja
para
pegawai
khususnya di Bagian Pendidikan Dasar dalam melakukan pengolahan (input, process, output) data dan informasi sekolah masing-masing.
2.1.5 Basis Data Connoly dan Begg (2010: 65) mendefinisikan basis data adalah kumpulan bersama tentang relasi data logis dan penggambarannya, dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam sebuah organisasi. Basis data merupakan suatu kumpulan data yang berhubungan secara logis dan deskripsi data tersebut, yang dirancang untuk memenuhi informasi yang dibutuhkan oleh suatu organisasi. Artinya, basis data merupakan tempat penyimpanan data yang besar, dimana dapat digunakan oleh banyak pengguna. Seluruh item basis data tidak lagi dimiliki oleh satu departemen melainkan menjadi sumber daya perusahaan yang dapat digunakan bersama (Indrajani, 2011: 2). Basis data adalah sistem terkomputerisasi yang tujuan utama adalah memelihara informasi dan membuat informasi tersedia saat dibutuhkan. Setiap database dapat berisi sejumlah objek database, yang antara lain : 1. Field Field adalah sekumpulan kecil dari kata atau sebuah deretan angka – angka. 2. Record Record adalah sekumpulan dari field yang berelasi secara logis. Contoh : nama, alamat, nomor telpon dan sebagainya.
11 3. File File atau berkas adalah kumpulan dari record yang berhubungan secara logis. 4. Attribute Attribute adalah setiap karakteristik yang menjelaskan suatu entitas. Contoh : nama Pelanggan, umur pekerjaan, dan sebagainya. 5. Entity Entity adalah orang, tempat, benda atau kejadian yang berkaitan dengan informasi yang disimpan. Contoh : Pelanggan, Pekerja, dan sebagainya. 6. Primary key Primary key adalah sebuah field yang dinilainya unik yang tidak sama antara satu record dan record yang lain. Primary key digunakan sebagai tanda pengenal dari suatu field 7. Foreign Key Foreign Key adalah sebuah field yang nilainya berguna untuk menghubungkan primary key lain yang berada tabel yang berbeda.
Putra. R (2012: 2) Basis data terdistribusi (Distributed Database) adalah kumpulan database yang disimpan di banyak komputer pada lokasi yang berbeda-beda dan menampilkan ke user sebagai single database. Dalam sebuah database terdistribusi, database disimpan pada beberapa komputer. Komputerkomputer dalam sebuah sistem terdistribusi berhubungan
satu
sama lain melalui bermacam-macam media komunikasi seperti high-speed buses atau telephone line. Sebuah sistem database terdistribusi berisikan sekumpulan site, di mana tiap-tiap site dapat berpartisipasi dalam pengeksekusian transaksitransaksi yang mengakses data pada satu site atau beberapa site. Tiaptiap site dapat memproses transaksi lokal yaitu sebuah transaksi yang mengakses data pada satu site di mana transaksi telah ditentukan.
12 Sebuah site juga dapat mengambil bagian dalam mengeksekusi transaksi global yaitu transaksi yang mengakses data pada site yang berbeda di mana transaksi telah ditentukan, atau transaksi yang mengakses data pada beberapa site yang berbeda. Jadi, dapat disimpulkan bahwa basis data adalah kumpulan data yang mewakili berbagai macam entitas dan hubungannya yang dapat digunakan secara bersamaan oleh banyak pengguna dan dirancang untuk memenuhi kebutuhan informasi organisasi.
2.1.6 Entity – Relationship Modeling Entity Relationship Modeling adalah sebuah pendekatan top-down dalam perancangan basis data yang dimulai dari mengidentifikasikan data – data yang penting, yang disebut entiti (entity) dan hubungan (relationship) diantara data - datanya tersebut harus ditampilkan di dalam model (Connolly dan Begg, 2010: 371).
2.1.7.1 Entity Type Entity types adalah sekumpulan objek yang telah ditentukan oleh perusahaan dengan memiliki properti yang sama dan keberadaannya yang berdiri sendiri (Connolly dan Begg, 2010 : 372). Terdapat dua jenis tipe entitas (Connolly dan Begg, 2010: 383), yaitu: • Strong entity types, entitas yang keberadaannya tidak bergantung pada entitas lainnya. Karakteristik dari strong entity yaitu setiap entitas diidentifikasikan secara unik menggunakan atribut primary key dari entitas tersebut. • Weak entity types, entitas yang keberadaannya bergantung pada entitas lainnya. Karakteristik dari weak entity yaitu setiap entitas tidak bisa diidentifikasikan secara unik menggunakan atribut yang terkait dengan entitas tersebut.
13 2.1.7.2 Relationship Type Relationship types adalah hubungan antara satu entitas dengan entitas lain dan mempunyai arti (Connolly dan Begg, 2010: 374).
Sedangkan Relationship occurrence adalah suatu
gabungan yang dapat diidentifikasikan secara unik, termasuk suatu kejadian dari setiap entitas yang berpartisipasi (Connolly dan Begg, 2010: 375).
Gambar 2.1
Relationship Branch has Staff
Sumber: Connolly dan Begg (2010: 376)
2.1.7.2.1 Degree of Relationship Type Degree of relationship type adalah jumlah tipe entitas yang berpartisipasi dalam suatu relasi (Connolly dan Begg, 2010: 376). Derajat dari relationship diindikasikan dengan jumlah tipe entitas yang terdapat dalam sebuah relasi. Sebuah relasi yang memiliki derajat dua disebut binary. Sedangkan relasi yang memiliki derajat tiga disebut ternary, dan untuk relasi yang memiliki derajat empat disebut quaternary (Connolly dan Begg, 2010 : 377).
14
Gambar 2.2 Contoh Binary Relationship Sumber: Connolly dan Begg (2010: 376)
Gambar 2.3 Contoh Ternary Relationship Sumber: Connolly dan Begg (2010: 377)
Gambar 2.4 Contoh Quaternary Relationship Sumber: Connolly dan Begg (2010: 377)
15 2.1.7.2.2 Recursive Relationship Merupakan sebuah tipe relationship dimana tipe entitas yang sama ikut serta lebih dari satu kali pada peran yang berbeda (Connolly dan Begg, 2010: 378) Relasi
dapat
diberikan
nama
peran
untuk
menentukan fungsi dari setiap entitas yang terlibat dalam relasi tersebut.
Gambar 2.5 Contoh Unary Relationship (Recursive Relationship) Sumber: Connolly dan Begg (2010: 378)
2.1.7.3 Attributes Attribute adalah sifat atau properti dari sebuah tipe entitas atau tipe relasi (Connolly dan Begg, 2010: 379). Attribute domain adalah sekumpulan nilai yang mempunyai satu atau lebih atribut. Setiap atribut yang dihubungkan dengan nilai-nilai tertentu disebut domain. Terdapat berbagai macam atribut (Connolly dan Begg, 2010: 379-380), yaitu: 1) Simple Attribute, yaitu atribut yang disusun dari komponen tunggal. Simple attribute tidak bisa dibagi menjadi komponen yang lebih kecil lagi, dikenal juga sebagai atomic attributes. 2) Composite Attribute, yaitu atribut yang terdiri dari beberapa komponen, dimana masing-masing komponen memiliki
16 keberadaan yang independen. Misalkan atribut alamat dapat terdiri dari jalan, kota dan kode pos. 3) Single-valued Attribute, yaitu atribut yang mempunyai nilai tunggal untuk setiap kejadian. Misalnya entitas siswa memiliki satu nilai untuk atribut NIS pada setiap kejadian. 4) Multi-valued Attribute, yaitu atribut yang mempunyai beberapa nilai untuk setiap kejadian. Contoh dalam skripsi kami, entitas Siswa memiliki beberapa nilai untuk atribut Nomor_Telpon pada setiap kejadian. 5) Derived Attribute, yaitu atribut yang memiliki nilai yang dihasilkan dari satu atau beberapa atribut lainnya dan tidak harus berasal dari satu entitas. Contohnya atribut umur siswa merupakan atribut turunan dari tanggal_lahir_siswa.
2.1.7.4 Keys 1) Candidate Key, yaitu jumlah minimal atribut-atribut yang dapat mengidentifikasikan setiap kejadian/record secara unik (Connolly dan Begg, 2010: 381). 2) Primary Key, yaitu candidate key yang dipilih untuk mengidentifikasikan setiap kejadian/record dari suatu entitas secara unik (Connolly dan Begg, 2010: 381). 3) Composite Key, yaitu candidate key yang terdiri dari dua atau lebih atribut (Connolly dan Begg, 2010: 382).
17
Gambar 2.6
Diagram representation of Staff and Branch
entities and their attributes Sumber: Connolly dan Begg (2010: 382)
2.1.7.5 Structural Constraints Multiplicity adalah jumlah kemunculan yang mungkin dari sebuah tipe entitas yang berhubungan dengan kemunculan tunggal dari sebuah tipe entitas yang berhubungan melalui relasi tertentu (Connolly dan Begg, 2010: 386). 3 (tiga) jenis relationship menggunakan batasan integritas : 1. One-to-one (1:1) Relationships Hubungan relasi satu ke satu yaitu setiap entity pada himpunan entity A berhubungan paling banyak dengan satu entity pada himpunan entity B.
Gambar 2.7
Contoh one-to-one (1:1) relationships
Sumber: Connolly dan Begg (2010: 386)
18 2. One-to-many (1:*) Relationships Relasi dimana entitas dapat mempunyai satu atau lebih dari satu relasi dengan entitas yang lain.
Gambar 2.8
Contoh one-to-many(1:1) relationships
Sumber: Connolly dan Begg (2010: 386)
3. Many-to-many (*:*) Relationships Relasi dimana setiap entitas dapat mempunyai lebih dari satu relasi dengan entitas yang lain.
Gambar 2.9
Contoh many-to-many(*:*) relationships
Sumber: Connolly dan Begg (2010: 389)
19 2.1.7 Problem with ER Models Terdapat 2 (dua) masalah pada ER Model, yaitu (Connolly dan Begg, 2010: 392) : 1. Fan Traps Fan Traps adalah model yang mempresentasikan sebuah hubungan antara tipe entitas, tetapi untuk langkah yang memastikan suatu kejadian tidak jelas.
Gambar 2.10 Contoh Fan Trap Sumber: Connolly dan Begg (2010: 392)
Gambar 2.11Contoh Semantic Net Problem Fan Trap Sumber: Connolly dan Begg (2010: 393)
Tampak pada gambar, Semantic Net Problem Fan Traps, SG37 mengarah pada B003 dan B007. Hal tersebut disebabkan SA9 memiliki cabang yang berbeda tetapi memiliki divisi yang sama dengan SG37
20
Gambar 2.12
Contoh Restructured Fan Trap
Sumber: Connolly dan Begg (2010: 393)
Gambar 2.13 Contoh Semantic Fan Trap yang telah diperbaiki Sumber: Connolly dan Begg (2010: 393)
Setelah direstrukturisasi, terlihat jelas bahwa staff SG37 bekerja di cabang B003.
2. Chasm Traps Chasm Traps adalah model yang mempresentasikan keberadaan hubungan antara tipe entitas, tetapi tidak ada jalan yang menunjukan keberadaan kejadian pada entitas tersebut
21
Gambar 2.14 Contoh Chasm Trap Sumber: Connolly dan Begg (2010: 394)
Gambar 2.15 Contoh Semantic Net Problem Chasm Trap Sumber: Connolly dan Begg (2010: 394)
Tampak pada gambar, Semantic Net Problem Chasm Traps, PA14 tidak dimiliki oleh cabang manapun.
Gambar 2.16 Contoh Restructured Chasm Trap Sumber: Connolly dan Begg (2010: 395)
22
Gambar 2.17 Contoh Semantic Chasm Trap yang telah diperbaiki Sumber: Connolly dan Begg (2010: 395)
Setelah direstrukturisasi, terlihat jelas bahwa properti PA14 tersedia dicabang B007.
2.1.8 Specializaion/Generalization 2.1.8.1
Superclass dan subclass Superclass adalah entity type yang mengandung satu atau lebih subgrouping. Sedangkan subclass adalah subgrouping yang merupakan bagian dari superclass ( Connolly dan Begg, 2010: 400).
2.1.8.2
Specialization Specialization
adalah
proses
memaksimalkan
perbedaan-perbedaan antara anggota dari sebuah entitas dengan mengidentifikasikan karakteristik yang berbeda ( Connolly dan Begg, 2010: 402).
23 2.1.8.3
Generalization Generalization adalah proses meminimalisasi perbedaan antara
anggota
dari
sebuah
entitas
dengan
mengidentifkasikan karakteristik yang umum ( Connolly dan Begg, 2010: 403).
2.1.8.4
Constraint dalam Specilaization/Generalization •
Parcipation Constraint Participation constraint menentukan apakah setiap anggota di dalam superclass harus berpartisipasi sebagai (atau merupakan) anggota dari subclass ( Connolly dan Begg, 2010: 406). Mandatory ditempatkan dalam tanda kurung kurawal bawah
segitiga yang menunjuk ke arah supernya.
Sebagai contoh, pada Gambar 2.18 subclass kontrak spesialisasi kerja/generalisasi adalah menguraikan, yang berarti bahwa anggota staf harus memiliki full-time tetap atau kontrak sementara
paruh
waktu,
tetapi
tidak
keduanya ( Connolly dan Begg, 2010: 406). Optional ditempatkan dalam tanda kurung kurawal bawah segitiga yang menunjuk ke arah supernya. Sebagai contoh,
pada
Gambar
2.18
peran
pekerjaan
spesialisasi/generalisasi memiliki opsional partisipasi, yang berarti bahwa anggota staf tidak perlu memiliki peran pekerjaan tambahan seperti Manajer, Penjualan, atau Sekretaris ( Connolly dan Begg, 2010: 406). .
24
Gambar 2.18
Spesialisasi / generalisasi dari entitas
Staf ke subclass mewakili peran kerja dan kontrak kerja Sumber: Connolly dan Beg (2010 : 405).
•
Disjoint Constraint Disjoint contsraint menggambarkan hubungan antara anggota subclass dan mengindikasikan apakah mungkin bagi seorang anggota superclass menjadi anggota dari satu atau lebih dari subclass ( Connolly dan Begg, 2010: 406). “Or” ditempatkan di samping participation constraint dalam kurung kurawal. Sebagai contoh, pada Gambar 2.19 subclass kontrak spesialisasi kerja/generalisasi adalah menguraikan, yang berarti bahwa anggota staff harus memiliki full-time tetap atau kontrak sementara paruh waktu, tetapi tidak keduanya ( Connolly dan Begg, 2010: 406). “And” ditempatkan di samping participation constraint dalam kurung kurawal. Sebagai contoh, pada Gambar 2.19 peran
pekerjaan
spesialisasi/generalisasi
adalah
nondisjoint, yang berarti bahwa suatu kejadian entitas dapat
menjadi
SalesPersonnel,
anggota dan
dari
Sekretaris
kedua subclass.
Manager, Hal
ini
25 ditegaskan oleh kehadiran subclass bersama disebut salesmanager
ditunjukkan
Perhatikan bahwa tidak perlu
pada
Gambar
2.19.
untuk menyertakan
kendala disjoint untuk hierarki yang memiliki subclass tunggal pada tingkat tertentu dan untuk alasan ini hanya participation
contstraint yangg ditampilkan untuk
subclass SalesManager dan
AssistantSecretary
dari
Gambar 2.19 ( Connolly dan Begg, 2010: 406).
Gambar 2.19
Spesialisasi / generalisasi dari entitas
Staf ke peran kerja termasuk subclass bersama disebut salesmanager dan subclass disebut Sekretaris dengan subclass sendiri disebut AssistantSecretary Sumber : (Connolly dan Beg, 2010: 405).
2.1.9 Perancangan Sistem Perancangan sistem adalah proses menggambarkan, pengorganisasian, dan penataan komponen sistem baik di tingkat arsitektur dan tingkat rinci, dengan maksud untuk membangun sistem yang diusulkan (Satzinger, Jackson, dan Burd, 2010: 324)
26 2.1.10 Database Management System (DBMS) Database Management System (DBMS) adalah sistem perangkat lunak yang memungkinkan pengguna untuk mendefin isikan, membuat, memelihara dan menyediakan akses kontrol ke database ( Connolly dan Begg, 2010: 66).
1. Komponen-komponen dalam lingkungan DBMS Menurut Connolly dan Begg (2010: 68) DBMS memiliki 5 komponen, yaitu : 1. Hardware Aplikasi DBMS memerlukan
hardware untuk
menjalankan
prosesnya, hardware tersebut bisa berupa satu unit komputer, satu unit mainframe, hingga jaringan komputer. Perangkat keras merupakan suatu unsur fisik dari komputer yang dapat dilihat dan disentuh oleh manusia secara langsung untuk mendukung proses komputerisasi. Untuk menjalankan DBMS memerlukan kecepatan memory dan kapasitas hard disk tertentu.
2. Software Komponen software terdiri dari software itu sendiri dan program – program aplikasi, bersama-sama dengan sistem operasi, termasuk software jarin gan jika DBMS digunakan melalu i sebuah jarin gan.
3. Data Data berfungsi sebagai sebuah jembatan, karena menghubungkan komponen-komponen mesin (hardware dan software) dengan komponen-komponen manusia (procedure dan peop le).
4. Procedure Procedure merupakan instruksi dan aturan yang digunakan untuk merancang dan meggunakan suatu database. Pengguna dari sistem dan staff yang mengatur basis data memerlukan prosedur dokumen tentang bagaimana menggunakan
27 atau menjalankan sistem. Prosedur ini terdiri dari beberapa instruksi tentang bagaimana untuk: a) Masuk kedalam DBMS b) Menggunakan fasilitas DBMS tertentu atau program aplikasi c) Memulai dan mengakhiri DBMS d) Membuat backup database e) Menangani kerusakan perangkat lunak atau perangkan keras f) Mengubah struktur dari table, mengatur basis data di beberapa tempat penyimpanan, meningkatkan performa, atau menyimpan data di secondary storage seperti hard disk.
5. People Komponen terakhir yaitu manusia yang terlibat dalam sistem tersebut. Komponen pengguna terdiri dari: A. Data Administrator (DA) Data Administrator bertanggung jawab atas manajemen sumber daya data termasuk perencanaan basis data, pengembangan dan standar pemeliharaannya, peraturan dan prosedur,
dan
perancangan
basis
data
secara
konseptual/logis.
B. Database Administrator (DBA) DBA bertanggung jawab atas realisasi fisik dari basis data termasuk perancangan basis data fisik dan implementasi, keamanan dan kontrol yang terintegrasi, perawatan sistem operasional,
dan
meyakinkan
kinerja
aplikasi
yang
memuaskan pengguna.
C. Application Developer Application Developer bertanggung jawab atas basis data setelah
diimplementasikan,
program
aplikasi
yang
menyediakan fungsionalitas yang diperlukan untuk endusers harus diimplementasikan.
28 D. End-Users End-Users adalah client basis data yang telah dirancang dan diimplementasikan, serta dipelihara agar dapat menyediakan kebutuhan-kebutuhan informasi mereka. End-Users dapat diklasifikasikan berdasarkan cara mereka menggunakan sistem, yaitu:
1. Naïve Users Merupakan pengguna yang tidak mengetahui sama sekali mengenai DBMS.
2. Sophisticated Users Merupakan pengguna yang sudah mengenal struktur DBMS dengan baik dan mengetahui fasilitas – fasilitas yang ditawarkan oleh DBMS.
2. Fasilitas-fasilitas DBMS Fasilitas – fasilitas dalam DBMS (Connolly dan Begg, 2010: 66) adalah sebagai b erikut ini :
A. Mendefinisikan basis data, biasanya menggunakan suatu Data Definition Language (DDL) yang berguna untuk memberikan fasilitas kepada pengguna untuk mendeklarasikan tipe data, struktur dan isi data yang disimpan ke dalam basis data tersebut.
B. Memperbolehkan pengguna untuk menambah data, mengubah data, menghapus data dan menemukan data. Dengan menggunakan suatu Data Manipulation Language (DML) biasanya ada suatu fasilitas untuk melayani pengaksesan data yang disebut sebagai Query Language. Bahasa query yang paling sering diakui adalah Query Language (SQL), yang secara merupakan standar bagi DBMS.
29 C. Menyediakan pengendalian akses ke dalam basis data. Contohny a : a) Sistem keamanan yang mencegah user asing untuk mengakses basis data b) Sistem integrasi yang memelihara konsistensi dari data yang tersimpan c) Sistem pengawasan konkurensi yang memungkinkan akses secara bersamaan dalam basis data d) Sistem pengawasan pemulihan yang memungkinkan basis data memulihkan kedudukan konsisten sebelumnya saat terjadi kesalahan pada perangkat lunak atau perangkat keras e) Katalog akses user yang berisikan deskripsian dari data di dalam basis data tersebut.
3. Keuntungan dan Kerugian DBMS Keuntungan DBMS (Connoly dan Begg, 2010: 77-81) adalah sebagai berikut: a.
Adanya kontrol terhadap redundansi data
b.
Mendapatkan konsistensi data
c.
Mendapatkan informasi lebih banyak dari sejumlah data yang sama
d.
Dapat berbagi data
e.
Meningkatkan integritas data
f.
Meningkatkan keamanan
g.
Meningkatkan standar
h.
Skala ekonomi
i.
Menyeimbangkan kebutuhan-kebutuhan yang saling bertabrakan
j.
Meningkatkan pengaksesan dan respon data
k.
Meningkatkan produktivitas
l.
Meningkatkan pemeliharaan melalui data yang berdiri sendiri
m. Meningkatkan ketepatan n.
Meningkatkan layanan backup dan recovery
30 Sedangkan, kerugian dari DBMS adalah sebagai berikut: a.
Kompleksitas
b.
Membutuhkan memori yang lebih besar untuk menjalankan DBMS
c.
Memerlukan biaya untuk perangkat keras tambahan
d.
Biaya dari penggunaan DBMS yang tinggi
e.
Kinerja beberapa aplikasi menurun
f.
Dampak yang tinggi dari kegagalan
4. Data Definition Language (DDL) Data
Definition
Language
adalah
suatu
bahasa
yang
memperbolehkan Database Administrator (DBA) atau pengguna untuk mendefinisikan entitas, atribut dan hubungan yang dibutuhkan oleh suatu aplikasi serta menambahkan fungsi – fungsi khusus untuk mempermudah atau meningkatkan keamanan data. DDL digunakan untuk mendefinisikan basis data, tabel, dan view (Connolly dan Begg, 2010: 92). A. Create Table Pernyataan create table, digunakan untuk membuat tabel dengan mendefinisikan tipe data untuk tiap kolom. Bentuk umum : CREATE TABLE table_name (Column_name DataType [NULL | NOT NULL] [Column_name DataType [NULL | NOT NULL]]...)
B. Alter Table Pernyataan alter table digunak an untuk menambah atau membuang kolom dan konstrain. Bentuk umum : ALTER TABLE table_name [ADD Column_name DataType [NULL | NOT NULL]]
[DROP
[RESTRICT Constraint_name]
|
Column_name CASCADE]]
DataType [ADD
31 [DROP Constraint_name [RESTRICT | CASCADE]]
C. Drop Table Pernyataan drop table digunakan untuk membuang atau mengap us table beserta semua data yang terkait didalamny a. Bentuk umum : DROP TABLE table_name
D. Create Index Pernyataan create index digunakan untuk membuat index pada suatu tabel. Bentuk umum : CREATE UNION [UNIQUE] INDEX index_name ON table_name (column_name [, column_name]...)
E. Drop Index Pernyataan drop index digun akan untuk membuang atau menghapus index yang telah d ibuat sebelumnya. Bentuk umum : DROP INDEX index_name
5. Data Manipulation Language (DML) Data Manipulation
Language
adalah suatu bahasa yang
melakukan operasi – operasi standar pada data yang ada di dalam basis data (Cornolly dan Begg, 2010: 92). Pengoperasian data yang akan dimanipulasi biasanya meliputi : A. Select Pernyataan select digunakan untuk menampilkan sebagian atau seluruh isi dari suatu tabel dan menampilkan kombinasi isi dari beberapa tabel. Bentuk umum: SELECT Fields FROM Table_name WHERE Condition
32 B. Update Pernyataan update digunakan untuk mengisi atribut dari satu atau sebagian dari suatu tabel. Bentuk umum : UPDATE Table_name SET column1 = value1, column1 = value2, ... WHERE Condition
C. Insert Pernyataan insert digunakan untuk menambahkan satu atau beberapa baris nilai baru kedalam suatu tabel. Bentuk umum : INSERT Table_name (Column list) VALUES (value list)
D. Delete Pernyatan delete digunakan untuk menghapus sebagian/seluruh isi dari suatu tabel. Bentuk umum: DELETE FROM Table_name WHERE Condition
33 Database System Development Cycle
Gambar 2.20
Tahapan Siklus Hidup Aplikasi Basis Data Sumber: Connolly dan Begg (2010: 314)
2.1.10.1 Database Planning Database planning adalah merencanakan bagaimana tahaptahap dari lifecycle dapat direalisasikan dengan cara yang paling efisien dan efektif (Connolly dan Begg, 2010: 313). Terdapat tiga masalah utama yang terlibat dalam merumuskan strategi sistem informasi, yaitu: Identifikasi rencana dan tujuan perusahaan dengan menentukan sistem informasi yang diperlukan.
34 Evaluasi sistem informasi yang sekarang digunakan untuk menentukan kelemahan dan kekuatannya. Penilaian tentang peluang IT yang mungkin menghasilkan keuntungan yang kompetitif.
Metodologi yang di gunakan untuk mengatasi tiga hal tersebut di atas, yaitu: Database Planning – Mission Statement Mission Statement untuk database project mendefinisikan tujuan utama dari aplikasi database. Mengarahkan database project, biasanya mendefinisikan perintah tugas (mission statement). Mission statement membantu menjelaskan kegunaan dari database project dan menyediakan alur yang lebih jelas untuk mencapai efektifitas dan efesiensi penciptaan dari suatu aplikasi database yang diinginkan.
Database Planning – Mission Objectives Ketika mission statement telah didefinisikan, maka mission objectives
didefinisikan.
Setiap
objective
(tujuan)
harus
mengidentifikasikan tugas khusus yang harus didukung oleh database. Dapat juga disertai dengan beberapa informasi tambahan
yang
menspesifikasikan
pekerjaan
yang
harus
diselesaikan. Sumber daya yang digunakan dan biaya untuk membayar kesemuanya itu.
Perencanaan database juga harus meliputi pengembangan standar pengumpulan data, bagaimana penetapan format, dokumentasi
yang
implementasi diproses.
diperlukan,
bagaimana
design
dan
35 2.1.10.2 System Definition System
definition
menspesifikasikan
jangkauan
dan
batasan dari aplikasi basisdata, penggunaannya, dan lingkungan aplikasi
(Conolly
dan
Begg,
2010:
316).
User
view
mendefinisikan apa yang diwajibkan dari suatu aplikasi database dari perspektif aturan kerja khusus (seperti: manajer, atau supervisor) atau area aplikasi perusahaan (seperti: marketing, personnel, atau stock control). Aplikasi database memiliki satu atau lebih user view. Identifikasi user view membantu memastikan bahwa tidak ada pengguna utama dari suatu basisdata yang terlupa ketika pembuatan aplikasi baru yang dibutuhkan. User views juga membantu dalam pengembangan aplikasi basisdata yang rumit atau kompleks memungkinkan permintaan-permintaan dipecah ke dalam bagian-bagian yang lebih sederhana.
2.1.10.3 Requirement Collection and Analysis Proses pengumpulan dan analisis informasi mengenai bagian dari organisasi yang akan mendukung aplikasi basisdata dan menggunakan informasi ini untuk mengidentifikasikan kebutuhan pengguna pada sistem baru(Conolly dan Begg, 2010: 316). Pada bagian ini dilakukan pengumpulan dan analisa informasi mengenai bagian-bagian dari enterprise yang akan menggunakan atau terkait dengan basisdata yang akan dibuat. Untuk itu digunakan teknik yang disebut Fact Finding Technique.
Fact-Finding Technique Untuk
mencari
sebuah
fakta
di
dalam
sebuah
permasalahan di lapangan, maka diperlukan berbagai teknik tertentu. Fact-Finding Technique adalah teknik pencarian fakta yang dapat digunakan dalam mencari fakta tersebut. Menurut Connolly dan Begg (2010: 317), di dalam mengumpulkan dan menganalisis informasi dibutuhkan suatu teknik yang disebut dengan fact-finding Technique. Fact-
36 finding Technique adalah suatu teknik untuk mencari fakta guna mendukung informasi yang dikumpulkan. Ada 5 (lima) teknik dalam fact-finding technique yang biasa dipakai untuk mencari fakta, kelima teknik itu adalah :
1. Examining Document Dalam proses ini analyst mencari informasi tentang seberapa pentingkah kebutuhan akan basis data di dalam perusahaan
atau
organisasi.
Proses
mempelajari
dokumentasi juga dapat mendukung dalam merespon kebutuhan untuk perbaikan dari sistem yang sudah berjalan. Dalam fase ini, dibutuhkan dokumentasi sistem yang sudah ada, surat-surat dalam proses bisnis, serta bentuk laporan yang sudah digunakan.
2. Interviewing Proses ini biasanya menutupi semua aspek pertanyaan yang perlu diajukan kepada responden. Wawancara adalah teknik paling umum dan paling berguna dalam pencarian fakta kepada perusahaan atau organisasi. Tetapi untuk melakukan wawancara yang baik dan mendapatkan hasil yang baik pula, dibutuhkan kemampuan komunikasi yang baik agar hasil dari pertanyaan yang diberikan kepada responden dapat diterima dengan jelas dan dapat dijawab dengan baik pula dan tepat sasaran. Saat melakukan wawancara, dapat mengetahui tingkat kebenaran atau ketepatan informasi yang diberikan kepada responden dengan melihat bahasa tubuh dari responden saat melakukan wawancara.
3. Observing the enterprise in operation Dengan teknik ini, pengumpulan data dapat dilakukan dengan mengamati dan berbaur dengan para pelaku bisnis serta mengikuti proses bisnis yang berjalan pada perusahaan tersebut. Pengalaman yang didapatkan di lapangan berbeda
37 dengan yang di informasikan oleh responden sehingga akan lebih mengerti mengenai proses bisnis dan masalah yang ada padanya.
4. Research Teknik
ini
dapat
membantu
dalam
bagaimana
pengaplikasian sistem yang akan dibuat, dan menemukan solusi dari permasalahan yang ada. Riset dilakukan dengan mencari informasi dalam buku referensi ataupun jurnal. Dari sumber tersebut mungkin dapat ditemukan bagaimana suatu masalah yang sama diselesaikan, dan bisa dijadikan referensi dalam analisis dan perancangan yang akan dilakukan.
5. Questionnaires Teknik ini biasanya digunakan untuk mengumpulkan fakta dari responden yang jumlah nya banyak. Teknik ini akan lebih
menghemat
waktu
dan
uang
daripada
harus
mewawancara seluruh responden satu per satu. Tetapi ada kekurangan
yang
signifikan
dibandingkan
dengan
wawancara yaitu tingkat kebenaran dari informasi yang didapat hanya tertulis dan bisa saja responden menutupi informasi yang dianggap sensitif.
2.1.10.4 Database Design Database design adalah proses membuat sebuah desain untuk sebuah sistem basisdata yang mendukung kegiatan operasional suatu perusahaan (Connoly dan Begg, 2010: 320). Terdapat empat pendekatan yang dapat digun akan untuk merancang basis data, yaitu: 1. Bottom up Approach Pendekatan Bottom Up dimulai dari atribut awal (entity dan relationship) yang dianalisa asosiasi antar atribut, kemudian dibentuk relation yang mewakili tipe dari entity dan relationship antar entity. Pendekatan ini sesuai
untuk
38 perancangan database yang sederhan a dengan jumlah atribut sedikit.
2. Top-down Approach Pendekatan Top-Down dimulai dengan pengembangan data model yang terdiri dari sedikit atau banyak entity dan relationship, kemudian melakukan perbaikan top down untuk mengidentifikasikan
lower-level entity, relationship
dan
asosiasi antar atribut. Pendekatan ini digambarkan dengan entity relationship (ER) model, yang dimulai dari identifikasi entity dan relationship antar entity.
3. Inside-Out Approach Pendekatan
Inside-Out
mirip
seperti
Bottom-Up.
Perbedaannya adalah pada tahap awal mengidentifikasikan major entity, lalu menguraikannya menjadi entity relasi-relasi dan atribut-atribut yang berhubungan dengan major entity.
4. Mixed Menggunak an Pendekatan Bo ttom-Up dan Top-Down.
(Velicanu dan Botha 2011: 58) Untuk menerapkan sistem informasi
dengan
menggunakan
strategi
analisis
top-
down dan bottom-up, jika menggunakan object-relational database lebih tepat untuk memilih salah satu dari strategi tersebut didasarkan pada karakteristik sistem. Sebuah pendekatan top-down yang tepat dan digunakan dalam situasi di mana belum menerapkan sistem informasi atau jika terdapat aplikasi yang berbeda yang bekerja sebagai hasil dari perkembangan yang dibuat sendiri, tetapi penggunaannya tidak vital. Namun, jika sudah dituntut untuk disimpan dalam bentuk dan solusi yang sudah ada, pendekatan bottom-up yang digunakan. Ini akan mencoba untuk mengintegrasikan sistem yang ada ke system baru yang akan tersedia di seluruh organisasi.
39 Setelah melakukan identifikasi dan analisis pengaturan sistem, persyaratan dan tujuan maka akan memutuskan apakah akan menyimpan beberapa komponen dari sistem yang sudah ada atau menggantikan sistem sepenuhnya, dengan memilih pendekatan yang tepat untuk penerapannya.
Pada bagian ini dibagi menjadi tiga tahap yaitu konseptual, logikal, dan fisikal.
1. Conceptual Database Design Perancangan konseptual merupakan proses konstruksi suatu informasi yang digunakan dalam sebuah organisasi. Fase perancangan konseptual bermula dari pembuatan data model konseptual dari organisasi, yang sepenuhnya bebas mengimplementasikan rincian-rincian seperti mengenal sasaran dari manajemen sistem basisdata (DBMS), programprogram aplikasi, bahasa pemograman, platform perangkat keras, persoalan kinerja, atau pertimbangan fisik lainnya.
2. Logical Database Design Perancangan basisdata logikal adalah proses konstruksi suatu informasi yang digunakan dalam sebuah perusahaan berdasarkan pada sebuah model data yang spesifik, tetapi bebas dari fakta-fakta DBMS dan pertimbangan fisik lainnya. Fase perancangan basisdata secara logikal memetakan model perancangan konseptual pada sebuah model logikal, yang mana dipengaruhi oleh model data untuk target basisdata (Contoh: model relational). Model data logikal adalah sumber informasi bagi fase perancangan fisik dengan wahana untuk pembuatan penjualan yang sangat penting untuk sebuah perancangan basisdata yang efisien. Logical design terdiri dari dua proses utama. Yang pertama adalah transformasi dari ERD ke database relasional format tabel. Proses kedua adalah normalisasi.
40 3. Physical Database Design Perancangan
basis data
secara
fisik
yang
merupakan proses pembuatan deskripsi dari implementasi basisdata pada media penyimpanan sekunder dan fase ini mendeskripsikan dasar relasi, berkas organisasi dan indeks untuk mencapai pengaksesan beberapa
data
yang
efisien
dan
batasan hubungan yang utuh dan tingkatan
keamanan. Fase perancangan basis data secara fisik memperbolehkan perancangan pada
membuat keputusan-keputusan berdasarkan
bagaimana
basisdata
diimplementasikan.
Agar,
perancangan fisikal ditoleransi untuk sebuah manajemen sistem basisdata yang spesifik. Ada timbal balik antar perancangan logikal dan fisikal, karena keputusan-keputusan yang diambil selama perancangan fisikal mengembangkan kinerja yang bisa mempengaruhi model data logikal. Tujuan utama dari perancangan basisdata, yaitu: 1. Merepresentasikan data dan relationship antara data yang dibutuhkan oleh seluruh area aplikasi utama dan user group. 2. Menyediakan model data yang mendukung segala transaksi yang diperlukan pada data 3. Menspesifikasi
perancangan
minimal
yang
secara
tepat disusun untuk memenuhi kebutuhan kinerja yang ditetapkan pada sistem (misalnya: waktu respon).
2.1.10.5 DBMS Selection DBMS Selection Yaitu pemilihan DBMS (Database Manajement System) yang sesuai untuk aplikasi-aplikasi basisdata. Berikut ini adalah langkah-langkah utama dalam pemilihan DBMS (Connolly dan Begg, 2010: 325) : 1. Menggambarkan cangkupan tugas berdasarkan kebutuhan perusahaan.
41 2. Membuat perbandingan mengenai dua atau tiga produk DBMS. 3. Mengevaluasi produk-produk DBMS tersebut. 4. Merekomendasikan pemilihan DBMS dan membuat laporan hasil dari evaluasi produk DBMS tersebut.
2.1.10.6 Application Design Menurut perancangan aplikasi yaitu merancang antar muka dan program aplikasi yang menggunakan dan memproses basisdata (Connolly dan Begg, 2010: 329). Perancangan basisdata dan aplikasi merupakan
aktivitas pararel yang meliputi dua
aktivitas penting, yaitu: 1. Transaction Design Transaksi adalah satu aksi atau serangkaian aksi yang dilakukan oleh user tunggal atau program aplikasi, yang mengakses atau merubah isi dari basisdata. Kegunaan dari desain transaksi adalah untuk menetapkan dan keterangan karakteristik high-level dari suatu transaksi yang dibutuhkan pada basis data, diantaranya: A. Karakteristik fungsional dari suatu transaksi. B. Data yang digunakan oleh transaksi C. Output transaksi. D. Keuntungannya bagi user. E. Tingkat kegunaan yang diharapkan.
Terdapat tiga tipe transaksi, yaitu: a. Retrieval transaction Digunakan untuk pemanggilan (retieve) data untuk ditampilkan di layar atau menghasilkan suatu laporan.
b. Update transaction Digunakan untuk menambah record baru, menghapus record lama, atau memodifikasi record yang telah ada di dalam basisdata.
42
c. Mixed transaction Meliputi pemanggilan dan perubahan data.
2. User Interface Design Beberapa aturan pokok dalam pembuatan antar muka pengguna, yaitu: A. Meaningful title, diusahakan pemberian nama suatu form cukup jelas menerangkan kegunaan dari suatu form atau report.
B. Comprehensible instructions, penggunaan terminologi yang familiar untuk menyampaikan instruksi ke user dan jika informasi tambahan dibutuhkan, maka harus disediakan helpscreen.
C. Logical grouping and sequencing af fields, field yang saling berhubungan ditempatkan pada form atau report yang sama. Urutan field harus logis dan konsisten.
D. Visually applealing layout of the form/report, tampilkan form atau report harus menarik dan sesuai dengan hardcopy agar konsisten.
E. Familiar field labels, penggunaan label yang umum.
F. Consistent terminology and abbreviation, terminology dan singkatan yang digunakan harus konsisten.
G. Consistent use of color, warna yang digunakan harus konsisten.
H. Visiblespace
and
boundaries
for
data-entity
fields,
jumlah tempat yang disediakan untuk data-entry harus
43 diketahui oleh pengguna. I. Convinient cursor movement, user dapat dengan mudah menjalankan operasi yang diinginkan dengan menggerakan cursor pada form atau report.
J. Error correction for individual characters and entire fields, pengguna dapat dengan mudah menjalankan operasi yang diinginkan dan melakukan perubahan terhadap nilai field.
K. Error messages for unacceptable values, menampilkan pesan error untuk hasil yang tidak diterima
L. Optional fields marked clearly.
M. Explanatory message for fields, ketika user meletakan cursor pada suatu field, maka keterangan mengenai field tersebut harus dapat dilihat.
N. Completion signal, indikator yang menjelaskan bahwa suatu proses telah selesai dilaksanakan
2.1.10.7 Prototyping Membangun model kerja dari aplikasi basisdata yang memperbolehkanperancang
atau
pengguna
untuk
memvisualisasikan dan mengevaluasi bagaimana sistem akhirnya akan tampak dan berfungsi. Ada dua cara strategi membuat prototype (Connoly dan Begg, 2010: 333), yaitu:
1. Requirement Prototyping Mengembangkan prototype untuk menentukan kebutuhan suatu aplikasi basisdata yang dibutuhkan dan ketika kebutuhan dirasakan sudah lengkap maka prototype tersebut tidak digunakan lagi.
44 2. Evolutionary Prototyping Digunakan untuk tujuan sama, perbedaannya adalah bahwa prototype tidaklah dibuang tetapi dikembangkan lebih lanjut sehingga menjadi aplikasi basisdata tersebut.
2.1.10.8 Implementation Implementasi merupakan perwujudan fisik dari basisdata dan desain aplikasi (Connolly dan Begg, 2010: 333). Implementasi basisdata dicapai dengan membangun Data Definition Language (DDL) dari DBMS yang telah dipilih atau dengan menggunakan Graphical User Interface (GUI), masing-masing menyediakan fungsi ketika menyembunyikan pertanyaan (statement) DDL yang low-level. Pertanyaan (statement) DDL digunakan untuk menciptakan struktur basisdata dan mengkosongkan file yang terdapat dalam basisdata tersebut. User view juga diterapkan pada langkah implementasi.
2.1.10.9 Data Conversion and Loading Pemindahan data yang ada ke dalam basisdata yang baru dan mengubah aplikasi yang sedang berjalan agar dapat digunakan dalam basisdata yang baru (Connolly dan Begg, 2010: 334).
2.1.10.10 Testing Testing adalah suatu proses melaksanakan program aplikasi dengan tujuan mencari kesalahan dan divalidasi untuk kebutuhan yang dispesifikasikan oleh pengguna (Connolly dan Begg, 2010: 334). Jika data riil diharapkan untuk digunakan, maka adalah penting
untuk
mempunyai
back
up.
Setelah
pengujian
diselesaikan, maka sistem aplikasi dan basisdata ini telah siap untuk digunakan.
45 2.1.10.11 Operational Maintenance Pada tahap pemeliharaan (maintenance), yang melibatkan aktivitas berikut (Connolly dan Begg, 2010: 335): 1. Monotoring Performance dari sistem. Jika performance jatuh dibawah suatu tingkatan yang bisa diterima, penyetelan atau reorganisasi basisdata mungkin diperlukan. 2. Maintaining dan meningkatkan mutu aplikasi basisdata (ketika diperlukan). Kebutuhan baru disatukan dalam aplikasi basisdata dengan mengikuti langkah-langkah sebelumnya yang terdapat dalam lifecycle.
2.1.11 Normalisasi Normalisasi adalah sebuah teknik untuk menghasilkan suatu set hubungan dengan properti yang diinginkan, sesuai kebutuhan data dari suatu perusahaan (Connolly dan Begg, 2010: 416). Empat bentuk normal yang biasa digunakan yaitu: 1. UNF Sebuah tabel yang berisi satu atau lebih kelompok data yang berulang. UNF biasanya didapat dengan memindahkan dari sumber informasi yang didapat seperti nota atau faktur.
2. 1NF Suatu relasi dimana setiap baris dan kolom hanya berisi satu nilai. Kelompok data yang berulang dan perhitungan akan dihilangkan dalam proses ini.
3. 2NF Suatu relasi yang ada dalam 1NF dan setiap atribut yang merupakan non-primary-key bersifat sepenuhnya bergantung fungsional pada primary key. Ketergantungan parsial akan dihilangkan dalam proses ini.
46 4. 3NF Suatu relasi yang ada dalam 1NF dan 2NF dan dimana tidak ada atribut non-primary-key yang bergantung transitif terhadap primary key.
Terdapat bentuk fourth normal form (4NF) dan fifth normal form (5NF) untuk situasi yang jarang terjadi. Berdasarkan pada functional dependencies antar atribut dalam relasi. Sebuah relasi dapat dinormalisasi kedalam bentuk tertentu untuk mengatasi kemungkinan terjadinya pengulangan dari update yang tidak baik.
1. Data Redundacy Connolly dan Begg (2010: 418) tujuan utama dari desain basis data relasional adalah untuk mengelompokkan atribut-atribut ke dalam relasi-relasi sehingga meminimalisasi redundansi data dan mengurangi penggunaan tempat penyimpanan yang dibutuhkan oleh sebuah relasi dasar. Masalah-masalah yang terkait dengan redundansi dapat dijelaskan dengan membandingkan relasi Staff dan Branch dengan relasi StaffBranch. Relasi StaffBranch memiliki data redundan, yaitu detail dari branch dituliskan berulang-ulang untuk setiap staff. Sebaliknya, informasi mengenai branch muncul hanya satu kali pada relasi Branch dan hanya branchNo saja yang diulang dalam relasi Staff, untuk merepresentasikan dimana setiap staff tersebut bekerja.
Gambar 2.21
Contoh Data Redundancy Sumber:
Connolly dan Begg (2010: 419)
47 2. Update Anomalies Connolly dan Begg (2010: 419)
relasi yang mengandung
informasi yang redundan dapat diakibatkan oleh update anomalies. Beberapa tipe dari update anomalies, diantaranya Insertion, Deletion, dan Modification.
3. Functional Dependency Connolly dan Begg (2010: 420) merupakan konsep inti yang terkait dengan normalisasi. Functional dependency menjelaskan relationship antar atribut-atribut dalam relasi. Misalkan jika A dan B adalah atribut dari suatu relasi R, B dikatakan Functionally Dependent pada A (dinotasikan A → B), jika setiap nilai A dihubungkan dengan tepat satu nilai B. ( A dan B masing-masing dapat terdiri atas satu atau lebih atribut). Functional dependency merupakan sifat dari arti semantik suatu atribut dalam sebuah relasi. Direpresentasikan dalam diagram:
Gambar 2.22 Functional Dependency Diagram Sumber: Connolly dan Begg (2010: 421)
Determinant dari functional dependency mengacu kepada atribut atau himpunan atribut disebelah kiri anak panah.
48
Gambar 2.23
Contoh Functional Dependency
Sumber: Connolly dan Begg (2010: 422)
2.1.12 Web Web merupakan suatu sistem informasi jaringan yang sangat terkenal saat ini. Arsitektur web didesain agar independen terhadap platform. Indrajani (2011: 273) menyatakan, “Web merupakan halaman-halaman yang digunakan untuk menampilkan informasi, gambar gerak, suara dan atau gabungan dari semuanya itu, baik yang bersifat statis maupun dinamis yang membentuk satu rangkaian bangunan yang saling berhubungan melalui link-link”.
2.1.13 Internet Internet merupakan kumpulan jaringan komputer seluruh dunia yang saling berhubungan. (Conolly and Begg, 2010: 1024).
2.1.14 Hypertext Markup Language (HTML) Hypertext markup language (HTML) adalah pemformatan bahasa dokumen yang digunakan untuk merancang sebagian besar halaman Web (Conolly and Begg, 2010: 1031). Dokumen HTML dapat dibuat menggunakan editor teks standar seperti notepad.
49 2.1.15 MySQL Welling dan Thomson (2009: 3) menyatakan bahwa, "MySQL sangat cepat, kuat, sistem manajemen database relasional (RDBMS)". MySQL merupakan software yang tergolong database server dan bersifat open source. Open source menyatakan bahwa software ini dilengkapi oleh source code (kode yang dipakai untuk membuat MySQL).
2.1.16 Hypertext Preprocessor (PHP) Welling dan Thomson (2009: 2) menyatakan bahwa, "PHP adalah bahasa scripting server-side yang didesain khusus untuk web". Penggunaan PHP memungkinkan web dapat dibuat dinamis sehingga maintence situs web tersebut menjadi lebih mudah dan efisien.
2.1.17 Cascading Style Sheet (CSS) Pouncey dan York (2011: 3) menyatakan bahwa, "Cascading style sheets (CSS) adalah bahasa dirancang untuk menggambarkan tampilan dokumen yang ditulis dalam bahasa markup seperti HTML. Dengan CSS Anda dapat mengontrol warna teks, gaya font, jarak antara paragraf, bagaimana kolom diukur dan ditata, apapun latar belakang gambar atau warna yang digunakan, dan berbagai efek visual lainnya.”
2.2 Teori Khusus 2.2.1 Sekolah Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan Nasional (2008: 1244) sekolah yaitu bangunan atau lembaga untuk belajar dan mengajar serta tempat menerima dan memberi pelajaran (menurut tingk atanny a, ada sekolah dasar, sekolah lanjutan dan sekolah tinggi.
2.2.2 Sek olah Menengah Pertama (SMP) Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidik an Nasional (2008: 1244) sekolah menengah pertama adalah sekolah umum selepas sekolah dasar sebelum menuju sekolah menengah atas.
50 2.2.3 Sekolah Swasta Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidik an Nasional (2008: 1366) sekolah swasta bukan milik pemerintah. Jadi Sekolah Swasta adalah Sekolah yang tidak dikelola oleh pemerintah daerah, negara bagian atau nasional. mereka memeroleh hak untuk menyeleksi siswa dan
didanai
seluruhnya
atau
sebagian
dengan
membebankan biaya sekolah kepada siswa, daripada bergantung pada dana pemerintah, siswa dapat memeroleh beasiswa masuk sekolah swasta yang menjadikan biaya sekolah lebih mudah tergantung bakat siswa.
2.2.4 Absensi Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan Nasional (2008: 4) absensi adalah ketidakhadiran. Jadi absensi merupakan data kehadiran seseorang didalam suatu organisasi atau lembaga pendidikan. Dalam setiap organisasi atau lembaga pendidikan, daftar hadir dianggaplah penting karena hal tersebut akan melaporkan kepada para pemimpin bagaimana kurang lebih kinerja orang tersebut.
Dalam dunia pendidikan daftar hadir juga tidak kalah pentingnya. Dengan daftar hadir pihak sekolah dapat menerapkan kedisiplinan para siswa, serta data-data absensi tersebut perencanaan,
bimbingan
dan
dapat
berguna
untuk
pengarahan, koordinasi dan
komunikasi.
2.2.5 Penilaian Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan Nasional (2008: 1004) penilaian adalah proses, cara, atau perbuatan menilai. Arifin (2010: 4) penilaian merupakan suatu proses yang sistematis dari pengumpulan, analisis dan interpretasi informasi/data untuk menentukan sejauhmana siswa telah mencapai tujuan pembelajaran. Jadi, Penilaian diartikan sebagai proses menentukan nilai dari suatu objek. Untuk dapat menentukan suatu nilai dari objek diperlukan ukuran atau kriteria. Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai
51 terhadap hasilhasil belajar yang dicapai siswa dengan materi-materi tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilai adalah hasil belajar siswa.
2.2.6 Administrasi Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan Nasional (2008:
13)
administrasi
adalah
segala
usaha
bersama
untuk
mendayagunakan semua sumber secara efektif dan efisien.
2.2.7 Keuangan Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan Nasional (2008: 1576) keuangan adalah segala sesuatu yang bertalian dengan uang. Jadi, kegiatan yang berhubungan dengan keuangan yang ada di SMP Islam Terpadu Ulul Albab adalah kegiatan pembayaran
2.2.8 Registrasi Kamus Besar Bahasa Indonesia Departemen Pendidikan Nasional (2008: 1185) registrasi adalah pencatatan atau pendaftaran. Jadi registrasi merupakan kegiatan yang dilakukan pihak sekolah untuk mencatat data – data siswa yang mendaftar disekolah tersebut.
52 2.2.9 Kerangka Pikir
Gambar 2.24
Kerangka Pikir